Anda di halaman 1dari 11

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

MODAL INTELEKTUAL MANUSIA, USIA DIREKSI, DAN KEUANGAN


KESULITAN PERUSAHAAN JASA

Y Anni Aryani1* Larasati Septendita2


Universitas Sebelas Maret Universitas Sebelas Maret
36A, Ir. Jalan Sutami, Surakarta, 36A, Ir. Jalan Sutami, Surakarta,
Indonesia 57126 Indonesia 57126
y_anniaryani@staff.uns.ac.id larassepten@student.uns.ac.id

Taufiq Arifin3
Universitas Sebelas Maret
36A, Ir. Jalan Sutami, Surakarta,
Indonesia 57126
taufiqar@staff.uns.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual manusia
dan usia direksi terhadap financial distress pada perusahaan jasa yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2021. Kami menggunakan metode
purposive sampling untuk memilih sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
Selanjutnya kami menggunakan model regresi logistik dengan STATA untuk
menguji hipotesis. Kami memberikan bukti bahwa modal intelektual manusia
berdampak negatif terhadap kesulitan keuangan. Sebaliknya usia direksi
berpengaruh positif terhadap financial distress. Selain itu, variabel kontrol net
profit margin berpengaruh negatif terhadap financial distress, sedangkan variabel
kontrol lainnya terbukti tidak berpengaruh terhadap financial distress.

Kata kunci: Kesulitan keuangan; Sumber Daya Manusia; Usia Direktur

ABSTRAK
AKTIVA
Riset ini bertujuan untuk menguji efek modal intelektual dan usia terhadap
Jurnal Akuntansi
financial distress perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun dan Pendidikan
2014-2021. Kami menggunakan metode purposive sampling untuk menentukan Jil. 12 No.1
sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Lebih lanjut, kami menggunakan Halaman 1-11
model regresi logistik untuk menguji hipotesa dalam penelitian ini. Dengan Madiun, April 2023
bantuan software STATA, kami menemukan bahwa modal intelektual berpengaruh p-ISSN: 2302-6251
negatif terhadap financial distress perusahaan. Sebaliknya, arah usia berpengaruh e-ISSN: 2477-4995
positif terhadap financial distress. Kami juga menemukan bahwa diantara variabel
kontrol yang digunakan dalam penelitian ini, hanya net profit margin yang Sejarah Artikel
mempengaruhi financial distress dengan arah negatif. Dikirim:
21 Oktober 2021
Diterima:
Kata Kunci : membantu keuangan; Sumber Daya Manusia; Usia Direksi
1 April 2023
Klasifikasi JEL: O16; G32

* Penulis yang sesuai


1
ARYANI, YA, SEPTENDITA, L., & ARIFIN, T.
MODAL INTELEKTUAL MANUSIA,….

PERKENALAN
Seiring berjalannya waktu, perekonomian global yang berkembang pesat memaksa
perusahaan untuk mengubah manajemen dan strateginya dalam bersaing dalam bisnis. Di
Indonesia, terdapat bukti perusahaan yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hingga
akhirnya harus dikeluarkan atau delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa Efek Indonesia
mengartikan delisting sebagai kondisi dimana suatu saham tidak dapat diperdagangkan karena
dikeluarkan dari daftar efek. Tercatat sepanjang 2014-2021 BEI telah melakukan delisting terhadap
29 perusahaan. Keberadaan perusahaan delisting terjadi setiap tahun pada periode penelitian kami,
kecuali tahun 2016.
Apabila suatu perusahaan tidak mampu mempertahankan kinerja perusahaannya maka dapat terjadi
suatu keadaan yang disebut dengan kebangkrutan. Menurut Agostini (2018), financial distress merupakan suatu
kondisi perusahaan yang mengarah pada kebangkrutan atau likuidasi yang ditandai dengan menurunnya kondisi
keuangan. Dalam penelitiannya, Farooq, Qamar, & Haque (2018) juga menggunakan financial distress untuk
mengungkapkan perusahaan yang bermasalah secara finansial dan mendefinisikannya sebagai mediator antara
kesehatan kinerja keuangan dan kebangkrutan. Oleh karena itu, kondisi perusahaan yang sedang mengalami
kesulitan keuangan dikenal dengan istilah financial distress.
Financial distress menggambarkan keuangan perusahaan berada dalam kondisi
tidak sehat atau krisis. Financial distress yang dialami suatu perusahaan terlihat dari
perubahan beberapa komponen laporan keuangan perusahaan seperti laba operasi,
laba bersih, dan nilai buku ekuitas yang mulai menunjukkan nilai negatif, dan kondisi
ini dapat terjadi pada perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. melakukan
penggabungan secara tiba-tiba (Brahmana, 2007). Berdasarkan teori keagenan Jensen
& Meckling (1976), laporan keuangan perusahaan merupakan bentuk
pertanggungjawaban dari agen sebagai pengambil keputusan kepada prinsipal
sebagai pihak yang mengevaluasi informasi (Kanji, 2019). Pihak prinsipal dalam hal ini
investor akan merasa dirugikan jika laporan keuangan perusahaan menunjukkan
kinerja yang buruk. Dengan demikian,
Financial distress dapat disebabkan oleh era perkembangan dan teknologi yang semakin
pesat, sehingga perusahaan tidak dapat bertahan akibat cepatnya perubahan lingkungan
perusahaan. Menurut Amri & Aryani (2021), lingkungan perusahaan yang dapat mempengaruhi
suatu bisnis berasal dari faktor internal dan eksternal. Financial distress pada perusahaan perlu
diwaspadai dan diantisipasi (Mustika, Ananto, Surya, Felino, & Sari 2018) karena investor lebih
memilih perusahaan yang tidak mengalami financial distress.
Banyak peneliti dan praktisi telah mencoba mengkaji kemungkinan terjadinya kesulitan
keuangan. Temuan mereka menunjukkan bahwa faktor internal dapat mempengaruhi kondisi
tersebut berupa modal intelektual manusia. Namun hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut
masih perlu diperjelas. Beberapa peneliti menemukan pengaruh positif modal intelektual terhadap
financial distress (Mustika et al., 2018), sementara yang lain menemukan efek negatif (Cenciarelli,
Giulio, & Allegrini, 2018; Handayani, Iskandar & Yuvisaibrani, 2019; dan Shahwan & Habib, 2020).
Namun (Bakhshani, 2014) tidak menemukan adanya pengaruh antara modal intelektual manusia
dengan kebangkrutan perusahaan. Perbedaan hasil penelitian ini terletak pada pengelolaan human
capital yang menyesuaikan pada masing-masing sektor industri (Shahwan & Habib, 2020).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, pengelolaan modal intelektual manusia sangatlah penting.
Kami berpendapat bahwa modal intelektual manusia mempunyai efek negatif terhadap kesulitan
keuangan. Perusahaan yang mengelola modal intelektual manusianya dengan tepat dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan.
Penelitian yang mengkaji usia direksi terhadap financial distress juga memiliki temuan
berbeda. Darmadi (2011), Fernández-Temprano & Tejerina (2020), dan Kagzi & Guha (2018)
menemukan bahwa keberagaman usia direksi berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan. Berbeda dengan Tarus & Aime (2014) yang menemukan bahwa usia bervariasi
http://doi.org/10.25273/jap.v12i1.10693

2
ASET: JURNAL AKUNTANSI DAN PENDIDIKAN VOL 12
NO 1, APRIL 2023 HALAMAN 1-11

direksi melemahkan perubahan strategis dalam perusahaan. Di sisi lain, hasil beberapa penelitian
tersebut berbeda dengan Astuti (2017) yang menemukan bahwa usia direksi tidak berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. Perbedaan hasil beberapa penelitian ini disebabkan karena
pandangan peneliti terhadap usia direksi. Kami berpendapat bahwa usia direksi berpengaruh positif
terhadap kesulitan keuangan. Pada perusahaan yang proporsi anggota dewannya sebagian besar
berusia tua, kemungkinan terjadinya financial distress akan semakin besar. Dalam penelitian ini yang
digunakan adalah ukuran perusahaan, ukuran dewan direksi, net profit margin (NPM), dan leverage,
karena variabel-variabel tersebut dapat mempengaruhi financial distress perusahaan.

METODE
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari
laporan tahunan dan keuangan perusahaan jasa yang terdaftar di BEI pada tahun 2014 sampai
dengan tahun 2021. Laporan tahunan dikumpulkan dari BEI dan situs resmi perusahaan.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan sektor properti dan real estate, jasa infrastruktur,
utilitas dan transportasi, jasa keuangan, jasa perdagangan, dan jasa investasi. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling berdasarkan kriteria yang
sesuai dengan penelitian. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel, total data observasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 279, seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian
Kriteria Deskripsi 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah layanan
perusahaan-perusahaan yang sudah
terdaftar 266 282 291 301 323 357 386 400
Perusahaan yang dihapuskan (1) (3) (0) (8) (4) (6) (6) (1)
Perusahaan yang belum
berpengalaman negatif
keuntungan selama dua tahun
berturut-turut (191) (205) (211) (216) (243) (287) (308) (323)
Perusahaan yang tidak
menyediakan data sumber
daya manusia dan usia
direksi (29) (35) (38) (37) (40) (28) (31) (30)
Data perusahaan tidak tersedia (15) (7) (9) (4) (3) (4) (5) (7)
Jumlah perusahaan yang
memenuhi kriteria 30 34 33 39 36 32 36 39
Jumlah Data Pengamatan 279

Variabel independen yang diteliti adalah modal intelektual manusia dan usia dewan direksi.
Sedangkan variabel kontrol dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, ukuran dewan direksi,
NPM, dan leverage. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan Altman Zscore
(misalnya Abadi & Ghoniyah, 2016), kami mengukur variabel dependen, financial distress,
menggunakan model O-score (Ohlson, 1980). Model Ohlson (1980) memiliki tingkat akurasi yang
lebih baik dibandingkan model Altman Z-score karena dapat memperbaiki permasalahan pada
model dengan menggunakan sembilan variabel rasio keuangan (Imelda & Alodia, 2017). Financial
distress dapat diukur dengan membandingkan hasil O-score dengan cut-off seperti pada Tabel 2.

Sampel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi perusahaan yang bebas dari financial distress
dan perusahaan yang mengalami financial distress (Cenciarelli et al., 2018; Imelda & Alodia,

Karya ini dilisensikan di bawah aLisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 .

3
ARYANI, YA, SEPTENDITA, L., & ARIFIN, T.
MODAL INTELEKTUAL MANUSIA,….

2017). Program STATA menggunakan teknik analisis regresi logistik untuk


menganalisis pengaruh variabel independen dan kontrol terhadap variabel dependen.
Analisis regresi logistik digunakan karena variabel terikatnya berupa bilangan biner
(Hadjar, 2018).
Tabel 2. Cut-off O-Score Menurut Ohlson (1980)
O-Skor Keterangan Skor
O-skor> 0,38 Financial distress terjadi 1
Skor-O <0,38 Financial distress tidak terjadi 0

Human capital (HC) mencerminkan besarnya nilai tambah (VA) yang diperoleh dari
pengeluaran pekerja dalam rupiah. Hubungan antara VA dan HC menunjukkan motivasi HC untuk
memberikan kinerja terbaiknya (Handayani et al., 2019). Keberadaan sumber daya manusia yang
kompeten tidak ada artinya bagi perusahaan jika tidak dikelola dengan baik (Handayani et al., 2019).
Menurut Shahwan & Habib (2020), membangun manajemen pengetahuan, standar etika, organisasi
pembelajaran, dan memperbarui kemampuan teknologi informasi sumber daya manusia akan
menciptakan semangat kompetitif bagi karyawan untuk mendukung kinerja perusahaan. Investor
dan pemberi pinjaman lebih memilih untuk mengalokasikan investasinya kepada perusahaan yang
sepenuhnya menyadari potensi modal intelektualnya, termasuk sumber daya manusia (Cenciarelli et
al., 2018). Karena itu, kita mengukur human capital dengan membandingkan nilai VA dengan total
HC yang disebut VAHU. HC adalah jumlah dana yang dikeluarkan untuk melihat kontribusi sumber
daya manusia dari setiap rupiah yang diinvestasikan perusahaan pada tenaga kerjanya melalui gaji,
program pengembangan, pelatihan, dan kesejahteraan.

Menurut Undang-Undang Pemerintah Republik Indonesia No. 40 (2007), salah satu tugas direksi adalah sebagai pemimpin dan

pengelola perusahaan. Oleh karena itu, direksi dituntut untuk mempunyai kemampuan dalam membuat kebijakan yang dapat

meningkatkan produktivitas perusahaan. Kemampuan dan keterampilan tersebut dapat dipengaruhi oleh usia (Astuti, 2017). Dewan direksi

juga merupakan salah satu komponen dalam sistem tata kelola perusahaan yang dapat membentuk inovasi dalam perusahaan (Belloc,

2011). Seiring dengan kemajuan teknologi yang tinggi, perusahaan selalu dituntut untuk melakukan inovasi. Anggota dewan yang lebih tua

cenderung konservatif, lebih tangguh terhadap perubahan, dan karenanya menolak teknologi baru (Tarus & Aime, 2014). Berdasarkan teori

pembagian generasi, baby boomer merupakan generasi tertua yang berusia minimal 54 tahun. Karena itu, Kami mengukur variabel usia

direktur dalam penelitian ini dengan membandingkan direktur yang berusia di atas 54 tahun dengan total direktur. Ukuran perusahaan

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesulitan keuangan perusahaan (Shahwan & Habib, 2020). Semakin besar suatu

perusahaan, maka semakin dapat meminimalkan risikonya. Penelitian ini mengukur ukuran perusahaan dengan menggunakan logaritma

natural dari total aset yang dimiliki perusahaan. Tarus & Aime (2014) menjelaskan bahwa ukuran dewan direksi dapat menunjukkan tingkat

heterogenitas di dewan. Pengambilan risiko akan lebih besar jika jumlah dewan direksi terlalu sedikit (Chakraborty, Gao, & Sheikh, 2019).

Besar kecilnya dewan direksi dalam penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan log natural jumlah direksi; nilai yang dihasilkan

dalam log natural dapat diartikan sebagai perkiraan perbedaan proporsional (Gelman & Hill, 2007). Net profit margin (NPM) dapat dikaitkan

dengan kemungkinan terjadinya financial distress karena setiap penurunan margin keuntungan perusahaan akan meningkatkan peluang

kegagalan perusahaan (Faradila & Aziz, 2016; Udin, Khan, & Javid, 2017). Balasubramanian & Natarajan (2019) menyatakan bahwa

perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan memiliki nilai negatif antara NPM dan financial distress. Rasio antara laba bersih

setelah pajak dan penjualan bersih dapat mengukur margin laba bersih. Leverage dapat berdampak pada risiko kebangkrutan (Fernández-

Temprano & Tejerina, 2020) karena peningkatan leverage akan diikuti dengan tingginya risiko yang dihadapi perusahaan. Balasubramanian

& Natarajan (2019) menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan memiliki nilai negatif antara NPM dan

financial distress. Rasio antara laba bersih setelah pajak dan penjualan bersih dapat mengukur margin laba bersih. Leverage dapat

berdampak pada risiko kebangkrutan (Fernández-Temprano & Tejerina, 2020) karena peningkatan leverage akan diikuti dengan tingginya

risiko yang dihadapi perusahaan. Balasubramanian & Natarajan (2019) menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan

keuangan akan memiliki nilai negatif antara NPM dan financial distress. Rasio antara laba bersih setelah pajak dan penjualan bersih dapat

mengukur margin laba bersih. Leverage dapat berdampak pada risiko kebangkrutan (Fernández-Temprano & Tejerina, 2020) karena

peningkatan leverage akan diikuti dengan tingginya risiko yang dihadapi perusahaan.

http://doi.org/10.25273/jap.v12i1.10693

4
ASET: JURNAL AKUNTANSI DAN PENDIDIKAN VOL 12
NO 1, APRIL 2023 HALAMAN 1-11

(Felicio, Rodrigues, Grove, & Greiner, 2018; Vo, 2016). Peningkatan laba pada perusahaan dengan
leverage yang tinggi akan menguntungkan kreditor sehingga investor akan memberikan sinyal
negatif (Kustinah, 2011). Rasio antara total utang dan total aset dapat menghitung leverage.

HASIL DAN DISKUSI


Hasil statistik deskriptif human intelektual capital, usia direksi, ukuran perusahaan,
ukuran dewan direksi, net profit margin, dan leverage dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel Independen dan Kontrol
N Berarti SD hal25 median hal75

OHLSON 279 0,7706 0,4212 1.0000 1.0000 1.0000


VAHU 279 1,5210 8,1812 - 0,4475 0,7960 2,3693
USIA 279 0,3440 0,2909 0,0000 0,3330 0,6000
UKURAN 279 28,5339 1,7304 27,1021 28,6109 29,8410
UKURAN 279 1,4033 0,3579 1,0990 1,3860 1,6094
NPM 279 - 2,6145 28,1123 - 0,3590 - 0,0910 0,0193
LEV 279 14,9652 171,8547 0,4429 0,6680 0,8377

Tabel 3 menunjukkan nilai rata-rata VAHU sebesar 1,5210 yang berarti secara umum
satu pegawai mempunyai nilai tambah sebesar 1,5210. Nilai positif menunjukkan
perusahaan sampel berada pada kondisi optimal. Nilai rata-rata AGE sebesar 0,3440 yang
berarti rata-rata sampel perusahaan dengan komposisi direksi di atas 54 tahun adalah
sebesar 34% atau minimal 1 dari 3 direksi berusia 54 tahun. Dari keenam variabel tersebut,
terdapat variabel VAHU, NPM, dan LEV yang mempunyai standar deviasi lebih tinggi dari
rata-ratanya, yang berarti ketiga variabel tersebut mempunyai tingkat variasi data yang
tinggi.
Hasil uji statistik deskriptif variabel financial distress digunakan untuk
mengetahui nilai frekuensi dan persentase data yang diteliti pada Tabel 4. Tabel 4.
Statistik Deskriptif Variabel Dependen
Jumlah Kumulatif Jumlah Kumulatif
Dep. Nilai Menghitung Persen
kedalaman: 0 Dep: 1
0 64 22.94
64 279
1 215 77.06
Total% 22.94 100,00

Tabel 4 menunjukkan bahwa berdasarkan sampel penelitian pada tahun 2014 hingga 2021,
terdapat 64 data observasi atau 22,94% perusahaan tidak mengalami financial distress, dan 215 data
observasi atau 77,06% perusahaan mengalami financial distress. Nilai 100% artinya nilai kumulatif
tersebut merupakan penjumlahan perusahaan yang tidak mengalami financial distress sebesar
22,94% dan perusahaan yang mengalami financial distress sebesar 77,06%. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan yang mengalami financial distress lebih banyak dibandingkan perusahaan yang
tidak mengalami financial distress.
Untuk menguji argumen yang dikembangkan dalam penelitian ini, kami
menggunakan model regresi logistik karena variabel dependen kesulitan keuangan
diukur dengan skala biner. Dalam model regresi logistik, pengujian normalitas data
dan asumsi tradisional model regresi bersifat opsional (Ghozali, 2018). Ghozali (2018)
menyatakan bahwa uji yang masih perlu dilakukan hanyalah uji multikolinearitas. Uji
multikolinearitas menguji adanya korelasi dalam model regresi. Itu

Karya ini dilisensikan di bawah aLisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 .

5
ARYANI, YA, SEPTENDITA, L., & ARIFIN, T.
MODAL INTELEKTUAL MANUSIA,….

semakin tinggi skor multikolinearitas maka semakin kompleks model yang akan diregresi.
Jika korelasi antar variabel independen dibawah 0,80 maka penelitian terbebas dari
masalah multikolinearitas (Ghozali, 2018). Hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini
ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas
OHLSON VAHU USIA UKURAN UKURAN NPM LEV
OHLSON 1
VAHU - 0,0893 1
USIA 0,1478 0,1029 1
UKURAN 0,0287 - 0,0626 0,0224 1
UKURAN - 0,0655 0,0625 0,1554 0,3498 1
NPM - 0,0594 0,1085 - 0,038 0,0655 - 0,0938 1
LEV 0,0459 0,0911 - 0,0973 - 0,2835 - 0,045 - 0,0595 1

Perhitungan Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai keseluruhan antar variabel


independen tidak melebihi nilai 0,80 yang berarti penelitian ini bebas dari
multikolinearitas. Kami kemudian melakukan uji regresi logistik untuk menguji argumen
yang dikembangkan dalam penelitian ini. Kami menjalankan uji regresi logistik
menggunakan data tahun penuh dan non-covid. Hasil uji regresi logistik pada penelitian
ini disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Regresi Logistik
Variabel Skor-O
Sampel Lengkap Tahun Non-Covid
- 0,8904 - 0,8476
VAHU
0,017** 0,008***
7.4299 9.4147
USIA
0,002*** 0,001***
1.0233 1.0816
UKURAN
0,931 0,799
- 0,6464 - 0,6563
UKURAN
0,500 0,595
- 0,7578 - 0,5047
NPM
0,010** 0,130
10.5297 4.8392
LEV
0,370 0,575
Tahun FE Ya Ya
N 279 212
Pseudo R-kuadrat 0,1820 0,1532
Wald chi2(13) 31.56 30.71
Masalah (statistik LR) 0,0028*** 0,0012***
Keterangan: tingkat signifikansi 10%*, 5%**, dan 1%***. Nilai-P berdasarkan kesalahan standar
yang kuat dikoreksi untuk heteroskedastisitas.

Hasil total kolom sampel pada Tabel 6 menunjukkan nilai Pseudo R-squared sebesar
0,1820. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen human capital dan usia
dewan direksi masing-masing dalam menjelaskan variabel dependen yaitu financial distress
adalah sebesar 18,2%. Sisanya sebesar 81,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam model penelitian ini.
http://doi.org/10.25273/jap.v12i1.10693

6
ASET: JURNAL AKUNTANSI DAN PENDIDIKAN VOL 12
NO 1, APRIL 2023 HALAMAN 1-11

Tabel 6 menunjukkan nilai statistik probabilitas LR sebesar 0,0028 yang berarti nilai tersebut lebih
kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hasil tersebut berarti dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%,
setidaknya ada satu variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen. Hasil yang diperoleh
adalah variabel-variabel tersebut secara simultan berpengaruh terhadap financial distress.
Uji parsial dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada kolom total sampel pada Tabel 6 yang
dapat ditentukan melalui nilai probabilitas (Prob.). Tabel 6 menunjukkan bahwa kedua variabel VAHU dan
AGE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap financial distress karena nilai p-value lebih rendah
dari tingkat signifikansi 0,05. Di antara variabel kontrol, hanya NPM yang berpengaruh signifikan terhadap
financial distress, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress.

Pengaruh Modal Intelektual Manusia terhadap Financial Distress


Nilai koefisien regresi variabel human capital (VAHU) pada Tabel 6 mempunyai nilai
negatif (-) sebesar -0,8904. Nilai negatif mempunyai arti semakin tinggi nilai modal
intelektual manusia dapat mengakibatkan kecenderungan perusahaan tidak mengalami
financial distress. Kesimpulannya modal intelektual manusia berpengaruh negatif
terhadap kondisi financial distress. Oleh karena itu, hasil tersebut menjawab hipotesis
pertama dalam penelitian ini. Temuan ini konsisten dengan argumen Cenciarelli, dkk.
(2018), Handayani dkk. (2019), dan Shahwan & Habib (2020). Potensi perusahaan untuk
mengalami financial distress menjadi lebih kecil jika perusahaan mempunyai nilai human
intelektual capital yang tinggi.
Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan yang paling berharga
(Handayani et al., 2019). Efisiensi sumber daya manusia dalam suatu perusahaan
sangatlah penting karena aset tersebut mencakup pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman. Dengan adanya efisiensi pada sumber daya manusia maka perusahaan
akan menghasilkan keunggulan kompetitif yang dapat meningkatkan nilai tambah
bagi perusahaan (Ulum, 2017). Oleh karena itu, nilai perusahaan akan meningkat
apabila modal intelektualnya dimaksimalkan. Peningkatan nilai perusahaan dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya tekanan finansial pada perusahaan (Shahwan &
Habib, 2020). Dengan adanya kemajuan teknologi yang pesat, perusahaan perlu
melakukan pembaharuan dalam pengelolaan modal intelektual manusia untuk
mempertahankan kinerjanya (Mustika et al., 2018).

Pengaruh Usia Direksi terhadap Financial Distress


Tabel 6 menunjukkan bahwa skor koefisien regresi variabel Usia Direksi (AGE) mempunyai
nilai positif (+) sebesar 7,4299. Nilai tersebut menunjukkan bahwa semakin signifikan proporsi
direksi yang berusia di atas 54 tahun, maka semakin besar kemungkinan meningkatkan
kecenderungan perusahaan mengalami financial distress. Kesimpulannya adalah usia direksi
berpengaruh positif terhadap financial distress. Dengan demikian, hipotesis kedua dalam penelitian
ini didukung oleh data.
Menurut Codrington & Grant-Marshall (2004), orang yang lahir antara tahun 1946-1964
dikenal sebagai Baby Boomers atau generasi tertua. Semakin tua usia seorang pekerja di
perusahaan, maka semakin kurang fleksibel dan cenderung menolak adanya teknologi baru
(Robbins, 2003). Oleh karena itu, seiring berkembangnya zaman, diperlukan teknologi dan
inovasi baru agar dapat bertahan di tengah persaingan pasar. Jika para pemimpin di
perusahaan sudah terlalu tua, maka akan lebih sulit untuk bertahan karena kurangnya inovasi
untuk bertahan dalam persaingan pasar. Fernández-Temprano & Tejerina (2020)

Karya ini dilisensikan di bawah aLisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 .

7
ARYANI, YA, SEPTENDITA, L., & ARIFIN, T.
MODAL INTELEKTUAL MANUSIA,….

menyatakan bahwa peluang pertumbuhan atau prospek pasar perusahaan tidak meningkat
secara signifikan karena anggota dewan yang lebih tua lebih enggan mengambil risiko. Selain
itu, memasuki usia lanjut, kecepatan pemrosesan informasi mengalami penurunan, dan kurang
mampu menyampaikan informasi yang tersimpan dalam memori (Kusumastuti, Supatmi, &
Sastra, 2007). Adanya fakta tersebut dapat menurunkan kinerja perusahaan sehingga
berdampak pada tekanan keuangan yang akan dialami perusahaan.

Pengaruh Variabel Kontrol terhadap Financial Distress


Berdasarkan Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa variabel kontrol NPM merupakan satu-satunya
variabel yang mempengaruhi financial distress. Variabel net profit margin (NPM) mempunyai nilai
koefisien regresi sebesar -0,7578. Dengan demikian, NPM berpengaruh negatif terhadap financial
distress yang dialami perusahaan. Temuan pengaruh NPM terhadap financial distress mengikuti
argumen Balasubramanian & Natarajan (2019) dan Udin et al. (2017). Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa NPM berpengaruh negatif terhadap financial distress. Variabel kontrol lainnya
yaitu ukuran perusahaan (FSIZE), ukuran direktur (DSIZE), dan leverage (LEV), tidak berpengaruh
signifikan terhadap financial distress.

Uji Kekokohan
COVID-19 adalah pandemi global yang menyebabkan krisis ekonomi di seluruh dunia (Singh
et al., 2022). Perekonomian seluruh negara terpuruk, termasuk Indonesia. Indonesia mengalami
penurunan PDB tahun 2020 sebesar 2,07% (BPS, 2020). Oleh karena itu, kami melakukan uji
ketahanan untuk melihat apakah pandemi menyebabkan kesulitan keuangan pada perusahaan
sampel kami dengan mengecualikan data tahun 2020 dan 2021. Hasil pengujian disajikan pada Tabel
6, kolom Tahun Non-Covid. Dari tabel tersebut terlihat bahwa hasilnya sesuai dengan data secara
keseluruhan. Hal ini menyiratkan bahwa Covid 19 tidak mempengaruhi penelitian ini secara
signifikan.

KESIMPULAN
Kami menguji pengaruh modal intelektual manusia dan usia direksi terhadap financial
distress perusahaan, dimana ukuran perusahaan, leverage, NPM, dan ukuran dewan direksi sebagai
variabel kontrol. Temuan penelitian menunjukkan bahwa modal intelektual, sumber daya manusia
dan usia direksi, serta variabel kontrol NPM berpengaruh terhadap kesulitan keuangan perusahaan.
Sebaliknya ukuran perusahaan, ukuran dewan direksi, dan leverage tidak berpengaruh terhadap
financial distress.
Financial distress merupakan permasalahan kompleks dalam perusahaan. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan suatu perusahaan mengalami financial distress, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Hasil penelitian ini hendaknya dilaksanakan secara hati-hati karena penelitian ini mempunyai keterbatasan.
Penelitian ini mempunyai keterbatasan dengan hanya menggunakan variabel dari faktor internal perusahaan;
Oleh karena itu, hal tersebut tidak dapat sepenuhnya dijadikan acuan untuk menentukan apakah suatu
perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan. Manajemen perusahaan masih dapat mengendalikan faktor
internalnya; Oleh karena itu, perlu mempertimbangkan faktor eksternal untuk mengatasi kesulitan keuangan
suatu perusahaan dalam memprediksi kesulitan keuangan.
Namun disamping keterbatasan penelitian ini, kami turut berkontribusi dalam
mengembangkan ilmu akuntansi khususnya bidang akuntansi manajemen terkait dengan kondisi
kebangkrutan yang mungkin dialami perusahaan. Perusahaan dapat mempelajari pentingnya modal
intelektual manusia dan usia dewan direksi dalam perusahaan agar terhindar dari financial distress.
Mereka dapat menjaga kinerja perusahaan dan menghadapi persaingan pasar. Selain itu, hasil
penelitian ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor untuk memahami kondisi
financial distress perusahaan; Oleh karena itu, mereka dapat berhati-hati dalam berinvestasi dan
menghindari perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan.

http://doi.org/10.25273/jap.v12i1.10693

8
ASET: JURNAL AKUNTANSI DAN PENDIDIKAN VOL 12
NO 1, APRIL 2023 HALAMAN 1-11

REFERENSI
Abadi, M., & Ghoniyah, N. (2016). Kajian Potensi Kebangkrutan Industri Properti
Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Riset Bisnis Indonesia,
13(1), 91–100.
Agostini, M. (2018). Kesulitan Keuangan Perusahaan: Peta Jalan Akademik
Literatur Tentang Pengertian dan Alat Evaluasinya.Kesulitan Keuangan
Perusahaan, 5–47. https://doi.org/10.1007/978-3-319-78500-4_2
Amri, MC, & Aryani, YA (2021). Bukti Empiris Financial Distress pada PT
Indonesia.ASET Jurnal Akuntansi Dan Pendidikan,10(2), 165–179. https://doi.org/
10.25273/jap.v10i2.8982
Astuti, EP (2017). Pengaruh Diversitas Dewan Direksi Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2008-2011.KREATIF Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang,4(2), 159–
179.
Bakhshani, S. (2014). Mempelajari Dampak Modal Intelektual dan Nilai Tambah
Memprediksi Kebangkrutan Menggunakan Analisis Survival.Jurnal Ekonomi, Keuangan &
Akuntansi,1(4), 237–246.
Balasubramanian, SA, GS, R., P., S., & Natarajan, T. (2019). Perusahaan Pemodelan
Kesulitan Keuangan Menggunakan Variabel Keuangan dan Non-keuangan: Kasus
Perusahaan Tercatat di India.Jurnal Internasional Hukum dan Manajemen,61(3), 457–484.
https://doi.org/10.1108/IJLMA-04-2018-0078
Barokah, S., Wilopo, & Nursalam, I. (2018). Pengaruh Intelektual Capital Terhadap
Kinerja keuangan.Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),55(1), 132–140.
Belloc, F. (2011). Tata Kelola Perusahaan dan Inovasi: Sebuah Survei.Jurnal Ekonomi
Survei,26(5), 835–864. https://doi.org/10.1111/j.1467-6419.2011.00681.x
Brahmana, RK (2007). Mengidentifikasi Kondisi Financial Distress di Indonesia
Industri Manufaktur.Birmingham Business School, Universitas Birmingham, Inggris, 1–19.

Badan Pusat Statistik, 2021. Diperoleh 23, 2022 dari


Desember
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/02/05/1811/ekonomi-indonesia-2020-
turun-sebesar-2-07-persen--c-to-c-.html.
Cenciarelli, VG, Giulio. G., & Allegrini, M. (2018). Apakah modal intelektual membantu
memprediksi kebangkrutan?Jurnal Modal Intelektual,19(2), 321–337.
https://doi.org/10.1108/JIC-03-2017-0047
Chakraborty, A., Gao, L., & Sheikh, S. (2019). Tata kelola perusahaan dan risiko lintas sektoral
perusahaan terdaftar dan khusus Kanada.Keputusan Manajemen,18(1), 52–67.
https://doi.org/10.1108/MD-10-2017-1052
Codrington, G., & Grant-Marshall, S. (2004).Perhatikan Kesenjangannya(Pinguin, Ed.). pinguin
Buku.
Darmadi, S. (2011). Keberagaman dewan dan kinerja perusahaan: Bukti di Indonesia.
Kepemilikan dan Pengendalian Perusahaan,8(2),450–466.
https://doi.org/10.22495/cocv8i2c4p4

Karya ini dilisensikan di bawah aLisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 .

9
ARYANI, YA, SEPTENDITA, L., & ARIFIN, T.
MODAL INTELEKTUAL MANUSIA,….

Darmadi, S. (2013). Apakah Perempuan di Manajemen Puncak Mempengaruhi Kinerja Perusahaan? Bukti
dari Indonesia.Tata Kelola Perusahaan (Bingley),13(3), 288–304.
https://doi.org/10.1108/CG-12-2010-0096
Faradila, P., & Aziz, A. (2016). Analisa Kinerja Keuangan Terhadap Prediksi Financial
Distress: Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Kontrol.Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 3(1),
27–38.
Farooq, U., Qamar, MAJ, & Haque, A. (2018). Model Dinamis Tiga Tahap
Kesulitan keuangan.Keuangan Manajerial,44(9),1101–1116.
https://doi.org/10.1108/MF-07-2017-0244
Felicio, J., Rodrigues, R., Grove, H., & Greiner, A. (2018). Pengaruh Perusahaan
Tata Kelola Risiko Bank Saat Krisis Keuangan.Penelitian Ekonomi,32(1), 1078–
1090. https://hrcak.srce.hr/206093
Fernández-Temprano, M., & Tejerina, F. (2020). Jenis Direktur, Keberagaman Dewan dan
Kinerja Perusahaan.Tata kelola perusahaan,20(2),324–342.
https://doi.org/10.1108/CG-03-2019-0096
Gelman, A., & Hill, J. (2007).Analisis Data Menggunakan Regresi dan Bertingkat/Hierarki
Model. Pers Universitas Cambridge.
Ghozali, I. (2018).Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 2. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro .
Hadjar, I. (2018). Regresi Logistik: Menaksir Probabilitas Peristiwa Variabel Binari.
Fenomena:JurnalPendidikanMIPA,7(2),137–163.
https://doi.org/10.21580/phen.2017.7.2.1385
Handayani, YD, Iskandar, D., & Yuvisaibrani, E. (2019). Tata Kelola Perusahaan dan
Modal Intelektual pada Kesulitan Keuangan.Jurnal Global Manajemen dan Riset
Bisnis,19(5), 62–71.
Hidayat, MA, & Meiranto, W. (2014). Prediksi Financial Distress Perusahaan
Pabrikan di Indonesia.Jurnal Akuntansi Diponegoro,3(3), 1–11.
Imelda, E., & Alodia, CI (2017). Analisis Model Altman dan Model Ohlson pada
Memprediksi Financial Distress Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan India-Pasifik (IPJAF),1(1), 51–63. https://doi.org/
doi.org/10.52962/ipjaf.2017.1.1.4
Undang-undang Pemerintah Indonesia No. 40. (2007).Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas atau UUPT.Lembaran Negara RI Tahun 2007 No. 160. Jakarta:
Menteri Hukum dan HAM.
Bursa Efek Indonesia. (nd).Daftar Saham. Diakses tanggal 4 15, 2020, dari Saham Indonesia
Menukarkan (BEI). Https://Www.Idx.Co.Id/Data-Pasar/Data-Saham/Daftar-
Saham/.
Jensen, MC, & Meckling, WH (1976). Teori Perusahaan: Perilaku Manajerial,
Biaya Agensi dan Struktur Kepemilikan.Jurnal Ekonomi Keuangan,3(4), 305–360.
https://doi.org/10.1016/0304-405X(76)90026-X
Kagzi, M., & Guha, M. (2018). Apakah Keberagaman Demografi Dewan Mempengaruhi Perusahaan
Pertunjukan? Bukti dari Perusahaan Intensif Pengetahuan India.Benchmarking: Jurnal
Internasional,25(3), 1028–1058. https://doi.org/10.1108/BIJ-07-2017-0203

http://doi.org/10.25273/jap.v12i1.10693

10
ASET: JURNAL AKUNTANSI DAN PENDIDIKAN VOL 12
NO 1, APRIL 2023 HALAMAN 1-11

Kanji, L. (2019). Perencanaan Pajak dan Beban Pajak Tangguhan Atas Manajemen Laba pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Bongaya untuk
Penelitian Akuntansi,2(1), 20–27.
Kurniawansyah, D., Kurnianto, S., & Riaqi, FA (2018). Teori Badan Dalam Pemikiran
Organisasi: Pendekatan Positivis dan Principel-Agent.Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis
Airlangga,3(2), 435–446.
Kustinah, S. (2011). Model Pendeteksian Manajemen Laba dan Pengaruhnya terhadap
Kapitalisasi Aset dan Besarnya Dividen: Survei pada Perusahaan Manufaktur yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.Jurnal Akuntansi Dan Keuangan
,16(2), 125–157.
Kusumastuti, S., Supatmi, & Sastra, P. (2007). Pengaruh Board Diversity Terhadap Nilai
Perusahaan dalam Perspektif Tata Kelola Perusahaan.Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan,9(2), 88–98.
Mustika, R., Ananto, RP, Surya, F., Felino, TA, & Sari, TI (2018). Pengaruh Modal
Intelektual Terhadap Financial Distress (Studi pada Perusahaan Pertambangan
dan Manufaktur).Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas,20(1), 120–130. Ohlson,
JA (1980). Rasio Keuangan dan Prediksi Probabilistik Kebangkrutan.
Jurnal Penelitian Akuntansi,18(1), 109–131. https://doi.org/10.2307/2490395
Robbins, S. (2003).Perilaku Organisasi. PT. Indeks.
Shahwan, TM, & Habib, AM (2020). Apakah Efisiensi Tata Kelola Perusahaan
dan Modal Intelektual Berpengaruh Terhadap Financial Distress Perusahaan? Bukti Dari
Mesir. Jurnal Modal Intelektual,21(3), 403–430. https://doi.org/10.1108/JIC-06-2019-0143

Tarus, DK, & Aime, F. (2014). Keberagaman Demografi Dewan, Kinerja Perusahaan dan
Perubahan Strategis.Tinjauan Penelitian Manajemen,37(12), 1110–1136.
https://doi.org/10.1108/MRR-03-2013-0056
Udin, S., Khan, M., & Javid, A. (2017). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap
kemungkinan Kesulitan Keuangan: Sebuah Bukti Empiris.Tata Kelola Perusahaan:
Jurnal Internasional Bisnis di Masyarakat,17(4), 589–612.
Ulum, I. (2017).Modal Intelektual: Model Pengukuran, Kerangka Pengungkapan, dan
Kinerja Organisasi. Pers UMM.
Vo, XV (2016). Apakah kepemilikan institusional meningkatkan volatilitas return saham? Bukti
dari Vietnam.Tinjauan Internasional Analisis Keuangan,45(Mei), 45–61. https://
doi.org/10.1016/j.irfa.2016.02.006

Karya ini dilisensikan di bawah aLisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 .

11

Anda mungkin juga menyukai