Tugas Literasi Digital
Tugas Literasi Digital
21:
1.1 Tantangan dan peluang abad 21
1.2 Pentingnya literasi digital
BAB II: Prinsip-Prinsip Dasar Pengembangan Literasi Digital:
2.1 Pengertian literasi digital menurut para ahli
2.2 Prinsip-prinsip literasi digital
2.3 Elemen literasi digital
2.4 Kerangka Literasi digital [Proteksi (safeguard), Hak-hak (rights),
Pemberdayaan (empowerment)]
2.5 Manfaat literasi digital
2.6 Indikator literasi digital
2.7 Pengembangan literasi digital
2.8 Penerapan literasi digital pada lintas generasi.
BAB III: Fitur Teknologi Digital Dan Alat Komunikasi Yang Berguna Bagi
Kehidupan
3.1 Fitur-fitur dalam teknologi digital
3.2 Fitur-fitur teknologi digital untuk keperluan akademis
3.3 Fitur-fitur teknologi digital untuk keperluan bermasyarakat
BAB I
LITERASI DIGITAL DALAM MENGHADAPI TANTANGAN DAN
PELUANG ABAD 21
2.Peluang Abad 2
Selain memiliki tantangan, abad 21 memiliki peluang salah satu peluang
yaitu dengan masuknya digital pada pembelajaran abad 21 sangat
memudahkan para siswa untuk belajar, selain bisa belajar menggunakan buku
para siswa juga dapat menggunakan fasilitas digital seperti google.
Menurut Hajri (2023) Dalam abad ke-21 yang diwarnai oleh kemajuan
teknologi digital, peran teknologi dalam transformasi pendidikan menjadi
semakin penting dan relevan. Teknologi digital telah mengubah cara kita
belajar, berinteraksi, dan mengakses informasi.
Bukan hanya siswa, namun Guru juga sangat di mudahkan dengan
teknologi karena dengan teknologi ini para guru dapat menggunakan berbagai
macam aplikasi untuk menunjang kegiatan pembelajaran
1.2 Pentingnya Literasi Digital
Saat ini literasi digital memiliki peran penting pada era yang selalumenggunakan
mesin. Literasi digital dapat memperkaya wawasan digital masyarakat,karena
dapat mendorong masyarakat untuk mencari informasi melalui internet yang saat
ini siapa pun dapat menggunakannya, selain itu informasi internet juga dapat
digunakan kapan pun dan dimana pun saja yang berarti ada kebebasan untuk
menggunakannya. Menurut Puspito pada tahun 2017 yang menguraikan sembilan
kategori peran penting literasi digital, yaitu sebagai berikut:
Adapun Fungsi utama dalam literasi digital pada masa kini diantaranya adalah:
(1) mampu dalam menggunakan berbagai hal secara digital
(2) tidak bergantung dengan digital seperti berfikir secara kreatif dan inovatif
(3) mampu bersosialisasi dengan bijak dengan digital
(4) serta mampu berkolaborasi dengan banyak orang. Dengan ini diharapkan
mahasiswa sangat dituntut untuk mempunyai berbagai kemampuan untuk
mengolah, berkomunikasi, berkolaborasi, hingga menciptakan suatu karya. Oleh
karena itu, peran mahasiswa memiliki pengaruh tinggi untuk mencapai citra
Indonesia yang maju.
Begitu pentingnya literasi digital di era ini mengingat data dan informasi akan
terus bertambah tanpa terkontrol. Jika tiap individu tidak membekali diri dengan
kemampun literasi digital, maka akan semakin sulit untuk mencari informasi yang
benar-benar bernilai. Salah satu fungsi mendapatkan informasi bernilai adalahagar
cepat mengambil keputusan yang baik hingga akhirnya dapat
bertindak.Mendapatkan informasi yang bernilai merupakan salah satu manfaat
dari literasi digital.
BAB II
PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN LITERASI DIGITAL
4.Paul Gilster
Menurut seorang penulis dari buku yang berjudul digital literacy yang
diterbitkan pada tahun 1997 mengartikan bahwa, pengertian literasi digital
adalah kemampuan seseorang dalam memafaatkan informasi dalam berbagai
bentuk. Baik itu dari sumber dari perangkat komputer ataupun dari ponsel.
2.Belajar lebih cepat Pada kasus ini misalnya seorang pelajar yang harus
mencari definisi atau istilah katakata penting misalnya di glosarium.
Dibandingkan dengan mencari referensi yang berbentuk cetak, maka akan
lebih cepat dengan memanfaatkan sebuah aplikasi khusus glosarium yang
berisi istilah-istilah penting.
3.Menghemat uang Saat ini banyak aplikasi khusus yang berisi tentang
perbandingan diskon sebuah produk. Bagi seseorang yang bisa
memanfaatkan aplikasi tersebut, maka ini bisa menghemat pengeluaran
ketika akan melakukan pembelian online di internet.
2. Generasi “X“
Generasi “X” lahir pada tahun 1965- 80’an. Tingkat kelahiran bayi mulai
dibatasi sehubungan dengan terjadinya ledakan penduduk. Penemuan alat
kontrasepsi membuat kelahiran generasi “X” menjadi generasi yang
memiliki cukup perhatian dari kedua orang tua sehubungan dengan luangnya
waktu untuk mendidik anak-anak. Generasi ini tumbuh dengan rasa optimis
yang besar sehingga mempunyai kemauan untuk mempelajari apa saja dengan
tekun dan ulet.Literasi digital di antara lintas generasi “X” terjadi pada pada
masa peralihan teknologi analog menjadi teknologi digital. Kemampuan
menyerap berbagai informasi dari generasi ini membuat literasi digital
berkembang pesat penggunaanya. Banyak kalangan dari generasi “X” akrab
dan tidak canggung menggunakan piranti digital untuk mencari
informasi.Sebagian generasi “X” lihai dalam mencari informasi melalui piranti
digital tetapi kurang dalam menganalisa keabsahan informasi yang didapatkan.
Rasa ingin menjadi yang pertama sebagai pemberi sumber informasi
menyebabkan banyak terjadi penyebaran informasi dimanainformasi tersebut
belum matang atau belum dapat dipastikan kebenarannya.
3.Generasi “Y”
Dikenal sebagai generasi milenial yang lahir tahun 1981 – 95′, generasi”Y”
mempunyai tujuan menyeimbangkan antara hobi dan pekerjaan. Literasi
digital yang ada pada generasi ini sangat baik dan dapat diandalkan. Generasi
ini cenderung mengabaikan informasi yang belum jelas dan menganalisa
dengan cepat limpahan informasi yang datang.Generasi “Y” dapat menjadi
penentu apakah informasi yang datang pada mereka akan diteruskan karena
mengandung kebenaran atau akan ditelisik untuk menunjukkan pada publik
bahwa rangkaian informasi ini hanya rekayasa semata. Generasi ini tumbuh
dengan nilai persamaan hak asasi dan menjunjung tinggi kesetaraan. Literasi
digital benar-benar dimanfaatkan generasi “Y” untuk berbuat maksimal dalam
membantu sesama.Kekurangannya generasi ini sangat cepat bosan
mengerjakan sesuatu yang monoton. Hal ini dipengaruhi dengan kebiasaan
mereka dalam berliterasi digital. Piranti lunak sebagai alat literasi digital
membuat mereka menyukai bahan bacaan yang tidak terlalu panjang dan
langsung pada inti persoalan
4. Generasi “Z”
Generasi yang lahir pada tahun 1996 – 2010 adalah generasi “selfie” atau
pendamba popularitas. Mengingat generasi ini haus perhatian dari orang
sekitar maka mereka senantiasa mencari perhatian dengan berusaha eksis di
media sosial. Berbagai kegiatan sehari-hari dipamerkan, diperlihatkan dan
ditunjukkan kepada “follower” sebutan bagi pengikut setia supayaPenerapan
literasi digital mulai mengalami pergeseran makna. Generasi ini mulai
memilah literasi digital sebagai sumber informasi jika bermanfaat
meningkatkan kepopuleran mereka. Mereka dapat abai jika informasi dari
literasi digital hanya berupa berita atau informasi yang sama sekali tidak
berdampak pada tingkat kepopuleran mereka
5. Generasi “Alpha”
Generasi ini lahir pada tahun 2011 – hingga saat ini. Generasi yang dari lahir
sudah lekat dengan teknologi ini, menjadikan mereka sebagai manusia yang
hampir sebagian besar bergantung menggunakan piranti digital. Kelemahan
generasi ini, mereka kurang bisa menerapkan apa yang mereka baca dalam
literasi digital pada kehidupan sehari-hari khususnya hubungan dengan sesama
manusia. Generasi ini terlihat sibuk “menundukkan kepala” dan asyik dengan
dunia maya sampai tak menghiraukan keberadaan orang lain disekitar dirinya.
Yang terlihat nyata terasa maya dan yang terlihat maya terasa nyata. Begitulah
prespektif generasi “Alpha” yang lekat dengan piranti digital. Pemahamam
literasi digital hanya sebatas menguasai pemakaian piranti namun kurang
dapat menerapkan secara humanis pada kehidupan sehari-hari di dunia nyata
DAFTAR PUSTAKA