Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENGHAPUSAN PIDANA TERHADAP PERBUATAN

MENGHILANGKAN NYAWA ORANG LAIN


KARENA ALASAN ADANYA DAYA PAKSA (OVERMACHT)

Oleh:
Fitria Lubis 1)
dan Syawal Amry Siregar 2)
Universitas Darma Agung, Medan 1,2)
E-mail:
fitriawawa3@gmail.com 1)
dan riwandaarfan@gmail.com 2)

ABSTRACT
This study aims at knowing how the basis for forced force as a reason for abolition of crime based on
the Criminal Code and how the category of criminal elimination against acts of eliminating the lives
of others due to reasons of forced power (overmacht). The research method used in this study is
normative juridical research, because this study uses a doctrinal legal approach. Research findings
are the existence of forced power as a reason for abolition of crime based on the Criminal Code listed
in Article 48 of the Criminal Code saying a person who commits a crime due to the influence of forced
force cannot be punished. The category of criminal abolition of the act of eliminating the lives of
others due to reasons of forced force (overmacht) can be seen from the forced conditions that are
allowed to choose a greater or more severe danger to avoid a lighter hazard. The balanced or heavier
categories referred to are found in the minds of humans in general. So here is an objective measure
which is subjective. Subjective steps are found in the human mind, while objective steps are for normal
people in general.

Keywords: Elimination of Crime, Forced Power (Overmacht), Losing the Lives of Others

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dasar kekuatan paksa sebagai alasan
penghapusan kejahatan berdasarkan KUHP dan bagaimana kategori penghapusan pidana
terhadap tindakan menghilangkan nyawa orang lain karena alasan kekuatan paksa
(overmacht). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis
normatif, karena penelitian ini menggunakan pendekatan hukum doktrinal. Temuan penelitian
adalah adanya kekuatan paksa sebagai alasan penghapusan kejahatan berdasarkan KUHP
yang tercantum dalam Pasal 48 KUHP yang mengatakan seseorang yang melakukan
kejahatan karena pengaruh kekuatan paksa tidak dapat dihukum. Kategori penghapusan
pidana dari tindakan menghilangkan nyawa orang lain karena alasan kekuatan paksa
(overmacht) dapat dilihat dari kondisi paksa yang diizinkan untuk memilih bahaya yang lebih
besar atau lebih parah untuk menghindari bahaya yang lebih ringan. Kategori seimbang atau
lebih berat yang dimaksud ditemukan dalam benak manusia pada umumnya. Jadi di sini
adalah ukuran objektif yang subjektif. Langkah-langkah subyektif ditemukan dalam pikiran
manusia, sedangkan langkah-langkah obyektif adalah untuk orang normal pada umumnya.

Kata kunci: Penghapusan Kejahatan, Kekuatan Paksa (Overmacht), Kehilangan Kehidupan Orang Lain

1. PENDAHULUAN biologis, biopsikologis dan budaya. Setiap


Masalah sosial muncul dari masyarakat memiliki norma yang berkaitan
kekurangan pada manusia atau kelompok dengan kesejahteraan materi, kesehatan
sosial yang berasal dari faktor ekonomi, fisik, kesehatan mental, dan adaptasi

JURNAL RETENRUM, Volume.1 No. 02 Tahun 2020 (Februari); 9-17 9


terhadap individu atau kelompok sosial. 3. Menghilangkan;
Penyimpangan dari norma-norma ini adalah 4. Nyawa orang lain.
gejala abnormal yang merupakan masalah Berdasarkan hal ini, sebagaimana
social. dijelaskan, tindakan hukum harus disertai
Kejahatan adalah masalah yang dengan deklarasi kehendak. Deklarasi
dialami manusia dari waktu ke waktu, kehendak subjek hukum yang melakukan
mengapa tindakan kriminal dapat terjadi tindakan adalah elemen essensialatau titik
dan bagaimana cara memberantasnya utama dari tindakan. Sehingga dapat
adalah masalah yang terus-menerus dipahami bahwa tindakan non-hukum
diperdebatkan. Kejahatan adalah masalah adalah tindakan yang konsekuensinya tidak
manusia yang terjadi pada seseorang yang diinginkan oleh mereka yang
tidak menggunakan alasan dan melekat melakukannya. Namun, dalam hal ini juga
pada dorongan untuk bertindak, sehingga dapat dipahami bahwa pada dasarnya
ada kejahatan yang melebihi batas. tindakan pembunuhan tidak selalu
Banyak jenis kejahatan yang terjadi dilakukan atas dasar kehendak penulis atau
dewasa ini di masyarakat, seperti pencurian, sengaja dilakukan oleh penulis, di sisi lain
pembunuhan, pemerkosaan, penipuan, dan hukum pidana termasuk dalam basis
lain-lain. Para pelaku kejahatan ini akan penolakan kriminal pelaku. Dasar
dikenakan sanksi dalam peraturan yang penolakan kriminal dalam kasus ini diatur
berlaku di Indonesia, yang kita kenal dalam pasal 48 KUHP Indonesia yang
dengan hukum pidana. Hukum pidana ini mengatakan: Tidak seorang pun dapat
dibagi menjadi dua, yaitu aturan umum dihukum oleh siapa pun yang melakukan
hukum pidana yang diatur dalam Undang- suatu tindakan karena ia dipaksa oleh suatu
Undang Hukum Pidana (KUHP). yang kondisi yang mendesak. Teks asli artikel
implementasinya diatur dalam Kitab menyatakan “Niet straafbaar is hij die een
Undang-Undang Hukum Acara Pidana feit begaat waartoe hij door overmacht is
(KUHAP), dan aturan khusus hukum gedrongen“,Jadi, menurut artikel itu,
pidana yang diatur dalam Undang-undang. pertama-tama, perlu untuk memahami arti
Hukum khusus berdasarkan jenis atau makna dari negara pemaksaan atau
kejahatan.. overmacht, sebagaimana dirumuskan dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pasal 48 KUHP.
Pidana (KUHP) mengatur berbagai jenis Secara umum, para ahli hukum
tindak pidana, salah satunya adalah sering menggunakan istilah kekuatan untuk
kejahatan pembunuhan yang terkandung menerjemahkan istilah tersebut overmacht.
dalam Buku II KUHP BAB XIX tentang Tetapi ada juga ahli hukum yang
Kejahatan Terhadap Kehidupan mulai dari menggunakan istilah lain, seperti "lawan
Pasal 338 hingga Pasal 350 KUHP. Adapun berat" atau dengan hukuman yang cukup
siapa yang merupakan unsur pembunuhan panjang yang "dipaksa oleh sesuatu yang
biasa (Doodslag)Pasal 338 KUHP, antara tidak dapat dihindari," atau "kekuatan,"
lain.: "kekuatan yang tidak dapat dihindari,"
1. Barang siapa; kekuatan yang menyebabkan impotensi.
2. Dengan sengaja;

10 ANALISIS PENGHAPUSAN PIDANA TERHADAP PERBUATAN MENGHILANGKAN NYAWA ORANG LAIN


KARENA ALASAN ADANYA DAYA PAKSA (OVERMACHT)
Fitria Lubis 1) dan Syawal Amry Siregar 2)
Undang-undang tidak memberikan pidana pembunuhan, sehingga pelaku yang
informasi lebih lanjut tentang kekerasan.Di terbukti melakukan pembunuhan karena
dalam Memorie van Toelichting (MvT), paksaan, pelaku bebas dari semua tuntutan
Ada sedikit informasi tentang kekuatan hukum..
yang mengatakan "setiap kekuatan, setiap Rumusan Masalah
dorongan, setiap paksaan yang tidak dapat Berdasarkan latar belakang tersebut,
dilawan."Seperti istilah-istilah lain dalam adapun yang menjadi permasalahan dalam
formula MvT, itu harus diperiksa dengan penulisan ini adalah:
cermat, terutama formula itu tidak dapat a. Bagaimana dasar adanya daya paksa
dihindari.Ini berarti bahwa tidak semua sebagai alasan penghapusan pidana
kekuatan, kekuatan, atau tekanan dapat berdasarkan KUHP?
terciptaovermacht. b. Bagaimana kategori penghapusan pidana
Memasukkan overmacht karena terhadap perbuatan menghilangkan
dasar untuk penolakan kriminal terletak nyawa orang lain karena alasan adanya
pada tindakan, dan bukan pada pencipta, daya paksa (overmacht)?
karena itulah alasan/pembenaran. Meskipun
tindakan tersebut pada kenyataannya sesuai 2. TINJAUAN PUSTAKA
dengan rumusan larangan dalam undang- 1. Menghilangkan Nyawa Orang Lain
undang, tetapi menghapus sifat yang Penghapusan nyawa orang lain oleh
tercela/ilegal dari tindakan tersebut, maka KUHP disebut pembunuhan.
penulis tidak dapat dihukum, mendapatkan Pembunuhan itu sendiri berasal dari kata
pembenaran untuk melakukan hal tersebut.. membunuh, yang berarti manusia,
Berdasarkan itu, tindakan yang mengambil nyawa. Membunuh berarti
dilakukan dalam kondisi paksa atau kondisi mati. Pembunuhan berarti seseorang atau
besar lawan tidak dapat dikenai sanksi. instrumen yang membunuh dan
Sebaliknya, pelaku kejahatan membebaskan membunuh berarti kasus pembunuhan,
dirinya dari kesalahan (schuldduit tindakan atau hal untuk dibunuh. Suatu
sluitingsground). Seperti disebutkan dalam tindakan dapat dikatakan sebagai
Pasal 48 KUHP. Penghapusan hukuman ini pembunuhan adalah tindakan siapa saja
umumnya diterapkan tanpa membedakan yang dengan sengaja mengambil nyawa
jenis-jenis kejahatan pidana, termasuk orang lain.
kejahatan pembunuhan. Terwujudnya suatu Pembunuhan, pembunuhan,
tindak pidana, tidak selalu mengutuk yang pembunuhan adalah tindakan sengaja
bersalah.Tanggung jawab pidana dapat mengambil nyawa orang lain. Untuk
dihilangkan untuk hal-hal yang terkait melenyapkan nyawa orang lain, pelaku
dengan tindakan atau untuk hal-hal yang harus melakukan sesuatu atau
berkaitan dengan penulis.Dalam hukum serangkaian tindakan yang
pidana Indonesia, paksaan (overmacht) Itu mengakibatkan kematian orang lain
adalah alasan yang bisa menghilangkan dengan catatan bahwa perputaran pihak
hukuman.Hilangkan hukuman untuk yang bersalah harus diarahkan pada
keberadaannya.overmachtIni berlaku untuk konsekuensi dari kematian orang
semua tindak pidana, termasuk tindak tersebut. Tampak jelas bahwa apa yang

JURNAL RETENRUM, Volume.1 No. 02 Tahun 2020 (Februari); 9-17 11


sebenarnya tidak diinginkan oleh paksaan absolut. Misalnya, seseorang
undang-undang sengaja mengakibatkan yang dipaksa menandatangani
kematian orang lain. Konsekuensi yang pernyataan yang tidak benar, dengan
dilarang atau tidak diinginkan oleh syarat tangannya dipegang oleh
undang-undang tersebut dalam doktrin seseorang yang lebih kuat Kata
ini juga dikenal sebagai konstitutif "kekuatan" dalam artikel ini adalah
gevolg atau sebagai konsekuensi salinan dari kata Belanda "overmacht",
konstitutif. yang berarti situasi, peristiwa yang tidak
2. Daya Paksa (Overmacht) dapat dihindari dan terjadi di luar
Definisi overmacht oleh anggota harapan kita / di luar kendali kita.
parlemen telah diatur dalam Pasal 48 Moeljatno memberi makna overmacht
KUHP yang mengatakan "tidak dapat sebagai kekuatan atau force majeure
dihukum jika seseorang telah melakukan 3. METODE PELAKSANAAN
sesuatu di bawah pengaruh kondisi Metode penelitian yang digunakan
paksa." Dalam Kitab Undang-Undang dalam penelitian ini adalah penelitian
Hukum Pidana (KUHP) yang berlaku di yuridis normarif, karena penelitian ini
negara Indonesia, tidak ada ketentuan menggunakan pendekatan hukum doktrinal,
pidana lain yang dapat ditemukan bahwa dimana pendekatan yang digunakan untuk
pembuat undang-undang telah memecahkan masalah dalam penelitian ini
merumuskan secara singkat ketentuan- dengan meneliti terlebih dahulu untuk
ketentuan pidana yang diatur dalam kemudian dilanjutkan dengan berusaha
Pasal 48 KUHP yang disebutkan di atas, menemukan sampai sejauh mana hukum
di mana anggota parlemen Dia telah positif yang ada di negara tertentu dalam
memberikan penjelasan sekecil apa arti membahas masalah apabila tindak pidana
kata-kata overmacht, seolah-olah semua tersebut terjadi.
orang tahu atau seharusnya bisa 4. HASIL dan PEMBAHASAN
mengetahui arti sebenarnya dari kata- a. Dasar Adanya Daya Paksa
kata overmacht Pasal 48 KUHP tidak Sebagai Alasan Penghapusan
merumuskan apa yang dimaksud dengan Pidana Berdasarkan KUHP
"paksaan." Tetapi menurut Memorie van Dalam hukum pidana, ada beberapa
Toelichting, apa yang dipahami dengan alasan yang dapat digunakan sebagai dasar
paksaan adalah "een kracht, een drang, bagi hakim untuk tidak menjatuhkan
een dwang waaraan men geen weerstand sanksi/kejahatan terhadap pelaku atau
bieden" (suatu kekuatan, dorongan hati, terdakwa yang dibawa ke pengadilan
desakan yang tidak dapat dilawan, tidak karena melakukan kejahatan. Alasan-alasan
dapat dipertahankan). Oleh karena itu, ini disebut alasan untuk penghapusan
tidak semua paksaan digunakan sebagai penuntutan pidana..
alasan penghapusan data kriminal, tetapi Alasan penghapusan penuntutan
hanya paksaan yang tidak dapat ditahan pidana adalah peraturan yang terutama
atau dihindari pelaku, sehingga karena ditujukan kepada hakim.Peraturan ini
paksaan ia melakukan kejahatan. menetapkan beberapa kondisi pelaku, yang
Paksaan umumnya dikenal sebagai telah memenuhi rumusan kejahatan yang

12 ANALISIS PENGHAPUSAN PIDANA TERHADAP PERBUATAN MENGHILANGKAN NYAWA ORANG LAIN


KARENA ALASAN ADANYA DAYA PAKSA (OVERMACHT)
Fitria Lubis 1) dan Syawal Amry Siregar 2)
diatur dalam undang-undang yang 4. Adanya pembelaan terpaksa melampaui
seharusnya dipidana, tetapi tidak batas (noodwerexes, Pasal 49 ayat 2
dipidana.Hakim dalam kasus ini, KUHP)
menempatkan otoritas dalam dirinya 5. Karena sebab menjalankan perintah
sebagai penentu apakah telah ada situasi Undang-undang (Pasal 50 KUHP)
khusus pada pelaku, sebagaimana 6. Karena melaksanakan perintah jabatan
dirumuskan dalam alasan penghapusan yang sah (Pasal 51 Ayat 1 KUHP)
penuntutan pidana. 7. Karena menjalankan perintah jabatan
Dalam hal ini, pelaku atau terdakwa yang tidak sah dengan i’tikad baik (Pasal
yang sebenarnya telah mematuhi semua 51 Ayat 2 KUHP).
unsur tindak pidana yang dirumuskan Menurut doktrin hukum pidana,
dalam peraturan pidana.Namun, ada tujuh penyebab pembuat daya paksa
beberapa alasan yang dapat menyebabkan dibedakan dan dikelompokkan menjadi dua
pelaku tidak dihukum atau dikecualikan basis, yaitu (1) atas dasar pengampunan,
dari menjatuhkan hukuman pidana yang bersifat subyektif dan melekat pada
sebagaimana dirumuskan dalam undang- orang tersebut, terutama yang berkenaan
undang.Oleh karena itu, arti dari alasan dengan sikap pikiran sebelum atau pada
penghapusan penuntutan pidana adalah saat bertindak.Dan (2) atas dasar
untuk memungkinkan seseorang yang telah pembenaran, yang objektif dan terkait
melakukan suatu tindakan yang benar-benar dengan tindakan atau hal-hal lain di luar
memenuhi formula kriminal untuk tidak pikiran pencipta.
dihukum, dan ini adalah kewenangan yang Secara umum, para ahli hukum
diberikan oleh hukum kepada hakim.. memasuki dasar pengampunan, yaitu.:
Legislator membuat peraturan ini 1. Ketidakmampuan untuk bertanggung
dengan tujuan mencapai tingkat keadilan jawab.
tertinggi.Ada banyak hal, baik obyektif dan 2. Pembelaan paksa yang melampaui batas.
subyektif, yang mendorong dan 3. Melakukan perintah kerja yang tidak
mempengaruhi seseorang untuk valid dengan niat baik.
mewujudkan perilaku yang sebenarnya Sementara itu, sisanya memasuki
dilarang oleh hukum. dasar pembenaran, yaitu :
Hukum Bab III KUHP menentukan 1. Adanya daya paksa
tujuh pangkalan yang menyebabkan 2. Adanya pembelaan terpaksa
pembuat tidak dihukum.: 3. Sebab menjalankan perintah undang-
1. Adanya ketidakmampuan undang
bertanggungjawab si pembuat 4. Sebab menjalankan perintah jabatan
(ontoerekeningsvatbaarheid, Pasal 44 yang sah.
Ayat 1 KUHP) Kekuatan paksa atau overmacht
2. Adanya daya paksa (overmacht, Pasal 48 dalam KUHP tercantum dalam Pasal 48
KUHP) KUHP yang mengatakan: "Orang yang
3. Adanya pembelaan terpaksa (noodweer, melakukan kejahatan karena pengaruh
Pasal 49 ayat 1 KUHP) kekuatan paksa tidak dapat dihukum.”

JURNAL RETENRUM, Volume.1 No. 02 Tahun 2020 (Februari); 9-17 13


Untuk mengetahui ruang lingkup korban, jadi dia tidak bisa bertanggung
aplikasi overmacht, R. Sugandhi, dalam jawab atas penindasan orang lain.
bukunya yang mengikuti penjelasannya, ia Selain itu, Andi Hamzah
mengatakan bahwa frasa "karena pengaruh menjelaskan bahwa orang yang
kekuatan" harus ditafsirkan, baik pengaruh terlempar tidak bisa melakukan
kekuatan mental dan kelahiran, spiritual sebaliknya. Kekuatan absolut ini bersifat
maupun fisik. Kekuatan yang tidak dapat fisik, tetapi juga bisa bersifat psikologis,
dilawan adalah kekuatan utama, yaitu misalnya, seseorang yang dihipnotis dan,
kekuatan yang umumnya tidak mungkin karenanya, melakukan kejahatan. Di sini
ditentang. orang tersebut tidak dapat melakukan hal
Berkenaan dengan kekuatan ini lain. Selain tenaga paksa yang berasal
dapat dibedakan dalam 3 jenis seperti di dari orang lain, kekuatan paksa juga
bawah ini: dapat berasal dari alam, misalnya, pilot
1. Yang Bersifat Mutlak yang pesawatnya menabrak landasan
R. Sugandhi menjelaskan, dalam pacu karena gempa bumi, sehingga
hal ini, orang itu tidak dapat melakukan terjadi pada pesawat lain yang
hal lain. Dia mengalami sesuatu yang menyebabkan korban pada pesawat lain.
tidak bisa dia hindari sama sekali. 2. Yang Bersifat Relatif
Misalnya, seseorang yang lebih kuat R. Sugandhi, menjelaskan, dalam
menahan seseorang dan kemudian hal ini, kekuatan atau kekuatan yang
melemparkannya ke jendela kaca memaksa orang itu tidak absolut, atau
sehingga kaca itu pecah dan penuh. Orang yang dipaksakan masih
mengakibatkan kejahatan merusak memiliki kesempatan untuk memilih
properti orang lain. mana yang harus dilakukan. Misalnya, B
Dalam kasus seperti itu, mudah membidik A dengan pistol dan
dipahami bahwa orang dengan energi menyuruhnya membakar rumah. Jika A
lemah tidak dapat dihukum karena tidak segera membakar rumah, pistol
semua yang dilakukannya adalah orang yang ditujukan padanya akan
yang paling kuat. Orang inilah yang ditembakkan. Dalam pikiran, adalah
melakukannya dan juga harus dihukum. mungkin bagi A untuk menolak pesanan,
Andi Hamzah mengatakan bahwa jadi dia ditembak mati. Namun, jika
kekuatan daya paksa absolut bukanlah Anda mematuhi perintah, Anda akan
kekuatan daya paksa yang melakukan kejahatan. Namun, itu tidak
sesungguhnya, karena di sini bisa dihukum karena paksaan..
penciptanya sendiri menjadi korban dari Perbedaan dalam kekuasaan
paksaan fisik orang lain. Jadi saya tidak adalah mutlak dan kekuatan relatif
punya pilihan sama sekali. Misalnya, adalah bahwa sama sekali, itu adalah
seseorang yang ditunjuk oleh petarung dalam segala hal bahwa orang yang
yang kuat lalu dilemparkan ke orang lain memaksanya melakukan hanya apa yang
sehingga orang lain tertindas dan terluka. diinginkannya, sementara secara relatif,
Orang yang terlempar juga adalah orang yang dipaksa melakukannya
karena dalam kekuatan.

14 ANALISIS PENGHAPUSAN PIDANA TERHADAP PERBUATAN MENGHILANGKAN NYAWA ORANG LAIN


KARENA ALASAN ADANYA DAYA PAKSA (OVERMACHT)
Fitria Lubis 1) dan Syawal Amry Siregar 2)
R. Soesilo dalam Kitab Hukum b. Untuk membantu seseorang yang
Pidana dan Komentar Lengkap oleh terjebak dalam rumah yang terbakar,
Artikel Artikel tersebut mengatakan seorang anggota pasukan pemadam
bahwa paksaan harus dilihat dari banyak kebakaran telah memecahkan kaca
sudut, misalnya, jika dipaksa lebih lemah jendela yang berharga dari rumah
dari orang yang memaksa, apakah tidak yang terbakar ke pintu masuk.
ada cara lain, jika Pemaksaan benar- Meskipun anggota pasukan pemadam
benar seimbang saat dipatuhi dan kebakaran telah melakukan kejahatan
sebagainya. Hakim harus membuktikan merusak barang-barang orang lain,
dan memutuskan ini. mereka tidak dapat dihukum karena
3. Yang Merupakan Suatu Keadaan berada dalam keadaan darurat.
Darurat
R. Sugandhi menjelaskan bahwa b. Kategori Penghapusan Pidana
perbedaan dengan kekuatan relatif Terhadap Perbuatan
adalah bahwa dalam situasi Darurai ini, Menghilangkan Nyawa Orang
orang yang terpaksa memilih untuk Lain Karena Alasan Adanya
dirinya sendiri peristiwa kriminal mana Daya Paksa (Overmacht)
yang akan dia lakukan, sementara dalam Prinsip yang digunakan dalam Pasal
kekuasaan relatif, orang itu tidak 48 KUHP adalah untuk mengorbankan
memilih. Dalam hal ini (kekuasaan yang kepentingan hukum yang lebih kecil untuk
relatif), orang yang mengambil inisiatif melindungi atau mempertahankan
adalah orang yang mewajibkan. kepentingan hukum yang lebih besar.
R. Sugandhi, berikan contoh Kriteria yang dapat digunakan untuk
keadaan darurat, misalnya: menentukan paksaan adalah tindakan yang
a. Kecelakaan terjadi pada perjalanan dibenarkan, sehingga risiko yang harus
kapal. Kapal tiba-tiba meledak, dihadapi yang harus seimbang atau lebih
sehingga setiap penumpang harus berat dari tindakan yang dilakukan
menahan diri. Seorang penumpang termasuk dalam overmacht.Jika bunga yang
beruntung dapat mengapung dengan dikorbankan lebih berat daripada bunga
papan kayu yang hanya dapat yang disimpan, tidak ada kebetulan,
menampung satu orang. Kemudian pembuat dalam hal ini harus dihukum.
datang penumpang lain yang juga Wiryono Projodikoro memberikan
ingin diselamatkan. Baginya tidak ada kriteria yang berbeda sehubungan dengan
alat tunggal yang dapat digunakan overmacht. Dia berpendapat bahwa jika
untuk menyelamatkan dirinya sendiri. bunga yang dikorbankan hanya sedikit lebih
Lalu dia mengambil papan kayu yang berat daripada bunga yang disimpan, atau
telah digunakan untuk melayang oleh jika bunga memiliki bobot yang sama,
seseorang di depannya. Orang maka ada hal-hal yang menarik dan pelaku
sebelumnya mendorong orang itu tidak dikenai hukuman pidana.Kriteria ini
untuk tenggelam dan mati. Karena tentu saja memberikan pemahaman bahwa
dalam keadaan darurat, orang tersebut dalam kondisi paksa diperbolehkan untuk
tidak dapat dihukum. memilih bahaya yang lebih berat atau lebih

JURNAL RETENRUM, Volume.1 No. 02 Tahun 2020 (Februari); 9-17 15


berat untuk menghindari bahaya yang lebih dihukum.Selain pembenaran, ada juga
ringan.Ukuran yang seimbang atau lebih alasan untuk memaafkan karena orang yang
berat yang dimaksud ditemukan dalam mengambil tindakan karena didorong oleh
pikiran manusia pada umumnya.Jadi di sini overmacht sebenarnya terpaksa
adalah ukuran obyektif yang bersifat melakukannya karena mereka didorong
subjektif.Langkah-langkah subyektif oleh tekanan internal yang datang dari luar,
ditemukan dalam pikiran manusia, maka fungsi internal mereka menjadi tidak
sedangkan langkah-langkah obyektif adalah normal.Karena itu, seseorang yang
untuk orang normal pada umumnya. melakukan pembunuhan karena dipaksa dan
Langkah-langkah subyektif dan bukti di persidangan terbukti memiliki
obyektif ini harus digunakan kelebihan, sehingga terdakwa dinyatakan
bersama.Seharusnya tidak subyektif, bebas dari semua dakwaan. Namun, jika
misalnya, hanya dalam pikiran dan perasaan bukti tidak membuktikan bahwa ada
pencipta, tetapi harus ada dalam pikiran kelebihan dalam kejahatan pembunuhan,
orang pada umumnya.Adalah hakim yang dengan mempertimbangkan aturan yang
memiliki wewenang untuk menilai dan terkandung dalam Pasal 48 KUHP, pelaku
menentukan bahwa kondisi subyektif dan dapat dihukum sebagaimana diatur dalam
obyektif telah dipenuhi, dan harus mampu KUHP sehubungan dengan kejahatan
menangkap pikiran semua orang terhadap terhadap kehidupan, khususnya Pasal 338
risiko memilih tindakan tertentu KUHP.
berdasarkan kecerdasan mereka. 5. SIMPULAN dan SARAN
Jika risiko pembuat kurang, tidak a. Kesimpulan
ada kekuatan relatif di sini. Misalnya, orang 1. Dasar adanya daya paksa sebagai alasan
dipaksa membunuh orang lain dengan penghapusan pidana berdasarkan
ancaman ditampar (ancaman kekerasan) di KUHPtercantum dalam Pasal 48 KUHP
sana, tidak cukup untuk membenarkan yang mengatakan Orang yang
alasan jika orang itu benar-benar melakukan kejahatan karena pengaruh
melakukan pembunuhan. kekuatan paksa tidak dapat dihukum
Dalam hukum pidana Indonesia, 2. Kategori penghapusan pidana terhadap
tindak pidana pembunuhan yang dilakukan perbuatan menghilangkan nyawa orang
karena overmacht tidak dikutuk, karena lain karena alasan adanya daya paksa
pembatalan pidana di mana ada (overmacht) dapat terlihat dari kondisi
pembenaran yang menyebabkan paksa yang diperbolehkan untuk
pemberantasan tindakan ilegal, sehingga memilih bahaya yang lebih berat atau
yang dilakukan oleh terdakwa adalah Itu lebih berat untuk menghindari bahaya
menjadi tindakan yang tepat dan benar. yang lebih ringan. Kategori yang
Terdakwa tidak dihukum karena tindakan seimbang atau lebih berat yang
tersebut kehilangan sifat ilegal. dimaksud ditemukan dalam pikiran
Meskipun pada kenyataannya manusia pada umumnya. Jadi di sini
tindakan terdakwa telah memenuhi unsur adalah ukuran obyektif yang bersifat
kejahatan.Namun, karena kehilangan subjektif. Langkah-langkah subyektif
karakter ilegal, terdakwa tidak ditemukan dalam pikiran manusia,

16 ANALISIS PENGHAPUSAN PIDANA TERHADAP PERBUATAN MENGHILANGKAN NYAWA ORANG LAIN


KARENA ALASAN ADANYA DAYA PAKSA (OVERMACHT)
Fitria Lubis 1) dan Syawal Amry Siregar 2)
sedangkan langkah-langkah obyektif Marpaung, Leden. 2017. Asas, Teori,
adalah untuk orang normal pada Praktik Hukum Pidana. Jakarta:
umumnya. Sinar Grafika.
b. Saran
Kategori untuk menentukan bahwa Projodikoro, Wiryono. 2009.Azas-Azas
seseorang melakukan kejahatan karena Hukum Pidana di Indonesia.
adanya daya paksaharus dapat diklarifikasi Bandung: Eresco.
lagi, karena aturan Pasal 48 KUHP belum
menjelaskan secara rinci kriteria apa yang Purba, Nelvitia dan Sulistyawati, Sri. 2015.
termasuk dalam overmacht. Pelaksanaan Hukuman Mati
6. DAFTAR PUSTAKA (Perspektif Hak Asasi Manusia dan
Arrasjid, Chainur. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Hukum Pidana di Indonesia.
Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Chazawi, Adami. 2002.Pelajaran Hukum Soekanto, Soerjono. 2012.Sosiologi Suatu


Pidana 2. Jakarta: PT. Raja Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Grafindo.
Soesilo, R. 1991. Kitab Undang-Undang
Farid, Zainal Abidin. 2007. Hukum Pidana Hukum Pidana (KUHP) Serta
I. Jakarta: Sinar Grafika. Komentar-Komentarnya Lengkap
Pasal Demi Pasal. Bogor: Politeia.
Hamdan, M., 2012.Alasan Penghapusan
Pidana (Teori dan Studi Kasus). Sugandhi, R. 1980. Kitab Undang-Undang
Bandung: PT. Refika Aditama. Hukum Pidana Berikut
Hamzah, Andi.2008. Asas-Asas Hukum Penjelasannya. Surabaya: Usaha
Pidana. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nasional.

Ishaq. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Hukum.


Jakarta: Sinar Grafika.

JURNAL RETENRUM, Volume.1 No. 02 Tahun 2020 (Februari); 9-17 17

Anda mungkin juga menyukai