Anda di halaman 1dari 2

AHMAD THORIQ

5200911093
ETIKA PROFESI (E)
Tentu, arsitek (Ar) dapat menjadi profesi yang menjanjikan/menawarkan kemapanan dan
diterima/dipahami masyarakat. berikut adalah uraian SWOT mengenai profesi arsitek (Ar) di
Indonesia ke depannya:
Strengths (Kelebihan):
1. Arsitek memiliki kemampuan kreatif untuk merancang bangunan dan ruang yang inovatif dan
fungsional.
Arsitek kreatif adalah arsitek yang mampu menghasilkan produk desain yang inovatif, estetis,
fungsional, mampu menjawab tuntutan atau kebutuhan pengguna desain, melalui proses yang
sistematis dengan mengolah unsur-unsur desain dalam menggunakan prinsip desain dan azaz
desain Pratitis. (2017). Pengembangan Tes Kreativitas dibidang Arsitektur.
2. Permintaan akan arsitek di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat.
40-50% konsumen di Indonesia menggunakan jasa konsultasi desain arsitek, penggunaan
konsultan dibidang desain bangunan sudah berkembang di Indonesia, karena konsumen kerap kali
menemukan kesulitan dalam mendesain bagunannya sendiri Ramdhini, L. (2016). 50%
Konsumen Properti Memanfaatkan Jasa Arsitek.

Weaknesses (Kelemahan):
1. Persaingan yang ketat, Para pakar dan praktisi yang bergerak di bidang arsitektur menghadapi
persaingan antara arsitek lokal dan arsitek dari negara-negara ASEAN, Arsitek Indonesia yang
sudah tersertifikasi hanya sekitar 3.000 orang sedangkan jumlah yang dibutuhkan lebih dari 8.000
arsitek untuk dapat melayani kebutuhan lokal (NA RUU Arsitek, 2015).
2. Soft skill yang masih rendah, Elfindri dkk (2011:67), Soft skills merupakan keterampilan dan
kecakapan hidup, baik untuk sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta dengan Sang
Pencipta. Dengan mempunyai soft skills membuat keberadaan seseorang akan semakin terasa di
tengah masyarakat

Opportunities (Peluang):
1. Perkembangan teknologi digital, seperti Building Information Modelling (BIM) dan Virtual
Reality (VR) , membuka peluang baru bagi arsitek dalam visualisasi desain, kolaborasi, dan
presentasi kepada klien. VR, digunakan untuk menstimulasikan dan memvisualisasikan ruang
rancang tiga dimensi secara panorama sehingga impresinya bisa mendekati kenyataan
Redyantanu, (2020). Studi Perbandingan Implementasi AR & VR Dalam Desain Arsitektur.
2. Kesadaran akan keberlanjutan dan lingkungan semakin meningkat di Indonesia. Arsitek
memiliki peluang untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip desain berkelanjutan, penggunaan
energi terbarukan, dan teknologi hijau, menciptakan bangunan yang ramah lingkungan.
Ada dua hal tujuan utama Sustainable architecture, yaitu :
- Bangunan berkelanjutan harus meminimalisir dampak terhadap lingkungan.
- Bangunan harus mampu member kontribusi yang positif lingkungan social didalamnya, dengan
mengatasi kebutuhan masyarakat sementara meningkatkan kualitas lingkungan. Sassi, P. (2006).
Strategies of Sustainable Architecture.

Threats (Ancaman):
1. Kemajuan teknologi, seperti penggunaan perangkat lunak desain dan pencetakan 3D, dapat
mengubah cara kerja arsitek dan menghadirkan tantangan baru. Menggabungkan teknologi ini
dengan kemajuan dalam manufaktur aditif — pencetakan 3D pada skala arsitektural industri —
memiliki potensi untuk secara mendasar mengubah cara kita berpikir tentang arsitektur.
(https://architizer.com/blog/inspiration/industry/how-generative-design-will-change-
architecture-forever/)
2. Perubahan tren dan preferensi pasar terhadap gaya arsitektur tertentu dapat mengubah
permintaan untuk jasa arsitek. Arsitek harus selalu memantau perubahan tren dan beradaptasi
dengan kebutuhan dan selera pasar. pergerakan dari pola arsitektur yang cenderung mengikuti
pola kebiasaan dari penghuni properti tersebut. Redyantanu (2021) “Going Minimal An Of
Reduction As A Design Method”

Anda mungkin juga menyukai