Filsafat - Ilmu - Tujuan Dan Manfaat Pembelajaran Filsafat Ilmu - Kedokteran
Filsafat - Ilmu - Tujuan Dan Manfaat Pembelajaran Filsafat Ilmu - Kedokteran
Kelompok 15
ABSTRAK
Dalam kemajuan teknologi kedokteran, bioteknologi, farmasi, biologi-molekuler dan
tindakan bedah, menuntut hubungan dokter dan pasien lebih kompleks, dimana sebagai
manusia yang memiliki kelebihan, kekurangan, dan atribut lainnya. Filsafat ilmu melibatkan
serangkaian proses pemikiran reflektif mengenai masalah yang berakar pada pengetahuan
ilmiah. Dalam arti luas, itu mencakup semua isu yang berkaitan dengan hubungan eksternal
dari aktivitas ilmiah. Sedangkan dalam arti sempit, itu berfokus pada isu-isu yang timbul
dalam konteks ilmu, seperti bagaimana pengetahuan ilmiah dicapai dan bagaimana cara
menerapkannya. Ruang lingkup ilmu filsafat terdiri atas Ontologi dimana membahas
mempersalahkan hakikat yang bersifat abstrak dan nyata, Epistemiologi merupakan filsafat
yang berfokus pada batasan pengetahuan manusia, dan Aksiologi yang berfokus pada
norma-norma kehidupan manusia. Selain itu, filsafat memberikan pemikiran akan sifat,
hakekat dari teknologi dan ilmu pengetahuan dalam luasnya pengetahuan manusia. Pada
umumnya belajar filsafat menjadikan manusia lebih bijaksana sehingga dapat
menyimpukan pemikiran dari banyak sisi pemikiran. Menurut Plato berpikir dan memikir
sesuatu merupakan suatu kenikmatan yang luar biasa oleh sebab itu filsafat diberi julukan
keinginan yang maha berharga.
2
PENDAHULUAN
Hakekat manusia pada dasarnya adalah berfikir. Pemikiran manusia menghasilkan
informasi yang kemudian diterapkan pada kesulitan dan pertanyaan yang muncul dalam
kehidupan sehari-hari (Achadah & Fadil, 2020). Objek kajian filsafat mencakup tiga segi,
yakni; logika (benar-salah), etika (baik-buruk), dan estetika, yang berkembang menjadi
cabang filsafat yang lebih spesifik lagi yaitu filsafat ilmu (Wardhana, 2016). Para ilmuan telah
lama tertarik pada masalah ilmiah. Metode dan hakikat kebenaran ilmiah dicapai atau
ditemukan dipengaruhi oleh cara pandang dan orientasi dalam menghadapi persoalan
ilmiah. Oleh karena itu, filsafat ilmu memberikan kerangka penting bagi para ilmuwan dan
akademisi untuk mengatasi permasalahan yang muncul di semua bidang ilmu yang mereka
minati (Hastangka & Santoso, 2021).
Dalam kemajuan teknologi kedokteran, bioteknologi, farmasi, biologi-molekuler dan
tindakan bedah dokter akan berhadapan dengan pasien yang juga manusia dengan segala
kelebihan, kekurangan, dan atribut lainnya. Para dokter menghadapi fenomena yang sangat
kompleks yang disebabkan oleh berbagai masalah bioetika, hakekat manusia, masalah
hukum, ekonomi dan politik. Oleh karena itu, selain ilmu kedokteran, dokter sebaiknya
memahami ilmu lain seperti, filsafat manusia, perkembangan etika kedokteran, humaniora
kedokteran, serta hubungan sains dan filsafat. Dokter bukan hanya sekedar operator dari
alat-alat kedokteran yang super canggih tetapi dokter adalah sesosok manusia dengan
kelebihannya yang mampu memanusiakan manusia dengan memahami filsafat manusia,
filsafat ilmu pengetahuan dan humaniora (Wardhana, 2016).
PEMBAHASAN
Definisi Filsafat Ilmu
Cabang filsafat yang berkaitan dengan isu-isu ilmu pengetahuan dikenal sebagai
filsafat ilmu. Filsafat ilmu dapat terbagi menjadi subcabang yang lebih spesifik, seperti
filsafat matematika, filsafat fisika, filsafat biologi, serta filsafat ilmu sosial dan hukum.
Filsafat ilmu melibatkan serangkaian proses pemikiran reflektif mengenai masalah yang
berakar pada pengetahuan ilmiah. Proses ini terhubung dengan berbagai pandangan dalam
kehidupan manusia. Memahami filsafat ilmu mengharuskan analisis kritis dengan
menggabungkan metode ilmiah tertentu, menggunakan simbol-simbol serta struktur dari
proses berpikir yang diterapkan (Harianto, 2023).
2
3
Secara esensial, filsafat dan ilmu adalah konsep yang terkait tetapi berbeda. Filsafat
melibatkan proses berpikir radikal dan sistematis tentang hal-hal yang bersifat formal
maupun material. Dalam hal ini, objek formal adalah metode pemahaman objek material,
yang mencakup semua yang dapat diamati atau tidak. Sementara itu, ilmu memiliki objek
kajiannya sendiri, yaitu objek material seperti dunia nyata dan objek formal. Pengertian
filsafat ilmu bisa diartikan secara luas atau sempit. Dalam arti luas, itu mencakup semua isu
yang berkaitan dengan hubungan eksternal dari aktivitas ilmiah. Sedangkan dalam arti
sempit, itu berfokus pada isu-isu yang timbul dalam konteks ilmu, seperti bagaimana
pengetahuan ilmiah dicapai dan bagaimana cara menerapkannya (Harianto, 2023).
Menurut beberapa ahli yang dirangkum oleh Ismaun (Ismaun, 2001) :
1. Robert Ackerman menggambarkan filsafat ilmu sebagai tinjauan kritis terhadap
pandangan-pandangan ilmiah saat ini melalui perbandingan kriteria tertentu, namun
juga mengakui bahwa filsafat ilmu bukan cabang ilmu yang mandiri dari praktik
ilmiah.
2. Lewis White Beck menyatakan bahwa filsafat ilmu adalah membahas, mengevaluasi
metode pemikiran ilmiah, upaya untuk memahami serta secara keseluruhan
menghargai peran penting ilmu.
3. Cornelius Benjamin melihat filsafat ilmu sebagai telaah sistematis mengenai ilmu
pengetahuan, terutama metodenya, konsep-konsepnya, serta tempatnya dalam
kerangka cabang-cabang pengetahuan intelektual secara umum.
4. Michael V. Berry mendefinisikan filsafat ilmu sebagai analisis terhadap logika internal
dari teori-teori ilmiah dan hubungan antara percobaan dan teori, yakni metode
ilmiah.
5. Peter Caws menyatakan bahwa filsafat ilmu mencoba untuk memahami dan
mengejar ilmu pengetahuan.
6. Dalton dkk. menggambarkan filsafat ilmu sebagai keyakinan individu tentang esensi
pengetahuan ilmiah, metode pencapaiannya, dan kaitannya dengan perilaku
manusia.
3
4
Ontologi adalah salah satu bagian penting dalam filsafat yang membahas atau
mempersalahkan hakikat-hakikat yang ada baik abstrak maupun nyata. Ontologi membahas
semua yang ada secara universal dan mencari inti yang dimuat setiap kenyataan dalam
segala bentuknya. Ontologi disebut juga metafisika atau filsafat pertama. Ontologi berasal
dari bahasa Yunani, yaitu kata ontos yang artinya keberadaan dan kata logos yang artinya
studi atau ilmu. Dengan kata lain ontologi merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas
tentang masalah keberadaan (Wardhana, 2016).
Metafisika adalah ilmu tentang keberadaan atau realitas. Metafisika mencoba
menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: apakah objek yang ditelaah ilmu? Bagaimanakah
hakikat dari objek itu? (Wardhana, 2016)
Ontologi bisa didekati dengan 2 sudut pandang :
1. Kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau
jamak?
2. Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut
memiliki kualitas tertentu seperti misalnya bunga mawar yang berbau harum
(Wardhana, 2016).
2. Epistemologi
Epistemiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode serta
batasan pengetahuan manusia. Epistemologi juga disebut teori pengetahuan. Epistemologi
diartikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari sumber, struktur, metode dan sahnya
pengetahuan (Siahaya, 2013).
Persoalan-persoalan dalam epistemologi adalah :
a. Apakah pengetahuan itu?
b. Bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu?
c. Darimana pengetahuan itu dapat diperoleh?
d. Apakah perbedaan antara pengetahuan a priori (pengetahuan pra-pengalaman)
dengan pengetahuan a posteriori (pengetahuan purna pengalaman).
e. Apa perbedaan antara: kepertcayaan, pengetahuan, pendapoat, fakta, kenyataan,
kesalahan, bayangan, gaqgasan, kebenaran, kebolehjadian, kepastian?
4
5
Langkah dalam epistemologi antara lain berpikir deduktif dan induktif. Berpikir
deduktif memberikan sifat yang rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten
dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya. (Siahaya, 2013)
3. Aksiologi
Aksiologi membahas mengenai nilai yang berlaku pada kehidupan. Kemudian dari
aksiologi lahir dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia yaitu, etika
(apa yang baik dan tidak baik) dan estetika (apa yang indah dan tidak indah). Etika atau
filsafat moral yaitu membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan
bagaimana mengetahui kebenaran dari dasar tindakan itu. Estetika membahas tentang
keindahan dan implikasinya pada kehidupan. Terdapat berbagai macam teori mengenai
kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil budaya dari munculnya estetika
(Wardhana, 2016).
Aksiologi juga disebut sebagai teori nilai. Aksiologi adalah ilmu yang menyoroti
masalah nilai dan kegunaan ilmu pengetahuan itu. Apakah nilai dan kegunaan ilmu itu
berguna untuk peningkatan kualitas kesejahteraan dan kemaslahatan umat manusia
ataukah tidak dapat terlihat secara mora (Wardhana, 2016).
Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa aksiologi disamakan dengan
value dan valuation, yaitu (Siahaya, 2013) :
a. Nilai, sebagai suatu kata benda abstrak.
b. Nilai sebagai kata benda konkret.
c. Nilai turut digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai.
5
6
6
7
7
8
Filsafat dan ilmu memiliki hubungan yang erat. Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat
empiris dan dapat dibuktikan, sedangkan filsafat mencoba mencari jawaban terhadap
masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif.
Filsafat ilmu merupakan bagian dari objek filsafat dan merupakan pengembangan dari
filsafat pengetahuan. Filsafat ilmu adalah seluruh pemikiran reflektif terhadap berbagai
persoalan tentang berbagai hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu
dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu itu sendiri.
Filsafat ilmu berisi konsepsi dasar yang meliputi hal-hal sebagai berikut: sikap kritis
dan evaluatif terhadap kriteria-kriteria ilmiah, sikap sitematis berpangkal pada metode
ilmiah, sikap analisis obyektif, etis dan falsafi atas landasan ilmiah dan sikap konsisten
dalam bangunan teori serta tindakan ilmiah. Filsafat ilmu adalah telaah kefilsafatan yang
ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis,
epistemelogis maupun aksiologisnya. Landasan ontologi merupakan bidang filsafat yang
mengkaji hakikat keberadaan sesuatu sesuai dengan tata hubungan yang sistematis
berdasarkan hukum sebab akibat. Epismologi adalah cabang filsafat yang mengkaji tentang
asal mula pengetahuan, struktur, metode, dan validasi pengetahuan yang bersifat evaluatif,
normatif, dan kritis. Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mengkaji nilai kebenaran,
keindahan, kebaikan, dan religius yang berasal dari nilai-nilai leluhur hidup manusia.
Filsafat ilmu bertujuan sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah serta memberikan
pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Selain itu filsafat ilmu bertujuan untuk
merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan. Salah satu manfaat filsafat
ilmu adalah untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik.
Oleh karena itu pemahaman filsafat ilmu diperlukan oleh pelajar ataupun mahasiswa supaya
pelajar atau mahasiswa selalu dapat berpikir kritis, cermat dan bersikap logis serta rasional.
Selain itu, filsafat ilmu dapat menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam
mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah
dan non ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
8
9
1. Achadah, A., & Fadil, M. (2020). Filsafat Ilmu: Pertautan Aktivitas Ilmiah, Metode
Ilmiah dan Pengetahuan Sistematis. Jurnal Pendidikan Islam (E-ISSN: 2550-1038),
Vol. 4, No. 1, 130-141.
2. Harianto, B. (2023). "Filsafat Ilmu" Bab Mengenal Filsafat Ilmu, hal. 12-13. Medan.
3. Hastangka, & Santoso, H. (2021). Arah dan Orientasi Filsafat Ilmu di Indonesia. Jurnal
Filsafat Indonesia, Vol 4 No 3, 287-295.
4. Ismaun, B. (2001). "Filsafat Ilmu". Bandung: Penerbit UPI.
5. Siahaya, J. (2013). Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Charista Press.
6. Suaedi. (2016). Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: IPB Press Printing.
7. Wardhana, M. (2016). Filsafat Kedokteran. Denpasar: Vaikuntha International
Publication.