Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN BAKTERI TAHAN

ASAM (BTA)
No. Dokumen : SOP/60/KR/III/2023
No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 21/Maret/2023
Halaman 1/2

KLINIK
PRATAMA dr. Antonius A.
RAZZAAQ Santoso

1. Pengertian Pemeriksaan bakteri tahan asam metode Ziehl Neelsen adalah


pemeriksaan dengan pemanasan lapisan lemak bakteri tahan asam akan
membuka hingga warna basic fuchsin (ZN A) akan masuk atau terserap
dan merapat kembali karena pendinginan. Dekolorisasi dengan asam
alkohol tidak akan melunturkan warna fuchsin yang telah terserap dan
tidak menyerap warna Ziehl Neelsen C sehingga bakteri tahan asam
berwarna merah
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui adanya
bakteri tahan asam yang berguna untuk menegakkan diagnosa
tuberculosis
3. Kebijakan Surat Keputusan Penanggung Jawab Klinik Pratama Razzaaq Nomor
013/SK/KR/I Tahun 2023 tentang Pengelolaan Pelayanan Laboratorium
Klinik Pratama Razzaaq
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Pedoman Praktek
Laboratorium yang Benar (GLP)
5. Prosedur 1. Peralatan
Obyek gelas, Ose / lidi yg dipipihkan, Tusuk gigi, Lampu spritus,
Rak pengecatan dan ,Pinset/penjepit kayu, Mikroskop,Kotak
sediaan
2. Reagensia
Carbol Fuchsin 0,3 % (Ziehl Neelsen A), Asam Alkohol / 3 % HCl
dalam Etanol (Ziehl Neelsen B), Methylene Blue 0,3 % (Ziehl
Neelsen C), Minyak Imersi, Eter Alkohol/xylol, lysol 5 % atau Na

1
Hipoklorit 1 %
3. Sampel
a. Sampel untuk penegakan diagnosis adalah Dahak S-P-S
[Sewaktu Pertama (A), Dahak Pagi (B), Dahak Sewaktu Kedua
(C)]
b. Sampel untuk Follow Up (FU) adalah Dahak S-P (Sewaktu dan
Pagi). Pemberian identitas dahak sesuai dengan waktu
pengumpulan sbb :
FU akhir fase intensif (D,E), FU bila 1 bulan sebelum pengobatan
(F,G), FU Akhir Pengobatan (H,I) dan Pemeriksaan setelah
pemberiaan sisipan (J,K)

A. Pembuatan preparat
a. Petugas memberi kode kabupaten, puskesmas dan pasien pada
kaca obyek
b. Petugas mengambil sputum menggunakan lidi/ose dan dioleskan
diatas obyek glass searah jarum jam dengan cara spiral sampai
ukuran ± 2 x 3 cm, ditunggu sampai kering, kemudian difiksasi
diatas nyala api
c. Lidi/ose diberi larutan disinfektan untuk mencegah terjadinya
percikan yang infeksius, atau membakarnya diatas api sampai
membara
d. Preparat siap diwarnai/dilakukan pengecatan

B. Pengecatan
a. Petugas meletakkkan preparat diatas jembatan pengecatan
b. Petugas menggenangi preparat dengan ZN A dan memanaskan
dengan nyala api lampu spritus hingga timbul uap (tidak sampai
mendidih) selama 5 menit
c. Petugas kemudian mencuci preparat dengan air mengalir sampai
bersih
d. Petugas menggenangi preparat dengan ZN B, menunggu warna
sampai hilang dan membilasnya lagi dengan air mengalir sampai
bersih
e. Petugas menggenangi preparat dengan ZN C selama 30 detik,
mencucinya dengan ai mengalir sampai bersih, kemudian

2
ditiriskan dan ditunggu hingga kering dalam udara ruang

C. Pengamatan
a. Preparat yang sudah dicat diamati dengan mikroskop
menggunakan lensa obyektif perbesaran 100x
b. Bakteri tahan asam diidentifikasi dalam mikroskop sebagai bakteri
berbentuk batang berwarna merah, warna lain bukan BTA
c. Petugas menghitung tiap lapang pandang terhadap adanya
Interpretasi hasil :
- Bila dalam 100 lapang pandang tidak ditemukan BTA :
dilaporkan sebagai negatif (-)
- Bila dalam 100 lapang pandang ditemukan 1-9 BTA :
dilaporkan jumlahnya scanty .... (diisi jumlah bakteri yang
ditemukan)
- Bila dalam 100 lapang pandang ditemukan 10-99 BTA :
dilaporkan sebagai positif 1 (+1)
- Bila dalam 1 lapang pandang ditemukan 1-10 BTA :
dilaporkan sebagai positif 2 (+2)
- Bila dalam 1 lapang pandang ditemukan lebih dari 10 BTA :
dilaporkan sebagai positif 3 (+3)
6. Unit Terkait 1. Laboratorium
7. Dokumen 1.
Terkait 2.
3.

8. Rekaman Histori Perubahan


N Isi Perubahan Tgl Mulai Diterbitkan
o

3
4

Anda mungkin juga menyukai