Anda di halaman 1dari 9

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)


NAMA MAHASISWA : MUFID
KELAS : GMI. D

A. Judul Modul : KONSEP DASAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK


TERPADU
B. Kegiatan Belajar : KB 1 (KB 1/2/3/4)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


A. Pengertian Pembelajaran Terpadu
1. Pembelajaran terpadu atau integrated learning lahir dari konsep
kurikulum terpadu atau integrated curriculum.
2. (Hernawan & Resmini, 2009) menjelaskan rasional keterpaduan
pembelajaran tematik diantaranya adalah: Karakteristik Pembelajaran
Terpadu :
a. Kebanyakan masalah dan pengalaman belajar bersifat
interdisipliner.
b. Tuntutan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam memecahkan
masalah.
c. Memudahkan anak membuat hubungan antar skemata dan
transfer pemahaman antar konteks.
d. Demi efisiensi.
e. Tuntutan keterlibatan anak yang tinggi dalam proses
pembelajaran
3. Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan berdasarkan kurikulum
terpadu baik dari segi perencanaan dan pelaksanaanya dimaksudkan
Konsep (Beberapa
agar proses pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang
1 istilah dan definisi)
bermakna kepada peserta didik atau peserta didik memahami
di KB
konsep-konsep yang dipelajari dengan pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahami.
4. Berikut ini beberapa definisi pembelajaran terpadu yang dihimpun dari
berbagai teori yang dijelaskan oleh Hernawan & Resmini (2015) yaitu:
a. Pembelajaran terpadu merujuk pada pendekatan pembelajaran
yang mengaitkan beragam mata pelajaran yang mencerminkan
situasi dunia nyata dan sesuai dengan tingkat kemampuan serta
perkembangan anak..
b. Pembelajaran terpadu merupakan suatu cara untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara
serempak (simultan).
c. Pembelajaran terpadu menggabungkan sejumlah konsep dalam
beberapa mata pelajaran yang berbeda
5. Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat
perhatian (center of interest) yang digunakan untuk memahami
gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari mata pelajaran
yang bersangkutan maupun dari mata pelajaran lainnya.
6. McManus menjelakan guru dengan menuliskan kata Cummunities di
papan tulis kemudian siswa melengkapi kata-kata, ide, dan konsep
sesuai kata yang ditulis d papan tulis, siswa aktif belajar, diskusi dan
memahami bahwa suatu ilmu memiliki tema yang yang erat kaitannya
antara ilmu yang satu dengan yang lainnya.
7. Sebagaimana di kemukakan McManus di atas, Bean (1977: 4-8)
memberi Langkah yang perlu dipamahi bagaimana merumuskan
dimensi-dimensi bahwa kurikulum (bahan ajar saling terkait)
(dimensions of curriculum integration). Dimensi tiu meliputi :
a. Integrasi Pengalaman
Hubungan sosial anak-anak ini di lingkungan sekolah secara
tidak langsung terlibat sedang mengembangkan kurikulum
integrasi (tema pelajaran diaktualisasikan oleh anak melalui
berbagi aktivitas sosial: saling tukar ceritra/pikiran, permainan,
mengerjakan tugas-tugas secara berkelompok seperti
pengamatan) dan sebagainya.
b. Integrasi Sosial
Hubungan sosial anak-anak ini di lingkungan sekolah secara
tidak langsung terlibat sedang mengembangkan kurikulu integrasi
(tema pelajaran diaktualisasikan oleh anak melalui berbagi
aktivitas sosial: saling tukar ceritra/pikiran, permainan,
mengerjakan tugas-tugas secara berkelompok seperti
pengamatan) dan sebagainya
c. Integrasi Pengetahuan
Sturktur kurikulum Pendidikan dasar menekankan interdisipliner
(antara bidang-bidang mata pelajaran tidak berdiri sendiri,
melainkan saling terkait/terintegrasi). Misalnya, asumsi konsep
kurikulum interdeisipliner bahwa pemecahan problema kehidupan
yang dihadapi umat manusia bersifat kompleks sehingga tidak
cukup menyelesaikan masalah hanya oleh satu bidang studi
(seperti: Matematika atau IPA) saja, melainkan akan memerlukan
bidang studi yang lainnya (Agama, IPS, Bahasa) dan sebagainya
d. Desain Kurikulum Integrasi.
Desain kurikulum akademik bersifat kognitifistik. Rancangan
kurikulum terpadu perlu memiliki kemampuan untuk
menggabungkan dengan seimbang integrasi antarmata pelajaran
secara lintas disiplin di dalam domain studi (mata pelajaran)
secara keseluruhan. Ini membuat perbedaan antara rancangan
kurikulum terpadu dan pendekatan kurikulum lain menjadi lebih
jelas..
8. Kurikulum terpadu pada dasarnya adalah upaya untuk
menggabungkan materi pembelajaran dari berbagai bidang studi yang
menghasilkan kurikulum yang terintegrasi. Integrasi dicapai dengan
fokus pada situasi khusus yang memerlukan solusi dari berbagai
disiplin ilmu atau mata pelajaran yang relevan.. Bahan mata pelajaran
menjadi instrumental dan fungsional untuk memecahkan masalah itu.
B. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Karakteristik pembelajaran terpadu merujuk pada penjelasan dari
Kemendikbdud (2016) terdiri dari sebagai berikut:
a. Pembelajaran terpadu berpusat pada peserta didik (student
centered).
b. Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung
kepada peserta didik (direct experiences).
c. Dalam pembelajaran terpadu pemisahan antarmata pelajaran
menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema pembelajaran.
d. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam
suatu proses pembelajaran.
e. Bersifat luwes (fleksibel).
f. Hasil pembelajaran berkembang sesuai minat dan kebutuhan
peserta didik
2. Disamping itu, Sumantri (2014) mengidentifikasi karakteristik
pembelajaran terpadu terdiri dari pembelajaran berbasis pada
pengalaman peserta didik, integratif, holistik, dan interaktif.
3. Beberapa kelebihan pembelajaran terpadu yang diidentifikasi
Hernawan & Resmini (2009) yaitu::
a. Pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu relevan dengan
tingkat perkembangan siswa.
b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak.
c. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga
hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
d. Pembelajaran terpadu dapat menumbuh kembangkan
keterampilan berpikir siswa.
e. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui siswa dalam
lingkungannya.
f. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial siswa seperti
kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap
gagasan orang lain.

C. Landasan dan Teori Belajar dalam Pembelajaran Terpadu


1. Landasan Pembelajaran Terpadu
a. Landasan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu diterapkan dengan berlandaskan pada
landasan filsafat dan landasan pedagogis, landasan psikologis,
landasan praktis dan landasan sosial budaya dan perkembangan
IPTEK.
Berikut ini penjelasan Hernawan & Resmini (2015) demikian juga
yang dijelaskan oleh Kemendikbdud (2016) yaitu bahwa landasan
filosofis penerapan pembelajaran terpadu terdiri dari :
1) Aliran progresivisme yaitu aliran yang memandang sekolah
sebagai alat untuk mempertahankan kehidupan tradisi dan
lembaga dari perspektif kemajuan IPTEK.
2) Aliran konstruktivisme melihat bahwa pembelajaran terpadu
dapat dilaksanakan dengan memberikan pengalaman
langsung (direct experiences).
3) Aliran humanisme menghendaki proses pembelajaran yang
mengembangkan aspek-aspek kemanusiaan yang di
dalamnya nterdapat unsur-unsur pengembangan pendidikan
karakter, seperti: kerja sama, toleransi, kerja keras,
integritas, disiplin, bermoral, dan tanggung jawab, baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat.
4) Aliran Perenialisme, Perenialisme berpendapat sekolah
berfungsi sebagai alat untuk memelihara dan memperbaiki
masyarakat, sehingga muncul pendekatan berbasis aktivitas,
dan pendekatan kontekstual
b. Pendidikan di Indonesia merujuk pada landasan falsafah negara
Pancasila, UUD 45, dan ajaran Ki Hajar Dewantara. Dengan
demikian kurikulum nasional harus dapat mewujudkan landasan
pendidikan tersebut yang telah dijabarkan dalam UU Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1
Butir 1. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus
tumbuh dalam diri siswa, baik dalam Kurikulum 2006 maupun
Kurikulum 2013 yang dikembangkan dengan membawa amanah
harus mampu menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dalam jiwa
siswa.
c. Kurikulum harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk
belajar dari budaya setempat dan nasional tentang berbagai nilai
yang penting dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi dalam mengembangkan nilai-nilai budaya setempat
dan nasional.
d. Selain itu, terdapat landasan pedagogis yang berarti bahwa
pengembangan pendidikan di SD atau MI dilandasi tiga aspek
utama, yaitu karakteristik pendidikan di SD/MI, karakteristik
psikologis peserta didik, dan karakteristik sosio-budaya peserta
didik.
e. Pendidikan dasar memiliki karakter yang khas yang
membedakannya dengan pendidikan menengah. Pendidikan
menengah lebih menekankan penguasaan akademik, sementara
pendidikan dasar lebih menekankan pendidikan
karakter/kepribadian, dan literasi. Karakteristik siswa SD/MI
tergolong unik. Siswa SD/MI kelas rendah (kelas 1,2, dan 3)
tergolong usia dini, sementara kelas tinggi (kelas 4,5,dan 6)
tergolong anak-anak dan awal remaja.
f. Disamping itu karakteristik siswa ini tentu berbeda dari segi
aspek kognitif, afektif, latar belakang sosial ekonomi, budaya,
lingkungan tempat tinggal, dan perkembangan bahasa. Dengan
demikian peran guru sebagai perencana, pelaksana, penilai dan
fasilitator siswa sangatlah penting. Di samping itu peran guru
sebagai model perilaku, model berbahasa, sebagai model teman,
saudara atau pengganti orang tua perlu diperhatikan.
g. Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran
terpadu (Hernawan & Resmini, 2015) yaitu :
1) Masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.
2) Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan
untuk mencari pola dan hubungan antara gagasan-gagasan
yang ada.
3) Siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan
dan mempunyai kesempatan untuk berkembang.
4) Keseluruhan perkembangan anak adalah terpadu dan anak
melihat dirinya dan sekitarnya secara utuh (holistik).
h. Disamping itu juga terdapat landasan praktis diperlukan karena
guru harus melaksanakan pembelajaran terpadu secara aplikatif
di dalam kelas, maka dalam pelaksanaannya pembelajaran
terpadu juga dilandasi oleh landasan praktis yaitu sebagai
berikut.
1) Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga
terlalu banyak informasi yang harus dimuat dalam kurikulum.
2) Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah
satu sama lain padahal seharusnya saling terkait.
3) Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran cenderung
lebih bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner).
4) Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat
dipersempit dengan pembelajaran secara terpadu.
i. Dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu perlu juga landasan
sosial budaya dan perkembangan IPTEK karena pembelajaran
selalu mengandung nilai yang harus sesuai dengan nilai yang
berlaku dalam masyarakat. Kehidupan masyarakat, dengan
segala karakteristik dan kekayaan budayanya, harus menjadi
dasar dan acuan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran
terpadu. Landasan IPTEK diperlukan dalam pengembangan
pembelajaran terpadu sebagai upaya menyelaraskan materi
pembelajaran terpadu dengan perkembangan dankemajuan yang
terjadi dalam dunia IPTEK, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
2. Teori Belajar dalam Pembelajaran Terpadu
Ada beberapa konsep yang bisa diterapkan guna meningkatkan
efisiensi pembelajaran terintegrasi, dan beberapa di antaranya adalah
sebagai berikut::
1. Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivis ini menyatakan bahwa peserta didik
harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama
dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
Menurut teori kontruktivis ini, satu prinsip yang paling penting
dalam psikologi pendidikan adalah bahwa peserta didik harus
membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.
2. Teori perkembangan kognitif Piaget
Teori belajar perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan
oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.
Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan
manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan
perkembangan.
3. Teori pembelajaran John Dewey
Menurut Dewey (Agustina, 2014) metode reflektif di dalam
memecahkan masalah, yaitu suatu proses berpikir aktif, hati-hati,
yang dilandasi proses berpikir ke arah kesimpulan yang definitif
melalui lima langkah berikut ini. 1) Peserta didik mengenali
masalah; 2) Peserta didik menyelidiki dan menganalisis
kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya; 3) Dia
menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya dan
mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan
masalah; 4) Menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis
dengan akibatnya maing-masing; dan 5) Mencoba
mempraktikkan salah satu kemungkinan pemecahan yang terbaik
4. Teori pemprosesan informasi
Teori ini menjelaskan pemerosesan, penyimpanan, dan
pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Peristiwa-peristiwa
mental diuraikan sebagai transformasi informasi dari input
(stimulus) ke output (respon).
5. Teori belajar bermakna David Ausubel
Teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna. Belajar
bermakna merupakan suatu proses dikaitkan informasi baru pada
konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang (Dahar, (Agustina, 2014). Faktor yang paling penting
yang memengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui peserta
didik.
6. Teori penemuan Jerome Bruner
Bruner menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai
denganpencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan
dengan sendirinya untuk mencari pemecahan masalah serta
pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan
yang benar-benar bermakna (Dahar, (Agustina, 2014).
7. Teori pembelajaran sosial Vygotsky
Vygotsky (Agustina, 2014) berpendapat, bahwa peserta didik
membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan
peserta didik sendiri melalui bahasa. Teori Vygotsky ini, lebih
menekankan pada aspek social dari pembelajaran. menekankan
pada aspek social dari pembelajaran.
8. Teori pembelajaran perilaku Skinner. J
Prinsip yang paling penting dari teori belajar perilaku adalah
bahwa perilaku berubah sesuai dengan konsekuensikonsekuensi
langsung dari perilaku tersebut. Konsekuensi yang
menyenangkan memperkuat perilaku, sedangkan konsekuensi-
konsekuensi yang tidak menyenangkan akan memperlemah
perilaku.
D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu
Prinsip pembelajaran terpadu didalamnya termasuk pembelajaran tematik.
Trianto (2011) menyatakan bahwa, pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
belajar yang bermakna kepada siswa.
Tema yang diberikan merupakan pokok pikiran yang menjadi topik
pembelajaran. Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan
prinsip-prinsip (Najah, 2015) sebagai berikut :
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun mudah digunakan untuk
memadukan mata pelajaran.
2. Tema harus bermakna.
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian
besar minat siswa.
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwaperistiwa
otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
6. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang
berlaku.
7. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan
sumber belajar.
Dalam proses pelaksanaan (He ckman et al . , 19 67) pembelajaran
terpadu perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Guru hendaknya tidak mendominasi aktivitas dalam proses
pembelajaran.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam
setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
3. Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang
sama.
Prinsip-prinsip dalam proses penilaian pembelajaran terpadu yaitu :
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri.
2. Guru mengajak para siswa untuk menilai perolehan belajar.
Beberapa prinsip pembelajaran tematik integratif antara lain :
1. Memiliki satu tema yang aktual familiar dan relevan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Memilih konsep materi beberapa muatan pelajaran yang saling
terkait.
3. Tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku.
4. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu
mempertimbangkan karakteristik pembelajar.
5. Materi awal yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan.
6. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu.
7. Belajar berbasis aneka sumber belajar.
8. Penggunaan pendekatan ilmiah.
9. Pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi.
10. Pembelajaran keterampilan aplikatif.
11. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal
(hardskills) dan keterampilan mental (softskills).
12. Pembelajaran mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
siswa.
13. Menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas siswa.
14. Pembelajar dapat bekerja secara mandiri maupun tim.
15. Memberikan pengalaman langsung pada pembelajar.
E. Manfaat Pembelajaran Terpadu
1. Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi
penghematan karena tumpang-tindih materi dapat dikurangi bahkan
dihilangkan.
2. Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab
materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana.
3. Pembelajaran terpadu dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir
siswa.
4. Pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi.
5. Pembelajaran terpadu memberikan penerapan-penerapan dunia
nyata.
6. Dengan pemaduan pembelajaran antarmata pelajaran diharapkan
penguasaan materi pembelajaran akan semakin baik dan meningkat.
7. Pengalaman belajar antarmata pelajaran sangat positif.
8. Meningkatkan dan memperbaiki motivasi belajar.
9. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif.
10. Melalui pembelajaran terpadu terjadi kerja sama yang lebih meningkat
antara para guru, siswa, guru-siswa dan siswaorang/nara sumber
lain.
11. Pembelajar mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
12. Pembelajar mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi dasar antar muatan pelajaran dalam tema yang
sama.
13. Pembelajar mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar.
1. Center of interest
Daftar materi pada
2. Pembelajaran tematik integratif
2 KB yang sulit
3. Teori belajar pemprosesan informasi
dipahami
4. Contoh sikap akomodatif
Daftar materi yang 1. Teori belajar dalam pembelajaran terpadu
sering mengalami 2. Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang mengutamakan
3
miskonsepsi dalam pembudayaan dan pemberdayaan siswa.
pembelajaran
Integrasi Pengalaman

Integrasi Sosial

Pengertian Pembelajaran Terpadu


Integrasi Pengetahuan

Desain Kurikulum Integrasi

Karakteristi Pembelajaran
Subtopic 1
Terpadu

Aliran progresivisme

Aliran konstruktivisme

Landasan Filosofis Aliran humanisme

Aliran Perenialisme

Subtopic 5

Landasan
Landasan falsafah negara
Pancasila

Landasan Pedagogis
Konsep Dasar dan
Landasan Praktis
Teori Belajar dalam Landasan dan Teori Belajar
Teori belajar konstruktivisme
dalam Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran
Teori Perkembangan Piaget
Tematik Terpadu
Teori pembelajaran John Dewey

Teori pemprosesan informasi


Teori Belajar dalam Pembelajaran Terpadu
Teori belajar bermakna David Ausubel

Teori penemuan Jerome Bruner

Teori pembelajaran sosial Vygotsky

Teori pembelajaran perilaku Skinner. J

Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Tematik Terpadu

Tujuan Pembelajaran Tematik


Terpadu

Manfaat Pembelajaran Terpadu

Anda mungkin juga menyukai