Anda di halaman 1dari 10

Cara Menggambar dan Membaca Data Struktur Batuan

CARA MENGGAMBAR DAN MEMBACA DATA STRUKTUR


(DISKONTINUITAS) BATUAN

I. ISTILAH-ISTILAH GEOLOGI

1) DIP = kemiringan maksimum dari bidang diskontinuitas terhadap horizontal.


2) DIP Direction (DD) = DIP Azimuth = Arah dari DIP = Strike + 90o
3) Strike = suatu garis jejak perpotongan suatu bidang miring dengan bidang
referensi horizontal, yang tegak lurus dengan DIP dan DIP Direction (DD.
(Lihat Gambar.
4) Discontinuity or Weakness plane = adalah bidang-bidang lemah (belah)
batuan yang memisahkan blok batuan utuh (intack rock blocks) dengan
massa batuan. Contoh: Joint, bidang perlapisan.
5) Plunge = DIP dari suatu garis yang merupakan perpotongan 2(dua) bidang
atau sumbu dari suatu lubang bor atau terowongan.
6) Trend = arah proyeksi horizontal dari suatu garis yang diukur se arah jarum
jam dari arah Utara.

Gambar 1. Definisi istilah geometri stuktur geologi

. I-1

Konsultan Independen GDE SURATHA, DKK


Cara Menggambar dan Membaca Data Struktur Batuan

II. TEKNIK PENGGAMBARAN DATA STRUKTUR DISKONTINUITAS

Para engineers (geolog, tambang, sipil, dll.) yang banyak bekerja di dalam batuan
atau berurusan dengan struktur diskontinuitas batuan, dianjurkan meluangkan waktu
untuk mempelajari teknik mempresentasikan (menggambarkan dan membaca) data
struktur geologi yang umum dipakai dalam bidang engineering dalam menganalisis
pengaruh struktur tersebut pada pekerjaan pertambangan, sipil, atau penerowongan.

Teknik yang dianjurkan adalah : Equal-area projection (by Lambert). Prinsipnya,


sistem ini menggunakan referensi bentuk bola (dunia) bayangan pada suatu bidang
datar. Perpotongan bidang datar dengan permukaan bola membentuk great circle
(Gambar 2a).

Pada penerapan teknik ini untuk struktur geologi, traces (jejak) bidang-bidang pada
permukaan bola referensi digunakan untuk menyatakan DIP dan DD dari bidang-
bidang struktur geologi.

Untuk menjelaskan sistem ini, bayangkan suatu bola referensi yang bebas bergerak
di dalam ruangan (space) tetapi tidak bebas berputar ke arah manapun. Sehingga
setiap garis radial yang menghubungkan suatu titik di permukaan bola ke titik pusat
bola akan mempunyai arah yang tetap di dalam ruangan tersebut. Jika sekarang
bola digerakkan sehingga pusat bola terletak persis berimpit dengan satu titik pada
bidang datar referensi, maka akan terbentuk suatu great circle (lingkaran besar)
yang merupakan perpotongan bidang dengan bola. Lingkaran besar (great circle) ini
mendefinisikan DIP dan DD dari bidang datar itu di dalam ruang. (Gambar 2a).

Karena informasi yang diberikan untuk setengah bola atas dan bawah bola sama,
maka untuk presentasi data struktur geologi cukup menggunakan setengah bola
bagian bawah saja.

Sebagai tambahan, great circle suatu bidang dapat juga dinyatakan atau
digambarkan dengan sebuah titik yang disebut pole dari bidang itu. Pole adalah titik
pada permukaan bola, sebagai titik tembus garis radial (proyeksi) tegak lurus bidang
pada permukaan bola (Gambar 2b).

Untuk mengkomunikasikan informasi posisi suatu bidang, great circle dan posisi pole
pada permukaan bawah bola, dapat diproyeksikan ke arah horizontal dengan
equatorial reference plane (Gambar). Bisa juga diproyeksikan secara polar, tetapi
lebih umum dipakai proyeksi stereonet equatorial reference plane.

(Note : Jika cukup waktu, praktikkan memplot bidang struktur pada stereonet)

. I-2

Konsultan Independen GDE SURATHA, DKK


Cara Menggambar dan Membaca Data Struktur Batuan

Gambar 2.a

Gambar 2.b Gambar 2.c

Gambar 2. Metode penggambaran Equal area projection

. I-3

Konsultan Independen GDE SURATHA, DKK


Cara Menggambar dan Membaca Data Struktur Batuan

Gambar 3. Proyeksi equatorial dan polar dari sebual bola

2.1 CARA MENGGAMBAR

Penggambaran lingkaran besar (great circle) dan “pole” dari suatu bidang struktur
(diskontinuitas) lebih umum menggunakan Equatorial equal-area stereonet projection (tidak
menggunakan “Polar projection”), sebagai contoh 1) dan 2) di bawah.

Contoh 1) :

Suatu bidang, dengan DIP = 50o Dip direction, DD = 130o. Dengan equatorial equal-area
strereonet interval 2o, maka melalui 3 tahap proses hasilnya sebagai dalam gambar ke tiga
di bawah. (Note: Ini perlu dicoba langsung oleh peserta kursus, siapkan kertas transparan,
pensil, jangka, dan stereonet equatorial projection).

Gambar 4. Cara menggambar bidang diskontinyu

. I-4

Konsultan Independen GDE SURATHA, DKK


Cara Menggambar dan Membaca Data Struktur Batuan

Contoh 2) :
Dua bidang struktur, dengan DIP = 50o dan 30o, DD = 130o dan 250o saling
berpotongan. Tentukan “plunge” dan “trend” dari garis potong kedua bidang itu.
Caranya sebagai berikut : (Lakukan, ikuti proses dalam gambar-gambar berikut).

Gambar 5. Cara menggambar perpotongan dua bidang diskontinuitas

Penyajian data struktur geologi hasil pengamatan di lapangan, umumnya disajikan


dalam bentuk kompulan data-data pole dan diolah menjadi kontur untuk menentukan
orientasi (arah dan kemiringan) utama, sebagai contoh dalam gambar berikut.

Gambar 6. Cara menentukan pole

. I-5

Konsultan Independen GDE SURATHA, DKK


Cara Menggambar dan Membaca Data Struktur Batuan

2.2 EVALUASI POTENSI LONGSORAN AKIBAT STRUKTUR

Model tipe longsoran dikaitkan dengan struktur geologi, menurut Hoek and Brey,
dibagi dalam 4 pola utama, yaitu; longsoran bentuk circular, longsoran bidang (plane
failure), longsoran bentuk baji (Wedge failure), dan longsoran guling (toppling
failure). Namun dalam kenyataannya sering terjadi kombinasi di antaranya.

Gambar 7. Empat macam tipe longsoran dan stereoplot dari struktur diskontinuitas
(dalam “pole plots”) yang mendorong kelongsoran.

. I-6

Konsultan Independen GDE SURATHA, DKK


Cara Menggambar dan Membaca Data Struktur Batuan

Beberapa kesimpulan hasil evaluasi hasil studi Markland, adalah sbb:


1) Pada gambar di bawah ini, sliding melalui garis perpotongan bidang A dan B
akan terjadi jika garis potong kedua bidang itu (plunge) lebih kecil daripada
DIP lereng (slope face). ( i < f )

Gambar 8. Wedge sliding direction

2) Pada gambar di bawah ini, diasumsikan; plunge garis perpotongan bidang lebih
besar daripada sudut geser dalam batuan lereng. Lereng potensial tidak stabil,
jika titik potong kedua bidang struktur (kedua lingkaran besar) A dan B jatuh di
dalam “critical area” (yaitu area perpotongan great circle lereng dan lingkaran
sudut geser dalam batuan, Ø). Ini yang lebih umum terjadi dalam kenyataannya.

Gambar 9. Syarat terjadinya longsoran baji

. I-7

Konsultan Independen GDE SURATHA, DKK


Cara Menggambar dan Membaca Data Struktur Batuan

2) Pada gambar ini, menunjukkan representasi dari bidang-bidang dengan titik-


titik pole. Great circle melalui 2(dua) pole bidang A dan B dapat diwakili oleh
satu pole yang merupakan titik potong kedua bidang tersebut.

Gambar 10. Dua pole yang terletak dalam satu grid cycle

3) Studi Markland diperbaiki oleh Hocking, dengan hasil sebagai berikut:

 Wedge failure potensial terjadi jika perpotongan dua bidang jatuh di


critical area.
 Jika DD dari salah satu bidang yang berpotongan itu terletak di antara
DD lereng dan trend dari garis perpotongan kedua bidang itu, maka
arah kelongsoran akan terjadi melalui salah satu bidang itu (yang lebih
curam), dan bukan melalui arah garis perpotongan kedua bidang itu.
Lihat gambar di bawah sebelah kanan, sliding akan terjadi melalui
bidang 1. ( α1 bukan αIntersection).

Gambar 11. Baji longsor melalui garis potong dan melalui bidang α1
. I-8

Konsultan Independen GDE SURATHA, DKK


Cara Menggambar dan Membaca Data Struktur Batuan

Gambar 12. Overlay for checkong wedgde failure potential

1) Gambar berikut adalah contoh untuk mengevaluasi awal kemungkinan


longsoran karena pengaruh 4(empat) sets bidang struktur yang diwakili oleh 4
titik pole pada lereng dengan DIP 50o dan DD= 120o, dan sudut geser dalam
batuan Ø = 30o.

Keterangan:

N= arah utara Titik pole= 1, 2, 3, 4. I12 , I23, I13, = ttk potong bidang 1-2, 2-3, dan 1-3.

Gambar 12. Evaluasi awal stabilitas lereng

Dari gambar ini, pole yang berhaya adalah kombinasi 1, 2, dan 3. Perpotongan 1-3
I13 jatuh di luar critical area, jadi tidak ada potensi wedge. I12 jatuh di critical area,
dan DD dari salah satu bidang 1 dan 2 tidak ada yang berada di antara DD lereng
dan trend I12, sehingga sliding akan melalui I12. Pada perpotongan 2 dan 3, pole
bidang2 terletak antara DD lereng dan I23, dan I23 jatuh di critical area. Jadi, wedge
. I-9

Konsultan Independen GDE SURATHA, DKK


Cara Menggambar dan Membaca Data Struktur Batuan

sliding akan potensial meluncur melalui bidang 2. Ini adalah potensi wedge yang
paling berbahaya dari kemungkinan yang lain.

Gambar 13. Penggambaran struktur geologi

Gambar di atas ini, adalah ilustrasi metode yang dianjurkan untuk menggambarkan
data struktur geologi dalam kaitannya dengan suatu Pit Plan, untuk menunjukkan
potensi longsoran karena pengaruh struktur.
. I - 10

Konsultan Independen GDE SURATHA, DKK

Anda mungkin juga menyukai