GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
NOMOR 7 TAHUN 2020
TENTANG
PUNGUTAN DAN SUMBANGAN PENDANAAN PENDIDIKAN PADA
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI, SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN NEGERI DAN SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,
Menimbang : a. bahwa pedanaan pendidikan satuan pendidikan yang
bukan pelaksana wajib belajar yang diselenggarakan
oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab
bersama pemerintah daerah sesuai kewenangannya
dan masyarakat dalam pencapaian mutu Pendidikan
Berstandar Nasional;
b. bahwa pembiayaan pendidikan satuan_ pendidikan
yang bukan pelaksana wajib belajar_perlu dilakukan
penataan pungutan dan sumbangan biaya pendidikan
yang lainnya sesuai dengan perkembangan kebutuhan
pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan
prinsip keadilan, | kecukupan, _keberlanjutan,
musyawarah mufakat, akuntabilitas, keadilan, dan
keterbukaan;
c. bahwa untuk memberikan kepastian hukum, arah
pengaturan, pemanfaatan _pertanggungjawaban,
larangan dan sanksi atas pungutan dan sumbangan
pendidikan pada Sekolah Menengah Atas Negeri,
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dan Sekolah Luar
Biasa Negeri di Provinsi Kepulauan;Mengingat
bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu
menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pungutan
dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada Sekolah
Menengah Atas Negeri, Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri dan Sekolah Luar Biasa Negeri;
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4237);
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 23,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah NomorMenetapkan
17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157);
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69
Tahun 2009 tentang standar Biaya Operasi
Nonpersonalia Tahun 2009 Untuk Sekolah
Dasar/Madrasah —Ibtidaiyah —_(SD/M1),Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah(SMP/MTs),
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA),
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar
Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar
Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar
Biasa (SMALB);
Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2012 tentang
Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada
Satuan Pendidikan Dasar (Berita Negara Republik
Indonesia tahun 2012 Nomor 665.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2016 tentang
Komite Sekolah (Berita Negara Republik Indonesia
tahun 2016 Nomor 2117).
Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2
Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
(lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2018 Nomor 2);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN GUBERNUR TENTANG PUNGUTAN DAN
SUMBANGAN PENDANAAN PENDIDIKAN PADA SEKOLAHMENENGAH ATAS NEGERI, SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN NEGERI DAN SEKOLAH LUAR BIASA
NEGERI.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan:
1. Pungutan adalah penerimaan biaya pendidikan baik berupa uang
dan/atau barang/jasa pada satuan yang berasal dari peserta didik
atau orangtua/wali secara langsung yang bersifat wajib, mengikat,
serta jumlah dan jangka waktu pemungutannya ditentukan oleh
Satuan Pendidikan.
2. Sumbangan adalah penerimaan biaya pendidikan baik berupa
uang dan/atau barang/jasa yang diberikan oleh peserta didik,
orangtua/wali, perseorangan atau lembaga lainnya kepada satuan
pendidikan yang bersifat sukarela, tidak memaksa, tidak
mengikat, dan tidak ditentukan oleh satuan pendidikan baik
jumlah maupun jangka waktu pemberiannya.
3. Pendanaan Pendidikan adalah penyediaan sumberdaya keuangan
yang diperlukan untuk pengelolaan Satuan Pendidikan.
4. Biaya Pendidikan adalah sumber daya keuangan yang disediakan
dan/atau diperlukan untuk biaya satuan pendidikan, biaya
penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, serta biaya pribadi
peserta didik sesuai peraturan perundang-undangan.
5. Tidak mampu secara ekonomis adalah kondisi ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan, yang dibuktikan
dengan Surat Keterangan dari pejabat yang berwenang.
6. Bantuan Operasional Sekolah yang selanjutnya disingkat BOS
adalah bantuan dana dari pemerintah yang diberikan ke masing-
masing Satuan Pendidikan sesuai dengan jumlah peserta didik
yang telah terdaftar di Data Pokok Pendidikan (dapodik) sekolah.
7. RKAS singkatan dari Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah,
merupakan rencana biaya dan pendanaan program/kegiatan
secara rinci untuk satu tahun anggaran.
8. Satuan Pendidikan adalah kelompok pelayanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, terdiri atas10.
11.
12.
13.
14,
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Sekolah Menengah Atas Negeri, Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri, dan Sekolah Luar Biasa Negeri.
Sekolah Menengah Atas Negeri yang selanjutnya disingkat SMAN
adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan
menengah sebagai lanjutan dari SMP atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara
SMP yang dikelola oleh Provinsi Kepulauan Riau.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri selanjutnya yang disingkat
SMKN adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan
menengah sebagai lanjutan dari SMP atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara
SMP yang dikelola oleh Provinsi Kepulauan Riau.
Sekolah Luar Biasa Negeri yang selanjutnya disingkat SLBN
adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dari yang
menyelenggarakan pendidikan khusus yang dikelola oleh Provinsi
Kepulauan Riau.
Pendidikan Khusus adalah pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
karena kelainan fisik, emosional, intelektual, mental, sosial,
dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin
Sekolah Menengah Atas Negeri, Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri, dan Sekolah Luar Biasa Negeri.
Guru adalah Pendidik Profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
Daerah adalah Provinsi Kepulauan Riau.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom Provinsi.
Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Riau.
Dinas Pendidikan adalah Dinas Provinsi yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendidikan.
Pejabat yang ditunjuk adalah pejabat di lingkungan Dinas
Pendidikan yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. ;2
ql
(2)
(3
ql
(2)
.Komite Sekolah adalah Lembaga Mandiri pada sekolah yang
beranggotakan orang tua/wali peserta didik, Komunitas Sekolah
dan Tokoh Masyarakat yang peduli pendidikan.
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Pungutan dan Sumbangan Pendanaan Pendidikan digunakan
untuk biaya pendidikan Satuan Pendidikan yang bukan
pelaksanan program Wajib Belajar diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah meliputi pembiayaan pendidikan.
Biaya Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
untuk biaya satuan pendidikan, biaya penyelenggaraan dan
pengelolaan pendidikan.
Apabila dana pendidikan satuan pendidikan yang diberikan oleh
Pemerintah/Perintah Daerah tidak mencukupi, maka boleh
dilakukan Pungutan dan Sumbangan Pendanaan Pendidikan
dengan berkoodinasi kepada Komite Sekolah.
BAB III
SUMBER PENDANAAN PENDIDIKAN DAN PRINSIP
Pasal 3
Sumber Pendanaan Pendidikan Satuan Pendidikan yang bukan
pelaksanan program Wajib Belajar yang diselenggarakan
Pemerintah Daerah dapat bersumber dari:
a. bantuan Pemerintah;
b. bantuan Pemerintah Provinsi;
c. Pungutan dan/atau Sumbangan, dari peserta didik atau
orang tua/walinya yang dilaksanakan sesuai peraturan
perundang-undangan;
d. bantuan dari pemangku kepentingan Satuan Pendidikan di
luar peserta didik atau orang tua/walinya;
e. bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau
f. sumber lain yang sah.
Sumber Pendanaan Pendidikan satuan pendidikan yang bukan
pelaksanan program wajib belajar ditentukan berdasarkan prinsip
keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan. 4(3)
(4)
(5)
Q)
(2)
3)
()
Prinsip keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berarti
bahwa besarnya Pendanaan Pendidikan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing.
Prinsip kecukupan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berarti
bahwa Pendanaan Pendidikan cukup untuk membiayai
penyelenggaraan pendidikan yang memenuhi Standard Nasional
Pendidikan.
Prinsip keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berarti bahwa Pendanaan Pendidikan dapat digunakan secara
berkesinambungan untuk memberikan layanan pendidikan yang
memenuhi Standard Nasional Pendidikan.
BABIV
BIAYA PENDIDIKAN
Pasal 4
Biaya Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri
dari:
a. biaya Satuan Pendidikan; dan
b. biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan.
Biaya Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a terdiri dari:
a. biaya operasional yang terdiri atas:
1. biaya personalia; dan
2. biaya nonpersonalia.
b. biaya investasi selain lahan pendidikan.
Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan _pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. biaya investasi terdiri atas biaya investasi selain lahan
Sendidikan; dan
b. biaya operasi terdiri atas:
1. biaya personalia; dan
2. biaya nonpersonalia.
Pasal 5
Biaya investasi selain lahan pendidikan sebagaimana di maksud
dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a meliputi:
a. biaya penyediaan sarana dan prasarana; dan
b. biaya pengembangan Sumber Daya Manusia. 9(2) Biaya personalia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf b angka 1 meliputi honorarium bagi pendidik dan tenaga
kependidikan honorer dan guru yang mendapat tugas tambahan.
(3) Biaya nonpersonalia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3) huruf b angka 2 meliputi:
. alat tulis sekolah;
. biaya bahan dan alat habis pakai;
. biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan;
|. biaya daya dan jasa;
biaya transportasi/perjalanan dinas;
biaya konsumsi;
. biaya asuransi;
. biaya pembinaan siswa/ekstra kurikuler;
biaya uji kompetensi;
biaya praktek kerja industri;
. biaya pelaporan kegiatan; dan/atau
biaya honorarium kegiatan.
ryote me ao op
Pasal 6
(1) Biaya alat tulis sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (3) huruf a yakni biaya untuk pengadaan alat tulis sekolah
yang dibutuhkan untuk pengelolaan sekolah dan proses belajar.
Biaya bahan dan alat habis pakai sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (3) huruf b meliputi biaya:
a. pengadaan alat dan bahan praktikum IPA;
b. pengadaan alat dan bahan praktikum IPS;
c. pengadaan alat dan bahan praktikum bahasa;
d. pengadaan alat dan bahan praktikum komputer;
e. pengadaan alat dan bahan praktikum olahraga;
f
&
h.
Q
pengadaan alat dan bahan kebersihan;
pengadaan alat dan bahan Keterampilan;
pengadaan alat dan bahan kesehatan dan keselamatan;
dan/atau
|. pengadaan alat dan bahan praktik kejuruan
|. pengadaan alat dan bahan tinta stempel, toner/tinta printer
dan alat habis dipakai dalam waktu kurang 1 (satu) tahun
atau sampai dengan 1 (satu) tahun.
(3) Biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (3) huruf c yakni biaya untuk memelihara dan
memperbaiki sarana dan prasarana sekolah(4)
(5)
(6)
(8)
9
Biaya daya dan jasa yang dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf
d yakni untuk membayar langganan daya dan jasa yang
mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah berupa listrik,
telepon, internet, air dan biaya daya dan jasa lannya yang sejenis.
Biaya tranportasi/perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (3) huruf e yakni biaya untuk berbagai keperluan
perjalanan dinas dalam kota dan/atau luar kota bagi pendidik,
tenaga kependidikan, dan peserta didik.
Biaya konsumsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)
huruf f yakni biaya untuk penyediaan konsumsi dalam
kegiatan/perlombaan sekolah dan/atau atau rapat sekolah.
Biaya asuransi sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (3) huruf g
adalah membayar premi asuransi kecelakaan praktek kerja di
industri, dan biaya keamanan dan keselamatan satuan
pendidikan SMKN/SLBN, pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta didik.
Biaya pembinaan siswa /ekstrakurikuler dimaksud dalam Pasal 5
ayat (3) huruf h yakni biaya untuk menyelenggarakan kegiatan
pembinaan siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler berupa
Pramuka, Palang Merah Remaja, Unit Kesehatan Sekolah,
Kelompok Ilmiah Remaja, olah raga, kesenian, lomba bidang
akademik, perpisahan kelas terakhir, pembinaan kegiatan
keagamaan, dan pembinaan siswa/ekstra kurikuler lainnya yang
sejenis.
Biaya uji Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(3) huruf i yakni biaya untuk penyelenggaraan uji kompetensi
untuk guru, untuk siswa SMKN /SLBN yang akan lulus.
(10) Biaya praktek kerja industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (3) huruf j yakni biaya untuk penyelenggaraan praktek
industri bagi peserta didik SMKN/SLBN .
(11) Biaya Pelaporan kegiatan sebagaimana yang dimaksud Pasal 5
ayat (3) huruf k yakni biaya untuk menyusun dan mengirimkan
laporan kegiatan satuan pendidikan kepada pihak yang
berwenang.
(12) Biaya honorium kegiatan sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (3)
huruf 1 adalah pembayaran honor peserta dan panitia pada
kegiatan yang diadakan oleh satuan pendidikan.
BABV
KETENTUAN DAN PRINSIP PUNGUTAN DAN SUMBANGAN ,Bagian Kesatu
Ketentuan Pungutan dan Sumbangan
Pasal 7
Pungutan dan Sumbangan Pendanaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi wajib
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. didasarkan pada perencanaan dan/atau operasi yang jelas dan
dituangkan dalam rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta
anggaran tahunan yang mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan;
b. perencanaan dan/atau operasi sebagaimana dimaksud pada huruf
a diumumkan secara transparan kepada pemangku kepentingan
Satuan Pendidikan;
c. dana yang diperoleh disimpan dalam rekening atas nama Satuan
pendidikan;
d. dana yang diperoleh dibukukan secara khusus oleh Satuan
Pendidikan terpisah dari dana yang diterima dari penyelenggara
Satuan Pendidikan;
e. tidak dipungut atau menerima Sumbangan dari peserta didik atau
orang tua/walinya yang tidak mampu secara ekonomis;
f, Pungutan menerapkan sistem subsidi silang yang ditetapkan oleh
Kepala Sekolah;
g. digunakan sesuai dengan perencanaan sebagaimana dimaksud
pada huruf a;
h, tidak dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan
peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau
kelulusan peserta didik dari Satuan Pendidikan;
i. paling rendah 20% (dua puluh perseratus) dari total dana
Pungutan peserta didik atau orang tua/walinya digunakan untuk
peningkatan mutu pendidikan;
j. tidak dialokasikan secara langsung atau tidak langsung untuk
kesejahteraan anggota Komite Sekolah atau lembaga representasi
pemangku kepentingan Satuan Pendidikan;
k, pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana dalam jumlah
besar diaudit oleh akuntan publik dan dilaporkan kepada
Gubernur;
1. pengumpulan, penyimpanan, dan —penggunaan dana
dipertanggung jawabkan oleh Satuan Pendidikan secara(1
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
transparan kepada pemangku kepentingan pendidikan yakni orang
tua/wali peserta didik, dan penyelenggara Satuan Pendidikan
serta Komite Sekolah; dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Prinsip Pungutan dan Sumbangan
Pasal 8
Pungutan dan Sumbangan Pendanaan Pendidikan dilakukan
ditentukan berdasarkan prinsip:
. Musyawarah Mufakat;
. Akuntabilitas;
. Keadilan;
|. Kecukupan; dan
Keterbukaan.
Prinsip musyawarah mufakat berdasarkan ayat (2) huruf adalah
dalam menetapan besaran dalam Pendanaan Pendidikan harus
berdasarkan hasil musyawarah mufakat antara satuan
pendidikan melalui komite sekolah dengan orang tua/ wali
peserta didik.
Prinsip akutanbilitas berdasarkan ayat 2 huruf b adalah dalam
pemberian Sumbangan orang tua/ wali peserta didik wajib
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Prinsip keadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c
adalah dalam penetapan besaran Pungutan dan Sumbangan
Pendanaan Pendidikan satuan pendidikan harus disesuaikan
dengan kemampuan ekonomi orang tua/ wali peserta didik.
Prinsip kecukupan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d
adalah dalam penetapan besaran Pungutan dan Sumbangan
Pendanaan Pendidikan pada satuan pendidikan harus
berdasarkan kecukupan terhadap kebutuhan penyelenggaraan
layanan pendidikan.
Prinsip keterbukaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf
e adalah dalam melakukan Pungutan dan pemberian Sumbangan
Pendanaan Pendidikan pada satuan pendidikan harus didasarkan
analisis kebutuhan sekolah yang disampaikan secara terbuka
kepada komite sekolah/orang tua/ wali peserta didik.
paoBAB VI
MEKANISME PELAKSANAAN
Pasal 9
Mekanisme pelaksanaan Pungutan dan Sumbangan Pendanaan
Pendidikan yang berasal dari orang tua/wali peserta didik,
dilaksanakan dengan ketentuan:
a. Satuan Pendidikan menyusun RKAS, yang merupakan rencana
biaya dan pendanaan program/kegiatan secara rinci untuk satu
tahun anggaran dan selanjutnya dibahas dalam rapat Komite
bersama perwakilan Orang Tua/ Wali Peserta didik;
b. Satuan Pendidikan menyelenggarakan rapat umum RKAS yang
melibatkan Komite bersama Orang Tua/ Wali Peserta didik;
c. RKAS yang telah disepakati Komite bersama Orang Tua/ Wali
Peserta didik dan selanjutnya disyahkan oleh Kepala Dinas;
d. Satuan Pendidikan melaksanakan sosialisasi RKAS kepada Orang
Tua/ Wali Peserta didik dan masyarakat;
e. Berdasarkan tahapan sebagaimana dimaksud pada huruf a
sampai dengan huruf d ditetapkan besarnya Pungutan kepada
setiap peserta didik yang dilaksanakan oleh sekolah;
f, Berdasarkan tahapan sebagaimana dimaksud pada huruf a
sampai dengan huruf d ditetapkan Sumbangan Pendanaan
Pendidikan kepada Orang Tua/ Wali Peserta didik hanya satu jenis
Sumbangan setiap tahun pelajaran yang disetujui komite sekolah
dan diketahui oleh Dinas Pendidikan;
g. Satuan Pendidikan wajib membebaskan Pungutan/Sumbangan
Pendanaan Pendidikan bagi peserta didik yang berasal dari
keluarga miskin/tidak mampu secara ekonomi; dan
h. Penerimaan Pungutan dan Sumbangan Pendanaan Pendidikan
wajib dicatat/dibukukan dan dilaporkan ke Komite Sekolah dan
Dinas Pendidikan setiap akhir tahun.
BAB VII
SUMBANGAN PIHAK LAIN/HIBAH
Pasal 10
(1) Penerimaan Sumbangan Pendanaan Pendidikan dari pihak
lain/Hibah pada satuan pendidikan dilakukan prinsip:
a. keterbukaan;
b. akuntabilitas; f(2)
(3)
(4)
(5)
c. tidak mengikat; dan
d. kemanfaatan.
Prinsip keterbukaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
huruf a adalah dalam pemberian Sumbangan oleh pihak lain
wajib disampaikan secara terbuka kepada satuan pendidikan,
Komite Sekolah dan masyarakat
Prinsip akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
huruf b adalah dalam pemberian Sumbangan oleh pihak lain
wajib dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Prinsip tidak mengikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
huruf c, adalah dalam pemberian Sumbangan oleh pihaklain
wajib tidak diperkenankan /dipersyaratkan adanya ikatan yang
dapat merugikan kepentingan satuan pendidikan dan peserta
didik.
Prinsip kemanfaatan akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 huruf d adalah dalam pemberian Sumbangan oleh pihak
lain wajib harus memberikan kemanfaatan bagi peningkatan
mutu satuan pendidikan dan peserta didik.
Pasal 11
Mekanisme tata cara penerimaan Sumbangan yang berasal dari pihak
lain/hibah dilaksanakan dengan ketentuan:
a.
b.
c.
Q)
Satuan pendidikan sebelum menerima Sumbangan dari pihak
Jain/hibah wajib berkoordinasi dengan Komite Sekolah;
Satuan pendidikan dan pihak Jain wajib menyusun perjanjian
kerjasama; dan
Sumbangan/hibah yang diterima satuan pendidikan wajib
dicatat/dibukukan dan dilaporkan ke Komite Sekolah dan Dinas
Pendidikan.
BAB VIII
PELAPORAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pelaporan
Pasal 12
Satuan Pendidikan wajib menyusun dokumen laporan setiap
semester dan tahunan atas penggunaan dana secara periodik
}
}(2)
(3)
QQ)
(2)
(3)
atau sewaktu-waktu apabila diperlukan oleh Kepala Dinas
Pendidikan sebagai perpanjangan tangan Gubernur.
Satuan Pendidikan wajib_ = menyampaikan _laporan
pertanggungjawaban dana Pungutan dan Sumbangan Pendanaan
Pendidikan ke Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan.
Satuan pendidikan menyusun dan menyampaikan laporan atas
pemberian bantuan dari pihak lain/hibah yang sah dan tidak
mengikat ke Dinas Pendidikan.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 13
Pengawasan terhadap penggunaan dana Pungutan Satuan
Pendidikan dilaksanakan secara internal dan eksternal sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengawasan terhadap penggunaan Sumbangan dari pihak lain
yang sah dan tidak mengikat kepada satuan pendidikan
dilaksanakan oleh pemberi bantuan maupun secara internal dan
eksternal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Gubernur, atau Pejabat yang ditunjuk melakukan pengawasan
terhadap pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan
Pungutan dan Sumbangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB IX
LARANGAN PUNGUTAN DAN SUMBANGAN
Pasal 14
Larangan Pungutan dan Sumbangan Pendanaan Pendidikan sebagai
berikut:
a.
diberlakukan kepada peserta didik atau orang tua/walinya yang
tidak mampu secara ekonomis;
dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan
peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau
kelulusan peserta didik dari Satuan Pendidikan;
digunakan untuk kesejahteraan anggota Komite Sekolah atau
lembaga representasi pemangku kepentingan Satuan Pendidikan
langsung atau tidak langsung; dan gd. jika dalam perhitungan perencanaan kebutuhan sekolah rencana
anggaran dan pendapatan belanja sekolah yang ditetapkan oleh
Satuan Pendidikan dan disetujui oleh komite sekolah dengan
jumlah lebih kecil atau sama dengan jumlah dana BOS yang
diterima.
Pasal 15
(1) Pungutan dan Sumbangan Pendanaan Pendidikan dapat
dilakukan apabila komponen pembiayaan dana BOS dan sumber j
pendanaan lainnya tidak mencukupi; |
(2) Apabila dana Pungutan yang diterima Satuan Pendidikan pada
satu tahun ajaran melebihi jumlah dana yang diperlukan
menurut perencanaan investasi dan/atau operasi, maka
kelebihannya dimasukkan dalam anggaran tahun berikutnya;
(3) Gubernur sewaktu-waktu dapat membatalkan Pungutan dan
Sumbangan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (3) apabila dana yang diberikan oleh Pemerintah/Pemerintah
Daerah kepada satuan pendidikan sudah mencukupi.
BABX
PENGADUAN
Pasal 16
(1) Satuan Pendidikan berwajiban menyediakan Layanan Pengaduan
Masyarakat tentang Pungutan dan Sumbangan Pendanaan
Pendidikan.
(2) Satuan pendidikan wajib memberikan penjelasan atas setiap
aduan yang diterima.
(3) Satuan pendidikan wajib mendokumentasikan aduan dan
penjelasan yang telah disampaikan.
BAB XI
SANKSI
Pasal 17
(1) Satuan Pendidikan yang telah melakukan Pungutan dan
Sumbangan Pendanaan Pendidikan yang bertentangan dengan
Peraturan Gubernur ini wajib mengembelikan dana seluruhnya
kepada peserta didik atau orang tua/walinya, 9(2) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Gubernur ini
dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur
Nomor 55 Tahun 2017 tentang Peran Serta Masyarakat dalam
Pendanaan Pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri, Sekolah
Menengeh Kejuruan Negeri dan Sekolah Luar Biasa Negeri (Berita
Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017 Nomor 433) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 19
ubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Tanjungpinang
pada tanggal 06 Februari 2020
. GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2020 NOMOR 661