Artikel Fitokimia Fiks Pake Banget
Artikel Fitokimia Fiks Pake Banget
Artikel Fitokimia Fiks Pake Banget
Disusun Oleh:
Desi dewi suliana 12022017
Karlina 12022035
Maya Sinta Maharani 12022040
M. Arif Elsan Ramadhan 12022042
Ahdilla Ramdhan 12019002
Dosen Pengampu:
Meiliza Ekayantai, M.Si
Maya Sinta Maharani, Desi Dewi, Karlina, Arif Elsan, Ahdilla Ramdhan
Program Studi Farmasi, STIKES Prima Indonesia
ABSTRACT
Pharmacognosy known initailly as materia medica, may be defined as the study of
crude drugs obtained from plants, animals, and mineral kingdom and their
constituents. In the early periode, primitive man went in search of food and ate at
random, plants or their parts like tubers, fruits, leaves, etc. As no harmful effects were
observed he considerd inedible, and according to the actions he used them in treating
symptoms or diseases.Drug development programs from plants have traditionally
been caried out using random screening or ethnobotanical approaches. Crude drugs
derived from nature obtained from plants, animals and mineral sources and their
active chemical constituents are the core ingredients of pharmacognosy which are
also used for the treatment of various diseases apart from being fact that plant
medicines and treatments are much safer then synthetic drugs for curing complex
diseases such as cancer and AIDS.
ABSTRAK
Farmakognosi dikenal sebagai materia medika dapat didefinisikan sebagai studi
tentang obat mentah yang diperoleh dari tanaman, hewan, dan kingdom mineral serta
konstituennya. Pada periode awal, manusia primitif pergi mencari makanan dan
makan secara acak, seperti tanaman atau bagian dari tanaman seperti umbi, buah,
daun, dan lain-lain. Karena tidak adanya efek berbahaya yang diamati, manusia
menganggap sebagian bahan yang dapat dimakan dijadikannya sebagai makanan dan
pada tindakan lain manusia menggunakannya untuk mengobati gejala atau penyakit.
Program pengembangan obat dari tanaman secara tradisional dilakukan dengan
skrining acak atau pendekatan etnobotani. Obat mentah yang berasal dari alam yang
diperoleh dati tumbuhan, hewan dan sumber mineral dan kandungan kimia aktifnya
merupakan materi inti farmakognosi yang juga digunakan untuk pengobatan berbagai
penyakit selain digunakan dalam industri kosmetik, tekstil, dan makanan. Fakta yang
diterima secara universal bahwa obat dan pengobatan dengan tanaman jauh lebih
aman daripada obat sintetik untuk menyembuhkan penyakit kompleks seperti kanker
dan AIDS.
PENDAHULUAN
Awal kehidupan di planet bumi selamanya tetap kontroversial dan menjadi subyek
perdebatan yang tak berkesudahan. Namun, demikian, kita dapat mengatakan dengan
pasti bahwa kerajaan tumbuhan sudah ada ketika manusia muncul di bumi. Ketika
manusia mulai mengenal lingkungannya, mereka mulai tahu lebih banyak tentang
tanaman, karena hal ini adalah satu-satunya agen penyembuhan yang dimiliki. Saat
manusia mulai berevolusi manusia tidak hanya dapat memilah-milah tanaman mana
yang dapat dijadikan makanan dan mana yang tidak, tetapi mulai melampaui dan
mengasosiasikan karakterisitik kuratif dengan tanaman tertentu,
mengklasifikasikannya sebgai obat penghilang rasa sakit, obat penurun panas, obat
tidur, dan lain sebagainya. Hal ini tidak luput dari berbagai macam percobaan dan
kesalahan dan tidak menutup kemungkinan beberapa kematian terjadi pada percobaan
ini, namun, ketika hal itu terjadi maka dapat ditemukannya penangkal racun. Semua
kejadian ini menunjukan bahwa asal usul farmakognosi yaitu studi tentang agen
kuratif alami mengarah pada aksen manusia di muka bumi. Catatan sejarah
memperjelas nahwa farmakognosi dalam totalitasnya bukanlah hal yang dapat
dikerjakan oleh satu atau dua orang atau satu dan dua wilayah benua namun hasil dari
keseluruhan dari kerja kerasa banyak peradaban lampau seperti cina, mesir, india,
persia, babilonia, asyur, dan banyak lagi. Banyak dari obat-obatan modern yang luar
biasa saat ini berakar pada obat-obatan yang dikembangkan oleh tradisi suku di
berbagai belahan dunia.
SEJARAH FARMAKOGNOSI
Pada periode awal, manusia primitif pergi mencari makanan dan makan secara acak,
seperti tanaman atau bagian dari tanaman seperti umbi, buah, daun, dan lain-lain.
Karena tidak adanya efek berbahaya yang diamati, manusia menganggap sebagian
bahan yang dapat dimakan dijadikannya sebagai makanan dan pada tindakan lain
manusia menggunakannya untuk mengobati gejala atau penyakit. Jika menyebabkan
diare maka digunakan sebagai obat pencahar, jika muntah digunakan sebagai
pencegahan anti muntah dan jika ditemukan beracun dan menyebabkan kematian
digunakan sebagai racun panah. Pengetahuan itu empiris dan diperoleh dengan coba-
coba. Manusia menggunakan obat-obatan tersebut untuk dijadikan infus atau ramuan.
Hasilnya diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya, dan pengetahuan baru
ditambahkan dengan cara yang sama.
TIONGKOK KUNO
Menurut legenda, pengobatan cina berasal dari Shen Nung sekitar 2700 SM, seorang
kaisar mencari dan menyelidiki nilai pengobatan dari beberapa ratus tumbuhan. Dia
terkenal telah menguji banyak tumbuhan pada dirinya sendiri dan telah membuat Pen
T-Sao pertama atau herbal asli dan menemukan 365 macam obat. Kemudian
membaginya menjadi 120 tanaman berkualitas tinggi, kualitas makanan yang tidak
beracun dan dapat dikonsumsi dalam jumlah besar untuk menjaga kesehatan dalam
jangka waktu yang lama. Dari 120 obat herbal, beberapa sedikit beracun dan
meningkat dari waktu ke waktu serta memiliki efek terapeutik yang lebih kuat untuk
menyembuhkan penyakit. Shen Nung meneliti banyak tumbuh-tumbuhan seperti kulit
kayu dan akar yang dibawa dari ladang, rawa dan hutan yang masih dikenal dalam
pengobatan/farmasi (podophyllum, rhubarb, ginseng, stramonium, kulit kayu manis
dan ephedra). Hal yang paling penting pada manual klinis pengobatan tradisional
pengobatan tiongkok adalah Shang Hang Lun (risalah tentang pengobatan oenyakit
akut yang disebabkan oleh flu) yang ditulis oleh Chang Chung Ching (142-220).
Kemasyuran dan reputasi Shang Hang Lun beserta dengan buku pendampingnya Chin
Kuei Yao Luch (resep dari kamar emas) adalah asal sejarah dari ramuan herbal klasik
terpenting yang menjadi dasar tiongkok dan jepang tiongkok herbal yang disebut
Kampo. Pada Dinasti Sung (960-1276) pembentukann sistem farmasi telah menjadi
praktik standar di seluruh negeri. Sebelum ramuan obat cina dapat digunakan untuk
menghasilkan obat-obatan, mereka harus menjalani proses persiapan, misalnya
dipanggang atau direbus. Persiapan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan untuk
pengobatan penyakit. Metode produksi dan teknologi semakin berkembang seiring
berjalannya waktu. Selama dinasti Ming, Li Shi Zhen (1518-1593) mulai mengerjakan
Pen Tsao Kan Mu yang monumental. Setelah 27 tahun dan tiga kali revisi, Pen Tsao
Kan Mu selesai pada tahun 1578. Buku tersebut mencantumkan 1892 obat-obatan,
376 dideskripsikan untuk pertama kalinya dengan 1160 gambar dan mencantumkan
lebih dari 11.000 resep.
MESIR KUNO
Papirus Ebers (1550 SM) mengumpulkan 800 resep, menyebutkan 700 obat dan
Papirus Ebers (1600 SM) berisi instruksi bedan dan formula untuk kosmetik. Papirus
Medis Kahun adalah yang tertua berasal dari tahun 1900 SM dan berurusan dengan
kesehatan wanita termasuk instruksi melahirkan. Pada masa itu ramuan yang umum
digunakan termasuk senna, madu, timi, jintan (untuk pencernaan), akar delima,
henbane (untuk cacingan), adas, bawang putih, selada liar, ketumbar, kunyit, gom
akasia, gandum, semangka, pepermint, juga digunakan.
INDIA KUNO
Di india, pengetahuan tentang tanaman obat sudah sangat tua dan khasiat obat dari
tanaman dijelaskan dalam Rgveda dan Atharvaveda (3500-1500 SM) dimana
Ayurveda berkembang. Ayurveda adalah istilah untuk pengobatan tradisional india
kuno. Ayur berarti hidup dan veda berarti ilmu yang menjadi asal mula istilah
tersebut. Pada periode tersebut disebutkan pengobatan berasal dari tumbuhan dan
hewan seperti ricinus, lada, lily, valerian, dan lain sebagainya.
ISOLASI FITOKIMIA
Zat kerja kuat seperti glikosida digitalis dan scilla, alkaloid hyoscyamus dan
belladonna, ergot, rauwolfia, morfin dan alkaloid opium lainnya diisolasi dan
penggunaan klinisnya dipelajari.
STRUKTUR HUBUNGAN AKTIVITAS
Tubocurarine dan toxiferine dari curare memiliki sifat relaksan otot karena kelompok
amonium kuaterner. Tindakan hipotensi dan penenang reserpin dikaitkan dengan
gugus asam trimetoksi benzoat yang dianggap penting. Mescaline dan psilocybine
memiliki sifat psikokatif. Kehadiran cincin lakton sangat penting untuk aksi glikosida
jantung. Demikian juga glikosida antrakuinon tidak dapat bekerja tanpa memuaskan
posisi di C3, C1, C8, C9 dan C10.
JALUR BIOSINTESIS
Jalur biosintetik terdiri dari metabolit primer dan sekunder. Beberapa jalur yang
penting adalah siklus fotosintesis Calvin, jalur asam shikimat dari senyawa aromatik,
hipotesis asetat untuk glikosida antrasena dan hipotesis isoprenoid untuk terpena dan
steroid melalui asam asetat-mevalonat-isopentil pirofosfat dan skualena.
KEMAJUAN DARI TAHUN 1960 DAN SETERUSNYA
Selama periode ini hanya beberapa konstituen aktif terutama antibiotik, hormon dan
obat antitumor yang diisolasi atau kemungkinan baru untuk produksinya ditemukan.
Dari 6-amino penicillanic acid, yang memiliki aksi antibiotik sendiri yang sangat
sedikit, penisilin semisintetik spektrum luas yang penting seperti ampenisilin dan
amoksisilin dikembangkan.
Dari ergocryptine, alkaloid ergot, bromocryptine telah disintesis.
Bromocryptine adalah penghambat prolaktin dan juga memiliki aktivitas pada
penyakit Parkinson dan kanker. Dengan penerapan beberapa disiplin ilmu,
farmakognosi dari subjek deskriptif telah kembali berkembang menjadi disiplin ilmu
farmasi yang integral dan penting.
PRODUK TEKNIS
Produk alami, selain digunakan sebagai obat-obatan dan alat bantu terapi, juga
digunakan di sejumlah industri lain sebagai minuman, bumbu, rempah-rempah,
permen dan sebagai produk teknis.
Biji kopi dan daun teh selain sebagai sumber kafein juga digunakan sebagai
minuman populer. Jahe dan minyak wintergreen digunakan lebih sedikit secara
farmasi tetapi lebih banyak digunakan dalam persiapan minuman ringan. Biji sawi
dan cengkeh digunakan dalam industri rempah-rempah dan bumbu. Minyak kayu
manis dan minyak peppermint selain digunakan sebagai karminatif juga digunakan
sebagai bahan penyedap pada permen dan permen karet. Resin colophony, minyak
terpentin, minyak biji rami, akasia, pektin, dan banyak produk alami lainnya
digunakan secara luas di industri lain dan disebut produk teknis.
BANTUAN OBAT-OBATAN
Beberapa produk alami yang diperoleh dari tumbuhan dan hewan digunakan sebagai
bahan pembantu farmasi. Jadi gom seperti akasia dan tragacanth digunakan sebagai
bahan pengikat, pensuspensi dan pengemulsi. Guar gum digunakan sebagai bahan
pengental dan sebagai pengikat dan bahan penghancur dalam pembuatan tablet.
Sterculia dan tragacanth karena sifat pembengkakannya digunakan sebagai obat
pencahar massal. Obat yang mengandung lendir seperti ishabgul dan biji rami
digunakan sebagai obat penenang atau obat penenang dan sebagai obat pencahar
massal. Pati digunakan sebagai bahan disintegrasi dalam pembuatan tablet dan karena
sifatnya yang lembut dan menyerap, ia digunakan dalam bubuk debu. Natrium alginat
digunakan sebagai pembentuk, penebalan, pengemulsi, defokkulasi, pembentuk gel
dan pembuatan film. Karbohidrat yang mengandung obat-obatan seperti glukosa,
sukrosa dan madu digunakan sebagai bahan pemanis dan pencahar melalui osmosis.
Agar, selain digunakan sebagai pencahar secara osmosis, juga digunakan
sebagai bahan pengemulsi dan media kultur dalam mikrobiologi. Obat-obatan yang
mengandung saponin dan sponin digunakan sebagai deterjen, bahan pengemulsi dan
buih dan sebagai alat pemadam kebakaran. Tingtur quillaia digunakan dalam
pembuatan emulsi tar batubara. Saponin bersifat toksik dan penggunaan internalnya
membutuhkan perhatian yang besar, dan di beberapa negara penggunaan internalnya
sebagai agen buih dibatasi. Glycyrrhiza digunakan sebagai bahan pemanis untuk
menutupi rasa pahit dan asin.
Minyak dan lemak tetap digunakan sebagai emolien dan sebagai dasar salep
dan pembawa untuk obat lain. Minyak atsiri digunakan sebagai zat penyedap.
Gelatin digunakan dalam pelapis pil dan tablet dan dalam persiapan
supositoria, sebagai media kultur dalam mikrobiologi dan dalam persiapan plasma
darah buatan. Lemak hewani seperti lemak babi dan suet digunakan sebagai bahan
dasar salep. Beeswax digunakan sebagai bahan dasar salep dan bahan pengental
dalam salep. Lemak wol dan alkohol wol digunakan sebagai dasar salep yang dapat
diserap.
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat diketahui bahwa banyak bahan
alam yang memiliki aplikasi sebagai bahan pembantu farmasi.
KARAKTER MORFOLOGIS
Dalam hal obat terorganisasi, panjang, lebar, tebal, permukaan, warna, bau, rasa,
bentuk, dll. Dicakup dalam judul karakter morfologis, sedangkan sifat organoleptik
(warna, bau, rasa dan permukaan) harus disebutkan. , jika obat tidak terorganisir.
KARAKTER MIKROSKOPIS
Ini adalah salah satu aspek penting dari farmakognosi karena membantu dalam
menetapkan identitas obat yang benar. Di bawah judul ini semua karakter mikroskopis
terperinci dari suatu obat dijelaskan.
KONSTITUEN KIMIA
Aspek terpenting yang menentukan nilai intrinsik obat yang digunakan umumnya
dijelaskan di bawah judul ini. Ini termasuk kandungan kimia yang ada dalam obat.
Jenis obat ini aktif secara fisiologis.
PENGGUNAAN
Ini termasuk aktivitas farmakologis, farmakologis dan biologis dari obat-obatan atau
penyakit yang efektif.
SUBSTITUEN
Obat yang digunakan selama tidak tersedianya obat asli dikenal sebagai substituen. Ini
memiliki jenis konstituen aktif fisiologis yang sama; namun, jumlah persentase obat
yang tersedia mungkin berbeda.
PEZINA
Dengan pengetahuan tentang karakter diagnostik obat, maka dapat dideteksi adanya
pemalsuan. Seseorang harus memiliki pengetahuan kritis tentang zat-zat yang
diketahui sebagai pemalsuan potensial. Sebagian besar pemalsuan sama sekali tidak
mengandung konstituen aktif fisiologis, yang mengarah pada penurunan kualitas.
Misalnya, pencampuran susu kerbau dengan susu kambing adalah substitusi,
sedangkan pencampuran air dalam susu adalah pemalsuan. Dalam kasus pertama,
susu kambing adalah pengganti dan dalam kasus kedua air adalah campuran.
TES KIMIA
Pengetahuan tentang uji kimia menjadi lebih penting dalam kasus obat tidak
terorganisir yang morfologinya tidak terdefinisi dengan baik.