MAKALAH Kelompok 6
MAKALAH Kelompok 6
Tim Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR – 1
DAFTAR ISI – 2
BAB I PENDAHULUAN – 3
A. LATAR BELAKANG – 3
B. RUMUSAN MASALAH – 4
C. TUJUAN – 4
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BINA DIRI – 5
B. TUJUAN BINA DIRI – 6
C. FUNGSI BINA DIRI – 8
D. LINGKUP MATERI BINA DIRI BAGI ATD – 8
E. PELAKSANAAN BINA DIRI BAGI ATD – 11
DAFTAR PUSTRAKA – 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelainan fungsi motorik tubuh atau tunadaksa adalah gangguan
yang terjadi pada satu atau beberapa atribut tubuh yang
menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan untuk
mengoptimalkan fungsi tubuhnya secara normal. Kelainan fungsi
motorik tubuh, baik yang diderita sejak lahir maupun yang diperoleh
kemudian, pada dasarnya memiliki problem yang sama dalam
pendidikannya (Abdullah, 2013). Sehingga anak tunadaksa
memerlukan Pendidikan khusus dan layanan khusus. Namun
penanganan anak tunadaksa seringkali tidak sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan anak tunadaksa. Hal ini terjadi karena penanganan
anak tunadaksa tidak melalui identifikasi dan asesmen yang tepat.
Dalam keterbatasannya mereka hanya diam terpaku, ada pula
yang dapat bergerak menjalakan aktivitas namun tentu tidak secara
sempurna seperti orang pada umumnya, dia hanya dapat
melaksanakan tugas-tugas ringan seperti makan sendiri, minum
sendiri, walaupun masih tertumpah-tumpah tapi setidaknya dia ada
tenaga dan usaha untuk mengerjakannya, hal itu bisa mereka lakukan
jika mereka latihan pembelajaran bina diri tersebut. Seperti yang
tercantum dalam buku (Theodor Hellbrugge dan J.H von Wimpffen,
1989) bahwa waktu yang paling baik untuk melakukan terapi adalah
antara usia tiga sampai sebelas bulan. Semakin dini perawatan yang
diberikan maka semakin besar hasilnya.
Dengan demikian dibutuhkan pelatihan bagi anak-anak yang
memiliki hambatan sensorik-motorik agar mereka dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sedikitnya dapat mengurus
kebutuhan diri mereka sendiri secara mandiri. Pelatihan tersebut jika
dilaksanakan secara teratur dan rutin maka akan menghasilkan
3
perkembangan yang baik bagi anak tersebut. Sesuai dengan slogan
“Bisa karena Biasa” hal itu yang dipercayai jika hal itu dibiasakan maka
pelatihan-pelatihan yang diberikan akan bermanfaat bagi
kehidupannya. Pelatihan tersebut baik melalui latihan dengan media
permainan lalu di terapkan pada keadaan yang real. Demi tercapainya
sebuah solusi yang tidak seberapa maka perlu adanya dukungan, baik
dari anak berkebutuhan khusus maupun orangtuanya. Dukungan
yang paling besar yaitu tentunya dari orangtua anak tersebut. Pada
hakekatnya oranngtua dapat memenuhi kebutuhan anaknya,
dukungan orangtua sangat berarti bagi seorang anak, apalagi anak
yang memiliki hambatan dalam sensorik-motorik. Seorang anak
tersebut mungkin memiliki perasaan depresi dan frustrasi atas
ketidakberdayaan dirinya untuk menjalankan semua aktivitas seperti
orang pada umumnya tentu peran orangtua sangat dibutuhkan karena
akan mempengaruhi perkembangan anak tersebut tentunya
perkembangan kearah yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bina diri
2. Apa tujuan bina diri
3. Apa fungsi bina diri
4. Apa saja lingkup materi bina diri bagi anak tunadaksa
5. Bagaimana pelaksanaan bina diri bagi anak tunadaksa
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari bina diri
2. Mengetahui tujuan bina diri
3. Mengetahui fungsi bina diri
4. Mengetahui lingkup materi bina diri bagi ATD
5. Memahami pelaksanaan bina diri bagi ATD
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
mencakup mencapai kemandirian dalam aktivitas sehari-hari,
mencapai tujuan pendidikan atau pekerjaan, dan memiliki hubungan
sosial yang sehat dan memuaskan.
Bina diri pada tunadaksa harus dipersonalisasi sesuai dengan
kebutuhan dan tingkat keterbatasan fisik individu. Tujuan utamanya
adalah membantu mereka mengatasi hambatan fisik mereka dan
mencapai potensi maksimal dalam kehidupan mereka. Ini juga
mencakup memastikan bahwa mereka memiliki akses yang setara
terhadap semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan,
dan kegiatan sosial.
6
positif, seperti berbicara dengan teman sebaya, berkolaborasi
dalam proyek kelompok, dan memahami konvensi sosial.
4. Partisipasi dalam Kurikulum Inklusif: Memastikan bahwa
siswa tunadaksa dapat mengikuti kurikulum yang inklusif dan
sesuai dengan tingkat kemampuan mereka, sehingga mereka
dapat terlibat dalam pembelajaran dan aktivitas kelas bersama
dengan siswa lainnya.
5. Dukungan Psikologis dan Emosional: Memberikan dukungan
psikologis yang diperlukan untuk membantu siswa mengatasi
tantangan emosional dan sosial yang mungkin mereka hadapi
akibat keterbatasan fisik mereka.
6. Pengembangan Keterampilan Khusus: Mendorong
perkembangan keterampilan khusus sesuai dengan minat dan
bakat siswa, seperti seni, musik, atau olahraga yang dapat
mereka nikmati dan berkembang di dalamnya.
7. Peningkatan Aksesibilitas Fasilitas dan Materi Pelajaran:
Memastikan bahwa semua fasilitas dan materi pelajaran dapat
diakses oleh siswa tunadaksa, termasuk peralatan teknologi
yang diperlukan atau modifikasi yang diperlukan untuk
memfasilitasi pembelajaran mereka.
8. Peningkatan Kualitas Hidup: Tujuan akhir adalah
meningkatkan kualitas hidup siswa tunadaksa, memungkinkan
mereka untuk merasa dihargai, diterima, dan memiliki peluang
yang sama dengan siswa lainnya.
7
C. Fungsi Bina Diri
Fungsi dari pengembangan diri dan gerak untuk peserta didik
tunadaksa adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan kemampuan
anggota badan yang mengalami kesulitan bergerak agar dapat
berfungsi secara optimal b. Mengembangkan dan melatih peserta
didik secara berkesinambungan agar mampu mengatasi kebutuhan
hidupnya c. Membina peserta didik agar memahami dan menyadari
hubungan antara guru/pelatih dengan pribadinya agar terjalin kontak
atau hubungan secara harmonis. d. Mengembangkan gerak otot
serasi, sehat, dan kuat sehingga mampu melakukan gerakan sesuai
dengan fungsinya e. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan mampu mengatasi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari
8
membasahinya terlebih dahulu lalu mengusapkan sabun ke
seluruh tubuh, kemudian dibilas dengan air hingga bersih.
Begitu pun mencuci rambut setelah memakai shampoo bilas
hingga bersih.
e) Menggunakan toilet/wc, belajar bagaimana si anak dapat
dengan cermat sehingga jika anak mulai terasa ingin buang
air maka dengan sendirinya anak menuju kamar mandi.
9
mengancingkan memasukan kancing kedalam lubang-
lubang kecil yang sejajar.
d) Kaos kaki dan sepatu, sebelum memakai sepatu
hendaknya memakai kaos kaki terlebih dahulu caranya
mengarahkan agar anak memasukan kaki kedalam kaos
kaki yang sesuai maksudnya kaki kanan ke kaos kaki
kanan dan kaki kiri ke kaos kaki yang kiri. Dilanjutkan
dengan sepatu masukan kaki kedalam sepatu yang sesuai,
sepatu ada beberapa jenis ada yang hanya menggunakan
perekat ada yang menggunakan tali serta ada yang tidak
meggunakan keduanya, sehingga perlu diajarkan sesuai
dengan sepatunya.
10
6) Mengembangkan keterampilan hidup sehari-hari
a) Keterampilan pengambilan keputusan
b) Manajemen waktu
c) Cara menyiapkan makanan sendiri
d) Mengatur dan mengelola keuangan
e) Menjaga kebersihan rumah
f) Mencuci dan melipat pakaian
g) Cara memesan di restoran
h) Bersiap-siap tepat waktu
i) Melakukan perawatan rumah yang sederhana
11
a. Prinsip fungsional: Kegiatan yang diberikan dalam bentuk
latihan-latihan fungsi otot dan sendi. Tujuannya untuk
meningkatkan fungsi gerak otot dan sendi agar mencapai
kemampuan gerak yang optimal.
b. Prinsip supportif: Prinsip latihan yang diberikan untuk
meningkatkan motivasi, dan percaya diri pada peserta didik
tunadaksa. Tujuannya untuk menanamkan rasa percaya diri, dan
motivasi, sehingga mempunyai keyakinan bahwa
kemampuannya dapat ditingkatkan sesuai dengan potensinya.
c. Prinsip evaluasi: Kegiatan layanan yang diadakan dievaluasi
secara terstruktur dan berkelanjutan sehingga diketahui
keberhasilan yang telah dicapai, dengan standar perkembangan.
d. Prinsip Activity of Daily Living: Kegiatan latihan yang diberikan
mengacu kepada aktifitas yang dapat dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari.
12
e. Proses pengembangan dilaksanakan peserta didik dengan
mengutamakan aspek senso-motoris dan psikomotor;
f. Penguasaan kemampuan dan indikator tidak harus dilakukan
secara berurutan, tetapi guru diberi wewenang untuk memilih
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik.
13
materi kegiatan dan kondisi sekolah. Langkah selanjutnya untuk
mengetahui tingkat keberhasilan maupun kendala-kendala dalam
pelaksanaan program dilakukan proses evaluasi. Hasil dari evaluasi
sebagai dasar untuk membuat pelaporan tentang kemajuan yang
dicapai maupun kendala yang terjadi pada masing-masing peserta
didik tunadaksa dalam melakukan kegiatan. Prosedur pelaksanaan:
asesmen, perencanaan, pelaksanaan, penilaian dalam
pengembangan diri dan gerak bagi peserta didik tunadaksa dapat di
visualisasikan sebagai berikut:
4. Program Pelaksanaan Pengembangan Diri
Kegiatan : Pengembangan Diri
Waktu : 3 x pertemuan @ 30 menit
I. Kompetensi : mampu menolong diri sendiri tentang kebersihan diri,
berpakaian, merawat diri, dan mengurus diri sendiri dalam
kehidupan sehari-hari dengan cara yang benar.
II. Indikator : Kebersihan diri
Mencuci tangan.
III. Tujuan :
Siswa mampu mencuci tangan dengan benar
IV.Pendekatan/Metode : Drill, pemberian tugas, demonstrasi.
V. Sumber: Kemampuan Merawat Diri, untuk Sekolah Luar Biasa
Tunadaksa, (2006), Depdiknas, Direktorat Pendidikan Luar Biasa;
Jakarta. Pedoman Pengembangan Diri dan Gerak bagi Anak
Tunadaksa, (2014), Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan
Layanan Khusus Dikdas, Jakarta: Kemdikbud
VI.Alat dan Bahan Ember air, kran air, air, gayung, sabun, odol,
lap/serbet dan handuk.
VII : Langkah-langkah Pelaksanaan
a. Mencuci tangan. Mencuci tangan ada dua cara yaitu bisa
dengan menggunakan kran air dan bisa juga dengan ember.
Mencuci tangan dengan kran air langkah-langkahnya sebagai
berikut.
b. Kran air dibuka, kedua tangan dibasahi , kemudian kran air
ditutup kembali, tangan kanan atau kiri mengambil sabun dari
14
tempatnya lalu digosokkan ke tangan kiri atau kanannya
tergantung kebutuhan peserta didik/kondisi peserta didik.
c. Jika tangan sudah dianggap bersih maka tangan
dikeringkan dengan lap/serbet/handuk kecil.
d. Kedua tangan sudah bersih dan siap untuk makan dan
aktivitas yang lain.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Bina diri pada tunadaksa merupakan suatu upaya untuk membantu
individu yang memiliki keterbatasan fisik atau mobilitas dalam
mengembangkan potensi mereka, meningkatkan kemandirian, dan
mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
16
a) Activity of daily living (ADL) in bad
b) Activity of daily living (ADL) out bad
17
DAFTAR PUSTAKA
18