Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN KONFLIK
(Ciri Dan Jenis Konflik, & Konfllik-Konflik Dalam
Bimbingan Dan Konseling)

Dosen Pengampuh:
DWI PUTRA PATINTINGAN, S.Pd., M.Pd
DiSusun Oleh:
KELOMPOK 1 (satu)
ASRIYULIANI 922862010001
ULFA DWA MURDI 922862010007
FADLIA MUBAKHIRA 922862010013
M. IQMAL LATIEF 922862010021
SAHRUL 922862010027
HANDAYANI 922862010033

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


STKIP ANDI MATAPPA PANGKEP
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat beliau lah atas terselesaikannya
makalah ini yang berjudul “berpikir positif da rambu rrambu dalam pergaulan” sehingga tepat pada
waktunya dapat terselesaikan dengan baik.
Dan kami sebagai penulis nenohon dan berterma kasih kepada dosen DWI PUTRA
PATINTINGAN S,Pd M,Pd yang telah memberikan tugas ini dengan mata kuliah mata kuliah
MANAJEMEN KONFLIK.
besar harapan kami sehinngga kami dapat mengerjakan makalah ini dengan sebaik baiknya, kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi
penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan demi
perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Kebutuhan-Kebutuahan Anak dan
bermanfaat bagi para pembacanya.
Akhir dari kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini.Semoga Allah SWT Senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin..

Pangkajene, 25 Maret 2023

i
Penyusun

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Ciri Dan Jenis Konflik.................................................................................3
B. Konflik-Konflik Dalam Bimbingan Dan Konseling...................................5

ii
BAB III PENUTUP................................................................................................8
A. Kesimpulan..................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sebelum membahas tentang konflik lebih dalam, yuk kita bahas terlebih dulu mengenai pengertian konflik. Apakah
diantara kamu ada yang sudah mengetahui apa itu konflik? Jadi, secara etimologis, kata konflik berasal dari Bahasa
Latin yaitu “con” dan “figere”. Dimana kata “con” mempunyai arti bersama, sedangkan “figere” mempunyai arti
memukul. Di dalam KBBI, entri “konflik” diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Sehingga
bisa kota simpulkan bahwa konflik merupakan suatu kondisi ketika ada dua ataupun lebih pandangan, kepercayaan,
keinginan, kepentingan, kebutuhan yang berbeda, nilai, tidak selaras, berseberangan, dan tidak sejalan. Umumnya,
konflik akan timbul dari adanya perbedaan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya perbedaan budaya,
fisik, kepentingan, nilai, kebutuhan, emosi, dan pola-pola perilaku antar individu maupun kelompok yang ada di dalam
masyarakat. Perbedaan-perbedaan tersebut bisa memuncak menjadi sebuah konflik sosial ketika sistem sosial
masyarakatnya tidak bisa mengakomodasi perbedaan yang ada di dalam masyarakat itu sendiri.

Istilah konflik membawa suatu kesan dalam piikiran seseorang bahwa dalam hal tertentu terdapat suatu pertikaian,
pertentangan antara beberapa orang atau kelompok orang, tidak adanya kerja sama, perjuangan satu pihak untuk
melawan pihhak lainnya, atau suatu proses yang berlawanan. Terjadinya konflik merupakkan hal yang wajar. Pada
awalnya konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar dan berakibat negative, tetapi sekarang

iii
konflik dianggap sebagai gejala alamiah yang dapat berakibat neggatif dan positif tergantung bagaimana cara
mengelolanya.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan mengenai ciri dan jenis-jenis konflik
2. Menjelaskan mengenai konflik-konflik dalam bimbingan dan konseling
C. Tujuan
1. Mengetahui ap itu ciri dan jenis-jenis konflik
2. Mengetaui konflik-konflik dalam bimbingan dan konseling
BAB 2
PEMBAHASAN

A. CIRI DAN JENIS-JENIS KONFLIK


1.1. Ciri-Ciri Konflik

Menurut Wijono (1993), ciri- ciri konflik adalah:

1. Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi
yang saling bertentangan

2. Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorannngan maupunkelompok dalam mencapai
tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanyanilai-nilai atau norma yang saling berlawanan

3. Munculya interaksi yang seringkali ditandai oleh gejala-gejala perilaku yangdirencanakan untuk saling
meniadakan, mengurangi dan menenkan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan seperti: status,
jabataaan, tanggung jawab, pemenuhan berbagai macam kebutuhan fisik: sandang pangan, materi, dankesejahteraan
atau tunjangan-tunjangan tertentu: mobil, rumah, bonus, atau pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis seperti: rasa
aman, kepercayaan diri, kasih, penghargaan dan aktualisasi diri.

4. Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentanganyang berlarut-larut.

1
5. Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan kedudukan, status
sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan,harga diri, prestise dan sebagainya.

Jadi, suatu konflik akan terjadi apabila antar individu atau kelompok terlibat dalam suatu interaksi, dimana
kedua individu atau kelompok tersebut mempunyai nilai-nilai atau norma-norma yang bertentangan dalam
mencapai tujuan. Hal ini jika dikaitkan hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan ciri-ciri konflik dapat di
pahami bahwa konflik tidak akan terjadi pada individu tertentu tanpa adanya interaksi dengan individu yang lain.
Karena sudah seharusnya manusia sebagai makhluk sosial mampu menciptakan interaksi dengan berbagai
perbedaan prilaku ataupun pikiran setiap individu sehingga memicu terjadinya suatu konflik

1.2. Jenis-Jenis Konflik

Dalam aktivitas organisasi, dijumpai bermacam-macam konflik yang melibatkan individu-individu maupun
kelompok. Beberapa kejadian konflik telah diidetifikasi menurut jenis dan macamnya oleh sebagiian penulis buku
manajemen, perilaku organisasi, psikologi mauupuun sosiologi.

Polak, M. (1982) membedakann konflik menjadi 4 jenis yaitu:

1. Konflik antar kelompok


2. Konflik internal antar kelompok
3. Konflik antarr individu untuk mempertahankan hak dan kewajiban, dan
4. Konflik individu untuk mencapai cita-cita

2
Pada dasarnya konflik organisasi (intraorganizational conflict) terdiri dari: konflik oada diri seseorang,
konflik antara pribadi, konflik antar kelompok, dan konflik antar pribadi dengan kelompok.
Adapun jenis-jenis konflik menurut Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Segalaya yaitu sebagai berikut:
1. Konflik dalam diri seseorang
Seseorang dapat mengalami konflik internal dalam dirinya karena ia harus memilih tujuan yang saling
bertentangan. Ia merasa bimbangg mana yang harus dipilih atau dilakukan. Konflik dalam diri seseorang juga
dapat terjadi karna tuntutan tugas yang melebihhi kemampuannya.

2. Konflik antar individu


Konflik antar individu seringkali disebabkan oleh adanya perbedaan tentang isu tertentu, Tindakan, dan tujuan
dimana hasil Bersama sangat menentukan.
3. Konflik antar anggota kelompok
Suatu kelompok dapat mengalami konflik substantif atauk konflik afektif
4. Konflik antar kelompok
Konflik antar kelompok terjadi karna masing-masing kelompok ingin mengejar kepentingan atau tujuan
kelompok masing-masing.
5. Konflik intraperusahaan
Konflik intraperusahaan meliputi 4 subjenis, yaitu konflik vertical, horizontal, lini-staf, dan konflik peran.
Konflik vertical terjadi antara manager dan bawahan yang tidak sependapat tentang cara terbaik untuk

3
menyelesaikan suatu tugas. Konflik horizontal terjadi antara karyawam atau departemen yang memiliki hierarki
yang sama dalam organisasi. Konflik liki-staf yang sering terjadi karna adanya perbedaan persepsi tentang
keterlibatan staf (stat ahli) dalam proses pengambilan keputusan oleh manager lini.
6. Konflik antar perusahaan
Konflik juga bisa terjadi antar organisasi karna mereka memiliki saling ketergantungan satu sama lain terhadap
pemasok, pelanggan, maupun distributor.
Konflik bisa terjadi karna perbedaan antar individu, konflik antar kepentingan, dan konflik organisasi. Konflik
organisasi adalah pertentangan antara dua orang atau lebih pada anggota-anggota atau kelompok-kelompok
dalam organisasi yang timbul karna adanya pernyataan bahwa pembagian sumber daya yang terbatas, atau
kegiatan-kegiatan yang bertentangan karna masalah status, tujuan, nilai atau persepsi. Ada beberapa jenis
koonflik seperti yang dijelaskan dibawah ini:
1. Konflik dalam diri individu
Yaitu sesuatu yang dihadapi penuh dengan ketidakpastian (kurang percaya diri). Contoh: seseorang
menerima tugas yang tidak sesuai dengan kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama
Yaitu konflik yang diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Contoh: antara manager dan
bawahan.
3. Konflik antar individu dalam kelompok
Yaitu konflik yang ditimbulkan karna adanya tekanan dari kelompok kerja mereka terhadap individu.
Contoh: seseorang yang dihukum atau diasingkan oleh kelompok.

4
4. Konflik anttar kelompok dalam organisasi yang sama
Yaitu konflik yang terjadi karna adanya pertentangan kepentingan antar kelompok. Contoh: pertentangan
kelompok produksi dengan kelompok pemasaran.
5. Konflik antar organisasi
Yaitu konflik yang ditimbulkan karna adanya persaingan yang tajam dalam hal perekonomian suatu negara.
Contoh: negara Jepang dengan negara Amerika Serikat.

B. KONFLIK-KONFLIK DALAM BIMBINGANG DAN KONSELING

5
Konflik adalah perjuangan yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status,
kekuasaan, otoritas, dan lain sebagainya, dimana tujuan dari mereka bertikai itu tidak hanya untuk memperoleh
keuntungan, tetapi juga untukmenundukkan saingannya dengan kekerasan atau ancaman.

Adapun macam-macam konflik dalam bimbingan konseling:

1. Konflik Interpersonal
Konflik interpersonal adalah konflik yang terjadi di antara 2 individu. Anda dapat melihat terjadinya konflik saat dua
orang tidak setuju pada suatu topik atau memiliki sudut pandang yang berbeda, kemudian saling beradu argumen.
Contoh, konflik yang terjadi antara Anda dengan pasangan Anda.

Konflik yang ada di antara dua orang disebut konflik interpersonal. Konflik berada di luar setiap orang (karena itu
menjadi awalan 'inter-') dan hanya ada di antara dua orang. Konflik antar pribadi dapat dilihat setiap kali dua orang
tidak setuju pada suatu topik.
Contohnya yaitu anak balita ketika mereka memperebutkan satu mainan atau dua pasien panti jompo ketika mereka
berdebat tentang politik. Karena kita memiliki suka dan tidak suka yang berbeda, menikmati hal yang berbeda, dan
melihat dunia dari perspektif yang berbeda, konflik antar pribadi pasti akan terjadi.

2. Konflik Intrapersonal
Konflik Intrapersonal adalah konflik yang terjadi pada diri sendiri. Konflik Intrapersonal ini ditimbulkan oleh faktor-
faktor pemikiran pribadi itu sendiri. Seperti sikap emosi, prinsip dan kepentingan diri sendiri. Contohnya : anda
bingung antara melanjutkan kuliah atau bekerja untuk membiayai adik-adikmu.

6
Mengingat awalan 'intra-' berarti berasal dari dalam, Anda dapat melihat bahwa konflik intrapersonal adalah ketika
Anda merasa berkonflik tentang pikiran atau tindakan Anda sendiri. Mungkin Anda selalu memberi tahu orang-
orang bahwa mereka harus membantu tunawisma dan kemudian, ketika Anda melihat seorang tunawisma di jalan,
Anda menjadi takut dan berbalik.
Putusnya kata-kata dan tindakan Anda dapat menyebabkan kekacauan internal. Konflik intrapersonal selalu
merupakan pertarungan psikologis bagi orang yang mengalaminya. Meskipun konflik intrapersonal bisa jadi sulit,
penyelesaiannya menghasilkan pemahaman yang lebih kuat tentang diri Anda.

3. Konflik Antar kelompok


Konflik antar kelompok merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak
yang berkonflik. Contohnya: konflik antar orang kaya dengan orang miskin. Konflik politik yang terjadi karena
adanya perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan.

Konflik antar kelompok berkaitan dengan konflik yang terjadi di antara kelompok-kelompok orang yang
terkonsolidasi. Jenis konflik ini terjadi terus-menerus selama kampanye politik yang memanas. Bukan hanya dua
kandidat yang berkonflik, tetapi individu yang sangat mengidentifikasi dengan satu atau yang lain mungkin terlibat
dalam benturan ide dan ideologi.

4. Konflik Antar Kelas

7
Konflik antar kelas terjadi saat individu maupun kelompok berada pada tingkatan kelas masyarakat secara vertikal
yang berbeda. Misalnya seperti antara buruh pabrik dengan pendiri pabrik yang menuntut kenaikan
upah dan sebaliknya.

5. Konflik Ras
Konflik ras / etnis adalah proses dasar dalam kehidupan sosial dan dapat bersifat merusak dan kohesif. Dalam
beberapa situasi, ini dapat merusak bagi beberapa kelompok dan bertindak sebagai kekuatan kohesif bagi yang lain.
Kelompok ras dan etnis dapat menjadi sumber dan hasil dari dua wajah konflik sosial, bertindak sebagai penanda
batas antara kelompok yang melihat diri mereka berbeda dalam kepentingan dan nilai mereka dari kelompok lain.
Contoh konflik ras adalah ras kulit putih dan kulit berwarna yang masih banyak menjadi pemantik berbagai
konflik masa kini.

6. Konflik Keluarga
Konflik ini terjadi di dalam internal keluarga yang disebabkan karena beberapa faktor seperti kecemburuan,
maupun faktor ekonomi. Contohnya saja beberapa anggota keluarga memperebutkan harta waris yang merasa
bahwa bagian yang didapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Akibatnya konflik dalam keluarga tidak
dapat dihindari.

8
9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa berpikir positif adalah cara menghadapi suatu masalah dengan
mengambil hikmah dibalik masalah yang dihadapi sehingga tidak menimbulkan konflik/pertentangan. Efek dari berpikir
positif yaitu apabila seorang individu mampu berpikir positif maka kondisi psikologis individu tersebut positif pula, intinya
antara proses berpikir dan tindakan berjalan berdampingan tidak dapat dilepaskan satu sama lainnya. Manfaat berpikir
positif yaitu agar kita tidak terjebak dalam situasi yang serba buruk yang akan membuat kita terperosok pada situasi yang
penuh dengan intrik.

3.2 Saran
Dengan kehadiran makalah ini kami harapkan mampu meningkatkan proses berpikir pada individu-individu secara
optimal sehingga tercipta suasana yang kondusif. Karena pada hakikatnya berpikir positif berpengaruh bagi perkembangan
psikologis individu.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Muhamad. 2010. Obat Cespleng Berpikir Positif. Banguntapan Jogjakarta:Flash Book.
Elfiky, Ibrahim. 2009. Terapi Berpikir Positif. Jakarta: Zaman Transforming Lives.
Ekhsan, M., & Mariyono, R. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Islami, Budaya Organisasi Islami dan Insentif
terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Yanmar Indonesia. Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah), 3(2), 265-
275.
Sumber Internet:
https://www.sabdaspace.org/berpikir_positif_sarlen
https://lifestyle.okezone.com/read/2011/08/17/196/493026/4-cara-maksimalkan-pikiran- HYPERLINK
"https://lifestyle.okezone.com/read/2011/08/17/196/493026/4-cara-maksimalkan-pikiran-positif"positif

12

Anda mungkin juga menyukai