Anda di halaman 1dari 132

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Jalan dan jembatan merupakan sarana transportasi darat yang mempunyai


peranan strategis dalam pengembangan wilayah. Ketersediaan jaringan jalan yang
terintegrasi, efektif dan efisien menjadi harapan masyarakat. Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga Provinsi Jawa Timur sebagai penanggung jawab terhadap perwujudan
prasarana perhubungan darat di bidang jalan dituntut dapat mempertahankan kondisi
jalan yang mantap, sehingga dapat melayani masyarakat pengguna jalan dengan
lancar, aman dan nyaman.

Dalam membantu agar kegiatan pembangunan, pemeliharaan, dan


penyelenggaraan jalan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan sistem informasi
tentang jalan tersebut, yang memuat tentang sejarah dari pembangunan, dimensi,
fasilitas, kondisi, dan data-data lain yang akan diperlukan untuk maksud pengelolaan
jalan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan pasal 115
bahwa setiap penyelenggara jalan wajib mengadakan leger jalan yang meliputi
pembuatan, penetapan, pemantauan, pemutakhiran, penyimpanan dan pemeliharaan,
penggantian serta penyampaian informasi.

Untuk dapat melaksanakan maksud di atas, maka dilakukan Pembuatan


Leger Jalan Provinsi yang pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Menteri No.
78/PRT/M/2005 tentang Leger Jalan, yang memuat tatacara pelaksanaan pembuatan
Leger Jalan. Hasil pembuatan leger jalan provinsi ini nantinya akan dimanfaatkan
sebagai sumber informasi dan masukan untuk penyusunan rencana dan program
penyelenggaraan jalan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 1-1
1.2 Maksud dan Tujuan Pekerjaan

Maksud dan tujuan yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja pekerjaan
Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan
Kabupaten Ponorogo, adalah sebagai berikut :

Maksud :
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui perkembangan ruas jalan provinsi
Jawa Timur pada wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo yang
mencakup aspek teknis, bangunan pelengkap, perlengkapan jalan, bangunan utilitas
dan pemanfaatannya.

Tujuan :
Tujuan dari kegiatan ini adalah pembuatan leger jalan provinsi Jawa Timur pada
wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo untuk mewujudkan tertib
penyelenggaraan jalan melalui ketersediaan dokumen yang lengkap, akurat, mutakhir
dan mudah diperoleh.

1.3 Nama Dan Organisasi Pengguna Jasa

Program : Penyelenggaraan Jalan


Kegiatan : Penyelenggaran Jalan Provinsi
Sub Kegiatan : Pengelolaan Leger Jalan
Paket Pekerjaan : Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah
Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
Sumber Dana : Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah (DPA SKPD) Tahun Anggaran 2021
Nama Dinas : Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur
Konsultan : CV. Dhiratama Cipta Persada
Alamat Konsultan : Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang

1.4 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang akan dilakukan dalam pekerjaan penyusunan leger


jalan ini antara lain :

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 1-2
A. Survey Pendahuluan
1. Persiapan dan koordinasi, kunjungan ke lokasi ruas-ruas jalan yang
dilegerkan untuk memperoleh gambaran umum kondisi existing serta situasi
dari lokasi pekerjaan, terdiri dari:
a) Penentuan lokasi titik awal dan akhir rruas jalan
b) Penentuan lokasi TDP BPN / BIG
c) Pentuan lokasi titik ikat patok leger
d) Penentuan batas wilayah administrasi (kabupaten/kota, desa/kelurahan)
e) Utilitas
f) Batas Rumija
2. Pengumpulan Data Sekunder/Survai Institusional
Kegiatan ini meliputi pengumpulan data sekunder untuk mendapatkan data
yang digunakan untuk mendukung kelengkapan leger jalan, antara lain :

No. Jenis Data Sekunder Instansi Sumber Data


1 SK dan Daftar Ruas Jalan DPU Bina Marga
2 Peta Jaringan Jalan DPU Bina Marga
3 Peta Jaringan Utilitas Publik PDAM, PLN, Gas dan Telkom
4 Daftar Riwayat Perkerasan DPU Bina Marga
5 Data Perwujudan Jalan DPU Bina Marga
6 Data LHR Ruas Jalan DPU Bina Marga
7 Data NJOP KP-PBB setempat
8 Data riwayat longsoran/banjir (blackspot) DPU Bina Marga

B. Survey Lapangan (Pengikatan Koordinat, Toografi Dan Inventarisasi Jalan


Dan Jembatan)
Dilaksanakan dengan maksud untuk memetakan dan mencatat situasi pada badan
jalan, Ruang Manfaat Jalan (Rumaja), Ruang Milik Jalan (Rumija), dan Ruang
Pengawasan Jalan (Ruwasja). Tata cara pengumpulan data primer mengacu pada
Pedoman Pengukuran Topografi Untuk Pekerjaan Jalan dan Jembatan No. 010-
B/PW/2004 yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pengumpulan data primer
leger jalan. Lingkup pekerjaan survai lapangan meliputi:

1. Pemetaan ruas jalan dalam skala 1:2000 meliputi pengikatan koordinat titik
awal, titik akhir ruas jalan dan titik ikat pada setiap interval sepanjang 5
(lima) kilometer dengan Jaring Kontrol Horizontal Nasional (JKHN) dan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 1-3
perapatan JKHN dengan memasang patok leger jalan pada titik awal dan
akhir ruas jalan dan setiap 5 km. Pengukuran situasi obyek yang akan
dipetakan dan pengukuran cross section jalan setiap 50 m, pengolahan data
dan penggambaran peta.

2. Pengumpulan data jalan dan jembatan di lapangan meliputi : rumija jalan,


jembatan, gorong-gorong, guard rail, rambu, lampu penerangan, utilitas dan
reklame, dan data lainnya.

Pengukuran/pengumpulan data luas dan harga lahan ruang milik jalan,


dimana rumija dibatasi oleh lebar tertentu yang dikuasai oleh jalan dan
ditandai dengan patok RMJ. Data Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) dapat
diperoleh dari instansi terkait (KP-PBB) atau melakukan wawancara
langsung dengan warga penduduk setempat mengenai harga (pasar) tanah di
sekitar lokasi.

Pengukuran dan pengumpulan data bangunan pelengkap dan perlengkapan


jalan:

a) Bangunan Pelengkap terdiri dari :


 Gorong-gorong pipa/bulat
 Bangunan penahan tanah
 Penutup lereng
 Saluran permanen
 Drainase bawah tanah
 Bak penampung/main hole
 Kerb
 Bronjong/pasangan batu kosong
 Gorong-gorong kotak/box
b) Perlengkapan jalan, terdiri dari :
 Pagar pengaman
 Patok pemandu
 Patok kilometer
 Patok hektometer

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 1-4
 Patok leger jalan
 Patok Rumija
 Marka jalan
 Rambu lalu lintas
 Lampu lalu lintas
 Lampu penerangan
 Jembatan penyebarangan
 Penyeberangan bawah tanah
 Shelter bis
 Cermin jalan
c) Bangunan utilitas publik, terdiri dari sarana dan prasarana sebagai
berikut:
 Jaringan air minum
 Jaringan dan tiang listrik
 Jaringan listrik dalam tanah
 Jaringan dan tiang telepon
 Jaringan telepon dalam tanah
 Jaringan minyak
 Jaringan pipa gas
 Hidran
 Rumah kabel

Pengukuran dan pengumpulan data jembatan


a) Peta situasi jembatan dilakukan dengan cara yang sama dalam
pengukuran situasi jalan
b) Pengukuran harus mempunyai titik ikat yang koordinatnya satu sistem
dengan sistem koordinat jalan.
c) Pengamatan dan pengukuran jembatan yang harus dilakukan meliputi :
 Tipe, bahan dan kondisi bangunan atas serta ukurannya.
 Tipe, bahan dan kondisi bangunan bawah serta ukurannya.
 Tipe, bahan dan kondisi pondasi serta ukurannya.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 1-5
 Tipe dan bahan landasan serta ukurannya.
 Macam dan bahan bangunan pengaman dan pelengkap bangunan
bawah jembatan serta ukurannya.
 Panjang bentang dan lebar jembatan dan panjang total.
 Jumlah bentang jembatan.

3. Penyajian dalam ringkasan data dan kartu leger jalan dan jembatan meliputi
alinyemen horizontal, alinyemen vertikal, penampang melintang, dan data
numerik, dan foto dokumentasi.

Pengambilan foto dokumentasi, yang bertujuan agar dapat memberikan


gambaran secara visual tentang kondisi dari ruas jalan yang sedang di survey.
Pengamatan dan pengambilan foto terhadap setiap segmen untuk interval 750
meter untuk jalan luar kota dan 375 meter untuk jalan dalam kota mulai dari
titik awal sampai akhir ruas. Pengambilan foto disesuaikan dengan
perpotongan segmen gambar dan diambil dari arah kilometer (KM) terkecil
dengan mengambil posisi pada sumbu jalan agar situasi gambar terekam
sampai dengan ruang pengawasan jalan. Pengambilan foto dokumentasi
jembatan dari arah KM terkecil (arah depan jembatan) dan dari arah hulu/hilir
(dipilih yang paling memungkinkan).

1.5 Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Pembuatan Dokumen Leger Jalan


Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo adalah 4 (empat)
bulan atau 120 (seratus dua puluh) hari kalender. Dalam jangka waktu tersebut.
konsultan sudah harus menyelesaikan dan menyerahkan semua hasil pekerjaan
kepada Pemberi Tugas.

1.6 Sistematika Pelaporan

Hasil pekerjaan yang harus diserahkan dalam bentuk hardcopy dan soft copy
yang telah diberi label (stiker) dengan identitas data berupa nama perusahaan, judul
pekerjaan, nomor kontrak, tanggal, ruas jalan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 1-6
1. Laporan Pendahuluan.
Laporan awal yang berisi gambaran tentang permasalahan yang ada dan
metodologi, rencana kerja dan jadwal pelaksanaan. Laporan ini diserahkan
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak penandatanganan kontrak
setelah sebelumnya dipresentasikan dan mendapat persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen dan Tim Teknis Pembatu PPKom.
2. Laporan Antara (Hasil Survey).
Berisi kompilasi data-data hasil survei, pengolahan dan analis data. Laporan ini
diserahkan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak
penandatanganan kontrak.
3. Laporan Akhir
a. Berisi hasil keseluruhan yang telah dicapai dari semua aktivitas pekerjaan
yang disyaratkan dalam KAK, terdiri dari:
 Kartu leger jalan, dan kartu leger jembatan serta kartu foto ruas jalan
(lengkap/telah dijilid/dibukukan dengan ring binder dalam satu buku)
yang bersangkutan disiapkan dalam rangkap 3 (tiga). dengan rincian 1
(satu) set asli dan 2 (dua) set salinannya pada bahan standar lembar
leger jalan yang sama.
 Softcopy Laporan dan data harus disiapkan dalam bentuk 1 (satu) buah
flashdisk.
b. Laporan ini diserahkan paling lambat 120 (seratus dua puluh) hari kalender
sejak penandatanganan kontrak.

1.7 Lokasi Pekerjaan

Lokasi kegiatan Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah


Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo, terdiri dari 9 ruas jalan dengan panjang
total 144,64 Km, rincian ditampilkan pada Tabel 1.1 dan peta lokasi pekerjaan
seperti disajikan pada Gambar 1.1.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 1-7
Tabel 1.1 Detail Lokasi Pekerjaan
No. Panjang
Wilayah Ruas
Ruas (Km)
136 Bts. Kab. Ponorogo - Bts. Kota Pacitan 44,81
136.11K Jln. Tentara Pelajar 2,51
Kabupaten
136.12K Jln. Basuki Racmad 0,6
Pacitan
137 Arjosari – Purwantoro (Bts. Prov. Jateng) 46,14
138 Wareng – Mukus 8,23

139 Dengok –Bts. Kab. Pacitan 22,89


Kabupaten 140 Bts. Kota Ponorogo – Biting (Bts. Prov. Jateng) 15,73
Ponorogo 140.11K Jln. Hayam Wuruk 2,41
140.12K Jln. Trunojoyo 1,32
Total Panjang Jalan 144,64

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 1-8
Bts. Kab. Ponorog – Bts. Kota Pacitan

Arjosari – Purwantoro (Bts. Prov. Jateng)

Jln. Tentara Pelajar

Wareng - Mukus

Basuki Rachmad

Gambar 1.1 Peta Lokasi Pekerjaan Di Wilayah Kabupaten Pacitan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 1-9
1. Bts. Kota Ponorogo – Biting (Bts. Prov. Jateng) (Link. 140)
2. Jln. Hayam Wuruk (Link. 140.11K)
3. Jln. Trunojoyo (Link. 140.12K)

Dengok – Bts. Kab. Pacitan

Gambar 1.2 Peta Lokasi Pekerjaan Di Wilayah Kabupaten Ponorogo

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 1-10
BAB 2 METODOLOGI
BAB 2 METODOLOGI
2.1 Umum

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 78/PRT/M/2005, yang


dimaksud dengan leger jalan adalah dokumen yang memuat data dan informasi
tentang perkembangan suatu ruas jalan. Sedangkan pembuatan leger jalan adalah
suatu kegiatan untuk mewujudkan leger jalan dalam bentuk kartu dan/atau digital
dengan bentuk sesuai dengan yang ditetapkan. Manfaat dari leger jalan adalah
sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kekayaan Negara, instansi atau jalan yang meliputi kuantitas,
kondisi, dan nilai yang diperoleh dari biaya desain, pembangunan dan
pemeliharaan.
2. Sebagai sumber informasi untuk penyusunan rencana dan program
pembangunan jalan serta melaksanakan tertib pemanfaatan, pemeliharaan dan
pengawasan jalan.

Pelaksanaan Leger Jalan provinsi mencakup pengumpulan data permukaan


jalan, bangunan pengaman dan pelengkap jalan, perlengkapan jalan dan utilitas
publik sekitar badan jalan sampai pada ruang pengawasan jalan (RUWASJA), baik
utilitas yang tersebar diatas permukaan jalan serta rincian lainnya. Secara umum,
pendekatan teknis dan metodologi tentang pekerjaan ini akan menguraikan dan
menjelaskan tahap demi tahap metode pelaksanaan dan pendekatan teknis yang akan
digunakan dalam implementasi kegiatan. Tahapan-tahapan dalam pekerjaan ini
merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkesinambungan dan terencana.

2.2 Diagram Alir Pekerjaan

Secara umum prosedur pekerjaan leger jalan tercakup dalam diagram alir
yang ditampilkan pada gambar berikut.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-1
 Data Base Jalan  Pencatatan konstruksi jembatan
 Proyek Jalan  Pencatatan Konstruksi jalan
 As-Built Drawing  Bangunan Pelengkap Pengisian
 LHR  Bangunan Pengaman Form Leger Updating Data
 UtilitasPublik  UtilitasPublik (Data Tabular) Leger Jalan
 Data NJOP  Bangunan Utilitas Publik
 Data Terkait  Data Terkait

KOORDINASI Survey Survey Verifikasi & Verifikasi & Sistem


MULAI & Institusional Lapangan Validasi Data Validasi Data Pendokumentasian
MOBILISASI Leger Jalan

CETAK
 Penentuan titik Ikat Awal &
Pemasangan Patok Leger
 Pengukuran Posisi Horizontal Dan Penggambaran
Posisi Vertikal Survey DOKUMEN
Pengumpulan  Pengukuran Situasi Jalan & Topografi LEGER
Dokumen Leger Jembatan (Data Spatial)
Jalan Status  Pengukuran Cross Section Jalan JALAN
Terakhir  Foto Dokumentasi

PENETAPAN

Tahap
Tahap Tahap Survey dan Pengumpulan Data
Pengelolaan PRODUK
Persiapan (Data Primer dan Data Sekunder)
data

Gambar 2.1 Bagan Alir Prosedur Pembuatan Leger Jalan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-2
2.3 Uraian Pekerjaan Pembuatan Leger Jalan

Uraian pentahapan kegiatan pada pelaksanaan pekerjaan ini akan


menjelaskan tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan agar diperoleh hasil pekerjaan
yang maksimal, sesuai dengan ketentuan serta maksud dan tujuan dari pelaksanaan
pekerjaan. Selain itu juga akan dijelaskan mengenai pendekatan teknis dan metode
yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Uraian tersebut disampaikan
sebagai berikut:

2.3.1 Tahap Awal

Pekerjaan Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah


Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo dimulai dengan adanya kontrak
kerjasama antara Pengguna Jasa dengan Penyedia Jasa.

2.3.2 Tahap Persiapan

Pada tahap awal pekerjaan survey dilakukan persiapan dan pemantapan


metodologi pelaksanaan pekerjaan. Beberapa pekerjaan yang dilakukan meliputi:
1. Menyiapkan kebutuhan pelaksanaan survey sesuai dengan metode yang telah
ditentukan.
2. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

2.3.3 Tahap Survey Institusional (Pengumpulan Data Sekunder)

Pengumpulan data sekunder untuk mendapatkan data yang digunakan untuk


mendukung kelengkapan leger jalan, antara lain:
1. Menghubungi instansi-instansi terkait, misalnya PT. Telkom, PLN, dsb. Untuk
menghimpun data sebagai bahan informasi tentang utilitas publik (di atas dan
bawah tanah) yang tersebar di sekitar ruang milik jalan (RUMIJA) dan ruang
pengawasan jalan (RUWASJA) pada ruas-ruas jalan yang dilakukan pekerjaan
leger jalan.
2. Menghubungi Pemerintah Daerah setempat, untuk mendapatkan informasi
tentang PERDA yang berlaku pada ruas-ruas jalan yang dilakukan pekerjaan
leger jalan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-3
3. Menghubungi instansi pembinaan jalan, baik Pusat maupun Dinas Pekerjaan
Umum/Bina Marga/Sub Dinas Bina Marga setempat untuk mendapatkan data
yang akan digunakan untuk mendukung kelengkapan data leger jalan dimaksud,
antara lain :

a. Data perkerasan jalan (jenis, tebal, umur, dsb);


b. Data lalu lintas (lintas harian rata-rata);
c. Data perwujudan jalan / jembatan ( jenis, biaya, pelaksana, volume / lokasi
dsb);
d. Data riwayat longsoran/kerusakan;
e. Data sertifikat tanah/fotocopy; dan
f. Data referensi lainnya.

Rekapitulasi jenis data sekunder dan instansi sumber data terkait disajikan pada
tabel berikut.
Tabel 2.1 Data Sekunder dan Instansi Sumber Data

No Jenis Data Sekunder Instansi Sumber Data


1 SK dan Daftar Ruas Jalan Bina Marga
2 Peta Jaringan Jalan Bina Marga
3 Peta Jaringan Utilitas Publik PDAM, PLN, Gas & Telkom
4 Daftar Ruas Jalan yang sudah di - Leger Bina Marga
5 Daftar Riwayat Perkerasan Bina Marga
6 Sertifikat Tanah BPN Setempat
7 Gambar Terlaksana Jalan Bina Marga
8 Data Perwujudan Jalan Bina Marga
9 Data LHR Ruas Jalan Bina Marga
10 Data NJOP KP - PBB Setempat
11 Data Riwayat Longsoran/Banjir (Blackspot) Bina Marga
* Data perwujudan jalan meliputi jenis konstruksi, biaya, pelaksana, tahun, volume pekerjaan,
lokasi dan lain-lain

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-4
2.3.4 Kebutuhan Data

Untuk menyusun leger jalan maka diperlukan beberapa data kondisi ruas
jalan dan jembatan. Adapun data-data tersebut meliputi :
1. Ringkasan Data Leger Jalan
a. Data identifikasi ruas jalan yang meliputi :
 Nomor dan panjang ruas jalan
 Nama pengenal jalan
 Titik awal ruas jalan
 Titik akhir ruas jalan
 Sistem jaringan jalan (primer, sekunder)
 Status jalan (nasional, provinsi, kota/kabupaten)
 Peran jalan (arteri, kolektor, lokal)

b. Data lokasi ruas jalan yang meliputi :


 Lokasi ruas jalan pada peta jaringan jalan
 Peta lokasi ruas jalan

c. Data kegiatan pada ruas jalan (bila ada) yang meliputi :


 Waktu pelaksanaan DED
 Waktu pembebasan lahan
 Waktu pembangunan ruas jalan
 Waktu peningkatan ruas jalan
 Waktu pemeliharaan dan rehabilitasi
 Waktu pemeliharaan berkala
 Supervisi
Tiap-tiap kegiatan mencantumkan instansi pelaksana, volume, biaya, dan
sumber dana baik tahun awal pengoperasian maupun tahun
pemutakhirannya.

d. Data volume lalu lintas harian rata-rata, yang meliputi :


 Volume lalu lintas sepeda motor pada ruas jalan tersebut
 Volume lalu lintas kendaraan roda tiga pada ruas jalan tersebut
 Volume lalu lintas mobil penumpang pada ruas jalan tersebut

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-5
 Volume lalu lintas mobil hantaran pada ruas jalan tersebut
 Volume lalu lintas bis pada ruas jalan tersebut
 Volume lalu lintas truk pada ruas jalan tersebut
 Volume lalu lintas sepeda pada ruas jalan tersebut
 Volume lalu lintas kendaraan tarik hewan pada ruas tersebut
Tiap-tiap volume jenis kendaraan dicantumkan baik tahun awal
pengoperasian maupun pemutakhirannya.

e. Data Luas lahan dan daerah milik jalan, yang meliputi :


 Luas (m2)
 Asal data (asal pembanguan ruas jalan maupun pemutakhiran)
Tiap-tiap luas dan asal data dicantumkan baik tahun awal pengoperasian
maupun pemutakhirannya.

f. Data teknik yang meliputi:


 Jenis permukaan jalan (tanah, kerikil, beton aspal, dan beton semen),
satuan yang digunakan adalah km dan m2.
 Jenis jembatan (belum ada, pelayangan, sementara, semi permanen, dan
permanen), satuan yang digunakan adalah buah dan meter.
 Bangunan pengaman dan pelengkap (gorong-gorong, saluran permanen,
drainase bawah tanah, bak penampung, riol, bangunan penahan tanah,
kerb, penutup lereng, krib, dan bangunan pengaman bangunan), satuan
yang digunakan adalah buah dan meter.
 Perlengkapan jalan (pagar pengaman, dinding pengaman, patok
pemandu, marka jalan, rambu jalan, patok rumija, rambu lalu lintas,
lampu lalu lintas, lampu penerangan, jembatan penyeberangan, shelter
dan cermin jalan), satuan yang digunakan adalah buah dan meter.
 Utilitas publik (sarana dan prasarana air, listrik, telepon, minyak dan
gas), satuan yang digunakan adalah buah dan meter.
 Legalisasi.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-6
2. Data Teknik Leger Jalan
a. Identifikasi ruas jalan meliputi :
 Nama daerah
 Nomor ruas
 Lokasi
 Titik ikat

b. Luas lahan daerah milik jalan, meliputi :


 Luas
 Asal data

c. Data teknik, meliputi :


 Konstruksi yang setiap jenis ditampilkan dalam satuan meter mulai
tahun awal pengoperasian sampai tahun pemutakhirannya.
 Konstruksi lapis permukaan
 Konstruksi lapis pondasi atas
 Konstruksi lapis pondasi bawah
 Median
 Bahu jalan
 Trotoar

 Bangunan pengaman dan pelengkap, yang setiap jenis ditampilkan


dalam satuan buah/meter mulai tahun awal pengoperasian sampai tahun
pemutakhirannya
 Gorong-gorong
 Saluran permanen
 Drainase bawah tanah
 Bak penampung
 Roil
 Bangunan penahan tanah
 Kerb
 Penutup lereng
 Krib

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-7
 Perlengkapan jalan yang setiap jenis ditampilkan dalam satuan buah
mulai tahun awal pengoperasian sampai tahun pemutakhirannya
 Pagar pengaman
 Patok Pemandu
 Dinding pengaman
 Marka jalan
 Rambu jalan
 Patok leger jalan
 Patok RUMIJA
 Rambu lalulintas
 Lampu lalulintas
 Lampu penerangan
 Jembatan penyeberangan
 Penyebrangan bawah tanah
 Shelter bus
 Cermin jalan

 Utilitas publik, terdiri dari sarana dan prasarana sebagai berikut :


 Jaringan air minum
 Jaringan dan tiang listrik
 Jaringan listrik dalam tanah
 Jaringan dan tiang telepon
 Jaringan telepon dalam tanah
 Jaringan minyak
 Jaringan pipa gas
 Hidran
 Rumah kabel

 Riwayat, yang meliputi macam kerusakan, asal data, sebab kerusakan,


penanganan (waktu, biaya, volume)

 Referensi

 Legalisasi

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-8
d. Gambar situasi dan potongan meliputi alinyemen horizontal, alinyemen
vertikal, ketinggian muka as jalan, penampang melintang dan susunan
perkerasan.

3. Data Jembatan
Sedangkan bagian data yang diperlukan pada jembatan meliputi:
a. Identifikasi meliputi:
 Nama provinsi
 Nama jembatan
 Lokasi
 Panjang jembatan
 Kelas jembatan Titik ikat
 Tanggal pembangunan
 Periode dibuka/ditutup untuk lalu lintas

b. Data umum, meliputi :


 Panjang total jembatan

c. Panjang segmen bentang jembatan


 Lebar segmen bentang jembatan
 Jenis segmen bentang jembatan
 Taraf bangunan bawah
 Taraf landasan

d. Data teknik yang meliputi:


 Tipe bangunan atas (plat, gelagar, box girder, rangka, lengkung,
gantung, bailey, sementara)
 Tipe bangunan bawah (dinding, kolom, portal, tiang ulur, dan balok)
 Tipe pondasi (langsung, sumuran, tiang pancang beton, tiang pancang
baja profil, tiang pancang pipa, tulang ulur atau cerucuk)
 Bahan bangunan (kayu, baja, pasangan batu, beton, pratekan, deck plat,
pengaspalan, baja beton), yang dibedakan atas konstruksi utama,
konstruksi sekunder, lantai, trotoir/kerb, sandaran, kepala jembatan,
pilar, pondasi.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-9
 Kondisi (karatan, bergetar, baut tidak lengkap, retak biasa, lapuk,
lendutan, retak kritis, gerusan, arus tidak searah, geser/turun, miring,
patah, hanyut).
 Tipe landasan (rol, sendi, ayun), yang dibedakan atas kepala jembatan
dan pilar
 Bahan landasan (baja, karet, timah), yang dibedakan atas kepala
jembatan dan pilar
 Macam (turap, rip rap, bronjong, dam, crucuk, apron, kantong lumpur,
krib) dan bahan (pasangan batu, pasangan bata, kayu, baja beton, batu
belah, bata) bangunan pengaman bangunan bawah jembatan serta
kondisi kerusakannya.
 Data kegiatan pada ruas jalan (bila ada) yang meliputi:
 Waktu pelaksanaan DED
 Waktu pembebasan lahan
 Waktu pembangunan ruas jalan
 Waktu peningkatan ruas jalan
 Waktu pemeliharaan dan rehabilitasi
 Waktu pemeliharaan berkala
Setiap jenis kegiatan dijelaskan berdasakan pelaksana, waktu dan biaya
pembangunan.

e. Gambar konstruksi dan foto jembatan, meliputi :


 Gambar potongan memanjang dan melintang jembatan
 Gambaran potongan atas jembatan
 Gambar peta situasi jembatan
 Foto pandangan samping jembatan
 Foto as jalan pandangan depan jembatan

f. Kondisi umum jembatan pada bangunan atas, bangunan bawah dan pondasi,
yang didasarkan atas kriteria baik sekali, baik, rusak ringan, rusak berat dan
kritis.

g. Referensi

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-10
h. Riwayat

i. Legalisasi

2.3.5 Tahap Survey Lapangan (Pengumpulan Data Primer)

Tata cara pengumpulan data primer mengacu pada Pedoman Leger Jalan
78/PRT/M/2005, Pedoman Pengukuran Topografi untuk Pekerjaan Jalan dan
Jembatan No. 010-B/PW/2004 serta SNI 19-6724-2002 tengtang Jaring Kontrol
Horizontal.

Survey lapangan dilakukan untuk mendapatkan data-data seperti disebutkan


pada subbab sebelumnya. Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan terdiri dari
beberapa tahapan kegiatan, yaitu:

A. Survey Pendahuluan
Merupakan survey pada skala kecil yang dilakukan sebelum survey besar,
dimana tujuan yang diharapkan adalah :
1. Untuk mengetahui jumlah sampel yang dibutuhkan dalam pengumpulan
data pada survey sesungguhnya.
2. Untuk mengetahui jumlah tenaga surveyor yang diperlukan.
3. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian dari metode yang akan diterapkan.
4. Untuk mengecek tingkat efisiensi dan efektivitas pelatihan terhadap
surveyor.
Survey pendahuluan juga dilakukan untuk melakukan koordinasi dengan instansi
terkait, sehingga tidak terjadi hambatan pada saat dilakukan survey
sesungguhnya.

B. Penentuan Titik Ikat Leger Jalan dan Pemasangan Patok Leger Jalan
1. Persiapan
a. Menyiapkan perlengkapan survey, yaitu peta jaringan jalan, peta kerja,
formulir survey, alat tulis, pylox/cat putih dan pita baja EDM.
b. Menetapkan ruas jalan yang akan disurvey pada peta kerja dan peta
dasar yang telah dilengkapi dengan nomor-nomor titik ikat dan nama-
nama jalan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-11
c. Menyiapkan patok leger jalan, dengan spesifikasi sebagai berikut :
 Terbuat dari beton bertulang dengan ukuran telapak 70x70x15 cm
dengan batang patok ukuran 20x20x70 cm.
 Patok ditanam pada kedalaman 45 cm.
 Mutu Beton K200 (f’c = 16,9 Mpa)
 Titik ikat di atas permukaan patok dari baut diameter ½ inchi.
 Tapak Patok harus tertanam, bukan di cor pada permukaan tanah.

2. Penentuan Lokasi Titik Ikat dan Pemasangan Patok Leger Jalan


Lokasi-lokasi yang diperlukan sebagai titik ikat leger jalan, sebagai berikut :
a. 1 (satu) titik ikat pada awal ruas jalan
b. 1 (satu) titik ikat pada akhir ruas jalan
c. 1 (satu) titik ikat pada setiap interval sepanjang 5 (lima) kilometer
menggunakan pengukuran jarak pita baja EDM
d. Penempatan patok leger jalan pada tempat yang mudah terlihat di ruang
milik jalan.
e. Lokasi titik ikat, selalu diusahakan agar:
 Terletak/tertanam diastase tanah yang stabil
 Di tempat terbuka dan aman dari gangguan lalu lintas
 Mudah diikatkan dengan titik-titik lainnya dan mudah diidentifikasi
 Titik-titik ikat tersebut melingkupi seluruh lokasi pengukuran

3. Pemasangan Monumen
Sebelum melakukan pengukuran, terlebih dahulu dilakukan pemasangan
titik-titik leger jalan berupa bench mark, titik kontrol point (CP) dan patok
kayu pengukuran. Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan monument
antara lain:
a. Batas wilayah wewenang ruas jalan sesuai UU OTDA pasal 9 ayat (1)
dan (2) No. 32 tahun 2004 yang diketahui bersama oleh instansi
terkait masing-masing.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-12
b. Spesifikasi BM berupa patok beton bertulang dengan ukuran 20 x 20
x 100 Cm dicat kuning, diberi nomor pada samping bagian atas diberi
lambang PU, dibagian atas patok beton diberi baut/neut.
c. Spesifikasi CP adalah patok paralon diameter <t> 0.1m bertulang
dengan ukuran panjang 0.80m dicat warna kuning, diberi nomor,
bagian atasnya diberi baut berupa neut.
d. Bench Mark (BM) dipasang (ditanam sedalam 70 cm sehingga yang
muncul diatas permukaan tanah ±30 cm) diawal dan diakhir ruas jalan
selain itu pada CP dan patok kayu.
e. Setiap pemasangan BM harus disertai pemasangan patok CP/control
point sebagai pasangannya untuk mendapatkan azimuth pada
pekerjaan leger jalan. Pemasangan BM sebaiknya diletakkan di
sebelah kiri jalan dan CP disebelah kanan jalan.
f. BM dan CP dipasang pada lokasi yang aman dari gangguan dan tidak
mengganggu aktifitas sehari-hari dan bisa digunakan sebagai tanda
pemantauan leger jalan secara berkala, dipasang kuat dan mudah
dicari.
g. Setiap BM dan CP didokumentasikan dan dibuat deskripsinya.

C. Data Perapatan jaring Kontrol Horisontal Nasional


1. Terdiri atas daftar koordinat Titik Dasar Teknik yang dijadikan referensi
(berupa patok Bakosurtanal/ BIG atau BPN atau stasiun Continuosly
Operating Reference Station), dan daftar kordinat Titik Ikat Leger Jalan
yang ditempatkan pada pembuatan leger jalan.
2. Laporan pelaksanaan perapatan Jaring Kontrol Horizontal Nasional menjadi
Titik Ikat Leger Jalan, memuat sketsa, foto dan deskripsi titik control
Kontrol Horisontal Nasional dalam bentuk digital dan cetak. Data
pengamatan satelit dalam format asli (bawaan vendor) dan RINEX dalam
bentuk digital setiap titik control. Termasuk laporan hasil pengolahan GPS
Geodetik, dan hasil pengikatan ke titik control yang memuat statistic
hitungan perataan dalam bentuk digital dan cetak.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-13
3. Penomoran patok LJ dengan menggunakan system penomoran sebagaimana
diatur dalam Pedoman tentang leger.

D. Klasifikasi Jaring Kontrol Horizontal


1. Klasifikasi jaring titik kontrol
Kasifikasi suatu jaring kontrol didasarkan pada tingkat presisi dan tingkat
akurasi dari jarring yang bersangkutan, yang tingkat presisi diklasifikasikan
berdasarkan kelas, dan tingkat akurasi diklasifikasikan berdasarkan orde.

2. Penetapan kelas jaringan


Kelas suatu jaring titik kontrol horizontal ditentukan berdasarkan panjang
sumbu-panjang (semi-major axis) dari setiap elips kesalahan relatif (antar
titik) dengan tingkat kepercayaan (confidence level) 95% yang dihitung
berdasarkan statistik yang diberikan oleh hasil hitung perataan jaringan
kuadrat terkecil terkendala minimal (minimal constrained). Dalam hal ini
panjang maksimum dari sumbu-panjang elips kesalahan relatif 95% yang
digunakan untuk menentukan kelas jaringan adalah:
r = c (d + 0,2)
Dimana:
r = panjang maksimum dari sumbu-panjang yang diperbolehkan, dalam
mm;
c = faktor empirik yang menggambarkan tingkat presisi survei;
d = jarak antar titik , dalam km.
Berdasarkan nilai faktor c tersebut, kategorisasi kelas jaring titik kontrol
horizontal yang diusulkan diberikan pada Tabel berikut:
Tabel 2.2 Kelas (pengukuran) jaring titik kontrol horizontal
Kelas c (ppm) Aplikasi tipikal
3A 0,01 jaring tetap (kontinu) GPS
2A 0,1 survei geodetik berskala nasional
A 1 survei geodetik berskala regional
B 10 survei geodetik berskala lokal
C 30 survei geodetik untuk perapatan
D 50 survei pemetaan
Sumber: SNI 19-6724-2002

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-14
3. Penetapan orde jaringan
Orde suatu jaring titik kontrol horizontal ditentukan berdasarkan panjang
sumbu-panjang (semi-major axis) dari setiap elips kesalahan relatif (antar
titik) dengan tingkat kepercayaan (confidence level) 95% yang dihitung
berdasarkan statistik yang diberikan oleh hasil hitung perataan jaringan
kuadrat terkecil. Dalam penentuan Orde, hitung perataan jaringannya adalah
hitung perataan berkendala penuh (full constrained). Dalam hal ini panjang
maksimum dari sumbu-panjang elips kesalahan relatif (satu deviasi standar)
yang digunakan juga dihitung berdasarkan persamaan di atas.
Berdasarkan nilai faktor c tersebut, dapat dibuat kategorisasi orde jaring titik
control horizontal yang diperoleh dari suatu survei geodetik, seperti yang
diberikan pada tabel berikut.
Tabel 2.3 Orde jarring control horizontal
Orde c Jaring kontrol Jarak* Kelas
00 0,01 Jaring fidusial nasional (Jaring tetap GPS) 1000 3A
0 0,1 Jaring titik kontrol geodetik nasional 500 2A
1 1 Jaring titik kontrol geodetik regional 100 A
2 10 Jaring titik kontrol geodetik lokal 10 B
3 30 Jaring titik kontrol geodetik perapatan 2 C
4 50 Jaring titik kontrol pemetaan 0,1 D
* jarak tipikal antar titik yang berdampingan dalam jaringan (dalam km)
Sumber: SNI 19-6724-2002

Dalam klasifikasi jaring titik kontrol perlu diingat bahwa orde yang
ditetapkan untuk suatu jaring titik kontrol :
 Tidak boleh lebih tinggi orde jaring titik kontrol yang sudah ada yang
digunakan sebagai jaring referensi (jaring pengikat);
 Tidak lebih tinggi dari kelasnya.

4. Metode dan strategi pengamatan


Untuk pengadaan jaring titik kontrol orde-00 sampai dengan orde-4 (GPS)
yang berbasiskan pada pengamatan satelit GPS, maka spesifikasi teknis
untuk metode dan strategi pengamatan yang sebaiknya digunakan diberikan
pada Tabel 2.4. Untuk pengadaan jaring titik kontrol orde-4 (poligon) yang

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-15
berbasiskan pada pengukuran poligon, spesifikasi teknis yang terkait dengan
pengamatan diberikan pada Tabel 2.5.
Berkaitan dengan pengamatan satelit untuk pengadaan jaring titik kontrol
geodetik orde-1 sampai dengan orde-3 dan orde-4 (GPS), maka disamping
spesifikasi teknis yang diberikan pada Tabel 2.4, ada beberapa spesifikasi
lainnya yang perlu diperhatikan, yaitu:
a) Pengamatan satelit GPS minimal melibatkan penggunaan 3 (tiga)
penerima (receiver) GPS secara bersamaan;
b) Setiap penerima GPS yang digunakan sebaiknya dapat menyimpan data
minimum untuk satu hari pengamatan;
c) Pada setiap titik, ketinggian dari antena harus diukur sebelum dan
sesudah pengamatan satelit, minimal tiga kali pembacaan untuk setiap
pengukurannya. perbedaan antara data-data ukuran tinggi antena
tersebut tidak boleh melebihi 2 mm;
d) Minimal ada satu titik sekutu yang menghubungkan dua sesi
pengamatan, dan akan lebih baik jika terdapat baseline sekutu;
e) Di akhir suatu hari pengamatan, seluruh data yang diamati pada hari
tersebut harus diungguhkan (download) ke komputer dan disimpan
sebagai cadangan (backup) dalam disket ataupun CD ROM;
f) Pada suatu sesi pengamatan, pengukuran data meteorologi dilaksanakan
minimal tiga kali, yaitu pada awal, tengah, dan akhir pengamatan;
g) Setiap kejadian selama pengamatan berlangsung yang diperkirakan
dapat;
h) Mempengaruhi kualitas data pengamatan yang harus dicatat.
Data dan informasi dari pengamatan satelit GPS di lapangan di atas harus
dicatat dalam formulir catatan lapangan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-16
Tabel 2.4 Spesifikasi teknis metode dan strategi pengamatan jaring titik
kontrol geodetik Orde-00 s/d Orde-4(GPS)

Sumber: SNI 19-6724-2002

Tabel 2.5 Spesifikasi Teknis Metode dan Strategi Pengamatan Jaring


Titik Control Geodetic Orde-4 (Polygon)

Sumber: SNI 19-6724-2002

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-17
5. Metode dan strategi pengolahan data
Untuk pengadaan jaring titik kontrol orde-00 sampai dengan orde-4 (GPS)
yang berbasiskan pada pengamatan satelit GPS, spesifikasi teknis untuk
metode dan strategi pengolahan data yang sebaiknya digunakan diberikan
pada Tabel 2.6 Untuk pengadaan jaring titik control orde-4 yang
berbasiskan pada pengukuran poligon, spesifikasi teknis yang terkait dengan
pengolahan datanya diberikan pada Tabel 2.7.
Berkaitan dengan pengolahan data survei GPS, ada beberapa hal yang juga
perlu dispesifikasikan yaitu:
a) Seluruh data pengamatan GPS di konversi ke rinex (receiver
independent exchange format) ;
b) Untuk pengolahan baseline GPS, perangkat lunak yang digunakan
sebaiknya disesuaikan dengan penerima GPS yang digunakan;
c) Dalam pengolahan baseline GPS, koordinat dari titik referensi yang
digunakan untuk penentuan vektor baseline tidak boleh berasal dari
hasil penentuan posisi secara absolut;
d) Untuk pengolahan data survei GPS untuk pengadaan jaringan orde-1
s.d. orde-4 (GPS), perangkat lunak untuk perataan jaring (bebas
maupun terikat) boleh tidak sama dengan perangkat lunak yang
digunakan untuk pengolahan baseline;
e) Proses pengolahan data survei GPS, sebaiknya menghasilkan informasi
berikut :
1) Daftar koordinat definitif dari semua titik dalam jaringan yang
dihasilkan dari perataan jaring terikat berikut matriks variansi-
kovariansinya;
2) Daftar nilai baseline definitif hasil perataan jaring terikat berikut
nilai simpangan bakunya serta nilai koreksinya terhadap nilai
baseline hasil pengamatan;
3) Elips kesalahan titik untuk setiap titik;
4) Elips kesalahan relatif untuk setiap baseline yang diamati;
5) Hasil dari uji-uji statistik yang dilakukan terhadap nilai residual
setelah perataan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-18
f) Koordinat definitif dari titik kontrol Orde-00 sampai dengan Orde-3
serta Orde-4 (GPS) harus dinyatakan dalam datum DGN-95, dalam
bentuk :
1) Koordinat kartesian 3-D (X,Y,Z);
2) Koordinat geodetik (lintang, bujur, tinggi ellipsoid);
3) Koordinat proyeksi UTM (utara, timur).
g) Koordinat definitif dari titik kontrol orde-4 harus dinyatakan dalam
datum DGN-95, dalam bentuk koordinat proyeksi TM-3 atau UTM,
pada suatu formulir daftar koordinat titik control.

Tabel 2.6 Spesifikasi teknis metode dan strategi pengolahan data jaring
titik kontrol Orde-00 s/d Orde-3 dan Orde-4(GPS)

Sumber: SNI 19-6724-2002

Tabel 2.7 Spesifikasi Teknis Metode dan Strategi Pengamatan Jaring


Titik Control Geodetic Orde-4 (Polygon)

Sumber: SNI 19-6724-2002

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-19
E. Survey Topografi
Pengukuran topografi dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) jenis alat yaitu
GPS Geodetik dengan metode RTK dan metode statik, sedangkan pada kondisi
khusus seperti terdapat pepohonan yang rimbun dan banyak penghalang
sehingga tidak memungkinkan untuk penggunaan GPS Geodetik, maka
digunakan alat ukur Total Station dengan interval dan juga titik referensi yang
sama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait pengukuran/survey topografi
adalah :
1. Survey ini bertujuan untuk menginventarisasi titik-titik referensi yang
berada dalam suatu ruas jalan serta menginventarisasi panjang suatu ruas
jalan.
2. Kegiatan meliputi pencatatan data titik referensi ruas-ruas jalan, berupa
objek referensi berserta jarak yang terukur dari titik awal pencatatan ruas
jalan;
3. Pelaksanaan survey memperhatikan aspek keselamatan lalu lintas dan
kelancaran lalu lintas;
4. Penentuan urutan ruas jalan yang akan disurvey direncanakan sebaik-
baiknya agar tidak banyak waktu di lapangan yang terbuang;
5. Surveyor mengenal jaringan jalan dan daerah yang akan disurvey, dan sudah
berpengalaman dalam pelaksanaan survey jalan;
6. Sebelum mulai survey, surveyor harus menginformasikan kegiatannya
kepada pembina jalan setempat; sesuai dengan kewenangan pembinaannya
(status jalan);
7. Peralatan dan bahan yang digunakan meliputi :
 Alat ukur GPS Geodetic dan Electronic Total Station (ETS);
 Roda ukur (wheel meter) dengan ketelitian 0,1 m;
 Pita ukur dengan ketelitian 1 mm panjang minimum 30 m;
 Peta jaringan jalan skala minimum 1: 10.000 yang akan disurvey
lengkap dengan nama dan status ruasnya;
 Kamera foto digital atau manual;
 Alat tulis antara lain berupa: pena, buku catatan, alas menulis, stapler,
kapur tulis, dan penjepit kertas;

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-20
 Daftar nama ruas jalan, kode ruas jalan dan panjang jalan;
 Patok kayu titik referensi berupa kayu dengan dimensi 5 cm x 5 cm x
100 cm; dan
 Kualitas kayu titik referensi harus mampu bertahan terhadap lapuk
hingga saat penggantian dengan patok permanen (patok beton).

Adapun penggunaan alat GPS Geodetic dan Electronic Total Station (ETS) sebagai
berikut:
1. GPS Geodetik
a. Alat GPS Geodetik
1) Pada alat GPS type geodesi dapat dipoeroleh data:
 Real time (data posisi).
 Post processing (koordinat geocenter, koordinat geografi, koordinat
system proyeksi (UTM, TM3°).
2) Konstruksi alat GPS geodesi
 Komponen perangkat keras: receiver dan antenna.
 Komponen perangkat lunak: beberapa alogaritma hitungan untuk
pemrosesan data satelit, modul program untuk komunikasi dengan
pengguna.

3) Kelengkapan alat GPS RTK


 Rover  Antena eksternal
 Base  Tribrach (penyangga base)
 Handle data collector  Kabel antena
 Meteran  Kabel power booster
 Booster  Tripod
 Baterai  Tiang antenna
 Data collector  Tiang rover
 Antena internal  Aki

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-21
b. Pengamatan Real-Time Kinematic (RTK)
Tahapan pengukuran menggunakan alat GPS Geodetik dengan metode
Real-Time Kinematic (RTK) terbagi menjadi beberapa tahapan,
diantaranya:
 Pengaturan peralatan receiver GPS Base dan Rover hingga siap
digunakan.
 Menghidupkan Controller dilanjutkan menjalankan program Carson
Survey serta pembuatan pekerjaan baru.
 Pengaturan Configurasi reciver Base.
 Pengaturan Configurasi reciver Rover.
 Penentuan toleransi pengukuran yang akan dicapai.
 Monitoring geometri dan distribusi satelit.
 Melakukan survei penentuan posisi.
 Export dan Download data pengamatan.
 Mengakhiri pengukuran dengan mematikan Controller dan mematikan
peralatan.

c. Metode pengolahan data


1) Metode pengukuran RTK (Real Time Kinematic)
Sistem RTK (Real-Time Kinematic) adalah sistem penentuan posisi
real-time secara diferensial menggunakan data fase. Dapat digunakan
untuk penentuan posisi obyek-obyek yang diam maupun bergerak.
Untuk merealisasikan tuntutan real-timenya, monitor station harus
mengirimkan data fase dan pseudorange ke pengguna secara real-time
menggunakan sistem komunikasi data tertentu. Ketelitian tipikal posisi
yang diberikan oleg system RTK adalah sekitar 1 – 5 cm dengan asumsi
bahwa ambiguitas fase dapat ditentukan secara benar.

Sistem RTK juga dapat diimplementasikan dengan menggunakan


beberapa stasiun referensi. Penggunaan beberapa stasiun RTK ini
bertujuan untuk memperluas cakupan dari sistem RTK. Dengan
menggunakan satu stasiun referensi, sistem RTK umumnya hanya bisa
digunakan untuk jarak baseline sampai sekitar 10-15 km. Untuk

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-22
baseline yang lebih panjang umumnya nilai ambiguitas fase akan
semakin sukar ditentukan secara benar, karena residu dari kesalahan
dan bias yang tersisa setelah proses pengurangan data akan relatif
semakin signifikan. Agar resolusi ambiguitas fase tetap dapat
dilaksanakan dengan baik untuk jarak baseline yang relatif panjang,
maka pengguna harus dibantu dengan data dan informasi yang dapat
digunakan untuk mereduksi efek dari residu kesalahan dan bias
tersebut.

Gambar 2.2 Sistem RTK [Abidin, 2007]


Pada sistem Real-Time Kinematic (RTK), stasiun referensi
mengirimkan data ke pengguna dengan format RTCM menggunakan
sistem komunikasi data yang beroperasi pada pita frekuensi VHF/UHF.
Dalam melakukan pengukuran menggunakan metode Real-Time
Kinematic (RTK) salah satu titik referensi harus diketahui koordinatnya
terlebih dahulu. Pengukuran Real-Time Kinematic (RTK) ini
memerlukan dua pesawat yang bertugas sebagai titik referensi (Base)
dan penentuan posisi (Rover).

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-23
Gambar 2.3 Based dan Rover (User Guide, 2014:10)

Metode Penentuan Posisi secara Real Time Kinematic dibagi dalam dua
bagian yaitu:
a) Single base RTK
Pengamatan yang dilakukan pada metode single base RTK adalah
pengamatan secara diferensial dengan menggunakan minimal dua
receiver GNSS yang bekerja secara simultan dengan menggunakan
data fase. Koreksi data dikirimkan secara satu arah dari base station
kepada rover melalui transmisi radio. GPS differensial adalah
pengukuran secara presisi dari posisi relatif dua receiver yang
melakukan pemantauan terhadap sinyal GPS yang sama.
Pengukuran dengan cara ini lebih akurat dibandingkan dengan
pengukuran GPS standar (Badan Pertanahan Nasional 2011).

Keterbatasan dari metode RTK ini adalah semakin panjang baseline


antara rover dengan stasiun referensi, maka tingkat ketelitiannya
akan semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan
distance dependent (seperti perlambatan sinyal satelit GNSS akibat
pengaruh ionosfer) yang semakin tinggi, karena semakin jauh jarak
antara rover dengan stasiun referensi sehingga proses pemecahan
resolusi ambiguitas (ambiguity resolution) antara base station
dengan rover sukar untuk dilakukan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-24
Gambar 2.4 Single Base RTK

b) Network RTK
Metode Network Real Time Kinematic (NRTK) merupakan sebuah
metode penentuan posisi secara relatif dari pengamatan GNSS.
NRTK merupakan pengembangan dari metode single base RTK
(Martin & Herring, 2009).

Gambar 2.5 Network Real Time Kinematic (NRTK)

Data yang dikirimkan oleh stasiun referensi‐stasiun referensi


adalah data dalam format raw data atau data mentah yang
kemudian oleh server Network RTK digunakan sebagai bahan
untuk melakukan koreksi data yang dapat digunakan oleh pengguna

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-25
(rover). Data dalam format raw tersebut dikirimkan secara kontinu
dalam interval tertentu kepada server Network RTK melalui
jaringan internet. Oleh server, data tersebut diolah dan disimpan
dalam bentuk RINEX yang dapat digunakan untuk post processing,
maupun dalam bentuk RTCM yang dikirimkan kepada rover yang
membutuhkan koreksi data dari stasiun referensi.

2) Metode pengukuran static


Pada metode pengukuran ini titik yang akan ditentukan posisinya tidak
bergerak, pengamatan yang dilakukan bisa secara absolute maupun
diferensial, data pengamatan bisa menggunakan pseudorange dan/atau
phase yang selanjutnya dilakukan pengolahan data setelah pengamatan
(post process), keandalan dan ketelitian yang diperoleh cukup tinggi
yaitu di orde millimeter sampai centimeter, dan biasanya digunakan
untuk penentuan titik-titik control survey pemetaan maupun survey
geodetik.

Pada saat melakukan pengukuran di lapangan memerlukan kondisi


satelit geometri yang baik, tingkat bias dan kesalahan data yang relatif
rendah, serta lingkungan yang relatif tidak menimbulkan multipath,
selain itu alat GNSS yang digunakan diharapkan mempunyai data dual
frekuensi. Ketelitian relatif posisi titik yang diperoleh adalah dalam
orde centimeter, pengukuran statik singkat ini diantaranya digunakan
untuk survey pemetaan dengan orde tidak terlalu tinggi, perapatan titik
dan survey rekayasa.

3) Metode stop-and-go
Metode stop-and-go merupakan metode survei GPS dimana pada proses
pengamatannya, setelah melakukan inisialisasi di titik awal untuk
penentuan ambiguitas fase, receiver GPS bergerak dari titik ke titik dan
melakukan pengamatan dalam waktu yang relatif singkat (sekitar 1
menit) pada setiap titiknya.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-26
Metode penentuan posisi ini kadang disebut juga sebagai metode semi-
kinematik. Pada metode ini titik-titik yang akan ditentukan posisinya
tidak bergerak, sedangkan receiver GPS bergerak dari titik ke titik
dimana pada setiap titiknya receiver tersebut berdiam beberapa saat,
sebelum bergerak lagi ke titik berikutnya.

2. Alat ukur ETS (Electronic Total Station) atau Total Station (TS)
Alat ukur ETS hanya digunakan dalam kondisi khusus seperti terdapat
pepohonan yang rimbun dan banyak penghalang sehingga tidak memungkinkan
untuk penggunaan GPS Geodetik. Alat ukur ETS (Electronic Total Station)
adalah alat ukur jarak elektronik yang telah dilengkapi dengan bacaan sudut
horizontal dan vertical. ETS selain dapat digunakan untuk mengukur jarak
secara elektronis, juga dapat digunakan untuk mengukur sudut horizontal
maupun vertical secara elektronik, yang pada akhirnya dapat menentukan posisi
suatu objek secara cepat dan teliti. Alat ini dilengkapi pencatat data elektronik
(electronic data recorder) sehingga pengukuran dengan ETS dapat langsung
dihitung dan digambar dengan cara digital.

Survey untuk penentuan posisi dari suatu jaringan titik di permukaan bumi, dapat
dilakukan secara terestris maupun ekstra-terestris. Pada survey dengan metode
terestris, penentuan posisi titik-titik dilakukan dengan melakukan pengamatan
terhadap target atau objek yang terletak di permukaan bumi. Dalam hal ini, metode-
metode penentuan posisi terestris yang umum digunakan saat ini adalah metode
poligon, metode pengikatan ke muka (intersection), metode pengikatan ke belakang
(resection), atau kombinasi antara metode-metode tersebut.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-27
Gambar 2.6 Beberapa Metode penentuan Posisi Secara Terestris

Dalam pengadaan jaring titik kontrol horizontal, metode pengukuran poligon


digunakan saat ini dalam pengadaan jaring titik kontrol orde-4 dimana spasi antar
titiknya adalah sekitar 100 m. Penggunaan metode poligon dalam hal ini adalah
karena fleksibilitas metode ini untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan
dalam skala sangat lokal, dimana keberadaan pepohonan dan perumahan yang rapat
biasanya akan mengganggu pemakaian metode pengamatan survei GPS.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-28
Bagan alir pelaksanaan survey topografi dapat dilihat pada gambar berikut.

MULAI

Peninjauan Lokasi Survey dan


Pembuatan Kerangka Dasar

Penentuan Lokasi Alat/Titik

Tidak

Cek Visibility
Alat Terhadap
Objek Ukur

Ya

Pemasangan Alat

Penentuan Titik Ikat Awal

Mulai Pengukuran Thd Objek Tidak

Penentuan Titik Alat


Berikutnya

Titik Alat
Terakhir?

Ya

Penentuan Titik Ikat Akhir

SELESAI

Gambar 2.7 Bagan Alir Pekerjaan Survey Topografi

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-29
Gambar 2.8 Alat Ukur GPS Geodetik

Gambar 2.9 Penggunaan Alat GPS Geodetik

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-30
Gambar 2.10 Alat Ukur Electronic Total Station

Gambar 2.11 Penggunaan Alat Ukur Total Station

Gambar 2.12 Contoh Patok Leger

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-31
Terdapat beberapa hal yang membuat metode pengukuran mengguanakan GPS
Geodetic/GNSS memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode konvensional,
diantaranya:
 GNSS / GPS Geodetic dapat digunakan setiap saat tanpa tergantung waktu
dan cuaca.
 Satelit-satelit GNSS mempunyai ketinggian orbit yang cukup tinggi yaitu
sekitar 20.000 km di atas permukaan bumi serta dengan jumlah yang relatif
cukup banyak. Hal ini menjadikan GNSS dapat meliput wilayah yang cukup
luas sehingga dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus.
 Penggunaan GPS Geodetic dalam penentuan posisi relatif tidak terlalu
terpengaruh dengan kondisi topografis daerah survei dibandingkan dengan
penggunaan metode terestris.
 Posisi yang ditentukan oleh GNSS / GPS Geodetic mengacu ke suatu datum
 global yang relatif teliti dan mudah direalisasikan, yaitu datum WGS 84.
 GNSS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya cukup luas.
Dari yang sangat teliti (orde millimeter) sampai orde meter.
 Pemakaian sistem GNSS tidak dikenakan biaya.
 Lebih efisien dalam waktu, biaya operasional, dan tenaga.
 Celah untuk memanipulasi data pada pengukuran GNSS lebih sulit
dibandingkan menggunakan metode terestris
 Relatif mudah dipelajari sekalipun oleh orang awam yang belum pernah
menggunakan.

Akan tetapi terdapat keterbatasan dari teknologi GNSS tersebut antara lain:
 Tidak boleh ada penghalang antara receiver dan satelit
 Komponen tinggi yang dihasilkan adalah tinggi dengan acuan ellipsoid
 Perlu proses yang relatif tidak mudah untuk menganalisa data

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-32
F. Pengukuran Geometrik Jalan
Untuk mendapatkan peta situasi jalan, dilakukan pengukuran geomterik jalan
berupa alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal jalan, yang harus
mempunyai titik ikat yang koordinatnya adalah sistem koordinat jalan.

a. Alinyemen Horizontal
 Menggambarkan apakah jalan tersebut merupakan jalan lurus,
menikung ke kiri atau ke kanan.
 Sumbu jalan merupakan rangkaian garis lurus, lengkung berbentuk
lingkaran dan lengkung peralihan.

b. Alinyemen Vertikal
 Menggambarkan perpotongan bidang vertikal dengan bidang
permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan.
 Menggambarkan kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif
(turunan), sehingga kombinasinya berupa lengkung cembung atau
lengkung cekung.
 Menggambarkan permukaan perkerasan yang datar atau kelandaian
sama dengan nol (=0).

G. Pengukuran, Pengumpulan Data Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan


Jalan
Melakukan inventarisasi/pengumpulan data yang diperlukan Kartu Leger Jalan
meliputi:

a. Bangunan Pelengkap terdiri dari :


 Gorong-gorong pipa/bulat
 Bangunan penahan tanah
 Penutup lereng
 Saluran permanen
 Drainase bawah tanah
 Bak penampung/main hole
 Kerb
 Bronjong/pasangan batu kosong

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-33
 Gorong-gorong kotak/box

b. Perlengkapan jalan, terdiri dari :


 Pagar pengaman
 Patok pemandu
 Patok kilometer
 Patok hektometer
 Patok leger jalan
 Patok Rumija
 Marka jalan
 Rambu lalu lintas
 Lampu lalu lintas
 Lampu penerangan
 Jembatan penyeberangan
 Penyeberangan bawah tanah
 Shelter bis
 Cermin jalan

c. Bangunan utilitas publik, terdiri dari sarana dan prasarana sebagai berikut :
 Jaringan air minum
 Jaringan dan tiang listrik
 Jaringan listrik dalam tanah
 Jaringan dan tiang telepon
 Jaringan telepon dalam tanah
 Jaringan minyak
 Hidran
 Rumah kabel
 Bagan alir survey inventarisasi jalan dapat dilihat pada gambar berikut.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-34
MULAI

PERSIAPAN ALAT
- Odometer
- Form survey

PENGAMBILAN DATA

IDENTIFIKASI RUAS JALAN DATA TEKNIK JALAN


Sesuai format leger Sesuai format leger

PENYUSUNAN INVENTARISASI JALAN

SELESAI

Gambar 2.13 Bagan Alir Survey Inventarisasi Jalan

H. Pengukuran/Pengumpulan Data Luas dan Harga Lahan Ruang Milik Jalan


1) Ruang Milik Jalan (Rumija) atau Right of Way dibatasi oleh lebar tertentu
yang dikuasai oleh jalan dalam hal tertentu.
2) Rumija ditandai dengan patok RMJ warna kuning dalam jarak 1 (satu)
kilometer sepanjang ruas jalan.
3) Rumija dimaksud untuk memenuhi persyaratan keluasan kenyamanan
pengguna jalan dan terutama untuk keperluan pelebaran Ruang Manfaat
Jalan (Rumaja) di kemudian hari.
4) Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja) dimaksud untuk menjadi pengawasan
penyelenggaraan jalan dalam hal kenyamanan dan jarak pandang
pengemudi serta pengamanan terhadap konstruksi bangunan jalan.
5) Pendataan harga dan luas lahan ruang milik jalan dimaksud untuk
memudahkan perencanaan perluasan dan pelebaran badan jalan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-35
6) Data Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) dapat diperoleh dari instansi terkait
(KP-PBB) atau melakukan wawancara langsung dengan warga penduduk
setempat mengenai harga (pasar) tanah di sekitar lokasi.

I. Pengukuran dan Pengumpulan Data Konstruksi Jalan


a. Cara Destruktif
Pemeriksaan dengan cara destruktif yaitu membuat test pit pada perkerasan
jalan untuk mengambil contoh dan mengukur ketebalan tiap-tiap lapisan
perkerasan.
Pemeriksaan dan pengukuran konstruksi jalan meliputi :
1) Lapisan permukaan mencakup lebar, tebal, jenis, kondisi dan Indeks
Kondisi Permukaan.
2) Lapisan pondasi atas mencakup lebar, tebal dan jenis.
3) Lapisan pondasi bawah mencakup lebar, tebal dan jenis.
4) Median/jalur pemisah mencakup lebar, tebal dan jenis.
5) Trotoar mencakup lebar, tebal dan jenis.

Gambar 2.14 Teknis Pelaksanaan Test Pit

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-36
b. Cara Non Destruktif
Pemeriksaan dengan cara non destruktif yaitu suatu cara menggunakan alat
yang diletakkan diatas permukaan jalan yang memiliki kemampuan
merekam setiap jenis lapisan perkarasan sampai pada lapisan pondasi bawah
tanpa merusak konstruksi perkerasan jalan.

c. Lain-Lain
1) Nilai kondisi permukaan jalan yang diamati dalam survey ini pada
dasarnya bersifat subyektif. Untuk itu, perlu ada kesepakatan dalam
menentukan nilai kondisi permukaan jalan agar riwayatnya tetap
konsisten/berkelanjutan bila dilakukan secara periodik oleh pengamat
yang sama.
2) Hasil pemeriksaan dicocokkan dengan cara dikonfirmasikan dan
diklarifikasi terhadap data dokumen berupa gambar terlaksana atau
dengan data yang dimiliki oleh instansi terkait antara lain P2JJ, Dinas
PU Bina Marga Provinsi atau Dinas PU Bina Marga Kota/Kabupaten.

J. Pengukuran dan Pengumpulan Data Konstruksi Jembatan


a. Peta situasi jembatan dilakukan dengan cara yang sama dalam pengukuran
situasi jalan.
b. Pengukuran harus mempunyai titik ikat yang koordinatnya satu sistem
dengan sistem koordinat jalan.
c. Pengamatan dan pengukuran jembatan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
 Tipe, bahan dan kondisi bangunan atas serta ukurannya.
 Tipe, bahan dan kondisi bangunan bawah serta ukurannya.
 Tipe, bahan dan kondisi pondasi serta ukurannya.
 Tipe dan bahan landasan serta ukurannya.
 Macam dan bahan bangunan pengaman dan pelengkap bangunan bawah
jembatan serta ukurannya.
 Panjang bentang dan lebar jembatan dan panjang total.
 Jumlah bentang jembatan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-37
d. Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan antara lain:
 2 (dua) buah pita ukur baja masing-masing dengan kapasitas ukur 50
meter dan 3 meter.
 Tambang plastik.
 Benang nylon.
 Bandul pemberat.
 Bambu/kayu persegi untuk patok ikat.
 Waterpass, bak ukur Yalon, rakit/perahu.
 1 (satu) unit pesawat Theodolit (tipe TO).
 1 (satu) unit pesawat Total Station
 1 (satu) buah kamera/handycam
 1 (satu) roda pengukur jarak
 Peta ruas jalan
 Buku ukur
 Formulir lapangan data teknik dan formulir jembatan
 1 (satu) buah kalkulator
 Alat-alat tulis
 Payung dan jas hujan
 Palu pemukul dan paku (baja), palu sink dan parang
 Sepatu lapangan
 Cat putih/kuning (tahan air)
 Kendaraan roda 4 siap operasi dan bahan bakar yang cukup.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-38
Gambar 2.15 Bagian-Bagian Umum Jembatan

Gambar 2.16 Elemen Jembatan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-39
Gambar 2.17 Elemen Jembatan (lanjutan)

Gambar 2.18 Contoh Elemen Jembatan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-40
Survey inventarisasi jembatan meliputi:
a) Data Bentang
Panjang bentang (m), diukur dari expansion joint pada kepala jembatan
sampai expansion joint yang terletaka pada pilar, atau dari as pilar seperti
ditampilkan pada Gambar 2.15, panjang bentang diukur dengan toleransi 0,1
meter terdekat.

Gambar 2.19 Pengukuran Panjang Total dan Panjang Bentang pada


Jembatan

 Lebar antar kerb (m), diukur dengan toleransi 0,1 meter terdekat
(seperti ditampilkan pada Gambar 2.16) bila lebar pada setiap bentang
sama, pengukuran tidak perlu dilakukan pada setiap bentang.
 Lebar Trotoar (m), merupakan lebar total dari kedua trotoir (bila lebih
dari satu), yang diukur dengan toleransi sampaiu 0,1 meter.

Gambar 2.20 Pengukuran Lebar Antar Jalan dan Lebar Trotoar

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-41
 Ruang bebas lalu lintas vertial merupakan jarak vertikal dari permukaan
jalan ke penghalang di atas kepala yang diukur dengan toleransi sampai
0,1 meter terdekat seperti ditampilkan pada Gambar 2.17.

Gambar 2.21 Ruang Bebas Lalu Lintas Vertikal

b) Jenis Komponen dan Data Material


Data untuk komponen utama dari bangunan atas dan bangunan bawah
dalam setiap bentang jembatan yaitu :
1) Bangunan atas
 Struktur bangunan atas, yaitu rangka dan gelagar
 Permukaan lantai kendaraan
 Sandaran
2) Bangunan bawah
 Pondasi
 Kepala jembatan dan pilar

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-42
Gambar 2.22 Jenis Bangunan Atas

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-43
Gambar 2.23 Jenis Kepala Jembatan dan Pilar

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-44
Pondasi Langsung Pondasi Tiang Pancang

Kepala Jembatan dengan Pondasi


Langsung Kepala Jembatan dengan Pondasi Tiang Pancang

Kepala Jembatan Tipe Cap dengan Pondasi Tiang


Kepala Jembatan dengan Pondasi Sumuran Pancang
Gambar 2.24 Tipe Pondasi

c) Data Kondisi Komponen


Kondisi komponen meliputi karatan, bergetar, baut tidak lengkap, retak
biasa, lapuk, lendutan, retak kritis, gerusan, arus tidak searah, geser/turun,
miring, patah, dan hanyut. Gambar 2.21 menampilkan foto beberapa jenis
kerusakan jembatan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-45
Gambar 2.25 Beberapa Jenis Kerusakan Jembatan

d) Data Pelengkap
1) Data Banjir Tertinggi
Ketinggian muka air banjir tertinggi yang diketahui berhubungan
dengan elevasi permukaan lantai jembatan dan sumber informasi
lainnya. Gambar 2.22 menampilkan cara pengukuran ketinggian muka
air banjir.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-46
Gambar 2.26 Cara Mengukur Ketinggian Muka Air Banjir

K. Pengambilan Foto Dokumentasi

a. Tujuan
Pengambilan foto dokumentasi bertujuan agar dapat memberikan gambaran
secara visual tentang kondisi dari ruas jalan yang sedang disurvey.

b. Persiapan
1) Menyiapkan kamera/handycam, peta lokasi, buku formulir survey, clip
board, ballpoint, meterán pita baja dan cat/pylox.
2) Mengisi data pada formulir survey yang meliputi nama jalan, nama
surveyor, dan tanggal survey.

c. Pelaksanaan
1) Pengamatan dan pengambilan foto terhadap setiap segmen untuk
interval 750 meter untuk luar jalan kota dan 375 meter untuk jalan
dalam kota mulai dari titik awal sampai akhir ruas jalan.
2) Pengamatan dan pengambilan foto terhadap bangunan pelengkap jalan
untuk interval 750 meter untuk jalan luar kota dan 375 meter untuk
jalan dalam kota.
3) Pengambilan foto disesuaikan perpotongan segmen gambar dan diambil
dari arah kilometer (KM) terkecil dengan mengambil posisi pada sumbu
jalan agar situasi gambar terekam sampai dengan ruang pengawasan
jalan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-47
4) Pengambilan foto dokumentasi jembatan dari arah KM terkecil (arah
depan jembatan) dan dari arah hulu/hilir (dipilih yang paling
memungkinkan)

MULAI

PERSIAPAN ALAT
- Kamera digital
- Handycam

PENENTUAN LOKASI OBJEK

PENGAMBILAN DOKUMENTASI
Foto, Video

DOKUMENTASI JALAN DOKUMENTASI JEMBATAN


- Setiap 375 m - Pandangan samping
- Bangunan pelengkap - As jalan pandangan depan
- Patok beton

PENYUSUNAN ALBUM DOKUMENTASI

SELESAI

Gambar 2.27 Bagan Alir Survey Dokumentasi

2.3.6 Pengolahan Data


1. Verifikasi dan Validasi Data
Tujuan melakukan verfikasi dan validasi data untuk memeriksa apakah data
yang diperoleh telah memenuhi persyaratan dan kecukupan data yang diperlukan
antara lain :
Nama ruas jalan
Nama pengenal jalan
Titik pangkal dan titik ujung serta jurusan jalan lain
Peranan jalan
Sistem jaringan jalan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-48
Status jalan menurut wewenang pembinaan
Lebar Ruang Manfaat Jalan (Rumija)
Lebar Ruang Milik Jalan (Rumija)
Lebar Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja)

Data survey lapangan yang mencakup jumlah BM beserta data koordinatnya,


hasil pengukuran (pengukuran kerangka horizontal, vertikal, potongan melintang
dan pengukuran situasi).
Data inventarisasi jalan (jenis perkerasan, lebar perkerasan, bahu jalan,
saluran samping, trotoar, dan lain-lain).
Data jembatan (dimensi dan jenis struktur jembatan) dan gorong-gorong.
Data bangunan pelengkap (marka jalan, rambu, km post, patok hektometer,
guard rail, guard post, dan lain-lain)
Data hasil inventarisasi jaringan utilitas publik (di atas maupun di bawah
permukaan tanah) yang mencakup jaringan air minum, gas, PLN, Telkom,
dan lain-lain.
Data riwayat perkerasan (As Built Drawing), Dokumen Kontrak fisik.
Data LHR
Data kepemilikan (sertifikat)
Nilai NJOP

2. Perhitungan dan Penggambaran Topografi (Data Spatial)


Perhitungan dan penggambaran dilakukan oleh surveyor dan draftman/juru
gambar dengan arahan dari Ketua Tim Ahli Geodesi.
Perhitungan dapat dilakukan dengan sistem computerized yang dihitung
dengan program spread sheet.
Penggambaran kasar dilakukan pada saat survey sedangkan penggambaran
halus dilakukan dengan menggunakan program Computer Aided Design
(CAD).
Hasil penggambaran kemudian diplot/dipindahkan pada format leger jalan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-49
3. Input Data Hasil Pengamatan ke dalam Form Isian (Data Tabulator)
Data yang diinput adalah hasil survey institusional/data sekunder dan data
survey lapangan/data primer.
Tata cara pengisian format dan/atau Kartu Leger Jalan mengikuti Pedoman
Pengisian Formulir/Kartu Leger Jalan.

4. Kompilasi Data Tabulator dan Data Spatial


Melakukan kompilasi / penggabungan data isian (data tabulator) dengan gambar
jalan dan jembatan (data spatial) dengan cara melakukan pengisian data gambar
hasil penggambaran dengan CAD ke dalam form leger jalan.

2.3.7 Pembuatan Laporan Hasil Pekerjaan

Dari hasil pelaksanaan survey dan analisis data hasil survey, maka pada
akhir pekerjaan akan dipersiapkan laporan hasil pekerjaan yang berupa :
1. Peta leger jalan
2. Ringkasan format leger jalan
3. Ringkasan data leger jalan
4. Leger jalan
5. Gambar potongan dari leger jalan pada masing-masing ruas jalan
6. Leger jembatan
7. Gambar potongan leger jembatan
8. Dokumentasi dari hasil survey

2.3.8 Pedoman Pekerjaan Leger Jalan

Dalam pekerjaan pembuatan leger jalan ini, mengacu pada Peraturan


Menteri Nomor: 78/PRT/M/2005 tahun 2005 tentang leger jalan yang memuat tata
cara pelaksanaan pembuatan leger jalan dan Pedoman Leger Jalan No. 11 Tahun
2008.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 2-50
BAB 3 TINJAUAN WILAYAH
BAB 3 TINJAUAN WILAYAH
3.1 Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur

Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia.
Ibu kota Provinsi Jawa Timur terletak di Surabaya. Jumlah penduduk Provinsi Jawa
Timur pada tahun 2020 berjumlah 40,666 juta jiwa (BPS Provinsi Jawa Timur,
2021). Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di Utara, Selat Bali di Timur,
Samudra Hindia di Selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di Barat. Wilayah Jawa
Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta sejumlah
pulau-pulau kecil di Laut Jawa (Kepulauan Masalembu), dan Samudera Hindia
(Pulau Sempu, dan Nusa Barung).

 Kondisi Geografi
Provinsi Jawa Timur mempunyai 229 pulau dengan luas wilayah daratan
sebesar 47.130,15 Km2 dan lautan seluas 110.764,28 Km2. Wilayah ini
membentang antara 111° 0′ Bujur Timur – 114° 4′ Bujur Timur dan 7° 12′
– 8° 48′ Lintang Selatan. Sisi Utara wilayahnya berbatasan dengan Laut
Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan Selat
Bali/Provinsi Bali dan Barat dengan Provinsi Jawa Tengah.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-1
Gambar 3.1 Peta Administrasi Provinsi Jawa Timur

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-2
 Kondisi Topografi
Keadaan topografi Jawa Timur terhitung sebagai daerah yang mayoritas
lebih banyak memiliki dataran rendah. Hal ini disebabkan wilayah Jawa
Timur 60% (28.833 km) merupakan dataran rendah, dan hanya kurang lebih
40% (17.597 km) yang merupakan dataran tinggi. Wilayah yang termasuk
dataran rendah seperti Surabaya dan Sidoarjo, di wilayah kota/kabupaten ini
tidak terdapat gunung atau perbukitan. Sedangkan wilayah seperti Malang,
Batu, dan Lumajang yang disana banyak kita jumpai gunung dan
pegunungan.

Provinsi Jawa Timur juga memiliki gunung yang masih aktif dan tidak.
Beberapa gunung yang masih aktif diantaranya adalah Gunung Semeru,
Gunung Kelud, Gunung Bromo, dan Gunung Raung. Selain gunung yang
masih aktif, di Jawa Timur juga terdapat beberapa gunung yang sudah tidak
aktif / tidur. Gunung-gunung tersebut diantaranya adalah Gunung
Penanggungan, Gunung Arjuna, dan Gunung Lawu.

 Kondisi Hidrologi
Provinsi Jawa Timur terdapat beberapa sungai yang besar maupun kecil.
Sungai yang mengalir melewati Jawa Timur yaitu Sungai Brantas, Sungai
Bengawan Solo, Sungai Konto, dan Sungai Mas. Keberadaaan sungai-
sungai tersebut pada zaman dahulu sangat membantu masyarakat sebagai
sarana transportasi yang cepat dibandingkan melalui darat.

 Data Wilayah
Provinsi Jawa Timur memiliki luas wilayah daratan sebesar 47.130,15 km 2
dan wilayah lautan seluas 110.764,28 km2. Provinsi Jawa Timur terbagi
menjadi 29 kabupaten, meliputi Pacitan, Ponorogo, Trenggalek,
Tulungagung, Blitar, Kediri, Malang, Lumajang, Jember, Banyuwangi,
Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto,
Jombang, Nganjuk, Madiun, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban,
Lamongan, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep, serta 9

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-3
kota, yaitu Surabaya, Madiun, Kediri, Blitar, Malang, Batu, Pasuruan,
Probolinggo dan Mojokerto.

 Kondisi Sosio Ekonomi


Berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Timur tahun 2020, PDRB ADHB
(Atas Dasar Harga Berlaku) Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 2.299,46
Triliun Rupiah. Tren Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur pada
tahun 2016-2020 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2016-2017 mengalami
penurunan dari 5,57% menjadi 5,46%. Kemudian tahun 2018-2019
mengalami peningkatan dari 5,47% menjadi 5,52%. Namun, pada tahun
2020 mengalami penurunan kembali dari 5,52% menjadi 2,39% yang
disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19.

Distribusi persentase PDRB ADHB menurut lapangan usaha tahun 2020


terbesar yaitu pada kategori industri pengolahan 30,6%, perdagangan besar
dan eceran 17,95%, diikuti pertanian, kehutanan dan perikanan 11,94%.

 Transportasi
Infrastruktur jalan raya merupakan salah satu yang terpenting dalam sektor
transportasi untuk menunjang perekonomian suatu daerah. Berdasarkan data
BPS Provinsi Jawa Timur pada tahu 2020, panjang jalan raya di Provinsi
Jawa Timur yang tergolong jalan dalam kewenangan provinsi tercatat
sepanjang 1.442,07 km. Sedangkan panjang jalan di Provinsi Jawa Timur
yang tergolong jalan kewenangan Jalan Nasional tercatat sepanjang
2.361,23 km.

Provinsi Jawa Timur telah memiliki sarana dan prasarana transportasi yang
lengkap. Guna menunjang transportasi udara terdapat Bandara Internasional
Juanda, Bandara Abdurahman Saleh Malang, Belimbing Sari Banyuwangi,
Bandara Notoadinegoro Jember serta dua Bandara lain di Madiun dan
Sumenep.

Berbeda dengan jalur udara, melalui jalur laut Jawa Timur juga telah
memiliki Pelabuhan Tanjung Perak sebagai pelabuhan utama. Selain

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-4
Tanjung Perak juga terdapat beberapa pelabuhan kecil lain di berbagai
wilayah.

3.2 Gambaran Umum Kabupaten Pacitan

Kabupaten Pacitan merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur.


Kabupaten Pacitan juga merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam kawasan
perbatasan antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah.

 Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Pacitan terletak pada 7° 55’ - 8° 17’ Lintang
Selatan dan 110° 55’ - 111° 25’ Bujur Timur. Kabupaten Pacitan memiliki
luas wilayah kurang lebih 1.389,87 Km2. Berdasarkan posisi geografisnya,
Kabupaten Pacitan terletak pada Barat Daya Provinsi Jawa Timur.

Batas wilayah administratif Kabupaten Pacitan sebagai berikut:


Sebelah Utara : Kabupaten Ponorogo Dan Kabupaten Wonogiri (Provinsi
Jawa Tengah)

Sebelah Timur : Kabupaten Trenggalek

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Wonogiri (Provinsi Jawa Tengah)

Kabupaten Pacitan terdiri dari 12 kecamatan yaitu Kecamatan Donorojo,


Punung, Pringkuku, Pacitan, Kebonagung, Arjosari, Nawangan, Bandar,
Tegalombo, Tulakan, Ngadirojo dan Sudimoro. Kecamatan Tulakan
merupakan kecamatan yang paling luas pada Kabupaten Pacitan yaitu
sebesar 161,62 km2 atau 11,63% dari total luas wilayah Kabupaten Pacitan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-5
Gambar 3.2 Peta Administrasi Kabupaten Pacitan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-6
 Kondisi Demografi
Penduduk Kabupaten Pacitan berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2019
yaitu 555,30 ribu jiwa. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk
tahun 2018, penduduk Pacitan mengalami pertumbuhan sebesar 0,16%.
Sedangkan kepadatan penduduk di Kabupaten Pacitan pada tahun 2019
mencapai 400 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi terletak pada
Kecamatan Pacitan dengan kepadatan sebesar 1.011 jiwa/km 2, sedangkan
kepadatan penduduk terendah terletak pada Kecamatan Pringkuku yaitu
sebesar 280 jiwa/2.

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Pacitan Berdasarkan


Administrasi Kecamatan
Jumlah
No Kecamatan
Penduduk (ribu)
1 Donorojo 38,30
2 Punung 33,22
3 Pringkuku 37,23
4 Pacitan 77,95
5 Kebonagung 47,12
6 Arjosari 42,11
7 Nawangan 51,85
8 Bandar 45,10
9 Tegalombo 53,25
10 Tulakan 86,68
11 Ngadirojo 48,92
12 Sudimoro 34,84
Jumlah 596,55
Sumber: Kabupaten Pacitan dalam Angka, 2020

 Kondisi Topografi
Kabupaten Pacitan terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan.
Dari aspek topografi menunjukkan bentang daratannya bervariasi dengan
kemiringan sebagai berikut:

1. Datar (kelerengan 0-5%) dengan luas 55,59 km2 atau 4% dari luas
wilayah Kabupaten Pacitan.

2. Berombak (kelerengan 6-10%) dengan luas 138,99 km2 atau 10% dari
luas wilayah Kabupaten Pacitan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-7
3. Bergelombang (kelerengan 11-30%) dengan luas 333,57 km2 atau 24%
dari luas wilayah Kabupaten Pacitan.

4. Berbukit (kelerengan 31-50%) dengan luas 722,73 km2 atau 52% dari
luas wilayah Kabupaten Pacitan.

5. Bergunung (kelerengan >52%) dengan luas 138,99 km2 atau 10% dari
luas wilayah Kabupaten Pacitan.

 Kondisi Hidrologi
Kabupaten Pacitan terdapat lima daerah aliran sungai (DAS) yang besar
meliputi DAS Grindulu yang berlokasi di wilayah Kecamatan Tegalombo,
DAS Lorok yang berlokasi di wilayah Kecamatan Ngadirojo, DAS
Baksooko Punung, DAS Pagotan yang berlokasi di wilayah Kecamatan
Arjosari dan DAS Bawur yang berlokasi di wilayah Kecamatan Sudimoro.
Debit air permukaansecara keseluruhan ± 1,400 juta m³/tahun, sedangkan
untuk debit DAS Grindulu di Pos AWRL 10-80 m³/dt.

Kabupaten Pacitan tidak terdapat danau maupun rawa, tetapi hanya terdapat
embung yang berjumlah 89 embung. Keberadaan embung yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan dimanfaatkan
untuk sarana irigasi lahan pertanian.

 Kondisi Klimatologi
Di Indonesia terdapat dua musim yaitu musim penghujan dan musim
kemarau. Selama tahun 2019, musim penghujan di Kabupaten Pacitan
terjadi pada bulan februari - April dan bulan November - Desember.
Diantara bulan tersebut, hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari
yaitu 21 hari. Musim kemarau di Kabupaten Pacitan terjadi pada bulan Mei
- Oktober. Bulan maret mempunyai rata-rata curah hujan yang terbesar yaitu
7.063 mm3, sedangkan bulan dengan rata-rata curah hujan terkecil yaitu
bulan September sebesar 2 mm3, karena sepanjang bulan ini hanya terjadi
hujan satu hari saja.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-8
 Transportasi
Lancar tidaknya transportasi berpengaruh pada kelancaran pembangunan
dan kegiatan ekonomi. Jenis transportasi yang ada di Kabupaten Pacitan
hanya transportasi darat. Total panjang jalan di Kabupaten Pacitan pada
tahun 2019 tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun 2018,
sepanjang 798 km yang merupakan jalan kabupaten.

Tabel 3.2 Panjang Jalan Menurut Tingkat Kewenangan Pemerintah di


Kabupaten Pacitan Tahun 2017 - 2019
Tingkat Panjang Jalan (Km)
kewenangan
2017 2018 2019
Pemerintah
Negara - - -
Provinsi
Kabupaten/Kota 798 798 798
Jumlah 798 798 798
Sumber: BPS Kabupaten Pacitan, 2020

Tabel 3.3 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten


Pacitan Tahun 2017 - 2019
Jenis Panjang Jalan (Km)
Permukaan
2017 2018 2019
Jalan
Aspal 718,426 718,991 716,966
Kerikil 75,574 75,009 76,434
Tanah 4 4 4,6
Lainnya - - -
Jumlah 798 798 798
Sumber: BPS Kabupaten Pacitan, 2020

Tabel 3.4 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Pacitan


Tahun 2017 - 2019
Jenis Panjang Jalan (Km)
Permukaan
2017 2018 2019
Jalan
Baik 337,232 324,764 355,748
Sedang 140,448 169,206 153,535
Rusak 135,585 173,451 180,428
Rusak Berat 184,735 130,579 108,289
Jumlah 798 798 798
Sumber: BPS Kabupaten Pacitan, 2020

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-9
3.3 Gambaran Umum Kabupaten Ponorogo

Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa


Timur. Kabupaten Ponorogo terletak di sebelah Barat Provinsi Jawa Timur.

 Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Ponorogo terletak pada 111° 07’ - 111° 52’
Bujur Timur dan 7° 49’ - 8° 20’ Lintang Selatan. Kabupaten Ponorogo
memiliki luas wilayah 1.371,78 Km 2. Batas wilayah administratif
Kabupaten Ponorogo sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun dan Kabupaten


Nganjuk
Sebelah Timur : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek
Sebelah Barat : Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Wonogiri (Jawa
Tengah)
Sebelah Selatan : Kabupaten Pacitan

Kabupaten Ponorogo terdiri dari 21 kecamatan, yang dibagi atas 307 desa
dan kelurahan. Kecamatan yang memiliki wilayah terluas secara berturut-
turut adalah Kecamatan Ngrayun (13%), Kecamatan Pulung (9%) dan
Kecamatan Sawoo (9%).

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-10
Gambar 3.3 Peta Administrasi Kabupaten Ponorogo

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-11
 Kondisi Demografi
Penduduk Kabupaten Ponorogo berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2020
yaitu sebanyak 949,32 ribu jiwa. Jumlah penduduk tertinggi berada pada
Kecamatan Ponorogo dengan jumlah 76,69 ribu jiwa, sedangkan jumlah
penduduk terendah pada Kecamatan Pudak dengan jumlah 9,16 ribu jiwa.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2020 mencapai
692 jiwa/km2. Wilayah dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah
Kecamatan Ponorogo yaitu 3.438 jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk
terendah yaitu berada pada Kecamatan Pudak yaitu 187 jiwa/km2.

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Kabupaten Ponorogo Berdasarkan


Administrasi Kecamatan
Jumlah Penduduk
No Kecamatan
(ribu)
1 Ngrayun 59,79
2 Slahung 53,36
3 Bungkal 38,16
4 Sambit 39,63
5 Sawoo 60,86
6 Sooko 23,92
7 Pudak 9,16
8 Pulung 51,58
9 Mlarak 35,04
10 Siman 48,05
11 Jetis 31,22
12 Balong 47,05
13 Kauman 46,42
14 Jambon 45,77
15 Badegan 33,02
16 Sampung 39,84
17 Sukorejo 57,59
18 Ponorogo 76,69
19 Babadan 70,41
20 Jenangan 60,69
21 Ngebel 21,07
Jumlah 949,32
Sumber: Kabupaten Ponorogo dalam Angka, 2021

 Kondisi Topografi
Kondisi topografi Kabupaten Ponorogo bervariasi mulai daratan rendah
sampai pegunungan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Ponorogo yaitu
79% terletak pada ketinggian kurang dari 500 m di atas permukaan laut,

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-12
14,4% berada diantara 500 – 700 m di atas permukaan laut dan sisanya
5,9% berada pada ketinggian di atas 700 m. Kondisi kelerengan di wilayah
Kabupaten Ponorogo cukup beragam dari kemiringan yang relatif datar (0-
2%) hingga kemiringan yang tajam (di atas 40%). Kelerengan tanah di
Kabupaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.6 Kelerengan Tanah di Kabupaten Ponorogo


Luas
Kelerengan Tanah
Ha %
0 – 2% 15.391 11,22
2 – 15% 16.736 12,20
15 – 40% 22.374 16,31
> 40% 82.677 60,28
Sumber: RTRW Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032

Tabel 3.7 Letak Ketinggian dari Permukaan Laut di Kabupaten


Ponorogo
Klasifikasi Lereng Jumlah Desa
< 500 m 241 desa
500 – 700 m 44 desa
> 500 m 18 desa
Sumber: RTRW Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032

 Kondisi Hidrologi
Keadaan hidrologi di Kabupaten Ponorogo terdiri atas sumber-sumber air
yang berasal dari air tanah, air permukaan dan curah hujan. Sebagian daerah
yang mempunyai permukaan bergunung, air tanah pada umumnya berasal
dari mata air yang berasal dari kawasan pegunungan yang masih
mempunyai kondisi tumbuhan/ pepohonan yang cukup rapat. Wilayah
Kabupaten Ponorogo dilalui oleh beberapa sungai, yaitu sebagai berikut:

 Sungai Keyang, arah aliran air dari tenggara menuju ke arah barat.
 Sungai Asin, arah aliran dari timur menuju ke arah barat.
 Sungai Slahung, arah aliran air dari selatan menuju ke arah utara.
 Sungai Sungkur dan Sungai Galak, arah aliran air dari barat menuju
timur.
 Sungai Nglarep, arah aliran air dari timur menuju ke selatan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-13
 Kondisi Klimatologi
Wilayah Kabupaten Ponorogo termasuk beriklim tropis dengan suhu rata-
rata yaitu 18 – 31°C. Pada tahun 2020, Bulan November memiliki rata-rata
curah hujan per bulan paling tinggi yaitu sebesar 22 mm dengan rata-rata
hari hujan per bulan adalah 13 hari. Sedangakan rata-rata curah hujan
terendah adalah Bulan Juli yaitu sebesar 6 mm dengan rata-rata hari hujan
per bulan adalah 2 hari.

 Transportasi
Total panjang jalan kabupaten di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2020
yaitu 916,11 km. Panjang jalan kabupaten yang telah diaspal di Kabupaten
Ponorogo mengalami kenaikan dari 731,27 km (2018) menjadi 762,87 km
(2020). Kondisi jalan rusak cenderung menurun dalam tiga tahun terakhir
dari 121,80 km (2018) menjadi 101,82 km (2020).

Tabel 3.8 Panjang Jalan Menurut Tingkat Kewenangan Pemerintah di


Kabupaten Ponorogo Tahun 2018 – 2020
Tingkat Panjang Jalan (Km)
kewenangan
2018 2019 2020
Pemerintah
Negara 42,76 42,76 42,76
Provinsi 43,71 43,71 43,71
Kabupaten/Kota 916,11 916,11 916,11
Jumlah 1.002,58 1.002,58 1.002,58
Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo, 2020

Tabel 3.9 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten


Ponorogo Tahun 2018 – 2020
Jenis Panjang Jalan (Km)
Permukaan
2018 2019 2020
Jalan
Aspal 731,27 746,30 762,87
Kerikil 106,23 89,88 57,82
Tanah 21,06 18,50 16,65
Lainnya 57,55 61,43 78,77
Jumlah 916,11 916,11 916,11
Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo, 2020

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-14
Tabel 3.10 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Ponorogo
Tahun 2018 – 2020
Jenis Panjang Jalan (Km)
Permukaan
2018 2019 2020
Jalan
Baik 533,64 572,35 558,27
Sedang 195,91 173,45 177,83
Rusak 121,80 115,70 101,82
Rusak Berat 64,76 54,61 78,19
Jumlah 916,11 916,11 916,11
Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo, 2020

3.4 Identifikasi Lokasi Pekerjaan

Lokasi kegiatan Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah


Kabupaten Pacitan dan kabupaten Ponorogo, terdiri dari 9 Ruas jalan dengan panjang
total 144,64 Km, rincian ditampilkan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Detail Lokasi Pekerjaan


No. Panjang
Wilayah Ruas
Ruas (Km)
136 Bts. Kab. Ponorogo - Bts. Kota Pacitan 44,81
136.11K Jln. Tentara Pelajar 2,51
Kabupaten
136.12K Jln. Basuki Racmad 0,6
Pacitan
137 Arjosari – Purwantoro (Bts. Prov. Jateng) 46,14
138 Wareng – Mukus 8,23

139 Dengok –Bts. Kab. Pacitan 22,89


Kabupaten 140 Bts. Kota Ponorogo – Biting (Bts. Prov. Jateng) 15,73
Ponorogo 140.11K Jln. Hayam Wuruk 2,41
140.12K Jln. Trunojoyo 1,32
Total Panjang Jalan 144,64

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 3-15
BAB 4 SURVEY
PENDAHULUAN
BAB 4 SURVEY PENDAHULUAN
4.1 Umum

Survey Pendahuluan dilakukan sebagai tahapan awal dari keseluruhan


pekerjaan leger. Survey ini bertujuan untuk melakukan observasi lapangan dan
kunjungan ke instansi-instansi terkait di wilayah studi guna memperoleh gambaran
yang lebih jelas mengenai keadaan wilayah studi.

Survey pendahuluan pekerjaan Pembuatan Leger Jalan di Wilayah


Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut:
1. Penentuan lokasi titik awal dan akhir rruas jalan;
2. Penentuan lokasi TDP BPN / BIG;
3. Pentuan lokasi titik ikat patok leger;
4. Penentuan batas wilayah administrasi (kabupaten/kota, desa/kelurahan);
5. Utilitas;
6. Batas Rumija.

4.2 Pelaksanaan Survey Pendahuluan

Survey pendahuluan ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi awal


tentang kondisi umum ruas jalan dan jembatan pada lokasi kegiatan, dan identifikasi
titik awal dan titik akhir ruas jalan kondisi lingkungan sekitar lokasi kegiatan. Selain
itu juga dilakukan pengamatan lokasi patok kilometer/patok Sta, serta kondisi
lingkungan dan lalu lintas pada ruas-ruas tersebut. Pengamatan terhadap kondisi
lingkungan dan lalu lintas, diperlukan sebagai dasar dalam menentukan jumlah tim
yang akan melakukan survey lapangan serta metode dan waktu pelaksanaan survey.

Melalui hasil survey pendahuluan, maka dapat disusun Laporan


Pendahuluan. Laporan pendahuluan ini berupa ringkasan yang berisi Metodologi dan
Rencana Kerja dari Tim Konsultan serta berfungsi sebagai umpan balik/feed back

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-1
untuk menetapkan tahapan-tahapan selanjutnya yang paling sesuai dalam pembuatan
leger jalan provinsi, yaitu penyusunan Metode Survey Lapangan (Desain Survey).

Survey pendahuluan dilakukan dengan pengamatan pada lokasi ruas-ruas


jalan provinsi yang di wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo. Dari
hasil survey pendahulan diperoleh beberapa data awal mengenai ruas-ruas tersebut,
seperti ditampilkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Ruas dan Panjang Jalan
No. Panjang
Wilayah Ruas
Ruas (Km)
136 Bts. Kab. Ponorogo - Bts. Kota Pacitan 44,81
136.11K Jln. Tentara Pelajar 2,51
Kabupaten
136.12K Jln. Basuki Racmad 0,6
Pacitan
137 Arjosari - Purwantoro (Bts. Prov. Jateng) 46,14
138 Wareng - Mukus 8,23

139 Dengok - Bts. Kab. Pacitan 22,89


Kabupaten 140 Bts. Kota Ponorogo - Biting (Bts. Prov. Jateng) 15,73
Ponorogo 140.11K Jln. Hayam Wuruk 2,41
140.12K Jln. Trunojoyo 1,32
Total Panjang Jalan 144,64

Peta Lokasi Pekerjaan


Lokasi pekerjaan pada kegiatan Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di
Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo terletak pada
beberapa ruas seperti disajikan pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-2
Bts. Kab. Ponorog – Bts. Kota Pacitan

Arjosari – Purwantoro (Bts. Prov. Jateng)

Jln. Tentara Pelajar

Wareng - Mukus

Basuki Rachmad

Gambar 4.1 Peta Lokasi Pekerjaan Di Wilayah Kabupaten Pacitan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-3
1. Bts. Kota Ponorogo – Biting (Bts. Prov. Jateng) (Link. 140)
2. Jln. Hayam Wuruk (Link. 140.11K)
3. Jln. Trunojoyo (Link. 140.12K)

Dengok – Bts. Kab. Pacitan

Gambar 4.2 Peta Lokasi Pekerjaan Di Wilayah Kabupaten Ponorogo

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-4
4.3 Hasil Pelaksanaan Survey Pendahuluan

Hasil survey pendahuluan Pekerjaan Pembuatan Dokumen Leger Jalan


Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo disajikan pada
Gambar 4.3 sampai dengan Gambar 4.11 dan pada Tabel 4.2 menampilkan titik awal
dan titik akhir ruas jalan yang disurvey.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-5
Titik Awal Titik Akhir
Bts. Kab. Ponorogo - Bts. Kota Pacitan Bts. Kab. Ponorogo - Bts. Kota Pacitan
Gambar 4.3 Dokumentasi Survey Pendahuluan Bts. Kab. Ponorogo - Bts. Kota Pacitan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-6
Titik Awal Titik Akhir
Jln. Tentara Pelajar Jln. Tentara Pelajar
Gambar 4.4 Dokumentasi Survey Pendahuluan Jln. Tentara Pelajar

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-7
Titik Awal Titik Akhir
Jln. Basuki Rachmad Jln. Basuki Rachmad
Gambar 4.5 Dokumentasi Survey Pendahuluan Jln. Basuki Rachmad

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-8
Titik Awal Titik Akhir
Arjosari - Purwantoro (Bts. Prov. Jateng) Arjosari - Purwantoro (Bts. Prov. Jateng)
Gambar 4.6 Dokumentasi Survey Pendahuluan Arjosari - Purwantoro (Bts. Prov. Jateng)

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-9
Titik Awal Titik Akhir
Wareng - Mukus Wareng - Mukus
Gambar 4.7 Dokumentasi Survey Pendahuluan Wareng - Mukus

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-10
Titik Awal Titik Akhir
Dengok - Bts. Kab. Pacitan Dengok - Bts. Kab. Pacitan
Gambar 4.8 Dokumentasi Survey Pendahuluan Dengok - Bts. Kab. Pacitan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-11
Titik Awal Titik Akhir
Bts. Kota Ponorogo - Biting (Bts. Prov. Jateng) Bts. Kota Ponorogo - Biting (Bts. Prov. Jateng)
Gambar 4.9 Dokumentasi Survey Pendahuluan Bts. Kota Ponorogo - Biting (Bts. Prov. Jateng)

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-12
Titik Awal Titik Akhir
Jln. Hayam Wuruk Jln. Hayam Wuruk
Gambar 4.10 Dokumentasi Survey Pendahuluan Jln. Hayam Wuruk

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-13
Titik Awal Titik Akhir
Jln. Trunojoyo Jln. Trunojoyo
Gambar 4.11 Dokumentasi Survey Pendahuluan Jln. Trunojoyo

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-14
Setelah dilakukan survey pendahuluan diperoleh detail lokasi awal dan akhir untuk masing-masing ruas seperti ditampilkan dalam
Tabel 4.2. Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur antara lokasi awal dan akhir pekerjaan berbeda
dengan hasil survey pendahuluan. Adapun detail pergeseran lokasi awal dan akhir pekerjaan tersebut terlampir dalam Lampiran I.

Tabel 4.2 Lokasi Kegiatan Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
Panjang Koordinat Awal Koordinat Akhir
Wilayah Ruas Jalan Penanda Awal Penanda Akhir
(Km) X Y X Y
 Tugu Pacitan Bumi  Simpang tiga
Kelahiran SBY  Tugu
Bts. Kab. Ponorogo  Jembatan Tangkeban  Bertemu dengan awal
44,81 -8.028499° 111.361160° -8.173883° 111.120924°
- Bts. Kota Pacitan  Bertemu dengan akhir ruas ruas Jln. Tentara Pelajar
Dengok - Bts. Kab. dan Jl. AR Hakim
Pacitan
 Simpang tiga  Simpang tiga
 Tugu  Tugu
Kabupaten  Bertemu dengan awal ruas  Bertemu dengan awal
Jln. Tentara Pelajar 2,51 -8.173883° 111.120924° -8.194039° 111.112732°
Pacitan Jl. AR Hakim dan akhir ruas Jln. Basuki Racmad
ruas Bts. Kab. Ponorogo - dan Jl. KA. Posong
Bts. Kota Pacitan  Bengkel
 Simpang tiga  Simpang empat
 Tugu  Tugu Penceng
 Bertemu dengan Jl. KA.  Bertemu dengan Jl.
Jln. Basuki Racmad 0,6 -8.194039° 111.112732° -8.195234° 111.107539°
Posong dan akhir ruas Jln. Jend. Sudirman, Jl.
Tentara Pelajar Gatot Subroto dan Jl.
Jend. A. Yani

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-15
Panjang Koordinat Awal Koordinat Akhir
Wilayah Ruas Jalan Penanda Awal Penanda Akhir
(Km) X Y X Y
 Toko kacamata
 Simpang tiga  Gapura Diponegoro
Arjosari -  Bertemu dengan Jl. Bts.  Patok
Purwantoro (Bts. 46,14 Kab. Ponorogo - Bts. Kota -8.124567° 111.149357° -7.947414° 111.239208°
Prov. Jateng) Pacitan
 Pasar Arjosari Pacitan
 Simpang tiga  Gapura
 Bertemu dengan Jl.  Patok
Wareng - Mukus 8,23 -8.116553° 110.994917° -8.101640° 110.931761°
Pacitan Donorojo
 Pos polisi

 Simpang empat  Tugu Pacitan Bumi


 Bertemu dengan Jln. Raya Kelahiran SBY
Trenggalek - Ponorogo,  Jembatan Tangkeban
Dengok -Bts. Kab.
22,89 Jln. Nasional Laks. Yos -7.904107° 111.461761°  Bertemu dengan awal -8.028499° 111.361160°
Pacitan
Sudarso dan Jln. Dengok ruas Bts. Kab. Ponorogo
 Pos polisi - Bts. Kota Pacitan
Kabupaten
Ponorogo  Gapura Bts. Kota  Gapura Provinsi Jawa
Bts. Kota Ponorogo Ponorogo Timur (Ponorogo)
- Biting (Bts. Prov. 15,73 -7.865792° 111.427411° -7.860621° 111.298222°
 Bertemu dengan akhir ruas  Simpang empat
Jateng)
Jln. Hayam Wuruk
 Simpang empat  Gapura Bts. Kota
Jln. Hayam Wuruk 2,41  Bertemu dengan Jl. Agung -7.865210° 111.447285° Ponorogo -7.865792° 111.427411°
Serang, Jl. Ratu Kali-  Bertemu dengan awal

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-16
Panjang Koordinat Awal Koordinat Akhir
Wilayah Ruas Jalan Penanda Awal Penanda Akhir
(Km) X Y X Y
nyamat dan akhir ruas Jln. ruas Bts. Kota Ponorogo
Trunojoyo - Biting (Bts. Prov
Jateng)
 Simpang empat  Jembatan Pinggirsari
 Bundaran Patung  Simpang empat
 Toko Material  Bertemu dengan awal
 Apotek ruas Jln. Hayam Wuruk,
Jln. Trunojoyo 1,32 -7.864951° 111.461064° -7.865210° 111.447285°
 Bertemu dengan Jln. Jl. Agung serang dan Jl.
Diponegoro, Jln. Urip Ratu Kalinyamat
Sumiharjo dan Jln. Letjend
M.T. Haryono

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-17
Untuk data awal mengenai karakteristik masing-masing ruas jalan yang akan dilakukan pekerjaan leger, diperoleh gambaran data
seperti ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Data Awal Karakteristik Ruas Jalan
Lebar Lebar Bahu (m)
Panjang Jenis Jenis
Wilayah Nama Ruas Perkerasan Tata Guna Lahan
(Km) Perkerasan Kiri Kanan Bahu
(m)
Bts. Kab. Ponorogo -
44,81 7,00 - 10,00 Aspal 1,00 - 2,00 1,00 - 2,00 Beton Permukiman dan pertokoan
Bts. Kota Pacitan
Jln. Tentara Pelajar 2,51 ± 7,00 Aspal ± 1,00 ± 1,00 Beton Permukiman dan pertokoan
Tanah dan
Kabupaten Jln. Basuki Racmad 0,6 7,00 - 10,50 Aspal 0,60 - 1,00 ± 1,00 Permukiman dan pertokoan
beton
Pacitan
Arjosari - Purwantoro
46,14 ± 6,00 Aspal ± 1,00 ± 1,00 Beton Permukiman dan pertokoan
(Bts. Prov. Jateng)
Permukiman, pertokoan dan
Wareng - Mukus 8,23 7,00 - 13,40 Aspal ± 4,30 ± 3,50 Tanah
hutan

Dengok - Bts. Kab. Permukiman, pertokoan, ladang


22,89 10,00 - 13,00 Aspal 1,20 - 2,00 1,20 - 2,00 Beton
Pacitan dan sawah
Bts. Kota Ponorogo -
Tanah dan Permukiman, pertokoan, ladang
Kabupaten Biting (Bts. Prov. 15,73 7,20 - 7,70 Aspal 2,50 - 3,10 2,40 - 2,70
beton dan sawah
Ponorogo Jateng)
Tanah dan
Jln. Hayam Wuruk 2,41 7,00 - 7,50 Aspal 0,50 - 2,50 0,50 - 2,70 Permukiman dan pertokoan
beton
Jln. Trunojoyo 1,32 11,8 - 17,00 Aspal - - - Permukiman dan pertokoan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-18
Informasi awal mengenai jumlah jembatan dan gorong-gorong yang
terdapat pada ruas jalan yang akan dilakukan pekerjaan leger seperti ditampilkan
pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Data Jumlah Jembatan dan Gorong-gorong
Jumlah
No. Jumlah
Wilayah Ruas Jalan Gorong-
Ruas Jembatan
gorong
136 Bts. Kab. Ponorogo - Bts. Kota Pacitan 27 35
136.11K Jln. Tentara Pelajar - 1
Kabupaten
136.12K Jln. Basuki Racmad - -
Pacitan
137 Arjosari – Purwantoro (Bts. Prov. Jateng) 11 12
138 Wareng – Mukus 2 2

Dengok – Bts. Kab. Pacitan


139 12 20
Bts. Kota Ponorogo – Biting (Bts. Prov.
Kabupaten 140 2 11
Jateng)
Ponorogo
140.11K Jln. Hayam Wuruk 1 -
140.12K Jln. Trunojoyo - 2
Jumlah 55 83

Selain jumlah jembatan dan gorong-gorong pada masing-masing ruas jalan,


juga diperoleh data-data awal karakteristik jembatan dan gorong-gorong mengenai
nama, lokasi KM, konstruksi, tahun dan kondisi pada masing-masing ruas. Data-data
tersebut terlampir pada lampiran II.

Berdasarkan survey pendahuluan diperoleh lokasi dan jumlah patok leger


dan patok BPN/BIG untuk masing-masing ruas jalan. Detail lokasi patok leger jalan
seperti ditampilkan dalam Tabel 4.5 dan untuk patok BPN/BIG seperti ditampilkan
dalam Tabel 4.6, sedangkan untuk deskripsi patok BPN/BIG terlampir dalam
Lampiran III. Adapun sebaran lokasi patok leger untuk masing-masing ruas
ditampilkan dalam Gambar 4.11 sedangkan lokasi patok BPN/BIG terdekat dari
lokasi pekerjaan ditampilkan dalam Gambar 4.12.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-19
Tabel 4.5 Detil Lokasi Patok Leger
No. Koordinat
Wilayah Ruas Jalan Patok Leger
Ruas X Y
Kabupaten 136 Bts. Kab. LJ 136.1 (Awal) -8.028499° 111.361160°
Pacitan Ponorogo - Bts. LJ 136.2 -8.055412° 111.336298°
Kota Pacitan LJ 136.3 -8.069230° 111.318458°
LJ 136.4 -8.064849° 111.284937°
LJ 136.5 -8.081529° 111.257993°
LJ 136.6 -8.088610° 111.230106°
LJ 136.7 -8.104672° 111.200978°
LJ 136.8 -8.123313° 111.165205°
LJ 136.9 -8.140999° 111.132352°
LJ 136.10 (Akhir) -8.173883° 111.120924°
136.11K Jln. Tentara Pelajar LJ 136.11K (Awal) -8.173883° 111.120924°
LJ 136.11K (Akhir) -8.194039° 111.112732°
136.12K Jln. Basuki LJ 136.12K (Awal) -8.194039° 111.112732°
Racmad LJ 136.12K (Akhir) -8.195234° 111.107539°
137 Arjosari – LJ 137.1 (Awal) -8.124567° 111.149357°
Purwantoro (Bts. LJ 137.2 -8.100652° 111.170170°
Prov. Jateng) LJ 137.3 -8.067864° 111.165237°
LJ 137.4 -8.034444° 111.177947°
LJ 137.5 -8.015699° 111.184808°
LJ 137.6 -7.989613° 111.181648°
LJ 137.7 -7.981519° 111.155820°
LJ 137.8 -7.959385° 111.176399°
LJ 137.9 -7.946815° 111.209085°
LJ 137.10 -7.949994° 111.235345°
LJ 137.11 (Akhir) -7.947414° 111.239208°
138 Wareng – Mukus LJ 138.1 (Awal) -8.116553° 110.994917°
LJ 138.2 -8.103480° 110.954661°
LJ 138.3 (Akhir) -8.101640° 110.931761°

Kabupaten 139 Dengok – Bts. LJ 139.1 (Awal) -7.904107° 111.461761°


Ponorogo Kab. Pacitan LJ 139.2 -7.945175° 111.443071°
LJ 139.3 -7.987914° 111.426357°
LJ 139.4 -8.030375° 111.414604°
LJ 139.5 -8.031159° 111.381191°
LJ 139.6 (Akhir) -8.028499° 111.361160°
140 Bts. Kota LJ 140.1 (Awal) -7.865792° 111.427411°
Ponorogo – Biting LJ 140.2 -7.868839° 111.381830°
(Bts. Prov. Jateng) LJ 140.3 -7.873518° 111.335996°

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-20
No. Koordinat
Wilayah Ruas Jalan Patok Leger
Ruas X Y
LJ 140.4 (Akhir) -7.860621° 111.298222°
140.11K Jln. Hayam Wuruk LJ 140.11K (Awal) -7.865210° 111.447285°
LJ 140.11K (Akhir) -7.865792° 111.427411°
140.12K Jln. Trunojoyo LJ 140.12K (Awal) -7.864951° 111.461064°
LJ 140.12K (Akhir) -7.865210° 111.447285°

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-21
Tabel 4.6 Detil Lokasi Patok BPN/BIG
Nama Desa/ Koordinat
Wilayah Kecamatan Uraian Lokasi Pilar
Setempat Kelurahan X Y
Kabupaten Jembatan Ngrejo Tegalombo -8.06845705° 111.2699579° Terletak di Kepala Jembatan Kali Cendol,
Pacitan Kali Cendol sebelah kiri jalan arah Pacitan - Dengok.
Pada Km. 245.7 dari Surabaya, Km.30.3
Pacitan, Km.3.7 Tegalombo.
SDN Tambakrejo Pacitan -8.146579792° 111.1281699° Terletak di halaman SDN Tambakrejo, kiri
Tambakrejo jalan arah Pacitan - Dengok. Pada Km.6.6
dari Pacitan, Km. 27.4 dari Tegalombo.
SMP 1 Sooka Punung -8.142513131° 111.0195619° Terletak di halaman SMPN Punung, kanan
Punung jalan arah Wonogiri - Pacitan. Pada Km.
303.6 dari Surabaya, Km. 27.6 Pacitan, Km.
12.4 dari batas propinsi.

Kabupaten Nailan Nailan Slahung -7.988284668° 111.4261379° Terletak dekat Jembatan Galak Uter No.880,
Ponorogo sebelah kiri jalan arah Pacitan - Ponorogo.
Pada Km. 213.4 Surabaya, Km. 16.4
Ponorogo, Km. 28.6 Tegelombo.
Pabrik Es Keniten Ponorogo -7.847320913° 111.4753408° Terletak di halaman Pabrik Es Bumi Lancar
Bumi (dulu Pabrik Es Salju Buana), sebelah kiri
Lancar jalan arah Ponorogo - Madiun. pada Km.
195.7 dari Surabaya, Km. 26.7M, Km. 1.3
Ponorogo.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-22
Gambar 4.12 Sebaran Lokasi Patok Leger

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-23
Gambar 4.13 Sebaran Lokasi Patok BPN/BIG

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-24
4.4 Resume Hasil Survey

Dari hasil survey lapangan dan data sekunder yang diperoleh beberapa
kesimpulan sebagaimana berikut:
1. Bts. Kab. Ponorogo - Bts. Kota Pacitan
 Panjang ruas 44,81 km
 Penanda awal ruas bertemu dengan akhir ruas Dengok - Bts. Kab. Pacitan
dan Jembatan Tangkeban
 Penanda akhir ruas merupakan simpang tiga bertemu dengan awal ruas Jln.
Tentara Pelajar dan Jl. AR Hakim
 Terdapat patok leger di awal dan akhir ruas
 Terdapat 27 jembatan pada ruas ini

2. Jln. Tentara Pelajar


 Panjang ruas 2,51 km
 Penanda awal ruas bertemu dengan awal ruas Jl. AR Hakim dan akhir ruas
Bts. Kab. Ponorogo - Bts. Kota Pacitan
 Penanda akhir ruas merupakan simpang tiga bertemu dengan awal ruas Jln.
Basuki Racmad dan Jl. KA. Posong
 Terdapat patok leger di awal dan akhir ruas
 Pada ruas ini tidak terdapat jembatan

3. Jln. Basuki Racmad


 Panjang ruas 0,60 km
 Penanda awal ruas merupakan simpang tiga bertemu dengan Jl. KA. Posong
dan akhir ruas Jln. Tentara Pelajar
 Penanda akhir ruas merupakan simpang empat bertemu dengan dengan Jl.
Jend. Sudirman, Jl. Gatot Subroto dan Jl. Jend. A. Yani
 Terdapat patok leger pada awal ruas dan pada simpang sebagai penanda
akhir ruas
 Pada ruas ini tidak terdapat jembatan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-25
4. Arjosari - Purwantoro (Bts. Prov. Jateng)
 Panjang ruas 46,14 km
 Penanda awal ruas merupakan simpang tiga bertemu dengan Jl. Bts. Kab.
Ponorogo - Bts. Kota Pacitan
 Penanda akhir ruas bertemu dengan Gapura Diponegoro
 Terdapat 11 (sebelas) patok leger yang tersebar pada ruas ini
 Terdapat 11 jembatan pada ruas ini

5. Wareng - Mukus
 Panjang ruas 8,23 km
 Penanda awal ruas bertemu dengan simpang tiga ke Jl. Pacitan Donorojo
 Penanda akhir ruas bertemu dengan gapura
 Terdapat 3 (tiga) patok leger yang tersebar pada ruas ini
 Terdapat 2 jembatan pada ruas ini

6. Dengok - Bts. Kab. Pacitan


 Panjang ruas 22,89 km
 Penanda awal ruas bertemu dengan simpang empat ke Jln. Raya Trenggalek
- Ponorogo, Jln. Nasional Laks. Yos Sudarso dan Jln. Dengok
 Penanda akhir ruas bertemu dengan awal ruas Bts. Kab. Ponorogo - Bts.
Kota Pacitan dan Jembatan Tangkeban
 Terdapat 6 (enam) patok leger yang tersebar pada ruas ini
 Terdapat 12 jembatan pada ruas ini

7. Bts. Kota Ponorogo - Biting (Bts. Prov. Jateng)


 Panjang ruas 15,37 km
 Penanda awal ruas bertemu dengan akhir ruas Jln. Hayam Wuruk dan
Gapura Bts. Kota Ponorogo
 Penanda akhir ruas bertemu dengan Gapura Provinsi Jawa Timur
(Ponorogo)
 Terdapat 4 (empat) patok leger yang tersebar pada ruas ini
 Terdapat 2 jembatan pada ruas ini

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-26
8. Jln. Hayam Wuruk
 Panjang ruas 2,41 km
 Penanda awal ruas bertemu dengan simpang empat ke Jl. Agung Serang, Jl.
Ratu Kali-nyamat dan akhir ruas Jln. Trunojoyo
 Penanda akhir ruas bertemu dengan gapura perbatasan Bts. Kota Ponorogo -
Biting (Bts. Prov. Jateng)
 Terdapat patok leger di awal dan akhir ruas
 Terdapat 1 jembatan pada ruas ini

9. Jln. Trunojoyo
 Panjang ruas 1,32 km
 Penanda awal ruas bertemu dengan bundaran patung
 Penanda akhir ruas bertemu dengan simpang empat awal ruas Jln. Hayam
Wuruk, Jl. Agung serang dan Jl. Ratu Kalinyamat
 Terdapat patok leger di awal dan akhir ruas
 Pada ruas ini tidak terdapat jembatan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 4-27
SISTEM MANAJEMEN
BAB 5 KESELAMATAN KONSTRUKSI
(SMKK)

BAB 5 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)


5.1 Umum

Seiring dengan perkembangan dunia konstruksi, pemerintah saat ini sedang


gencar untuk memulai melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan. Kegiatan Konstruksi harus dikelola dengan
memperhatikan standar dan ketentuan K3 yang berlaku. Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi merupakan
sistem perlindungan bagi tenaga kerja di bidang konstruksi untuk meminimalisasi
dan menghindarkan diri dari resiko kerugian moral maupun material, kehilangan jam
kerja, maupun keselamatan manusia dan lingkungan sekitarnya yang nantinya dapat
menunjang peningkatan kinerja yang efektif dan efisien. Pertimbangan diterapkannya
SMK3 untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain
yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi, dan lingkungan
kerja dalam keadaan aman, maka perlu penerapan SMK3.

5.2 Dasar Hukum K3 Konstruksi

Beberapa dasar hukum yang digunakan sebagai rujukan dalam


penyelenggaraan K3 konstruksi adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang :
UU No. 1/1970 tentang KeselamatanKerja
UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung
UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan
UU No. 30/2009 tentang Kelistrikan
UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
UU No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
2. Peraturan Pemerintah :
PP No.28/2000 tentang Usaha & Peran Jasa Konstruksi

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo

CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 5-1
PP No.29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
PP No.74/2001 tentang Pengelolaan B3
PP No.36/2005 tentang Pelaksanaan Bangunan Gedung
PP No. 53/2012 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
PP No. 50/2012 tentang SMK3
PP No. 12/2015 tentang K3 Kelistrikan
3. Peraturan Menteri :
No. 01/1980 tentang K3 Konstruksi Bangunan
No.02/1980 tentang Pemeriksaan Kesesehatan Tenaga kerja
Permen PU No 05-PRT-M-2014 Pedoman Sistem Manajemen K3
Konstruksi Bidang PU
Permen PUPR No. 21 Tahun 2019 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi
4. Peraturan Lainnya :
S.K.B. Men. Naker & Men. PU No. 174/MEN/1986 & No. 104/KPTS/1986
KEP. Men. Kimpraswil No.384/KPTS/M/2004 Pedoman Teknis K3 pada
konstruksi bendungan
SE. Men. PU No. 03/SE/M/2005
SE. Men. PU No. UM.03.01-Mn/451
S.E. Men. PU NO.08/SE/M/2004 Penerapan K3
S.E. Menteri PU No. 08/SK/M/2005 tgl.13 Maret2006
SK Dirjen PPK No. 20DJPPK/VI/2004 Ahli K3

5.3 Ruang Lingkup K3

Secara umum, ruang lingkup pelaksanaan K3 adalah untuk :


1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo

CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 5-2
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara
dan getaran;
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik pisik
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan;
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya;
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang;
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi;

5.4 Gambaran Pekerjaan

Pekerjaan yang akan dikerjakan saat ini adalah Pembuatan Dokumen Leger
Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Pacitan. Lingkup
pekerjaan utama meliputi :
1. Survey Pendahuluan
Pekerjaan ini meliputi mecari titik awal dan akhir ruas jalan yang ditandai
dengan patok dan cat semprot, foto dokumentasi, penentuan lokasi patok-patok
leger yang akan dipasang, sketsa inventarisasi kondisi eksisting, penyediaan
tempat kerja, penampungan bahan, mobilisasi dan lain sebagainnya.
2. Pemasangan Patok
Pekerjaan ini meliputi mobilisasi patok ke lokasi pekerjaan, pemasangan patok
dan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo

CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 5-3
3. Pengikat Jaring Kontrol Horisontal
Pekerjaan ini meliputi pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS
yang koordinatnya telah diketahui. Posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi
tiga dimensi (X,Y,Z ataupun L,B,h) yang dinyatakan dalam datum WGS (World
Geodetic System) 1984. Dengan GPS, titik yang akan ditentukan posisinya dapat
Diam (static positioning) ataupun bergerak (kinematic positioning). Posisi titik
dapat ditentukan dengan menggunakan satu receiver GPS terhadap pusat bumi
dengan menggunakan metode absolute (point) positioning, ataupun terhadap titik
lainnya yang telah diketahui koordinatnya (monitor station) dengan
menggunakan metode differential (relative) positioning yang menggunakan
minimal dua receiver GPS, yang menghasilkan ketelitian posisi yang relatif lebih
tinggi. GPS dapat memberikan posisi secara instan (real-time) ataupun sesudah
pengamatan setelah data pengamatannya di proses secara lebih ekstensif (post
processing) yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan ketelitian yang lebih
baik.
4. Stationing dan Inventori
Pekerjaan ini meliputi pengukuran perkerasan jalan, bahu/trotoar, bangunan
pelengkap, saluran drainase, foto dokumentasi sesuai interval pedoman leger dan
lain sebagainya.
5. Survey Topografi
Pekerjaan ini meliputi pengambilan data topografi menggunakan 2 (dua) jenis
alat yaitu GPS Geodetik dengan metode RTK dan metode statik, sedangkan pada
kondisi khusus seperti terdapat pepohonan yang rimbun dan banyak penghalang
sehingga tidak memungkinkan untuk penggunaan GPS Geodetik, maka
digunakan alat ukur Total Station dengan interval dan juga titik referensi yang
sama.
6. Pengukuran Jembatan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengukuran penampang memanjang jalan,
penampang melintang jalan, bagian-bagian jembatan, penampang melintang
sungai dan lain sebagainya.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo

CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 5-4
7. Analisa Data
Pekerjaan ini meliputi pengolahan data hasil survey seperti data topografi, data
inventori, data pengukuran jembatan dan lain sebagainya.
8. Pembuatan Kartu Leger Jalan dan Jembatan
Pekerjaan ini meliputi pembuatan kartu leger jalan dan jembatan berdasarkan
data hasil survey lapangan.

5.5 Identifikasi Keselamatan Konstruksi

Identifikasi keselamatan konstruksi dalam pekerjaan ini secara keseluruhan


digambarkan seperti pada table berikut :
Tabel 5.1 Keselamatan Konstruksi
No Aspek Deskripsi Rekomendasi Teknis
1 Wilayah Kabupaten  Mengakomodasi kearifan
Ponorogo dan lokal
Kabupaten Pacitan  Metode kerja sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi
wilayah
2 Lokasi & Ruas Jalan  Menjaga ketertiban dan
Lingkungan Kabupaten mengakomodasi kearifan
Ponorogo dan local.
Kabupaten Pacitan  Selalu berkoordinasi dengan
pengguna jasa.
 Melakukan pengaturan lalu
lintas yang tepat dalam
rangka mengakomodasi
kebutuhan masyarakat dalam
berlalu lintas.
 Pekerjaan tidak
menimbulkan gaduh, serta
dapat mengendalikan
kebisingan yang ditimbulkan
serta dapat mengendalikan
debu, dan akibat lain yang
ditimbulkan dari pekerjaan
jalan.
 Pekerjaan lembur terutama
pada malam hari harus
mendapat persetujuan
dengan pengguna jasa
disertai dengan ijin tertulis
agar tidak menimbulkan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo

CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 5-5
No Aspek Deskripsi Rekomendasi Teknis
permasalahan di kedepannya.
3 Tenaga Kerja Penggunaan tenaga  Penggunaan pekerja sesuai
kerja yang cakap kebutuhan pelaksanaan
dan terampil sesuai pekerjaan.
kebutuhan  Penggunaan tenaga kerja
pekerjaan terlatih, cakap agar diperoleh
hasil pekerjaan yang
maksimal dengan metode
kerja yang efektif dan
efisien.
 Upah tenaga kerja sesuai
dengan kentuntuan yang
berlaku.
 Mengakomodasi tenaga kerja
lokal.
 Penggunaan jam kerja sesuai
ketentuan.
 Penggunaan alat pelindung
K3 konstruksi selama
melaksanakan pekerjaan
 Jaminan keselamatan kerja

5.6 Identifikasi Awal Bahaya

Identifikasi awal bahaya dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Pembuatan


Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten
Ponorogo diuraikan sebagai berikut:
Tabel 5.2 Identifikasi Awal Bahaya

Nomor Uraian Identifikasi Bahaya

- Kecelakaan atau tertabrak oleh kendaraan


yang melintas.
- Terluka karena alat-alat kerja.
1 Survey Pendahuluan
- Gangguan saluran pernafasan akibat debu
dan polusi.
- Terpapar sinar ultraviolet.
- Kecelakaan atau tertabrak oleh kendaraan
yang melintas.
- Tertimpa material.
2 Pemasangan Patok - Terluka karena alat-alat kerja.
- Gangguan saluran pernafasan akibat debu
dan polusi.
- Terpapar sinar ultraviolet.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo

CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 5-6
Nomor Uraian Identifikasi Bahaya

- Kecelakaan atau tertabrak oleh kendaraan


yang melintas.
Pengikat Jaring Kontrol - Tertimpa keruntuhan tebing.
3
Horisontal - Terluka karena alat-alat kerja.
- Terjatuh dari ketinggian.
- Gangguan pendengaran.
- Kecelakaan atau tertabrak oleh kendaraan
yang melintas.
- Terluka karena alat-alat kerja.
- Terjatuh dari ketinggian.
4 Stationing dan Inventori
- Gangguan saluran pernafasan akibat debu
dan polusi.
- Gangguan pendengaran dan penglihatan.
- Terpapar sinar ultraviolet.
- Kecelakaan atau tertabrak oleh kendaraan
yang melintas.
- Terluka karena alat-alat kerja.
- Terdapat binatang buas.
5 Survey Topografi - Terjatuh dari ketinggian.
- Gangguan saluran pernafasan akibat debu
dan polusi.
- Gangguan pendengaran dan penglihatan.
- Terpapar sinar ultraviolet.
- Kecelakaan atau tertabrak oleh kendaraan
yang melintas.
- Terjatuh dari ketinggian.
- Terdapat binatang buas.
6 Pengukuran Jembatan
- Tenggelam.
- Terluka karena alat-alat kerja.
- Terluka akibat sampah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun).
- Tersengat listrik
- Kebakaran
- Keracunan
7 Analisa Data
- Mata lelah karena cahaya computer
- Sakit pinggang dan punggung
- Terpeleset
- Tersengat listrik
- Kebakaran
Pembuatan Kartu Leger Jalan - Keracunan
8
dan Jembatan - Mata lelah karena cahaya computer
- Sakit pinggang dan punggung
- Terpeleset

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo

CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 5-7
5.7 Alat Pelindung Diri

Penggunaan alat pelindung diri standar yang biasa digunakan adalah seperti
ditampilkan pada gambar berikut :

Pengenalan berbagai alat pelindung diri dasar yang umum digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan fungsinya diuraikan secara singkat sebagai
berikut :
1. Helm Pengaman (Safety Helmet)
Fungsi penggunaan helm adalah untuk menghindari benturan benda tajam dan
berat yang dapat melukai kepala. Selain itu, kepala juga terlindung dari api,
percikan bahan kimia, suhu ekstrem, dan radiasi panas, serta bahaya lainnya
yang mungkin akan mengenai kepala.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo

CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 5-8
2. Tali Pengaman (Safety Harness)
Safety harness adalah sabuk keselamatan yang wajib digunakan orang yang
bekerja berhadapan dengan ketinggian.

3. Sarung Tangan (Gloves)


Fungsinya untuk melindungi tangan pada pekerjaan yang berhubungan dengan
bahan kimia, proses pemanasan, ataupun komponen benda tajam, umumnya
mengharuskan pemakaian sarung tangan secara intensif mengingat tingginya
risiko cedera. Beberapa jenis sarung tangan yang umum digunakan adalah :
a. Cotton gloves (sarung tangan berbahan dasar katun) yang berguna untuk
memberi proteksi dari goresan, sayatan, dan luka lainnya.
b. Leather gloves memiliki fungsi sama seperti sarung tangan katun tetapi
menggunakan material kulit yang lebih nyaman dan lebih kuat.
c. Rubber gloves (sarung tangan karet) digunakan untuk melindungi kulit dari
kontak langsung dengan minyak dan atau bahan perekat.
d. Sarung tangan khusus untuk melindungi tangan ketika harus bekerja pada
aliran listrik.

4. Sepatu
Sepatu dapat berupa sepatu karet maupun safety shoes, berfungsi untuk
melindungi kaki dari benda tajam baik yang ada di bawah maupun kejatuhan
dari atas.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo

CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 5-9
5. Rompi Safety
Fungsi utama dari penggunaan rompi agar pekerja dapat terlihat dengan jelas
pada area proyek.

6. Masker
Masker merupakan alat pelindung pernapasan penting digunakan dalam
lingkungan kerja terutama saat ini sedang dalam masa pandemic Covid-19. Alat
ini juga akan melindungi dari kontaminan penyebab penyakit seperti debu, gas,
atau asap.

Penerapan penggunaan perlengkapan K3 tersebut tentunya akan disesuaikan


dengan jenis pekerjaan, tingkat resiko, metode kerja, dan kondisi lokasi tempat kerja.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo

CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 5-10
BAB 6 PROGRAM KERJA

BAB 6 Organisasi dan Rencana Kerja

6.1 Pelaksanaan Pekerjaan


Rencana kerja disusun berdasarkan daftar jembatan dan waktu yang tersedia
pada pelaksanaan sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta faktor-faktor setempat
yang mempengaruhi. Pelaksanaan pekerjaan di lapangan dilakukan oleh beberapa
tim, hal ini untuk mencapai target penyelesaian pekerjaan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.

Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK), masa pelaksanaan kegiatan


ditentukan selama 4 (Empat) bulan atau 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender.
Dalam jangka waktu tersebut diharapkan semua kegiatan dapat diaplikasikan dan
direalisasikan dengan baik, sehingga bisa tercapai sasaran dan kualitas kegiatan yang
maksimal, efisien, ekonomis dan pelaksanaan yang tepat waktu.

Program kerja yang akan dilakukan oleh Tim Konsultan CV. Dhiratama
Cipta Persada dalam pelaksanaan pekerjaan Pembuatan Dokumen Leger Jalan
Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo adalah
mengacu pada pendekatan teknis yang telah diuraikan di atas. Secara umum, rencana
kerja konsultan dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan
2. Tahap Survey dan Pengumpulan Data
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
4. Tahap Pembuatan Dokumen Leger
5. Tahap Pelaporan
6. Tahap Akhir

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 6-1
Untuk itu dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan akan mengacu
pada tahapan-tahapan yang telah dituangkan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
telah disusun ditampilkan pada Gambar 6.1.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 6-2
Estimasi Waktu (Minggu)
No. Uraian Bobot (%) Bulan ke 1 Bulan ke 2 Bulan ke 3 Bulan ke 4 Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
I PERSIAPAN 100
1 Koordinasi Awal 3.50% 1.05% 2.45%
2 Koordinasi Awal Intern & Mobilisasi 1.50% 0.45% 1.05%
90
II SURVEY PENDAHULUAN
1 Collecting Data 6.00% 1.80% 2.40% 1.80%
2 Reconaissance Survey 4.00% 1.00% 1.00% 1.00% 1.00% 80

III PENGUMPULAN DATA


1 Pengumpulan Data Sekunder 13.50% 1.35% 2.70% 5.40% 4.05% 70
2 Survey Lapangan 31.50% 3.15% 3.15% 4.73% 11.03% 6.30% 3.15%

IV ANALISA DATA 60
1 Analisa Data Sekunder 8.00% 0.80% 2.40% 2.40% 1.60% 0.80%
2 Analisa Data Lapangan 12.00% 1.20% 3.60% 2.40% 3.60% 1.20%
50
V PENGOLAHAN DAN PENYUSUNAN DATA
1 Pengolahan Data Tabuler 5.25% 1.05% 1.05% 1.05% 1.05% 1.05%
2 Processing Data 5.25% 1.31% 1.31% 1.31% 1.31% 40
3 Pembuatan Dokumen Leger 4.50% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13%

VI PELAPORAN 30
1 Kegiatan Administrasif, Koordinasi 1.00% 0.06% 0.06% 0.06% 0.06% 0.06% 0.06% 0.06% 0.06% 0.06% 0.06% 0.06% 0.06% 0.06% 0.06% 0.06% 0.06%
2 Laporan Pendahuluan 1.00% 1.00%
3 Laporan Hasil Survey 1.00% 1.00% 20
4 Laporan Akhir 1.00% 1.00%
7 Soft Copy 1.00% 1.00%
0
TOTAL 100.00% 1.56% 3.56% 2.86% 4.81% 8.71% 10.41% 12.24% 15.69% 12.88% 7.73% 6.03% 4.75% 2.24% 2.24% 2.24% 2.06%
Catatan : Asumsi 1 bulan = 4 minggu Kumulatif 1.56% 5.13% 7.99% 12.80% 21.51% 31.93% 44.16% 59.85% 72.73% 80.45% 86.48% 91.23% 93.46% 95.70% 97.94% 100.00%

Gambar 6.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 6-3
6.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi personil yang ditugaskan dalam pekerjaan ini seperti
disajikan dalam gambar berikut.

Direktur
CV. DHIRATAMA CIPTA PERSADA
Tenaga Administrasi
Administrasi Perusahaan
TEAM LEADER

AHLI TEKNIK JALAN RAYA

Tenaga Sub Profesional

a). Asisten Tenaga Ahli Geodesi


b). Asisten Ahli Teknik Jalan Raya

Tenaga Pendukung

a). Surveyor (3 Orang)


b). Pembantu Surveyor (6 Orang)
c). CAD Operator (3 Orang)
d). Administrasi (1 Orang)

Gambar 6.2 Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

6.3 Komposisi dan Tugas Personil


Dalam pekerjaan Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah
Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo, kualifikasi dan uraian tugas masing
masing personil diuraikan sebagai berikut:

1. Tenaga Ahli Teknik Geodesi / Ketua Tim

Sarjana Teknik Geodesi, lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah terakreditasi atau Perguruan Tinggi Luar Negeri yang telah
terakreditasi berpengalaman dalam bidang perencanaan pekerjaan
jalan/jembatan minimal 5 (lima) tahun dan memiliki Sertifikat Keahlian Ahli

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 6-4
Muda Teknik Geodesi yang dikeluarkan oleh asosiasi terkait. Tugas dan
tanggung jawabnya meliputi:
a) Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja.
b) Mengawasi semua tenaga/personel yang terlibat dalam pekerjaan survei
pengukuran dan pengumpulan data leger jalan dimaksud tepat waktu.
c) Memeriksa dan mengolah semua data hasil survei sekunder dan data primer
yang berada di bawah tanggung jawabnya.
d) Bertanggung jawab atas kebenaran, ketelitian, kemutakhiran dan
kelengkapan data hasil pelaksanaan survei sesuai buku pedoman
pelaksanaan teknis pembuatan leger jalan.
e) Bertanggung jawab atas ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditetapkan untuk pekerjaan survei/pengumpulan data sekunder,
pengumpulan data primer, pengolahan dan penyajian/pelaporan.

2. Tenaga Ahli Teknik Jalan Raya


Sarjana Teknik Sipil, lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah terakreditasi atau Perguruan Tinggi Luar Negeri yang telah
terakreditasi berpengalaman dalam bidang perencanaan pekerjaan
jalan/jembatan minimal 3 (tiga) tahun dan memiliki Sertifikat Keahlian Ahli
Muda Teknik Jalan yang dikeluarkan oleh asosiasi terkait. Tugas dan tanggung
jawabnya meliputi:
a) Mengendalikan pengawasan lapangan serta memberi petunjuk dalam
pelaksanaan survei pengukuran dan pengumpulan data sekunder leger jalan
dimaksud untuk wilayah yang telah ditentukan.
b) Memeriksa dan mengolah semua data hasil survei sekunder dan data primer
yang berada di bawah tanggung jawabnya.
c) Bertanggung jawab atas kualitas pengumpulan data mencakup kebenaran,
ketelitian, kemutakhiran dan kelengkapan hasil survei yang dilaksanakan
sesuai waktu yang telah ditetapkan.
d) Bertanggung jawab atas kualitas hasil pengolahan data leger jalan dalam
wilayah pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 6-5
3. Tenaga Pendukung

Tenaga-tenaga pendukung merupakan bagian penting dalam menunjang


pelaksanaan pekerjaan. Dalam melaksanakan tugasnya, tenaga ahli dibantu oleh
asisten dan beberapa orang surveyor.

a) Asisten Tenaga Ahli Teknik Geodesi (minimum pendidikan D3 Teknik


Geodesi pengalaman 5 tahun).
b) Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan Raya (minimum pendidikan D3 Teknik
Sipil pengalaman 5 tahun).
c) Surveyor (minimum pendidikan D3 Teknik Geodesi, pengalaman 3 tahun).
d) Pembantu surveyor (minimum pendidikan SMK Teknik Pemetaan,
pengalaman 3 tahun).
e) CAD Operator (minimum pendidikan D3 Teknik Geodesi. pengalaman 1
tahun)
f) Administrasi (minimum pendidikan SMK pengalaman 1 tahun)

6.4 Jadwal Penugasan Personil


Jadwal penugasan personil dalam pekerjaan ini adalah seperti ditampilkan
pada Tabel 6.1 sampai dengan Tabel 6.3.

Tabel 6.1 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli


Estimasi Waktu Jumlah
Jumlah Jumlah
No. Uraian Personel Bulan Ke Orang
Orang Bulan
1 2 3 4 Bulan

1 Team Leader 1 4,00 4,00


2 Ketua Tim / Ahli Geodesi 1 4,00 4,00
8,00

Tabel 6.2 Jadwal Penugasan Tenaga Sub Profesional


Estimasi Waktu Jumlah
Jumlah Jumlah
No. Uraian Personel Bulan Ke Orang
Orang Bulan
1 2 3 4 Bulan

1 Asisten Ahli Geodesi 1 3,50 3,50

2 Asisten Ahli Teknik Jalan Raya 1 2,50 2,50


6,00

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 6-6
Tabel 6.3 Jadwal Penugasan Tenaga Pendukung
Estimasi Waktu Jumlah
Jumlah Bulan Ke Jumlah
No. Uraian Personel Orang
Orang Bulan
1 2 3 4 Bulan

1 Surveyor 1 2,50 2,50

2 Surveyor 1 2,50 2,50

3 Surveyor 1 2,50 2,50

4 Pembantu Surveyor 1 2,50 2,50

5 Pembantu Surveyor 1 2,50 2,50

6 Pembantu Surveyor 1 2,50 2,50

7 Pembantu Surveyor 1 2,50 2,50

8 Pembantu Surveyor 1 2,50 2,50

9 Pembantu Surveyor 1 2,50 2,50

10 CAD Operator 1 3,50 3,50

11 CAD Operator 1 3,50 3,50

12 CAD Operator 1 3,50 3,50

13 Administrasi 1 4,00 4,00


37,00

6.5 Rencana Kerja Selanjutnya


Setelah survey pendahuluan, maka tahapan kegiatan selanjutnya adalah
pengumpulan data sekunder seperti data LHR dan data perkerasan, pemasangan
patok, pengikat jaring control horizontal, survey topografi menggunakan alat GPS
Geodetik, survey jembatan, survey jalan dan survey inventori.

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi Di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang 6-7
LAMPIRAN I

UPT PACITAN

NO. PANJANG (KM) KOORDINAT AWAL KOORDINAT AKHIR SELISIH


No NAMA RUAS PENANDA AWAL PENANDA AKHIR
RUAS DATA SK SURVEI X Y X Y (m)
Patok Batas Kab.Ponorogo dan Kab.
Bts. Kab. Ponorogo - Bts. Simpang 3 Ke Ponorogo, Kota
1 136 Pacitan (Dekat Kepala Jembatan 44,80 44,956 539755,07 9112516,60 513320,95 9096486,13 0,151
Kota Pacitan Pacitan, Jl. AR Hakim
Tangkeban)
Simpang 3 Ke Ponorogo, Kota Simpang 3 Jl. Tentara Pelajar, Jl.
2 Jln. Tentara Pelajar 136.11.K 2,51 2,530 513320,95 9096486,13 512397,90 9094242,19 0,021
Pacitan, Jl. AR Hakim Basuki Rahmat, Jl. K.A Posong
Simpang 4 Jl. Basuki Rahmat, Jl.
Simpang 3 Jl. Tentara Pelajar, Jl.
3 Jln. Basuki Racmad 136.12.K Jend.Sudirman, Jl. Jend. A.Yani,Jl. 0,60 0,592 512397,90 9094242,19 511831,00 9094108,33 -0,006
Basuki Rahmat, Jl. K.A Posong
Gatot Subroto
Arjosari – Purwantoro (Bts. Simpang 3 Jl. Ponorogo Pacitan,Jl. Patok Batas Wilayah Jawa Timur-
4 137 46,14 46,386 516441,84 9101912,04 526364,91 9121508,64 0,247
Prov. Jateng) Arjosari Purwantoro Jawa Tengah
Simpang 3 Jl. Pacitan-Donorojo, Jl. Patok Batas Wilayah Jawa Timur -
5 Wareng – Mukus 138 8,22 8,262 499487,57 9102809,72 492422,38 9104598,78 0,039
Wareng-Mukus Jawa Tengah

UPT MADIUN

NO. PANJANG (KM) KOORDINAT AWAL KOORDINAT AKHIR SELISIH


No NAMA RUAS PENANDA AWAL PENANDA AKHIR
RUAS DATA SK SURVEI X Y X Y (m)
Patok Batas Kab.Ponorogo Dan
Simpang 4 Dengok Sebelum
1 Dengok – Bts. Kab. Pacitan 139 Kab. Pacitan (Dekat Kepala 23,93 23,980 550895,60 9126294,43 539755,07 9112516,60 0,052
(Jembatan)/Spbu
Jembatan Tangkeban)
Bts. Kota Ponorogo – Patok Batas Provinsi Jawa
2 140 Tugu Bts. Kota Ponorogo 15,73 15,878 547118,18 9130509,57 532877,34 9131106,35 0,148
Biting (Bts. Prov. Jateng) Timur/Jawa Tengah
Simpang Empat : Jl. Trunojoyo, Jl.
Agung Serang, Jl. Hayam Wuruk,
3 Jln. Hayam Wuruk 140.11.K Tugu Bts. Kota Ponorogo 2,40 2,410 549508,98 9130587,66 547118,18 9130509,57 0,007
Jl. Ratu Kalinyamat, (Sebelum
Jembatan Sekayu)
Simpang Empat : Jl. Trunojoyo, Jl.
Simpang Empat Jl. Trunojoyo, Jl.
Agung Serang, Jl. Hayam Wuruk,
4 Jln. Trunojoyo 140.12.K Mt. Haryono, Jl. Urip Sumoharjo 1,31 1,310 550813,42 9130612,58 549508,98 9130587,66 -0,002
Jl. Ratu Kalinyamat, (Sebelum
Dan Jl. Gatot Subroto)
Jembatan Sekayu)
Lampiran II
Karakteristik Jembatan di Kabupaten Pacitan
Tinggi Dalam
Panjang (M') Lebar (M') Jumlah Konstruksi Tahun
Lokasi LOKASI Lantai sungai
Jurusan N a ma dari dari Pemb.
Bentang Jalur Lebar Lubang Diameter Bagian Bagian
Total Trotoar Man Man Didiri Rehab
Km. S E (Bersih) L.1 Total (Bh) (M') Bawah Atas
(m') (m') kan
Bts. Kab. 1 GAYAM Sby 228+756 8°02'01.7"S 111°21'19.6"E 4,00 3,10 GG 8,00 - 12,80 1 - 3,80 0,20 LS ETI S.1942 1999
Ponorogo - Bts. 2 CLUMPRING II Sby 229+443 8°02'23.2"S 111°21'16.8"E 4,20 3,40 GG 6,80 - 7,90 1 - 1,40 - LS PTI S.1942 1982
Kota Pacitan 3 CLUMPRING III Sby 229+746 8°02'30.2"S 111°21'09.9"E 6,20 5,30 JBT 6,80 11,00 1 - 2,55 - LS GBI S.1942 1981
4 KALI ALANG Sby 230+567 8°02'43.7460"S 111°20'50.9496"E 14,60 13,00 JBT 7,00 2,00 8,10 1 - 5,90 - SU GTI 2001 2001
5 JERUK MUNING Sby 230+874 8°02'50.4"S 111°20'46.4"E 20,00 18,20 JBT 6,30 - 7,40 1 - 4,50 0,50 LS GTI S.1942 1977
6 TEMPURAN KULON Sby 233+437 8°03'15.9"S 111°19'53.4"E - - JBT - - 0 - - - LS - 1977 1983
7 MULUNGAN Sby 235+156 8°03'55.3"S 111°19'39.4"E 2,50 2,00 GG 10,00 - 15,60 1 - 4,95 - LS AMD 1983 -
8 BEDOK I Sby 236+429 8°04'09.1"S 111°19'26.0"E 4,00 4,00 GG 8,10 1,20 11,00 1 - 3,60 - LS ETI S.1942 1984
9 BEDOK II Sby 236+923 8°04'05.4"S 111°19'19.8"E 6,00 6,00 JBT 6,90 - 10,20 1 - - - LS ETI S.1942 1982
10 BEDOK III Sby 237+496 8°04'07.8"S 111°19'08.4"E 5,00 5,00 GG 7,10 - 11,50 1 - 5,20 - LS ETI 1983 1985
11 BEDOK IV Sby 237+830 8°04'10.1"S 111°18'57.8"E 22,90 20,50 JBT 8,00 1,10 9,80 1 - 6,75 - SU GPI 2014 6,5
12 BEDOK IV Sby 237+830 8°04'9.8400"S 111°18'59.4324"E 4,00 4,00 GG 9,40 - 9,40 1 - 6,10 - LS ATI 1973 -
13 TEGALOMBO 1 Sby 238+154 8°04'11.04"S 111°18'48.69"E 1,50 1,50 GG 16,00 2,00 21,80 1 - 4,15 - LS ATD - -
14 MOJO WETAN Sby 238+596 8°04'05.3"S 111°18'39.2"E 14,90 13,40 JBT 6,90 - 7,90 1 - 8,60 - LS GTI 1990 1980
15 MOJO KULON Sby 239+025 8°03'56.9"S 111°18'34.8"E 9,00 7,50 JBT 9,70 1,60 11,60 1 - 5,10 0,50 LS GTI 1976 1976
16 SUMBER Sby 239+825 8°03'50.1156"S 111°18'15.4944"E 2,60 2,60 GG 6,90 - 15,30 1 - 7,80 0,20 LS ATI S.1942 1976
17 SAWAHLOR I Sby 240+225 8°03'53.6"S 111°17'58.2"E 2,20 2,00 GG 7,00 - 12,80 1 - 6,90 - LS ATI S.1942 -
18 SAWAHLOR II Sby 241+453 8°03'53.71"S 111°17'57.98"E 2,50 2,00 GG 7,90 - 9,00 1 - 3,90 - LS ATI S.1942 1997
19 PENGGUNG Sby 241+373 8°03'45.6"S 111°17'38.1"E 11,30 9,70 JBT 7,20 2,00 10,20 1 - 8,20 - LS GTI 1978 1995
20 BONDRING Sby 241+615 8°03'43.79"S 111°17'31.02"E 2,60 0,80 GG 7,20 - 9,90 2 - 1,10 - LS AMD - -
21 TEGALOMBO 2 Sby 242+152 8°03'43.49"S 111°17'15.68"E 2,50 1,80 GG 7,20 - 12,80 1 - 0,80 - LS BTI - -
22 PENAK Sby 243+468 8°03'50.2"S 111°16'33.7"E 20,60 19,60 JBT 7,00 2,00 9,50 1 - 11,60 - LS GPI 2004 2004
23 BALONG Sby 243+806 8°03'56.40"S 111°16'34.88"E 2,10 1,50 GG 7,00 - 10,10 1 2,25 0,20 LS BTI - -
24 LANGKAP Sby 243+860 8°03'50.0"S 111°16'58.5"E 3,70 2,90 GG 8,50 11,10 1 - 7,00 - SU PTI 2002 2002
25 CENDOL Sby 245+036 8°04'06.7"S 111°16'11.4"E 10,60 9,40 JBT 9,10 1,20 10,80 1 - 6,60 - LS GTI 1976 1976
26 PRAMPELAN Sby 245+492 8°04'18.7"S 111°16'12.3"E 2,60 2,00 GG 7,00 - 14,50 1 - 2,00 - LS ATI S.1942 2012
27 SENTUL Sby 246+415 8°04'26.1"S 111°15'52.5"E 6,20 5,60 JBT 7,10 - 10,80 1 - 4,90 - LS PTI S.1942 2004
28 CEPER Sby 247+630 8°04'38.1"S 111°15'38.90"E 2,20 1,60 GG 7,10 - 10,40 1 - 2,60 0,10 LS ATI - -

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang L-1
Tinggi Dalam
Lokasi LOKASI Panjang (M') Lebar (M') Jumlah Konstruksi Tahun
Lantai sungai
Jurusan N a ma dari dari Pemb.
Bentang Jalur Lebar Lubang Diameter Bagian Bagian
Total Trotoar Man Man Didiri Rehab
Km. S E (Bersih) L.1 Total (Bh) (M') Bawah Atas
(m') (m') kan
29 NGRENO I Sby 248+504 8°04'48.1"S 111°15'14.6"E 2,80 2,00 GG 9,00 - 11,00 1 - 3,30 - LS ATI S.1942 1996
30 NGRENO II Sby 248+580 8°04'48.3420"S 111°15'14.4504"E 19,00 19,00 JBT 6,30 1,08 7,90 1 - 7,90 0,50 LS GTI 1991 1991
31 SIRKULIT Sby 250+383 8°05'8.7072"S 111°14'47.9508"E 7,80 6,50 JBT 6,90 - 8,00 2 - 2,50 LS MTI 1985 1985
32 NGRECO Sby 250+989 8°05'22.1"S 111°14'34.2"E 4,30 3,60 GG 7,10 - 7,80 1 - 4,10 - LS MTI 1985 1985
33 CERUWAK Sby 251+531 8°05'14.7"S 111°14'21.0"E 6,60 5,00 JBT 7,00 - 10,00 1 - 4,00 - LS PTI 1981 1981
34 GEDANGAN Sby 251+886 8°05'17.5"S 111°14'09.7"E 6,60 2,00 GG 8,10 - 9,10 1 - 2,30 0,20 LS PTI S.1942 1996
35 JERUK TELENG Sby 252+760 8°05'18.6"S 111°13'46.9"E 5,60 4,80 GG 8,80 - 10,80 1 - 3,50 0,40 LS PTI 1980 2011
36 NGRENJENG Sby 253+090 8°05'24.9"S 111°13'39.7"E 6,10 6,10 JBT 7,00 - 8,00 1 - 4,85 0,20 LS PTI 1983 1983
37 SEPATAN Sby 253+732 8°05'35.3580"S 111°12'53.9064"E 5,30 4,70 GG 6,90 - 8,10 1 - 3,50 - LS PTI 1983 1983
38 GOLO Sby 255+356 8°05'33.3"S 111°12'33.8"E 2,60 2,00 JBT 7,50 - 11,30 1 - 3,85 - LS PTI 2004 2004
39 KARANG ANYAR Sby 256+394 8°05'36.4"S 111°12'06.3"E 122,70 58,80 JBT 7,00 2,00 9,00 2 - 5,40 0,35 TP RBA 1993 1993
40 GERTANI Sby 258+508 8°06'32.1"S 111°11'45.3"E 4,20 3,30 GG 7,00 - 10,20 1 - 2,60 - LS PTI 1980 1980
41 GEGERAN Sby 259+847 8°06'51.2"S 111°11'12.2"E 10,00 8,80 JBT 7,60 2,00 10,50 1 - 4,80 0,10 SU GTI 2001 2001
42 GADUH Sby 262+031 8°07'25.7"S 111°10'18.4"E 4,70 2,50 GG 7,10 - 11,30 3 0,60 1,60 - LS YTI 1981 1981
43 PRONGGO Sby 262+877 8°07'23.5"S 111°09'52.0"E 7,50 7,50 JBT 6,60 - 7,50 2 - 4,20 - LS PTI 1963 1963
44 GUNUNG PEGAT Sby 263+506 8°07'26.4504"S 111°09'43.2180"E 2,40 2,00 GG 7,00 - 10,50 1 - 3,00 - LS - -
45 KLAMPOK BELLEH Sby 264+451 8°07'29.1"S 111°09'03.3"E 4,50 4,50 GG 6,00 - 10,00 1 - 1,80 0,70 LS PTI 1989 1989
46 ARJOSARI I Sby 264+718 8°07'29.1252"S 111°08'54.6720"E
47 ARJOSARI II Sby 264+897 8°07'29.06"S 111°08'48.69"E 47,70 4,70 JBT 3,30 - 3,90 2 - 7,60 1,20 SU RBA 1976 1976
48 ARJOSARI Sby 264+897 8°07'29.8"S 111°08'47.7"E 47,80 47,20 JBT 7,00 2,00 9,60 2 - 8,40 1,20 TP GPI 2000 2000
49 BENDO Sby 265+039 8°07'33.1"S 111°08'47.2"E 9,50 8,30 JBT 6,90 - 8,10 1 - 5,55 0,25 LS GTI 1977 1977
50 BOLO Sby 266+898 8°07'33.1"S 111°08'47.3"E 12,70 9,20 JBT 7,30 1,60 9,00 1 - 3,95 - SU GPI 1997 1997
51 GRUNGGUNG Sby 267+203 8°08'16.0"S 111°08'11.5"E 2,00 1,50 GG 7,10 - 9,90 1 - 4,00 - LS PTI 1988 2000
52 KWARON Sby 269+015 8°08'56.5"S 111°07'32.8"E 16,60 14,00 JBT 7,00 2,40 9,40 1 - 6,90 - TP GTI 2003 2003
53 BOLOSINGO I Sby 269+256 8°09'03.7"S 111°07'31.1"E 10,80 10,00 JBT 6,50 - 7,50 1 - 6,60 - LS GTI 1963 -
54 BOLOSINGO II Sby 269+599 8°09'14.2"S 111°07'32.2"E 2,00 2,00 GG 7,20 - 14,50 1 - 5,60 - LS ATI S.1942 2000
55 BLUNDING Sby 270+197 8°09'32.1"S 111°07'26.7"E 5,20 4,50 GG 7,10 - 8,40 1 - 2,82 - LS PTI 1984 1984
56 NGAWEN Sby 270+814 8°09'51.0444"S 111°07'24.2904"E 2,70 2,70 GG 7,10 - 11,10 1 - 1,35 - LS PTI 1984 1984
57 GLONGGONG Sby 271+558 8°10'14.2"S 111°07'17.1"E 4,40 3,70 GG 6,80 - 8,00 1 - 1,50 - LS PTI 1978 1978
58 PURWOSARI Sby 272+127 8°10'31.6"S 111°07'12.6"E 36,00 36,00 JBT 6,00 1,00 7,00 1 - 9,80 - TP RBA 1988 1988
59 PELUK Sby 249+994 8°05'100.95"S 111°14'58.50"E 2,30 2,30 GG 7,60 - 11,70 3 0,60 1,45 - LS YDI - -
60 GADUH Sby 261+470 8°07'19.89"S 111°10'31.21"E 2,70 2,00 GG 7,10 - 10,00 1 - 2,40 - LS PTI - -
61 KEDUNG BENDO 1 Sby 259+178 8°06'34.23"S 111°11'25.63E 2,90 2,50 GG 7,00 - 13,10 3 0,60 0,90 - LS YDI - -

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang L-2
Tinggi Dalam
Lokasi LOKASI Panjang (M') Lebar (M') Jumlah Konstruksi Tahun
Lantai sungai
Jurusan N a ma dari dari Pemb.
Bentang Jalur Lebar Lubang Diameter Bagian Bagian
Total Trotoar Man Man Didiri Rehab
Km. S E (Bersih) L.1 Total (Bh) (M') Bawah Atas
(m') (m') kan
62 KEDUNG BENDO 2 Sby 259+030 8°06'32.60"S 111°11'30.45"E 2,70 2,30 GG 7,10 - 11,30 3 0,60 2,65 0,10 LS YTI - -
63 PRADAH Sby 258+224 8°06'26.16"S 111°11'51.18"E 2,00 2,00 GG 6,90 - 10,30 2 0,60 4,90 - LS YTI - -

Jln. Tentara
1 BENGKAL Sby 273+595 8°11'14.5464"S 111°06'53.4744"E 2,00 1,50 GG 8,60 - 11,10 1 - 1,65 - LS PTI 1976 1976
Pelajar (Pacitan)

Jln. Basuki
Racmad
(Pacitan)

Arjosari - 1 KIKIL Sby 265+308 8°07'09.1"S 111°08'58.1"E 3,60 3,00 GG 5,90 - 10,50 1 - 2,50 - LS PTI 1984 1984
Purwantoro 2 JATIMALANG Sby 266+597 8°06'32.5"S 111°09'01.1"E 2,20 1,60 GG 6,10 - 10,20 1 - 3,20 - LS PTI 1987 2003
(Bts. Prov. 3 NGASINAN Sby 269+402 8°05'58.0"S 111°10'02.7"E 4,50 4,50 GG 5,40 - 8,40 1 - 5,65 - LS PTI 1992 1992
Jateng) 4 JATIREJO Sby 270+386 8°05'47.4"S 111°10'13.8"E 4,50 3,50 GG 6,80 - 8,10 1 - 6,00 - LS PTI 1992 1992
5 SONO I Sby 270+987 8°05'31.7328"S 111°10'19.0308"E 6,80 5,60 JBT 7,10 - 8,30 1 - 4,75 - LS GTI 1992 1992
6 SONO II Sby 271+200 8°05'25.2924"S 111°10'17.5728"E 2,50 2,00 GG 7,00 - 8,00 1 - 4,10 - LS PTI 1991 1991
7 TEMON IRENG Sby 271+699 8°05'09.0"S 111°10'16.8"E 20,90 17,50 JBT 6,90 - 7,90 1 - 6,40 0,20 SU GTI 1996 1996
8 TEMON ABANG Sby 272+069 8°05'00.5"S 111°10'11.1"E 30,70 28,50 JBT 6,00 1,00 7,00 1 - 9,85 0,50 SU GBI 1993 1993
9 SETREN Sby 274+502 8°04'08.2"S 111°09'48.5"E 9,50 9,50 JBT 5,10 - 5,10 1 - LS MBI S.1969 -
10 WIJIL Sby 275+179 8°03'55.2"S 111°09'57.4"E 11,20 9,50 JBT 8,40 1,00 10,00 1 - 5,50 - LS GTI S.1969 -
11 KETEL Sby 279+123 8°02'13.4"S 111°10'30.2"E 11,00 9,40 JBT 6,90 1,00 8,60 1 - 6,90 - LS GTI S.1969 -
12 PETUNG Sby 280+067 8°02'03.4"S 111°10'47.7"E 2,90 2,60 GG 6,90 - 9,40 2 - 5,50 - LS PTI S.1969 2002
13 GAYAM Sby 280+484 8°02'7.4076"S 111°10'56.6688"E 3,60 2,90 GG 3,60 - 7,80 1 - 4,10 - LS PTI 1995 1995
14 BOREK I Sby 289+152 7°59'16.9404"S 111°11'10.7448"E 10,80 9,00 JBT 6,70 - 8,10 1 - 6,80 - LS GTI S.1969 1993
15 BOREK II Sby 289+379 7°59'14.8"S 111°11'04.4"E 5,60 5,00 GG 5,30 - 6,60 1 - 2,65 - LS PTI S.1969 -
16 BOREK III Sby 290+261 7°59'25.0944"S 111°10'44.1804"E - - JBT - - 0 - - - LS BTI S.1969 -
17 PANGGANG Sby 291+136 7°59'16.9"S 111°10'28.6"E 5,80 5,00 GG 5,90 - 10,10 1 - 7,10 - LS RTI S.1969 2002
18 TOKAWI Sby 293+143 7°59'16.5"S 111°09'44.1"E 25,40 25,40 JBT 6,10 7,00 1 - 5,80 0,50 SU MBI 1993 1993
19 NGUNCUP Sby 297+877 7°58'05.0"S 111°10'06.6"E 5,50 4,50 GG 5,20 - 8,60 1 - 4,90 - LS PTI 2003 2003
20 TAJI Sby 298+174 7°57'59.3"S 111°10'14.0"E 5,80 4,80 GG 5,20 1,80 10,40 1 - 4,40 0,20 LS PTI S.1969 -
21 JUBLEK Sby 302+629 7°56'42.0"S 111°11'26.7"E 8,10 7,50 GG 5,80 - 7,20 1 - 5,00 0,50 LS GTI 1991 1991
22 GLODAGAN Sby 304+836 7°56'44.1708"S 111°12'28.2960"E 20,40 18,00 JBT 6,00 7,00 1 - 5,30 0,40 SU MBI 1993 1993
23 DUNGPRING Sby 307+313 7°57'14.7"S 111°13'05.1"E 25,80 22,40 JBT 6,90 - 8,20 1 - 6,80 0,20 SU GTI 1997 1997

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang L-3
Tinggi Dalam
Panjang (M') Lebar (M') Jumlah Konstruksi Tahun
Lokasi LOKASI Lantai sungai
Jurusan N a ma dari dari Pemb.
Bentang Jalur Lebar Lubang Diameter Bagian Bagian
Total Trotoar Man Man Didiri Rehab
Km. S E (Bersih) L.1 Total (Bh) (M') Bawah Atas
(m') (m') kan
Wareng - 1 WARENG Sby 307+830 8°06'50.5980"S 110°59'17.9016"E 7,30 6,40 JBT 6,90 1,20 13,40 1 - 4,20 - LS MBI 1995
Mukus 2 SUKODONO Sby 309+800 8°06'24.7"S 110°58'23.6"E 4,50 3,60 GG 6,90 1,60 12,70 1 - 3,10 - LS PTI 1995
3 GENDARAN Sby 310+815 8°06'08.7"S 110°57'56.4"E 3,40 2,50 JBT 7,00 1,00 13,40 1 4,40 - LS PTI 1995
4 GENDARAN II Sby 311+177 8°06'07.95"S 110°57'43.71"E 2,00 2,00 GG 7,10 - 13,90 1 - 2,20 - LD PTI

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang L-4
Karakteristik Jembatan di Kabupaten Ponorogo
Tinggi Dalam
Panjang (M') Lebar (M') Jumlah Konstruksi Tahun
Lokasi LOKASI Lantai sungai
Jurusan N a ma dari dari Pemb.
Bentang Jalur Lebar Lubang Diameter Bagian Bagian
Total Trotoar Man Man Didiri Rehab
Km. S E (Bersih) L.1 Total (Bh) (M') Bawah Atas
(m') (m') kan
Dengok - Bts. 1 DENGOK Sby 203+158 7°54'14.3"S 111°27'42.2"E 6,20 5,00 JBT 14,00 1,60 15,80 1 - 2,10 - PB GTI 1974 99/00
Kab. Pacitan 2 GENTING Sby 204+800 7°55'00.3"S 111°27'21.9"E 46,30 42,70 JBT 6,60 2,00 9,00 1 - 7,00 - TB RBI 1991
3 NGAMPEL Sby 206+123 7°55'40.6"S 111°27'03.9"E 5,20 3,90 GG 7,20 - 12,60 1 - 2,30 - PB MBI 1945
4 BALONG I Sby 208+892 7°57'01.9"S 111°26'25.1"E 5,10 4,00 GG 7,20 - 9,70 1 - 1,90 - PB PTI 1945
5 BALONG II Sby 209+563 7°57'22.0"S 111°26'16.3"E 5,30 4,30 GG 7,10 - 7,80 1 - 1,60 - PBT PTI 1945
6 BALONG III Sby 209+719 7°57'26.58"S 111°26'16.31"E 3,10 2,40 GG 8,20 - 12,00 1 - 1,40 - PB PTI 1945
7 NAILAN Sby 212+617 7°58'54.4440"S 111°25'40.4040"E 7,20 6,00 JBT 7,90 - 8,70 1 - 1,30 - PB GTI 1945
8 GALAK UTER Sby 212+972 7°59'5.8920"S 111°25'37.5960"E 7,00 6,10 JBT 7,30 - 11,80 1 - 2,50 - PB GTI 1975
9 GALAK UTER Sby 213+403 7°59'18.97"S 111°25'33.85"E 3,00 2,50 GG 10,20 - 11,20 1 - 1,88 - PB BTI 1984
10 BROTO Sby 216+869 8°01'5.3760"S 111°24'57.8160"E 5,00 4,10 GG 7,20 - 9,90 1 - 1,80 - PB PTI 1945
11 TRUNENG Sby 217+468 8°01'16.98"S 111°25'59.81"E 3,20 3,20 GG 7,50 - 13,30 2 0,60 2,30 - YTI
12 WATUGUMUL (Broto2) Sby 217+481 8°01'23.0880"S 111°24'58.7520"E 7,20 6,00 JBT 9,80 - 10,90 1 - 3,60 - PB GTI 1995 95/96
13 BULU Sby 218+076 8°01'39.0720"S 111°24'53.3520"E 2,90 2,00 GG 7,50 - 12,00 1 - 1,30 - PB BTI 1984 2015
14 DAWANG Sby 218+239 8°01'44.5"S 111°24'52.8"E 30,40 25,10 JBT 7,00 2,00 9,20 1 - 7,50 - PB GBI 1993
15 TENGGER Sby 219+366 8°02'13.6"S 111°24'42.2"E 4,80 4,00 GG 7,20 - 9,10 1 - 2,35 - PB PTI 1996 96/97
16 PLAPAR Sby 220+220 8°02'14.9280"S 111°24'15.9480"E 51,50 49,10 JBT 9,90 2,00 12,40 1 - 9,10 - PS GPI 2014 2014
17 CALUK Sby 221+095 8°02'18.50"S 111°23'55.86"E 2,40 2,00 GG 7,10 11,10 1 - 0,70 - PTI
18 CUMPLENG (lama) Sby 221+320 8°02'17.0880"S 111°23'41.4240"E 23,10 6,40 JBT 7,10 - 7,80 1 - 9,80 - PB ETI 1945
19 CUMPLENG II (baru) Sby 221+320 8°02'17.0"S 111°23'40.8"E 21,70 20,10 JBT 7,00 2,00 9,80 1 - 10,00 - SU GTI 2013 2014
20 TUGU Sby 222+090 8°02'15.50"S 111°23'25.44"E 2,60 2,00 GG 7,50 - 11,10 1 - 2,40 - PB PTI 1945 2001
21 TUGUREJO Sby 222+452 8°02'13.73"S 111°23'20.22"E 2,10 1,50 GG 7,00 - 11,70 1 - 2,25 - PTI
22 NGEPUNG Sby 222+429 8°02'11.5"S 111°23'15.2"E 4,00 3,00 GG 7,10 - 11,50 1 - 2,75 - PB PTI 1945
23 GEDUNG BULUS Sby 223+410 8°01'52.5000"S 111°22'52.6800"E 3,90 2,00 GG 7,00 - 9,80 1 - 3,15 - PB ETI 1945
24 TUGU I Sby 223+718 8°01'5.005"S 111°22'45.94"E 2,60 2,10 GG 7,20 - 11,20 2 1,00 1,10 - PB YTI 1945
25 KRAJAN TENGAH 1 Sby 223+903 8°01'50.22"S 111°22'43.47"E 2,60 2,00 GG 7,00 - 11,10 1 - 2,40 - PTI
26 TUGU II Sby 223+985 8°01'53.43"S 111°22'35.58"E 2,00 2,00 GG 7,30 - 13,20 1 - 2,60 - PB ATI 1945
27 JATI Sby 226+442 8°01'39.8280"S 111°22'0.0480"E 16,40 5,50 JBT 10,00 - 16,80 1 - 7,30 - PB ETI 1945
28 KRAJAN TENGAH 2 Sby 224+645 8°01'53.35"S 111°22'25.45"E 2,10 1,50 GG 7,30 - 11,60 1 - 3,00 - ATI
29 KRAJAN TENGAH 3 Sby 224+809 8°01'54.28"S 111°22'22.42"E 2,20 1,50 GG 7,00 - 9,80 1 - 3,80 - ATI
30 JATI Sby 226+772 8°01'41.48"S 111°21'56.64"E 12,30 12,30 JBT 7,00 - 12,30 1 - 1,50 - PB PTI 1945 2004
31 TANGKEBAN Sby 226+860 8°01'41.89"S 111°21'50.38"E 3,10 3,10 GG 9,90 - 10,90 1 1,00 1,00 - PB PTI 1945 2004
32 TANGKEBAN Sby 227+347 8°01'42.4200"S 111°21'38.7360"E 11,40 10,20 JBT 6,60 1,80 9,50 1 - 5,20 - PB MBI 1981

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang L-5
Tinggi Dalam
Panjang (M') Lebar (M') Jumlah Konstruksi Tahun
Lokasi LOKASI Lantai sungai
Jurusan N a ma dari dari Pemb.
Bentang Jalur Lebar Lubang Diameter Bagian Bagian
Total Trotoar Man Man Didiri Rehab
Km. S E (Bersih) L.1 Total (Bh) (M') Bawah Atas
(m') (m') kan
Bts. Kota 1 CARAT Sby 204+554 7°51'59.5"S 111°24'34.0"E 5,90 5,00 GG 10,50 2,00 13,10 1 - 1,90 - BT GTI 1978 2016
Ponorogo - 2 KAUMAN VII Sby 205+953 7°52'01.02"S 111°23'58.31"E 2,10 1,00 GG 6,40 - 10,10 1 - 1,40 - PTI
Biting (Bts. 3 KAUMAN IV Sby 205+997 7°52'00.89"S 111°23'56.89"E 2,70 2,00 GG 0,40 - 10,90 1 - 1,60 - PTI
4 GLINGGANG Sby 209+831 7°52'15.56"S 111°21'42.70"E 3,60 2,70 GG 7,00 - 10,70 1 - 1,00 - PB ATI 1945
5 BADEGAN I Sby 213+248 7°52'22.4"S 111°19'51.6"E 6,10 5,00 JBT 7,30 4,00 9,90 1 - 1,70 - PB PTI 1985
6 BADENGAN II Sby 214+355 7°52'28.99"S 111°19'32.33E 2,10 1,70 GG 0,30 - 11,90 2 0,40 2,15 - YTI
7 BADENGAN III Sby 215+610 7°52'24.30"S 111°19'02.87"E 2,30 1,60 GG 7,00 - 15,70 1 - 4,50 - BTI
8 WOTRAJUT V Sby 215+781 7°52'13.61"S 111°18'53.49"E 3,20 2,00 GG 8,40 - 12,00 1 - 3,40 - PB PTI 1987
9 WOTRAJUT VI Sby 215+992 7°52'11.60"S 111°18'50.96" 2,00 2,00 GG 8,30 - 12,70 1 - 4,50 - PB ETI 1945
10 WOTRAJUT VII Sby 216+005 7°52'10.19"S 111°18'47.75"E 2,90 2,90 GG 8,30 - 12,30 1 - 5,60 - PB ETI 1945
11 BADENGAN IV Sby 216+402 7°52'09.73"S 111°18'44.78"E 2,20 1,50 GG 8,30 - 12,60 1 - 3,60 - PTI
12 SUMORO BANGUN Sby 216+662 7°52'03.13"S 111°18'31.38"E 8,80 3,20 GG 6,80 - 19,00 1 - 1,30 - PB PTI 1992
13 KRESEK Sby 216+746 7°52'03.5"S 111°18'29.3"E 61,80 58,30 JBT 7,00 2,00 9,80 1 - 9,80 - PB RBI 1992

Jln. Hayam
Wuruk 1 SEKAYU Sby 200+400 7°51'54.6120"S 111°26'52.6920"E 46,20 45,00 JBT 7,00 2,00 9,00 - 9,00 - TB RBA 1983
(Ponorogo)

Jln. Trunojoyo 1 PINGGIR SARI II Sby 200+200 7°51'54.5040"S 111°26'57.1200"E 5,40 4,20 GG 12,30 1,40 13,70 - 3,40 - PB GTI 1977
(Ponorogo) 2 PINGGIRSARI I Sby 194+972 7°51'54.53"S 111°27'03.84"E 2,60 2,00 GG 12,40 - 16,20 - 1,40 - PB PTI 1988

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang L-6
Keterangan :
ATI : Gorong-gorong pelengkung RBI : Rangka Baja Indonesia
BTI : Gorong-gotong persegi YTI : Gorong-gorong Pipa
ETI : Jembatan Pelengkung RBA : Rangka Baja Australia
GTI : Gelagar Beton Indonesia ESI : Pelengkung sementara
MBI : Gelagar komposit baja indonesia GG : Gorong-gorong
MTI : Gelagar komposit beton indonesia JBT : Jembatan

Pembuatan Dokumen Leger Jalan Provinsi di Wilayah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
CV. Dhiratama Cipta Persada, Jl. Candi Agung IV, Kav 1-3, Kota Malang L-7
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
( BIG )
NOMOR
TITIK
Jl. Jakarta – Bogor Km. 46 Cibinong 16911 PO Box 46 CBI (021) 8758061
-
http://srgi.big.go.id email: srgi@big.go.id

DESKRIPSI TITIK KONTROL GEODESI


Nama Setempat : JEMBATAN KALI CENDOL
Desa/Kelurahan : NGREJO Kabupaten : PACITAN
Kecamatan : TEGALOMBO Provinsi : JAWA TIMUR

Uraian Lokasi Pilar : TERLETAK DI KEPALA JEMBATAN KALI CENDOL, SEBELAH KIRI JALAN ARAH PACITAN - DENGOK. PADA KM. 245.7
DARI SURABAYA, KM.30.3 PACITAN, KM.3.7 TEGALOMBO.

Alamat : JEMBATAN KALI CENDOL

Kenampakan Menonjol : -

Lintang : -8.06845705 LS
Koordinat Pendekatan :
Bujur : 111.2699579 BT

Bentuk Fisik Titik : -

KOORDINAT KARTESIAN
(SRGI 2013 Epoch 2012.0)
KOORDINAT GEODETIK
(WGS-84) X : -2291056,698 meter
Lintang : 8 º 4 ' 6,44538 LS Y : 5885372,759 meter
Bujur : 111 º 16 ' 11,84849 BT Z : -889299,837 meter
Tinggi Elipsoid : 165,072 meter
KOORDINAT PROYEKSI UTM
LAJU KECEPATAN KARTESIAN Zona : 49S
Vx : - meter/tahun Utara : 9108124,274 meter
Vy : - meter/tahun Timur : 529744,275 meter
Vz : - meter/tahun Faktor Skala : 0.999611
Konversi Grid : 2 ' 16.41 '

TINGGI ORTHOMETRIK
LAJU KECEPATAN TOPOSENTRIK
V utara : - meter/tahun
135.401 ± 16.70 milimeter
V timur : - meter/tahun
Model Geoid Indonesia : Rata-rata dari Muka Air
Laut rata-rata di stasiun pasut Tanjungpriok V vertikal : - meter/tahun
(Jakarta) dan Tanjungperak (Surabaya).

NILAI GAYA BERAT


Kondisi Acuan Vertikal : -
978.193,8120 mgal ± - mgal Kondisi Acuan Horizontal : HILANG
Datum Gaya Berat : IGSN71
SKETSA DETAIL

FOTO JAUH
Image not found or type unknown

Informasi ini disiapkan oleh Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika Badan Informasi Geospasial. Apabila titik ini hilang / rusak harap menghubungi no di atas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
( BIG )
NOMOR
TITIK
Jl. Jakarta – Bogor Km. 46 Cibinong 16911 PO Box 46 CBI (021) 8758061
-
http://srgi.big.go.id email: srgi@big.go.id

DESKRIPSI TITIK KONTROL GEODESI


Nama Setempat : SDN TAMBAKREJO
Desa/Kelurahan : TAMBAKREJO Kabupaten : PACITAN
Kecamatan : PACITAN Provinsi : JAWA TIMUR

Uraian Lokasi Pilar : TERLETAK DI HALAMAN SDN TAMBAKREJO, KIRI JALAN ARAH PACITAN - DENGOK. PADA KM.6.6 DARI PACITAN,
KM. 27.4 DARI TEGALOMBO.

Alamat : SDN TAMBAKREJO

Kenampakan Menonjol : -

Lintang : -8.146579792 LS
Koordinat Pendekatan :
Bujur : 111.1281699 BT

Bentuk Fisik Titik : -

KOORDINAT KARTESIAN
(SRGI 2013 Epoch 2012.0)
KOORDINAT GEODETIK
(WGS-84) X : -2276002,454 meter
Lintang : 8 º 8 ' 47,68725 LS Y : 5889774,711 meter
Bujur : 111 º 7 ' 41,41146 BT Z : -897836,454 meter
Tinggi Elipsoid : 42,706 meter
KOORDINAT PROYEKSI UTM
LAJU KECEPATAN KARTESIAN Zona : 49S
Vx : - meter/tahun Utara : 9099495,207 meter
Vy : - meter/tahun Timur : 514119,150 meter
Vz : - meter/tahun Faktor Skala : 0.999602
Konversi Grid : 1 ' 5.38 '

TINGGI ORTHOMETRIK
LAJU KECEPATAN TOPOSENTRIK
V utara : - meter/tahun
16.12 ± 17.00 milimeter
V timur : - meter/tahun
Model Geoid Indonesia : Rata-rata dari Muka Air
Laut rata-rata di stasiun pasut Tanjungpriok V vertikal : - meter/tahun
(Jakarta) dan Tanjungperak (Surabaya).

NILAI GAYA BERAT


Kondisi Acuan Vertikal : BAIK
978.233,3120 mgal ± - mgal Kondisi Acuan Horizontal : RUSAK
Datum Gaya Berat : IGSN71
SKETSA DETAIL

FOTO JAUH
Image not found or type unknown

Informasi ini disiapkan oleh Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika Badan Informasi Geospasial. Apabila titik ini hilang / rusak harap menghubungi no di atas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
( BIG )
NOMOR
TITIK
Jl. Jakarta – Bogor Km. 46 Cibinong 16911 PO Box 46 CBI (021) 8758061
-
http://srgi.big.go.id email: srgi@big.go.id

DESKRIPSI TITIK KONTROL GEODESI


Nama Setempat : SMPN 1 PUNUNG
Desa/Kelurahan : SOOKA Kabupaten : PACITAN
Kecamatan : PUNUNG Provinsi : JAWA TIMUR

Uraian Lokasi Pilar : TERLETAK DI HALAMAN SMPN PUNUNG, KANAN JALAN ARAH WONOGIRI - PACITAN. PADA KM. 303.6 DARI
SURABAYA, KM. 27.6 PACITAN, KM. 12.4 DARI BATAS PROPINSI.

Alamat : SMPN 1 PUNUNG

Kenampakan Menonjol : -

Lintang : -8.142513131 LS
Koordinat Pendekatan :
Bujur : 111.0195619 BT

Bentuk Fisik Titik : -

KOORDINAT KARTESIAN
(SRGI 2013 Epoch 2012.0)
KOORDINAT GEODETIK
(WGS-84) X : -2264981,742 meter
Lintang : 8 º 8 ' 33,04727 LS Y : 5894463,170 meter
Bujur : 111 º 1 ' 10,42267 BT Z : -897441,082 meter
Tinggi Elipsoid : 394,689 meter
KOORDINAT PROYEKSI UTM
LAJU KECEPATAN KARTESIAN Zona : 49S
Vx : - meter/tahun Utara : 9099947,010 meter
Vy : - meter/tahun Timur : 502154,961 meter
Vz : - meter/tahun Faktor Skala : 0.9996
Konversi Grid : 0 ' 9.97 '

TINGGI ORTHOMETRIK
LAJU KECEPATAN TOPOSENTRIK
V utara : - meter/tahun
367.199 ± 16.90 milimeter
V timur : - meter/tahun
Model Geoid Indonesia : Rata-rata dari Muka Air
Laut rata-rata di stasiun pasut Tanjungpriok (Jakarta) V vertikal : - meter/tahun
dan Tanjungperak (Surabaya).

NILAI GAYA BERAT


Kondisi Acuan Vertikal : -
978.156,7500 mgal ± - mgal Kondisi Acuan Horizontal : BAIK
Datum Gaya Berat : IGSN71
FOTO JAUH SKETSA DETAIL

Informasi ini disiapkan oleh Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika Badan Informasi Geospasial. Apabila titik ini hilang / rusak harap menghubungi no di atas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
( BIG )
NOMOR
TITIK
Jl. Jakarta – Bogor Km. 46 Cibinong 16911 PO Box 46 CBI (021) 8758061
-
http://srgi.big.go.id email: srgi@big.go.id

DESKRIPSI TITIK KONTROL GEODESI


Nama Setempat : NAILAN
Desa/Kelurahan : NAILAN Kabupaten : PONOROGO
Kecamatan : SLAHUNG Provinsi : JAWA TIMUR

Uraian Lokasi Pilar : TERLETAK DEKAT JEMBATAN GALAK UTER NO.880, SEBELAH KIRI JALAN ARAH PACITAN - PONOROGO. PADA KM.
213.4 SURABAYA, KM. 16.4 PONOROGO, KM. 28.6 TEGELOMBO.

Alamat : NAILAN

Kenampakan Menonjol : -

Lintang : -7.988284668 LS
Koordinat Pendekatan :
Bujur : 111.4261379 BT

Bentuk Fisik Titik : -

KOORDINAT KARTESIAN
(SRGI 2013 Epoch 2012.0)
KOORDINAT GEODETIK
(WGS-84) X : -2307535,103 meter
Lintang : 7 º 59 ' 17,82480 LS Y : 5880237,916 meter
Bujur : 111 º 25 ' 34,09649 BT Z : -880516,651 meter
Tinggi Elipsoid : 142,615 meter
KOORDINAT PROYEKSI UTM
LAJU KECEPATAN KARTESIAN Zona : 49S
Vx : - meter/tahun Utara : 9116972,990 meter
Vy : - meter/tahun Timur : 546961,820 meter
Vz : - meter/tahun Faktor Skala : 0.999627
Konversi Grid : 3 ' 33.2 '

TINGGI ORTHOMETRIK
LAJU KECEPATAN TOPOSENTRIK
V utara : - meter/tahun
114.442 ± 15.60 milimeter
V timur : - meter/tahun
Model Geoid Indonesia : Rata-rata dari Muka Air
Laut rata-rata di stasiun pasut Tanjungpriok (Jakarta) V vertikal : - meter/tahun
dan Tanjungperak (Surabaya).

NILAI GAYA BERAT


Kondisi Acuan Vertikal : -
978.187,0000 mgal ± - mgal Kondisi Acuan Horizontal : BAIK
Datum Gaya Berat : IGSN71
FOTO JAUH

SKETSA DETAIL
Image not found or type unknown

Informasi ini disiapkan oleh Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika Badan Informasi Geospasial. Apabila titik ini hilang / rusak harap menghubungi no di atas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
( BIG )
NOMOR
TITIK
Jl. Jakarta – Bogor Km. 46 Cibinong 16911 PO Box 46 CBI (021) 8758061
N1.0318
http://srgi.big.go.id email: srgi@big.go.id

DESKRIPSI TITIK KONTROL GEODESI


Nama Setempat : PABRIK ES BUMI LANCAR
Desa/Kelurahan : KENITEN Kabupaten : PONOROGO
Kecamatan : PONOROGO Provinsi : JAWA TIMUR

Uraian Lokasi Pilar : TERLETAK DI HALAMAN PABRIK ES BUMI LANCAR (DULU PABRIK ES SALJU BUANA), SEBELAH KIRI JALAN ARAH
PONOROGO - MADIUN. PADA KM. 195.7 DARI SURABAYA, KM. 26.7 MADIUN, KM. 1.3 PONOROGO.

Alamat : PABRIK ES BUMI LANCAR

Kenampakan Menonjol : SD PILANG I, GEDUNG BRI RANDUBLATUNG II, KANTOR POS RANDUBLATUNG

Lintang : -7.847320913 LS
Koordinat Pendekatan :
Bujur : 111.4753408 BT

Bentuk Fisik Titik : -

KOORDINAT KARTESIAN
(SRGI 2013 Epoch 2012.0)
KOORDINAT GEODETIK
(WGS-84) X : -2313366,003 meter
Lintang : 7 º 50 ' 50,35529 LS Y : 5880242,103 meter
Bujur : 111 º 28 ' 31,22672 BT Z : -865073,433 meter
Tinggi Elipsoid : 131,175 meter
KOORDINAT PROYEKSI UTM
LAJU KECEPATAN KARTESIAN Zona : 49S
Vx : - meter/tahun Utara : 9132551,318 meter
Vy : - meter/tahun Timur : 552402,052 meter
Vz : - meter/tahun Faktor Skala : 0.999634
Konversi Grid : 3 ' 53.65 '

TINGGI ORTHOMETRIK
LAJU KECEPATAN TOPOSENTRIK
V utara : - meter/tahun
102.541 ± 15.10 milimeter V timur : - meter/tahun
Model Geoid Indonesia : V vertikal : - meter/tahun

NILAI GAYA BERAT


Kondisi Acuan Vertikal : -
- mgal ± - mgal Kondisi Acuan Horizontal : BAIK
Datum Gaya Berat :
SKETSA DETAIL

FOTO JAUH
Image not found or type unknown

Informasi ini disiapkan oleh Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika Badan Informasi Geospasial. Apabila titik ini hilang / rusak harap menghubungi no di atas

Anda mungkin juga menyukai