Anda di halaman 1dari 15

Spesifikasi Teknis

Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba

SPESIFIKASI
TEKNIS
URAIAN UMUM 1.1. Keterangan Umum
1. a. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pembangunan
Paving Blok halaman Rumah Sakit Pratama
b. Pekerjaan ini terletak di Rumah Sakit Pratama
Kecamatan Tanete Kabupaten Bulukumba.
1.2. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam uraian dan syarat-syarat tertulis ini, gambar-gambar
kerja serta revisi, ataupun tambahan-tambahan yang telah
mendapat pengesahan dari pemberi tugas, risalah penjelasan
pekerjaan dan keputusan tertulis pemberi tugas.
1.3. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan
mencocokan dahulu ukuran satu sama lain, bila ketidaksesuaian
harus segera memberi tahu pengawas lapangan.
1.4. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan
membersihkan sisa bahan dari segala kotoran akibat
kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan
serta gundukan tanah, bekas tanah dan lain sebagainya.
1.5. Menyediakan ruang kerja Penyedia Jasa Konsultan Pengawas
dan Direksi Teknis dan Los Kerja untuk menyimpan bahan-
bahan bangunan yang akan digunakan.
1.6. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk
juga mendatangkan bahan-bahan bangunan dan peralatan
dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan.
1.7. Untuk bahan-bahan yang tidak dan/belum ada peraturannya di
Indonesia dipakai syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrik
bahan tersebut.

PEKERJAAN 2.1. Menurut Dokumen Pengadaan Barang Jasa, antara lain:


2.
TERSEBUT a. Dokumen Lelang
HARUS b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
DILAKSANAKA c. Gambar Kerja (Bestek)
N d. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanvoelling)
e. Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada)
yang telah disyahkan oleh Pemberi Tugas dan instansi yang
berwenang / unsur terkait.
2.2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
: 441/KPTS/1998 tanggal 10 Nopember 1998
tentang Persyaratan Teknis dan Bangunan.
b. Menurut peraturan setempat yang berhubungan
dengan penyelenggaraan pembangunan dari instansi
yang berwenang.
c. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen dalam keadaan
selesai 100 % (seratus Persen), sesuai dengan
Dokumen Pengadaan Barang/Jasa, Surat Perjanjian
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba
d. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen dalam keadaan selesai 100 %
(seratus Persen), sesuai dengan Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa, Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) dan
Berita Acara Perubahan Pekerjaan (bila ada) yang telah
disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba

3. KUASA 3.1. Di lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Pemborongan wajib menunjuk


PENYEDIA seorang kuasa Penyedia Jasa Pemborongan atau biasa disebut
JASA Site Manager yang cakap untuk memimpin pelaksanaan
PEMBORONGA pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
N DAN Penyedia Jasa Pemborongan dengan kualifikasi seperti
KEAMANAN tercantum dalam LDP.
DILAPANGAN 3.2. Meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada
Penyedia Jasa Pemborongan
3.3. Apabila pelaksana yang ada kurang mampu atau tidak cukup
cakap dalam memimpin jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka
Penyedia Jasa Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis berhak
mengusulkan untuk disediakan penggantinya.
JAMINA 4.1. Pekerjaan yang disubkontraktorkan harus mendapat
4. N persetujuan dari Direksi dan Pemborong mengajukan
KUALIT Subkontraktor untuk mendapatkan persetujuan Direksi /
AS Pengawas Lapangan.
4.2. Kehadiran subkontraktor harus dilaporkan kepada Direksi /
Pengawas Lapangan.
4.3. Gambar serta Rencana Kerja ini harus tersedia di Ruang
Kontraktor dan mudah diperiksa sewaktu-waktu oleh Direksi
/ Pengawas Lapangan.
4.4. Setiap kemajuan pekerjaan harus dicatat Direksi / Pengawas
Lapangan pada Gambar dan Rencana Kerja tersebut.
4.5. Penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu
berada ditempat pekerjaan dan dapat mengambil keputusan
penuh, demi kelancaran pekerjaan.
4.6. Hal-hal yang tidak tercantum dalam Gambar Rancangan,
Gambar Rencana kerja, maupun Spesifikasi, tetapi hal itu
diperlukan untuk kelengkapan dan kesempurnaan sistem
5. JAMINAN 5.1. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan obat-obatan
KESELAMATAN sesuai dengan ketentuan dan syarat Pertolongan Pertama
KERJA DAN Pada Kecelakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap
KERJA LEMBUR digunakan di lapangan, untuk musibah yang terjadi.
5.2. Pemborongan wajib menyediakan air minum yang bersih
dan memenuhi syarat kesehatan bagi semua petugas dan
pekerja yang ada dibawah tanggung jawabnya.
5.3. Penyedia Jasa Pomborongan wajib mengasuransikan semua
petugas yang terkait dan pekerja pada Asuransi Tenaga
Kerja.
5.4. Jika terpaksa pekerjaan harus dilaksanakan diluar jam kerja
(lembur), maka pelaksana/ pemborong harus mengajukan
permohonan tertulis kepada pemberi tugas dan Konsultan
Pengawas, dengan disebutkan :
a. Alasan penambahan jam kerja (lembur),
b. Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan (lembur),
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba

5.5. Segala konsekwensi yang timbul akibat pekerjaan lembur menjadi


tanggung jawab pelaksana/ pemborong.

6. CUACA Pekerjaan harus dihentikan sementara apabila cuaca tidak


mengijinkan atau sangat mengganggu yang akan dapat
mengakibatkan penurunan mutu suatu pekerjaan, kecuali pelaksana/
pemborong sudah mempersiapkan sarana untuk menanggulanginya.

TIMBANGAN 7.1. Timbangan Duga (Peilhootge) ditentukan sesuai gambar rencana


7.
DUGA atau pada saat peninjauan ke lokasi pekerjaan (dalam
(PEILHOOTGE rangka uitzet).
) 7.2. Penyedia Jasa Pemborongan harus membuat patok duga dari
pasangan batu merah ukuran 15 x 15 cm minimal di 2 (dua)
tempat, letak patok ditentukan kemudian.
7.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan
dengan alat waterpass/theodolith yang ketepatannya dapat
dipertanggungjawabkan.
7.4. Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan alat
theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya
untuk kepentingan pemeriksaan Pengawas dan Direksi teknis
UKURAN 8.1. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar bestek, ukuran
8.
POKOK DAN yang belum tercantum dalam gambar bestek dapat ditanyakan
BATAS pada Penyedia Jasa Konsultan Perencana dan atau Penyedia
DAERAH Jasa Konsultan Pengawas.
KERJA 8.2. Penyedia Jasa Pemborongan harus memeriksa kecocokan
semua ukuran di dalam gambar, apabila terjadi ketidakcocokan
wajib segera memberitahukan kepada Penyedia Jasa Konsultan
Pengawas atau Penyedia Jasa Konsultan Perencana untuk
minta pertimbangan. Apabila terjadi kesalahan pelaksanaan di
luar ijin atau pertimbangan Penyedia Jasa Konsultan
Pengawas atau Penyedia Jasa Konsultan Perencana, maka
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa Pemborongan.
8.3. Apabila dalam gambar Bestek terlukis, sedang pada Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) tidak tertulis, maka gambar
yang mengikat.
8.4. Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
tertulis sedangkan didalam gambar tidak tertulis, maka
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang mengikat.
8.5. Jika terdapat perbedaan gambar bestek dan gambar detailnya
maka kontraktor wajib minta dipertimbangkan kepada
Direksi teknis, konsultan pengawas atau perencana.
8.6. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu
tempat bila ada kelainan atau perbedaan seperti tersebut

9. PEKERJA 9.1. Pembersihan Lokasi


AN Kontraktor harus membersihkan sekitar lokasi pekerjaan dan
PERSIAPA
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba

segala sesuatu yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan


pekerjaan dan membuang bongkaran yang tidak terpakai sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
9.2. Uitzet / Bouplank
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Pemborongan harus
mengadakan pengukuran-pengukuran lapangan untuk dapat
menentukan patok utama bagi pelaksanaan pekerjaan. Biaya
pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Pemborongan.
9.3. Kantor Kerja Direksi Pelaksana di Lokasi Proyek
Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan sebuah kantor
untuk Direksi dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan dan
peralatan yang cukup seperti meja, kursi, white board, file direksi
dan air minum untuk digunakan sebagai tempat kerja konsultan.
Dalam kantor lapangan harus disediakan:
a. Buku DIREKSI
b. Buku Ijin pasang c.
Buku Tamu
d. Buku Konsultasi
e. Buku catatan penerimaan bahan.
f. Buku catatan peralatan dan jumlah tenaga kerja tiap hari g.
Buku catatan keadaan cuaca
h. Lembar backup volume pekerjaan i.
Komputer dan printer
j. Rak contoh material yang digunakan
9.4. Dokumentasi.
Dokumentasi dilakukan terhadap kondisi lokasi sebelum
dibangunan (0%), selama masa pelaksanaan pekerjaan (50%) dan
selesai pembangunan (100%). Pendokumentasian ini merupakan
perekaman bangunan tersebut secara piktoral (gambar dan foto)
dan verbal (uraian tertulis). Tujuannya untuk mengetahui
kondisi lokasi sebelum dibangun, masa pelaksanaan dan hasil
akhir pembangunan.
9.5. Membuat / Mendirikan Papan Nama Proyek
a. Pemborong diwajibkan memasang papan nama proyek di
tempat lokasi pekerjaan dan dipancangkan di tempat yang
mudah terlihat oleh umum pada saat dimulainya pelaksanaan
pekerjaan.
b. Papan nama proyek berukuran 75 x 150 cm, bahan
menggunakan seng rangka kayu kruing 4/6 atau bahan flexi,
10.
PEKERJAA
N TANAH
TIMBUNA
N
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba

10.1. Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika
dipadatkan harus dapat mencapai hasil nilai CBR minimal yang
disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan bahan timbunan yang
tidak atau kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR minimal
tersebut, ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang
baik tanpa adanya tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor
harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas tentang
tahapan-tahapan persiapan untuk pekerjaan subgrade dan
Kontraktor harus mengulangi pekerjaan pemadatan, jika
dianggap perlu, untuk tercapainya derajat kepadatan yang
diinginkan atau disyaratkan. Sebelum dipadatkan, dalamnya
suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20
cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan stamper yang
ukurannya telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan arah
longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam
(ketengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam
keadaan rata atau halus sampai pada suatu lapisan dengan
kerataan yang diinginkan. Lereng-lereng urugan harus dibuat
serapih mungkin dan tidak longsor.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba

12. 12.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAA a. Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini meliputi
N kelengkapan peralatan konstruksi, tenaga kerja, alat-alat,
KANSTEEN bahan material, perlengkapan dan penyelenggaraan yang
COR berkaitan dengan pekerjaan beton.
BETON b. Beton terdiri dari campuran semen, air, dan Agregat ( Pasir
dan split). Tidak boleh ada material lain yang diijinkan
kecuali dengan persetujuan Penyedia Jasa Konsultan
Perencana, Pengawas atau Direksi pekerjaan. Setelah beton
mengeras, maka harus diperoleh suatu material yang rapat,
padat dan awet yang akan mempunyai beton karakteristik
sesuai spesifikasi.

12.2. Kode dan Standar


a. PUBI 1970/NI-3 & ASTM untuk air beton
b. PBI 71 NI-2; PUBI 1970/NI-3 & ASTM untuk agregat beton
c. SII 1984 & ASTM C150 untuk bahan semen
d. SII 1984; BS 4449 atau BS 4461 untuk baja tulangan
e. PBI 71; BS 8100 & ASTM untuk Campuran Beton
f. SK SNI T-15-1991-03
12.3. Bahan Beton
a. Semen Portland (PC)
(1) Semen yang dipakai harus memenuhi SII 0013-77
yang tahan terhadap sulfat dan harus ditegaskan
dengan ASTM C-150 tipe IV untuk bangunan disekitar
laut, dan ASTM C 150 tipe I untuk struktur dan
bangunan di darat. Semen harus sampai di tempat
kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-
kantong semen asli dari pabrik.
(2) Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap
air, berventilasi baik, di atas lantai setinggi 30 cm.
Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih
dari 10 lapis.
(3) Semen yang menggumpal tidak boleh dipakai.

b. Agregat (pasir, split atau batu pecah)


(1) Agregat kasar untuk beton dipakai batu pecah split
dengan ukuran max. 25 mm dari jenis batu keras
dan tahan aus. Butiran yang lapuk, lonjong dan pipih
tidak diperkenankan melebihi prosentase yang
disyaratkan dalam standar PBI 1971; PUBI 1982 dan
ASTM.
(2) Agregat halus adalah pasir sungai atau dari sumber
lainnya yang memenuhi syarat kebersihan,
kekerasan dan gradasi butir yang sesuai dengan
standar PBI 1971 dan ASTM. Quarry material harus
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba

mendapatkan persetujuan direksi.


(3) Agregat yang tidak memenuhi spesifikasi teknik,
namun bisa dibuktikan dengan uji khusus bahwa
agregat tersebut menghasilkan kekuatan beton yang
dikehendaki, bisa digunakan asal diperoleh ijin dari
direksi. Agregat tidak mengandung alkali reaktif.
Agregat harus diuji dengan standar B 55835/SII
0455-81

12.7. Mutu Beton


Mutu beton untuk Pembuatan beton struktur dan pengunci
paving adalah menggunakan beton mutu f'˛ = 19,3 Mpa (K
225), slump (12 ± 2), w/c = 0,58

12.8. Pembuatan Komposisi Beton


a. Penentuan komposisi campuran beton harus melalui
prosedur mix design dan trial mix terhadap beberapa
alternatif perbandingan campuran yang dianggap terbaik
untuk menghasilkan beton K-225 sebagaimana diminta.

b. Pemborong harus membuat benda uji dengan ketentuan


dan jumlah benda uji sekurang-kurangnya mengikuti
ketentuan dalam PBI 71 sub bab 4.6.
c. Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan
gradasi limit seperti di bawah ini :
Ukuran tapis Prosentase (%) Lolos
terhadap berat :
9,25 mm 100
4,75 mm 95 - 100
2,36 mm 80 - 100
1,18 mm 50 - 95
600 mm 25 - 60
300 mm 10 - 30
150 mm 5 - 13
75 mm 0 - 10
c. Kontraktor harus mengajukan rancangan campuran (mix
design) tersebut kepada direksi selambat-lambatnya 4 minggu
sebelum pekerjaan beton dilakukan untuk selanjutnya disetujui
dibuat percobaan campuran, pengujian nilai slump, pembuatan
benda uji (silinder diameter 15 cm dengan tinggi 30 cm) hingga
diperoleh hasil uji kuat tekan umur 7, 14 dan 28 hari.
d. Proposal mix design yang diajukan harus memuat secara
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba
lengkap macam dan sumber bahan-bahan beton yang akan
digunakan disertai hasil pengujian karakteristik masing-
masing bahan.

e. Kekentalan
Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan
sedemikian rupa sehingga tercapai sifat mudah
dikerjakan sesuai dengan penggunaannya. Untuk mencegah
terjadinya air pada campuran beton berlebihan atau
kurang, nilai slump harus berada dalam batasan yang
disyaratkan PBI1971 seperti tabel di berikut ini :
Slump = 12 ± 2 cm
Campuran Beton yang tidak memenuhi persyaratan
slump tidak boleh digunakan dalam pekerjaan.
12.10. Selimut beton
a. Yang dimaksud dengan selimut beton adalah jarak terkecil
dari permukaan luar beton jadi dengan ujung atau
permukaan logam (besi tulangan, kawat beton atau
logam lainnya yang terdapat dalam struktur beton tersebut)
terdekat.
b. Selimut beton dibuat sesuai kebutuhan yang termuat pada
PBI 71 N.I-2 kecuali ada ditunjukkan dalam gambar.
c. Penggunaan pemisah antara baja beton dengan bekisting
dibuat dengan tahu beton untuk menjamin tebal selimut
tidak berobah saat pengecoran, dan tidak boleh dibuat dari
kayu atau logam lainnya.
12.11. Penyetelan dan Penempatan Tulangan Beton
a. Pemasangan tulangan beton khususnya jarak-jarak antar
tulangan, kelurusan, bengkokan dan panjang overlap
sambungan harus mengikuti ketentuan PBI 71 Bab.8.
b. Pembengkokan tulangan harus tenaga ahli dengan
menggunanakan alat tidak boleh menimbulkan cacat,
retak, patah dan sebagainya.
c. Sebelum meletakkan tulangan pada bekisting, hendaknya
bekisting dalam kondisi bersih dari karat, campuran yang
menyebabkan kerusakan pada tulangan. Diletakkan di atas
tahu beton yang menjamin ketepatan posisi dan tebal
selimut.
d. Tebal selimut beton dan pabrikasi tulangan beton
hendaknya mengikuti saran yang termuat di dalam PBI-
71 dan hal-hal lain yang termuat di dalam gambar.
12.12. Pembuatan /Pengecoran Beton
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba
a. Sebelum dilaksanakan pengecoran beton, Pengawas dan
direksi teknis harus mengecek / mengontrol:
(1) Penulangan beton
(2) Begesting dan Steger
(3) Kesiapan pelaksanaan meliputi : Alat pengaduk beton
(molen), Alat pemadat beton (vibrator), Alat
Pengangkut, Tenaga kerja dan kesiapan bahan –
bahan yang digunakan.
b. Sebelum pengecoran kebersihan cetakan beton dan
kebenaran serta ketepatan pemasangan besi beton harus
diperhatikan sebaik-baiknya.
c. Celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga
pada waktu pengecoran tidak ada air adukan yang
keluar.
d. Tinggi jatuh penuangan harus kurang dari 1,5 m.
Penggumpalan yang tebal dihindari agar tidak terjadi
hidrasi pada cuaca panas.
e. Semua beton harus memenuhi CP 110 BS 1881 atau PBI
71. Ketika beton dicor pada kondisi cuaca panas, maka
perlu dilakukan tindakan preventif agar tidak terjadi retak.
Pengecoran pada cuaca panas harus memenuhi CP
110 atau PBI 71.
f. Semua bahan beton hendaknya dicampur secara mekanis
dengan takaran komposisi menggunakan ukuran berat.
g. Kontraktor harus membuat benda uji (silinder diameter 15
cm dengan tinggi 30 cm) pengambilan benda uji didasarkan
pada ASTM C.94 Semua benda uji ditest di lab.yang telah
terakreditasi pemerintah dan disetujui oleh direksi, hasil
pengujian diserahkan ke direksi.
h. Pengambilan benda uji tiap 6 m3 atau setiap kali
pengecoran.
i. Kekentalan campuran beton harus diuji dengan slump test
sebagaimana diatur dalam PBI; SII dan ASTM. Untuk
beton dilaut ditetapkan nilai slump test tidak boleh
melebihi 7 cm.
j. Frekuensi pelaksanaan slump test, pembuatan dan
pengujian serta jumlah benda uji selama pelaksanaan
pengecoran harus mengikuti ketentuan yang tertuang dalam
PBI 71 dan/atau SII 84.
k. Pada pengecoran pada daerah sempit dilakukan dengan
mempertimbangkan kedalaman, jika diarahkan oleh
Direksi, bisa dilakukan dengan membuka sisi bekisting
sementara dengan lebih dulu memberikan kesempatan
beton untuk mengering dan konsolidasi.
l. Pengecoran beton pada bekisting dengan ujung siku-siku,
tekukan, baut, angkur baja, baut konektor, pipa, celah
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba
lobang, sasis atau segala sesuatu yang akan terpasang
pada saat pengecoran, pengecoran harus sampai selesai dan
tidak boleh ada penghentian pengecoran jika tidak ada ijin
dari direksi secara tertulis.
m.Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan
beton baru), maka permukaan beton lama terlebih
dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan menyikat
menggunakan sikat kawat baja sampai agregat kasar
tampak, kemudian disiram dengan calbon dan selanjutnya
seperti yang telah dijalankan sebelumnya.
n. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus
mendapat persetujuan dari pengawas.
o. Pengecoran harus betul-betul padat dengan menggunakan
pemadat mekanis (vibrator) yang disetujui Penyedia Jasa
Konsultan Pengawas/ Direksi pekerjaan.
p. Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengecoran
senantiasa menginformasikan jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
12.13. Pemadatan Beton
a. Setelah campuran beton dituangkan dalam acuan
( begesting ), harus diikuti dengan pemadatan dengan
memakai alat getar (Vibrator)
b. Vibrator dicelupkan dalam campuran beton yang
dituangkan pada acuan. Vibrator dilarang mengenai secara
langsung penulangan dan pada tenpat - tempat beton yang
telah mengeras. Pada setiap titik (bagian pemadatan beton),
kerja vibrator tidak diperkenankan lebih dari 20 detik.
c. Vibrator yang digunakan adalah vibrator elektrik atau tipe
hidrolik untuk memadatkan beton dengan frekuensi
minimum 7000 impul per menit untuk menghasilkan harga
slump 25 mm berjarak 50 mm dari vibrator.
12.14. Pembongkaran Acuan dan Perancah
a. Pembongkaran acuan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan PBI 1971 pasal 5 dan SK-SNI 1991.
b. Pembongkaran acuan dan perancah minimal beton
tersebut dapat memikul beban sendiri (selama 28 hari)
c. Pembongkaran begesting harus hati - hati supaya sisi sudut
tajam tidak rusak.
12.15. Standar Mutu (Standard of Acceptance)
a. Kuat tekan benda uji dalam rencana adalah kuat tekan
karakteristik adalah kuat tekan rata-rata yang akan di dapat
dari percobaan tekan benda uji berturut-turut dikurangi
dengan 1,64 Sr.

b. Sr adalah standart deviasi yang diperhitungkan menurut


rumus dalam SKSNI T-15-1991-03. Apabila dalam
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba
melaksanakan nanti kedapatan bahwa mutu beton yang
dibuat seperti yang ditunjuk oleh benda ujianya gagal
memenuhi syarat spesifikasi, maka pengawas berhak
meminta kontraktor supaya mengadakan percobaan coring.
c. Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat dalam
SKSNI T–15-1991-03.
d. Apabila masih gagal, maka bagian pekerjaan tersebut
harus dibongkar dan dibangun baru sesuai dengan petunjuk
pengawas. Semua biaya untuk percobaan dan akibat-akibat
gagalnya pekerjaan tersebut menjadi beban biaya dari
pihak kontraktor.
e. Kontraktor juga diharuskan mengadakan slump test
menurut Syarat-syarat dalam SKSNI T –15-1991-03
12.16. Perawatan / pemeliharaan Beton
a. Penyedia Jasa Pemborongan harus memahami bahwa
tahapan curing merupakan salah satu aspek yang sangat
menentukan ketahanan/keawetan beton di lingkungan
agresif.
b. Pemeliharaan beton dilakukan setelah dilakukan
pengecoran dalam pengeringannya harus dibasahi air atau
goni yang basah.
c. Mempersiapkan perlindungan dari pengaruh sinar
matahari sehingga tidak terjadi penguapan /
pengeringan yang terlalu cepat.
d. Mempersiapkan perlindungan beton yang baru dicor dari
kemungkinan datangnya hujan.
e. Sekurang-kurangnya metode pemeliharaan yang harus
dilaksanakan adalah dibasahi secara terus menerus
selama 2 minggu antara lain dengan menutupi dengan
karung-karung basah sebagaimana diatur dalam PBI 71 sub
bab 6.6. atau direndam dalam air.

13. PEKERJAAN 13.9. Perancah dan Begesting


BEKISTING a. Perancah harus memakai bahan kayu yang bermutu baik,
kayuharus memenuhi peraturan konstruksi Kayu
Indonesia ( PKKI - 1961 ) dan disetujui Penyedia Jasa
Konsultan Pengawas / Direksi.
b. Jarak Steger / Perancah maximum 40 cm serta diberi kayu
pengaku antar perancah.
c. Ketinggian perancah / steger sesuai dengan konstruksi
gambar rencana.
d. Pekerjaan begesting memakai kayu yang kuat, rapi dan
kaku, sehingga setelah dibongkar memberikan bidang yang
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba
rata dan hanya memerlukan sedikit penghalus.
e. Untuk pekerjaan kolom, balok, plat papan begesting
dilapisi dengan multiplek agar produk beton menjadi beton
expose.
f. Sebelum pengecoran, sisi dalam dari begesting harus
disiram dengan air dan bebas dari kotoran atau benda - benda
yang tidak diperlukan.
g. Pengawas dan Direksi Teknis harus mengecek perancah
dan begesting sebelum dilaksanakan pengecoran.
14. PEKERJAAN
PAVING 14.1. Lingkup Pekerjaan
BLOCK Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini meliputi
kelengkapan peralatan konstruksi, tenaga kerja, alat-alat,
bahan material, perlengkapan dan penyelenggaraan yang
berkaitan dengan Pekerjaan pemasangan Paving Block
sesuai dengan gambar rencana.
14.2. Pekerjaan Pasang Paving Block
a. Paving Block harus buatan pabrik dengan mutu beton
K-400, tebal 8 cm sekualitas Mutiara.
b. Ukuran, bentuk dan warna conblok yang digunakan
harus sesuai dengan gambar detail rencana atau sesuai
dengan petunjuk Pengawas Jasa Konstruksi/Konsultan
Pengawas.
c. Bidang Paving Block yang terpasang harus benar-benar
rata dengan memperhatikan muka tanah sesuai
gambar.
d. Pola pemasangan Paving Block harus sesuai dengan
gambar detail, atau petunjuk Pengawas Jasa
Konstruksi/Konsultan Pengawas.
e. Lebar siar-siar harus sama, membentuk garis lurus,
sesuai dengan gambar atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas, dan siar-siar harus diisi dengan pasir.
f. Lubang Peresapan harus sesuai dengan gambar detail,
atau petunjuk Pengawas Jasa Konstruksi/Konsultan
Pengawas.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba

14.3. Pekerjaan Pasang Kanstin


a. Pasangan kanstin menggunakan beton setara K 225
dilaksanakan sesuai gambar rencana.
b. Sebelum dipasang kanstin harus dimintakan
persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi Teknis
mengenai dimensi.
c. Permukaan tanah sebelum dipasang kanstin harus benar-
benar padat atau stabil.d. Pemasangan kanstin harus
benar-benar lurus dan elevasi harus sesuai dengan
gambar rencana atau sesuai persetujuan dari Konsultan
Pengawas / Direksi Teknis.
15. PEKERJAAN
PENGECATAN
15.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan-
bahan,peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik. Pekerjaan cat meliputi penanda jalan di paving blok.
b. Penggunaan bahan cat menggunakan khusus bidang paving
blok. Atau yang ditunjuk dalam gambar detail atau petunjuk
16. PENUTUP dari Direksi Pengawas.
Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat
Syarat (RKS) ini akan dibahas kemudian dalam pemberian penjelasan
pekerjaan (aanwijzing).
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba

Anda mungkin juga menyukai