Anda di halaman 1dari 14

ASBABUN NUZUL

SURAT AL-IMRON AYAT 190-191


Tugas ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Ilmu Asbabun Nuzul Dosen
Pengampu : Al-Ustad Haidar Mubarok, Lc,. M.H

Fathimah Khoirun Nisa, Salwa Aida Fitria,Wahyu Nur Sinta, Laili


Nabila
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sukoharjo, Indonesia
g100221014@student.ums.ac.id, g1002110048@student.ums.ac.id, ,
g100210004@student.ums.ac.id, g1002110050@student.ums.ac.id

1
Abstrak
Surat Al-Imran adalah surat yang panjang terletak setelah surat al-baqoroh, Surat Ali
Imran (‫ )آل عمران‬merupakan surat madaniyah yang turun setelah Surat Al Anfal.
Dinamakan surat Ali Imran karena di dalam surat ini disebutkan kisah keluarga Imran, ayah
Maryam, ibu kandung Isa ‘alaihis salam. didalamnya penuh dengan hukum, perintah,
dan kisah-kisah penting bagi umat Islam. Dalam memahami Al-Quran, penting
untuk memahami Asbabun nuzul, yaitu sebab-sebab turunnya ayat-ayat tersebut.
Artikel ini membahas Asbabun nuzul dari dua ayat dalam Surat Al-imran, yaitu ayat
190 dan 191. Artikel ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman terhadap ayat-
ayat tersebut dan memberikan bimbingan serta pemikiran yang relevan bagi umat
Islam. Dengan mengaitkan ayat-ayat dengan realitas alam semesta, kita dapat
mengambil hikmah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari kita
sebagai umat Islam.

Kata kunci: Asbabun nuzul, Al-Qur’an, Tafsir

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................... Error! Bookmark not defined.


ABSTRAK ..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .......................................................................................... 3
PEMBAHASAN AYAT ........................................................................................... 4
A. ASBABUN NUZUL .................................................................................. 4
B. TAFSIR......................................................................................................... 6
C. KANDUNGAN AYAT ........................................................................................... 8
D. HIKMAH AYAT ..................................................................................................... 9
E. KEUTAMAAN SURAT........................................................................................... 10
KESIMPULAN ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

2
Pendahuluan
Sejak awal kelahirannya, Islam sudah memberikan penghargaan yang
begitu besar kepada ilmu. Sebagaimana sudah diketahui bahwa Nabi Muhammad
SAW ketika diutus oleh Allah SWT sebagai Rasul hidup dalam masyarakat yang
terbelakang, di mana paganisme tumbuh menjadi sebuah identitas yang melekat
pada masyarakat Arab masa itu.
Kemudian Islam datang menawarkan cahaya penerang yang mengubah
masyarakat Arab jahiliyah menjadi masyarakat yang berilmu dan beradab. Salah
satu pencerahan yang dibawa oleh Islam bagi kemanusiaan adalah pemikiran secara
ilmiah, masyarakat Arab dan Timur Tengah pra-Islam tidak memperdulikan
persoalan-persoalan mengenai alam semesta, bagaimana alam tercipta dan
bagaimana alam bekerja maka dari sinilah mereka belajar merenungi pertanyaan-
pertanyaan ini dan untuk mencari jawabannya tentang itu semua, mereka merujuk
kepada Al-Quran dan Hadis.
Dalam Al-Quran surah Ali-Imran ayat 190-191 Allah memerintahkan
memikirkan bagaimana langit dan bumi tercipta, cara fikir ini menggerakkan
bangkitnya ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam. Ini adalah pengembangan
ilmu pengetahuan yang istimewa dalam sejarah dunia, terutama tentang alam
semesta. Kemudian ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran
Islam, hal ini terlihat dari banyaknya ayat al-Quran yang memandang orang berilmu
dalam posisi yang tinggi dan mulia di samping hadis-hadis nabi yang banyak
memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu.

3
Pembahasan
Surat Ali `imran ayat 190

ِِ ‫ت ِْل ُ ۟ولِى ْٱْل َ ْل َٰبَب‬ ِ َ‫ض َوٱ ْختِ َٰل‬


ٍ َ‫ف ٱلَّ ْي ِل َوٱلنَّ َه ِار َل َءا َٰي‬ ِ ‫ت َوٱ ْْل َ ْر‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ ِ ْ‫إِنَّ فِى َخل‬
َّ ‫ق ٱل‬
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

Surat Ali ‘Imran Ayat 191

‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ َٰ َهذَا َٰبَطِ ًًل‬


ِ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ َ ‫ٱَّلل قِ َٰيَ ًما َوقُعُودًا َو‬
ِ ْ‫علَ َٰى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّك ُرو َن فِى َخل‬
َّ ‫ق ٱل‬ َ َّ ‫ٱلَّذِينَ يَذْكُ ُرو َن‬
‫اب ٱلنَّ ِار‬ َ َ‫عذ‬ َ ‫س ْب َٰ َحنَكَ فَ ِقنَا‬
ُ

Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

A. Asbabun nuzul

1. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah Jilid 2 menyebut peristiwa yang


melatarbelakangi turunnya Surat Ali Imran ayat 190, yaitu sebuah hadits riwayat Ibnu
Mardawaih melalui Atha.
Dikatakan, "Suatu ketika dia (Atha) bersama beberapa rekannya mengunjungi
istri Nabi SAW, Aisyah, untuk bertanya mengenai peristiwa apa yang paling
mengesankannya dan Rasulullah SAW. Kemudian Aisyah menangis sambil berkata,
"Semua yang beliau lakukan mengesankan."
Lanjut Aisyah, "(Kalau harus menyebut satu, maka) satu malam, yakni di
malam giliranku beliau tidur berdampingan denganku, kulitnya menyentuh kulitku,
lalu beliau bersabda, 'Wahai Aisyah, izinkanlah aku beribadah kepada Tuhanku.'
"Aku berkata (jawab Aisyah), 'Demi Allah, aku senang berada di sampingmu, tetapi
aku senang juga engkau beribadah kepada Tuhanmu.'
Maka beliau pergi berwudhu, tidak banyak air yang beliau gunakan, lalu berdiri
melaksanakan sholat dan menangis hingga membasahi jenggot beliau, lalu sujud dan
menangis hingga membasahi lantai, lalu berbaring dan menangis. Setelah itu Bilal
datang untuk adzan sholat Subuh."
Kata Aisyah lebih lanjut, "Bilal bertanya kepada Rasul SAW, apa yang menjadikan

4
beliau menangis sedang Allah SWT telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang
akan datang?"
Rasulullah SAW menjawab: "Aduhai Bilal, apa yang dapat membendung
tangisku, padahal semalam Allah SWT telah menurunkan kepadaku ayat: "Inna fī
khalqis-samāwāti ... (QS Ali Imran: 190)", sungguh celaka siapa yang membaca tapi
tidak memikirkannya."
Pada sejumlah hadits juga dinyatakan bahwa Nabi SAW kerap membaca ayat
ini dan ayat berikutnya di saat beliau terbangun di malam hari untuk mendirikan
sholat Tahajud. Melalui Ibnu Abbas, ia berkata:
"Suatu malam aku tidur di rumah bibiku Maimunah. Rasulullah SAW berbincang
dengan keluarga beliau beberapa saat, kemudian pada sepertiga malam terakhir,
beliau bangkit dari pembaringan dan duduk memandang ke langit sambil membaca
ayat ini. Lalu beliau berwudhu dan sholat sebelas rakaat. Kemudian Bilal
mengumandangkan azdan Subuh, maka beliau sholat dua rakaat, lalu menuju ke
masjid untuk mengimami jamaah sholat Subuh."

2. Kedua ayat di atas adalah bantahan bagi kaum Yahudi yang mengklaim
kefakiran Allah (Innallaha ta’ala faqirun wa nahnu aghniyaa). Pada kitab Lubaabun
Nuqul Fi Asbabin Nuzul karangan Jalaluddin as-Suyuti, Surat Ali ‘Imran ayat 190-
191 diturun guna menjelaskan bukti kaum Yahudi mengklaim kefakiran Allah SWT.

Ibnu Abbas pada riwayat Ath-Thabrani dan Ibnu Abi Hatim mengatakan bahwa
“orang-orang Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan bertanya kepada
mereka, apa tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian?” “Tongkat dan tangan
yang putih bagi orang-orang yang melihatnya.” kata orang-orang Yahudi.

Kemudian orang-orang Quraisy itu datang kepada orang-orang Nasrani dan


bertanya “apa tanda-tanda yang diperlihatkan Isa?” “Dia dulu menyembuhkan
orang yang buta, orang yang sakit kusta dan menghidupkan orang mati," jawab
orang-orang Nasrani. Orang-orang Quraisy lalu mendatangi Nabi SAW dan berkata
"Berdoalah kepada Tuhanmu untuk mengubah bukit shafa menjadi emas untuk
kami." Setelah itu, Rasulullah berdoa kepada Allah dan turunlah ayat 190-191. Ayat
190 menjelaskan penciptaan langit dan bumi yang hikmahnya hanya dirasakan oleh
ulul albab, yaitu orang-orang yang mengingat Allah SWT.

5
3. Mengutip buku Studi Ulumul Quran oleh Bambu Kuning, asbabun nuzul Surat Ali Imran
ayat 190-191 diriwayatkan oleh Ibnu Mardaawaih dari atha ia bercerita bahwa: Aku pergi
bersama Ibnu Umar dan Ubaid Bin Umar waktu mengunjungi Aisyah r.a., yang menerima
dan menemui kami dibalik tirai. Beliau bertanya kepada kami, “Hai Ubaid! Apakah yang
menghalangimu mengunjungi kami?" Ubaid menjawab dengan pepatah yang berbunyi:
“Berkunjunglah jarang-jarang agar bertambah kasih dan sayang."
Lalu Ibnu Umar bertanya kepada Aisyah, "Ceritakanlah kepada kami apa yang engkau lihat
yang paling menakjubkan tentang perilaku Rasulullah SAW?” Aisyah menjawab, “Semua
tingkah lakunya menakjubkan. Pada suatu malam beliau menghampiriku sehingga bersentuh
tubuhku dengan tubuhnya.
Lalu beliau bersabda kepadaku," Biarlah aku beribadah kepada tuhanku ". Aku menjawab,
“Demi Allah! Bahwa aku suka engkau berada disampingku, tetapi aku juga suka engkau
beribadah kepada Tuhanmu".
Usai shalat beliau duduk sambil menangis tersedu-sedu sampai janggutnya basah oleh air
matanya, kemudian ia bersujud dalam keadaan menangis hingga air matanya membasahi
lantai. Ketika Bilal datang untuk panggilan shalat subuh, ia menemui beliau masih dalam
keadaan tersedu-sedu dalam keadaan berbaring.
Bilal bertanya kepadanya, "Apakah yang menyababkan engkau menangis ya Rasulullah
padahal Allah telah mengampuni dosa-dosa mu yang lalu maupun yang akan datang?”
Rasulullah menjawab, "Bagaimana aku tidak menangis hai Bilal, setelah Allah menurunkan
ayat ini, celakalah hai Bilal orang yang membaca ayat ini tanpa merenungkan dalam-dalam
isinya.”
Adapun ayat yang dimaksud Rasulullah yakni Surat Ali-Imran ayat 190-191 .

B. Tafsir ayat

- Al-`imran Ayat 90

surat Ali Imran ayat 190 ini menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan
bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah
bagi ulul albab. Yakni orang-orang yang berakal. Orang-orang yang mau berpikir.
Orang-orang yang mau memperhatikan alam. Orang-orang yang kritis.

“Al Quran mengarahkan hati dan pandangan manusia secara berulang-ulang


dan intens untuk memperhatikan kitab yang terbuka (alam) ini, yang tidak pernah
berhenti halaman-halamannya berbolak-balik,” kata Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi
Zilalil Quran. “Maka dalam setiap halamannya tampaklah ayat yang mengesankan
6
dan mengkonsentrasikan dalam fitrah yang sehat perasaan terhadap kebenaran dan
desain alam ini.”

Ibnu Katsir menjelaskan, surat Ali Imran ayat 190 ini memotivasi untuk
memperhatikan ketinggian langit dan keluasan bumi, tata letak dan semua yang ada
padanya mulai gunung hingga lautan. Mulai padang pasir hingga hutan. Mulai
hewan hingga tumbuhan dan pepohonan. Juga bintang-bintang. “Renungkanlah
alam, langit dan bumi. Langit yang melindungimu dan bumi yang terhampar tempat
kamu hidup,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar. “Pergunakanlah pikiranmu
dan tiliklah pergantian antara siang dan malam. Semuanya itu penuh dengan ayat-
ayat, tanda-tanda kebesaran Allah.”

Orang yang memahami bahwa penciptaan langit dan bumi serta pergantian
siang dan malam merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah, mereka itulah ulul albab.
Sedangkan orang-orang bodoh, meskipun ia melihat langit dan bumi serta melihat
pergantian siang dan malam setiap hari, mereka tidak sampai pada kebenaran itu.
Meskipun secara akademis dikenal pandai. Karena itulah, Amr bin Hisyam yang
oleh kaumnya diberi gelar Abul Hakam, dalam Islam diberi gelar Abu Jahal.

- Al-imran ayat 191

ulul albab adalah orang yang banyak berdzikir dan bertafakkur. Ia berdzikir
dalam segala kondisi baik saat berdiri, duduk ataupun berbaring. Ia juga
mentafakkuri (memikirkan) penciptaan alam ini hingga sampai pada kesimpulan
bahwa Allah menciptakan alam tidak ada yang sia-sia. Maka ia pun berdoa kepada
Allah, memohon perlindungan dari siksa neraka.

“Di sini bertemulah dua hal yang tidak terpisahkan yakni dzikir dan pikir,” kata
Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar.

“Mereka tidak pernah terputus dari berdzikir mengingat-Nya dalam semua


keadaan mereka,” tulis Ibnu Katsir saat menafsirkan Surat Ali Imran ayat 191.
“Lisan, hati dan jiwa mereka semuanya selalu mengingat Allah Subhanahu wa
Ta’ala.”

7
“Wayatafakkaruuna fii khalqis samaawaati wal ardl” menurut Ibnu Katsir
maknanya adalah, mereka memahami semua hikmah yang terkandung di dalamnya
yang menunjukkan kepada kebesaran Penciptanya, kekuasaan-Nya, pengetahuan-
Nya, pilihan-Nya dan rahmat-Nya.

Maka Hasan Al Basri mengatakan, “berpikir selama sesaat lebih baik daripada
berdiri shalat semalam.”

umar bin Abdul Aziz mengatakan, “Berbicara untuk berdzikir kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala adalah baik dan berpikir tentang nikmat-nikmat Allah lebih
utama daripada ibadah.”

Sayyid Qutb menjelaskan, memikirkan kekuasaan Allah dalam penciptaan


makhluk ini merupakan ibadah kepada Allah dan juga bentuk dzikir kepada-Nya.
Dan ayat-ayat Allah di alam semesta ini tidak menampakkan hakikatnya yang
mengesankan kecuali kepada hati yang selalu berdzikir dan beribadah.

َ َ ‫عذ‬
‫اب النَّ ِار‬ ِ َ‫َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ َٰ َهذَا ب‬
َ ‫اط ًًل سُ ْبحَانَكَ فَ ِقنَا‬

Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

“Ucapan doa ini adalah lanjutan perasaan sesudah dzikir dan pikir, yaitu tawakkal
dan ridha, menyerah dan mengakui kelemahan diri,” kata Buya Hamka.

C. Kandungan ayat

Surat Ali Imran ayat 190-191 secara umum menjelaskan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah
yang semestinya direnungi oleh umat Muslim. Mengutip buku Islam Cinta dan Damai oleh
Faza Mahdiyah, berikut beberapa poin khusus isi kandungan Surat Ali Imran ayat 190-191:

1. Penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang merupakan tanda kekuasaan
Allah.
2. Tanda kekuasaan Allah di alam semesta ini hanya diketahui oleh ulul albab.

8
3. Ulul albab adalah orang yang berdzikir dan berpikir. Ia selalu ingat kepada Allah dalam
segala kondisi dan ia juga mempergunakan akalnya untuk memikirkan penciptaan alam
semesta.
4. Tafakkur atau berpikir yang benar akan mengantarkan pada kesimpulan bahwa Allah
menciptakan sesuatu tidak ada yang sia-sia. Semuanya benar, semuanya bemanfaat.
5. Tafakkur atau berpikir yang benar juga melahirkan kedekatan kepada Allah dan
memperbanyak doa kepada-Nya.

D. Hikmah ayat

Hikmah yang dapat diambil dari surat al-imran ayat 190-191 antara lain:
1. Mengamati tanda-tanda kebesaran Allah: Ayat ini mengajak kita untuk merenungi
dan mengamati keindahan dan keagungan penciptaan Allah dalam langit dan bumi,
serta perubahan yang terjadi dalam alam semesta. Melalui observasi ini, kita dapat
meningkatkan keimanan dan kekaguman kita kepada Allah.
2. Mengingat Allah dalam setiap keadaan: Ayat ini mengajarkan kepada kita
pentingnya menyebut nama Allah dalam segala keadaan. Baik kita berdiri, duduk,
atau berbaring, kita diingatkan untuk senantiasa mengingat Allah dan
menghidupkan kesadaran akan-Nya. Ini membantu kita untuk tetap terhubung
dengan Allah dalam segala aspek kehidupan kita.
3. Merenungkan penciptaan langit dan bumi: Ayat ini mendorong kita untuk
merenungkan tentang kebesaran Allah dalam menciptakan langit dan bumi. Dalam
renungan ini, kita diingatkan akan keagungan dan kekuasaan-Nya serta betapa tidak
mungkin dan mustahil bagi Allah untuk menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia.
Hal ini memperkuat keyakinan kita terhadap Allah dan menguatkan hubungan kita
dengan-Nya.
4. Memohon perlindungan dari siksa neraka: Ayat ini mengajarkan kita untuk
memohon perlindungan Allah dari siksa neraka. Ini menggambarkan kesadaran kita
akan akhirat dan pentingnya menjaga diri kita dari dosa dan kesalahan yang dapat
membawa kita menuju siksaan. Dengan memohon perlindungan Allah, kita
berharap mendapatkan rahmat-Nya dan dijauhkan dari siksa-Nya

9
E. Keutamaan surat
Surat Al-Imran banyak mengandung ayat-ayat yang memberikan petunjuk
hidup dan hikmah bagi umat manusia. Surat ini mengajarkan tentang keesaan Allah,
kekuasaan-Nya, kisah para nabi dan rasul, dan berbagai ajaran moral dan etika.
Surat ini juga mengandung kisah keluarga Imran yang saleh keluarga Imran yang
termasuk dalam keluarga yang saleh. Kisah ini menginspirasi umat Islam untuk
mengikuti jejak keimanan dan kesalehan keluarga tersebut.
Ayat-ayat perlindungan dan doa dalam Surat Al-Imran yang sangat dianjurkan
untuk dibaca oleh umat Islam. Salah satunya adalah Ayat Kursi (ayat 26) yang
dianggap sebagai salah satu ayat yang paling agung dan memiliki keutamaan besar.
Surat ini menegaskan kebenaran agama Islam dan keutamaan iman yang teguh.
Ayat-ayatnya mendorong umat Islam untuk memperkuat iman, berpegang teguh
pada ajaran Islam, dan menjauhi kesesatan. Meskipun diturunkan pada zaman Nabi
Muhammad SAW, Surat Al-Imran juga berisi nasehat dan pengajaran yang relevan
untuk masa kini. Surat ini memberikan panduan bagi umat Islam dalam menghadapi
berbagai tantangan dan cobaan yang dihadapi di dunia modern.

KESIMPULAN
Penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang merupakan
tanda-tanda kebesaran Allah yang dapat dilihat oleh orang yang memiliki akal dan
pemahaman.Kita diajarkan untuk menyebut nama Allah dalam segala keadaan, baik
dalam posisi berdiri, duduk, atau berbaring, sebagai bentuk penghormatan dan
kesadaran akan kehadiran-Nya juga Merenungkan dan memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi adalah sebuah jalan untuk meningkatkan keimanan kita
kepada Allah dan memperkuat hubungan kita dengan-Nya.
Ayat ini mengajarkan pentingnya memohon perlindungan dari siksa neraka
kepada Allah. Hal ini mencerminkan kesadaran akan akhirat dan kebutuhan kita
untuk menjaga diri dari dosa dan kesalahan. Dan Dengan memahami hikmah-
hikmah tersebut, kita dapat memperdalam penghayatan terhadap ajaran Al-Quran
dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam surat al-
imran ayat 190-191 ini menekankan pentingnya pengamatan, penghormatan, dan

10
refleksi terhadap penciptaan Allah serta perlindungan-Nya. Dengan mempraktikkan
ajaran ini, kita dapat meningkatkan kesadaran spiritual kita, memperkuat hubungan
dengan Allah, dan mengarahkan kehidupan kita menuju kebaikan dan keselamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati, Siti. 2019. “Bunga Rampai : Pendidikan Agama Islam.” Ilmu Pengetahuan
Dalam Pandangan Islam: 1–140. http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/1777/1/Bunga
Rampai PAI.pdf#page=14.

http://research.dashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Proceeding/Hu
mani ora/Vol.%202%20No%202%20Oktober%202011/43_MCM%20-
%20Sayid%20Qutub.pdf, (online sabtu, 25 November 2017)

Pambudi, R. (2022). " Asbabun Nuzul Surat Ali Imran Ayat 190-191 Lengkap dengan
Bacaan dan Tafsirnya ". Online at https://www.inews.id/lifestyle/muslim/asbabun-
nuzul-surat-ali-imran-ayat-190-191-lengkap-dengan-bacaan-dan-tafsirnya/2,
accessed 30 juni 2023

Amin K Muhammad Suma. 2013. Ulumul Qur’an. Jakarta: PT Raja Grafindo Persaja.
cet- 1

Rahmawati, Siti. 2019. “Bunga Rampai : Pendidikan Agama Islam.” Ilmu Pengetahuan
Dalam Pandangan Islam: 1–140. http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/1777/1/Bunga
Rampai PAI.pdf#page=14.

Aliyah, Sri. 2016. “ULUL ALBAB DALAM TAFSIR FI ZHILALI AL-QURAN”. Jurnal
Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, Dan Fenomena Agama 14 (1), 115-50.
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/JIA/article/view/465.

al-Suyuthi, Jalaluddin. Asbabun Nuzul (‫)أسباب الز زيول‬. 1500.

11
12
13
14

Anda mungkin juga menyukai