3924 10258 1 SM

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

Achmad Sani Alhusain Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Infrastruktur Listrik 261

TANTANGAN, KENDALA DAN UPAYA PEMBANGUNAN


INFRASTRUKTUR LISTRIK DI PROVINSI RIAU DAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN

CHALLENGES, CONSTRAINTS AND EFFORTS FOR DEVELOPMENT


OF ELECTRICITY INFRASTRUCTURE IN RIAU PROVINCE AND
SOUTH SULAWESI PROVINCE

Achmad Sani Alhusain


(Pusat Penelitian, Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, BKD
Jalan Gatot Subroto, Ged. Nusantara I, lantai 2, Setjen DPR RI,
e-mail: sani_alhusain@yahoo.com)

Naskah diterima: 20 Desember 2018, direvisi: 3 November 2019,


disetujui: 15 Desember 2019

Abstract
Efforts to create economic progress, one of which through the provision of electrical energy becomes very important. Joko Widodo’s
government is severe in establishing electricity availability through the policy of electricity infrastructure development which is
planned to reach 35,000 MW in 2019. However, the implementation of this plan is not easy. Therefore, this study aims to determine
how electricity infrastructure development has been planned and find out what obstacles/challenges are still being faced, particularly
in Riau Province and South Sulawesi Province. This research uses qualitative methods, and the results are described descriptively.
In general, the implementation of electricity infrastructure development policies until mid-2017 shows positive progress. However,
challenges faced, significantly increasing electricity demand and the region’s condition to reach isolated areas. Meanwhile, both
provinces still faced obstacles, including land acquisition, licensing, local government budgets, inter-sectoral coordination, and even
an imposition to be immediately resolved. Based on finding these two provinces, there needs to be a breakthrough in protected forest
areas’ policies. Central and regional governments must improve communication so that synergy between sectors can be further
enhanced and encourage private interest to be involved in electricity supply.
Keywords: challenges; obstacles; development; infrastructure; energy; electricity.

Abstrak
Upaya untuk mewujudkan kemajuan ekonomi yang salah satunya melalui penyediaan energi listrik menjadi sangat
penting. Pemerintahan Joko Widodo sangat serius untuk mewujudkan ketersediaan energi listrik melalui kebijakan
pembangunan infrastruktur listrik yang direncanakan mencapai 35.000 MW pada tahun 2019. Namun, tidak dapat
dipungkiri bahwa untuk mengimplementasikan rencana ini tidak mudah. Oleh karena itu, tulisan hasil penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembangunan infrastruktur listrik yang sudah direncanakan dan mengetahui
apa saja kendala/tantangan yang masih dihadapi khususnya di provinsi Riau dan Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dan hasilnya dijelaskan secara deskriptif. Secara umum perkembangan implementasi
kebijakan pembangunan infrastruktur listrik sampai pertengahan tahun 2017 memperlihatkan perkembangan yang
menggembirakan. Namun demikian, tantangan yang dihadapi utamanya meningkatnya kebutuhan listrik dan kondisi
wilayah untuk menjangkau daerah terpencil. Sementara itu, kendala masih dihadapi kedua provinsi antara lain
pembebasan lahan, perizinan, anggaran pemerintah daerah, koordinasi antarsektor masih menjadi pekerjaan rumah untuk
segera diselesaikan. Berdasarkan temuan di kedua provinsi ini, perlu adanya terobosan kebijakan terkait kawasan hutan
lindung, pemerintah pusat dan daerah harus meningkatkan komunikasi agar sinergi antarsektor dapat lebih diperbaiki dan
mendorong minat swasta turut terlibat dalam penyediaan energi listrik.
Kata kunci: tantangan; kendala; pembangunan; infrastruktur; energi; listrik.
262 Kajian Vol. 24, No. 4, Tahun 2019 hal. 261 - 279

PENDAHULUAN Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik


Penyediaan energi listrik yang mampu baik untuk masyarakat rumah tangga maupun
memenuhi kebutuhan masyarakat dan dapat untuk pemenuhan kebutuhan peningkatan
dirasakan secara merata di seluruh tanah air investasi maka pemerintah telah merencanakan
merupakan salah satu kewajiban negara. Di target penyediaan energi listrik 35.000 MW
samping itu, sebagai upaya untuk mewujudkan sampai dengan tahun 2019. Kebijakan yang
kemajuan ekonomi, penyediaan energi listrik berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
menjadi sangat penting untuk dapat mendorong tenaga listrik nasional tidak hanya semata-mata
terciptanya investasi di sektor riil yang secara dilakukan oleh PT PLN (Persero) saja, tetapi juga
langsung dapat membuka lapangan pekerjaan dilakukan oleh pihak swasta, yaitu Independent
sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan Power Producer (IPP).2
pertumbuhan ekonomi. Pelaksanaan kebijakan ini tidak terlepas dari
Hal ini selaras dengan yang telah disampaikan berbagai permasalahan yang harus diselesaikan.
oleh Waddams Price, dalam World Energy Menurut PT PLN (Persero), dalam lima tahun
Assessment 2000 bahwa perbaikan layanan energi terakhir pertumbuhan pembangunan pembangkit
listrik akan membawa banyak sekali keuntungan listrik, sebesar 6,5 persen per tahun, tidak dapat
baik dalam bidang ekonomi maupun sosial, seperti mengejar pertumbuhan permintaan listrik yang
perbaikan kegiatan belajar karena pencahayaan sebesar 8,5 persen per tahun. Ketertinggalan
yang lebih baik, penghematan waktu dan tenaga ini akibat terkendala berbagai permasalahan,
pada bahan bakar tradisional, perbaikan hubungan seperti pembebasan dan penyediaan lahan
informasi dan digital, peningkatan produktivitas, untuk pembangkit tenaga listrik, tumpang tindih
peningkatan layanan kesehatan, dan peningkatan penggunaan lahan, koordinasi lintas sektor di
kualitas udara dalam ruang.1 Oleh sebab itu, pemerintahan pusat maupun daerah, proses
ketersediaan energi listrik merupakan prasyarat negosiasi harga yang alot antara PLN dan IPP,
penting demi tercapainya tujuan pembangunan proses penunjukan dan pemilihan IPP, kinerja
sebagaimana yang diharapkan. sebagian developer dan kontraktor yang tidak
Penyediaan energi listrik di Indonesia sesuai target, serta pengurusan izin yang lambat
memiliki tantangan yang besar. Secara geografis, di tingkat nasional dan daerah terkait dengan
Indonesia merupakan negara yang sangat luas dokumen lingkungan, pengadaan tanah, dan
yang terdiri dari puluhan ribu pulau baik yang kompensasi untuk jalur transmisi. Hambatan
besar maupun kecil. Jumlah penduduk yang lainnya adalah masalah ketersediaan peralatan,
hampir mencapai 250 juta jiwa tersebar dari material, maupun sumber daya manusia (SDM)
Sabang sampai Merauke, baik di perkotaan akibat pembangunan yang dilakukan secara
maupun di perdesaan membutuhkan perhatian serentak.3
yang sama sebagai warga negara Indonesia. Untuk diketahui bahwa konsumsi listrik
Artinya, negara harus dapat memastikan seluruh dalam kurun waktu tahun 2000-2013 mengalami
masyarakat yang tersebar di seluruh pulau baik pertumbuhan rata-rata 6,8 persen per tahun,
yang besar maupun kecil, diperkotaan maupun di masih lebih rendah dibanding batubara (13,1
perdesaan memiliki akses dan dapat menikmati persen), dan LPG (14,5 persen). Hal ini
energi listrik yang bersumber dari alam nusantara menyebabkan rasio elektrifikasi nasional masih
ini. Pertanyaannya apakah negara telah mampu 80,4 persen pada tahun 2013 yang berarti 19,6
memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya persen penduduk Indonesia belum dialiri listrik.
untuk memperoleh kemudahan akses dan Kondisi lain juga terlihat pada konsumsi listrik
memanfaatkan energi listrik? 2
M. Sidik Boedoyo. et al. Outlook Energi Indonesia 2015:
Pengembangan Energi untuk Mendukung Pembangunan
1
Navroz K. Dubash, Restrukturisasi Sektor Ketenagalistrikan: Berkelanjutan, Jakarta: Pusat Teknologi Pengembangan
Mungkinkah Mendukung Pembangunan Berkelanjutan?, Sumberdaya Energi, BPPT, 2015. hlm.14.
Jakarta: Pelangi, 2002, hlm.12. 3
Ibid. hlm.20.
Achmad Sani Alhusain Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Infrastruktur Listrik 263
per kapita di Indonesia yang masih rendah Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
dibandingkan beberapa negara ASEAN. untuk mengetahui bagaimana implementasi
Konsumsi listrik di Indonesia sebesar 733 kWh/ pembangunan infrastruktur listrik yang sudah
kapita, Thailand (2.479 kWh/kapita), Malaysia direncanakan di daerah, dan mengetahui apa
(4.313 kWh/kapita), Singapura (8.690 kWh/ saja tantangan dan kendala yang dihadapi daerah
kapita), dan Brunai Darussalam (8.944 kWh/ dalam mendukung pembangunan infrastruktur
kapita).4 Hal ini menunjukkan bahwa secara rata- listrik. Penelitian individu ini diharapkan akan
rata konsumsi masyarakat Indonesia terhadap memberikan manfaat, baik secara konsep maupun
energi listrik masih relatif kecil. praktis. Secara konsep dapat mengembangkan
Masalah yang masih kerap terjadi wawasan dan memperkuat khasanah
adalah pemadaman listrik di berbagai daerah pengetahuan berkaitan dengan energi listrik.
menunjukkan bahwa kapasitas penyediaan Secara praktis, penelitian individu ini diharapkan
energi listrik di Indonesia belum dapat memenuhi dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan
permintaan. Selain itu, untuk dapat bersaing dan bagi Anggota DPR dalam melaksanakan fungsi
menarik minat investor untuk menanamkan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan
modalnya di Indonesia, ketersediaan energi kebijakan pemerintah khususnya kebijakan
listrik merupakan suatu keharusan. Pengamat pembangunan infrastruktur listrik.
ekonomi makro dari Universitas Widaya Mandira
(Unwira) Kupang Thomas Ola Langoday Konsepsi Listrik dan Implementasi
mengatakan ketersediaan energi listrik menjadi Kebijakannya
syarat utama bagi investor untuk menanamkan Energi listrik mempunyai peran yang sangat
modalnya di suatu daerah. Para investor akan penting dan strategis dalam mewujudkan tujuan
mengalami kesulitan jika menanamkan modalnya pembangunan nasional. Untuk itu, usaha
di suatu daerah jika ketersediaan energi penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara
listriknya terbatas.5 Adanya rencana pembangkit dan penyediaannya perlu terus ditingkatkan
35.000 MW sampai tahun 2019 diharapkan sejalan dengan perkembangan pembangunan. Hal
dapat memenuhi kekurangan elektrifikasi dan itu dilakukan agar tersedia tenaga listrik dalam
mendorong perekonomian nasional. jumlah yang cukup, merata, dan berkualitas.
Untuk mewujudkan target pembangunan Listrik merupakan salah satu kebutuhan
energi listrik tersebut berbagai hambatan dalam masyarakat yang sangat penting dan merupakan
pelaksanaan kebijakan ini perlu mendapat sumber daya ekonomi yang paling utama yang
perhatian, khususnya dalam perijinan, dibutuhkan dalam suatu kegiatan usaha, baik
pembebasan lahan, investasi, serta alih teknologi di rumah, kantor, maupun tempat lainnya.
dalam rangka kemandirian energi. Berdasarkan Berdasarkan UU No. 30 Tahun 2009 Tentang
latar belakang tersebut, implementasi Ketenagalistrikan, definisi energi listrik atau
pembangunan infrastruktur listrik di daerah tenaga listrik adalah suatu bentuk energi
menjadi penting untuk melakukan penelitian sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan, dan
guna melihat bagaimana perkembangan didistribusikan untuk segala macam keperluan,
pembangunan infrastruktur listrik yang sudah tidak termasuk listrik yang dipakai untuk
direncanakan di daerah? Dan apa saja kendala komunikasi, elektronika, atau isyarat.
yang dihadapi daerah dalam mendukung Pada waktu yang mendatang kebutuhan
pembangunan infrastruktur listrik? listrik akan terus meningkat seiring dengan
adanya peningkatan dan perkembangan jumlah
penduduk dan jumlah investasi yang akan
4
Ibid. hlm.13.
5
“Pengamat: Ketersediaan energi listrik penting bagi memunculkan berbagai industri baru. Selain
investasi”, 23 Februari 2016, (online), (http://makassar. itu, perkembangan dan kemajuan teknologi,
antaranews.com/berita/72301/pengamat--ketersediaan- pembangunan industri sangat berkaitan erat
energi-listrik-penting-bagi-investasi, diakses 19 Mei 2017).
264 Kajian Vol. 24, No. 4, Tahun 2019 hal. 261 - 279

dengan energi listrik. Energi listrik merupakan Indonesia.7


salah satu faktor penting guna mendukung Faktor yang mempengaruhi investasi di
perkembangan pembangunan. Dalam kehidupan Indonesia yaitu suku bunga bank, pendapatan
modern energi listrik merupakan unsur mutlak nasional per-kapita atau PDRB per-kapita,
yang harus dimiliki untuk meningkatkan sarana-sarana serta utilitas, birokrasi perjanjian
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah, sumber daya manusia, kelonggaran
ketersediaan energi listrik dapat dikatakan sebagai beberapa peraturan dan undang-undang yang
tolak ukur kemajuan masyarakat. Kapasitas terkait dengan ketenagakerjaan, stabilitas politik
pembangkit tenaga listrik sangat mempengaruhi dan keamanan dan budaya lokal. Tidak kalah
laju sektor ekonomi, sedangkan sektor penting bahwa keadaan infrastruktur suatu negara
industri merupakan sektor yang mempunyai juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi
andil yang sangat besar dalam meningkatkan masuknya Foreign Direct Investment (FDI) pada
pertumbuhan perekonomian. Apabila industri suatu negara. Faktor ini dinyatakan oleh Nugroho
berkembang dengan pesat akan berakibat kepada bahwa ketika infrastruktur dan sarana-sarana di
meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi. negara tersebut baik, maka FDI akan semakin
World Economic Forum dalam The Global meningkat.8
Competitiveness Report 2014–2015 menyebutkan Secara spesifik World Economic Forum
bahwa memastikan pertumbuhan yang dalam The Global Competitiveness Report 2014–
berkelanjutan dalam jangka panjang akan 2015, menyebutkan bahwa energi listrik dapat
tergantung bukan pada kebijakan moneter, mempengaruhi daya saing suatu negara dalam
tetapi pada meningkatkan tingkat produktivitas menarik investasi. Selain dukungan infrastruktur
ekonomi. Untuk mencapai tingkat produktivitas transportasi dan jaringan infrastruktur
yang lebih tinggi, tindakan baru diperlukan dalam komunikasi, perkembangan ekonomi juga
memastikan terwujudnya reformasi struktural dan tergantung pada pasokan energi listrik yang bebas
produktivitas dalam meningkatkan investasi.6 dari gangguan dan kekurangan sehingga bisnis
Indonesia merupakan salah satu negara yang dan pabrik dapat bekerja tanpa hambatan.9
mengalami peningkatan ranking competitiveness Pembangunan infrastruktur listrik 35.000
index dibandingkan dengan beberapa negara MW merupakan suatu bentuk implementasi
Asia lainnya. Menurut perhitungan Global kebijakan publik. Oleh karena itu, kerangka
Competitiveness Index, peningkatan ranking yang teori utama yang akan dijadikan landasan adalah
terjadi di Indonesia diakibatkan oleh perbaikan teori kebijakan publik dan teori implementasi
di beberapa faktor, yaitu meliputi stabilitas kebijakan publik.
makroekonomi dan efisiensi di dalam pasar. Implementasi intinya adalah kegiatan
Akan tetapi, peningkatan investasi ini belum untuk mendistribusikan keluaran kebijakan
maksimal, terutama apabila dibandingkan (to deliver policy output) yang dilakukan oleh
dengan negara lainnya terutama di Asia, para implementor kepada kelompok sasaran
Indonesia masih merupakan negara dengan (target group) sebagai upaya untuk mewujudkan
tingkat pendorong investasi asing yang rendah, kebijakan.10 Implementasi merupakan suatu
bahkan masih berada di bawah beberapa negara 7
Y. Kurniati, Prasmuko A., dan Yanfitri, “Determinan FDI
Asia Tenggara, terutama di bidang infrastruktur, (Faktor-faktor yang Menentukan Investasi Asing Langsung”,
seperti Singapura, Korea, Malaysia, Thailand, Working Paper WP/06/07, Bank Indonesia, 2007, hlm. 13-14.
India. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha- 8
Nugroho SBM, “Evaluasi terhadap faktor-faktor yang
usaha yang mendorong peningkatan investasi ke mempengaruhi investasi di Indonesia dan implikasi
kebijakannya”, Riptek, Vol.2, No. 1, Tahun 2008, hlm. 18-
21.
6
World Economic Forum, “The Global Competitiveness
9
World Economic Forum, Op. Cit, P.6
Report 2014–2015”, (online), (https://www.weforum.org/
10
Erwan A. Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti,
reports/global-competitiveness-report-2014-2015. P.4, Implementasi Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasinya di
diakses 25 Mei 2017) Indonesia. Gava Media: Yogyakarta, 2012, hlm. 21.
Achmad Sani Alhusain Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Infrastruktur Listrik 265
proses yang dinamis, di mana pelaksana kebijakan kebijakan sebagai suatu tindakan bersanksi
melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, yang mengarahkan pada suatu masalah atau
sehingga pada akhirnya akan mendapatkan sekelompok masalah tertentu yang diarahkan
suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau pada suatu masalah atau sekelompok masalah
sasaran kebijakan itu sendiri.11 Pendapat lain tertentu yang saling berkaitan mempengaruhi
menyatakan bahwa implementasi adalah apa sebagian besar warga masyarakat.16
yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan Sementara itu, Shafritz dan Russell memberikan
yang memberikan otoritas program, kebijakan, definisi bahwa kebijakan publik adalah segala hal
keuntungan (benefit), atau suatu jenis keluaran yang pemerintah putuskan untuk melakukan atau
yang nyata (tangible output). Implementasi tidak melakukan, sedangkan Chandler dan Plano
mencakup tindakan-tindakan oleh sebagai aktor, berpendapat kebijakan publik adalah pemanfaatan
khususnya para birokrat yang dimaksudkan untuk strategis terhadap sumberdaya-sumberdaya
membuat program berjalan.12 Tugas implementasi yang ada untuk memecahkan masalah-masalah
adalah membentuk suatu kaitan (linkage) yang publik. Selanjutnya Paterson berpendapat bahwa
memudahkan tujuan-tujuan kebijakan bisa kebijakan publik secara umum dilihat sebagai aksi
direalisasikan sebagai dampak dari suatu kegiatan pemerintah dalam menghadapi masalah, dengan
pemerintah.13 mengarahkan perhatian terhadap “siapa mendapat
Selanjutnya, terkait dengan kebijakan apa, kapan dan bagaimana”, Paterson mengutip
publik, Dye mendefenisikan kebijakan publik definisi kebijakan publik yang dikemukakan
merupakan upaya yang dipilih oleh pemerintah Anderson dan pendapat Peters.17 Kebijakan publik
untuk dilakukan atau tidak dilakukan yang adalah setiap keputusan atau tindakan yang dibuat
berupa sasaran atau tujuan program-program secara sengaja dan sah oleh pemerintah yang
pemerintah. Sedangkan menurut Carl Friedrick bertujuan untuk melindungi kepentingan publik,
kebijakan publik sebagai serangkaian tindakan mengatasi masalah publik, memberdaya publik,
yang diusulkan seseorang, kelompok atau dan menciptakan kesejahteraan publik.18
pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, Berdasarkan uraian pengertian di atas,
dengan ancaman dan peluang yang ada. pembangunan infrastruktur listrik 35.000 MW
Kebijakan yang diusulkan tersebut ditujukan yang direncanakan dan targetnya akan selesai
untuk memanfaatkan potensi sekaligus mengatasi pada tahun 2019 merupakan salah satu bentuk
hambatan yang ada dalam rangka mencapai kebijakan publik. Kebijakan pembangunan
tujuan tertentu.14 infrastruktur ini merupakan rencana pemerintah
Jenkins merumuskan kebijakan sebagai (eksekutif) yang telah disetujui rencana alokasi
serangkaian keputusan yang saling berkaitan anggaran yang dibutuhkan dalam APBN oleh
yang diambil oleh seorang aktor politik atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Kebijakan
sekelompok aktor politik berkenaan dengan pembangunan infrastruktur listrik ini merupakan
tujuan yang telah dipilih beserta cara-cara upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat
untuk mencapainya dalam suatu situasi di mana atas penerangan yang harus dapat dinikmati.
keputusan-keputusan itu pada prinsipnya masih Kebijakan pembangunan ini dilakukan
berada dalam batas-batas kewenangan kekuasaan pemerintah sebagai pelaksanaan amanat pasal
dari para aktor tersebut.15 Udoji mendefinisikan 33 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
11
Leo Agustino, Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV.
Alfabeta, 2006, hlm.139.
12
Budi Winarno, Kebijakan Publik Teori, Proses dan Studi
Kasus, Cetakan Kedua, Yogyakarta: CAPS, 2014, hlm. 148.
16
Ibid. hlm. 15
13
Ibid. hlm 149.
17
Jeremias T. Keban, Enam Dimensi Strategis Administrasi
14
Leo Agustino, Op. Cit. hlm. 7. Publik: Konsep, Teori dan Isu, Yogyakarta: Gava Media,
15
Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke 2008, hlm. 60-61.
Implementasi Kebijakan Negara, Jakarta: PT Bumi Aksara,
18
Andy Al Fatih, Implementasi Kebijakan dan Pemberdayaan
2004, hlm. 14. Masyarakat, Bandung: Unpad Press, 2010, hlm. 2.
266 Kajian Vol. 24, No. 4, Tahun 2019 hal. 261 - 279

Untuk memastikan apa yang dimaksud Sulawesi Selatan yang dilakukan di pada bulan
dengan implementasi kebijakan, Riant Nugroho September 2017. Kedua provinsi ini merupakan
Dwijiwijoto menyatakan bahwa implementasi tempat dibangunnya infrastruktur pembangkit
kebijakan adalah cara agar sebuah kebijakan listrik dengan kapasitas besar. Sementara itu,
dapat mencapai tujuannya.19 Disamping itu, kedua provinsi memiliki karakteristik daerah yang
implementasi kebijakan adalah penerapan apa memiliki banyak daerah terpencil atau daerah
yang diamanahkan oleh suatu kebijakan secara terisolasi. Dengan demikian, dapat diperoleh
baik dan benar dalam rangka mencapai tujuan gambaran mengenai perkembangan implementasi
kebijakan tersebut.20 pembangunan infrastruktur listrik di daerah
Menurut Van Horn menyatakan bahwa tersebut serta tantangan dan kendala apa yang
implementasi kebijakan adalah tindakan- dihadapi daerah dalam memberi dukungan
tindakan yang dilakukan oleh individu-individu pembangunan infrastruktur listrik tersebut.
(dan kelompok) pemerintah dan swasta yang Penelitian ini menggunakan data primer
diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran dan data sekunder. Data primer diperoleh
yang telah ditetapkan. Implementasi kebijakan melalui wawancara mendalam guna memperoleh
pada prinsipnya adalah cara agar sebuah keterangan yang lengkap dari pihak-pihak
kebijakan dapat mencapai tujuannya, tidak lebih yang mengetahui rencana dan implementasi
dan tidak kurang, untuk mengimplementasikan kebijakan pembangun infrastruktur listrik,
kebijakan publik ada dua pilihan langkah yaitu, seperti Bappeda serta Dinas Energi dan Sumber
langsung mengimplementasikan dalam bentuk Daya Mineral Provinsi untuk mengetahui
program atau melalui formulasi kebijakan derivate rencana dan implementasi program dan kegiatan
atau turunan dari kebijakan publik tersebut.21 pembangunan infrastruktur di daerahnya. PT
Dari beberapa definisi tersebut di atas PLN Kantor Wilayah di daerah untuk mengetahui
dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan perkembangan pembangunan infrastruktur
menyangkut tiga hal, yaitu: 1) adanya tujuan listrik dan kendala yang dihadapi, dan beberapa
atau sasaran kebijakan; 2) adanya aktivitas atau perusahaan yang menyelenggarakan IPP.
kegiatan pencapaian tujuan; dan 3) adanya hasil Disamping itu, dalam penelitian ini juga dilakukan
kegiatan. Dari berbagai definisi di atas maka focus group discussion (FGD) dengan akademisi
dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan daerah untuk memperoleh pandangan dan
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan pemikiran mengenai bagaimana perkembangan
oleh berbagai aktor pelaksana kebijakan dengan pembangunan dan kendala yang dihadapi daerah
sarana pendukung berdasarkan aturan yang telah serta manfaat yang dapat diperoleh masyarakat di
ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah daerah pembangunan. Sedangkan data sekunder
ditetapkan. diperoleh melalui studi literatur dari hasil
penelitian yang dilakukan sebelumnya, buku,
METODOLOGI PENELITIAN internet dan data-data angka yang diperoleh
Tulisan ini menggunakan metode kualitatif, Badan Pusat Statistik.
yang berupaya menganalisis implementasi Data yang telah terkumpul melalui serangkaian
kebijakan pembangunan infrastruktur listrik teknik pengumpulan data di atas kemudian
di daerah. Sifat penelitian ini deskriptif, yaitu dilakukan analisis dengan menggunakan metode
menjelaskan jawaban atas permasalahan yang kualitatif. Ada tiga langkah dalam analisis data
diajukan dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif ini, yaitu reduksi data, penyajian data,
difokuskan pada dua daerah yaitu Provinsi Riau dan penarikan simpulan. Reduksi data dilakukan
yang dilakukan pada bulan Juli 2017 dan Provinsi agar data yang berasal dari berbagai sumber
tersebut dapat dipahami. Oleh karena itu, dalam
19
Ibid, hlm.15. reduksi data ini, peneliti berupaya melakukan
20
Ibid, hlm.15.
editing dan kategorisasi data sesuai dengan
21
Leo Agustino, Op. Cit. hlm. 139.
Achmad Sani Alhusain Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Infrastruktur Listrik 267
masalah dan tujuan yang telah ditetapkan dalam Jokowi, realisasi COD pembangkit listrik secara
penelitian ini. Setelah dilakukan reduksi data, keseluruhan Oktober 2016 masih sebesar 29,4
langkah selanjutnya penyajian data dan penarikan persen dari target. Padahal para investor antre
simpulan sebagai jawaban atas permasalahan dan untuk terlibat dalam proyek listrik 35.000 MW
tujuan penelitian. ini.22
Pada September 2017, berdasarkan
PEMBAHASAN perkembangan pembangunan infrastruktur listrik
Implementasi Pembangunan Infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi, Menteri Koordinator
Listrik Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan
Sebelum membahas perkembangan mengakui bahwa target program listrik 35.000
pembangunan infrastruktur listrik di daerah, secara Megawatt (MW) rampung pada 2019 perlu
umum disampaikan capaian sampai akhir tahun mengalami penyesuaian. Artinya, target itu
2016 perkembangan pembangunan infrastruktur perlu direvisi dan disesuaikan dengan kondisi
listrik secara nasional. Program pembangunan perekonomian nasional. Luhut menjelaskan
listrik yang direncanakan Presiden Jokowi bahwa target 35.000 MW itu ditetapkan dengan
pada awal jabatannya yaitu tahun 2014 adalah asumsi ekonomi Indonesia mampu tumbuh
sebesar 35.000 MW. Program pembangunan 6-7 persen. Padahal, kini ekonomi Indonesia
tersebut ditargetkan dapat diselesaikan pada diperkirakan cuma bisa tumbuh 5-6 persen.
tahun 2019. Harapannya, pada tahun 2019 rasio Dengan kondisi itu, berdasarkan perhitungan
elektrifikasi di Indonesia dapat mencapai 96,6 PLN maupun Kementerian ESDM, hingga
persen. Perencanaan pembangunan infrastruktur 2019 kemungkinan pembangkit listrik yang
listrik 35.000 MW ditetapkan dengan asumsi bisa dibangun hanya memiliki kapasitas 20.000-
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 sebesar 7 22.000 MW.23
persen. Tentunya pemerintahan Presiden Jokowi Pembangunan infrastruktur listrik bukan
mempunyai pertimbangan lain terkait kebutuhan merupakan pembanguan infrastruktur yang
listrik ini. Yang ingin dicapai bukan hanya mudah dilakukan. Untuk itu, membutuhkan
pemenuhan kebutuhan listrik 96,6 persen untuk keseriusan dan komitmen pemerintah
masyarakat rumah tangga saja tetapi mengingat beserta seluruh stakeholder. Oleh karena itu,
perkembangan perekonomian dan upaya untuk dalam rangka mempercepat ketertinggalan
mengundang investor dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur listrik ini maka
pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan daya Kementerian ESDM telah membuat delapan
saing industri dan perdagangan maka infrastruktur langkah terobosan yang diyakini mampu menjadi
listrik yang memadai perlu disediakan dengan strategi ampuh merampungkan pembangunan
baik. pembangkit 35.000 MW dalam kurun waktu lima
Sayangnya, keinginan kuat pemerintah untuk tahun. Strategi ini merupakan hasil evaluasi atas
mewujudkan pembangkit listrik 35.000 MW tidak kegagalan FTP I dan II.24
sebanding dengan capaian di lapangan. Presiden Pertama, soal penyediaan lahan. Untuk
Jokowi mengakui kalau capaian program ini masih mempercepat ketersediaan lahan, baik
jauh dari harapan. Realisasi pembangunan proyek 22
“Di Balik Amarah Jokowi Soal Proyek 35.000MW”, 3
listrik 35.000 MW baru mencapai 36 persen November 2016, (online), (https://tirto.id/di-balik-amarah-
dari target akumulatif tahun 2016. Sedangkan jokowi-soal-proyek-35000mw-b1Aj, diakses 13 Desember
2019).
realisasi pembangkit Commercial Operation Date 23
“Menteri Luhut Akui Target Listrik 35 Ribu MW Perlu
(COD) Fast Track Program (FTP) 1 dan FTP 2, Direvisi”, 27 September 2017, (online), (https://tirto.id/
serta regular yang merupakan bagian program menteri-luhut-akui-target-listrik-35-ribu-mw-perlu-direvisi-
7.000 MW mencapai 83 persen dari target cxop, diakses 13 Desember 2019).
24
“Di Balik Amarah Jokowi Soal Proyek 35.000MW”, 3 November
akumulatif sampai 2016 atau 53 persen dari 2016, (online), (https://tirto.id/di-balik-amarah-jokowi-soal-
target keseluruhan. Dengan demikian, menurut proyek-35000mw-b1Aj, diakses 13 Desember 2019).
268 Kajian Vol. 24, No. 4, Tahun 2019 hal. 261 - 279

pembangunan pembangkit maupun transmisi, menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 4


maka PLN akan menerapkan UU Nomor 2 tahun Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan
2012 tentang Pembebasan Lahan. Kedua, soal Infrastruktur Ketenagalistrikan.
negosiasi harga. Dalam hal ini, PLN menyediakan
prosesnya dengan menetapkan harga patokan Provinsi Riau
tertinggi untuk swasta dan excess power mengacu Kondisi pemanfaaatan sumber energi untuk
pada Permen ESDM No. 3 tahun 2015. Ketiga, pembangkit listrik di Provinsi Riau terdiri
proses penunjukan dan pemilihan IPP. Solusinya atas penggunaan tenaga diesel, gas alam batu
adalah mempercepat prosesnya dengan mengacu bara. Kapasitas terpasang pembangkit listrik
pada Permen ESDM No. 3 tahun 2012 dengan di wilayah Riau tahun 2014 sebesar 220 MW
alternatif penunjukan langsung atau pemilihan dan produksi pembangkit sebesar 3.835 GWh.
langsung untuk energi baru terbarukan (EBT), Rasio elektrifikasi di Provinsi Riau tahun 2014
mulut tambang, gas marjinal, ekspansi, dan excess sebesar 64,66 persen, lebih rendah dari rata-rata
power. nasional sebesar 81,70 persen (Gambar 1). Rasio
Keempat, perizinan. Untuk mempercepat elektrifikasi merupakan perbandingan jumlah
dan menyederhanakan proses perizinan ini, rumah tangga yang berlistrik dengan jumlah
pemerintah telah membuat pelayanan terpadu keseluruhan rumah tangga (RUPTL PLN 2015-
satu pintu (PTSP). Kelima, pengembang 2024). Rasio elektrifikasi ini menggambarkan
dan kontraktor dengan cara melakukan due tingkat ketersediaan energi listrik untuk
dilligence. Keenam, manajemen proyek. Solusinya masyarakat.25

*Tidak termasuk pelanggan non PLN


Sumber: Statistik PLN, 2014
Gambar 1. Rasio Elektrifikasi (%) Tahun 2014
Pada tahun 2014 yang disampaikan dalam
membentuk Project Management Office (PMO) dokumen RUPTL PLN 2015-2024 menyatakan
dan menunjuk independent curement agent. bahwa sistem kelistrikan Provinsi Riau memiliki
Ketujuh, koordinasi lintas sektor. Dalam hal 9 Gardu Induk (GI) 150 kV; yaitu Koto Panjang,
ini, pemerintah membentuk tim nasional Bangkinang, Garuda Sakti, Teluk Lembu, Duri,
lintas kementerian disatukan dengan Komite
Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas 25
“Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL)
PT PLN (PERSERO) 2015-2024”, (online), (https://
(KPPIP). Dan kedelapan, permasalahan hukum.
www.pln.co.id/statics/uploads/2017/05/BUKU_1_
Dalam konteks ini, pemerintah juga telah RUPTL_2015_2024.pdf, diakses tanggal 12 Juli 2017).
Achmad Sani Alhusain Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Infrastruktur Listrik 269
Dumai, Bagan Batu, Teluk Kuantan, dan Balai pembangkit di Riau terus mengalami peningkatan.
Pungut. Sedangkan daerah-daerah lain di provinsi Sayangnya seiring dengan peningkatan kapasitas
Riau masih disuplai melalui sistem Isolated. Sistem pembangkit tersebut, beban puncak sistem
kelistrikan Riau sebagian besar dipasok dari Grid Riau juga selalu mengalami peningkatan.
Sumatera dengan beban puncak tahun 2014 Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Riau
mencapai 523MW. Kapasitas pembangkit yang tersebut, maka sistem interkoneksi Riau masih
tersambung ke Grid subsistem Riau saat ini adalah membutuhkan transfer daya listrik dari Sumatera
sebesar 460 MW, di mana sebagian besar pembangkit Barat.29
di susbsitem Riau saat ini adalah berbahan bakar gas, Provinsi Riau secara geografis merupakan
sehingga sekuritas pasokan gas kedepannya masih daerah daratan, namun demikian masih banyak
belum dapat dipastikan. Selain itu pada kondisi daerah di kabupaten dan kota di Provinsi Riau
tertentu subsistem Riau masih membutuhkan dapat dikatakan relatif masih terisolasi. Artinya
transfer daya dari subsistem Sumatera Barat.26 bahwa masih banyak masyarakat yang kurang
Sistem isolated di Provinsi Riau tersebar terakses infrastruktur jalan yang memadai.
di kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Hal ini mempengaruhi percepatan pencapaian
Kabupaten Bengkalis, dan kepulauan Meranti. ratio elektrifikasi yang direncanakan. Namun
Seluruh sistem isolated tersebut dipasok oleh demikian, perkembangan ratio elektrifikasi
PLTD tersebar dengan kapasitas 84 MW dan Provinsi Riau menunjukkan tren semakin
daya mampu 54 MW. Sebagian besar kondisi meningkat atau membaik (Gambar 2).
sistem isolated masih mengalami kekurangan
pasokan daya, sehingga untuk mengurangi
dampak kekurangan pasokan daya, PLN
menyewa pembangkit diesel dengan kontrak
jangka pendek. Kondisi kekurangan pasokan
kelistrikan pada sistem isolated disebabkan
oleh menurunnya daya mampu pembangkit,
meningkatnya konsumsi listrik oleh pelanggan
secara alami (bahkan tanpa penyambungan
baru) dan kebutuhan sistem isolated yang dipasok
dari excess power telah melampaui kesepakatan Sumber: Bahan Paparan PLN, Juli 2017
perjanjian jual beli (kontrak).27 Gambar 2. Ratio Elektrifikasi Provinsi Riau Tahun
Pada akhir tahun 2016, beban puncak sistem 2012-2017
kelistrikan Provinsi Riau yang berasal dari sistem Dilihat dari capaian ratio elektrifikasi provinsi
interkoneksi dan isolated sudah mencapai 920 Riau sampai dengan Mei 2017, tampaknya target
MW. Beban puncak sistem interkoneksi Riau untuk mencapai 96,6 persen ratio elektrifikasi
pada tahun 2016 mencapai sebesar 767 MW pada tahun 2019 untuk masyarakat Provinsi
dengan kapasitas terpasang pembangkit di Riau Riau belum dapat dipenuhi. PLN Wilayah Riau
tercatat 736 MW.28 dan Kepulauan Riau menyatakan bahwa masih
Berdasarkan perkembangan sampai tahun banyaknya daerah terisolasi di wilayah Provinsi
2016, maka perkembangan kapasitas terpasang Riau ini menjadi kendala yang tidak dapat
dihindari. Namun secara optimis bahwa desa
26
Ibid, hlm.192.
27
Ibid, hlm.193-194.
berlistrik di daerah terisolasi tersebut dapat dialiri
28
“Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau terjangkau aliran listrik 100 persen sangat
Republik Indonesia Nomor: 1415.K/20/MEM/2017 Tentang optimis (Tabel 1).30
Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT
Perusahaan Listrik (Persero) (RUPTL PLN) 2017 – 2026”,
29
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah Riau
(online), (https://www.pln.co.id/statics/uploads/2017/12/ dan Kepulauan Riau, tanggal 12 Juli 2017.
RUPTL-PLN-2017-2026.pdf, diakses 12 Juli 2017), hlm. A-24.
30
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah Riau
dan Kepulauan Riau, tanggal 12 Juli 2017
270 Kajian Vol. 24, No. 4, Tahun 2019 hal. 261 - 279

Tabel 1. Perkiraan Perkembangan Ratio Desa Berlistrik di Provinsi Rian 2016-2019


JUMLAH JUMLAH DESA PEMBANGUNAN DESA RASIO DESA
TAHUN
DESA BERLISTRIK BARU BERLISTRIK BERLISTRIK
2016 1829 1562 21 85,40%
2017 1829 1658 96 90,65%
2018 1829 1746 88 95,46%
2019 1829 1829 83 100,00%
Sumber: Bahan Paparan PLN, Juli 2017

Sementara itu, penilaian dan pandangan Terkait dengan program nasional


pemerintah daerah terhadap perkembangan pembangunan infrastruktur listrik yang
pelaksanaan program nasional pembangunan diagendakan Presiden Joko Widodo, akademisi
infrastruktur listrik sampai saat ini sangatlah Universitas Riau menyatakan bahwa
berkembang cepat dengan adanya program pembangunan pembangkit listrik dan transmisi di
ketenagalistrikan 35.000 MW. Hal ini dapat Provinsi Riau sudah mulai terlihat. Bahkan, dapat
dilihat dengan berkembangnya pembangkit dikatakan bahwa listrik di Provinsi Riau sudah
tenaga listrik, Gardu Induk, dan saluran transmisi sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan
dapat lebih mempermudah pemerintah daerah masyarakat Provinsi Riau. Pemerintah Daerah
dalam melaksanakan pembangunan.31 juga berhasil untuk mensingkronisasikan Rencana
Program listrik 35.000 MW yang digagas oleh Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang
pemerintah saat ini sesungguhnya bukan sesuatu berkaitan dengan pembangunan infrastruktur
yang bombastis jika didukung oleh kemampuan listrik dalam kaitannya dengan peningkatan ratio
pembiayaan yang cukup dan mumpuni. Karena elektrifikasi dengan program nasional 35.000
program pembangunan listrik ini sangat pro MW.34
rakyat dan dapat membantu meningkatkan Peningkatan kapasitas energi listrik melalui
taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. pembangunan infrastruktur listrik di Provinsi Riau
Dengan dilaksanakan program ini sedikit banyak sangatlah penting. Mengingat potensi ekonomi
membuka luas kesempatan kerja di bidang Provinsi Riau sebagian besar bersumber dari
ketenagalistrikan dari perencanaan, pelaksanaan Perkebunan dan Pertambangan. Pertumbuhan
hinggga operasional serta pemeliharaan. Di ekonomi Provinsi Riau diperkirakan masih tinggi
sisi usaha bidang ketenagalistrikan juga akan pada tahun mendatang dan menjadi perhatian
sangat hidup dengan adanya program ini.32 para investor untuk menanamkan modalnya.
Bentuk kontribusi pemerintah daerah dalam Provinsi Riau menjadi salah satu daerah yang
mensukseskan program nasional pembangunan memiliki rencana pengembangan kawasan
infrastruktur listrik di daerah yaitu dengan cara industri dan daerah industri pada beberapa
ikut serta dalam melaksanakan pengembangan kabupaten, seperti Kawasan Industri Datuk
jaringan distribusi listrik untuk desa tertinggal, Laksamana, Pelintung, Lubuk Gaung di Kota
terpencil dan perbatasan, menjadi fasilisator dalam Dumai, dan Kawasan Industri Tenayan Raya,
hal penyelesaian permasalahan sengketa lahan Pasir Putih di Kota Pekanbaru. Hal ini akan
pembangunan pembangkit listrik, saluran transmisi berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi di
tegangan tinggi, mensosialisasikan regulasi untuk Provinsi Riau.35
percepatan pembangunan infrastruktur listrik.33 Kelemahan yang saat ini dimiliki
Provinsi Riau adalah potensi ekonomi yang
31
Hasil wawancara dengan pejabat Bappeda Provinsi Riau,
tanggal 11 Juli 2017.
ada belum diikuti pencapaian industri hilir
32
Hasil wawancara dengan pejabat Bappeda Provinsi Riau, 34
Hasil diskusi dengan akademisi Universitas Riau, tanggal 13
tanggal 11 Juli 2017. Juli 2017.
33
Hasil wawancara dengan pejabat Bappeda Provinsi Riau, 35
Hasil wawancara dengan akademisi Universitas Riau tanggal
tanggal 11 Juli 2017. 13 Juli 2017.
Achmad Sani Alhusain Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Infrastruktur Listrik 271
untuk meningkatkan nilai tambah hasil masyarakat dan mendorong kegiatan ekonomi
perkebunan dan pertambangan. Oleh karena khususnya sektor industri. Untuk mencapai
itu, peningkatan investasi khususnya investasi sasaran tersebut diupayakan peningkatan
yang bertujuan untuk mewujudkan hilirisasi daya terpasang pembangkit tenaga listrik serta
industri hasil perkebunan dan pertambangan perluasan jaringan distribusi agar tersedia
sangat dibutuhkan. Untuk mengantisipasi dan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dengan
mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi pelayanan yang baik. Pemerintah berupaya
berdasarkan potensi yang dimiliki tersebut harus memenuhi kebutuhan listrik dengan pemenuhan
diiringi dengan ketersediaan infrastruktur listrik yang terfokus di daerah yang selama ini relatif
di Provinsi Riau merupakan prioritas utama.36 masih belum memperoleh pelayanan energi
Manfaat dari peningkatan kualitas yang memadai dibandingkan daerah lainnya.
infrastruktur listrik wilayah Provinsi Riau Pelayanan sistem jaringan kelistrikan merupakan
diperkirakan juga akan dinikmati oleh daerah- salah satu program yang bertujuan untuk
daerah di luar wilayah ekonomi Sumatera melalui meningkatkan taraf hidup masyarakat Riau.
proses keterkaitan antarindustri (linkages). Rencana penyediaan kebutuhan listrik selain
Percepatan pengembangan ekonomi Provinsi Riau untuk meningkatkan ketersediaan listrik, juga
diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada
ekonomi wilayah secara keseluruhan. Manfaat masyarakat sehingga dapat membantu kegiatan
dari proyek-proyek infrastruktur utama khususnya sosial dan pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau.
listrik di kota-kota pusat pertumbuhan seperti Berdasarkan pengamatan, sejak tahun 2014 sudah
Provinsi Riau diperkirakan tak hanya memberi terdapat perbaikan ketersediaan dan pelayanan
manfaat kota bersangkutan tetapi juga wilayah infrastruktur listrik. Hal ini ditunjukkan dengan
sekitarnya.37 semakin jarangnya terjadi pemadaman listrik.
Beberapa potensi energi terbarukan di Sebelumnya, dalam 1 (satu) hari bahkan di Kota
Provinsi Riau meliputi tenaga angin di 3 sungai Pekanbaru sering terjadi pemadaman yang dapat
besar, tenaga angin di daerah pesisir, photovoltaic mencapai 3-4 jam sehari. Tapi saat ini sudah tidak
di daerah khatulistiwa, serta pemanfaatan terjadi lagi. Berdasarkan hal tersebut artinya,
biogas kelapa sawit dan kelapa dari cangkang kapasitas listrik untuk Provinsi Riau saat ini
dan sabutnya. Luas lahan sawit di Provinsi Riau sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
2.103.175 hektar dan 146 Petani Kelapa Sawit dan dunia usaha.39
(PKS) dengan total kapasitas produksi pengolahan
6.137 ton/jam TBS. Dari total kapasitas produk Provinsi Sulawesi Selatan
dapat menghasilkan serat dan cangkang sebesar Penyediaan infrastruktur dasar (jalan/
13.010 ton/jam dan limbah cair 37.822 m3/jam. jembatan, air bersih, energi listrik, dan
Tenaga listrik yang dapat dihasilkan dari fiber dan telekomunikasi) merupakan salah satu prioritas
shell sebesar 1.099,3 MW dan dari Limbah (biogas) utama pembangunan daerah Provinsi Sulawesi
114,9 MW. Penggunaan serat dan cangkang untuk Selatan. Bagi Sulawesi Selatan, pengembangan
kebutuhan PKS sebesar 193,5 MW (tersisa 905,8 infrastruktur dasar diperlukan terutama untuk
MW), sedangkan penggunaan biogas (limbah cair) merespon geliat ekonomi dan pertumbuhan
sebesar 2,9 MW (tersisa 112 MW).38 investasi yang menunjukkan tren positif.
Kebijakan pemerintah di bidang kelistrikan Dalam satu dekade terakhir dari 2007-2016,
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan rata-
36
Hasil wawancara dengan Anggota Kadin Provinsi Riau,
rata mencapai 7,53 persen. Angka tersebut tidak
tanggal 13 Juli 2017. hanya berada di atas rata-rata pertumbuhan
37
Hasil wawancara dengan pejabat Bappeda Provinsi Riau, ekonomi Nasional, tetapi juga telah menempatkan
tanggal 11 Juli 2017.
38
Hasil wawancara dengan pejabat Dinas ESDM Provinsi 39
Hasil diskusi dengan akademisi Universitas Riau, tanggal 13
Riau, tanggal 11 Juli 2017. Juli 2017.
272 Kajian Vol. 24, No. 4, Tahun 2019 hal. 261 - 279

Sulawesi Selatan sebagai salah satu provinsi di mana kapasitas terpasang bertumbuh sebesar
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi 43,27 persen akibat pembangunan pembangkit
secara nasional. Pada saat bersamaan, investasi listrik oleh pihak swasta. Dampaknya, kontribusi
juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, pihak swasta terhadap penyediaan energi listrik
baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Sulawesi Selatan terus meningkat. Pada
maupun Penanaman Modal Asing (PMA) tahun 2015, pihak swasta sudah menyumbang
selama periode yang sama. Kecenderungan 62,95 persen terhadap total kapasitas terpasang,
semacam ini menuntut dukungan infrastruktur padahal tahun 2011 hanya menyumbang 31,33
yang memadai, baik secara kuantitas maupun persen.42

Tabel 2. Kapasitas terpasang tenaga listrik di Sulawesi Selatan, 2011-2015


Rincian Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
Kapasitas Terpasang PLN MW 356.41 359.62 395.58 445.57 445.57
Kapasitas Terpasang Sewa MW 255.00 387.00 205.00 205.00 205.00
Kapasitas Terpasang Swasta MW 278.93 528.93 1,089.63 1,095.63 1,105.13
Total Kapasitas Terpasang MW 890.34 1,275.55 1,690.21 1,746.20 1,755.70
Sumber: Statistik Ketenagalistrikan, berbagai seri

kualitas. Sebab, oleh berbagai stakeholder kunci, Meningkatnya kapasitas pembangkit listrik di
infrastruktur dasar dipandang sebagai prasyarat daerah ini, seiring dengan semakin meningkatnya
utama untuk menjaga momentum pertumbuhan jumlah pembangkit listrik, terutama yang
dan mendorong perekonomian Sulawesi Selatan dibangun oleh pihak swasta. Jumlah pembangkit
ke tingkat yang lebih tinggi.40 listrik milik PLN justru menunjukkan penurunan
Terkait dengan infrastruktur listrik, dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2011
pemerintah Sulawesi Selatan sejak beberapa jumlah pembangkit listrik milik PLN sebanyak
tahun yang lalu telah mengembangkan program 100 unit, kemudian menurun menjadi 76 unit
peningkatan ketersediaan energi listrik. Program pada tahun 2014, dan kemudian meningkat
ini dimaksudkan untuk mendorong dan kembali menjadi 82 unit pada tahun 2015 akibat
mendukung pengembangan industri, melalui adanya pembangunan PLTA dan PLTU baru
optimalisasi pemanfaatan Pembangkit Listrik masing-masing sebanyak enam unit dan dua
Tenaga Air (PLTA) termasuk mikro-hidro, unit. Pembangkit listrik milik PLN didominasi
peningkatan kapasitas listrik yang dipasok oleh oleh PLTD yang mencapai dua per tiga dari total
gas alam (PLTG), dan penggalakkan pemanfaatan pembangit.43
sumber-sumber energi baru dan terbarukan.41 Tabel 3. Jumlah pembangkit tenaga listrik PLN di
Kemampuan PLN dalam menyediakan energi Sulawesi Selatan, 2011-2015
listrik di Sulawesi Selatan terus meningkat. Pada Rincian Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
tahun 2011, kapasitas terpasang pembangkit PLTA Unit 9 11 7 7 13
listrik di Sulawesi Selatan sebesar 890,34MW, PLTU Unit 2 4 0 0 2
kemudian meningkat dua kali lipat menjadi PLTG Unit 5 5 5 5 5
1.755,70 pada tahun 2015 (Tabel 1). Selama PLTD Unit 84 75 63 58 56
kurun waktu lima tahun terakhir, kapasitas PLTS Unit 0 6 6 6 6
terpasang pembangkit listrik di daerah ini Jumlah Unit 100 101 81 76 82
tumbuh rata-rata sebesar 19,90 persen per tahun.
Sumber: Statitistik Ketenagalistrikan, berbagai seri
Peningkatan paling tajam terjadi pada tahun 2012,
40
Hasil wawancara dengan pejabat Bappeda Provinsi Sulawesi 42
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah
Selatan, tanggal 5 September 2017. Sulsel, Sultra dan Sulbar, tanggal 6 September 2017.
41
Hasil wawancara dengan pejabat Dinas ESDM Provinsi 43
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah
Sulawesi Selatan, tanggal 5 September 2017. Sulsel, Sultra dan Sulbar, tanggal 6 September 2017.
Achmad Sani Alhusain Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Infrastruktur Listrik 273
Kapasitas penyediaan energi listrik di Sulawesi tahunnya. Pada tahun 2011 jumlah pelanggan
Selatan juga ditunjukkan oleh kemampuan listrik di daerah ini sebanyak 1,38 juta pelanggan,
memenuhi seluruh permintaan baru energi kemudian meningkat menjadi 1,78 juta
listrik. Pada tahun 2015, jumlah permintaan pelanggan pada tahun 2015 (Gambar 2). Selama
baru mencapai 103.138 unit dengan daya sebesar periode 20011-2015, pelanggan listrik di Sulawesi
444.768,46 kVA, dan seluruh permintaan baru Selatan tumbuh sekitar 6,57 persen per tahun.
tersebut mendapatkan layanan sambungan.44 Hal Pertumbuhan pelanggan listrik dari kelompok
ini mengisyaratkan bahwa di Sulawesi Selatan industri memiliki pertumbuhan paling tinggi
tidak ada daftar tunggu dalam memperoleh yakni sekitar 9,26 persen per tahun, diikuti oleh
layanan listrik. Meski demikian, pasokan energi pelanggan kelompok bisnis dengan pertumbuhan
listrik di daerah ini masih cukup rawan. Hal ini sekitar 8,94 persen per tahun. Meski demikian,
tercermin dari pertumbuhan beban puncak yang pertumbuhan penjualan energi listrik ke
lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan daya kelompok industri justru bertumbuh lambat,
mampu pembangkit listrik yang ada. Selain itu yaitu hanya 4,77 persen, jauh lebih rendah dari
kerawanan pasokan energi listrik di daerah ini kelompok sosial sekitar 14,09 persen, kelompok
juga diindikasikan oleh rendahnya cadangan bisnis sekitar 10,30 persen, dan kelompok rumah
energi listrik yang tersedia. Gambaran tersebut tangga sekitar 9,91 persen.

Sumber: Statistik PLN, berbagai seri


Gambar 2. Perkembangan jumlah pelanggan dan rata-rata konsumsi listrik per pelanggan di
Sulawesi Selatan, 2011-2015

mengisyaratkan, bahwa jika pengembangan Hingga tahun 2015, pemakaian listrik


kapasitas pembangkit listrik mengalami stagnasi, di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh
maka wilayah ini bisa jadi akan mengalami krisis pelanggan rumah tangga. Data penjualan
listrik. Terbatasnya cadangan daya listrik ini, juga energi listrik di Sulawesi Selatan tahun 2015,
memungkinkan adanya resiko pemadaman listrik menunjukkan bahwa lebih dari separuh atau
secara bergilir, jika pembangkit yang berkapasitas sebesar 51,69 persen energi listrik diserap oleh
besar mengalami gangguan.45 pelanggan rumah tangga, kemudian pelanggan
Seiring dengan pertambahan penduduk bisnis sebesar 20,71 persen, pelanggan industri
dan kemajuan perekonomian Sulawesi Selatan, sebesar 18,41 persen, dan sisanya sekitar 9,18
permintaan energi listrik oleh masyarakat juga persen masing-masing terserap oleh pelanggan
terus meningkat. Hal ini tercermin dari jumlah sosial sebesar 3,99 persen, pemerintah sebesar
pelanggan listrik yang terus bertambah setiap 2,66 persen dan penerangan jalan umum sebesar
2,53 persen (Gambar 3).
44
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah
Sulsel, Sultra dan Sulbar, tanggal 6 September 2017.
45
Hasil diskusi dengan akademisi Universitas Hasanudin,
tanggal 6 September 2017.
274 Kajian Vol. 24, No. 4, Tahun 2019 hal. 261 - 279

ada. Pada tahun 2015, dari total jumlah desa/


kelurahan di Sulawesi Selatan (3.030 desa/
kelurahan), sebanyak 3.028 desa/kelurahan yang
teraliri listrik atau sekitar 99,93 persen dari total
jumlah desa/kelurahan. Ini berarti hanya tersisa
2 desa/kelurahan yang belum berlistrik atau sisa
0,07 persen dari total desa/kelurahan. Capaian
ini sudah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-rata capaian nasional yaitu sekitar 96,94
Sumber: Statistik Ketenagalistrikan, 2016 persen sampai tahun 2015 (Gambar 4). Desa-
Gambar 3. Sebaran Penggunaan Energi Listrik desa yang belum berlistrik tersebut, berada di
Menurut Jenis Pelanggan Listrik Di wilayah kepulauan.46
Sulawesi Selatan, 2015

Sumber: Statistik Ketenagalistrikan, 2011-2015


Gambar 4. Perbandingan Rasio Desa Berlistrik di Sulawesi Selatan dan Nasional, 2011-2015
Permintaan energi listrik di Sulawesi Selatan, Peningkatan rasio elektrifikasi di Sulawesi
selain disebabkan oleh peningkatan jumlah Selatan berjalan relatif lebih lambat dibandingkan
pelanggan, juga disebabkan oleh meningkatnya dengan nasional. Pada tahun 2011 tingkat
konsumsi listrik per pelanggan. Pada tahun 2011, elektrifikasi Sulawesi Selatan berada di atas
konsumsi energi listrik per pelanggan di Sulawesi angka nasional, namun pada tahun 2015, tingkat
Selatan sebesar 2.365 KWH per pelanggan, elektrifikasi Sulawesi Selatan dan nasional
meningkat menjadi 2.621 KWH per pelanggan berada pada angka yang sama, yaitu 88,30 persen
pada tahun 2013, dan kemudian menurun (Gambar 5).
menjadi 2.518 KWH per pelanggan. Konsumsi Ini artinya masih terdapat sekitar 11,70
listrik pelanggan rumah tangga di Sulawesi persen atau 304.460 rumah tangga di Sulawesi
Selatan mengalami loncatan paling tinggi. Pada Selatan yang belum menikmati listrik. Selain
tahun 2011, konsumsi listrik per rumah tangga itu, kesenjangan tingkat elektrifikasi antar
sebesar 1.237 KWH dan meningkat menjadi daerah di Sulawesi Selatan juga masih cukup
1.399 KWH pada tahun 2015, atau meningkat lebar. Kabupaten/kota di Sulawesi Selatan
13,10 persen. Sementara pertumbuhan konsumsi yang memiliki tingkat elektrifikasi tertinggi
listrik per pelanggan terkecil pada periode yang ditempati oleh Kota Makassar dan Kota Pare-
sama ditempati oleh kelompok industri. Pare, sedangkan kabupaten/kota yang memiliki
Jaringan distribusi listrik di Sulawesi Selatan
46
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah
belum mampu menjangkau seluruh desa yang
Sulsel, Sultra dan Sulbar, tanggal 6 September 2017.
Achmad Sani Alhusain Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Infrastruktur Listrik 275

Sumber: Statistik Ketenagalistrikan, berbagai seri.


Gambar 5. Perbandingan Rasio Elektrifikasi Sulawesi Selatan dan Nasional, 2011-2015
tingkat elektrifikasi paling rendah ditempati oleh masyarakat angkatan kerja yang mengadu nasib
Kabupaten Selayar. Oleh PT. PLN, ditargetkan di Provinsi Riau akan membuka peluang tenaga
dalam dua tahun ke depan, rasio elektrifikasi kerja yang dapat dipekerjakan pada industri hilir
di Sulawesi Selatan akan mendekati angka 100 sehingga dapat mendorong percepatan realisasi
persen.47 industri yang diharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu,
Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Pemerintah Daerah, PLN sebagai BUMN yang
Listrik memiliki tugas pokok penyediaan energi listrik
Pada tahun 2016, Provinsi Riau masih dan Pemerintah Pusat, harus dapat melihat
menghadapi berbagai tantangan dalam proyeksi kebutuhan energi listrik untuk Provinsi
pembangunan insfrastruktur listrik. Pertama, Riau ini. Percepatan pembangunan infrastruktur
tantangan untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik yang menjamin ketersediaan energi listrik
listrik utamanya untuk 261 desa yang belum yang dibutuhkan untuk mendorong tumbuhnya
memperoleh akses listrik atau sekitar 14 persen.48 industri hilir dan semakin banyaknya investor
Kedua, pembangunan infrastruktur listrik di yang mau menanamkan modalnya di Provinsi
Provinsi Riau tidak cukup dilihat berdasarkan Riau harus menjadi prioritas dan memastikan
pemenuhan kebutuhan listrik pada saat itu target program nasional pembangunan
saja. Pembangunan tersebut harus berdasarkan infrastruktur listrik di Provinsi Riau dapat dicapai
potensi daerah dan perkembangan investasi dan sesuai dengan rencana.50
industri yang ada. Pemerintah daerah harus dapat Sementara itu, per Mei 2017 sudah diresmikan
mendorong investasi yang masuk untuk dapat 5 desa yang sudah teraliri listrik dan targetnya
mengembangkan industri yang dapat melakukan sekitar bulan Agustus akan bertambah 17 desa
pengolahan hasil perkebunan dan pertambangan yang akan teraliri listrik. Harapannya di akhir
menjadi produk setengah jadi atau bahkan produk tahun 2017 direncanakan akan menambah 96
jadi yang nilai tambahnya akan dapat dirasakan desa. Hal ini menjadi kendala untuk pencapaian
masyarakat Provinsi Riau.49 Dan ketiga, banyaknya ratio elektrifikasi yang ditargetkan pemerintah
pusat. Kendala pertama, untuk mencapai
47
Hasil diskusi dengan akademisi Universitas Hasanudin, ratio elektrifikasi di Provinsi Riau adalah
tanggal 6 September 2017.
pendistribusian listrik untuk daerah yang masih
48
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah Riau
dan Kepulauan Riau, tanggal 12 Juli 2017. terisolasi. Daerah terisolasi ini sebagian besar
49
Hasil diskusi dengan akademisi Universitas Riau, tanggal 13 50
Hasil diskusi dengan akademisi Universitas Riau, tanggal 13
Juli 2017.
Juli 2017.
276 Kajian Vol. 24, No. 4, Tahun 2019 hal. 261 - 279

berada di daerah Rengat, Tembilahan, Indragiri Kendala ketiga, Banyaknya mesin pembangkit
Hulu, Indragiri Hilir dan sebagian Pekanbaru listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
yaitu Rohul. Jarak tempuh jaringan yang sangat di daerah terisolasi membutuhkan ketersediaan
jauh bisa mancapai puluhan kilometer hanya bahan bakar dan anggaran. Anggaran dibutuhkan
untuk kebutuhan listrik masyarakat di daerah untuk membeli bahan bakar, sparepart dan
perkebunan yang hanya 2-5 kepala keluarga. Hal membayar SDM operator untuk memelihara
ini membutuhkan anggaran yang besar untuk mesin minimal 2 orang. Selain itu, untuk
menarik kabel jaringan namun perolehan dari menjaga mesin pembangkit berjalan dengan baik
penggunaan listriknya sangat kecil. Di lain pihak, maka dibutuhkan 8 orang untuk bekerja seharian
kondisi jalan untuk menuju daerah terisolasi secara bergantian.
menjadi kendala untuk percepatan pembangunan Untuk memenuhi hak masyarakat yang
infrastruktur listrik. Tentunya untuk memenuhi masih relatif terisolasi untuk dapat memperoleh
kebutuhan listrik masyarakat di daerah terisolasi listrik maka perlu dibangun pembangit-
ini membutuhkan perlakuan khusus baik terkait pembangkit listrik yang bahan bakarnya dapat
pengadaan gardu induk dan transmisinya. diperoleh dari daerah terisolasi tersebut. Hal ini
Sementara ini, selama ada akses jalan ke daerah untuk memastikan efisiensi dalam menghasilkan
terisolasi tersebut, PLN terus berupaya untuk energi listrik dan tidak menjadi beban masyarakat
membangun gardu induk setara dengan gardu untuk memperoleh hak listriknya. Sebagaimana
distribusi listrik biasa dengan kapasitas rendah diketahui pembangkit listrik yang digunakan
sekitar 10 kVA untuk 200-300 kepala keluarga. untuk memberikan penerangan di daerah
Sementara itu pembangkit listrik untuk daerah terisolasi sebagian besar dengan menggunakan
terisolasi sekitar 300 mesin pembangkit listrik.51 diesel. Artinya, bahan bakar solar yang digunakan
Kendala kedua, dalam pembangunan dan untuk memperoleh penerangan ini menjadi
infrastruktur listrik yaitu masalah pembebasan lebih mahal.52
lahan. Untuk membebaskan lahan di Provinsi Pemerintah daerah harus melakukan upaya
Riau membutuhkan anggaran yang besar. Dalam pembenahan daerah resapan air. Hal ini sangat
hal ini, yang dihitung bukan hanya nilai jual lahan diperlukan mengingat Provinsi Riau merupakan
tetapi tentunya perlu anggaran untuk penggantian daerah yang relatif datar, sehingga daerah hutan
penebangan pohon khususnya pohon sawit. Salah lindung dan daerah yang berpotensi menjadi
satu contoh masalah pembebasan lahan adalah daerah resapan air jangan sampai disalahgunakan
pembangunan SUTT 150 kV di Kabupaten untuk kepentingan saat ini saja. Tetapi yang harus
Kampar, Bangkinang-pasir pengaraian, dari dilakukan adalah melakukan pembenahan dan
total jumlah 442 tapak tower yang dibangun mengembalikan daerah-daerah yang terlanjur
terdapat 25 tapak tower yang belum dibebaskan. digunakan untuk perkebunan, industri atau
Hal ini disebabkan sebagian posisi tower yang perumahan kepada fungsi awalnya yaitu daerah
akan dibangun berada dalam kawasan HGU resapan. Hal ini perlu dilakukan mengingat
Perusahaan. Sebagai upaya yang direncanakan Provinsi Riau saat ini pada musim kemarau akan
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan mudah mengalami kekeringan dan ini
di daerah relatif bagus, namun belum dibarengi akan mengganggu kinerja pembangkit listrik
dengan koordinasi yang baik antar sektor. Hal tenaga air yang dimiliki.53
ini dapat dilihat dari terdapatnya kendala pada Seiring dengan pembangunan infrastruktur
saat proses pembangunan fisiknya. Misalnya listrik, PLN harus dapat terus meningkatkan
dari sektor kehutanan yang tidak serta merta kualitas pelayanan dan membenahi jalur-jalur
memberikan izin penggunaan kawasan hutan. listrik yang sudah ada. Hal ini penting dilakukan
karena di Provinsi Riau khususnya Kota
51
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah Riau 52
Ibid.
dan Kepulauan Riau, tanggal 12 Juli 2017. 53
Ibid.
Achmad Sani Alhusain Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Infrastruktur Listrik 277
Pekanbaru masih banyak pencurian listrik yang 2,5 MW. PLTB ini diperkirakan akan dapat
mengakibatkan berkurangnya kapasitas listrik menghasilkan energi listrik mulai tahun depan.57
yang seharusnya dialirkan kepada yang berhak Tantangan penyediaan energi listrik di
memperolehnya.54 Sulawesi Selatan sebagai berikut. Pertama,
Prospek perkembangan bisnis dan industri meskipun kapasitas penyediaan energi listrik
di Sulawesi Selatan menuntut dukungan di Sulawesi Selatan terus meningkat, namun
infrastruktur listrik secara paralel. Di sektor pasokan listrik di daerah ini masih dianggap
bisnis, PT. Kawasan Industri Makassar (KIMA) rawan. Hal ini mengingat pertumbuhan
merupakan pelanggan paling potensial. penduduk yang tinggi dan perkembangan daerah
Sedangkan di sektor industri, pembangunan industri yang semakin meningkat menyebabkan
smelter di Kabupaten Bantaeng, Jeneponto, dan meningkatnya jumlah pelanggan. Di samping
Kota Palopo serta perusahan Liquefied Natural itu, peningkatan konsumsi listrik per pelanggan
Gas membutuhkan patokan energi listrik yang juga terus meningkat, terutama pada kelompok
cukup besar. Kedua sektor ini diperkirakan rumah tangga. Akibatnya pertumbuhan
membutuhkan sedikitnya 345 MW.55 beban puncak penggunaan lebih tinggi dari
Untuk mendukung kebutuhan listrik di pertumbuhan daya mampu pembangkit listrik
daerah ini, pemerintah daerah terus mendorong yang ada, sehingga cadangan energi listrik terus
pembangunan pembangkit tenaga listrik, baik menurun. Cadangan listrik Sulawesi Selatan
melalui PT. PLN maupun dengan mengundang juga sangat dipengaruhi oleh musim. Cadangan
pihak swasta. Beberapa pembangkit listrik sudah 200 MW yang dimiliki akan berkurang pada saat
dimulai dibangun tahun ini dan beberapa lainnya musim kering58 Kondisi tersebut mengisyaratkan,
direncanakan di tahun-tahun mendatang. PLTU bahwa jika pengembangan kapasitas pembangkit
Jeneponto Unit III dan IV oleh PT. Bosowa listrik sedikit lambat, maka wilayah ini berpotensi
Energy dan PT Sumber Energy Sakti Prima yang akan mengalami krisis listrik yang berujung pada
memiliki kapasitas 2x125 sudah dimulai dibangun pemadaman bergilir.59
dan diperkirakan akan menghasilkan pada tahun Tantangan kedua, masih adanya desa yang
2018. Selain itu, dalam rencana pengembangan belum memperoleh pasokan listrik dan masih
tenaga listrik di Sulawesi Selatan, akan dibangun adanya rumah tangga yang belum menikmati
PLTG di Kabupaten Takalar dengan kapasitas listrik, meski angkanya terus menurun. Kondisi
100 MW, PLTU di Kabupaten Barru dengan daerah Provinsi Sulawesi Selatan ini masih banyak
kapasitas 100 MW, Pembangkit Listrik Tenaga desa yang terisolasi sehingga membutuhkan usaha
Minihidro (PLTM) akan dibangun di Kabupaten dan biaya yang besar untuk mampu menyediakan
Wajo dengan kapasitas 20 MW, dan beberapa listrik bagi masyarakat di sana.60 Kendala wilayah
daerah lainnya.56 ini juga dihadapi dalam pembangunan listrik
Yang cukup menarik adalah pembangunan desa. Terdapat lokasi desa yang jauh, kondisi
Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau Bayu jalan yang sulit ditempuh, dan harus melintasi
(PLTB) di Kabupaten Sidenreng Rappang yang hutan lindung (area Pinrang, area kendari, area
merupakan PLTB pertama di Sulawesi Selatan. bau-bau, area palopo).61
PLTB ini dibangun oleh PT Binatek Energi Sementara itu, kendala yang paling berat
Terbarukan yang merupakan lokal partner dari dihadapi dalam pembangunan energi listrik
Perusahaan UPC Renewables Amerika Serikat adalah terkait dengan proses pembebasan lahan
dengan nilai investasi sebesar USD150 juta. 57
Ibid.
PLTB ini berkapasitas 70 hingga 75 MW dengan 58
Ibid.
30 turbin dengan kapasitas per turbin hingga 59
Hasil diskusi dengan akademisi Universitas Hasanudin,
tanggal 6 September 2017.
54
Ibid. 60
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah
55
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah Sulsel, Sultra dan Sulbar, tanggal 6 September 2017.
Sulsel, Sultra dan Sulbar, tanggal 6 September 2017. 61
Hasil wawancara dengan pejabat Dinas ESDM Provinsi
56
Ibid. Sulawesi Selatan, tanggal 5 September 2017.
278 Kajian Vol. 24, No. 4, Tahun 2019 hal. 261 - 279

yang membutuhkan waktu yang cukup lama perkembangan pembangunan pembangkit listrik,
dan rumit karena berhubungan dengan hutan gardu induk dan jaringan transmisi yang terus
lindung. Hal ini terjadi pada saat pembangunan berkembang sesuai dengan rencana pembangunan
transmisi listrik untuk menjangkau isolated area.62 setiap tahunnya. Peningkatan ratio elektrifikasi
Guna meningkatkan upaya pelayanan listrik juga menunjukkan peningkatan baik berdasarkan
ke masyarakat, PLN dan pemerintah daerah hitungan desa berlistrik maupun peningkatan
perlu terus berupaya untuk meningkatkan pelanggan listrik.
kapasitas energi listrik melalui pembangkit Tantangan utama yang harus diantisipasi
listrik non-PLTD yaitu pembangkit listrik mini dalam implementasi pembangunan infrastruktur
hidro. Pembangkit listrik ini memanfaatkan listrik ini adalah meningkatnya permintaan
lingkungan aliran sungai yang terdapat di desa- listrik dari pelanggan rumah tangga yang secara
desa terpencil. Selain itu, mengingat potensi ekonomi semakin membaik dan meningkatnya
energi terbarukan berupa angin di provinsi permintaan listrik dari pelanggan industri. Hal
Sulawesi Selatan sangat besar, maka pembangkit ini harus dapat diantisipasi dengan akselerasi
listrik tenaga bayu (angin) harus terus didorong peningkatan pembangunan infrastruktur listrik
untuk dikembangkan lebih besar lagi. Meskipun dalam rangka meningkatkan kapasitas listrik
biaya yang dikeluarkan untuk membangun turbin yang dibutuhkan agar mampu menutupi beban
pembangkit listrik ini relatif lebih mahal. Hal ini puncak penggunaan listrik. Peningkatan tersebut
dapat menjaga keberlanjutan penggunaan energi harus juga diupayakan agar mampu mendorong
listrik di tanah air. meningkatkan investasi di kedua provinsi.
Dengan meningkatnya potensi pelanggan Sayangnya, seluruh pembangunan
dan meningkatnya penggunaan listrik rumah infrastruktur ini masih meninggalkan beberapa
tangga maka PLN bersama dengan pemerintah kendala. Di kedua provinsi kendala yang masih
daerah harus terus berupaya menggalakkan menonjol adalah pembebasan tanah, anggaran
kampanye penghematan penggunaan energi dan kendala infrastruktur penunjang seperti
listrik. Kampanye ini terutama harus disampaikan akses jalan untuk menuju daerah terisolasi.
kepada kelompok rumah tangga yang merupakan Hal ini menunjukkan bahwa meskipun
pengguna listrik paling besar. program perencanaan daerah telah diupayakan
Untuk mempercepat pembangunan baik disesuaikan dengan pemerintah pusat namun
pembangkit listrik maupun transmisinya di secara detail khususnya dalam membangun
provinsi Sulawesi Selatan, pemerintah pusat perlu infrastruktur pendukung seperti jalan terutama
mengeluarkan kebijakan khusus atau kebijakan untuk mengakses masyarakat di daerah terisolasi
alternatif yang dapat mempercepat pembebasan masih perlu ditingkatkan tingkat keselarasannya.
lahan, utamanya yang bersentuhan dengan
kawasan hutan lindung. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pengamatan dan
PENUTUP wawancara dengan stakeholder di kedua provinsi
Kesimpulan maka untuk mempercepat pembangunan
Sampai pertengahan tahun 2017, pencapaian infrastruktur listrik maka pemerintah pusat harus
pembangunan infrastruktur listrik di kedua dapat mengeluarkan terobosan kebijakan khusus
provinsi tempat penelitian menunjukkan terkait pembebasan lahan daerah hak guna
kesesuaian antara target pembangunan usaha (HGU) dan perizinan di kawasan hutan
infrastruktur listrik nasional dengan lindung. Pemerintah pusat dan daerah harus
implementasi pembangunan infrastruktur listrik terus meningkatkan komunikasi dan koordinasi
di kedua Provinsi. Hal ini ditunjukkan dengan agar sinergi antarsektor dalam mencapai target
pembangunan infrastruktur listrik ini dapat
62
Hasil diskusi dengan pejabat PT PLN Kantor Wilayah lebih baik. Di samping itu, pemerintah daerah
Sulsel, Sultra dan Sulbar, tanggal 6 September 2017.
Achmad Sani Alhusain Tantangan, Kendala dan Upaya Pembangunan Infrastruktur Listrik 279
masih perlu terus mendorong keterlibatan pihak Jurnal/Working Paper
swasta dalam penyediaan energi listrik, terutama Kurniati, Y., Prasmuko A., dan Yanfitri. (2007).
yang memanfaatkan sumber-sumber energi baru Determinan FDI (Faktor-faktor yang
dan terbarukan. Upaya ini bukan hanya untuk Menentukan Investasi Asing Langsung,
memenuhi kebutuhan listrik saat ini, tetapi Working Paper WP/06/07. Bank Indonesia.
juga untuk mengantisipasi permintaan energi
Nugroho, SBM. (2008). Evaluasi terhadap faktor-
listrik yang terus meningkat seiring dengan
faktor yang mempengaruhi investasi di Indonesia
berkembangnya perekonomian di daerah.
dan implikasi kebijakannya, Riptek, Vol.2, No. 1.

Artikel
DAFTAR PUSTAKA Di Balik Amarah Jokowi Soal Proyek 35.000MW,
(online), (https://tirto.id/di-balik-amarah-
jokowi-soal-proyek-35000mw-b1Aj, diakses
13 Desember 2019).
Buku Menteri Luhut Akui Target Listrik 35 Ribu MW
Agustino, Leo. (2006). Dasar-Dasar Kebijakan Perlu Direvisi, (online), (https://tirto.id/menteri-
Publik. Bandung: CV. Alfabeta. luhut-akui-target-listrik-35-ribu-mw-perlu-
direvisi-cxop, diakses 13 Desember 2019).
Al Fatih, Andy. (2010). Implementasi Kebijakan
dan Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Pengamat: Ketersediaan energi listrik penting
Unpad Press. bagi investasi, (online), (http://makassar.
antaranews.com/berita/72301/pengamat-
Dubash, Navroz K. (2002). Restrukturisasi Sektor
-ketersediaan-energi-listrik-penting-bagi-
Ketenagalistrikan: Mungkinkah Mendukung
investasi, diakses 19 Mei 2017).
Pembangunan Berkelanjutan?. Jakarta: Pelangi.
World Economic Forum. (2014). The Global
Keban, Jeremias T. (2008). Enam Dimensi Strategis
Competitiveness Report 2014–2015, (online),
Administrasi Publik : Konsep, Teori dan Isu.
(https://www.weforum.org/reports/global-
Yogyakarta: Gava Media.
competitiveness-report-2014-2015, diakses
M. Sidik Boedoyo. et al (2015). Outlook Energi tgl 25 Mei 2017).
Indonesia 2015: Pengembangan Energi untuk
Mendukung Pembangunan Berkelanjutan, Regulasi
Jakarta: Pusat Teknologi Pengembangan Undang-Undang Nomor: 30 Tahun 2009
Sumberdaya Energi, BPPT. Tentang Ketenagalistrikan
Purwanto, Erwan Agus dan Sulistyastuti, Dyah PT. PLN (Persero). (2014). Rencana Usaha
Ratih. (2012). Implementasi Kebijakan Penyediaan Tenaga Listrik, PT PLN (Persero)
Publik: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. 2015 – 2024, (online), (https://www.pln.
Yogyakarta: Gava Media. co.id/statics/uploads/2017/05/BUKU_1_
Wahab, Solichin Abdul. (2004). Analisis RUPTL_2015_2024.pdf, diakses 12 Juli 2017).
Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
Kebijakan Negara. Jakarta: PT Bumi Aksara. Mineral Republik Indonesia Nomor:
Winarno, Budi. (2014). Kebijakan Publik Teori, 1415.K/20/MEM/2017 Tentang Pengesahan
Proses dan Studi Kasus, Cetakan Kedua. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Yogyakarta: CAPS. PT Perusahaan Listrik (Persero) (RUPTL
PLN) 2017 – 2026, (online), (https://www.
pln.co.id/statics/uploads/2017/12/RUPTL-
PLN-2017-2026.pdf, diakses 12 Juli 2017).

Anda mungkin juga menyukai