Anda di halaman 1dari 2

Perkim.

id – Pesatnya pertumbuhan penduduk di kota memiliki konsekuensi


atas semakin tingginya tuntutan untuk tempat bermukim. Permukiman tumbuh
menjamur di kota-kota, mulai dari permukiman elit hingga kumuh. Namun apa
jadinya jika hal ini dibiarkan dengan tidak ada pengendalian permukiman? Kota
akan semakin penuh sesak. Lahan-lahan kosong akan semakin habis untuk
pembangunan permukiman maupun fasilitas-fasilitas penunjang hidup lainnya.
Sumber daya alam dan persediaan pangan di kota pun semakin menipis akibat
tidak adanya pengendalian permukiman kota. Bagaimanakah upaya kita
mengatasinya?

Salah satu upaya pemerintah untuk menangani perkembangan permukiman


kota yang tak terkendali ini adalah dengan menyusun strategi pengendalian
permukiman kota. Apa itu strategi pengendalian permukiman?

Mengacu pada PP No. 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan


dan Kawasan Permukiman, strategi pengendalian permukiman merupakan suatu
proses untuk mewujudkan ketertiban penyelenggaraan kawasan permukiman, baik
itu ditujukan untuk pengembangan permukiman yang telah ada, pembangunan
baru, maupun pembangunan kembali. Lalu bagaimana upaya pelaksanaan strategi
pengendalian permukiman di kota? Strategi pengendalian permukiman kota
setidaknya perlu dilaksanakan dengan tiga metode, yaitu pengaturan melalui
regulasi, perizinan, dan didukung oleh sistem informasi perkotaan.

Langkah 1: Regulasi

Strategi pengendalian permukiman disebutkan dalam Peraturan Pemerintah


(PP) No. 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman. Pengendalian permukiman oleh pemerintah dilakukan melalui
penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria.

Selanjutnya, ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah


kabupaten/kota diatur dalam RTRW Kabupaten/Kota, sedangkan persyaratan
pemanfaatan ruang, ketentuan pengendalian, serta penyusunan rencana
peruntukan zonasi secara rinci tertuang dalam Peraturan Zonasi. Selain itu,
Pemerintah Daerah dapat membentuk atau menunjuk satuan kerja perangkat
daerah (SKPD) untuk melaksanakan pengendalian permukiman terutama di wilayah
kota.

Langkah 2: Perizinan

Pengawasan dan pengendalian permukiman dilakukan atas kesesuaian


terhadap perizinan, standar teknis, dan kelaikan fungsi. Perizinan dalam
pengendalian permukiman dilakukan melalui:

 Pemberian izin yang efektif dan efisien pada tahap perencanaan.


 Pengawasan atas kesesuaian antara pembangunan dengan perizinan.
 Pemberian arahan penerbitan sertifikat laik fungsi pada pemanfaatan
permukiman untuk menjamin kesesuaian pemanfaatan rumah dengan
fungsinya.
Apabila dalam hasil pengawasan dan pengendalian terdapat ketidaksesuaian,
maka Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau setiap orang melakukan upaya
penanganan sesuai dengan kewenangannya.

Langkah 3: Sistem Informasi Perkotaan

Pengendalian pertumbuhan permukiman tidak cukup jika hanya


mengandalkan regulasi dan perizinan. Kemajuan zaman menuntut adanya sistem
yang mampu menyesuaikan dengan kondisi masa kini yang serba cepat, praktis,
efektif, dan efisien, apalagi di wilayah kota. Sehingga, mengaplikasikan
penggunaan sistem informasi dan teknologi dapat memudahkan upaya
pengendalian permukiman kota.

Sistem informasi dan teknologi mutlak diperlukan untuk mewujudkan kota


pintar di masa depan, kesejahteraan masyarakat, partisipasi, transparansi sistem,
hingga kota yang inklusif. Penggunaan sistem informasi dan teknologi tak hanya
memudahkan upaya pengendalian permukiman kota, namun juga cakupan
pengendalian kota yang lebih luas lagi, seperti administrasi, ekonomi perkotaan,
kependudukan, dan pergerakan.

Salah satu contoh sistem informasi yang dapat digunakan dalam pengendalian
permukiman kota adalah Urban Information System (UIS). Sistem informasi
berbasis spasial ini mengatur dan mengelola semua jenis informasi spasial
berbentuk grafis dan non-grafis yang dibutuhkan oleh pemerintah daerah,
terutama di wilayah perkotaan. Salah satunya adalah DEVKBS V.1.0, prototipe UIS
berbasis perangkat lunak yang hemat biaya, tidak memerlukan perangkat

keras tambahan, fleksibel, mudah digunakan dan sangat mudah beradaptasi[i].

Dengan memulai upaya pengendalian permukiman kota secara serius dan


terkoordinir dengan baik, kota akan menjadi semakin layak huni dengan
lingkungan yang berkelanjutan. Bagaimana dengan kota Anda? (MVM/CARITRA)

Referensi

[i] Geymen, A., Yomralioglu, T., Baz, I., 2008. Developing an urban information
system for local governments. Municipal Engineer, Vol. 161, Issue ME3, Hal. 163-
173.

Anda mungkin juga menyukai