Modul G Pengolahan Data Geoteknik
Modul G Pengolahan Data Geoteknik
I. TUJUAN
Dari pengeboran geoteknik, terhadap inti bor (core drill) pertama yang dilakukan
adalah deskripsi inti bor, dan kemudian sampling geoteknik untuk uji laboratorium.
Dari deskripsi inti bor diperoleh data-data untuk mendukung klasifikasi massa batuan
(RMR-system). Demikian sama halnya, dari pemetaan geoteknik di permukaan juga
diperoleh data-data untuk mendukung klasifikasi massa batuan (RMR-system).
Dengan demikian, data-data dari kedua kegiatan itu bisa saling mendukung untuk
menentukan parameter yang lebih sesuai.
Dalam klasifikasi sistem RMR, salah satu parameter yang dibutuhkan adalah kuat
tekan batuan utuh (intack rock strength), yang dapat ditentukan dari uji laboratorium,
dan juga dengan cara pendekatan “index strength” pada waktu deskripsi inti bor
maupun pada waktu pemetaan geoteknik permukaan. Sehingga nampak dalam
gambar di bawah bahwa, perlu ada saling kontrol dalam penentuan nilai σci. Semua
data kemudian dikumpulkan dalam data-base (lihat Gambar) untuk digunakan dalam
menentukan RMR dari massa batuan.
Dari database tersebut, dapat dibuat kloasifikasi massa batuan sistem RMR yang
kemudian dapat dikoreksi menjadi sistem SMR, untuk mendapatkan parameter
massa batuan yaitu cM dan ΦM, EM, dan σcM (menurut Stille at al. 1982).
Penentuan parameter geoteknik massa batuan (cM, ΦM, EM, dan σcM) dan σtM dapat
juga ditentukan dengan software Roclab yang dikembangkan berdasarkan teori
Hook and Brown, menggunakan GSI (geological strength index). Salah satu
parameter yang dibutuhkan metode ini adalah Ei yaitu modulus elastisitas batuan
utuh (intact rock).
Hasil uji laboratorium dan hasil klasifikasi massa batuan kemudian dikompilasi untuk
menentukan parameter input untuk pemodelan dan analisis stabilitas lereng.
. G-1
Yang dimaksud dengan data-base di sini adalah kumpulan semua data geoteknik
yang diperoleh dari pengeboran geoteknik, pengujian laboratorium, deskripsi dari inti
bor, dan pemetaan geoteknik di permukaan, untuk mendukung upaya karakterisasi
massa batuan. Data-data yang dihimpun mencakup :
1) Data hasil pengujian laboratorium, yang meliputi :
a. Natural density (ρn),
b. Dry density (ρd),
c. Saturated density (ρs),
d. Compressive strength (Φi),
e. Tensile strentgh (σt),
f. Peak cohesion (Cp)
g. Residual cohesion (Cr),
h. Peak friction angle (Φp),
i. Residual friction angle (Φr),
j. Poisson’s ratio (), dan
k. Deformation Modulus (E).
. G-2
Langkah-langkah dalam proses klasifikasi massa batuan sistem RMR, adalah sbb. :
1) Kumpulkan data hasil uji lab, deskripsi inti bor, dan hasil pemetaan permukaan
untuk parameter; kuat tekan, RQD, Joint spacing, joint persistence, joint aperture,
joint roughness, joint gouge, jointweathering, dan groundwater condition.
Kemudian, semua data tersebut diklasifikasikan ke dalam interval nilai nya
masing-masing, sebagai berikut:
a) Compressive strength (σci)
Sumber data : uji laboratorium, pengeboran, dan pemetaan
permukaan.
Kelas frekuensi : <1 MPa, 1-5 MPa, 5-25 Mpa, 25-50M Pa, 50-100
MPa, 100-250 MPa, >250 MPa .
b) RQD
Sumber data : pengeboran dan pemetaan permukaan,
Kelas frekuensi : <25%, 25-50%, 50-75%, 75-90%, dan 90-100%.
c) Joint Spacing (Js)
Sumber data : pengeboran dan pemetaan permukaan,
Kelas frekuensi : <60mm, 60-200mm, 200-600mm, dan 0.6-2m, >2m.
. G-3
. G-4
. G-5
. G-6
1) Inputkan nilai Compressive Strength (σci) ke dalam input box. (Gambar 2).
2) Pilih nilai GSI, pada Tabel panduan, lalu tekan OK (Gambar 3).
3) Tentukan nilai konstanta batuan (mi), lalu tekan OK (Gambar 4).
4) Pilih disturbance factor (D), sesuai dengan kondisi kerja di lokasi yang diteliti,
lalu tekan OK (Gambar 5).
5) Inputkan nilai Modulus Elastisitas batuan utuh (Ei) dari Lab. (Gambar 6).
6) Pilih aplikasi “general”, kemudian akan muncul parameter massa batuan yang
dicari (Gambar7), meliputi; kohesi (cM), sudut geser (ΦM), kuat tarik (σtM), kuat
tekan (σcM), dan modulus deformasi,EM.
. G-7
. G-8
. G-9
. G - 10