Anda di halaman 1dari 12

KONSEP FIQIH DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

MODUL

Disusun untuk memenuhi tugas

Materi PAI MA

Semester 4 Tahun Akademik 2023

Dosen Pengampu:

Drs. BAHTIAR, M.Pd. I

Oleh:

Nur Diansyah

Kelas: PAI 4B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI

PONOROGO

2023
BAB I

KONSEP FIQIH DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

A. Konsep Fiqih
1. Pengertian konsep fiqih
a. Konsep fiqih menurut syariat
b. Konsep fiqih menurut para fuqaha
c. Konsep fiqih menurut kitab fiqih
B. Ruang Lingkup Fiqih
1. Objek kajian fiqih
2. Tujuan ilmu fiqih
3. Kajian ruang lingkup fiqih
C. Sejarah perkembangan fiqih
1. Sejarah perkembangan fiqih disetiap masa periodisasi
2. Periode Nabi Muhammad SAW dan sahabat
3. Kemajuan dan kemunduran ilmu fiqih
4. Perkembangan ilmu fiqih di masa periode tadwin dan taqlid
Penilaian Harian Bab 1

KOMPETENSI DASAR
3.1 Menganalisis konsep fiqih dan sejarah perkembangannya
INDIKATOR

3.1.1 Mengkorelasikan konsep fiqih, fuqaha, dan kitab-kitab lainnya

3.1.2 Mendeteksi konsep fiqih melalui kitab-kitab fiqih

3.1.3 Merinci obyek pembicaraan ruang lingkup fiqih

3.1.4 Mengaitkan setiap masa periodisasi perkembangan ilmu fiqih

3.1.5 Merinci perkembangan ilmu fiqih di masa Nabi Muhammad SAW dan sahabat

2
3.1.6 Memaksimalkan perkembangan ilmu fiqih periode Tadwin dan Taqlid

4.1.1 Menulis laporan hasil analisis konsep fiqih, fuqaha, dan kitab-kitab fiqihnya

4.1.2 Memperluas pemahaman konsep fiqih dari kitab-kitab fiqih

4.1.3 Mempresentasikan hasil analisis konsep fiqih, fuqaha dan ruang lingkupnya

4.1.4 Menerangkan perkembangan ilmu fiqih dari masa Nabi Muhammad SAW sampai
masa taqlid

Pendahuluan

Islam merupakan agama yang sempurna, terlebih dalam perihal pedoman yang
sistematis dan terstruktur dalam sebuah disiplin ilmu yang kemudian menjadi pedoman
bagi umat muslim dalam menjalankan kewajibannya menjadi hamba Allah SWT dan
menjaga kerukunan umat manusia terlebih urusan ibadah, permasalahan mengenai ibadah
tentu menjadi pokok kajian ulama dahulu dalam kemudian merumuskan hasilm dari
permasalahan tersebut, ilmu fiqih memang tak asing bagi kita umat muslim, semua
permasalahan sudah di bahas di kitab- kitab fiqih maupun ijtihad para ulama. Untuk itu
perlu sekali kita mengkaji dan membahas mengenai konsep fiqih dan bagaimana
sejarahnya agar menjadi pijakan awal kita dalam memahami isi dari ilmu fiqih yang
begitu luas.

A. Kegiatan Belajar 1
Permasalahan mengenai dengan ibadah semuanya telah diatur dalam ushul fiqih,
sehingga pelaksanaannya bukan sekedar menggugurkan kewajiban tetapi harus sesuai
tuntunan ajaran Rasulullah, lalu bagaimana konsep fiqih itu? Pada kegiatan belajar ini
kita akan mengkaji dan menganalisis konsep fiqih dari berbagai perspektif. Guna
memahaminya, simak dengan seksama materi berikut!
1. Pengertian Konsep Fiqih
a) Konsep Fiqih Menurut Syariat
Fiqih memiliki konsep tersendiri dalam islam di mana ilmu yang memiliki
tema pokok dan juga dengan kaidah dan sebuah prinsip tertentu, di karenakan
kajian yang dilakukan dengan brbagai metode tertentu. Fiqih berasal dari kata
3
fuqaha yang berarti memahami dan mengerti. Menurut istilah fiqih adalah
ilmu yang berbicara mengenai hukum-hukum syar’I amali yang penetapannya
diupayakan melalui pemahaman yang mendalam terhadap dalil yang
terperinci. Konsep fiqih dalam islam sendiri memang diperoleh dari dalil baik
dalil yang terperinci maupun tafsili, salah satu dalilnya adalah Alqur’an dan
Sunnah, qiyas dan masih banyak lagi. Jika suatu hukum tidak melalui istidlal
maupun istinbat terhadap salah satu sumber seperti yang disebutkan diatas
maka tidaklah dapat dinamakan fiqih.
b) Konsep Fiqih Menurut Fuqaha
Menurut fuqaha (ahli fiqih) adalah Ilmu yang berbicara mengenai hukum-
hukum syar’i amali yang penetapannya diupayakan melalui pemahaman yang
mendalamn terhadap dalil yang terperinci. Para ulama dan pakar ushul fiqh
memiliki metode yang berbeda dalam menyusun dan menulis kitab ushul
fiqih. Dari sini muncul beberapa metode sebagai berikut: Pertama, metode
Hanafiyah. Kedua, metode mayoritas ulama (jumhur). Ketiga penggabungan
antara dua metode sebelumnya; Keempat: mengeluarkan masalah cabang dari
ushulnya; Kelima, memaparkan ushul fiqh melalui pambahasan maqashid dan
pemahaman umum
c) Konsep Fiqih Menurut Kitab Fiqih
Secara istilah fiqih adalah ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum
syar’i yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan para mukalaf yang
dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang terperinci. Mukalaf adalah orang yang
layak dibebani dengan kewajiban. Ushul fiqih ialah ilmu yang mengkaji
tentang dalil fiqih berupa kaidah untuk mengetahui cara pengguaannya,
mengetahui keadaan orang yang menggunakannya (muttahid) dengan tujuan
mengeluarkan hukum amali ( perbuatan) dari dalil dalil secara terperinci dan
jelas. Sedangkan Kitab Fathul Qorib berisi muqaddimah serta pembahasan
ilmu fiqih. Ilmu fiqih yang dibahas secara garis besar terdiri dari empat
bagian, yaitu tentang tata cara pelaksanaan ibadah, muamalat, masalah nikah,
dan kajian hukum Islam yang membahas kriminalitas atau jinayat.

4
B. Kegiatan Belajar 2
Setelah mempelajari dan memahami konsep fiqih baik secara syariat, menurut
fuqaha dan kitab fiqih maka pembelajaran akan dilanjutkan dengan membahas objek
kajian fiqih, tujuan fiqih dan ruang lingkup fiqih. Bagaimana pembahasannya marilah
cermati dengan seksama pembahasan pada subbab ini!
1. Objek Kajian Fiqih
Objek kajian Fiqih adalah segala hal terkait perbuatan seseorang yang
telah mukalaf. Misalnya bagaimana ketentuan hukum seorang mukalaf dalam
muamalah seperti jual beli, sewa menyewa, pegadaian, pembunuhan,
tuduhan/menuduh orang lain berzina, pencurian, wakaf, dan lain sebagainya.
Termasuk juga ketentuan-ketentuan Ibadah seperti shalat, puasa, haji dan zakatnya
seorang mukalaf. Tujuannya supaya ia mengerti tentang hukum dalam
menjalankan segala perbuatan ini. Dengan demikian objek kajian fiqih ada dua
hal: Ibadah perbuatan mukallaf yang berhubungan dengan Allah. Contohnya
shalat, puasa, haji, dan lain sebagainya Muamalah Perbuatan mukallaf yang
berhubungan dengan sesama manusia. Contohnya jual beli, sewa menyewa,
pegadaian, pembunuhan, tuduhan/menuduh orang lain berzina, pencurian, wakaf,
dan lain sebagainya Objek kajian Fiqih tentang Muamalah sangat luas. Hal ini
karena hubungan manusia dengan manusia lain mencakup banyak hal. Objek
kajian Fiqih tidak luput dari berbagai aspek ini. Misalnya Fiqh Ahwal as-
Syakhsiyah (Hukum Keluarga), Fiqh Muamalah (Hukum Transaksi), Fiqh
Mawaris, Fiqh Munakahat, Fiqh Jinayah (Hukum Kriminal), Fiqh Murafa’at
(Hukum Acara), Fiqh Siyasah (Politik) dan sebagainya. Ilmu Fiqih juga
digunakan untuk mengetahui hukum-hukum seperti sunah, haram, makruh dan
lainnya.
2. Tujuan Ilmu Fiqih
Ilmu fiqih bertujuan agar dapat menerapkan hukun syariat terhadap perbuatan
dan ucapan manusia. Sehingga mendorong umat islam dalam mempelajari tentang
fiqih yaitu mencari kebiasaan paham dan pengertian dalam agama islam,

5
mempelajari hukum islam yang berhubungan dengan kehidupan manusia, kaum
muslimin bertafaqquh dalam bidang akidah dan akhlak maupun bidang muamalah
3. Kajian Ruang Lingkup Fiqih

-Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan bidang ubudiyah, seperti


sholat, puasa, dan dalam ibadah haji.

-Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan kehidupan keluarga, seperti


perkawinan, perceraian, nafkah, dan ketentuan nasab. Inilah yang kemudian disebut
ahwal as-syakhsiyah.
-Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan hubungan sosial antara umat
Islam dalam konteks hubungan ekonomi dan jasa. Contohnya jual beli, sewa
menyewa, dan gadai. Bidang ini kemudian disebut fiqih muamalah.
-Ketentuan hukum yang berkaitan dengan sanksi-sanksi terhadap tindak kejahatan
kriminal. Misalnya, qiyas, diat, dan hudud. Bidang ini disebut dengan fiqih jinayah.
-Ketentuan hukum yang mengatur hubungan warga negara dengan
pemerintahannya. Pembahasan ini dinamakan fiqih siyasah.
-Ketentuan hukum yang mengatur etika pergaulan antara seorang muslim dengan
lainnya dalam tatanan kehidupan sosial. Bidang ini disebut Ahkam khuluqiyah

C. Kegiatan Belajar 3
Berbicara mengenai sejarah tidak terlepas dari fakta-fakta yang terjadi,
begitu juga ilmu fiqih yang mempunyai sejarah tersendiri mulai dari zaman
Rasulullah SAW sampai masa taqlid. Pada kegiatan belajar kita ini akan
menelusuri sejarah fikih perkembangannya, untuk itu perhatikan materi dengan
cermat dan seksama agar cepat memahami sejarah perkembangan fiqih!
1. Sejarah perkembangan fiqih disetiap masa periodisasi
Sejarah ilmu fiqih pertama kali muncul di zaman kenabian dan disebut
juga sebagai periode risalah karena pada masa ini agama islam baru
didakwahkan. Semua permasalahan fiqih sepenuhnya di serahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, setelah nabi wafat ijtihad juga banyak dilakukan oleh para
sahabat atau juga dikenal dengan masa periode sahabat, ijtihad muncul setelah
6
sebuah permasalahan tidak dapat ditemukan dalilnya di Al-Qur’an dan Sunnah,
kemudian dilanjutkan pada masa dinasti Abbasiyah yang berlangsung selama
250 tahun hingga puncak keemasan dan kemundurannya, fase ini dianggap
paling berpengaruh dalam ilmu fiqih karena pada masa ini banyak ulama hebat
yang dilahirkan pada masa dinastyi abbasiyah yang sering kita kenal dengan
imam 4 madzhab hingga akhirnya kebekuan terjadi akibat taqlid yang hanya
menyandarkan pada ijtihad sebelumnya.
2. Periode Nabi Muhammad SAW dan sahabat
Periode ini berlangsung selama fase kenabian, yang lamanya itu kurang
lebih dari 23 tahun,. Yang dimulai sejak turunnya wahyu dan berahir dengan
wafatnya Nabi Muhammad SAW, yaitu pada tahun 11 hijriah. Pada era ini
merupakan masa pertumbuhan dan pembentukan fiqh Islam, dan suatu masa
syari’atnya Islam dalam pengertian yang sesungguhnya. Turunnya syari’at yaitu
dalam arti proses munculmya hukum-hukum sar’iyah yang hanya terjadi pada
masa kenabian ini, sebab syari’at itu turun dari Allah dan berahir dengan
turunnya wahyu setelah Nabi wafat. Nabi Muhammad SAW sendiri tidak punya
kekuasaan untuk membuat hukum-hukum sar’iyah, karena tugas seorang rosul
hanya menyampaiakn hukum-hukum sar’iyah itu kepada ummatnya. Jadi
sumber fiqh pada periode ini adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah (termasuk ijtihad
Nabi) saja. Sedangkan ijtihad para sahabat belum dapat dianggap sebagai
sumber, walaupun Nabi yang meyuruh sahabat untuk berijtihad, tetapi ijtihad
mereka pada umumnya berkisar pada cara penerapan hukum dalam memberikan
keputusan dan peradilan atau memberi fatwa. Dan apabila mereka berijtihad
mengenai suatu hukum, maka hasilnya ijtihadnya itu dikembalikan kepada Nabi
dan diminta pengesahan dari beliau. Pada periode ini berlangsung selama masa
Khulafaur Rosyidin. Bermula sejak wafatnya Nabi Muhammad, dan berahir
ketika Muawwiyah bin Abi Sofyan menjabat sebagai khalifah pada tahun 41
hijriah (661 M). Pada periode ini, didaerah Islam semakin bertambah luas
sehingga meliputi Mesir, Syiria, Irak dan yang lainnya. Maka timbullah banyak
persoalan hukum baru yang belum pernah terjadi dimasa Nabi. Dengan

7
demikian Fiqh telah mempunyai dua sumber utama yaiti al-Qur’an dan As-
sunnah, dan satu sumber pelengkap yaitu ijtihad. Karena ijtihad dan beberapa
faktor lain, maka para mujtahidin terbuhul kedalam dua aliran yaitu aliran Ahlul
hadist dan aliran Ahlu Ra’yi
3. Kemajuan dan kemunduran ilmu fiqih
Abad ke II Hijriyah merupakan abad kelahiran fiqih yang telah terwujud
dalam bentuk ilmu yang disusun secara sistematis, analisis, dan argumentatif
yang ditulis oleh para fuqaha imam madzhab. Pada periode ini perkembangan
fiqih Islam mencapai puncak kejayaannya bersamaan dengan kemajuan dunia
Islam dalam berbagai bidang. Adapun yang menjadi latar belakang pesatnya
pertumbuhan serta perkembangan fiqih Islam pada saat itu adalah karena adanya
jalinan yang baik antara ulama dan khalifah (umaro’), selain itu juga, didukung
oleh adanya kecenderungan kebebasan yang seluas-luasnya bagi ulama untuk
melakukan ijtihad. Oleh sebab itu periode ini lebih dikenal dengan “ Periode
Ijtihad dan Keemasan Fiqih Islam” yang telah banyak melahirkan para ulama-
ulama fiqih. Selama berlangsungnya periode ijtihad ini, kemajuan dan keemasan
fiqih Islam ini, sportivitas para mujtahid begitu tinggi, juga sikap para penganut
madzhab yang cenderung obyektif tanpa mengabaikan kelemahan serta
kekurangan yang ada. masing-masing mujtahid tetap mengakui kelebihan satu
dengan yang lain. serta menyadari kekurangan masing-masing. Adanya
perbedaan pendapat diantara mereka tidak lantas membuat mereka saling
merendahkan antara yang satu dengan yang lain, saling menyalahkan, ataupun
mengklaim bahwa pendapat merekalah yang paling mendekati kebenaran. Justru
adanya perbedaan yang ada di tengah-tengah mereka menjadi sarana untuk
saling menghargai bahkan memuji antara mereka.Sebagai ilustrasi, Imam As
Syafi’i tetap menghormati keistimewaan Imam Abu Hanifah.
Pada akhir Abad ke IV Hijriyah, keadaan dunia fiqih sudah mulai
mengalami stagnasi dan Kejumudan, sehingga muncullah perdebatan-perdebatan
antara penganut madzhab. Periode ini lebih dikenal dengan “periode taqlid”.
yang ditandai dengan munculnya perdebatan sengit antara pengikut madzhab

8
untuk mempertahankan bahwa pendapat madzhabnya lah yang paling benar,
sehingga gairah dan semangat Ijtihad sebahaimana yang terjadi pada periode
sebelumnya sudah tidak nampak lagi. DR Musthafa Ibrahim Az Zulamy dalam
bukunya “ Asbab Ihtilafi-fuqaha’ fi al ahkam as Syariyyah” menjelaskan bahwa
diantara faktor yang menyebabkan menurunnya semangat dan gairah berijtihad
pada masa ini adalah:
• Munculnya fanatisme madzhab
Sebagian besar ulama pada masa itu dipengaruhi oleh perasaan dan sikap
seakan tidak sanggup lagi untuk mencapai sesuatu yang telah dicapai oleh
ulama sebelumnya. Yang pada akhirnya hal ini berimplikasi kepada sikap
mengutamakan taqlid kepada salah satu mazhab tertentu, dan menutup diri
untuk berijtihad.
• Krisis politik yang terjadi pada masa khilafah Abbasiyah
Krisis politik yang terjadi pada masa itu ternyata berdampak kepada
lemahnya ruh kebebasan dalam berijtihad dan berpendapat terutama dalam
masalah syariah.
• Terbatasnya upaya ulama hanya dalam meringkas dalam hal ini banyak
diantara para ulama yang hanya memusatkan perhatian dan
pembahasannya hanya terbatas kepada teks matan, mukhtashar, syarah,
hasyiyah, namun tidak mempelajari kitab-kitab terdahulu yang bernilai
lebih tinggi. itulah dinamika perjalanan fiqih Islam, yang pernah
mengalami masa keemasaan juga era kemunduran. Dengan membaca
kembali sejarah perkembangan fiqih dari masa ke masa, umat Islam
khususnya para pemerhati fiqih dapat mengambil pelajaran yang sangat
berharga, terutama bagaimana bersikap dalam menghadapi perbedaan-
perbedaan yang ada di tengah-tengah umat Islam saat ini khususnya yang
menyangkut masalah-masalah fiqhiyah yang sangat identik dengan
perbedaan pendapat. Semangat untuk senantiasa lebih giat belajar dah
mengkaji disiplin-disiplin ilmu syariah, seperti ‘ulum al quran, ‘ulum al
hadist, Bahasa Arab dan sastranya, fiqih dan ushulnya serta ilmu-ilmu

9
pendukung lainnya. Sehingga perasaan lemah serta sikap seakan tidak
sanggup lagi untuk mencapai sesuatu yang telah dicapai oleh ulama
sebelumnya akan sedikit demi sedikit terhapuskan. Dengan demikian fiqih
akan menjadi sebuah disiplin ilmu yang mampu menjawab persoalan-
persoalan keagamaan yang terus berkembang dengan begitu dinamis. Dan
pada akhirnya Islam benar-benar menjadi agama yang Universal
4. Perkembangan ilmu fiqih di masa periode madzab dan taqlid
Pemerintah Islam pasca keruntuhan Daulah Umayyah segera digantikan
oleh Daulah Abbasiyyah. Masa Abbasiah ini disebut juga masa Mujahidin dan
masa pembukuan fikih, karena pada masa ini terjadi pembukuan dan
penyempurnaan fikih. Pada masa Abbasiyyah, yang dimulai dari pertengahan
adab ke-2 H sampai peretngahan abad ke-4 ini, muncul usaha-usaha
pembukuan al–Hadis, Atsar Sahabat dan fatwa-fatwa tabi’in dalam bidang fikih,
tafsir, ushul al-fikih dan sebagainya. Pada masa ini pada lahir para tokoh dalam
istinbat dan perundangan-undangan Islam. Masa ini disebut masa keemasan
Islam yang ditandai dengan berkembangannya ilmu pengetahuan yang
pengaruhnya dapat dirasakan hingga sekarang.
Pada masa ini muncul pula mazhab-mazhab fikih yang banyak
mempengaruhi perkembangan hukum Islam. Diantaranya: Perkembangan Ilmu
Fikih Periode Taqlid, sejak akhir pemerintahan Abbasiyyah, tampaknya
kemunduran berijtihad sehingga sikap taqlid berangsur-angsur tumbuh merata di
kalangan umat Islam. Yang di maksud dengan masa taqlid adalah masa ketika
semangat (himmah) para ulama untuk melakukan ijtihad mutlak mulai melemah
dan mereka kembali kepada dasar tasyri’ yang asasi dalam peng-istinbath-an
hukum dari nash al-Qur’an dan al-Sunnah. Sebab-sebab Taqlid Pada
Perkembangan Ilmu Fikih Secara umum sikap taqlid disebabkan oleh
keterbelengguan akal pikiran sebagai akibat hilangnya kebebasan berpikir.
Sikap taqlid disebabkan pula oleh adanya para ulama saat itu yang kehilangan
kepercayaan diri untuk berijtihad secara mandiri. Mereka menganggap para
pendiri mazhab lebih cerdas ketimbang dirinya. Sikap taqlid juga disebabkan

10
oleh banyaknya kitab fikih dan berkembangnya sikap berlebihan dalam
melakukan kitab-kitab fikih. Hilangnya kecerdasan individu dan merajalelanya
hidup materialistik turut mempertajam munculnya sikap taqlid
Masa taqlid disebut juga masa para fuqaha mempropagandakan mazhab
dan aliran mereka masing-masing. Mereka menulis kitab-kitab yang
menjelaskan keistimewaan imam mereka masing-masing dan memberi fatwa
pula bahwa orang yang bertaqlid (muqallid) tidak boleh menggabungkan
mazhab satu dengan mazhab lainnya. Pada masa ini kitab-kitab para ulama
mazhab dapat dikategorikan kepada tiga kelompok, yaitu matan, syarh dan
hasyiyah. Matan adalah kumpulan masalah-masalah pokok yang disusun dengan
bahasa yang sederhana dan mudah. Syarh merupakan komentar dari kitab matan
agar lebih terperinci. Sedangkan hasyiyah adalah komentar dari syarh yang
dirasa masih perlu dijabarkan atau diperinci kembali.

Rangkuman

a. Fiqih berasal dari kata faqiha yafqahu fiqhan yang bermakna memahami atau
pemahaman,definisi fiqih sendiri adalah ilmu yang mmbahas seluruh hukum syar’i
yang bersifaty amaliah yang ditemukan dan ditelusuri melalui dalil yang berasal dari
tafsili
b. Ushul fiqih ialah ilmu yang mengkaji tentang dalil fiqih berupa kaidah untuk
mengetahui cara pengguaannya, mengetahui keadaan orang yang menggunakannya
(muttahid) dengan tujuan mengeluarkan hukum amali ( perbuatan) dari dalil dalil
secara terperinci dan jelas.
c. Objek kajian fiqih ada dua hal: Ibadah perbuatan mukallaf yang berhubungan dengan
Allah dan hablumminannnas
d. Ilmu fiqih bertujuan agar dapat menerapkan hukun syariat terhadap perbuatan dan
ucapan manusia
e. Ruang lingkup : Ubudiyah, muamalah, ahwalussyakhsiyah, jinayat, dll
f. Sejarah ilmu fiqih pertama kali muncul di zaman kenabian dan disebut juga sebagai
periode risalah karena pada masa ini agama islam baru didakwahkan. Semua
11
permasalahan fiqih sepenuhnya di serahkan kepada Nabi Muhammad SAW, setelah
nabi wafat ijtihad juga banyak dilakukan oleh para sahabat atau juga dikenal dengan
masa periode sahabat, kemudian mengalami masa kejayaaan pada dinasti abbasiyah
hingga akhirnya mengalami kemunduran d akhir keedaulatan abbasiyah atau lebih
dikenal dengab periodisasi taqlid

Penilaian Harian 1
1. Apa yang kamu ketahui tentang fiqih?
2. Apa saja konsep fiqih menurut para fuqoha?
3. Apa saja yang mendorong umat islam untuk mempelajari ilmu fiqih?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fiqih ibadah!
5. Sebutkan ruang lingkup ilmu fiqih!
6. Sumber hukum yang menjadi rujukan dalam ilmu fiqih adalah ?
7. Bukti kemajuan fiqih terdapat pada masa dinasti?
8. Thaharah dan puasa merupakan bagian ilmu fiqih yang berkaitan dengan?
9. Mengapa pada zaman Nabi Muhammad SAW disebut sebagai perkembangan
periode risalah?
10. Sebutkan factor apa saja yang menyebabkan kemunduran ilmu fiqih!
11. Mengapa fiqih dianggap memiliki komnsep tersendiri?
12. Sebutkan pembahasan yang masuk dalam cakupan ahwalusy-syakhshiyyah!
13. Apa bentuk permasalahan yang muncul pada periode sahabat dan tabiien?
14. Apa yang dimaksud fiqih muamalah dan jelaskan bagian-bagiannya!
15. Jelaskan masa periode tadwin dan taqlid!

12

Anda mungkin juga menyukai