Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH JUMLAH PENGANGGURAN

TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL

Oleh :
RIO AGAM SAPUTRA
H0810101
AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2011
BAB I
PENDAHULUAN

Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang dialami


oleh banyak negara, termasuk di negara kita sendiri, Indonesia. Begitu
seriusnya masalah ini sehingga dalam setiap rencana-rencana
pembangunan ekonomi masyarakat, selalu dikatakan dengan tujuan
menurunkan angka pengangguran, namun pengangguran tetap saja
terjadi, baik kota maupun desa, yang disebabkan oleh kurangnya
kesempatan kerja. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung
maupun tidak langsung terhadap kriminalitas dan juga masalah sosial
politik yang juga semakin meningkat dengan jumlah angkatan kerja yang
cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir serta dampak krisis
ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat persoalan
tenaga kerja menjadi sangat besar dan komplek disamping itu,
pertumbuhan ekonomi yang terjadi sekarang tampak belum cukup untuk
menyerap pertumbuhan angkatan kerja.
Pengangguran terjadi disebabkan karena adanya kesenjangan
antara penyediaan lapangan kerja dengan jumlah tenaga kerja yang
mencari pekerjaan. Pengangguran bisa juga terjadi meskipun jumlah
kesempatan kerja tinggi akan tetapi terbatasnya informasi, perbedaan
dasar keahlian yang tersedia dari yang dibutuhkan atau bahkan dengan
sengaja memilih untuk menganggur.
Tingkat pengangguran yang tinggi dapat membawa berbagai
dampak pada proses pembangunan ekonomi. Agar tidak terus berlanjut,
pemerintah harus mengatasi masalah pengangguran, karena masalah
pengangguran adalah masalah yang sangat vital dan sensitif bagi
kestabilan ekonomi dan keamanan suatu negara. Pengangguran dapat
membawa dampak yang sangat berbahaya jika tidak segera diatasi.
Pengangguran berdampak dalam bidang ekonomi, sosial, maupun secara
individual pada pelaku pengangguran itu sendiri. Pada makalah ini akan
dibahas tentang dampak pengangguran dalam bidang ekonomi, lebih
rincinya terhadap pendapatan nasional dimana pendapatan nasional
merupakan salah satu indikator maju tidaknya perekonomian suatu
negara.
BAB II
KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. KERANGKA TEORI

Masalah pengangguran merupakan hal yang krusial dalam


perekonomian negeri ini lebih spesifiknya pendapatan nasional
Indonesia. Untuk mngetahui kenapa pengangguran menjadi hal yang
krusial, kita harus mengetahui terlebih dahulu hubungan antara
jumlah pengangguran dan pendapatan nasional. Banyaknya jumlah
pengangguran akan mempengaruhi jumlah pendapatan nasional.
Untuk memperoleh pendapatan nasional yang tinggi, diperlukan
upaya-upaya yang dapat mendukung khususnya yang berhubungan
dengan pengangguran.
Kerangka Pemikiran Teoritis :
1. Jumlah pengangguran di Indonesia cukup tinggi
2. Pengangguran berhubungan dengan pendapatan nasional
3. Jumlah pengangguran mempengaruhi jumlah pendapatan
nasional
4. Upaya yang harus ditempuh untuk mengurangi jumlah
pengangguran yang akan menambah pendapatan nasional

B. TINJAUAN PUSTAKA

Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan


kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat
pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak
mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi
yang paling utama (Nuramin, 2011).
Berdasarkan pendekatan angkatan kerja, pengangguran
terbagi menjadi tiga jenis, yaitu,pertama, pengangguran friksional.
Pengangguran jenis ini adalah pengangguran yang muncul karena
pencari kerja masih mencari pekerjaan yang sesuai jadi ia
menganggur bukan karena tidak ada pekerjaan. Pengangguran ini
tidak menimbulkan masalah, dan bisa diselesaikan dengan
pertumbuhan ekonomi.Kedua, pengangguran structural.
Pengangguran structural adalah pengangguran yang muncul karena
perubahan struktur dan komposisi perekonomian. Pengangguran ini
sulit diatasi karena terkait dengan strategi pembangunan sebuah
negara. Meskipun demikian, pengangguran jenis ini bisa diatasi
dengan melakukan pelatihan agar tercipta tenaga kerja
terampil.Ketiga, pengangguran musiman. Pengangguran yang terjadi
karena factor musim, misalnya para pekerja di industri yang
mengandalkan hidupnya dari pesanan. Pengangguran jenis ini juga
tidak menimbulkan banyak masalah. Meskipun belum ada bukti
empirik yang mendukung, pengangguran yang muncul karena
keterpurukan industri sebagian besar adalah pengangguran friksional
dan structural. Pengangguran friksional yang muncul di Indonesia
tidak karena menganggur secara “sukarela” melainkan karena
kondisi krisis ekonomi. Tabel 1 menggambarkan kondisi angkatan
kerja dan pengangguran di Indonesia dalam tiga tahun terakhir
(Kuncoro, 2000).
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja
(15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum
mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya
seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal
tidak/belum membutuhkan pekerjaan (Anonim, 2007).
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang
tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja
tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah
dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya (Anonim, 2011).
Pengangguran dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya :
1. Pengangguran Menurut Faktor Penyebabnya.
a. Pengangguran Siklis
Pengangguran yang dihubungkan dengan turunnya
kegiatan perekonomian suatu Negara atau keadaan sebuah
Negara mengalami resesi. Kegiatan perekonomian
mengalami kemunduran, daya beli masyarakat menurun,
Salah satu contohnya adalah kasus yang menghebohkan
saat ini (tahun 2008) yaitu krisis global dimana terpuruknya
perekonomian Amerika yang berimbas ke Negara-negara
yang ada hubungan dengan Amerika seperti Indonesia.
Pada masa resesi tingkat pengangguran siklis miningkat
disebabkan beberapa hal, diantaranya orang akan banyak
kehilangan pekerjaan meningkat dan diperlukan waktu yang
lama untuk mendapatkan pekerjaan kembali karena kondisi
perekonomian yang belum stabil.
b. Pengangguran Struktural
Pengangguran yang terjadi karena perubahan struktur
atau perubahan komposisi dari perekonomian. Perubahan
tersebut memerlukan adanya ketrampilan baru agar dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru. Misalnya ,
adanya peralihan perekonomian dari sektor pertanian ke
sektor industri. Peralihan dari pertanian ke industri perlu
adanya penyesuaian, yang tentunya perlu mendapat
pendidikan sesuai strukturnya.
Pengangguran struktural juga bisa diakibatkan karena
penggunaan alat yang semakin canggih. Pekerjaan yang
semula dilakukan banyak tenaga kerja, karena adanya
peralatan canggih, maka tentu saja hanya memerlukan
beberapa tenaga kerja.
c. Pengangguran Friksional
Pengangguran terjadi karena kesulitan temporer dalam
mempertemukan pemberi kerja dengan pelamar kerja.
Kesulitan temporer ditimbulkan karena proses bertemunya
pihak pelamar dengan penyedia pekerjaan yang tentunya
perlu waktu untuk sesuai dengan target kerja. Pihak
penyedia pekerjaan berharap kualitas kerja yang diperoleh
dan sebaliknya pihak pencari kerja perlu waktu untuk dapat
memutuskan pilihannya.
Pengangguran friksional juga diakibatkan adanya jarak
dan kurangnya informasi. Pelamar pekerjaan tidak
mengetahui adanya lowongan kerja dan pihak penyedia
kerja kesulitan untuk mencari pekerja sesuai dengan syarat
yang diharapkan.
d. Pengangguran musiman
Mengerjakan sawahnya pada saat jarak musim panen
ke musim tanam ada tenggang Pengangguran terjadi karena
pergantian musim. Hal ini terjadi karena adanya waktu yang
tidak terpakai karena tidak adanya pekerjaan dari musim
yang satu ke musim yang lain. Misalnya petani waktu dimana
petani tidak ada pekerjaan.

2. Pengangguran menurut lama waktu kerja


a. Pengangguran terbuka (open unemployment)
Pengangguran terjadi dimana situasi seseorang sama
sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan.
Pengangguran terbuka disebabkan orang sulit memeroleh
pekerjaan karena lapangan kerja yang tersedia jumlahnya
terbatas sehingga orang betul-betul menganggur dan tidak
bekerja sama sekali.
b. Setengah menganggur (under unemployment)
Pengangguran terjadi karena situasi dimana orang
bekerja, tapi tenaganya kurang termanfaatkan bila diukur
dari jumlah jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan
yang diperoleh. Seorang pekerja lepas (freelance) tidak ada
kepastian waktu dalam mengerjakan pekerjaan.
c. Pengangguran terselubung (disguised unemployment)
Pengangguran terselubung terjadi karena tenaga kerja
tidak bekerja secara optimal. Ketidaksesuaian posisi
pekerjaan yang dikerjakan tenaga kerja tentunya akan
berpengaruh produktivitas kerja dan penghasilan rendah.
Misalnya pekerja lulusan tehnik informatika mengerjakan
pada posisi pekerjaan bidang akuntansi (keuangan). Posisi
pekerjaan ini tentu akan menghambat proses kerja yang ada.
Pengangguran terselubung juga dapat terjadi karena terlalu
banyak tenaga kerja yang mengerjakan suatu pekerjaan
yang melebihi batas optimal. Misalnya satu petak sawah bisa
diselesaikan dua tenaga kerja dalam sehari tetapi dikerjakan
lima pekerja dalam sehari.
(Fitran, 2008).
Pendapatan nasional adalah pendapatan total dari semua
faktor-faktor produksi dalam produksi yang berlangsung. Pendapatan
nasional dalam teori ekonomi berarti pendapatan bersih yang
diterima oleh suatu rakyat negara dalam menghasilkan barang
barang dan jasa selama satu periode tertentu biasanya dalam waktu
satu tahun (Fadly, 2011).
Jika dilihat dari jumlah barang dan jasa yang dihasilkan,
Pendapatan Nasional dikelompokan menjadi GDP, GNP, NNP, NNI,
PI, dan DI.
1. Gross Domestic Product (GDP)
Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto
(PDB) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh
masyarakat yang tinggal disuatu negara, termasuk warga negara
asing dalam periode tertentu biasanya satu tahun.
2. Gross National Product (GNP)
Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto
(PNB) adalah seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan
oleh warga negara suatu negara tertentu dimanapun berada dalam
periode tertentu biasanya satu tahun.
3. Net National Product (NNP)
Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Bersih
adalah seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat suatu negera dalam periode tertentu biasanya satu
tahun, setelah dikurangi penyusutan dan barang pengganti modal.

4. Net National Income (NNI)


Net National Income (NNI) adalah jumlah seluruh penerimaan
yang diterima masyarakat dalam periode tertentu biasanya satu
tahun, setelah dikurangi pajak tidak langsung (Indirect tax).
5. Personal Income (PI)
Personal Income (PI) atau pendapatan perseorangan adalah
jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-
benar sampai ke tangan masyarakat.
6. Disposable Income (DI)
Disposable Income (DI) atau pendapatan bebas adalah
pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan
penerimanya, setelah dikurangi pajak langsung (Direct Tax)
(Anonim, 2010).
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN

A. DATA
Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009


Pengangguran
10.251. 10.854. 10.932. 10.547. 9.427.5 9.258.9
Terbuka
351 254 000 917 90 64
(Jiwa)
Pendapatan Nasional
6.688.0 6.950.2 7.135.6 7.485.9 8.096.3 8.183.9
Per Kapita
89,5 48,1 68,3 70,1 09,7 89,1
(Rupiah)
Sumber : www.bps.go.id

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pendapatan
nasional perkapita Indonesia sejak tahun 2004 sampai tahun 2009
terus meningkat dan jumlah pengangguran terbuka dari tahun 2004
sampai tahun 2009 semakin menurun. Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh pengangguran terhadap pendapatan nasional cukup jelas,
yaitu semakin banyak pengangguran, pendapatan nasional akan
semakin sedikit. Sebaliknya semakin sedikit jumlah pengangguran,
pendapatan nasional akan semakin bertambah.
Fakta diatas dapat terjadi karena dampak yang dapat
ditimbulkan dari banyaknya jumlah pengangguran. Dampak
pengangguran terhadap perekonomian nasional dapat dilihat melalui
hubungan berikut ini:
1. Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita
Upah merupakan salah satu komponen dalam
penghitungan pendapatan nasional. Apabila tingkat
pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah
akan semakin kecil. Dengan demikian, nilai pendapatan
nasional pun akan semakin kecil.
Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional
dibagi jundah penduduk. Oleh karna itu, nilai pendapatan
nasional yang semakin kecil akibat pengangguran akan
menurunkan nilai pendapatan per kapita.
2. Penerimaan Negara
Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak,
khususnya pajak penghasilan. Pajak penghasilan diwajibkan
bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan. Apabila tingkat
pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang
membayar pajak penghasilan berkurang. Akibatnya
penerimaan negara pun berkurang. Jika penerimaan pajak
menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan
berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus
menurun.
3. Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat
memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini
terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan
nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih
rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh
masyarakat pun akan lebih rendah.
4. Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.
Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli
masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap
barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan
demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha)
untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru.
Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga
pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
Usaha untuk mengatasi pengangguran agar dapat meningkatkan
pendapatan nasional dapat ditempuh dengan beberapa cara, antara
lain :
1. Memperluas Kesempatan Kerja
Dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kegiatan
ekonomi yang sudah ada, maupun dengan menambah
kegiatan ekonomi yang baru. Menurut Prof. Soemitro
Djojohadikusumo, usaha perluasan kesempatan kerja dapat
dilakukan dengan cara:
a. Pengembangan industri.
b. Melalui berbagai proyek pekerjaan umum.
2. Penurunan Angkatan Kerja.
Diantaranya dapat dilakukan dengan peningkatan
program Wajib Belajar 9 Tahun bagi anak usia sekolah. Dalam
rangka pemerataan tenaga kerja dan kesempatan kerja, perlu
ditingkatkan berbagai langkah, antara lain:
a. Pendayagunaan angkatan kerja dari daerah yang
kelebihan tenaga kerja ke daerah/negara lain yang
membutuhkan tenaga kerja.
b. Pengembangan usaha kecil dan tradisional serta sektor
informal yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.
c. Pembinaan angkatan kerja usia muda, agar dapat mengisi
tuntutan latar belakang pendidikan/kemampuan yang
diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Pengangguran. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran

______. 2011. Macam-macam Pendapatan Nasional. http://www.e-


dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi
%20Pokok/view&id=307&uniq=2928

______. 2007. Pengangguran dan Jenisnya.


http://organisasi.org/pengertian-pengangguran-dan-jenis-macam-
pengangguran-friksional-struktural-musiman-siklikal

Kuncoro, Mudrajad. 2000. Ekonomi Pembangunan; Teori, Masalah dan


Kebijakan. UPP AMP YKPN Yogyakarta.

Nuramin, Agus. 2009. Jumlah Pengangguran di Indonesia 9,43 Juta


Orang dan Dampaknya Pengangguran.
http://agusnuramin.wordpress.com/2011/05/10/jumlah-
pengangguran-di-indonesia-943-juta-orang-dan-dampaknya-
pengangguran/

Fadly. 2011. Pendapatan Nasional.


http://fadlynasri.blogspot.com/2011/03/pendapatan-nasional.html

Fitran, Raidil. 2008. Jenis-Jenis Pengangguran. http://118.96.106.212/e-


labs/file.php/1/dari_eXe/Ketenagakerjaan-4/index.html

Anda mungkin juga menyukai