Anda di halaman 1dari 3

Jelaskan keuntungan yang didapatkan oleh ternak, tanah dan lingkungan

sekitar jika melakukan Rotational Livestock Grazing

1. Ternak : Salah satu keuntungan Rotational Livestock Grazing.adalah


terwujudnya konsep animal welfare karena kesehatan ternak menjadi
lebih baik. Rotational Livestock Grazing membuat akses hewan ternak
ke padang rumput menjadi terbatas(pada waktu tertentu). Hal Ini
memungkinkan rumput untuk pulih dan tumbuh kembali sebelum
hewan ternak kembali menggunakannya kembali. Dengan memberikan
waktu pemulihan bagi rumput, ternak mendapatkan akses ke rumput
yang lebih segar dan berkualitas tinggi setiap kali mereka dipindahkan.
Hal ini secara langsung dan tidak langsung dapat meningkatkan
kesehatan ternak secara keseluruhan, termasuk pertumbuhan yang
lebih baik, pengurangan penyakit yang terkait dengan sistem
pencernaan, dan peningkatan reproduksi.

2. Tanah : Keuntungan Rotational Livestock Grazing juga berdampak


pada peningkatan kualitas dan kesuburan tanah. Hal tersbut terjadi
karena dengan memindahkan ternak secara teratur dapat membantu
menghindari pemakanan berlebihan pada satu area tertentu sehingga
secara tidak lagsung terjadi pemerataan tekanan pada tanah sehingga
struktur tanah menjadi lebih baik dan merata, selain itu feses/kotoran
ternak yang tersebar secara merata di seluruh lahan secara alami akan
meningkatkan kualitas tanah melalui pemupukan organik yang kaya
akan nutrisi. Dengan rotasi ternak juga dapat meminimalkan erosi
tanah yang disebabkan oleh aliran air hujan. Aliran air yang teratur
juga dapat membantu menjaga kelembaban tanah dan mencegah
pembentukan genangan air atau erosi yang dapat merusak lahan
pertanian

3. Lingkungan sekitar : Rotational Livestock Grazing memberikan


kesempatan bagi rumput atau tumbuhan lain untuk pulih setelah
grazing. Pertumbuhan dan regenerasi vegetasi meningkatkan peluang
keragaman hayati di lahan tersebut, secara berklanjutan keberagaman
hayati tumbuhan dapat menarik kehadiran serangga kemudain burung,
dan hewan lainnya sehingga ekosistem lingkungan di lahan tersbut
menjadi sehat. Selain itu, Rotational Livestock Grazing juga turut
berperan terhadap pengelolaan limbah dan emisi gas rumah kaca yang
lebih baik, karena dengan rotasi tersebut dapat membantu mengurangi
penumpukan limbah ternak di satu tempat dan mengurangi dampak
negatif pada lingkungan. Selain itu, dengan adanya pemulihan
lingkungan yang lebih baik dan manajemen kotoran ternak yang lebih
terkontrol, emisi gas rumah kaca dari sektor peternakan dapat
berkurang secara signifikan.

Holistic manajmen :

Konsep Manajemen Holistik dalam peternakan adalah pendekatan yang komprehensif untuk mengelola
lahan dan ternak dengan mempertimbangkan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi secara terintegrasi
sehingga pada akhirnya dapat memastikan bahwa ternak berada di tempat yang tepat, pada waktu yang
tepat, dan dengan perilaku yang benar. Konsep Manajemen Holistik bisa saja diterapkan di Indonesia,
akan tetapi perlu mengerti apa saja yang perlu disiapkan dan apa saja faktor yang mempengaruhi
keberhasilan serta penghambat yang mungkin terjadi.

Hal pertama adalah persiapan: Walaupun peternak secara tidak sadar sudah melakukan tetapi
peternak harus perlu memahami dahulu konsep Holistic Management dan manfaatnya dengan
cara pelatihan mengenai prinsip-prinsip holistic management, sehingga peternak paham dan
bisa membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang.

Hal kedua mengetahui faktor Keberhasilan, faktor keberhasilan Manajemen Holistik adalah
mampu mengelola sumber daya yang ada (air, tanah, dan vegetasi) secara efisien. Kemudian
peternak perlu mengembangkan strategi pengelolaan yang tepat untuk memastikan optimalisasi
penggunaan sumber daya. Selain itu, melakukan pemantauan secara teratur terhadap kondisi
lahan, pertumbuhan rumput, kesehatan ternak, dan faktor-faktor lain yang relevan penting juga
merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan, pengumpulan data yang akurat dapat
membantu mengidentifikasi perubahan positif atau masalah yang perlu diatasi.

Hal ketiga adalah mengtahui penghambat yang mungkin terjadi seperti kurangnya kesadaran
dan pemahaman tentang konsep Holistic Management di kalangan peternak lokal. Keterbatasan
sumber daya juga merupakan penghambat karena tidak semua peternak memiliki akses ke
sumber daya yang memada. Pnghambat brikutnya adalah perubahan mentalitas peternak
karena mengadopsi manajemen holistik dapat merubahan pola piker dalam pengelolaan dan
pengambilan keputusan. Keterbatasan tersebut dapat menjadi penghambat dan peluang dalam
menerapkan manajemen holistic secara optimal.
Penerapan agroforestri ternak di Indonesia dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat karena
sebagian besar lahan daratan di Indonesia berupa kawasan hutan. Berikut adalah beberapa langkah
yang dapat dilakukan dalam penerapan agroforestri ternak di Indonesia:

1. Identifikasi Spesies Tumbuhan dan Hewan yang Sesuai: Identifikasi spesies tumbuhan dan
hewan yang cocok untuk dikombinasikan dalam sistem agroforestry merupakan langkah
pertama dan dasar dalam penerapan agroforesti karena tidak semua tumbuhan cocok
dikombinasikan dengan hewan ternak. Pertama adalah memilih spesies pohon yang
memberikan manfaat seperti peneduh, pupuk hijau, pakan ternak, atau hasil jual yang bernilai
ekonomi pada arena hutan tersebut, kemudian mengidentifikasi hewan ternak yang dapat
beradaptasi dengan baik di bawah naungan pohon tersebut sehingga hasil dari kombinasi
tersebut akan menghasilkan peningkatan nilai ekonomi pada masyarat disekitar area hutan
tersebut, pastikan ternak mendapatkan pakan yang cukup dari pohon-pohon yang ada di lahan
tersebut. Agroforestri juga dapat mempengaruhi konservasi tanah dan air karena secara tidak
langsung keaneragaman lingkungan pada hutan tetap terjaga dan niat masyarakat untuk
mengekspolasi hutan secara berlebihan akan berkurang karena taraf hidup masyarakat sudah
meningkat karena kegiatan agroforstri yang berkelanjutan.

2. Perencanaan dan desain lahan, dalam merencanakan dan desain lahan agroforestri ternak harus
mempertimbangkan faktor seperti jenis tanah, pola penanaman, kebutuhan air, dan tata letak
pohon dan area peternakan. Pastikan ada ruang yang memadai untuk pemeliharaan ternak,
seperti kandang, pakan, dan akses ke air karena pada nantinya akan terjadi kombinasi antara
tumbuhan dan hewan.

3. Manfaat Tambahan: Manfaatkan hasil sampingan dari agroforestri ternak, seperti pupuk organik
dari kotoran ternak yang dapat digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah, serta hasil kayu
atau produk non-pangan dari pohon yang dapat meningkatkan pendapatan peternak.

Pendampingan, pelatihan, dan dukungan teknis sangat penting untuk membantu peternak dalam
menerapkan agroforestri ternak dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai