Anda di halaman 1dari 54

v Bagaimana mengindetifikasi BAHAYA dengan benar ….???

v Bagaimana melakukan PENGENDALIAN….???


• KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN
• DAPAT MENURUNKAN PRODUKTIVITAS
TENAGA KERJA DAN PERALATAN
• “near miss” atau “near accident”
• TIDAK ADA ORANG CIDERA / KERUSAKAN ALAT

• KEJADIAN YANG TIDAK DIRENCANAKAN


TIDAK DIKENDALIKAN, TIDAK DIINGINKAN
• MENGAKIBATKAN CIDERANYA SESEORANG
KERUSAKAN ALAT, PRODUKSI TERHENTI
ATAU KETIGANYA
• KONTAK LANGSUNG DGN SUATU BAHAN YANG MELEBIHI BATAS KEKUATAN
BODY / STRUKTUR
v SESUATU YANG BERPOTENSI MENGAKIBATKAN KERUSAKAN / CIDERA
v KEMUNGKINAN CIDERA / KERUSAKAN YANG DAPAT TERJADI DARI
SUATU BAHAYA
Kecelakaan atau cidera terjadi apabila
ada kontak atau persentuhan langsung

Risiko bukan akhir dari kejadian, juga


bukan apa yang terjadi.
Sebuah Lubang Besar pada lantai kerja di processing plant adalah Suatu
Bahaya. Apabila tidak ditutup atau diberi pagar pengaman akan menjadi
sebuah resiko.

Risiko bukan terletak pada lubang tetapi pada kemungkinan pemaparan thd
lubang tsb.
Menghirup Gas H2S/Co/Co2, dampaknya thd manusia
tergantung pada konsentrasi dan durasi pemaparan.
Gas H2S tsb berpotensi mencelakakan namun belum
menjadi risiko bila tidak terpapar ke manusia.

Dari contoh tsb, Risiko adalah kemungkinan terpaparnya seseorang thd Gas
H2S/Co/Co2.
Puley Conveyor tdk dilengkapi pagar
pengaman adalah Suatu Bahaya.
Kondisi tsb baru berubah menjadi Risiko
apabila kita melakukan perawatan,
perbaikan, pembersihan, atau berada di
dekat puley tsb.
Sumber-sumber bahaya yang berpotensi menyebabkan cidera
manusia atau kerusakan pada lingkungan sekitar, permesinan/
peralatan, atau proses

Sumber-sumber bahaya yang berpotensi


menyebabkan sakit atau gangguan kesehatan
manusia
Pemaparan thd gas atau debu dpt berefek akut
(serius & langsung) atau kronis (jangka panjang)
pd kesehatan seseorang.
Risiko yang tertinggal atau masih ada
walaupun telah diupayakan untuk
Menghilangkan, meminimalkan, atau
mengendalikan

Misalnya : Suara bising, Debu, Getaran

ACCEPTABLE OR UNACCEPTABLE
TOLERABLE OR UN TOLERABLE
MENGETAHUI
IDENTIFIKASI BAHAYA PENGENDALIAN BAHAYA
TIPE BAHAYA
v BAHAYA KIMIA

- Melalui Pernafasan debu, asap,


- Kontak dengan kulit gas, uap, dll

v BAHAYA FISIK
- Suara Bising
- Getaran
- Radiasi, T, P

v BAHAYA BIOLOGI
- Mikro Biologi : bakteri, virus, dll
- Makro Biologi : serangga, parasit, dll
v BAHAYA ERGONOMI
Peralatan dan tempat kerja tidak dirancang dengan baik
- STRESS FISIK : sempit, terbatas, dll
- STRESS KEJIWAAN / MENTAL : bosan, overload, dll

v BAHAYA MEKANIS
v BAHAYA LINGKUNGAN SEKITAR
Kemiringan, tidak rata / licin, cuaca, dll
v BAHAYA PSIKOSOSIAL
Intimidasi, Trauma, Pola gilir kerja, Pola promosi, Pengorganisasian kerja
v BAHAYA TINGKAH LAKU
Ketidak patuhan, Kurang keahlian, Tugas baru/tidak rutin, Overconfident,
Sok jago/pintar, Tidak peduli
v BAHAYA KELISTRIKAN
Pemasangan kabel, grounding system, Panel dan peralatan listrik
Pengkajian/Penilaian harus ditinjau ulang ketika terjadi
perubahan/penggantian yg signifikan dalam Operasi, Personil, Peralatan
dsb karena dapat timbul bahaya dan resiko baru yang berbeda.

Pengkajian/Penilaian Ulang menjadi kebijakan yang baik apabila dilakukan


secara tetap, misal secara setahun sekali.
v Pekerja dgn ketidak mampuan
v Pekerja dgn usia muda
v Pekerja Baru dan Ibu sedang mengandung
v Pekerja tidak berpengalaman
v Personil yg immune-compromised, -
(Penderita HIV)
v Personil dgn kondisi kesehatan khusus
(Penderita Asma)
v Personil Yg Dalam Pengobatan Khusus
Pendekatan yang logis dan sistimatis untuk mengidentifikasi bahaya,menilai resiko
dan melaksanakan serta mempertahankan kendali agar dapat mengurangi resiko
ketingkat yang dapat diterima

FREKUENSI PAPARAN

SEVERITY PAPARAN
1. Identifikasi Seluruh Operasi

2. Identifikasi Bahaya /Resiko


Masing-Masing Operasi

3. Identifikasi Bahaya/Resiko
Masing-Masing Tugas

4. Identifikasi Pengaruh Potensial Personil/Pribadi


5. Identifikasi Tindakan Existing Control.

6. Tentukan Apakah Existing Control Memadai

7. Tentukan Tindakan Further Control yg tepat

8. Kembangkan Action Plan


untuk Implementasi Tindakan Kontrol
KEMUNGKINAN (PROBABILITY)

25 Pasti Terjadi
(CERTAINTLY)
15 - 24 Kemungkinan Terjadinya Significan
(SIGNIFICANT CHANCE)
10 - 14 Mungkin Terjadi
(POSSIBLE)
5-9 Mungkin, Tapi Sulit Terjadi
(POSSIBLE BUT UNLIKELY)
1-4 Sangat Tidak Mungkin Terjadi
(EXTREMELY UNLIKELY)

Bagaimana Tingkat Kemungkinan Bahaya tsb akan menyebabkan kecelakaan ?


HSE-UK
KEKERAPAN (FREQUENCY)

25 Beberapa Karyawan Terpapar Beberapa Kali Dalam Satu Shift


(SEVERAL EMPLOYEES SEVERAL TIMES A SHIFT)

20 - 24 Beberapa Karyawan Satu Kali Setiap Shift


(SEVERAL EMPLOYEES ONCE PER SHIFT)

15 - 19 Dua atau Tiga Kali Seminggu


(TWO OR THREE TIMES A WEEK)

10 - 14 Satu Kali Per Bulan


(ONCE PER MONTH)

5-9 Satu Kali atau Dua Kali Per Tahun


(ONCE OR TWICE A YEAR)

0 Tidak Pernah
(NEVER)

Berapa tingkat kekerapan karyawan terpapar oleh bahaya yg terkaji ?


HSE-UK
KEPARAHAN (SEVERITY)

50 Kematian
(FATALITY)

40-49 Cacat Permanen, Amputasi, Mutilasi


(PERMANENT DISABILITY, AMPUTATION, MUTILATION)

30-39 Tulang Patah/Retak, tulang terlepas, luka koyak yang butuh dijahit
(FRACTURE, DISLOCATION, LACERATION REQUIRING SUTURES)

20-29 Cidera yang Membutuhkan Perawatan Medis, Keseleo/Rasa Nyeri yang Parah, Luka Bakar Tingkat 2
dan 3
(MEDICAL TREATMENT INJURY, SEVERE SPRAINS/STRAINS, SECOND AND THIRD DEGREE BURNS)

10-19 Pertolongan Pertama yang Berulang, Luka yang Dalam, Luka Bakar Tingkat 1
(REPEATED FIRST AID TREATMENTS, DEEP ABRASIONS, FIRST DEGREE BURNS)

1- 9 Sedikit Pertolongan Pertama, Tergores, Memar, Partikel Masuk Ke Mata, Luka Ringan, Luka Bakar Tingkat 1 yang
Terbatas (MINOR FIRST AID, SCRATCHES, BRUISING, PARTICLE IN EYE, SLIGHT ABRASIONS, SMALL FIRST DEGREE BURN)

0 Tidak Ada Cidera (NO INJURY)

Bagaimana Tingkat Keparahan cidera/kerusakan yg dapat terjadi oleh bahaya ?


NILAI BAHAYA
61 - 100 Serious Hazard (Bahaya Serius), langkah perbaikan harus segera
dilakukan tanpa penundaan.
(A serious hazard for which corrective action must be taken without delay)

31 - 60 Moderate Hazard (Bahaya Sedang), membutuhkan langkah perbaikan secepatnya.


Peringatan, Alat Pelindung Diri dan pemberitahuan dapat dijalankan sebagai upaya
pengendalian sementara).
(A moderate hazard requiring remedial action as soon as possible. Warnings, personal
protective equipment and notices may serve as acceptable interim measures)

1 - 30 Minor Hazard (Bahaya Minor) masuk dalam kategori tingkat risiko yang bisa diterima dan
membutuhkan sedikit justifikasi untuk upaya pengendalian.
(A minor hazard falling into the category of acceptable level of risk and for which there is little justification
for control)

Nilai Bahaya adalah Jumlah dari Kekerapan, Keparahan, dan


Kemungkinan.
HSE-UK
KELAS TINGKAT CIDERA/KERUSAKAN/KERUGIAN

Fatal, Cacat Tetap, Hilang Bagian Tubuh, Kebakaran/ Kerusakan Alat atau
A
Properti >Rp 50 juta, Hilang Produksi >Rp 40 juta,
MAJOR
Sengketa Lingkungan >Rp 50 juta (Segera No delay)

Cidera Berat, Cacat Sementara, kebakaran/kerusakan Alat atau property


B
<Rp 50 juta, Hilang Produksi <Rp 40 juta, Sengketa Lingkungan <Rp 50
SERIUS
juta
(Komplit dlm 1 minggu)

C Cidera Ringan, Sakit Jabatan (Ossupational Illness), Kebakaran/Kerusakan


MINOR Alat atau Properti <Rp 15 juta, Hilang Produksi <Rp 10 juta,
Sengketa Lingkungan <Rp 15 juta. (OK dlm 1 bulan)
IDENTIFIKASI BAHAYA SETELAH KECELAKAAN : LEBIH MUDAH
SEBELUM KECELAKAAN : LEBIH SULIT

IDENTIFIKASI BAHAYA, memahami :


- Pekerjaan dan tempat kerja
- Peraturan
- Sifat bahaya
- Perlindungan peralatan
- Proses produksi
UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI :
Inspection
Observation
Diskusi dengan para pekerja
Investigasi kecelakaan
literatur-literatur
Brainstorming serta menganalisis

1. OBSERVASI / INSPEKSI TERENCANA

2. BRAIN STORMING
JSA, Safety Committee, Peraturan - peraturan
1. Primary Control Methods
Engineering Control

2. Secondary Control Methods


Administrative Control

3. Tertiary Control Methods


Work Practices, ….

4. Personal Protective Equipment ( PPE)


APD
1. Metode Pengendalian Utama (Primary Control Methods)
Pengendalian Secara Teknik (Engineering Control)
Meliputi prosedur Lock Out, Perubahan proses atau peralatan, mengurangi
penggunaan zat berbahaya, alat peringatan, dsb.

2. Secondary(Administrative Control Methods)


Variasi proses manajemen untuk mengendalikan pengaruh bahaya seperti:
Pemilihan staff, Pembatasan jam kerja, program pemeliharaan, prosedur
pembelian.
1. Mensubstitusi dgn proses yg kurang bahaya
2. Mengganti proses utk mengurangi pemaparan
3. Menutupi/melindungi proses sehingga efek bahaya tdk tertranformasi ke pekerja.
4. Menggunakan ventilasi isap (exhaust) secara lokal atau umum utk mengurangi
konsentrasi agent yg berbahaya di udara.
5. Mengatur banyaknya getaran yg timbul sehingga kebisingan dan trauma ke badan
dpt dikurangi.
v Memasang peredam suara di sekeling peralatan yg bising
v Memasang pelindung (guards) di sekeliling pinch point & rotating couplings.
v Merelokasi katup (valves) switches and shutdown devices dari area yg
berbahaya.
v Memasang pelindung lampu pada mesin-mesin di tempat-tempat
pemuatan.
Metode Pengendalian Kedua (Secondary Control Methods)
Pengendalian Secara Administratif (Administratif Control)

v Mengendalikan jalan masuk dari peninjau/ pengamat dan orang lainnya ke


area kerja
v Mengontrakan pekerjaan kepada kontraktor yang ahli/berpengalaman
dengan bukti-bukti kesuksesan.
v Mendaftar ulang pelepasan bahaya ke suatu waktu/masa ketika lebih sedikit
pekerja di lapangan dengan demikian mengurangi potensi untuk pekerja
terpapar.
Metode Pengendalian Ketiga (Tertiary Control Methods)
Praktek Kerja,… (Work Practices,…)

v Merevisi langkah-langkah kerja pada prosedur kerja


v Mengurangi penggunaan tenaga fisik dalam setiap langkah kerja.
v Mengubah syarat-syarat kepegawaian/ ketenaga kerjaan
v Mengidentifikasi dan memberikan/menyediakan peralatan baru yang lebih
baik.
v Membuat tempat kerja yang lebih aman.

APD ( ALAT PELINDUNG DIRI )


PPE tidak pernah menjadi kebijakan yang pertama atau kedua dalam kontrol bahaya di
tempat kerja.

Bahaya harus dihilangkan dengan kebijakan kontrol pertama, kedua, dan ketiga
sedangkan PPE digunakan sebagai suatu kemungkinan/kebetulan dari metode kontrol
langkah terakhir.

Syarat-syarat APD :
1. Enak dipakai 2. Sesuai fungsinya 3. Melindungi maximal bagian tubuh

Agar efektif penggunaan APD :


1. Identifikasi bahaya di area kerja 2. Memilih jenis APD 3. Sosialisasikan
4. Perawatan 5. Umur Pakai 6. Penyimpanannya
POTENSI BAHAYA DALAM KEGIATAN TAMBANG

1. TAMBANG TERBUKA
- PELEDAKAN
- JALAN ANGKUT
- FRONT PENAMBANGAN
2. TAMBANG BAWAH TANAH (UNDER GROUND)
- PENYANGGAAN
- VENTILASI
- LOBANG MAJU (DEVELOPMENT)
- FRONT TAMBANG
- MINE OUT AREA
- GAS-GAS TAMBANG
- SISTIM PENGANGKUTAN
TAMBANG TERBUKA

A. BAHAYA PELEDAKAN :
v Bahan peledak itu sendiri (AN, Detonator, Dynamit, dll)
v Gudang bahan peledak (pagar, suhu, hydrant, ohm meter, security,
tumpukan, tanda larangan masuk, dll)
v Pengankutan bahan peledak (kendaraan khusus, dll)
v Peledakan Mangkir (tanda2 misfire, penanganan, prosedure, siapa
yang bertanggung jawab, dll)
v Batu Melayang/Flying Rock (sumber batu melayang,
penanganan batu melayang, dll)
v Ground Vibration (sumber ground vibration, penanganan ground
vibration)
DEMO
B. JALAN TAMBANG :
§ JENIS truck (Fungsi & Ukuran)
- rear dump truck
- bottom dump truck
- Articulated truck
- Dolly
• GRADER DAN WATER TRUCK
• KONSEP BLIND AREA (depan, samping & belakang)
• PENGAMANAN JURU UKUR DI JALUR ANGKUTAN
(Tanda berupa rambu/rompi, dll)
• DEBU (Masker dan penyiraman)
• JARAK PANDANG
• KEMIRINGAN JALAN
• RADIUS PUTARAN
• RAMBU DAN ATURAN LALU LINTAS
C. FRONT PENAMBANGAN

TAMBANG BIJIH, BATUBARA DAN KUARI :


v Batu menggantung (loss rock)
v Tebing longsor
v Manuver alat gali dan alat muat

TAMBANG SEMPROT :
v Tebing longsor
v Lumpur/rawa
v Air
TAMBANG DALAM

A. TAMBANG DALAM DENGAN PENYANGGAAN :


1. TAMBANG BATUBARA
- Room and pillar (sawah raso, ombilin)
- Long wall (mekanis, sawah luhung, ombilin)
2. TAMBANG BIJIH BAWAH TANAH
- Stull stoping
- Square set
B. TAMBANG DALAM TANPA PENYANGGAAN :
- Cut and Fill (Pongkor)
- Shrinkage (Lusang Mining)
- Block Caving (Freeport)

1. LOKASI AMBRUKAN DI LUAR/DALAM TAMBANG


- Ambrukan di terowongan
- Ambrukan di front tambang
- Ambrukan di permukaan tambang (surface subsidence)
Tambang dalam lanjutan ……………..
2. MINE OUT AREA (DAERAH BEKAS TAMBANG) :
- Panel/blok yang telah ditambang
- Pasca tambang
3. PELEDAKAN DI BAWAH TANAH :
- Gas beracun
- Batuan Atap Lepas
- Penyangga runtuh
4. FRONT PENAMBANGAN :
- Batubara …….. Struktur batuan, permuka kerja, dll
- Bijih ………….. Struktur batuan, bukaan, tunelling, dll
5. VENTILASI TAMBANG :
- Fan utama, tambahan dan penguat
- Distribusi udara
Tambang dalam lanjutan ……………..

6. LOBANG MAJU (DEVELOPMENT) :


- Peledakan
- Face
- Struktur batuan, dll
7. SISTEM ANGKUTAN BAWAH TANAH :
- Manual
- Semi mekanis
- Mekanis
8. GAS-GAS TAMBANG :
Banyak gas-gas dalam tambang bawah tanah yang dapat membuat
pekerja mendapatkan kecelakaan karena keberadaannya, untuk itu
penanganan gas-gas tambang sangat diperlukan sebelum memulai
pekerjaannya
Fatal/Serious

Minor Injuries

Property
Nearmiss
Damage

FRANK BIRD
RASIO KECELAKAAN

1 FATAL

29 SERIUS

300 HAMPIR
CELAKA

3000 BAHAYA
Lain-lain
9%
Terpukul
7% Belum Detail dalam Lap.
21 %
Terpeleset
7%

Lain-lain 9 % :
Terjepit/Tertimbun
Terbentur 17 % • Tenggelam :3%
11 %
• Temp. Ekstrim :2%
• Peledakan :1%
• Terkena Zat Kimia : 1 %
Terjatuh
Kejatuhan Benda • Tergilas :1%
12 %
16 % • Lain-lain :1%
Bekerja Tidak Sesuai Bidangnya Tidak Memakai APD
5% 2%
Belum Dilaporkan
6% Tidak Mengikuti Prosedur

!
Tidak Ada SOP 25 %
6%
Perkakas Tidak Standard
6%

Posisi Kerja Tidak Aman


9%
Kondisi Tidak Aman
19 %
SOP Tidak Memadai
9%
Kurang Koordinasi
13 %
Area Dumping
5%

Bengkel Jalan Angkut/Pelabuhan


21 % 42 %

Front Penambangan
32 %
Lain - Lain
11 %
Helper
Foreman 24 %
6%

Operator Lain-lain 11 % :
18 %
• ABK :3%
Mekanik
• Electrician :3%
21 %
• Belum dilaporkan :2%
• Supervisor :2%
Driver • Welder :1%
20 %
Kamis
Minggu 5%
5%
Selasa
10 % Jumat

!
37 %

Sabtu
11 %

Rabu
32 %
30-35 3 - 5 Thn
Thn 20-25 Thn 4%

18-20 10 % 35 % >5 Thn


Thn 15 %

!
0 – 1 Thn

!
11 % 47 %

25-30 Thn
18 %
1 - 3Thn
34 Thn
> 35 Thn
26 %
Biaya Langsung , antara lain :
a. Pengobatan
b. Perbaikan alat2
c. Kompensasi

Biaya Tidak Langsung, antara lain :


a. Terhentinya produksi
b. Biaya penggantian Diklat, dll
TEORI KECELAKAAN {TEORI DOMINO}

LACK OF BASIC IMMEDIATE ACCIDENT LOSSES


CONTROL CAUSE CAUSE

1. PROGRAM
1 .T I N D A K A N K O N T AK
KURANG 1. FAKTOR 1. CIDERA
T DK AM AN DG N BEN DA
PRIBADI
AT AU
2. STANDAR 2. KERUSAKAN
KURANG SU M BER ALAT
2. FAKTOR 2 .K O N D I S I EN ERG I
3. PENERAPAN PEKERJAAN T DK AM AN /Z A T 3. PRODUKSI
STANDAR TERHENTI
KURANG
ANALISA PENYEBAB KECELAKAAN

LACK OF BASIC IMMEDIATE ACCIDENT LOSSES


CONTROL CAUSE CAUSE

1. PROGRAM
1 .T I N D A K A N K O N T AK
KURANG 1. FAKTOR 1. CIDERA
T DK AM AN DG N BEN DA
PRIBADI
AT AU
2. STANDAR 2. KERUSAKAN
KURANG SU M BER ALAT
2. FAKTOR 2 .K O N D I S I EN ERG I
3. PENERAPAN PEKERJAAN T DK AM AN /Z A T 3. PRODUKSI
STANDAR TERHENTI
KURANG

WHY ? KNAAPA?
PENGENDALIAN KECELAKAAN
LACK OF BASIC IMMEDIATE
CONTROL CAUSE CAUSE ACCIDENT
LOSSES
1. PROGRAM
1 .T I N D A K A N
KURANG 1. FAKTOR
T DK AM AN K O N T AK
PRIBADI
DG N BEN DA
2. STANDAR
AT AU 1. CIDERA
KURANG
2 .K O N D I S I SU M BER
2. FAKTOR 2. KERUSAKAN
3. PENERAPAN PEKERJAAN T DK AM AN EN ERG I
ALAT
STANDAR /Z A T
KURANG
3. PRODUKSI
TERHENTI
PRAKONTAK
KONTAK PASCA
KONTAK
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DARI KITA, OLEH KITA


DAN UNTUK KITA

Anda mungkin juga menyukai