3924 10258 1 SM
3924 10258 1 SM
3924 10258 1 SM
Abstract
Efforts to create economic progress, one of which through the provision of electrical energy becomes very important. Joko Widodo’s
government is severe in establishing electricity availability through the policy of electricity infrastructure development which is
planned to reach 35,000 MW in 2019. However, the implementation of this plan is not easy. Therefore, this study aims to determine
how electricity infrastructure development has been planned and find out what obstacles/challenges are still being faced, particularly
in Riau Province and South Sulawesi Province. This research uses qualitative methods, and the results are described descriptively.
In general, the implementation of electricity infrastructure development policies until mid-2017 shows positive progress. However,
challenges faced, significantly increasing electricity demand and the region’s condition to reach isolated areas. Meanwhile, both
provinces still faced obstacles, including land acquisition, licensing, local government budgets, inter-sectoral coordination, and even
an imposition to be immediately resolved. Based on finding these two provinces, there needs to be a breakthrough in protected forest
areas’ policies. Central and regional governments must improve communication so that synergy between sectors can be further
enhanced and encourage private interest to be involved in electricity supply.
Keywords: challenges; obstacles; development; infrastructure; energy; electricity.
Abstrak
Upaya untuk mewujudkan kemajuan ekonomi yang salah satunya melalui penyediaan energi listrik menjadi sangat
penting. Pemerintahan Joko Widodo sangat serius untuk mewujudkan ketersediaan energi listrik melalui kebijakan
pembangunan infrastruktur listrik yang direncanakan mencapai 35.000 MW pada tahun 2019. Namun, tidak dapat
dipungkiri bahwa untuk mengimplementasikan rencana ini tidak mudah. Oleh karena itu, tulisan hasil penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembangunan infrastruktur listrik yang sudah direncanakan dan mengetahui
apa saja kendala/tantangan yang masih dihadapi khususnya di provinsi Riau dan Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dan hasilnya dijelaskan secara deskriptif. Secara umum perkembangan implementasi
kebijakan pembangunan infrastruktur listrik sampai pertengahan tahun 2017 memperlihatkan perkembangan yang
menggembirakan. Namun demikian, tantangan yang dihadapi utamanya meningkatnya kebutuhan listrik dan kondisi
wilayah untuk menjangkau daerah terpencil. Sementara itu, kendala masih dihadapi kedua provinsi antara lain
pembebasan lahan, perizinan, anggaran pemerintah daerah, koordinasi antarsektor masih menjadi pekerjaan rumah untuk
segera diselesaikan. Berdasarkan temuan di kedua provinsi ini, perlu adanya terobosan kebijakan terkait kawasan hutan
lindung, pemerintah pusat dan daerah harus meningkatkan komunikasi agar sinergi antarsektor dapat lebih diperbaiki dan
mendorong minat swasta turut terlibat dalam penyediaan energi listrik.
Kata kunci: tantangan; kendala; pembangunan; infrastruktur; energi; listrik.
262 Kajian Vol. 24, No. 4, Tahun 2019 hal. 261 - 279
Untuk memastikan apa yang dimaksud Sulawesi Selatan yang dilakukan di pada bulan
dengan implementasi kebijakan, Riant Nugroho September 2017. Kedua provinsi ini merupakan
Dwijiwijoto menyatakan bahwa implementasi tempat dibangunnya infrastruktur pembangkit
kebijakan adalah cara agar sebuah kebijakan listrik dengan kapasitas besar. Sementara itu,
dapat mencapai tujuannya.19 Disamping itu, kedua provinsi memiliki karakteristik daerah yang
implementasi kebijakan adalah penerapan apa memiliki banyak daerah terpencil atau daerah
yang diamanahkan oleh suatu kebijakan secara terisolasi. Dengan demikian, dapat diperoleh
baik dan benar dalam rangka mencapai tujuan gambaran mengenai perkembangan implementasi
kebijakan tersebut.20 pembangunan infrastruktur listrik di daerah
Menurut Van Horn menyatakan bahwa tersebut serta tantangan dan kendala apa yang
implementasi kebijakan adalah tindakan- dihadapi daerah dalam memberi dukungan
tindakan yang dilakukan oleh individu-individu pembangunan infrastruktur listrik tersebut.
(dan kelompok) pemerintah dan swasta yang Penelitian ini menggunakan data primer
diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran dan data sekunder. Data primer diperoleh
yang telah ditetapkan. Implementasi kebijakan melalui wawancara mendalam guna memperoleh
pada prinsipnya adalah cara agar sebuah keterangan yang lengkap dari pihak-pihak
kebijakan dapat mencapai tujuannya, tidak lebih yang mengetahui rencana dan implementasi
dan tidak kurang, untuk mengimplementasikan kebijakan pembangun infrastruktur listrik,
kebijakan publik ada dua pilihan langkah yaitu, seperti Bappeda serta Dinas Energi dan Sumber
langsung mengimplementasikan dalam bentuk Daya Mineral Provinsi untuk mengetahui
program atau melalui formulasi kebijakan derivate rencana dan implementasi program dan kegiatan
atau turunan dari kebijakan publik tersebut.21 pembangunan infrastruktur di daerahnya. PT
Dari beberapa definisi tersebut di atas PLN Kantor Wilayah di daerah untuk mengetahui
dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan perkembangan pembangunan infrastruktur
menyangkut tiga hal, yaitu: 1) adanya tujuan listrik dan kendala yang dihadapi, dan beberapa
atau sasaran kebijakan; 2) adanya aktivitas atau perusahaan yang menyelenggarakan IPP.
kegiatan pencapaian tujuan; dan 3) adanya hasil Disamping itu, dalam penelitian ini juga dilakukan
kegiatan. Dari berbagai definisi di atas maka focus group discussion (FGD) dengan akademisi
dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan daerah untuk memperoleh pandangan dan
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan pemikiran mengenai bagaimana perkembangan
oleh berbagai aktor pelaksana kebijakan dengan pembangunan dan kendala yang dihadapi daerah
sarana pendukung berdasarkan aturan yang telah serta manfaat yang dapat diperoleh masyarakat di
ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah daerah pembangunan. Sedangkan data sekunder
ditetapkan. diperoleh melalui studi literatur dari hasil
penelitian yang dilakukan sebelumnya, buku,
METODOLOGI PENELITIAN internet dan data-data angka yang diperoleh
Tulisan ini menggunakan metode kualitatif, Badan Pusat Statistik.
yang berupaya menganalisis implementasi Data yang telah terkumpul melalui serangkaian
kebijakan pembangunan infrastruktur listrik teknik pengumpulan data di atas kemudian
di daerah. Sifat penelitian ini deskriptif, yaitu dilakukan analisis dengan menggunakan metode
menjelaskan jawaban atas permasalahan yang kualitatif. Ada tiga langkah dalam analisis data
diajukan dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif ini, yaitu reduksi data, penyajian data,
difokuskan pada dua daerah yaitu Provinsi Riau dan penarikan simpulan. Reduksi data dilakukan
yang dilakukan pada bulan Juli 2017 dan Provinsi agar data yang berasal dari berbagai sumber
tersebut dapat dipahami. Oleh karena itu, dalam
19
Ibid, hlm.15. reduksi data ini, peneliti berupaya melakukan
20
Ibid, hlm.15.
editing dan kategorisasi data sesuai dengan
21
Leo Agustino, Op. Cit. hlm. 139.
Achmad Sani Alhusain Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Infrastruktur Listrik 267
masalah dan tujuan yang telah ditetapkan dalam Jokowi, realisasi COD pembangkit listrik secara
penelitian ini. Setelah dilakukan reduksi data, keseluruhan Oktober 2016 masih sebesar 29,4
langkah selanjutnya penyajian data dan penarikan persen dari target. Padahal para investor antre
simpulan sebagai jawaban atas permasalahan dan untuk terlibat dalam proyek listrik 35.000 MW
tujuan penelitian. ini.22
Pada September 2017, berdasarkan
PEMBAHASAN perkembangan pembangunan infrastruktur listrik
Implementasi Pembangunan Infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi, Menteri Koordinator
Listrik Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan
Sebelum membahas perkembangan mengakui bahwa target program listrik 35.000
pembangunan infrastruktur listrik di daerah, secara Megawatt (MW) rampung pada 2019 perlu
umum disampaikan capaian sampai akhir tahun mengalami penyesuaian. Artinya, target itu
2016 perkembangan pembangunan infrastruktur perlu direvisi dan disesuaikan dengan kondisi
listrik secara nasional. Program pembangunan perekonomian nasional. Luhut menjelaskan
listrik yang direncanakan Presiden Jokowi bahwa target 35.000 MW itu ditetapkan dengan
pada awal jabatannya yaitu tahun 2014 adalah asumsi ekonomi Indonesia mampu tumbuh
sebesar 35.000 MW. Program pembangunan 6-7 persen. Padahal, kini ekonomi Indonesia
tersebut ditargetkan dapat diselesaikan pada diperkirakan cuma bisa tumbuh 5-6 persen.
tahun 2019. Harapannya, pada tahun 2019 rasio Dengan kondisi itu, berdasarkan perhitungan
elektrifikasi di Indonesia dapat mencapai 96,6 PLN maupun Kementerian ESDM, hingga
persen. Perencanaan pembangunan infrastruktur 2019 kemungkinan pembangkit listrik yang
listrik 35.000 MW ditetapkan dengan asumsi bisa dibangun hanya memiliki kapasitas 20.000-
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 sebesar 7 22.000 MW.23
persen. Tentunya pemerintahan Presiden Jokowi Pembangunan infrastruktur listrik bukan
mempunyai pertimbangan lain terkait kebutuhan merupakan pembanguan infrastruktur yang
listrik ini. Yang ingin dicapai bukan hanya mudah dilakukan. Untuk itu, membutuhkan
pemenuhan kebutuhan listrik 96,6 persen untuk keseriusan dan komitmen pemerintah
masyarakat rumah tangga saja tetapi mengingat beserta seluruh stakeholder. Oleh karena itu,
perkembangan perekonomian dan upaya untuk dalam rangka mempercepat ketertinggalan
mengundang investor dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur listrik ini maka
pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan daya Kementerian ESDM telah membuat delapan
saing industri dan perdagangan maka infrastruktur langkah terobosan yang diyakini mampu menjadi
listrik yang memadai perlu disediakan dengan strategi ampuh merampungkan pembangunan
baik. pembangkit 35.000 MW dalam kurun waktu lima
Sayangnya, keinginan kuat pemerintah untuk tahun. Strategi ini merupakan hasil evaluasi atas
mewujudkan pembangkit listrik 35.000 MW tidak kegagalan FTP I dan II.24
sebanding dengan capaian di lapangan. Presiden Pertama, soal penyediaan lahan. Untuk
Jokowi mengakui kalau capaian program ini masih mempercepat ketersediaan lahan, baik
jauh dari harapan. Realisasi pembangunan proyek 22
“Di Balik Amarah Jokowi Soal Proyek 35.000MW”, 3
listrik 35.000 MW baru mencapai 36 persen November 2016, (online), (https://tirto.id/di-balik-amarah-
dari target akumulatif tahun 2016. Sedangkan jokowi-soal-proyek-35000mw-b1Aj, diakses 13 Desember
2019).
realisasi pembangkit Commercial Operation Date 23
“Menteri Luhut Akui Target Listrik 35 Ribu MW Perlu
(COD) Fast Track Program (FTP) 1 dan FTP 2, Direvisi”, 27 September 2017, (online), (https://tirto.id/
serta regular yang merupakan bagian program menteri-luhut-akui-target-listrik-35-ribu-mw-perlu-direvisi-
7.000 MW mencapai 83 persen dari target cxop, diakses 13 Desember 2019).
24
“Di Balik Amarah Jokowi Soal Proyek 35.000MW”, 3 November
akumulatif sampai 2016 atau 53 persen dari 2016, (online), (https://tirto.id/di-balik-amarah-jokowi-soal-
target keseluruhan. Dengan demikian, menurut proyek-35000mw-b1Aj, diakses 13 Desember 2019).
268 Kajian Vol. 24, No. 4, Tahun 2019 hal. 261 - 279
Sulawesi Selatan sebagai salah satu provinsi di mana kapasitas terpasang bertumbuh sebesar
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi 43,27 persen akibat pembangunan pembangkit
secara nasional. Pada saat bersamaan, investasi listrik oleh pihak swasta. Dampaknya, kontribusi
juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, pihak swasta terhadap penyediaan energi listrik
baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Sulawesi Selatan terus meningkat. Pada
maupun Penanaman Modal Asing (PMA) tahun 2015, pihak swasta sudah menyumbang
selama periode yang sama. Kecenderungan 62,95 persen terhadap total kapasitas terpasang,
semacam ini menuntut dukungan infrastruktur padahal tahun 2011 hanya menyumbang 31,33
yang memadai, baik secara kuantitas maupun persen.42
kualitas. Sebab, oleh berbagai stakeholder kunci, Meningkatnya kapasitas pembangkit listrik di
infrastruktur dasar dipandang sebagai prasyarat daerah ini, seiring dengan semakin meningkatnya
utama untuk menjaga momentum pertumbuhan jumlah pembangkit listrik, terutama yang
dan mendorong perekonomian Sulawesi Selatan dibangun oleh pihak swasta. Jumlah pembangkit
ke tingkat yang lebih tinggi.40 listrik milik PLN justru menunjukkan penurunan
Terkait dengan infrastruktur listrik, dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2011
pemerintah Sulawesi Selatan sejak beberapa jumlah pembangkit listrik milik PLN sebanyak
tahun yang lalu telah mengembangkan program 100 unit, kemudian menurun menjadi 76 unit
peningkatan ketersediaan energi listrik. Program pada tahun 2014, dan kemudian meningkat
ini dimaksudkan untuk mendorong dan kembali menjadi 82 unit pada tahun 2015 akibat
mendukung pengembangan industri, melalui adanya pembangunan PLTA dan PLTU baru
optimalisasi pemanfaatan Pembangkit Listrik masing-masing sebanyak enam unit dan dua
Tenaga Air (PLTA) termasuk mikro-hidro, unit. Pembangkit listrik milik PLN didominasi
peningkatan kapasitas listrik yang dipasok oleh oleh PLTD yang mencapai dua per tiga dari total
gas alam (PLTG), dan penggalakkan pemanfaatan pembangit.43
sumber-sumber energi baru dan terbarukan.41 Tabel 3. Jumlah pembangkit tenaga listrik PLN di
Kemampuan PLN dalam menyediakan energi Sulawesi Selatan, 2011-2015
listrik di Sulawesi Selatan terus meningkat. Pada Rincian Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
tahun 2011, kapasitas terpasang pembangkit PLTA Unit 9 11 7 7 13
listrik di Sulawesi Selatan sebesar 890,34MW, PLTU Unit 2 4 0 0 2
kemudian meningkat dua kali lipat menjadi PLTG Unit 5 5 5 5 5
1.755,70 pada tahun 2015 (Tabel 1). Selama PLTD Unit 84 75 63 58 56
kurun waktu lima tahun terakhir, kapasitas PLTS Unit 0 6 6 6 6
terpasang pembangkit listrik di daerah ini Jumlah Unit 100 101 81 76 82
tumbuh rata-rata sebesar 19,90 persen per tahun.
Sumber: Statitistik Ketenagalistrikan, berbagai seri
Peningkatan paling tajam terjadi pada tahun 2012,
40
Hasil wawancara dengan pejabat Bappeda Provinsi Sulawesi 42
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah
Selatan, tanggal 5 September 2017. Sulsel, Sultra dan Sulbar, tanggal 6 September 2017.
41
Hasil wawancara dengan pejabat Dinas ESDM Provinsi 43
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah
Sulawesi Selatan, tanggal 5 September 2017. Sulsel, Sultra dan Sulbar, tanggal 6 September 2017.
Achmad Sani Alhusain Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Infrastruktur Listrik 273
Kapasitas penyediaan energi listrik di Sulawesi tahunnya. Pada tahun 2011 jumlah pelanggan
Selatan juga ditunjukkan oleh kemampuan listrik di daerah ini sebanyak 1,38 juta pelanggan,
memenuhi seluruh permintaan baru energi kemudian meningkat menjadi 1,78 juta
listrik. Pada tahun 2015, jumlah permintaan pelanggan pada tahun 2015 (Gambar 2). Selama
baru mencapai 103.138 unit dengan daya sebesar periode 20011-2015, pelanggan listrik di Sulawesi
444.768,46 kVA, dan seluruh permintaan baru Selatan tumbuh sekitar 6,57 persen per tahun.
tersebut mendapatkan layanan sambungan.44 Hal Pertumbuhan pelanggan listrik dari kelompok
ini mengisyaratkan bahwa di Sulawesi Selatan industri memiliki pertumbuhan paling tinggi
tidak ada daftar tunggu dalam memperoleh yakni sekitar 9,26 persen per tahun, diikuti oleh
layanan listrik. Meski demikian, pasokan energi pelanggan kelompok bisnis dengan pertumbuhan
listrik di daerah ini masih cukup rawan. Hal ini sekitar 8,94 persen per tahun. Meski demikian,
tercermin dari pertumbuhan beban puncak yang pertumbuhan penjualan energi listrik ke
lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan daya kelompok industri justru bertumbuh lambat,
mampu pembangkit listrik yang ada. Selain itu yaitu hanya 4,77 persen, jauh lebih rendah dari
kerawanan pasokan energi listrik di daerah ini kelompok sosial sekitar 14,09 persen, kelompok
juga diindikasikan oleh rendahnya cadangan bisnis sekitar 10,30 persen, dan kelompok rumah
energi listrik yang tersedia. Gambaran tersebut tangga sekitar 9,91 persen.
berada di daerah Rengat, Tembilahan, Indragiri Kendala ketiga, Banyaknya mesin pembangkit
Hulu, Indragiri Hilir dan sebagian Pekanbaru listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
yaitu Rohul. Jarak tempuh jaringan yang sangat di daerah terisolasi membutuhkan ketersediaan
jauh bisa mancapai puluhan kilometer hanya bahan bakar dan anggaran. Anggaran dibutuhkan
untuk kebutuhan listrik masyarakat di daerah untuk membeli bahan bakar, sparepart dan
perkebunan yang hanya 2-5 kepala keluarga. Hal membayar SDM operator untuk memelihara
ini membutuhkan anggaran yang besar untuk mesin minimal 2 orang. Selain itu, untuk
menarik kabel jaringan namun perolehan dari menjaga mesin pembangkit berjalan dengan baik
penggunaan listriknya sangat kecil. Di lain pihak, maka dibutuhkan 8 orang untuk bekerja seharian
kondisi jalan untuk menuju daerah terisolasi secara bergantian.
menjadi kendala untuk percepatan pembangunan Untuk memenuhi hak masyarakat yang
infrastruktur listrik. Tentunya untuk memenuhi masih relatif terisolasi untuk dapat memperoleh
kebutuhan listrik masyarakat di daerah terisolasi listrik maka perlu dibangun pembangit-
ini membutuhkan perlakuan khusus baik terkait pembangkit listrik yang bahan bakarnya dapat
pengadaan gardu induk dan transmisinya. diperoleh dari daerah terisolasi tersebut. Hal ini
Sementara ini, selama ada akses jalan ke daerah untuk memastikan efisiensi dalam menghasilkan
terisolasi tersebut, PLN terus berupaya untuk energi listrik dan tidak menjadi beban masyarakat
membangun gardu induk setara dengan gardu untuk memperoleh hak listriknya. Sebagaimana
distribusi listrik biasa dengan kapasitas rendah diketahui pembangkit listrik yang digunakan
sekitar 10 kVA untuk 200-300 kepala keluarga. untuk memberikan penerangan di daerah
Sementara itu pembangkit listrik untuk daerah terisolasi sebagian besar dengan menggunakan
terisolasi sekitar 300 mesin pembangkit listrik.51 diesel. Artinya, bahan bakar solar yang digunakan
Kendala kedua, dalam pembangunan dan untuk memperoleh penerangan ini menjadi
infrastruktur listrik yaitu masalah pembebasan lebih mahal.52
lahan. Untuk membebaskan lahan di Provinsi Pemerintah daerah harus melakukan upaya
Riau membutuhkan anggaran yang besar. Dalam pembenahan daerah resapan air. Hal ini sangat
hal ini, yang dihitung bukan hanya nilai jual lahan diperlukan mengingat Provinsi Riau merupakan
tetapi tentunya perlu anggaran untuk penggantian daerah yang relatif datar, sehingga daerah hutan
penebangan pohon khususnya pohon sawit. Salah lindung dan daerah yang berpotensi menjadi
satu contoh masalah pembebasan lahan adalah daerah resapan air jangan sampai disalahgunakan
pembangunan SUTT 150 kV di Kabupaten untuk kepentingan saat ini saja. Tetapi yang harus
Kampar, Bangkinang-pasir pengaraian, dari dilakukan adalah melakukan pembenahan dan
total jumlah 442 tapak tower yang dibangun mengembalikan daerah-daerah yang terlanjur
terdapat 25 tapak tower yang belum dibebaskan. digunakan untuk perkebunan, industri atau
Hal ini disebabkan sebagian posisi tower yang perumahan kepada fungsi awalnya yaitu daerah
akan dibangun berada dalam kawasan HGU resapan. Hal ini perlu dilakukan mengingat
Perusahaan. Sebagai upaya yang direncanakan Provinsi Riau saat ini pada musim kemarau akan
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan mudah mengalami kekeringan dan ini
di daerah relatif bagus, namun belum dibarengi akan mengganggu kinerja pembangkit listrik
dengan koordinasi yang baik antar sektor. Hal tenaga air yang dimiliki.53
ini dapat dilihat dari terdapatnya kendala pada Seiring dengan pembangunan infrastruktur
saat proses pembangunan fisiknya. Misalnya listrik, PLN harus dapat terus meningkatkan
dari sektor kehutanan yang tidak serta merta kualitas pelayanan dan membenahi jalur-jalur
memberikan izin penggunaan kawasan hutan. listrik yang sudah ada. Hal ini penting dilakukan
karena di Provinsi Riau khususnya Kota
51
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah Riau 52
Ibid.
dan Kepulauan Riau, tanggal 12 Juli 2017. 53
Ibid.
Achmad Sani Alhusain Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Infrastruktur Listrik 277
Pekanbaru masih banyak pencurian listrik yang 2,5 MW. PLTB ini diperkirakan akan dapat
mengakibatkan berkurangnya kapasitas listrik menghasilkan energi listrik mulai tahun depan.57
yang seharusnya dialirkan kepada yang berhak Tantangan penyediaan energi listrik di
memperolehnya.54 Sulawesi Selatan sebagai berikut. Pertama,
Prospek perkembangan bisnis dan industri meskipun kapasitas penyediaan energi listrik
di Sulawesi Selatan menuntut dukungan di Sulawesi Selatan terus meningkat, namun
infrastruktur listrik secara paralel. Di sektor pasokan listrik di daerah ini masih dianggap
bisnis, PT. Kawasan Industri Makassar (KIMA) rawan. Hal ini mengingat pertumbuhan
merupakan pelanggan paling potensial. penduduk yang tinggi dan perkembangan daerah
Sedangkan di sektor industri, pembangunan industri yang semakin meningkat menyebabkan
smelter di Kabupaten Bantaeng, Jeneponto, dan meningkatnya jumlah pelanggan. Di samping
Kota Palopo serta perusahan Liquefied Natural itu, peningkatan konsumsi listrik per pelanggan
Gas membutuhkan patokan energi listrik yang juga terus meningkat, terutama pada kelompok
cukup besar. Kedua sektor ini diperkirakan rumah tangga. Akibatnya pertumbuhan
membutuhkan sedikitnya 345 MW.55 beban puncak penggunaan lebih tinggi dari
Untuk mendukung kebutuhan listrik di pertumbuhan daya mampu pembangkit listrik
daerah ini, pemerintah daerah terus mendorong yang ada, sehingga cadangan energi listrik terus
pembangunan pembangkit tenaga listrik, baik menurun. Cadangan listrik Sulawesi Selatan
melalui PT. PLN maupun dengan mengundang juga sangat dipengaruhi oleh musim. Cadangan
pihak swasta. Beberapa pembangkit listrik sudah 200 MW yang dimiliki akan berkurang pada saat
dimulai dibangun tahun ini dan beberapa lainnya musim kering58 Kondisi tersebut mengisyaratkan,
direncanakan di tahun-tahun mendatang. PLTU bahwa jika pengembangan kapasitas pembangkit
Jeneponto Unit III dan IV oleh PT. Bosowa listrik sedikit lambat, maka wilayah ini berpotensi
Energy dan PT Sumber Energy Sakti Prima yang akan mengalami krisis listrik yang berujung pada
memiliki kapasitas 2x125 sudah dimulai dibangun pemadaman bergilir.59
dan diperkirakan akan menghasilkan pada tahun Tantangan kedua, masih adanya desa yang
2018. Selain itu, dalam rencana pengembangan belum memperoleh pasokan listrik dan masih
tenaga listrik di Sulawesi Selatan, akan dibangun adanya rumah tangga yang belum menikmati
PLTG di Kabupaten Takalar dengan kapasitas listrik, meski angkanya terus menurun. Kondisi
100 MW, PLTU di Kabupaten Barru dengan daerah Provinsi Sulawesi Selatan ini masih banyak
kapasitas 100 MW, Pembangkit Listrik Tenaga desa yang terisolasi sehingga membutuhkan usaha
Minihidro (PLTM) akan dibangun di Kabupaten dan biaya yang besar untuk mampu menyediakan
Wajo dengan kapasitas 20 MW, dan beberapa listrik bagi masyarakat di sana.60 Kendala wilayah
daerah lainnya.56 ini juga dihadapi dalam pembangunan listrik
Yang cukup menarik adalah pembangunan desa. Terdapat lokasi desa yang jauh, kondisi
Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau Bayu jalan yang sulit ditempuh, dan harus melintasi
(PLTB) di Kabupaten Sidenreng Rappang yang hutan lindung (area Pinrang, area kendari, area
merupakan PLTB pertama di Sulawesi Selatan. bau-bau, area palopo).61
PLTB ini dibangun oleh PT Binatek Energi Sementara itu, kendala yang paling berat
Terbarukan yang merupakan lokal partner dari dihadapi dalam pembangunan energi listrik
Perusahaan UPC Renewables Amerika Serikat adalah terkait dengan proses pembebasan lahan
dengan nilai investasi sebesar USD150 juta. 57
Ibid.
PLTB ini berkapasitas 70 hingga 75 MW dengan 58
Ibid.
30 turbin dengan kapasitas per turbin hingga 59
Hasil diskusi dengan akademisi Universitas Hasanudin,
tanggal 6 September 2017.
54
Ibid. 60
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah
55
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah Sulsel, Sultra dan Sulbar, tanggal 6 September 2017.
Sulsel, Sultra dan Sulbar, tanggal 6 September 2017. 61
Hasil wawancara dengan pejabat Dinas ESDM Provinsi
56
Ibid. Sulawesi Selatan, tanggal 5 September 2017.
278 Kajian Vol. 24, No. 4, Tahun 2019 hal. 261 - 279
yang membutuhkan waktu yang cukup lama perkembangan pembangunan pembangkit listrik,
dan rumit karena berhubungan dengan hutan gardu induk dan jaringan transmisi yang terus
lindung. Hal ini terjadi pada saat pembangunan berkembang sesuai dengan rencana pembangunan
transmisi listrik untuk menjangkau isolated area.62 setiap tahunnya. Peningkatan ratio elektrifikasi
Guna meningkatkan upaya pelayanan listrik juga menunjukkan peningkatan baik berdasarkan
ke masyarakat, PLN dan pemerintah daerah hitungan desa berlistrik maupun peningkatan
perlu terus berupaya untuk meningkatkan pelanggan listrik.
kapasitas energi listrik melalui pembangkit Tantangan utama yang harus diantisipasi
listrik non-PLTD yaitu pembangkit listrik mini dalam implementasi pembangunan infrastruktur
hidro. Pembangkit listrik ini memanfaatkan listrik ini adalah meningkatnya permintaan
lingkungan aliran sungai yang terdapat di desa- listrik dari pelanggan rumah tangga yang secara
desa terpencil. Selain itu, mengingat potensi ekonomi semakin membaik dan meningkatnya
energi terbarukan berupa angin di provinsi permintaan listrik dari pelanggan industri. Hal
Sulawesi Selatan sangat besar, maka pembangkit ini harus dapat diantisipasi dengan akselerasi
listrik tenaga bayu (angin) harus terus didorong peningkatan pembangunan infrastruktur listrik
untuk dikembangkan lebih besar lagi. Meskipun dalam rangka meningkatkan kapasitas listrik
biaya yang dikeluarkan untuk membangun turbin yang dibutuhkan agar mampu menutupi beban
pembangkit listrik ini relatif lebih mahal. Hal ini puncak penggunaan listrik. Peningkatan tersebut
dapat menjaga keberlanjutan penggunaan energi harus juga diupayakan agar mampu mendorong
listrik di tanah air. meningkatkan investasi di kedua provinsi.
Dengan meningkatnya potensi pelanggan Sayangnya, seluruh pembangunan
dan meningkatnya penggunaan listrik rumah infrastruktur ini masih meninggalkan beberapa
tangga maka PLN bersama dengan pemerintah kendala. Di kedua provinsi kendala yang masih
daerah harus terus berupaya menggalakkan menonjol adalah pembebasan tanah, anggaran
kampanye penghematan penggunaan energi dan kendala infrastruktur penunjang seperti
listrik. Kampanye ini terutama harus disampaikan akses jalan untuk menuju daerah terisolasi.
kepada kelompok rumah tangga yang merupakan Hal ini menunjukkan bahwa meskipun
pengguna listrik paling besar. program perencanaan daerah telah diupayakan
Untuk mempercepat pembangunan baik disesuaikan dengan pemerintah pusat namun
pembangkit listrik maupun transmisinya di secara detail khususnya dalam membangun
provinsi Sulawesi Selatan, pemerintah pusat perlu infrastruktur pendukung seperti jalan terutama
mengeluarkan kebijakan khusus atau kebijakan untuk mengakses masyarakat di daerah terisolasi
alternatif yang dapat mempercepat pembebasan masih perlu ditingkatkan tingkat keselarasannya.
lahan, utamanya yang bersentuhan dengan
kawasan hutan lindung. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pengamatan dan
PENUTUP wawancara dengan stakeholder di kedua provinsi
Kesimpulan maka untuk mempercepat pembangunan
Sampai pertengahan tahun 2017, pencapaian infrastruktur listrik maka pemerintah pusat harus
pembangunan infrastruktur listrik di kedua dapat mengeluarkan terobosan kebijakan khusus
provinsi tempat penelitian menunjukkan terkait pembebasan lahan daerah hak guna
kesesuaian antara target pembangunan usaha (HGU) dan perizinan di kawasan hutan
infrastruktur listrik nasional dengan lindung. Pemerintah pusat dan daerah harus
implementasi pembangunan infrastruktur listrik terus meningkatkan komunikasi dan koordinasi
di kedua Provinsi. Hal ini ditunjukkan dengan agar sinergi antarsektor dalam mencapai target
pembangunan infrastruktur listrik ini dapat
62
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah lebih baik. Di samping itu, pemerintah daerah
Sulsel, Sultra dan Sulbar, tanggal 6 September 2017.
Achmad Sani Alhusain Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Infrastruktur Listrik 279
masih perlu terus mendorong keterlibatan pihak Jurnal/Working Paper
swasta dalam penyediaan energi listrik, terutama Kurniati, Y., Prasmuko A., dan Yanfitri. (2007).
yang memanfaatkan sumber-sumber energi baru Determinan FDI (Faktor-faktor yang
dan terbarukan. Upaya ini bukan hanya untuk Menentukan Investasi Asing Langsung,
memenuhi kebutuhan listrik saat ini, tetapi Working Paper WP/06/07. Bank Indonesia.
juga untuk mengantisipasi permintaan energi
Nugroho, SBM. (2008). Evaluasi terhadap faktor-
listrik yang terus meningkat seiring dengan
faktor yang mempengaruhi investasi di Indonesia
berkembangnya perekonomian di daerah.
dan implikasi kebijakannya, Riptek, Vol.2, No. 1.
Artikel
DAFTAR PUSTAKA Di Balik Amarah Jokowi Soal Proyek 35.000MW,
(online), (https://tirto.id/di-balik-amarah-
jokowi-soal-proyek-35000mw-b1Aj, diakses
13 Desember 2019).
Buku Menteri Luhut Akui Target Listrik 35 Ribu MW
Agustino, Leo. (2006). Dasar-Dasar Kebijakan Perlu Direvisi, (online), (https://tirto.id/menteri-
Publik. Bandung: CV. Alfabeta. luhut-akui-target-listrik-35-ribu-mw-perlu-
direvisi-cxop, diakses 13 Desember 2019).
Al Fatih, Andy. (2010). Implementasi Kebijakan
dan Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Pengamat: Ketersediaan energi listrik penting
Unpad Press. bagi investasi, (online), (http://makassar.
antaranews.com/berita/72301/pengamat-
Dubash, Navroz K. (2002). Restrukturisasi Sektor
-ketersediaan-energi-listrik-penting-bagi-
Ketenagalistrikan: Mungkinkah Mendukung
investasi, diakses 19 Mei 2017).
Pembangunan Berkelanjutan?. Jakarta: Pelangi.
World Economic Forum. (2014). The Global
Keban, Jeremias T. (2008). Enam Dimensi Strategis
Competitiveness Report 2014–2015, (online),
Administrasi Publik : Konsep, Teori dan Isu.
(https://www.weforum.org/reports/global-
Yogyakarta: Gava Media.
competitiveness-report-2014-2015, diakses
M. Sidik Boedoyo. et al (2015). Outlook Energi tgl 25 Mei 2017).
Indonesia 2015: Pengembangan Energi untuk
Mendukung Pembangunan Berkelanjutan, Regulasi
Jakarta: Pusat Teknologi Pengembangan Undang-Undang Nomor: 30 Tahun 2009
Sumberdaya Energi, BPPT. Tentang Ketenagalistrikan
Purwanto, Erwan Agus dan Sulistyastuti, Dyah PT. PLN (Persero). (2014). Rencana Usaha
Ratih. (2012). Implementasi Kebijakan Penyediaan Tenaga Listrik, PT PLN (Persero)
Publik: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. 2015 – 2024, (online), (https://www.pln.
Yogyakarta: Gava Media. co.id/statics/uploads/2017/05/BUKU_1_
Wahab, Solichin Abdul. (2004). Analisis RUPTL_2015_2024.pdf, diakses 12 Juli 2017).
Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
Kebijakan Negara. Jakarta: PT Bumi Aksara. Mineral Republik Indonesia Nomor:
Winarno, Budi. (2014). Kebijakan Publik Teori, 1415.K/20/MEM/2017 Tentang Pengesahan
Proses dan Studi Kasus, Cetakan Kedua. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Yogyakarta: CAPS. PT Perusahaan Listrik (Persero) (RUPTL
PLN) 2017 – 2026, (online), (https://www.
pln.co.id/statics/uploads/2017/12/RUPTL-
PLN-2017-2026.pdf, diakses 12 Juli 2017).