Terapi CBT
Terapi CBT
Ada juga bentuk baru dari CBT, yaitu Enhanced CBT atau CBT-E. CBT-E
membantu orang memahami masalah pola makan mereka dan
membentuk pola makan yang teratur.
CBT-E bekerja dengan cara mengurangi faktor-faktor penyebab
anorexia dan mencegah kumatnya anorexia. Selain untuk menangani
anorexia, CBT-E juga digunakan untuk menangani bulimia dan
gangguan makan lain (OSFED).
menolerir tekanan
terhubung secara efektif dengan orang lain
Dalam DBT, hubungan yang kuat dan membangun kepercayaan antara
terapis dan individu sangat penting. Mereka bekerjasama
mengidentifikasi perilaku-perilaku yang berbahaya pada diri penyintas,
mengenali perasaan dan situasi yang memicu perilaku tersebut.
Skill-skill yang dipelajari dalam DBT digunakan untuk menangani
situasi dan perasaan tersebut, sehingga tidak memicu perilaku
merugikan yang dihindari. Umumnya, DBT terdiri dari sesi individu dan
sesi kelompok.
Ketika interaksi kita dengan orang lain tidak menyenangkan, itu dapat
menyebabkan tumpukan perasaan negatif. Perasaan-perasaan negatif
tersebut dapat dihubungkan dengan gejala-gejala eating disorder, jadi ini
juga dapat digunakan untuk terapi psikologi anorexia.
Misalnya, setelah dikomentari tentang berat badan atau image tubuh
oleh teman dekat, seorang penyintas anorexia akan berhenti makan.
Fokus IPT bukanlah mengubah perilaku, melainkan membangun
hubungan yang lebih kuat dan sehat dengan orang lain. Seringkali,
anorexia perlahan membaik bahkan menghilang sejalan dengan
membaiknya hubungan interpersonal penyintas.
Nah, Dear, itu tadi terapi-terapi psikologis yang dapat diterapkan untuk
anorexia. Jika kamu merasa ada yang aneh pada tubuhmu dan itu
dapat menganggu kehidupanmu sehari-hari, kamu sebaiknya
mengonsultasikannya pada ahlinya, Dear. Kamu bisa mencoba
konseling online dengan men-download aplikasi Riliv.
Gejala fisik
Penurunan berat badan yang ekstrim sehingga membuat berat badan
tidak sesuai dengan perkembangan normalnya.
Tubuh kurus.
Insomnia dan tubuh kelelahan.
Kepala pusing hingga bisa mengalami pingsan.
Terjadi perubahan warna pada jari menjadi kebiruan.
Rambut yang menipis, mudah patah atau rontok.
Tidak mentruasi seperti biasanya (amenore).
Sembelit dan sakit perut.
Kulit kering atau sedikit kekuningan.
Irama jantung tidak teratur.
Tekanan darah rendah.
Dehidrasi.
Pembengkakan lengan atau tungkai kaki.
Gigi patah dan kapalan di bagian buku-buku jari.
Tuntutan lingkungan
Lingkungan pertemanan atau keluarga yang beranggapan bahwa tubuh
langsing merupakan standar kecantikan, bisa memberi tekanan pada
seseorang yang khwatir dengan berat badannya.
Hal ini bisa memicu keinginan keras untuk bertubuh kurus, dan melakukan
cara menurunkan berat badan yang salah.
Faktor risiko anoreksia nervosa
Para ilmuwan menemukan beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko
terjadinya anoreksia, di antaranya adalah:
ADVERTISING
Di samping itu, dokter akan menanyakan gejala apa saja yang dialami
sekaligus melihat riwayat kesehatan pasien dan keluarga.
Tes laboratorium
Pada tes kesehatan ini, dokter akan menghitung jumlah darah dan memeriksa
elektrolit dan protein dalam tubuh. Fungsi hati, ginjal, dan kelenjar tiroid juga
akan diperiksa, mungkin dengan tes urine.
Evaluasi psiklogis
Seorang dokter ahli kejiwaan kemungkinan besar akan bertanya tentang
pikiran, perasaan, dan kebiasaan makan Anda. Anda juga mungkin diminta
untuk mengisi kuesioner penilaian diri psikologis.
Tes pencitraan mungkin akan dilakukan jika dokter mencurigai telah terjadinya
komplikasi.