Revisi Spesifikasi Teknis KK Mejing Wetan
Revisi Spesifikasi Teknis KK Mejing Wetan
SPESIFIKASI
TEKNIS
URAIAN UMUM 1.1. Keterangan Umum
1. a. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pembangunan
Paving Blok halaman Rumah Sakit Pratama
b. Pekerjaan ini terletak di Rumah Sakit Pratama
Kecamatan Tanete Kabupaten Bulukumba.
1.2. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam uraian dan syarat-syarat tertulis ini, gambar-gambar
kerja serta revisi, ataupun tambahan-tambahan yang telah
mendapat pengesahan dari pemberi tugas, risalah penjelasan
pekerjaan dan keputusan tertulis pemberi tugas.
1.3. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan
mencocokan dahulu ukuran satu sama lain, bila ketidaksesuaian
harus segera memberi tahu pengawas lapangan.
1.4. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan
membersihkan sisa bahan dari segala kotoran akibat
kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan
serta gundukan tanah, bekas tanah dan lain sebagainya.
1.5. Menyediakan ruang kerja Penyedia Jasa Konsultan Pengawas
dan Direksi Teknis dan Los Kerja untuk menyimpan bahan-
bahan bangunan yang akan digunakan.
1.6. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk
juga mendatangkan bahan-bahan bangunan dan peralatan
dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan.
1.7. Untuk bahan-bahan yang tidak dan/belum ada peraturannya di
Indonesia dipakai syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrik
bahan tersebut.
10.1. Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika
dipadatkan harus dapat mencapai hasil nilai CBR minimal yang
disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan bahan timbunan yang
tidak atau kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR minimal
tersebut, ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang
baik tanpa adanya tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor
harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas tentang
tahapan-tahapan persiapan untuk pekerjaan subgrade dan
Kontraktor harus mengulangi pekerjaan pemadatan, jika
dianggap perlu, untuk tercapainya derajat kepadatan yang
diinginkan atau disyaratkan. Sebelum dipadatkan, dalamnya
suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20
cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan stamper yang
ukurannya telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan arah
longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam
(ketengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam
keadaan rata atau halus sampai pada suatu lapisan dengan
kerataan yang diinginkan. Lereng-lereng urugan harus dibuat
serapih mungkin dan tidak longsor.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba
e. Kekentalan
Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan
sedemikian rupa sehingga tercapai sifat mudah
dikerjakan sesuai dengan penggunaannya. Untuk mencegah
terjadinya air pada campuran beton berlebihan atau
kurang, nilai slump harus berada dalam batasan yang
disyaratkan PBI1971 seperti tabel di berikut ini :
Slump = 12 ± 2 cm
Campuran Beton yang tidak memenuhi persyaratan
slump tidak boleh digunakan dalam pekerjaan.
12.10. Selimut beton
a. Yang dimaksud dengan selimut beton adalah jarak terkecil
dari permukaan luar beton jadi dengan ujung atau
permukaan logam (besi tulangan, kawat beton atau
logam lainnya yang terdapat dalam struktur beton tersebut)
terdekat.
b. Selimut beton dibuat sesuai kebutuhan yang termuat pada
PBI 71 N.I-2 kecuali ada ditunjukkan dalam gambar.
c. Penggunaan pemisah antara baja beton dengan bekisting
dibuat dengan tahu beton untuk menjamin tebal selimut
tidak berobah saat pengecoran, dan tidak boleh dibuat dari
kayu atau logam lainnya.
12.11. Penyetelan dan Penempatan Tulangan Beton
a. Pemasangan tulangan beton khususnya jarak-jarak antar
tulangan, kelurusan, bengkokan dan panjang overlap
sambungan harus mengikuti ketentuan PBI 71 Bab.8.
b. Pembengkokan tulangan harus tenaga ahli dengan
menggunanakan alat tidak boleh menimbulkan cacat,
retak, patah dan sebagainya.
c. Sebelum meletakkan tulangan pada bekisting, hendaknya
bekisting dalam kondisi bersih dari karat, campuran yang
menyebabkan kerusakan pada tulangan. Diletakkan di atas
tahu beton yang menjamin ketepatan posisi dan tebal
selimut.
d. Tebal selimut beton dan pabrikasi tulangan beton
hendaknya mengikuti saran yang termuat di dalam PBI-
71 dan hal-hal lain yang termuat di dalam gambar.
12.12. Pembuatan /Pengecoran Beton
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba
a. Sebelum dilaksanakan pengecoran beton, Pengawas dan
direksi teknis harus mengecek / mengontrol:
(1) Penulangan beton
(2) Begesting dan Steger
(3) Kesiapan pelaksanaan meliputi : Alat pengaduk beton
(molen), Alat pemadat beton (vibrator), Alat
Pengangkut, Tenaga kerja dan kesiapan bahan –
bahan yang digunakan.
b. Sebelum pengecoran kebersihan cetakan beton dan
kebenaran serta ketepatan pemasangan besi beton harus
diperhatikan sebaik-baiknya.
c. Celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga
pada waktu pengecoran tidak ada air adukan yang
keluar.
d. Tinggi jatuh penuangan harus kurang dari 1,5 m.
Penggumpalan yang tebal dihindari agar tidak terjadi
hidrasi pada cuaca panas.
e. Semua beton harus memenuhi CP 110 BS 1881 atau PBI
71. Ketika beton dicor pada kondisi cuaca panas, maka
perlu dilakukan tindakan preventif agar tidak terjadi retak.
Pengecoran pada cuaca panas harus memenuhi CP
110 atau PBI 71.
f. Semua bahan beton hendaknya dicampur secara mekanis
dengan takaran komposisi menggunakan ukuran berat.
g. Kontraktor harus membuat benda uji (silinder diameter 15
cm dengan tinggi 30 cm) pengambilan benda uji didasarkan
pada ASTM C.94 Semua benda uji ditest di lab.yang telah
terakreditasi pemerintah dan disetujui oleh direksi, hasil
pengujian diserahkan ke direksi.
h. Pengambilan benda uji tiap 6 m3 atau setiap kali
pengecoran.
i. Kekentalan campuran beton harus diuji dengan slump test
sebagaimana diatur dalam PBI; SII dan ASTM. Untuk
beton dilaut ditetapkan nilai slump test tidak boleh
melebihi 7 cm.
j. Frekuensi pelaksanaan slump test, pembuatan dan
pengujian serta jumlah benda uji selama pelaksanaan
pengecoran harus mengikuti ketentuan yang tertuang dalam
PBI 71 dan/atau SII 84.
k. Pada pengecoran pada daerah sempit dilakukan dengan
mempertimbangkan kedalaman, jika diarahkan oleh
Direksi, bisa dilakukan dengan membuka sisi bekisting
sementara dengan lebih dulu memberikan kesempatan
beton untuk mengering dan konsolidasi.
l. Pengecoran beton pada bekisting dengan ujung siku-siku,
tekukan, baut, angkur baja, baut konektor, pipa, celah
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Paving Blok Rumah Sakit Pratama Kab. Bulukumba
lobang, sasis atau segala sesuatu yang akan terpasang
pada saat pengecoran, pengecoran harus sampai selesai dan
tidak boleh ada penghentian pengecoran jika tidak ada ijin
dari direksi secara tertulis.
m.Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan
beton baru), maka permukaan beton lama terlebih
dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan menyikat
menggunakan sikat kawat baja sampai agregat kasar
tampak, kemudian disiram dengan calbon dan selanjutnya
seperti yang telah dijalankan sebelumnya.
n. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus
mendapat persetujuan dari pengawas.
o. Pengecoran harus betul-betul padat dengan menggunakan
pemadat mekanis (vibrator) yang disetujui Penyedia Jasa
Konsultan Pengawas/ Direksi pekerjaan.
p. Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengecoran
senantiasa menginformasikan jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
12.13. Pemadatan Beton
a. Setelah campuran beton dituangkan dalam acuan
( begesting ), harus diikuti dengan pemadatan dengan
memakai alat getar (Vibrator)
b. Vibrator dicelupkan dalam campuran beton yang
dituangkan pada acuan. Vibrator dilarang mengenai secara
langsung penulangan dan pada tenpat - tempat beton yang
telah mengeras. Pada setiap titik (bagian pemadatan beton),
kerja vibrator tidak diperkenankan lebih dari 20 detik.
c. Vibrator yang digunakan adalah vibrator elektrik atau tipe
hidrolik untuk memadatkan beton dengan frekuensi
minimum 7000 impul per menit untuk menghasilkan harga
slump 25 mm berjarak 50 mm dari vibrator.
12.14. Pembongkaran Acuan dan Perancah
a. Pembongkaran acuan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan PBI 1971 pasal 5 dan SK-SNI 1991.
b. Pembongkaran acuan dan perancah minimal beton
tersebut dapat memikul beban sendiri (selama 28 hari)
c. Pembongkaran begesting harus hati - hati supaya sisi sudut
tajam tidak rusak.
12.15. Standar Mutu (Standard of Acceptance)
a. Kuat tekan benda uji dalam rencana adalah kuat tekan
karakteristik adalah kuat tekan rata-rata yang akan di dapat
dari percobaan tekan benda uji berturut-turut dikurangi
dengan 1,64 Sr.