Anda di halaman 1dari 25

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BERBASIS NILAI PANCASILA DAN


AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

Penulis: Muhammad Zainuddin, SH., MH

Diterbitkan oleh
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS NILAI
PANCASILA DAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

Penulis:
Muhammad Zainuddin, SH., MH

Editor:
Achmad Syarif Sirojuddin
Purwo Adi Wibowo

Desain Sampul:
Elisa Sulistiyowati

Cetakan ke 1, Edisi 1, September 2020

Diterbitkan oleh:
UNISNU Press
Alamat: Kampus UNISNU Jepara
08957-1000-3000 ; 0857-2930-2000
IG: @pressunisnu ; FB: Unisnu Press Jepara
Email: unisnupress@unisnu.ac.id

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Zainuddin, Muhammad.
Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila
dan Ahlussunnah Wal Jama’ah / Penulis, Zainuddin. --
Jepara: UNISNU Press, 2020.
x + 200 hlm. ; 14,8 x 21 cm.

ISBN 978-623-91604-5-6

Hak cipta pada penulis; hak penerbitan pada UNISNU Press


Tidak boleh direproduksi sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit

[ii]
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas Rahmat, Hidayah, dan karunia-nya penulis
dapat menyusun buku ini. Sebagai manusia
berketuhanan kita diwajibkan untuk selalu belajar dan
menuntut ilmu, sebagai bekal dalam hidup bersosial,
berbangsa, dan bernegara, hingga untuk bekal pada
alam yang selanjutnya. Terkait pembelajaran dalam
berbangsa dan bernegara telah diberikan salah satu
kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan semenjak di
Sekolah Dasar.
Amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, terkait
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diatur
dalam Pasal 37ayat (2), dimana untuk jenjang perguruan
tinggi wajib memuat kurikulum inti yaitu Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan bahasa.
Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
bertujuan untuk melatih para mahasiswa dalam
bersikap, berpikir kritis, analitis, dan bertindak demokratis,
dengan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Tahun 1945. Sehingga negara perlu
menyelenggarakan Pendidikan Kewarganegaraan,
mengingat setiap generasi adalah orang baru yang
harus mendapat pengetahuan, sikap/nilai dan
keterampilan. Selain itu pula, warga negara mampu
mengembangkan kepribadian serta memiliki watak atau
karakter yang baik dan cerdas (smart and good citizen)
untuk hidup dalam kehidupan bermasyarakat,

[iii]
berbangsa dan bernegara sesuai dengan demokrasi
konstitusional.
Selain membentuk karakter dalam sikap dalam
berbangsa dan bernegara, perlu juga memberikan
bekal dengan landasan agama, guna meningkatkan
nilai religius dalam bermasyarakat, terutama nilai
Ahlussunnah Wal Jama’ah pada agama Islam, ajaran
agama sangat relevan bila diterapkan dalam
berbangsa dan bernegara, mengingat landasan
berdirinya bangsa Indonesia adalah Ketuhanan Yang
Maha Esa.
Semoga kehadiran buku ini dapat memberikan
manfaat sebagai mana yang diharapkan oleh penulis.
Tegur sapa, kritik, saran, koreksi dari pembaca akan kami
terima dengan terbuka melalui mzyahud@gmail.com
Pembaca juga dapat berdiskusi dengan penulis secara
langsung atau melalui Email.
Jepara, 17 Agustus 2020

Penulis

[iv]
Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................... III


Daftar Isi................................................................................... V
Daftar Tabel dan Bagan ....................................................... IX
BAB I PEMBERIAN MATA KULIAH PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN KEPADA MAHASISWA DI
PERGURUAN TINGGI ............................................................... 1
A. Subtansi Dan Tujuan Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Mahasiswa di Perguruan Tinggi ................................... 2
B. Dasar Pemberian Mata Kuliah
Kewarganegaraan Kepada Mahasiswa ................... 6
C. Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Masa Depan ................................................................ 10
D. Hakikat dan Pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan ..................................................... 12
BAB II BENTUK NEGARA DAN LEMBAGA NEGARA
INDONESIA ............................................................................. 15
A. Hakikat Negara Indonesia ......................................... 15
B. Antara Nusantara dan Indonesia ............................. 17
C. Identitas Nasional Indonesia ...................................... 19
D. Lembaga-Lembaga Negara .................................... 21
BAB III HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ............... 43
A. Hak Dan Kewajiban Warga Negara
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 .............. 43
B. Hak Asasi Manusia (HAM) .......................................... 45
C. Hak Dan Kewajiban Dalam Bela Negara ................ 52

[v]
D. Perspektif Yuridis Dan Empiris Hak Asasi Warga
Indonesia ...................................................................... 54
BAB IV KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA
DAN NEGARA ........................................................................ 57
A. Undang-Undang Dasar 1945 Sebagai
Konstitusi Indonesia ..................................................... 59
B. Hubungan Konstitusi Terkait dengan Tugas
dan Fungsi Negara ..................................................... 61
C. Perkembangan Konstitusi di Indonesia .................... 62
D. Kajian terhadap Mahkamah Konstitusi (MK) .......... 72
BAB V PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA ............. 77
A. Pemahaman Dasar Terkait Ideologi ........................ 77
B. Alasan Pancasila dapat Menjadi Ideologi
Bangsa .......................................................................... 83
C. Dasar Hukum Penetapan Pancasila Sebagai
Ideologi Bangsa .......................................................... 86
D. Macam-Macam Ideologi di Dunia .......................... 88
E. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan
Ideologi Lain ................................................................ 98
BAB VI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
SOSIAL, BERBANGSA, DAN BERNEGARA .......................... 107
A. Nilai-Nilai Dasar Pancasila ....................................... 107
B. Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila dalam
Kehidupan Masyarakat, Berbangsa, dan
Bernegara .................................................................. 118
C. Internalisasi Nilai Pancasila Melalui Pendidikan .... 124
D. Membudayakan Nilai Pancasila ............................ 126
E. Pengembangan Nilai-Nilai Pancasila .................... 128

[vi]
BAB VII GEOSTRATEGI INDONESIA DALAM WUJUD
PERTAHANAN NEGARA ...................................................... 135
A. Pengertian Dan Hakikat Pertahanan Negara ...... 137
B. Tujuan Dan Fungsi Pertahanan Negara ................. 139
C. Bela Negara Sebagai Upaya Mewujudkan
Ketahanan Nasional ................................................. 140
D. Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia ......... 146
BAB VIII WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI WUJUD
GEOPOLITIK INDONESIA ..................................................... 149
A. Latar Belakang Konsep Wawasan Nusantara ...... 150
B. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara
Sebagai Geopolitik Indonesia ................................. 154
C. Esensi Dan Urgensi Wawasan Nusantara ............... 156
D. Implementasi Wawasan Nusantara Pada
Konsep Geopolitik ..................................................... 159
E. Dinamika Dan Tantangan Wawasan
Nusantara ................................................................... 162
BAB IX AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH DALAM KAITAN
NAHDLATUL ULAMA ............................................................ 165
A. Landasan Berdirinya Ahlussunnah Wal
Jama’ah ..................................................................... 165
B. Landasan Berdirinya Nahdlatul Ulama .................. 168
C. Hubungan Ahlusunnah Wal Jama’ah Dengan
Nahdlatul Ulama ....................................................... 170
D. Ahlusunnah Wal Jama’ah Versi Nahdlatul
Ulama .......................................................................... 172
BAB X AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH DALAM KAITAN
NAHDLATUL ULAMA ............................................................ 175
A. Nilai Ahlussunnah Wal Jama’ah Dalam Bidang
Kehidupan .................................................................. 175

[vii]
B. Konsep Hubbul Wathan Minal Iman Wujud
Benteng Pertahanan Negara Dalam Ajaran
Islam. ........................................................................... 180
BAB XI PERAN NILAI PANCASILA DAN AJARAN
AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH SEBAGAI PENANGKAL
RADIKALISME ....................................................................... 183
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 190

[viii]
Daftar Tabel dan Bagan
Tabel 3. 1. Bentuk Hak dan Jenis hak yang
dilindungi ............................................................. 49
Tabel 4. 1. Perbedaan Sifat antara Konstitusi Tertulis
dan Tidak Tertulis ................................................ 58
Tabel 5. 1. Tabel Perbedaan Ideologi Terbuka dan
Tertutup ............................................................... 82
Tabel 5. 2. Perbedaan Ideologi Pancasia dengan
Ideologi yang Lain. .......................................... 104
Bagan 1. 1 Pembagian Objek Pembahasan ..................... 3
Bagan 5. 1. Bentuk Pemisahan Paham Nasionalisme ..... 95

[ix]
[x]
BAB PEMBERIAN MATA KULIAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
I KEPADA MAHASISWA DI PERGURUAN
TINGGI

Dalam rangka mempersiapkan generasi bangsa yang


cerdas, unggul, bertanggung jawab, dan berkarakter,
pembelajaran tentang Pendidikan Kewarganegaraan
dipelajari mulai semenjak di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas.
Sedangkan di jenjang Perguruan Tinggi termasuk
pembelajaran wajib bagi mahasiswa.
Mata kuliah tentang pendidikan kewarganegaraan
masuk dalam kelompok pengembangan kepribadian bagi
mahasiswa di Perguruan Tinggi, selain mata kuliah Panca-
sila, Pendidikan Agama, Ilmu Sosial Budaya Dasar, dan
Bahasa Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan dikenal
juga sebagai civic education, citizenship education, dan
democracy education. Mata kuliah Pendidikan Kewarga-
negaraan yang diberikan kepada mahasiswa di Perguruan
Tinggi berkaitan erat dengan Filsafat Pancasila. Oleh karena
itu, materi tentang pendidikan kewarganegaraan dianggap
memiliki paradigma baru, yaitu paradigma pendidikan

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila |1


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
kewarganegaraan yang berbasiskan Pancasila. 1 Sehingga
sangat perlu diberikan kepada mahasiswa.

A. Subtansi Dan Tujuan Pembelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa di Perguruan
Tinggi
Terkait substansi keilmuan, pembahasan dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
objek yang jelas, baik secara material maupun formal.
Tentunya hal ini sebagai syarat ilmiah cabang sebuah ilmu,
yang juga mensyaratkan metode dan sistem yang bersifat
universal.
Objek pembahasan material merupakan tujuan yang
ingin dicapai, sehingga dilakukan pembahasan dan pengka-
jian oleh suatu bidang atau cabang ilmu. Adapun objek
pembahasan secara formal merupakan arah atau sudut
pandang yang digunakan untuk membahas dari objek mate-
rial. Secara sederhana dalam pembagian objek pembahasan
dapat kita lihat sebagai berikut.

1 Kaelan dan Ahmad Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Paradigma, 2010), Halaman 1

2| Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
Objek Materi
Pembahasan
Pendidikan
Kewarganegaraan

Objek Material Objek Formal

Materi tentang Hubungan


Warga negara antara Warga Pembelaan
negara dan terhadap
Negara, negara oleh
Sikap, termasuk warga negara
Wawasan, serta sesama warga negara
Perilaku Warga negara
negara

Bagan 1. 1 Pembagian Objek Pembahasan

Objek pembahasan tersebut diperinci menjadi pokok-


pokok bahasan atau substansi kajian dalam pendidikan
kewarganegaraan yang meliputi:
1) Filsafat Pancasila,
2) Identitas Nasional,
3) Negara dan Konstitusi,

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila |3


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
4) Demokrasi Indonesia,
5) Rule of Law (aturan hukum) dan Hak Asasi Manusia
(HAM),
6) Kewajiban dan Hak Warga negara,
7) Geopolitik Indonesia, dan
8) Geostrategi Indonesia.

Tujuan akhir yang ingin dicapai dari pokok-pokok


bahasan di atas adakalanya bersifat sosiologis, yaitu untuk
membentuk kaum akademisi dan profesional yang memiliki
rasa cinta tanah air, memiliki kebanggaan secara hebat
kepada negara, berjiwa demokratis, serta memiliki sifat
sosial sesuai amalan Pancasila. Oleh karena itu, mahasiswa
diharapkan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-
hari dengan berperan aktif dalam membangun kehidupan
yang selaras sesuai dengan sistem nilai Pancasila.
Secara Yuridis, pemberian mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan untuk mahasiswa di Perguruan Tinggi
masuk pada kategori mata kuliah pengembangan kepriba-
dian. Ketentuan tersebut dapat ditemukan dalam ketentuan
rambu-rambu pelaksanaan kelompok mata kuliah di Pergu-
ruan Tinggi. Visi pengembangan kepribadian mahasiswa di
Perguruan Tinggi adalah untuk membentuk sumber nilai
serta pedoman dalam pelaksanaan pengembangan dan
penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan
mahasiswa untuk memantapkan kepribadian sebagai

4| Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
manusia Indonesia seutuhnya.2 Sedangkan misi dari mata
kuliah Pengembangan Kepribadian yang diberikan di
Perguruan Tinggi adalah membantu mahasiswa agar secara
konsisten dan berkesinambungan mampu mewujudkan nilai
dasar keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsaan yang
kuat sehingga mampu menimbulkan rasa cinta tanah air,
menguasai, menghayati, mengamalkan bahkan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni
yang dimiliki dengan rasa tanggung jawab.
Standar kompetensi yang wajib dikuasai oleh maha-
siswa dalam mata kuliah tentang pengembangan kepriba-
dian antara lain nilai budaya, agama, dan kewarganegaraan.
Mahasiswa nantinya diharapkan mampu untuk mengimple-
mentasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari, baik dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan
berbangsa. Memiliki kepribadian yang baik, mampu bersi-
kap rasional, berpikir kritis, etis, dinamis, memiliki panda-
ngan luas, dan mempunyai sikap demokratis yang berke-
adaban. Secara spesifik, kompetensi yang diharapkan untuk
dicapai dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ada-
lah “Menjadi ilmuwan yang profesional serta memiliki rasa
kebangsaan kuat dan cinta tanah air, demokratis yang
berkeadaban, terbentuk menjadi warga negara yang
berkarakter, berdaya saing, disiplin, dan berperan aktif
2 Lihat pada ketentuan Pasal 1 Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor


43/DIKTI/Kep/2006 tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian di Perguruan Tinggi.

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila |5


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
dalam pembangunan kehidupan yang damai dengan
landasan nilai Pancasila”.
Pada akhir tujuannya, mahasiswa diharapkan mampu
mengimplementasikan nilai-nilai kehidupan yang diberikan
dalam materi Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan
sistem nilai Pancasila, serta mampu berperan dalam pemba-
ngunan masyarakat dari kaum akademisi atau individu yang
terdidik. Dengan begitu, mahasiswa mampu mempengaruhi
masyarakat pada umumnya, dengan memiliki tekad dan
kemauan yang kuat dalam mewujudkan kaidah-kaidah nilai
berbangsa serta bernegara demi mewujudkan masyarakat
yang madani.

B. Dasar Pemberian Mata Kuliah Kewarganegaraan


Kepada Mahasiswa
Secara Yuridis, dasar hukum pemberian materi
pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi kepada
mahasiswa diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Peraturan tersebut diantaranya Undang-Undang Dasar
1945, UU Nomor 3 Tahun 2002 yang mengatur tentang
Sistem Pertahanan Negara, UU Nomor 20 Tahun 2003 yang
mengatur tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta yang
masih berlaku sampai sekarang yaitu Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi bagian Departemen Pendidikan
Nasional Nomor 43 Tahun 2006 yang mengatur tentang
Muatan Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

6| Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
Dalam dasar hukum pertama yang terdapat dalam
hukum tertinggi negara Indonesia, dimana pada ketentuan
pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 alinea
keempat, disebutkan cita-cita bangsa yang diantaranya ada-
lah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini kemudian
dipertegas kembali pada Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 yang
mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan pengajaran, bahkan negara mewajibkan
kepada warganya untuk mendapatkan pendidikan dasar,
sehingga untuk pelaksanaan pendidikan dasar maka
pemerintah wajib membiayainya. Kewajiban pemerintah
dalam memberikan pendidikan kepada warga negara maka
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, sistem pendidikan ini berorien-
tasi untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia setiap peserta didik, selain itu juga dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dasar hukum yang kedua ialah Undang-Undang ten-
tang Pertahanan Negara, Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2002 sebenarnya merupakan pengganti atas UU Nomor 20
Tahun 1982 yang mengatur tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia.
Penggantian ini bertujuan untuk mengikuti perkembangan
dan memenuhi akan kebutuhan yang semakin berkembang,
sehingga diperlukan pembaruan untuk melingkupinya.
Tentunya timbul suatu pertanyaan apa korelasi antara atu-
ran hukum terkait Pertahanan Negara dengan Pendidikan

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila |7


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
Kewarganegaraan? Kita dapat melihat subtansi kajian dalam
pendidikan kewarganegaraan pada perguruan tinggi, yang
diantaranya adalah Kewajiban dan Hak Warga Negara dan
Geostrategi Indonesia. Karena terdapat kesamaan dalam
subtansi pembelajaran sehingga dijadikan dasar untuk pem-
belajaran pendidikan kewarganegaraan.
Selaras dengan itu, undang-undang tentang pertaha-
nan negara dimana pada ketentuan Pasal 9 telah mengama-
natkan bahwa setiap warga negara memiliki kewajiban
untuk ikut serta dalam upaya bela negara, upaya tersebut
dapat diimplementasikan melalui pendidikan kewarganega-
raan, mengikuti pelatihan dasar kemiliteran secara wajib,
Pengabdian diri menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia
(TNI) secara sukarela, dan dapat pula melakukan pengab-
dian sesuai dengan profesi, keahlian, kemampuan dan juga
bakat yang dimiliki.
Ketentuan terkait upaya bela negara melalui pendi-
dikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran atau
wajib militer, dan pengabdian diri kepada negara sesuai
dengan profesi, nantinya akan diatur tersendiri pada
undang-undang yang lain.
Dasar ketiga ialah Undang-Undang tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu UU Nomor 20 Tahun 2003, Da-
lam UU ini, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
diatur dalam BAB X Kurikulum Pasal 37 ayat (1). Dimana
kewarganegaraan merupakan kurikulum pendidikan dasar

8| Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
dan menengah selain pendidikan agama, bahasa, matema-
tika, ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, seni
dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keteram-
pilan/ kejujuran, dan muatan lokal.
Sedangkan untuk kurikulum inti di perguruan tinggi
adalah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,
dan bahasa. Kewajiban memuat kurikulum inti terdapat
pada Pasal 31 ayat (2). Pemberian kurikulum inti di pergu-
ruan tinggi tidak berlaku bagi seluruh mahasiswa yang
menempuh pendidikan, akan tetapi hanya diberikan kepada
mahasiswa yang menempuh pendidikan pada program
Diploma 3 (D3) dan Strata 1 (S1).
Dasar keempat adalah Keputusan dari Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi bagian Departemen Pendidikan
Nasional Nomor 43 Tahun 2006, Keputusan tersebut
memberikan muatan tentang rambu-rambu pelaksanaan
kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian di Pergu-
ruan Tinggi. Keputusan ini merupakan tindak lanjut dalam
mengimplementasikan aturan hukum tentang sistem pendi-
dikan nasional yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003. Secara garis besar isi keputusan ini membahas ten-
tang teknis dalam pelaksanaannya, diantaranya kompe-
tensi, subtansi kajian, metodologi pembelajaran, status dan
beban studi, penilaian hasil belajar, kodifikasi dan sebaran,
persyaratan kualifikasi dosen, fasilitas pembelajaran, serta
wadah penyelenggara mata kuliah pengembangan
kepribadian.

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila |9


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
C. Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Masa
Depan
Manusia memiliki keterbatasan dalam menebak atau
memprediksi kemungkinan yang akan terjadi. Paling tidak,
yang bisa dilakukan adalah mempersiapkan diri terhadap
berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi di masa depan.
Pada era 4.0 saat ini pun, dengan kecanggihan informasi
dan teknologi, manusia tidak mampu menjawab kepastian
terhadap sesuatu yang akan terjadi.
Pernahkah kita berpikir tentang kemungkinan yang
akan terjadi dalam kehidupan bangsa Indonesia pada 10,
30, atau 50 tahun yang akan mendatang? Mungkinkah
bangsa Indonesia masih seperti saat ini? atau mengalami
kemajuan betapa cepatnya. Kita bisa mengidentifikasi
kondisi Negara Indonesia pada 10 tahun, 30 tahun, dan 100
tahun yang lalu, kemudian kita bandingkan dengan kondisi
saat ini. Indikatornya berupa fakta maupun peristiwa yang
telah terjadi. Tidak menuntut kemungkinan akan ditemukan
hal-hal yang sama atau identik antara fakta dan peristiwa
masa lalu dengan kehidupan yang terjadi saat ini. Indikator-
indikator inilah yang kemudian dikaji dalam pendidikan
kewarganegaraan.
Negara Indonesia dalam analisa yang dilakukan oleh
ahli bahwa pada tahun 2045 atau tahun ketika Indonesia
memasuki 100 tahun kemerdekaan, bangsa Indonesia akan
mendapat bonus demografi (demographic bonus). Negara

10 | Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
Indonesia pada tahun 2030-2045 akan mempunyai sumber
daya manusia dengan usia yang produktif (15-64 tahun)
yang berlimpah, inilah yang disebut dengan istilah bonus
demografi. Bonus demografi dapat dimanfaatkan secara
optimal dan maksimal apabila dipersiapkan dengan benar
dan baik, melalui cara-cara yang paling strategis, salah
satunya melalui bidang pendidikan, termasuk pendidikan
kewarganegaraan.
Perkembangan era global yang begitu cepat terutama
dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi yang
mampu mengakibatkan perubahan terhadap tatanan
kehidupan, termasuk perilaku warga negara, tidak terke-
cuali adalah peserta didik. Warga negara dalam berperilaku
ada dua Kecenderungan, yakni perilaku secara positif dan
negatif. Pendidikan Kewarganegaraan harus dijadikan alat
agar mampu mendorong warga negara agar mampu
mengarah pada memanfaatkan yang positif dari perkem-
bangan Iptek dalam membangun negara maupun bangsa.
Begitu juga sebaliknya, Pendidikan Kewarganegaraan perlu
melakukan intervensi terhadap perilaku warga negara yang
cenderung mengarah kepada hal yang bersifat negatif.
Sehingga kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan yang
diajarkan baik dari materi yang akan diberikan, metode
yang digunakan, dan sistem pelaksanaan evaluasinya harus
selalu disesuaikan dengan perkembangan Ilmu Penge-
tahuan dan Teknologi.

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila | 11


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
Kemajuan suatu negara tidak ditentukan atau tergan-
tung dari negara lain, melainkan sangat tergantung terha-
dap kemampuan negara itu sendiri. Untuk menjadi negara
yang madani pada masa depan, serta bermartabat dan
dihormati maupun disegani oleh negara lain, semuanya
sangat tergantung kepada bangsa Indonesia. 3 Sehingga
untuk mengatur itu semua diperlukan SDM yang unggul,
cerdas, berdaya saing, serta berkarakter. Demikian pula ma-
sa depan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
sangat berkaitan dengan eksistensi konstitusi negara Indo-
nesia. Selain itu, di antara faktor lainnya ialah perkem-
bangan, tuntutan kemajuan bangsa, serta yang tidak kalah
penting adalah faktor pelaksanaan dari konstitusi.

D. Hakikat dan Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan


Penilaian atas pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan dapat kita tinjau melalui sudut pandang
historis, etimologis, sosiologis, yuridis, dan politis.
Historis : Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
Indonesia pada mulanya dilaksanakan oleh
organisasi pergerakan dengan tujuan dalam
membangun semangat rasa kebangsaaan dan
meraih Indonesia merdeka.

3 Paristiyanti Nurwardani, dkk, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan

Kemahasiswaan, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan


Kewarganegaraan, (Jakarta : Ristek Dikti, 2016) , Halaman 23.

12 | Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
Etimologis : Secara Etimologis pendidikan Kewarga-
negaraan berasal dari kata “Pendidikan” yang
memiliki makna usaha yang terencana dan
terstruktur untuk mewujudkan suasana belajar
maupun dalam proses pembelajaran, sehingga
secara aktif akan menggali dan
mengembangkan potensi dirinya.
Sosiologis : Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia
dilaksanakan pada tataran sosial kultural oleh
para pemimpin, dimana masyarakat didorong
bahkan memaksa agar dalam hati nurani
mampu untuk mencintai tanah air dan bangsa
Indonesia.
Yuridis : Pendidikan Kewarganegaraan diberikan de-
ngan tujuan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebang-
saan tinggi dan memiliki rasa cinta tanah air.
Selain itu sebagai upaya untuk membentuk
karakter, kepribadian, dan SDM yang unggul
dan memiliki daya saing.
Politis : Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
Indonesia, sangat dipengaruhi oleh tuntutan
UUD 1945 dan kebijakan Pemerintah yang
berkuasa, sehingga disesuaikan dengan masa-
nya pemegang kewenangan.

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila | 13


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kepada
mahasiswa di Perguruan Tinggi pada hakikat sangat penting,
salah satu tujuannya untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa agar mampu berpikir kritis, analitis, bersikap
atau bertindak secara demokratis berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Sehingga negara wajib untuk menyelengga-
rakan Pendidikan Kewarganegaraan, alasan yang mendasar
dan perlu dicermati adalah setiap generasi merupakan indi-
vidu baru yang harus memiliki bekal pengetahuan,
sikap/nilai, dan keterampilan sehingga warga negara memi-
liki karakter atau watak yang baik dan cerdas (smart and
good citizen) dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara,
dan berbangsa sesuai dengan demokrasi konstitusional.
Bahkan mampu untuk mengembangkan sesuai dengan
perkembangan.
Dinamika yang sering dihadapi dalam mempelajari
Pendidikan Kewarganegaraan diantaranya perubahan
dalam bentuk sistem ketatanegaraan dan pemerintahan,
serta tantangan dalam kehidupan berbangsa dan berne-
gara. Sehingga Pendidikan Kewarganegaraan Indonesia
pada masa mendatang sangat ditentukan dan dipengaruhi
oleh pandangan, tuntutan dinamika perkembangan bangsa
Indonesia dan eksistensi konstitusi negara.4

4
Ibid

14 | Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
BAB BENTUK NEGARA DAN LEMBAGA
NEGARA INDONESIA
II

Indonesia merupakan negara kesatuan dengan bentuk


Republik yang berlandaskan falsafah Pancasila dan bersem-
boyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Pemerintahannya berda-
sarkan pada demokrasi Pancasila, yaitu demokrasi yang ber-
makna pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat,
dan akan kembaIi lagi untuk rakyat. Dalam ketentuan kons-
titusi negara Indonesia dimana dalam Pasal 1 ayat (1) dise-
butkan bahwa "Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan
yang berbentuk Republik", yang kemudian dalam ayat (3)
terdapat penegasan: “Negara Indonesia adalah Negara
Hukum”.

A. Hakikat Negara Indonesia


Negara pada hakikatnya merupakan sebuah organi-
sasi kekuasaan yang meliputi kelompok manusia. Negara
sebagai organisasi kekuasaan harus memiliki suatu kewiba-
waan, sehingga negara mampu memaksakan kehendaknya
kepada seluruh anggota masyarakat yang termasuk dalam
organisasi negara. Indonesia menganut prinsip otonomi
bertingkat/berjenjang, yaitu Pemerintahan Daerah Provinsi
ditempatkan pada tingkat/jenjang lebih tinggi dan

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila | 15


dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

Anda mungkin juga menyukai