BAB I & IV Salsabila - 201081049
BAB I & IV Salsabila - 201081049
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu
indikator derajat kesehatan yang penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu negara
dan status kesehatan masyarakat. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang,
Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih menjadi masalah besar, sehingga
masalah kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di
Indonesia. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan,
persalinan, dan nifas tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh.
AKI adalah semua kematian dalam ruang lingkup tersebut di setiap 100.000 kelahiran hidup
(Profil Kesehatan Indonesia, 2020).
Menurut Kemenkes RI AKI di Indonesia secara umum terjadi penurunan dari 390
menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup, walaupun sudah cenderung menurun namun belum
berhasil mencapai target SDGs, yaitu kurangdari 70% per 100.000 kelahiran hidup. Tak jauh
berbeda AKI di Kalimantan Barat dari tahun 2019 hingga pandemi 2020 dan 2021
mengalami peningkatan cukup signifikan, pada tahun 2020 sebesar 131 kasus dan tahun 2021
meningkat lagi sebanyak 214 kasus (Dinas Provinsi Kalimantan Barat, 2021). Sedangkan di
Kota Pontianak kematian ibu ada 6 kasus pada tahun 2021. Kematian ibu ini mengalami
penurunan dari tahun 2020 sebanyak 8 kasus. AKB di Kita Pontianak tahun 2021 mengalami
penurunan dari 24 kasus pada tahun 2020 turun hingga mencapai 22 kasus pada tahun 2021
(Profil Dinas Keshatan Kota Pontianak, 2021). Adapun cakupan pelayanan K1 pada tahun
2021 sebesar (103,8%). Cakupan K1 ini mengalami kenaikan di banding dengan tahun 2020
yaitu sebesar (92,7%). Pada cakupan pelayanan K4 sebesar (102,1%) cakupan K4 mengalami
kenaikan dibanding tahun 2019 sebesar (90,1%). Adapun jumlah ibu bersalin yang di tolong
oleh tenaga kesehatan sebesar (101,73%). Kenaikan kunjungan K1 dan K4 di kota Pontianak
adalah sebuah pencapaian besar (Profil Dinas Kesehatan Kota Pontianak Tahun 2020).
Tingginya AKI disebabkan oleh komplikasi selama dan setelah kehamilan dan
persalian. Komplikasi utama yang menyebabkan hampir 75% dari semua kematian ibu yaitu
perdarahan, infeksi, tekanan darah tinggi selama kehamilan (preeklamsi dan eklamsi),
komplikasi dari persalinan aborsi yang tidak aman dan sisanya disebabkan oleh kondisi
kronis seperti penyakit jantung dan diabet (WHO,2019). Di Indonesia penyebab langsung
kematian ibu yang paling banyak terjadi adalah perdarahan, eklampsia dan infeksi.
Sedangkan di Kalimantan Barat kematian ibu Tahun 2020, Perdarahan dan hipertensi
menjadi penyebab utama kematian ibu.
Agar hal ini berjalan dengan baik maka perlu didukung dengan asuhan kebidanan
secara Esensial. Asuhan esensial adalah asuhan yang diberikan kepada klien bayi baru lahir
(neonatus), bayi, balita dan anak prasekolah, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas,
dan pelayanan keluarga berencana (Kepmenkes, 2020). Serta pengetahuan dan informasi
yang cukup tujuannya agar saat terdapat hal yang bersifat patologis, bisa segera terdeteksi
secara dini dan segera diatasi supaya tidak menjadi hal yang menyebabkan kematian pada ibu
dan bayi, oleh karena itu asuhan kebidananan secara Esensial ini perlu dilakukan untuk
mensejahterakan masyarakat khususnya ibu dan bayi.
Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah telah membuat kebijakan agar setiap ibu
mampu mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sesuai standar pelayanan
minimal (SPM), pada ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care yang berkualitas dan
terpadu pelayanan kunjungan minimal 6X dan pelayana asuhan minimal (10 T) serta
diberikan program perencanaan persalinan pencegahan komplikasi (P4K) (Kemenkes RI,
2020). Pada ibu bersalin, ibu diberikan asuhan persalinan sesuai dengan standar asuhan
persalinan normal (APN) berdasarkan lima benang merah. Upaya penurunan AKI pada ibu
nifas dengan memberikan asuhan sesuai dengan standar yang dilakukan 4 kali kunjungan
nifas yaitu KF 1,KF 2,KF 3,KF 4. Upaya untuk mengurangi AKB dengan memberikan
asuhan sesuai dengan standar asuhan yang dilakukan dengan 3 kali jadwal kunjungan
neonates (KN), yaitu KN1, KN2, KN3 setelah lahir.
Puskesmas Kampung Dalam merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kota
Pontianak. Adapun jenis pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak yang diberikan yaitu:
pemeriksaan kehamilan, pelayanan persalinan normal 24 jam, pelayanan nifas normal dan
pelayanan KB, pelayanan bayi baru lahir, pelayanan imunisasi HB0, BCG, Polio, Pentavalen,
Campak, Booster dan TT. Berdasarkan laporan tahunan yang diperoleh di Puskesmas
Kampung Dalam tahun 2021, kunjungan ibu hamil sebanyak 603, persalinan 187, kelahiran
bayi 187 dan juga tidak ada kematian ibu dan bayi yang dilaporkan.
Berdasarkan hal tersebut, untuk mendukung pelayanan kesehatan yang berkelanjutan,
penulis menyusun Laporan tugas akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Esensial pada Ny.
R di Puskesmas Kampung Dalam Kota Pontianak.” Penulis mengambil Ny. R sebagai
Laporan Tugas Akhir karena merasa tertarik untuk menjadikan Ny. R sebagai pasien Laporan
tugas akhir dan ingin menerapkan asuhan kebidanan yang berkualitas tinggi dan
berkesinambungan.
BAB IV
PEMBAHASANi
Berdasarkan dari hasil asuhan yang telah dilakukan penulisbkepada Ny. R G1P0A0 mulai
dari kehamilan trimester III pada usia kehamilan ±38 minggu dikaitkan dengan teori-teori
tentang kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Pada BAB ini berisi pembahasan dari kasus yang diambil, penulis akan coba membahasnya
dengan membandingkan antara teori dengan praktek dilapangan. Agar lebih sistematis, penulis
membuat pembahasan dengan mengacu pada pendekatan Asuhan Kebidanan, menyimpulkan
data, menganalisa data dan melakukan penatalaksanaan asuhan dengan Asuhan Kebidanan.