Anda di halaman 1dari 31

Keluarga:

Rumahku,
Sekolahku
Mentari P. Muliawan, M.M., M.Psi., Psikolog
Sabtu, 20 Mei 2023 | Paroki St. Andreas- Ciluar
Mentari Puteri Muliawan, M.M., M.Psi., Psikolog
Pendidikan

● S.Psi. - Universitas Pelita Harapan [2014]


● M.M. - Universitas Prasetiya Mulya [2017]
● M.Psi., Psikolog - UNIKA Atma Jaya Jakarta [2023]

Pekerjaan

● Co-owner - Kalasenja [Coffee Shop] (Bogor)


● Associate Educational Psychologist - Breakthrough For Life Center (Jakarta)

Partisipasi dalam Karya Keuskupan Bogor

● Komisi Kepemudaan [2014-2015]


● Komisi Komsos - Website Keuskupan Bogor & Majalah MEKAR [2017-sekarang]
● Komisi Pendidikan [2023-sekarang]
Tantangan dalam Pengasuhan
& Pendidikan Anak Masa Kini
Tantangan bagi Anak Masa Kini

Tren
Learning Loss
“Barcode” 1 2

Generasi
Bullying
“Strawberry” 3 4
Beberapa contoh kasus…
“Anak
A “Anak C
bodoh!”
Kelas 4 SD namun belum
males!”
Enggan masuk sekolah
lancar baca-tulis.
dan tidak menggubris
Gaya bercandanya
bantuan dari guru.
cenderung agresif dan
Terlibat tawuran siswa
mengarah pada
kekerasan. B antarsekolah.
D

Skor IQ di atas rata-rata, Jarang mengumpulkan

“Anak
namun nilai-nilainya di tugas; nilai-nilai tidak
sekolah tidak memenuhi memenuhi syarat
syarat untuk naik kelas. minimum. Mendapat SP
bandel!” Ekspresi emosi
meledak-ledak.
karena melanggar
peraturan sekolah.
Keluarga
Keluarga adalah…
Sekelompok individu yang dipersatukan oleh
hubungan biologis atau oleh hubungan
perkawinan, adopsi, atau ikatan intim lainnya.

Keluarga merupakan unit sosial yang


fundamental dari masyarakat, namun bentuk
dan strukturnya dapat sangat bervariasi,
termasuk keluarga biologis, keluarga besar,
keluarga sambung, dan bahkan sekelompok
teman yang dikenal secara informal sebagai
"framilies".

Para anggota keluarga saling memengaruhi


pikiran, perasaan, dan perilaku satu sama lain.

(American Psychological Association - Dictionary of Psychology)


Teori
Sistem Ekologi
Bronfenbrenner
Fisik-biologis
Sosial
Emosional
Kognitif
Keluarga
sebagai
“Rumah” & “Sekolah”
Keluarga
sebagai
“Rumah” & “Sekolah”
Dukungan Stimulasi
emosional pembelajaran
“Saya sudah lelah bekerja dan
membayar mahal ke sekolah,
masa harus mengajari anak lagi?”
Stimulasi sejak
dalam
kandungan

Nilai - nilai Children see, children do


Konsekuensi
perilaku moral

Nilai - nilai
spiritual
Orang tua sebagai
role model utama bagi anak
Sebagai orang tua/pengasuh, apakah saya sudah…

Berdamai dengan pengalaman


masa lalu saya sendiri yang Memperhatikan kebutuhan
kurang baik? anak sesuai dengan usia dan
tahap perkembangannya?

Mempertimbangkan apa yang


anak saya pikirkan dan
Melibatkan anak dalam
rasakan?
pengambilan keputusan yang
akan berdampak bagi dirinya?
Perkembangan Psikososial
4 Gaya Pengasuhan
KEHANGATAN TINGGI

Permisif Otoritatif
(Permissive) (Authoritative)

Tinggi
TUNTUTAN RENDAH TUNTUTAN TINGGI

Tidak peduli Otoriter


(Neglectful) (Authoritarian)
KEHANGATAN RENDAH
4 Gaya Pengasuhan
KEHANGATAN TINGGI
Menghindari konfrontasi
Memanjakan
Responsif

Asertif
Resiprokal
Menerima Permisif Tidak mengarahkan
Otoritatif
(Permissive) Demokratis (Authoritative)
Ekspektasi rendah
Tidak ada/sedikit aturan Standar/aturan jelas
Fleksibel

Tinggi
TUNTUTAN RENDAH TUNTUTAN TINGGI
Tidak punya waktu Tidak hangat
Pasif
Hukuman

Tidak peduli Otoriter


Ekspektasi tinggi
Anak bukan prioritas Tidak dekat secara
Mengabaikan
(Neglectful) (Authoritarian) emosional

KEHANGATAN RENDAH

Tidak hadir Lingkungan terstruktur


4 Attachment Styles
Takut &
Cemas Menghindar Aman
menghindar
(Anxious) (Avoidant) (Secure)
(Fearful Avoidant)

Saya ingin akrab dengan Saya punya trust issue Saya tidak khawatir ketika
Saya harus jadi mandiri dan
orang lain, namun mereka sehingga saya menjaga diabaikan maupun didekati
sanggup tanpa orang lain.
mengabaikan saya. jarak dengan orang lain. oleh orang lain.
Trauma intergenerasi?
Orang tua yang mengalami Orang tua menurunkan trauma Anak terdampak oleh trauma
trauma emosional dapat tersebut melalui genetik tersebut
merasakan dampak jangka dan/atau proyeksi perilaku
panjang dari trauma tersebut kepada anak

Siklus akan terulang ketika


anak tersebut menjadi orang
tua
Menjadikan
Keluarga
sebagai
“Rumah” & “Sekolah”
Orang tua juga manusia…
Tidak perlu (dan tidak bisa) sempurna.

● Menyadari bahwa menjadi orang tua adalah proses belajar seumur


hidup.
● Menyadari bahwa orang tua juga dapat melakukan dan belajar dari
kesalahan.
● Menyadari bahwa orang tua dapat memiliki beban dari pengalaman
masa lalu, masalah pribadi, masalah pekerjaan, dan isu-isu lainnya.
● Menyadari bahwa menjadi orang tua tidak berarti harus
menanggung segala sesuatunya sendirian.
Positive Discipline (Nelsen, 2006; Durrant, 2016)

1. Membantu anak merasa diterima dan dicintai


2. Baik namun tetap tegas di saat yang sama
3. Mempertimbangkan apa yang anak pikirkan,
rasakan, pelajari, dan putuskan tentang dirinya
dan dunia sekitarnya
4. Mengajarkan keterampilan yang penting dalam
dunia sosial dan hidup sehari-hari (saling
menghargai, kerja sama, komunikasi, dsb)
5. Membantu anak menyadari kemampuan
mereka
Positive Discipline (Nelsen, 2006; Durrant, 2016)
Mencari solusi/
memecahkan masalah

Memahami apa yang anak


pikirkan dan rasakan

Memberikan Memberikan
kehangatan struktur

Menetapkan tujuan jangka panjang


Positive Discipline (Nelsen, 2006; Durrant, 2016)

Bayangkan hal berikut…

● Anak Anda telah tumbuh dewasa dan menginjak usia 20


tahun.
● Sosok seperti apa yang ingin Anda lihat dalam diri Anda di
usianya yang ke-20?
● Relasi seperti apa yang Anda ingin Anda miliki dengan anak
Anda di usianya yang ke-20?

Menetapkan tujuan jangka panjang


Positive Discipline (Nelsen, 2006; Durrant, 2016)
● Mengucapkan “I love you” ● Menjelaskan alasan dari aturan
● Menunjukkan pada anak bahwa yang dibuat
mereka tetap dicintai bahkan ● Mendiskusikan aturan dan
ketika mereka melakukan mendengarkan pendapat anak
kesalahan ● Membantu anak menemukan cara
● Membacakan buku untuk anak untuk memperbaiki kesalahan
● Memeluk anak ● Mengendalikan amarah
● Menenangkan ketika anak ● Mengajarkan dampak/konsekuensi
merasa cemas atau takut dari suatu perilaku
● Memandang hal dari perspektif ● Menghindari pemberian ancaman
anak ● Menjadi teladan moral yang positif
● Mendengarkan anak
● Memuji anak

Memberikan Memberikan
kehangatan struktur
Positive Discipline (Nelsen, 2006; Durrant, 2016)
● Berusaha memahami apa yang anak pikirkan dan rasakan sesuai usia,
tahap perkembangan, dan kondisi khususnya
● Menyadari dan menerima bahwa orang tua dan anak dapat memiliki
temperamen dan cara berpikir yang sama maupun berbeda
● Mencari solusi yang sesuai dengan usia, tahap perkembangan, dan
kondisi khususnya

Mencari solusi/
memecahkan masalah

Memahami apa yang anak


pikirkan dan rasakan
Disiplin ≠ Hukuman

● Fokus pada apa yang bisa


dilakukan oleh anak
● Fokus pada apa yang tidak
● Anak punya kendali penuh
boleh dilakukan oleh anak
atas perilakunya
● Perilaku anak dikendalikan
● Membantu anak belajar
secara penuh oleh orang tua
dengan mengajarkannya
● Menggunakan ancaman dan
cara membuat keputusan
rasa takut untuk membuat
yang baik
anak patuh dan belajar
● Meyakinkan anak bahwa
● Melabeli anak sebagai
mereka tetap dicintai,
‘nakal’
bahkan ketika mereka
● Menutup kesempatan anak
melakukan kesalahan
untuk berpendapat
● Menjalin komunikasi yang
terbuka
Teori
Sistem Ekologi
Bronfenbrenner
Kesamaan
nilai

Kolaborasi

Komunikasi
It takes a village
to raise a child.
(African Proverb)
Terima kasih!

Alamat kontak:
muliawanmentari@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai