Anda di halaman 1dari 7

Vol.12 No.

2 Juli 2021 ISSN 2338-428X (Online)


DOI:10.33153/capture.v12i2.3441 ISSN 2086-308X (Cetak)

METAPHOR IN THE FILM SETAN JAWA

Intan Yulia Febbyu Fenda1 dan Handriyotopo2


1
Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Indonesia
2
Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Indonesia
E-mail: intan.yff@gmail.com

ABSTRACT
The Setan Jawa film depicts the two main characters' fascinating and expressive body
language and motions (Setio and Asih). Accordingly, we formulate the research problem of
the Setan Jawa film’s metaphor values. This study uses the metaphorical approach to
search for the meanings of the film by analyzing the source and target domains. Our
findings indicate that Setan Jawa encompasses both the romance source domain and the
tragedy target domain. In sum, Setan Jawa is a film about perseverance, courage,
intention, self-sacrifice, and ambition.
Keywords: Setan Jawa, Metaphor, Setio and Asih

ABSTRAK
Film Setan Jawa menggambarkan bahasa tubuh dan gerak ekspresif yang menarik pada
tokoh utama (Setio dan Asih). Peneliti merumuskan sebuah permasalahan yakni
bagaimana nilai metafora yang terkandung dalam film Setan Jawa. Penelitian ini
menggunakan pendekatan Metafora untuk mencari makna yang terkandung di dalam film
tersebut dengan manganalisis domain sumber dan domain target. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa film Setan Jawa menyampaikan domain sumber adalah percintaan
dan domain target adalah tragedi. Film Setan Jawa merupakan bentuk representasi dari
usaha keras, keberanian, niat, rela berkorban, dan ambisius.
Kata kunci: Setan Jawa, Metafora, Setio dan Asih

1. PENDAHULUAN bahasa tubuh (isyarat).


Film Setan Jawa merupakan sebuah Film Setan Jawa termasuk sebuah
karya film yang disutradarai oleh Garin film bisu, di mana seluruh pesan yang
Nugroho. Film yang rilis tahun 2017 ini disampaikan melalui sebuah gerakan atau
mengisahkan tentang sebuah peristiwa bahasa tubuh. Bahasa tubuh yang
pada zaman dulu abad ke-20-an (Film dibawakan dalam film bisu Setan Jawa
Indonesia, 2016). Silent film atau bisa melibatkan tokoh utama yakni Setio dan
disebut dengan film bisu merupakan Asih. Tokoh utama merupakan tokoh yang
sebuah film yang tidak menyertakan dialog paling sentral sehingga dalam keseluruhan
ataupun musik (Lubis, 2009). Oleh karena cerita film. Tokoh utama selalu terlibat.
itu, film bisu merupakan film tanpa suara Tokoh utama merupakan tokoh yang
atau dialog. Pesan yang disampaikan diutamakan, dan paling banyak
kepada penonton sesungguhnya melalui dimunculkan dalam sebuah alur cerita.

Submitted: December 24, 2020; Revised: June 9, 2021; Accepted: July 2, 2021 189
Selain itu, tokoh utama selalu berhubungan Metafora bukan hanya persoalan
dengan tokoh lain dan hadir sebagai pelaku bahasa atau gaya bahasa (kiasan), akan
yang mempengaruhi perkembangan plot tetapi sebagai perilaku bahasa yaitu cara
(Nurgiyantoro, 2015). berfikir manusia atau bisa disebut dengan
Film ini berkisah tentang seorang konseptual. Dalam ranah teori pemetaan
pemuda dari desa bernama Setio yang konseptual, penulis menggunakan berbagai
mengagumi seorang putri bernama Asih ranah untuk mengungkapkan makna dalam
dari kalangan bangsawan. Setio melamar film Setan Jawa yang melibatkan tokoh
Asih, yang kemudian lamaran Setio ditolak utama.
oleh ibu Asih, sehingga membuat Setio Tujuan penelitian ini adalah
mencari keberuntungan dengan mengikuti mengidentifikasikan bentuk metafora pada
pesugihan yang disebut pesugihan film bisu Setan Jawa. Penelitian ini dikaji
kandang bubrah. guna memberikan pengetahuan baru
Penelitian ini membahas metafora dalam dunia perfilman dan membantu para
pada film Setan Jawa, dengan tujuan sineas dalam membangun bahasa visual.
memberikan pemahaman tentang
penerjemahan metafora dari pesan yang 2. TINJAUAN PUSTAKA
disampaikan melalui gestur para tokoh. Penelitian ini menggunakan teori
Film Setan Jawa mampu memberikan Metafora. Menurut KBBI, metafora adalah
makna dalam setiap adegan yang pemakaian kata atau kelompok kata bukan
dimunculkan melalui gestur tokoh utama dengan arti yang sebenarnya, melainkan
(Setio dan Asih). Sehingga, pembacaan sebagai lukisan yang berdasarkan
makna film secara keseluruhan persamaan atau perbandingan yang
menggunakan bahasa tubuh. merupakan majas dari bahasa. Lakoff dan
Penelitian ini dengan sebuah Johnson menyatakan bahwa inti dari
rumusan permasalahan yakni bagaimana metafora adalah memahami dan
bentuk nilai-nilai metafora yang terkandung mengalami satu hal dalam hal yang lain
dalam film Setan Jawa. Metafora yang (Handriyotopo dkk, 2018).
dimaksud dalam penelitian ini adalah Segala hal kegiatan keseharian
sebuah gambaran pesan film yang dalam diri seseorang melibatkan banyak
disampaikan melalui bahasa tubuh atau bahasa yang bersifat metafor, seperti
gestur tokoh. Fenomena tersebut halnya dalam film Setan Jawa. Film ini
membawa sebuah pertanyaan peneliti melibatkan tokoh Setio dan Asih yang
tentang bagaimana bentuk metafora dalam tampak sekali ‘bangunan’ metafora dalam
film Setan Jawa. permainan gestur oleh kedua tokoh utama

190 Submitted: December 24, 2020; Revised: June 9, 2021; Accepted: July 2, 2021
Vol.12 No.2 Juli 2021 ISSN 2338-428X (Online)
DOI:10.33153/capture.v12i2.3441 ISSN 2086-308X (Cetak)

dalam rangka meraih rasa cinta keduanya perspektif Metafora Konseptual-nya Lakof,
atau perjuangan rasa cinta sang tokoh yakni sumber domain dan sumber target
yang penuh dengan unsur metafor. yang bertujuan menjelaskan makna dan
Metafora merupakan sesuatu yang pesan film Setan Jawa. Data disajikan
memiliki makna lain dan fungsi utama yakni dalam bentuk potongan gambar (shot)
dalam memahami. Metafora juga bisa dengan menunjukkan unsur domain
diartikan sebagai bagian dari bahasa sumber dan domain target yakni percintaan
figuratif dengan membandingkan suatu hal atau tragedi yang dimunculkan melalui
dengan lainnya. bahasa tubuh atau gestur tokoh utama
Metafora terdiri dari proyeksi satu (Setio dan Asih), yang kemudian ditemukan
skema dan domain sumber metafora ke makna atau pesan yang disampaikannya.
skema lain dan domain target metafora
(Larson, 2011). Metafora berarti analogi 4. PEMBAHASAN
Film Setan Jawa merupakan film
yang memungkinkan kita memetakan satu
bisu dan tergolong ke dalam klasifikasi
pengalaman (domain target) dalam
drama. Film ini membawa penonton pada
terminologi pengalaman lain (domain
alur cerita yang disajikan. Pesan
sumber) dan dengan demikian memperoleh
disampaikan kepada penonton melalui
pemahaman tentang topik kompleks atau
bahasa tubuh.
situasi baru, karena fokusnya adalah pada
aspek-aspek di mana kedua domain
4.1. Metafora Setan Jawa
berbeda pertimbangkan (Larson, 2011).
Setan Jawa mampu menghadirkan
Peneliti berasumsi bahwa dalam bentuk
kesan realita kehidupan khususnya
metafora film Setan Jawa terbagi atas
gambaran tentang adanya pesugihan.
domain sumber “percintaan” dan domain
Pesugihan dikenal dalam masyarakat
target “tragedi”.
Jawa. Film ini menyajikan pesugihan era
tahun 20-an, akantetapi tidak dapat
3. METODE
Jenis penelitian yang digunakan dipungkiri bahwasannya pesugihan (mistik

yakni deskriptif kualitatif. Penelitian ini mencari kekayaan) merupakan aktivitas

sumber data utamanya berupa sebuah film yang masih dilakukan pada zaman

berjudul Setan Jawa, yang diteliti dengan sekarang.

pendekatan Metafora. Fokus pengumpulan Penelitian ini menemukan sebuah

data pada adegan tokoh utama Setio dan metafora yaitu domain sumber tentang

Asih dalam film tersebut, terutama gestur percintaan dan domain target tentang

tokoh yang membentuk pesan. tragedi, sebagaimana tampak pada tabel di

Analisis data menggunakan bawah ini.

Submitted: December 24, 2020; Revised: June 9, 2021; Accepted: July 2, 2021 191
Tabel 1. Metafora film Setan Jawa ekspresi wajah Asih yang tersenyum. Setio
Domain Sumber Domain Target hendak melamar Asih dengan tusuk konde,
akantetapi ibunya Asih tidak merestui,
Percintaan Tragedi
karena Setio hanyalah seorang pemuda
desa yang kurang berada.
4.2. Percintaan Dengan adanya perselisihan antara
Domain sumber dalam film Setan Setio dan ibunya Asih, akhirnya Setio
Jawa adalah percintaan, yang dapat mendatangi pasar mistis dan melakukan
ditunjukkan melalui adegan di bawah ini. pesugihan agar kaya, dengan harapan
Tabel 2. Pertemuan Setio dan Asih di pasar kelak dapat melamar Asih. Berbagai ritual

Visual pesugihan telah dilakukannya, hingga pada


akhirnya Setio mendapatkan persyaratan
yang harus dilakukan, yakni membuat
topeng. Saat Setio memahat kayu yang
akan dijadikan topeng, tampak topeng
Setio bertemu dengan Asih menatap Setio
Asih di pasar (Tc: dengan senyuman (Tc:
tersebut mengalihkan perhatian Setio dan
00:11:26) 00:11:26) menunjukkan kepada Setio uang koin yang
sangat banyak. Akhirnya Setio kaya raya,
memiliki banyak uang, dan bisa melamar
Asih.

Setio mengintai Asih dari Tabel 3. Setio dan Asih pasca menikah
Setio melamar Asih
kejauhan (Tc:00:11:56) (Tc:00:17:22)
Visual

Potongan gestur di atas merupakan


gambaran adegan Setio pertama kali
bertemu dengan Asih. Setio langsung
memiliki rasa ketertarikan kepada Asih, Asih dibawa ke rumah Asih dan Setio
baru Setio (Tc: menikmati hasil
yang dapat dimaknai dari gerak gestur 00:33:05) kebunnya (Tc: 00:36:05)
Setio: saat memandangi Asih, mengambil
tusuk konde Asih yang terjatuh, dan
mengintai Asih. Wujud rasa cinta Setio
kepada Asih juga dapat dilihat melalui
potongan adegan di atas pada saat Setio Asih dan Setio Setio dan Asih (Tc:
menikmati di sore hari 00:37:18)
mendatangi rumah Asih untuk melamarnya. (Tc: 00:36:35)

Asih juga membalas dengan baik rasa


Bentuk wujud rasa cinta yang
hormatnya saat Setio datang dengan

192 Submitted: December 24, 2020; Revised: June 9, 2021; Accepted: July 2, 2021
Vol.12 No.2 Juli 2021 ISSN 2338-428X (Online)
DOI:10.33153/capture.v12i2.3441 ISSN 2086-308X (Cetak)

ditunjukkan melalui tokoh Setio dan Asih Awalnya Asih tidak mengetahui, namun
adalah saat Setio menikahi Asih, dan seiring berjalannya waktu Asih mengetahui
membawanya ke rumah barunya. Setio bahwa suaminya mengikuti pesugihan.
memperlakukan Asih seperti seorang puteri Hingga akhirnya, Asih mendatangi setan
bangsawan. Dalam kesehariannya selalu pesugihan untuk memohon agar suaminya
dijamu oleh para pembantu Setio. Setio tidak kena hukuman atas perbuatannya.
dan Asih hidup bahagia menikmati Tabel 5. Akibat dari pesugihan
kesehariannya seperti layaknya seorang
Visual
bangsawan.

4.3. Tragedi
Domain target dalam film Setan
Jawa adalah tragedi, yang dapat Setio terbaring lemah di Setio mengalami
kamarnya (Tc: 00:46:02) kesakitan (Tc:
ditunjukkan melalui adegan di bawah ini. 00:46:03

Tabel 4. Rumah Asih mengalami kerusakan secara


gaib

Visual

Setio mengalami kesakitan Asih bercumbu


yang luar biasa (Tc: dengan setan
01:00:13) pesugihan (Tc:
01:05:48)

Kepiting di rumah Asih Asih ketakutan (Tc:


(Tc: 00:41:51) 00:42:02) Setio tetap mendapatkan hukuman
atas perbuatannya melakukan pesugihan.
Seusai Asih membakar topeng, yang sering
digunakan Setio saat melakukan ritual
pesugihan, Setio mengalami kesakitan
Asih marah (Tc: Asih mengetahui
setio saat melakukan
yang sangat luar biasa, badannya penuh
00:45:27)
ritual (Tc: 00:47:50) dengan luka.
Akhirnya Asih harus melakukan
Terjadinya sebuah musibah dalam
persyaratan untuk bersetubuh dengan
kehidupan Setio dan Asih disebabkan
setan pesugihan, agar suaminya terhindar
karena adanya pesugihan. Setio mengikuti
dari hukuman.
pesugihan dikarenakan sebagai satu
alasan agar bisa kaya dan dapat menikahi 4.4. Nilai Metafora dalam Film Setan
Asih. Rumah Setio setiap harinya Jawa
mengalami kerusakan secara gaib. Bentuk metafora di atas merupakan

Submitted: December 24, 2020; Revised: June 9, 2021; Accepted: July 2, 2021 193
jenis metafora struktural. Perbandingan dalam yakni menumbuhkan rasa
antara domain sumber dan domain target pengorbanan dan kegigihan.
yaitu percintaan dan tragedi, yang dapat
diartikan bahwa sebuah perjalanan kisah 5. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini,
cinta selalu ada permasalahan yang harus
konsep domain sumber dan domain target
dihadapi. Metafora lain juga dapat diartikan
dalam metafora menyampaikan domain
dalam adegan di atas adalah sebuah
sumber adalah percintaan dan domain
pengorbanan kegigihan yang dilakukan
target tragedi. Domain sumber yang
oleh Setio dalam mendapatkan dambaan
menunjukkan adanya percintaan, di mana
hatinya. Kegigihan tersebut dapat
menjabarkan bentuk gestur tubuh tokoh
ditunjukkan dalam mengikuti ritual
utama yaitu Setio dan Asih yang memiliki
pesugihan dari awal sampai akhir. Setio
makna pengungkapan rasa cinta dan kasih
bersunggung-sungguh agar berhasil
sayang antara keduanya.
melakukan pesugihan, dan dapat menikahi
Pengungkapan tersebut peneliti
gadis pujaannya. Selain itu, Setio selalu
dijabarkan melalui sebuah gambaran
mengikuti ritual rutin agar rumahnya
potongan adegan yang terdiri dari: (1) saat
terhindar dari godaan setan pesugihan.
Asih dan Setio pertama kali bertemu di
Makna metafora lain adalah sebuah
pasar, antara keduanya memiliki rasa
pengorbanan Asih untuk suaminya
ketertarikan satu sama lain; (2) Setio
merupakan bentuk dari metafora struktural,
melamar Asih, kedatangannya
di mana dapat ditemukan dari kehidupan
menggambarkan Setio menyukai dan ingin
sehari-hari. Bahwasanya, seorang istri
melamar Asih untuk dijadikan istrinya; (3)
yang sangat menyayangi suaminya, ia rela
Asih telah menikah dengan Setio,
berkorban, hormat, dan bertanggung jawab
kehidupan mereka penuh dengan
atas kesalahan yang telah dilakukan oleh
kebahagiaan. Penjabaran di atas
suaminya. Selain itu, juga dapat
merupakan suatu bentuk ranah yang
digambarkan jika percintaan tidak
menerangkan adanya domain target
semuanya indah, namun selalu ditemui
percintaan.
masalah-masalah yang memicu adanya
Domain target yaitu tragedi,
kekecewaan dari kedua belah pihak. Nilai-
digambarkan sebagai berikut: (1)
nilai metafora yang terdapat dalam
Ditolaknya lamaran Setio oleh ibu Asih; (2)
kehidupan masyarakat tersebut,
Rumah Setio mengalami kerusakan secara
memperkuat fungsi film Setan Jawa, bukan
gaib; (3) Setio mengalami kesakitan yang
hanya menggambarkan kehidupan,
sangat luar biasa, karena mengikuti
akantetapi memiliki makna yang lebih
pesugihan; (4) Asih harus mengikuti syarat

194 Submitted: December 24, 2020; Revised: June 9, 2021; Accepted: July 2, 2021
Vol.12 No.2 Juli 2021 ISSN 2338-428X (Online)
DOI:10.33153/capture.v12i2.3441 ISSN 2086-308X (Cetak)

dari setan pesugihan agar mau bersetubuh 27-39.


dengannya. Penjabaran poin di atas Nurgiyantoro, B. (2015). Teori Pengkajian
Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
merupakan sebuah penjabaran bentuk
University Press.
ranah yang menerangkan adanya domain
Lubis, N. (2009). Kamus Istilah Film
target yaitu tragedi. Populer. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Adegan yang membentuk jenis
Larson, S. (2011). Metaphors and Moms.
metafora merupakan gambaran dalam
Sweden: Department of Sociologi of
kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat Law.
ditunjukkan melalui sikap Setio yang Film Indonesia. (2016). “Setan Jawa”.
memiliki niat besar untuk menikahi Asih, Retrieved Mei Rabu, 2018, from
http://filmindonesia.or.id/movie/title/l
sehingga dia melakukan pesugihan untuk f-s009-16-381541_setan-jawa#.Xs
memperkaya diri. Selain itu, ditunjukkan wix6yQ0M

melalui adegan saat Asih rela berkorban


demi suaminya agar tidak menjadi tumbal
oleh setan pesugihan.
Metafora yang disampaikan dalam
penelitian ini adalah bentuk kiasan dari
sebuah kisah percintaan yang disampaikan
secara artistik/sinematik/filmis. Film Setan
Jawa merupakan bentuk representasi dari
usaha keras, keberanian, niat, rela
berkorban, dan ambisius. Dalam
penemuan ini dapat disimpulkan
bahwasannya sebuah kisah atau
perjalanan percintaan yang dirangkai oleh
Setio dan Asih tidaklah selalu berjalan
dengan baik, kendala ataupun hambatan
yang menyertai hubungan tersebut selalu
ada, hingga pada akhirnya berakhir karma Publisher:
Jurusan Seni Media Rekam
buruk. Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
Available online at:
6. DAFTAR ACUAN https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/capture

Handriyotopo; Lastoro, GR Lono, & How to Cite:


Gustami, SP. (2018). Apropriation Fenda, Intan Yulia Febbyu & Handriyotopo. (2021).
Metaphor in the Film Setan Jawa. CAPTURE: Jurnal
of Metafora in Film Advertising Seni Media Rekam, 12(2), 189-195.
“Mandiri Securitas”. CAPTURE:
Jurnal Seni Media Rekam, 10(1),

Submitted: December 24, 2020; Revised: June 9, 2021; Accepted: July 2, 2021 195

Anda mungkin juga menyukai