Proposal Mikologi Pengaruh Pemberian Fungi Mikoriza Dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung
Proposal Mikologi Pengaruh Pemberian Fungi Mikoriza Dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung
Oleh :
NAMA NIM
Atika Puspita Anggraeni 4203520018
Muhammad Farhan Pulungan 4203220042
Rumiris Fanessa Sitorus 4202520006
BIOLOGI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
karunia, serta berkah-Nya, yang telah melimpahkan kekuatan dan ilmu pengetahuan sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini. Tak lupa pula shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing
umat manusia menuju jalan yang benar.
Penyusunan proposal ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis secara mendalam
tentang "Pengaruh Pemberian Fungi Mikoriza dan Pupuk Kandang pada Tanaman Kangkung
(Ipomea reptans poir.) Dalam proses penyusunannya, kami telah melibatkan berbagai pihak
yang turut memberikan dukungan, dorongan, dan saran berharga sehingga proposal ini dapat
tersusun dengan baik. Kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Dosen Pembimbing bapak Ahmad Shafwan S. Pulungan, S.Pd., M.Si. yang telah
memberikan arahan, bimbingan, serta masukan yang sangat berharga dalam penyusunan
proposal ini. Keberadaan Anda sebagai dosen pembimbing telah memberikan inspirasi dan
pencerahan dalam langkah-langkah kami. Semua kontribusi, dukungan, dan masukan yang telah
diberikan oleh berbagai pihak tersebut di atas menjadi modal berharga dalam perjalanan kami
menyusun proposal ini. Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk pengembangan
lebih lanjut.
Akhir kata, semoga proposal ini dapat memberikan kontribusi positif dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, khususnya dalam bidang
pertumbuhan tanaman kangkung melalui pemberian fungi mikoriza dan pupuk kandang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................5
1.3 Manfaat Penelitian.............................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORITIS...............................................................................................................................6
2.1 Deskripsi Tanaman kangkung...............................................................................................................6
2.1.1 Morfologi....................................................................................................................................6
2.1.2 Klasifikasi.......................................................................................................................................6
2.1.3 Cekaman Kekeringan..................................................................................................................7
2.1.4 Mekanisme Ketahanan Tumbuhan Terhadap Cekaman Kekeringan...........................................8
2.1.5 Mikoriza.....................................................................................................................................8
2.1.6 Kelebihan dan Kekurangan Mikoriza.......................................................................................10
2.1.7 Pupuk Kandang........................................................................................................................10
2.1.8 Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Kandang.............................................................................11
BAB III......................................................................................................................................................13
METODE PENELITIAN..........................................................................................................................13
3.1 Tahap Persiapan...............................................................................................................................13
3.1.1 Lokasi Penelitian......................................................................................................................13
3.1.2 Waktu Pelaksanaan...................................................................................................................13
3.2 Tahap Pelaksanaan..........................................................................................................................13
3.2.1 Alat dan Bahan yang digunakan...............................................................................................13
3.2.2 Prosedur Pembuatan.................................................................................................................13
3.3 Tahap Pengamatan..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Mikoriza arbuscular adalah kelompokjamur tanah yang hidupnya memilih untuk bekerja
sama dengan akar tanaman, agar jamur ini mendapat pasokan gula cair dari tanaman, dan
sebaliknya jamur ini menukarkanya dalam bentuk air dan unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman. Adanya berbagai macam mikoriza arbuscular pada tanaman memiliki
banyak manfaat yang sangat besar bagi tanaman tersebut seperti, membantu meningkatkan
penyerapan unsur – unsur hara dan nutrisi yang penting bagi tanaman.Mikoriza arbuscular
bertujuan untuk memperbaiki tingkat serapan hara dan air terutama unsur fosfor dan
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan patogen tanah melalui simbiosis
antaramikoriza arbuscular dengan akar tanaman. Secara tidak langsungmikoriza arbuscular
dapat meningkatkan pembentukan dan penyebaran akar tanaman melalui hifa eksternal yang
mengakibatkan meningkatnya serapan unsur hara lain oleh tanaman. Ukuran hifa yang sangat
halus pada bulu-bulu akar memungkinkan hifa dapat menyusup ke pori - pori tanah yang
paling halus sehingga hifa menyerap air pada kondisi kadar air tanah yang sangat rendah.
Serapan air yang lebih besar oleh tanaman bermikoriza juga akan membawa unsur hara
sepertifosfor.
Mikoriza memiliki akses terhadap sumber P anorganik yang relatif tidak dapat larut.
Selain itu, mikoriza arbuscular merupakan salah satu mikroorganisme potensial dengan
adanya pemberian mikoriza arbuscular pada tanaman dapat memperbaiki pertumbuhan
tanaman dengan meningkatkan penyerapan unsur hara terutama fosfor, selain membantu
penyerapan unsur hara, mikoriza juga lebih tahan terhadap serangan patogen dan lebih
toleran terhadap tekanan lingkungan seperti kekeringan, suhu, ekstrim dan kemasaman tanah,
mikoriza dapat menangkal keracunan oleh Al dan konsentrasi H yang tinggi.
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Morfologi
Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun.
Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabang akar
menyebar ke semua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100
cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis
kangkung air (Djuariah, 2007).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak
daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk
daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau
tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase
pertumbuhannya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama
jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk terompet dan
daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung (Ashari 1995). Batang
kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbaceous)
dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan
setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar (Djuariah, 2007).
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji.
Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah
tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur
buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi- segi atau tegak bulat.
Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua (Ashari
1995).
2.1.2 Klasifikasi
Proses adaptasi yang terjadi dalam tumbuhan akibat cekaman kekeringan ini
berbeda satu sama lain tergantung tahap-tahap yang ada dalam perkembangan tumbuhan
itu sendiri (Anjum et al., 2011). Mekanisme adaptasi terhadap kekeringan dapat
dilakukan oleh tumbuhan dengan cara menggulung daun yang dilakukan oleh tumbuhan
monokotil dengan tujuan untuk menurunkan laju evaporasi. Proses ini berlangsung
dengan adanya sel kipas yang mana ketika kekurangan air maka jumlah dan ukuran sel
kipas meningkat sehingga daun dapat menggulung (Nio Song dan Lenak, 2014).Bentuk
mekanisme adaptasi lain dalam ketahanan tanaman adalah dengan mempertahankan
status air dalam jaringan sehingga tanaman tetap dapat melangsungkan metabolismenya
pada kondisi status air yang rendah serta memiliki sifat toleran (drought tolerance)
(Levitt, 1980).
Bentuk adaptasi sebagai respon terhadap kekeringan ini dapat berupa perubahan
pertumbuhan seperti penurunan pertumbuhan batang dan daun. Selain adanya perubahan
pertumbuhan juga terjadi perubahan secara biokimia seperti adanya akumulasi senyawa
organik yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan osmotik dalam tubuh tumbuhan
(Arve et al., 2011). Salah satu contoh senyawa organik yang sering terakumulasi adalah
senyawa prolin (Farooq et al., 2009). Selain prolin ada beberapa senyawa lain yang
berperan dalam penyesuaian osmotikal sel antara lain gula osmotik dan protein dehidrin
(Wang et al.,1995).
2.1.5 Mikoriza
Mikoriza merupakan suatu bentuk simbiosis mutualistik antara jamur dan akar
tanaman (Djuariah, 2007). Hampir pada semua jenis tanaman terdapat bentuk simbiosis
ini. Umumya mikoriza dibedakan dalam tiga kelompok , yaitu: endomikoriza atau Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) pada jenis tanaman pertanian, ektomikoriza (pada jenis
tanaman kehutanan), dan ektoendomikoriza (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).
Peranan FMA dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman telah banyak
dilaporkan dan dari hasil penelitian belakangan ini banyak laporan yang memuat aplikasi
dan usaha produksi inokulan FMA yang diusahakan secara komersil (Dewi, 2007).
Tanaman yang mempunyai mikoriza cenderung lebih tahan terhadap kekeringan
dibandingkan dengan tanaman yang tidak mempunyai mikoriza. Rusaknya jaringan
kortek akibat kekeringan dan matinya akar tidak permanen pengaruhnya pada akar yang
bermikoriza. Setelah periode kekurangan air, akar yang bermikoriza akan cepat kembali
normal. Hal ini disebabkan karena hifa jamur mampu menyerap air yang ada pada pori-
pori tanah saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air. Penyerapan hifa yang
sangat luas di dalam tanah menyebabkan jumlah air yang diambil akan meningkat (Dewi,
2007).
Rhizoctonia merupakan jamur mikoriza yang bersimbiosis dengan anggrek
sehingga disebut juga dengan jamur mikoriza anggrekan. Sebutan mikoriza anggrekan
diberikan untuk jamur mikoriza yang ada pada tanaman anggrek. Baik kecambah anggrek
maupun anggrek dewasa (Dewi, 2007). Beberapa spesies genus Rhizoctonia memiliki
sifat sebagai simbion mutualisme atau sebagai patogen. Hal yang menjadi dasar dalam
pengelompokan yaitu warna dan morfologi koloni, jumlah sel inti hifa, karakteristik
pertumbuhan dan patogenesis pada inang (Dewi, 2007). Dilihat dari jumlah sel inti
Rhizoctonia dapat dibagi menjadi tiga kelompok antara lain uninukleat, binukleat, dan
multinukleat (Dewi, 2007).
Aplikasi mikoriza pada tanaman merupakan salah satu upaya untuk mengatasi
terhambatnya pertumbuhan karena cekaman kekeringan. Mikoriza merupakan bentuk
simbiosis mutualisme antara jamur dan sistem akar tanaman tingkat tinggi. Prinsip kerja
mikoriza adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa
secara intensif sehingga tanaman yang mengandung mikoriza tersebut akan mampu
meningkatkan kapasitas dalam penyerapan hara (Dewi, 2007).
Tirta (2006) meneliti pengaruh kalium dan mikoriza terhadap pertumbuhan bibit
vanili (Vanilla planifolia) menunjukkan bahwa perlakuan mikoriza dan kalium
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan berat segar vanili dengan dosis mikoriza
tertinggi. Puja (2001), menyatakan perlakuan kalium berpengaruh nyata terhadap berat
jerami padi kering, berat gabah berisi kering, dan berat gabah hampa kering. Sejauh ini
belum pernah dilakukan penelitian untuk mendapatkan planlet kangkung air (I. aquatica)
yang tahan terhadap cekaman kekeringan secara In Vitro. Planlet kangkung yang mampu
tumbuh dalam medium yang telah diinokulasi dengan mikoriza nantinya apabila
diregenerasikan diharapkan dapat menghasilkan tanaman kangkung air yang tahan
terhadap cekaman kekeringan.
Mikoriza dapat meningkatkan penyerapan unsur hara, meningkatkan ketahanan
terhadap kekeringan, memproduksi zat pengatur tumbuh, menyerap Ca, Mg serta
beberapa unsur mikro, disamping berfungsi juga sebagai pelindung fisik untuk masuknya
patogen dengan adanya mantel dan dapat melepaskan antibiotik yang dapat mematikan
patogen. Inokulasi FMA dapat mengimbas ketahanan tanaman melalui mekanisme
supresif, terhambatnya pertumbuhan propagul efektif dan terhalangnya kolonisasi
patogen pada akar tanaman yang bermikoriza (Dewi, 2007).
Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan pada
lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Zat hara yang
dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya.
Pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam. seperti
magnesium, kalium, dan kalsium. Namun demikian, manfaat utama pupuk kandang
adalah mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh secara baik.
Oleh sebab itu pupuk kandang sangat baik digunakan dalam budidaya tanaman ubi jalar
karena pupuk kandang selain dapat memenuhi kebutuhan unsur hara juga dapat
memperbaiki sifat fisik tanah yang akan mempermudah perkembangan umbi ubi jalar
sehingga hasil dari umbi ubi jalar akan lebih besar. Kompos kotoran ternak merupakan
kunci keberhasilan bagi petani lahan kering. Selain mudah didapat kotoran sapi juga
relatif lebih murah apabila dibandingkan dengan harga pupuk an-organik yang beredar di
pasaran. Hal ini mendorong para petani yang biasa menggunakan pupuk buatan beralih
menggunakan pupuk organik (Dewi, 2007).
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari campuran kotoran-kotoran ternak,
urine, serta sisa-sisa makanan ternak tersebut. Pupuk kandang ada yang berupa cair dan
ada pula yang berupa padat, tiap jenis pupuk kandang memiliki kelebihan masing-
masingnya. Setiap hewan akan menghasilkan kotoran dalam jumlah dan komposisi yang
beragam. Kandungan hara pada pupuk kandang dapat dipengaruhi oleh jenis ternak, umur
ternak, bentuk fisik ternak, pakan dan air (Dewi, 2007).
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi
yang baik untuk memperbaiki kesuburan, sifat fisika, kimia dan biologi tanah,
meningkatkan unsur hara makro dan mikro, meningkatkan daya pegang air dan
meningkatkan kapasitas tukar kation (Dewi, 2007).
METODE PENELITIAN
Bahan :
Adapun pengulangan yang akan dilakukan agar data yang diperoleh lebih akurat adalah sebanyak
3 kali perlakuan.
Tinggi batang
Panjang daun
Lebar daun
Selain itu juga,akan dilakukan pengukuran berat kangkung, dan organ morfologi setelah hari ke
60, sebagai data pengamatan tanaman terhadap perlakuan.
DAFTAR PUSTAKA
Djuariah, D. 2007. Evaluasi Plasma Nutfah Kangkung DiDataran Medium Rancaekek. Jurnal
Hortikultura
Ashari, S., 1995.Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press, Jakarta.
Gardner, F.P., E.B. Pearce., & R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta UI-
Press. Terjemahan: Herawati Susilo.
Dhilion, S.S & C.F. friese. 1997. The occurrence of mycorrhizas in prairie. Apalication to
ecological restoration. Thirteenth North Amecican Prairie Conference. Cambridge University
Press 113.
Karti, P. D. M. H., S . Jayadi,. A. Murtiani, . Y. Mariani . 2000. Pengaruh inokulasi CMA
terhadap pertumbuhan, produksi dan serapan unsur hara pakan ternak . Pros. Sem. Nas .
Mikoriza 1. Bogor. AMI PUA-IPB dan Batitan Kehutanan dan Perkebunan, Bogor .
Jumin, 1992 Jumin H.B., 1992. Ekologi Tanaman Suatu Pendekatan Fisiologi,Rajawali
Press,Yogyakarta
Nio Song dan Banyo, Y. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air
pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains. 11 (2).
Farooq, M., A. Wahid., N.Kobayashi., D. Fujita., & S.M.A. Basra.2009. Plant Drought Stress:
Effects, Mechanisms and Management. Agron. Sustain. Dev. 29 (2009): 185–212. online at:
www.agronomy-journal.org.
Anjum, S.A.,X.Y.xie.,L.C.Wang.,M.F. Salem., C. Man., & W. Lei. 2011. Morphological,
physiological, and Biochemical Responses Of Plants to Drought Stress. African J. of Agric. Res.
6(9): 2026-20203
Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1995. Plant Physiology. 4th edition. Terjemahan Verslues, P.E.,
M. Agarwal, S. Katiyar-Agarwal, J. Zhu and J.-Kang Zhu. 2006. Methods and concepts in
quantifying resistance to drought, salt and freezing, abiotic stresses that affect plant water status.
The Plant Journal, 45 : 523-539.
Levitt, J. 1980. Responses of plants to environmental stresses: Water, radiation, salt, and other
stresses. Vol. II. New York, Academic Press.
Arve, L.E., S.Torre., J.E. Olsen., & K.K.Tanino.2011. Stomatal Responses to Drought Stress and
Air Humidity, Abiotic Stress in Plants - Mechanisms and Adaptations, Arun Shanker and B.
Venkateswarlu (Ed.), ISBN: 978-953-307- 394-1, InTech, Available from:
http://www.intechopen.com/books/abiotic-
stress-in-plants-mechanisms-and-adaptations/stomatal-responses-to-drought- stress-and-air-
humidity
Wang, Z., B. Quebedeaux and G.W. Stutte. 1995. Osmotic adjusment: effect water stress on
carbohydrates in leaves, streams and roots of apple. Aust. J. Plant Physiol., 22 : 747- 7
Dewi, R.I. 2007. Makalah Peran, Prospek dan Kendala dalam Pemanfaatan Endomikoriza.
Fakultas Pertanian. Universitas Padjajaran. Bandung.