Anda di halaman 1dari 3

PANCASILA

Studi Kasus Fenomena Sosial Tentang Urgensi Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu :
Melisa, M.Pd

Disusun Oleh :
Nurul Dwi Sartika (A1C122061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2022/2023
Pendidikan Pancasila memilki peranan yang sangat penting untuk menjadikan pondasi
yang kuat dalam ruang likup pendidikan tinggi di negara Indonesia ini. selain itu
diwajibkannya mata kuliah ini adalah untuk dapat menjadikan mahasiswa yang berkarakter
tangguh, cinta tanah air, memiliki jiwa bela negara, memiliki jati diri bangsa yang kuat,
sekaligus membentuk budaya bangsa terhadap diri mahasiswa, peran mahasiswa sebagai
penerus generasi bangsa haruslah memiliki nilai-nilai Pancasila dalam dirinya sebagai upaya
pembentukan karakter bangsa yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila, sehingga tidak akan
mudah terpapar hal-hal negatif seperti anarkisme, radikalisme, terorisme dan hal – hal negatif
lainnya yang dapat memecah belah kedaulatan negara republik Indonesia.

Pendidikan Pancasila sangat penting di Perguruan Tinggi karena, Pendidikan


Pancasila bagi mahasiswa yaitu sebagai pedoman mereka kedepannya dalam menyikapi hal
apapun, Pendidikan Pancasila termasuk mata kuliah wajib karena sangat penting di perguruan
tinggi negeri maupun swasta. Adanya Pendidikan Pancasila agar mahasiswa dapat
menerapkan norma – norma dan nilai – nilai Pancasila dan juga dengan diadakannya
pembelajaran pendidikan Pancasila ini juga dapat menciptakan generasi yang berkarakter dan
memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.

Fenomena sosial yang menunjukan urgensi penyelenggaraan mata kuliah pendidikan


pancasila di perguruan tinggi terkhususnya di program studi Pendidikan kimia :

1. Banyak mahasiswa yang tidak menjalankan ajaran agama dengan taat. Fenomena ini
terkait dengan Pancasila sila pertama. Arus globalisasi menyebabkan banyak ideologi
masuk ke dalam pikiran para pemuda. Hal ini menimbulkan fenomena yang
memprihatinkan. Salah satunya adalah membuat para pemuda yang sedang
menempuh pendidikan di perguruan tinggi jauh dari agama. Apalagi begitu banyak
tokoh idola atau influencer yang perilakunya kurang menunjukan nilai-nilai agama.
2. Perilaku mahasiswa kurang menunjukan sikap yang adil dan beradab. Hal tersebut
tentu tidak mencerminkan Pancasila sila kedua. Contoh nyata yang sering kita temui
adalah banyak mahasiswa yang buang sampah sembarangan. Fenomena lain yang
lebih menunjukan fenomena mahasiswa yang kurang beradab adalah kata-kata dan
ujaran di media sosial. Kalau kita membuka media sosial banyak sekali orang-orang
yang suka mengeluarkan kata kasar dan membully. Fenomena ini sangat
memprihatinkan karena hal tersebut sangat jauh dari ajaran Pancasila sila kedua.
3. Perpecahan seringkali terjadi karena faktor kepentingan kelompok. Persatuan dan
kesatuan merupakan perintah dari Pancasila sila ketiga. Namun karena kepentingan
kelompok banyak orang yang terlibat konflik sosial. Contoh fenomena sosial yang
menunjukan perpecahan di antara pemuda adalah tawuran atau bentrok antara
pendukung klub olahraga.
4. Banyak mahasiswa yang enggan aktif di organisasi. Indonesia selalu mengedepankan
musyawarah ketika mengambil kebijakan bagi rakyatnya. Perilaku bermusyawarah
tidak mudah dilakukan. Perlu dilatih sejak dini. Salah satunya melalui organisasi di
masyarakat atau himpunan mahasiswa di perguruan tinggi. Sayangnya banyak
mahasiswa yang enggan untuk aktif di organisasi. Hal ini sangat mengkhawatirkan.
Mengingat Pancasila sila keempat memerinatah dan mengajarkan kepada seluruh
warga negara untuk aktif bermusyawarah dan berorganisasi. Banyak mahasiswa yang
sibuk dengan dirinya sendiri. Contoh lebih senang di dalam rumah main game atau
bermedia sosial dari pada bertemu dengan orang untuk berorganisasi,
5. Banyak mahasiswa yang tidak sadar telah berperilaku diskriminasi. Perilaku
diskriminasi sangat ditentang oleh Pancasila, khususnya Pancasila sila ke lima. Setiap
warga negara di Indonesia harus diperlakukan adil dan sama rata, Sayangnya banyak
fenomena sosial yang tidak mencerminkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Salah satunya adalah karena beda agama, suku, atau budaya, membuat
beberapa orang tidak mau untuk berteman.

Anda mungkin juga menyukai