Pemateri : Al Ustadz Dr. Akhmad Affandi Mahfudz M. Ec, CPIF
AKAD PERIKATAN DAN PERJANJIAN
Write Up by Masterman Amin Jaya Akad perikatan dan perjanjian dalam Islam merujuk pada kesepakatan yang dibuat antara dua pihak atau lebih untuk mengatur hubungan hukum dan memberikan hak serta kewajiban kepada masing-masing pihak yang terlibat. Akad ini menjadi dasar dalam melakukan transaksi dan interaksi sosial dalam kerangka kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Islam. akad perikatan dan perjanjian dalam Islam mencakup beberapa elemen penting: Pertama Kesepakatan: Akad perikatan dan perjanjian terjadi ketika pihak-pihak yang terlibat mencapai kesepakatan mengenai tujuan, syarat-syarat, dan ketentuan yang akan diatur oleh akad tersebut. Kesepakatan harus dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan. Kedua Objek: Akad perikatan dan perjanjian harus memiliki objek yang jelas dan halal dalam Islam. Objek tersebut dapat berupa barang, properti, jasa, atau hak lainnya yang dapat diperdagangkan atau diberikan. Ketiga Syarat-syarat sah: Terdapat syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar sebuah akad dianggap sah dalam Islam. Syarat-syarat ini meliputi kesepakatan antara pihak- pihak yang terlibat, kecakapan hukum pihak-pihak tersebut, ketentuan yang halal, dan ketiadaan paksaan atau penipuan. Keempat Hak dan kewajiban: Akad perikatan dan perjanjian memberikan hak dan kewajiban kepada pihak-pihak yang terlibat. Setiap pihak memiliki hak untuk memperoleh apa yang telah disepakati dalam akad, serta kewajiban untuk memenuhi komitmen dan tanggung jawab yang telah disepakati. Kelima Akibat hukum: Akad perikatan dan perjanjian memiliki akibat hukum yang mengikat para pihak yang terlibat. Pelanggaran terhadap akad dapat mengakibatkan sanksi sesuai dengan hukum Islam, sedangkan pemenuhan akad secara jujur dan adil dihargai dan diapresiasi. Dalam praktiknya, akad perikatan dan perjanjian dalam Islam digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam transaksi ekonomi, perkawinan, warisan, dan banyak lagi. Contoh akad perikatan dan perjanjian yang umum dalam transaksi ekonomi dalam Islam: a.) Akad jual beli (bai'): Merupakan akad yang melibatkan transaksi jual beli antara dua pihak yang saling sepakat mengenai objek, harga, dan syarat-syarat lainnya (Akad Murabahah, Akad Musyarakah, Akad Mudharabah, Akad Ijarah dan Akad Salam.), b.) Akad pinjam-meminjam (qard): Melibatkan pemberian pinjaman uang atau barang kepada pihak lain dengan syarat mengembalikan jumlah yang dipinjam, c.) Akad sewa-menyewa (ijarah): Merupakan akad yang melibatkan pihak penyewa dan pihak pemilik yang memberikan hak penggunaan barang atau properti tertentu dengan imbalan pembayaran sewa. d. Akad hibah (hiba): Akad yang melibatkan pemberian hadiah atau hibah tanpa meminta imbalan atau balasan dari pihak yang menerima. Perlu diperhatikan bahwa setiap akad perikatan dan perjanjian dalam Islam harus memenuhi prinsip-prinsip syariah, seperti transparansi, kesepakatan yang jelas, dan ketiadaan unsur penipuan atau riba. Akad transaksi dan perjanjian yang sering kita temui contohnya pada nasabah pada Bank Syariah indonesia atau sejenisnya dimana biasannya teradapat syarat dan ketentuan sebelum adanya persetujuan dari kedua belah pihak, perlu diingat karena kurangnya literasi dan kurangnnya para pihak dalam akad perikatan dan perjajian membuat malas dalam membaca dan langsung menyetujui. Dalam kasus ini bukan berarti akad perikatan atau perjanjiannya batal, melainkkan nantinya jika di pertengahan terdapat hal-hal yang tidak sesuai maka menjadi pertimbangna bahwa akad perikatan dan perjanjian yang berlangsung menjadi batal.