Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KONSEP DASAR BELAJAR

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran

Disusun oleh: Kelompok 1


Alfian Genta Ramadhan
Muhammad Rafi Sawaluddin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA (IPRIJA)
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi nikmat


serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian
shalawat beserta salam senantiasa penulis sampaikan kepada
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah membawa risalah
serta pedoman hidup yakni Al-qur’an dan Sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Makalah ini berjudul “Konsep dasar belajar” yang disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah belajar dan
pembelajaran.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit penulis
menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat dorongan
dan do’a restu dari berbagai pihak, Alhamdulillah semua ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini,
maka penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik
dan saran yang membangun bagi kemajuan pengetahuan
penulis dalam hal perbaikan makalah ini ke depannya.
Kami mengucapkan terima kasih dan diharapkan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya. Aamiin

Jakarta, 24 September 2023

Penulis,
DAFTAR ISI
BAB 1 KONSEP DASAR BELAJAR
A. Pengertian
Belajar………………………………...
B. Hakikat
Belajar………………………………..
C. Ciri-Ciri
Belajar………………………………..
D. Landasan Konsep
Belajar………………………………..
E. Jenis-Jenis
Belajar………………………………..
F.Prinsip-Prinsip
Belajar………………………………..
G. Aktiitas
Belajar………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang
tidak terpisahkan dalam kehidup manusia. Dengan
belajar, manusia dapat mengembangkan potensi –
potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar, manusia tidak
mungkin dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhannya.
Semua aktivitas keseharian membutuhkan ilmu yang
hanya didapat dengan belajar. Pada dasarnya pendidikan
merupakan proses untuk membantu manusia dalam
mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan
dengan perkembangan masyarakat dewasa ini,
pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan
hambatan. Salah satu hambatannya adalah rendahnya
mutu pendidikan di negara ini, sehingga dengan adanya
hambatan tersebut akan menjadikan sebuah tantangan
bagi pengelola pendidikan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Belajar?
2. Apa hakikat belajar?
3. Apa saja ciri-ciri belajar?
4. Apa saja landasan konsep belajar
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Dasar Belajar
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah usaha-usaha untuk membentuk
tanggapan baru. Peristiwa belajar dipandang sebagai
peristiwa untuk menghadapi masalah-masalah
berdasarkan tanggapan-tanggapan yang telah ada .
Belajar adalah kunci yang paling penting dalam setiap
usaha Pendidikan. Tanpa belajar sesungguhnya tidak ada
proses Pendidikan .
Pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
1. Menurut Sardiman
Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai
hasil praktek .
2. Menurut Ngalim Purwanto
Setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari Latihan atau
pengalaman.
3. Menurut Slameto
Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas, dapat
dikemukakan adanya beberapa elemen penting yang
merincikan pengertian tentang belajar, yaitu:
1. Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku,
dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah
laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan
mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi
juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku
yang lebih buruk.
2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi
melalui Latihan atau pengalaman, dalam arti
perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai
hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri seorang bayi.

B. Hakikat Belajar

Manusia memiliki kemampuan untuk selalu


mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
Kemampuan manusia semakin bertambah dengan
banyaknya pengalaman yang didapat. Belajar merupakan
proses dimana manusia mencari pengalaman untuk terus
bertahan hidup. Menurut Burton (1984) dalam Siregar,
“belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri
individu karena adanya karena adanya interaksi antara
individu dengan lingkungannya”.
Sementara Surya 1997 dalam Rusman, menjelaskan
bahwa belajar sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan prilaku secara
keseluruhan,sebagai hasil dari pengalaman pribadi itu
sendiri dalam interaksi lingkungannya.

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan


oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang
baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Belajar berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
C. Ciri – Ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku,
maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan
ke dalam ciri-ciri belajar menurut Djamarah (2002:15-16)
sebagai berikut :
a) Perubahan yang terjadi secara sadar Individu yang
belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau
sekurangkurangnya individu merasakan telah terjadi
adanya suatu perubahan dalam dirinya.
b) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Sebagai
hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri indiviu
berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Suatu
perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau
proses belajar berikutnya.
c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan selalu bertambah
dan tertuju memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Makin banyak usah belajar dilakukan,
makin banyak dan makin baik perubahan yang
diperoleh.
d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan bersifat sementara yang terjadi hanya untuk
beberapa saat saja seperti berkeringat, keluar air mata,
menangis dan sebagainya. Perubahan terjadi karena proses
belajar bersifat menetap atau permanen.

e) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku


Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu
proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah
laku jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasil ia akan
mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh
dalam sikap kebiasaan, keterampilam, pengetahuan.
D. Landasan konsep pembelajaran
Filsafat proses belajar pada dasarnya meliatkan upaya
yang hakiki dalam membentuk dan menyempurnakan
kepribadian manusia tuntutan dalam kehidupannya. Secara
filosofis belajar berarti meningkatkan Kembali pada manusia
mengenai makna hidup yang bisa dilalui melalui proses
meniru, memahami, mengamati, merasakan, mengkaji,
melakukan dan meyakini akan segala sesuatu kebenaran
sehingga semuanya memberikan kemudahan dalam
mencapai segala yang dicita-citakan manusia.
Belajar diperlukan oleh individu manusia akan tetepi
belajar juga harus dipahami sebagai sesuatu kegiatan dalam
mencari dan membuktikan kebenaran. Harapan para filosofis
bahwa dengan belajar maka segala kebenaran dialam
semesta ini ada yang menciptakan. Dengan demikian filsafat
apapun yang telah menjadi hasil fikir manusia maka
kaitannya dengan belajar ibarat siklus bahwa dengan filsafat
menusia bisa mempelajari (belajar) tentang segala sesuatu,
dan sebaliknya dengan aktifitas belajar maka pemikiran-
pemikiran tentang belajar terus berkembang dan banyak
ditemukan sehingga membawa pada warna inovasi ide dan
pemikiran manusia sepanjang zaman.

E. Jenis – Jenis Belajar


Walaupun belajar dikatakan berubah, namun untuk
mendapatkan perubahan itu bermacam-macam caranya.
Setiap perbuatan belajar mempunyai ciri masing-
masing. Para ahli melihat ciri-ciri yang ada didalamnya
mencoba membagi jenis-jenis belajar ini. Oleh karena itu
sampai saat ini belum ada kesepakatan atau
keberagaman dalam merumuskannya. A. De Block
misalnya berbeda dengan C. Van Parreren dalam
merumuskan sistematika jenis-jenis belajar yang
dikemukakan oleh C. Van parreren dengan Robert M.
Gagne.
Jenis-jenis belajar diantaranya adalah belajat arti kata-
kata, belajar kognitif, belajar menghafal, belajat berfikir, belajar
keterampilan motoric (motor skill), belajar estetis.

1. Belajar Arti Kata-Kata


Belajar arti kata- kata maksudnya adalah orang
yang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-
kata yang digunakan. Pada mulanya suatu kata sudah
dikenal,tetapi belum tahu artinya. Setiap pelajar pasti
belajar arti kata-kata tertentu yang belum diketahui.
Tanpa hal ini, maka sukar menggunakannya.

2. Belajar Kognitif
Dalam belajar kognitif, objek-objek yang ditanggapi
tidak hanya yang bersifat materil, tetapi juga yang bersifat
tidak materil. Objek-objek yang bersifat materil misalnya
orang, binatang, bangunan, kendaraan, perabot rumah
tangga, dan tumbuh-tumbuhan. Objek-objek yang bersifat
tidak materil misalnya seperti ide kemajuan, keadilan,
pembangunan, dan sebagainya.

3. Belajar Menghafal
Mengafal adalah suatu aktifitas menanamkan suatu
aktifitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan,
sehingga nantinya dapat diingat kembali secara harfiah,
sesuai dengan materi yang asli. Peristiwa menghafal
merupakan peroses mental untuk mencamkan dan
menyimpan kesan-kesan, yang nantinya suatu waktu bila
diperlukan dapat diingat kembali kealam sadar.
4. Belajar Teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk
menempatkan semua data dan fakta (pengetahuan)
dalam suatu kerangka organsasi mental. Sehingga
dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan
problem-problem, seperti terjadi dalam bidang studi
ilmiah. Maka diciptakan struktur hubungan misalnya
“bujur sangkar” mencangkup semua bentuk persegi
empat: iklim dan cuaca berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman, tumbuh-tumbuhan dibagi
dalam genus dan species.
5. Belajar Konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang
mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang
sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan
abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapinya,
sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
Untuk memberikan pengertian dalam semua kata itu
diperlukan konsep yang didefinisikan dengan
menggunakan lambing bahasa

6. Belajar Kaidah
Belajar kaidah (rule) termasuk dari jenis belajar
kemahiran intelektual (intellektual skill),yang di kemukakan
oleh gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau
lebih di hubungkan satu sama lain,terbentuk suatu
ketentuan yang merepresentasikan suatu keteraturan.
Orang yang telah mempelejari suatu kaidah,mampu
menghubungkan beberapa konsep. Misalnya seseorang
berkata “besi di panaskan memuai”. Karena seseorang
telah menguasi konsep dasar mengenai”besi”,
“dipanaskan” dan dapat menentukan adanya suatu relasi
yang tetap antara ketiga konsep dasar itu
(besi,dipanaskan,dan memuai), maka dia dengan yakin
mengatakan bahwa “besi dipanaskan memuai”
7. Belajar berpikir
Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu
masalah yang harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui
pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan
masalah harus dipecahkan melalui operasi mental,
khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta
metode metode bekerja tertentu. Dalam konteks ini ada
istilah berpikir kovergen dan berfipikir divergen. Berpikir
konvergen adalah berpikir menuju satu arah yang berbeda
beda, akan diperoleh jawaban-jawaban unit yang berbeda
beda tetapi benar.
Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar
untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut.
a. Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan
adanya masalah
b. Masalah itu diperjelas dan di batasi
c. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu
diorganisasikan

8. Belajar keterampilan motorik (motor skill)


Orang yang memiliki suatu keterampilan motorik,
mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani
dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi
antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara
terpadu. Ciri khas dari keterampilan motorik adalah
“otomatisme”, yaitu rangkaian gerak-gerik berbagai
anggota badan secara teratur dan berjalan dengan lancar
dan supel, tanpa dibutuhkan dan mengapa diikuti urutan
gerak-gerik tertentu.
9. Belajar estetis.
Bentuk belajar ini bertujan membentuk
kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan
dalam berbagai bidang kesenian. Belajar ini menyangkup
fakta, seperti nama Mozart sebagai mengubah musik
kalsik; konsep-konsep seperti ritme, tema, dan komposisi;
relaksi-relaksi sistematika warna dan aliran-aliran dalam
seni Lukis; metode-metode, seperti menilai mutu dan
originalitas suatu karya seni.

F. Prinsip-prisnsip Belajar
Telah dipahami belajar adalah berubah. Berubah
berarti belajar, tidak berubah berarti tidak belajar. Itulah
sebabnya hakikat belajar adalah perubahan. Tetapi tidak
semua perubahan berarti belajar. Agar setelah melakukan
kegiatan belajar didapatkan hasil yang efektif dan efesien
tenatu saja diperlukan prinsip-prinsip belajar tertentu yang
dapat melapangkan jalan kearah keberhasilan. Maka
calon guru/pembimbing seharusnya sudah dapat
menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, ialah prinsip
belajar yang dapat terlaksana dalam situasi dan kondisi
yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual.
Diantara prinsip-prinsip belajar adalah sebagi berikut:
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan
partisipasi aktip, meningkatkan minat dan membimbing
untuk mencapai tujuan intruksional;
2. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus
memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga
siswa mudah menangkap pengertiannyal;
3. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcemen dan
motivasi yang kuat pada siswa unutk mencapai tujuan
intluksional;
4. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi
tahap menurut perkembangannya;
5. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, ekplorasi,
dan discovery;
G.Aktivitas belajar
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa
dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai
kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilan-
keterampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa
keterampilan terinteragsi. Keterampilan belajar adalah
seluruh aktiitas siswa dalam proses belajar, mulai dari
kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik
berupa keterampilan-keterampilan dasar sedangkan
kegiatan psikis berupa keterampilan terintegrasi.
Keterampilan dasar yaitu mengobservasi,
mengklarifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan,
dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan
terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel,
membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk
grafik, menggambarkan hubungan antar variabel,
mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis
penelitian, Menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel
secara operasional, merancang penelitian dan
melaksanakan eksperimen.

Anda mungkin juga menyukai