Vicky Joi Permana - 2023250028
Vicky Joi Permana - 2023250028
Dosen Pengampu:
Saprida, S.HI.,M.HI
Disusun Oleh:
Vicky Joi Permana 2023250028
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, utusan terakhir Allah kepada umat manusia, yang membawa petunjuk dan
cahaya bagi seluruh alam semesta.
Makalah ini kami sajikan sebagai sebuah karya tulis yang bertujuan untuk menggali dan
memahami peran ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam konteks Islam. Seiring dengan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni memiliki peran yang semakin
penting dalam kehidupan manusia. Islam sebagai agama yang mendorong umatnya untuk mencari
ilmu, memahami alam semesta, dan mengembangkan potensi diri, memberikan pandangan unik
terkait dengan peran ketiga hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dan kami sangat
menghargai setiap kritik, saran, dan masukan yang dapat memperkaya konten makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi pembaca yang ingin lebih
memahami peran ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam Islam, serta bagaimana hal-hal
tersebut dapat menjadi instrumen pembangunan umat manusia yang lebih baik sesuai dengan nilai-
nilai agama dan kebenaran.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat menjadi kontribusi kecil kami dalam
memperluas wawasan dan pengetahuan tentang islam, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan rahmat-Nya kepada kita semua dalam
perjalanan pencarian ilmu dan pemahaman akan agama. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 12
iii
BAB I PENDAHULUAN
Dalam perspektif Islam, IPTEKS harus dikelola dengan bijak dan diarahkan ke arah yang
positif, sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi umat manusia secara umum, dan
umat Islam secara khusus. Ini karena Islam menganggap ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang
sangat penting dan mendorong umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang hidup. Dalam konteks ini,
IPTEKS dapat dianggap sebagai bagian integral dari pengetahuan yang harus dipelajari dan
dikembangkan oleh umat Islam. Namun, penting juga bagi umat Islam untuk menggunakannya
dengan bijak, mematuhi batasan-batasan yang ditetapkan dalam agama. IPTEKS tidak boleh
digunakan untuk merugikan orang lain atau merusak lingkungan, dan tidak boleh digunakan untuk
menggantikan peran Tuhan dalam mengatur alam semesta.
2
BAB II PEMBAHASAN
Sains merupakan pengetahuan yang mempelajari fenomena alam dan diperoleh melalui proses
metode ilmiah, sementara teknologi adalah pengetahuan dan keterampilan yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) adalah hasil
dari usaha untuk memperluas, mendalamkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam konteks Islam, penting untuk mencatat bahwa syariah Islam harus menjadi
standar dalam penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Aturan halal dan haram dalam Islam
harus menjadi pedoman dalam pemanfaatan iptek, tanpa terkecuali. Ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dapat digunakan adalah yang telah disahkan oleh syariah Islam, sementara yang
dilarang adalah yang telah diharamkan oleh syariah Islam (Andi et al., tanpa tahun).
Islam adalah agama yang sangat peduli terhadap berbagai aspek kehidupan dan telah mengatur
semuanya sesuai dengan perintah Allah SWT. Salah satu aspek yang sangat ditekankan dalam
Islam adalah pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat. Menuntut ilmu merupakan kewajiban setiap
orang, seperti yang disampaikan dalam hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa "Menuntut ilmu
adalah wajib bagi setiap Muslim, baik pria maupun wanita" (HR. Ibnu Majah). Ilmu juga memiliki
hubungan yang erat dengan perkembangan teknologi. Hingga saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) telah mengalami perkembangan yang signifikan, yang sebagian besar
3
dipimpin oleh peradaban Barat. Namun, sayangnya, banyak negara dengan mayoritas penduduk
Muslim masih berada dalam kategori negara berkembang. Sebagai umat yang memiliki warisan
ajaran ketuhanan dan pernah mencapai kejayaan dalam IPTEK di masa lalu, situasi ini merupakan
hal yang mengkhawatirkan (Rifky, dkk. 2023).
4
Seringkali kita berpikir bahwa agama, yang sering dikaitkan dengan hal-hal yang sakral
dan tidak berubah, bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni yang selalu
berkembang. Namun, pandangan ini berubah ketika agama tidak hanya dilihat sebagai serangkaian
ritual, tetapi juga sebagai sumber nilai-nilai spiritual yang mendalam. Menurut Harun Nasution,
tidaklah tepat untuk menganggap bahwa semua ajaran agama bersifat mutlak benar dan abadi.
Selain ajaran yang mutlak benar dan kekal, ada juga ajaran yang bersifat relatif dan dapat berubah.
Dalam konteks Islam, agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad memiliki dua jenis ajaran, yaitu
ajaran dasar dan ajaran yang berkaitan dengan penafsiran dan penjelasan tentang pelaksanaan
ajaran dasar tersebut (Harun: 1995, halaman 292).
Allah SWT menciptakan alam semesta dengan karakteristik yang unik untuk setiap ciptaan.
Misalnya, air memiliki sifat menjadi cair mendidih pada suhu 100 derajat Celsius dan beku pada
suhu 0 derajat Celsius pada tekanan udara normal. Sifat-sifat ini sudah ada dalam air sejak
diciptakan oleh Allah, dan manusia secara bertahap memahami sifat-sifat tersebut. Karakteristik
yang melekat pada suatu ciptaan ini disebut sebagai "sunnatullah." Al-Qur'an mengandung banyak
ayat yang mendorong manusia untuk mengamati alam semesta, mempelajarinya, dan meneliti
ciptaan Allah. Inilah hakikat ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dari perspektif Islam, yaitu
mengkaji sunnatullah secara objektif, memberikan manfaat kepada manusia, dan selaras dengan
nilai-nilai keislaman. Allah SWT dengan bijaksana memberikan isyarat tentang ilmu, baik melalui
penjelasan maupun melalui peristiwa, seperti mu'jizat yang diberikan kepada para Rasul. Manusia
yang berusaha meningkatkan pengetahuannya mampu mengenali dan mengembangkan potensi
tersebut, mengubah teknologi Ilahiyah yang transenden menjadi teknologi manusia yang imanen.
Terkait dengan seni, terdapat berbagai pandangan dari ulama. Beberapa berpendapat
bahwa menyanyi dan menggunakan alat musik adalah haram, sementara yang lain seperti Abu
Mansyur al-Baghdadi berpendapat bahwa ini tidak masalah. Ada juga pandangan yang
menyatakan bahwa seniman dan budayawan bebas dalam menciptakan karya seni selama karyanya
mencerminkan nilai-nilai Islam. Dalam konteks perkembangan seni saat ini, pendapat Quraish
Shihab yang mengizinkan fleksibilitas dalam seni tampak lebih relevan, mengingat kompleksitas
kebutuhan zaman modern yang berbeda dengan masa awal Islam (Sumarni, 2017).
5
2.3 Perekembangan IPTEKS Dalam Islam
Wan Mohd Nor Wan Daud menyatakan bahwa IPTEK telah berlangsung sejak masa
permulaan islam hingga zaman sekarang ini. Ayat-ayat terawal yang diwahyukan kepada Nabi
secara jelas menegaskan semangat islamisasi IPTEK yaitu Ketika allah SWT menekankan bahwa
Dia adalah sumber dan asal ilmu manusia. Ide yang disampaikan al-Quran tersebut membawa
suatu perubahan radikal dari pemahaman umum bangsa Arab pra-islam, yang menganggap suku
dan tradisi kesukuan serta pengalaman empiris, sebagai sumber ilmu pengetahuan dan
kebijaksanaan.
6
1. Kesadaran keagamaan memiliki peran penting sebagai motivasi dalam mengejar ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ajaran-ajaran agama yang terkait dengan pengetahuan telah
tersebar secara luas di berbagai bidang kehidupan.
2. Kepatuhan terhadap hukum syariah memberikan inspirasi bagi studi di berbagai bidang
ilmu pengetahuan. Kelahiran dan perkembangan gerakan penerjemahan yang besar-
besaran, yang berlangsung selama berabad-abad, memiliki peran penting dalam sejarah
penyebaran pengetahuan dari satu budaya ke budaya lainnya. Kaum Muslim saat ini perlu
memegang teguh konsep ini, yaitu menjadikan Islam sebagai pendorong utama dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mereka (Eva Iryani, 2017).
Pilar Islam adalah bentuk praktik keagamaan yang memiliki pedoman khusus. Dalam
pandangan dunia Islam, semua aktivitas seorang muslim yang beriman, termasuk aktivitas ilmiah,
memiliki landasan metafisik. Ini menunjukkan bahwa kegiatan ilmiah dimulai dengan eksperimen
dan observasi, serta pemilihan teori dan interpretasi eksperimen yang sangat dipengaruhi oleh
prinsip-prinsip metafisik. Informasi empiris tidak selalu mengarah pada teori yang unik, dan
pemilihan teori oleh seorang ilmuwan seringkali didasarkan pada pandangan metafisik pribadi
mereka. Contohnya, dalam fisika atom, terdapat dua versi teori kuantum, yaitu rumusan standar
yang tidak mengikuti prinsip kausalitas dan mekanika Bohemian yang memperhatikan kausalitas.
Pilihan antara kedua formulasi teori ini seringkali didasarkan pada keyakinan metafisik ilmuwan.
Hal serupa terjadi dalam kosmologi, di mana konstanta ilmiah dan prinsip agama berinteraksi
untuk memungkinkan munculnya kehidupan di alam semesta. Beberapa kosmolog bahkan
mengusulkan hipotesis multiverse sebagai alternatif terhadap asumsi-asumsi metafisik yang
berbeda. Ketika mempertimbangkan asumsi metafisik ini, ada perdebatan mengenai apakah alam
semesta memiliki tujuan atau tidak. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa semakin sederhana dan
mudah dipahami alam semesta, semakin tidak ada gunanya. Namun, pandangan lain menganggap
alam semesta memiliki tujuan. Meskipun demikian, ketidakmampuan untuk mengidentifikasi
tujuan pasti dalam perkembangan ilmiah tidak berarti bahwa tidak ada tujuan sama sekali (Putri et
al., n.d.).
7
dengan perkembangan tersebut. Mehdi Ghulsyani (1995) mengelompokkan ilmuwan Muslim
dalam tiga kategori dalam menghadapi perkembangan IPTEK:
1. Kelompok yang melihat IPTEK modern sebagai netral dan berusaha untuk melegitimasi
hasil-hasil IPTEK modern dengan mencari ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan.
2. Kelompok yang bekerja dengan IPTEK modern, tetapi juga berupaya mempelajari sejarah
dan filsafat ilmu untuk menyaring elemen-elemen yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam.
3. Kelompok yang percaya pada keberadaan IPTEK Islam dan berusaha untuk
mengembangkannya. Al-Faruqi adalah salah satu tokoh yang memperkenalkan konsep
"islamisasi ilmu pengetahuan" dalam kelompok ini.
Dalam konsep Islam, tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama,
karena ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh manusia adalah "jalan" untuk mencari
kebenaran Allah. Oleh karena itu, IPTEK menurut Islam seharusnya memiliki makna ibadah.
Dalam budaya Islam, bentuk-bentuk IPTEK yang dikembangkan harus mampu meningkatkan
derajat spiritualitas dan martabat manusia secara alamiah, bukan merusak alam semesta atau
menurunkan martabat manusia. Dari penjelasan tersebut, "hakekat" pendekatan Islam terhadap
IPTEK dalam kehidupan sehari-hari adalah memanfaatkan kemajuan IPTEK untuk meningkatkan
martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPTEK dalam
Islam diukur berdasarkan manfaatnya:
- IPTEK dapat membantu dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh umat
manusia. Dalam konsep Islam, sesuatu dianggap mengandung kebenaran jika memiliki manfaat
dalam arti yang luas.
8
dan mengadopsi gaya hidup peradaban Barat, tetapi juga mengembangkan sikap kritis terhadap
dampak negatif yang mungkin timbul, tidak hanya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,
tetapi juga dalam seni. Dalam konteks kontribusi ilmu pengetahuan dan seni terhadap dakwah
Islam, terdapat banyak perkembangan yang telah terjadi. Pada masa lalu, para ulama di Pulau Jawa
menggunakan seni wayang sebagai media untuk menyebarkan ajaran Islam. Wayang digunakan
sebagai alat dakwah yang menarik minat masyarakat. Saat ini, dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, terdapat banyak kemudahan dalam berdakwah. Teknologi modern telah
memberikan kontribusi besar dalam integrasi ini, seperti Al-Quran digital, akses mudah ke hadis
sahih, kemampuan menjalin silaturahmi melalui perangkat seluler, jejaring sosial, dan lain-lain.
Bahkan, teknologi juga telah digunakan untuk membuat media pembelajaran yang interaktif,
termasuk penggunaan permainan (game) untuk mendalami ilmu Islam.
Contoh-contoh konkret dari kontribusi ilmu pengetahuan dan seni dalam dakwah Islam
mencakup arsitektur masjid yang indah untuk memberikan kenyamanan kepada jamaah,
penggunaan seni wayang sebagai media dakwah oleh Wali Songo, perkembangan busana Muslim
seperti jilbab, media dakwah melalui berbagai saluran seperti televisi, internet, koran, dan majalah,
penggunaan internet, blog, dan situs Islami untuk menyebarkan pesan Islam, Al-Quran dan Hadis
dalam bentuk digital untuk memudahkan pencarian ayat, terjemahan, dan tafsiran, serta
penggunaan LCD sebagai media dakwah untuk penyampaian yang lebih jelas dan menarik.
9
cara untuk menyampaikan ajaran Islam. Salah satu tokoh yang berperan kuat dalam perkembangan
musik Islam adalah Yunus al-Atibhadir, yang muncul sekitar tahun 742 M. Dia adalah seorang
ahli musik yang berasal dari kelompok pengiring Khalifah Al-Walid II. Kontribusinya yang paling
berpengaruh terhadap perkembangan dunia musik Islam adalah penulisannya tentang ilmu musik,
yang dikenal sebagai kitab "Al-Ojan." Buku ini adalah salah satu buku berbahasa Arab tertua
dalam ilmu musik.
10
2.6.3 Tokoh-tokoh Islam Dalam Bidang Kedokteran
a) Arrozi (Rhoses, 805-925 M) telah menghasilkan sekitar 200 jilid buku, yang paling
terkenal di antaranya adalah "Al Hawi" yang membahas tentang kedokteran. Pada tahun
1279 M, buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul "LIBER
CONTINENS" atas perintah Raja Charles I, dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris hingga mencapai 40 kali cetakan.
b) Ibnu Sina (Avicenna, 980 - 1037 M) merupakan penulis "Al Qonun fit Thib" (Canon of
Medicine), yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di Eropa. "Al Qonun fit
Thib" menjadi buku teks utama dalam ilmu kedokteran di Eropa, terutama di Perancis dan
Italia, dan tetap relevan hingga abad ke-16 M.
c) Ibnu Rusydi (Averroes), yang meninggal pada tahun 1198 M, adalah seorang ahli filsafat
yang membawa Eropa menuju gerbang Renaissance. Salah satu karyanya dalam bidang
kedokteran adalah "Kulliyat fit Thib."
11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas didapat beberapa kesimpulan diantaranya adalah:
1. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) merupakan pemahaman tentang alam
semesta serta fenomena alam melalui metode ilmiah
2. Konsep IPTEKS dipandang sebagai studi objektif tentang sunnatullah (hukum alam) yang
memberikan pemahaman kepada umat manusia dan sejalan dengan nilai-nilai Islam. Islam
mendorong pengembangan dan pemanfaatan IPTEKS untuk kemaslahatan kehidupan
beragama dan bermasyarakat.
3. Kemajuan Iptek yang cepat dan terus menerus membawa perubahan signifikan dalam pola
kehidupan manusia.
4. Terdapat tiga kategori manusia dalam menghadai perkembangan iptek diantaranya adalah:
Kelompok yang melihat IPTEK modern sebagai netral dan berusaha untuk melegitimasi
hasil-hasil IPTEK modern dengan mencari ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan. Kemudian
kelompok yang bekerja dengan IPTEK modern, tetapi juga berupaya mempelajari sejarah
dan filsafat ilmu untuk menyaring elemen-elemen yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam dan terakhir Kelompok yang percaya pada keberadaan IPTEK Islam dan berusaha
untuk mengembangkannya. Al-Faruqi adalah salah satu tokoh yang memperkenalkan
konsep "islamisasi ilmu pengetahuan" dalam kelompok ini.
5. Contoh-contoh konkret dari kontribusi ilmu pengetahuan dan seni dalam dakwah Islam
mencakup arsitektur masjid yang indah untuk memberikan kenyamanan kepada jamaah,
penggunaan seni wayang sebagai media dakwah oleh Wali Songo, perkembangan busana
Muslim seperti jilbab, media dakwah melalui berbagai saluran seperti televisi, internet,
koran, dan majalah, penggunaan internet, blog, dan situs Islami untuk menyebarkan pesan
Islam, Al-Quran dan Hadis dalam bentuk digital untuk memudahkan pencarian ayat,
terjemahan, dan tafsiran, serta penggunaan LCD sebagai media dakwah untuk
penyampaian yang lebih jelas dan menarik.
6. Terdapat tokoh IPTEKS dalam islam diantaranya ada said bin Misjah & Yunus al-
Atibhadir dari tokoh music islam, kemudian ada ibnu sina, ibnu Rosydi, imam alghazali,
dll dari tokoh filsafat islam dan ada arrozi dari tokoh islam bidang kedokteran.
12
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca memahami bagaimana sebenarnya
paradigma islam itu dalam menyaikapi Ilmu pengetahuan, Teknologi dan seni tersebut. Selain itu,
para pembaca juga diharapkan mampu memahami bagaimana integrasi Imtaq (Iman dan Taqwa)
dalam IPTEKS tersebut. Karena semakin berkembangnya zaman, keberadaan Iptek dan seni sangat
berpengaruh terhadap kepribadian hidup manusia. Untuk itu diperlukan pegangan yang berfungsi
sebagai pengendali akan adanya perubahan-perubahan tersebut. Akan tetapi makalah kami masih
jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan guna pembuatan
makalah kami berikutnya yang lebih baik.
13
DAFTAR PUSTAKA
Andi, I. H., Sapada, O., Arsyam, M. S. M., Pd, S., & Pd, M. (n.d.). Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Menurut Pandangan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Darud Dakwah wal
Irsyad (STAI DDI) Kota Makassar.
Sumarni, T. 2017. Scientific Learning: Konsep IPTEK dan Keterpaduanya Dalam Al-Qur’an.
Akademika: Vol 13, hal 88.
Rifky, M, dkk. 2023. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) Dalam Perspektif Islam.
Journal Islamic Eucation, Vol 1, No.1, hal 31-36
Putri, R., Ramadhan, A., Afif, M., Ekonomi, F., Achmad Yani Banjarmasin, U., & Selatan, K.
(n.d.). Perspektif Islam Terhadap Integrasi Perkembangan Ilmu Teknologi.
14