Anda di halaman 1dari 43

PERPAJAKAN 2

REVIEW PENGANTAR PAJAK:


Materi
1. Pengantar Hukum Pajak
2. NPWP dan Pengukuhan PKP
3. Penyetoran Pajak dan SSP
4. Pelaporan Pajak dan SPT
5. Pembetulan & Pengungkapan Ketidakbenaran SPT
6. UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan
Sub CMPK
Memahami dan mereview kembali materi
perpajakan 1 yang meliputi : 1) Pengantar Hukum
Pajak; 2) NPWP dan Pengukuhan PKP; 3)
Penyetoran Pajak dan SSP; 4) Pelaporan Pajak dan
SPT; 5) Pembetulan & Pengungkapan
Ketidakbenaran SPT
HUKUM PUBLIK

HUKUM PAJAK

HUKUM PIDANA HUKUM PERDATA


KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
• Hukum Perdata • Hukum Pidana
Mencari dasar Adanya sanksi atas
kemungkinan kealpaan dan kesengajaan
pemungutan atas terhadap WP yang
kejadian,keadaan dan melanggar peraturan
perbuatan hukum yang
bergerak dalam
lingkungan perdata
1 Perlawanan Pasif
Hambatan yang mempersulit pemungutan pajak berkaitan dengan Struktur Ekonomi,
Sistem Pemungutan, Moral dan Intelektual Penduduk

2 Perlawanan Aktif
Tax Avoidance (Penghindaran Diri, tidak melakukan
perbuatan yg dikenakan pajak)

Tax Evasion (Pengelakan Diri, dengan melanggar hukum)

Melalaikan Pajak (Menolak membayar/memenuhi


ketentuan perpajakan)
Official Self Witholding
Assessment Assessment System

♣ Wewenang berada ✓ Wewenang berada


➢ Wewenang berada
ditangan pemerintah ditangan Wajib Pajak
di pihak ketiga yang
(fiskus) untuk menen- untuk menentukan
ditetapkan oleh
tukan besarnya pajak pajaknya sendiri
Peraturan Perpajakan
yang terutang ✓ Wajib pajak bersifat
untuk melaksanakan
aktif (menghitung,
pemotongan
♣ Wajib Pajak bersifat memperhitungkan,
dan pemungutan
pasif. membayar dan
pajak
(hanya menunggu) melaporkan sendiri
besarnya pajak yang
➢ Utang pajak timbul
♣ Utang pajak timbul harus dibayar)
tanpa menunggu surat
setelah dikeluarkan ✓ Utang pajak timbul
ketetapan pajak
surat ketetapan pajak tanpa menunggu surat
oleh fiscus ketetapan pajak
Tarif Proporsional/Sebanding

Tarif Progresif

Tarif Degresif

Tarif Tetap
PMK NOMOR 59/PMK.03/2022

Perubahan atas PMK-231/PMK.03/2019


Tata Cara Pendaftaran & Penghapusan NPWP,
Pengukuhan & Pencabutan Pengukuhan PKP, serta
Pemotongan &/ Pemungutan, Penyetoran, &
Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah

www.pajak.go.id
LATAR BELAKANG & TUJUAN

LATAR BELAKANG
Perlunya dukungan pemerintah dalam meningkatkan penggunaan produk dalam
negeri, serta mewujudkan pengadaan langsung Instansi Pemerintah yang
transparan dan efisien melalui Sistem Informasi Pengadaan Pemerintah

TUJUAN
memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban
perpajakan bagi Instansi Pemerintah yang melakukan belanja barang/jasa pemerintah
secara elektronik melalui sistem informasi pengadaan pemerintah

mendukung gerakan nasional nontunai dengan memberikan kemudahan perpajakan


dalam pembayaran atas belanja barang/jasa pemerintah yang dilakukan dengan
menggunakan kartu kredit pemerintah bagi instansi pemerintah pusat, instansi
pemerintah daerah, dan instansi pemerintah desa
POKOK PENGATURAN

• Mengatur pengecualian pemotongan


dan/atau pemungutan pajak oleh
Instansi Pemerintah untuk transaksi
yang dilakukan melalui Sistem
Informasi Pengadaan Pemerintah

• Mengatur perlakuan pemungutan


pajak untuk transaksi yang
menggunakan kartu kredit
pemerintah bagi pemerintah daerah
dan pemerintah desa menjadi sama
dengan perlakuan untuk transaksi
yang menggunakan kartu kredit
pemerintah pusat
SISTEMATIKA PMK
NO SUSUNAN PMK MUATAN PENGATURAN
Perubahan atas PMK-231/PMK.03/2019 Tentang
1. Judul PMK Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak, serta Pemotongan dan/atau Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah
Beberapa ketentuan dalam PMK-231/PMK.03/2019 yang mengalami perubahan, diantaranya:
1. Ketentuan Pasal 1 (Ketentuan Umum)

2. Ketentuan Pasal 3 (Kewajiban PKP) >> perubahan redaksional

3. Ketentuan Pasal 7 (Pedoman teknis KUP) >> perubahan redaksional


4. Ketentuan Pasal 9 (Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2))

5. Ketentuan Pasal 10 (Pemotongan PPh Pasal 15)


6. Ketentuan Pasal 11 (Pemotongan PPh Pasal 21)

2. Pasal I 7. Ketentuan Pasal 12 (Pemungutan PPh Pasal 22)

8. Ketentuan Pasal 13 (Pemotongan PPh Pasal 23)

9. Ketentuan Pasal 14 (Pemotongan PPh Pasal 26) >> perubahan redaksional

10. Ketentuan Pasal 16 (Penunjukan Instansi Pemerintah sebagai pemungut PPN atau PPN dan PPnBM) >> perubahan
redaksional
11. Ketentuan Pasal 17 (Tarif PPN atau PPN dan PPnBM yang dipungut) >> perubahan redaksional

12. Ketentuan Pasal 18 (Pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM)

13. Ketentuan Pasal 20 (PKP Instansi Pemerintah) >> perubahan redaksional

3. Pasal II Tanggal pemberlakuan PMK 1 Mei 2022


PPh Pasal 4 ayat (2)
PPh POKOK PERUBAHAN Penambahan satu ayat dan mengubah Pasal 9 ayat (3)
PMK-231/PMK.03/2019

1. Menambahkan ayat “Tidak termasuk pembayaran atas persewaan tanah dan/ atau bangunan, yaitu
pembayaran atas penggunaan jasa pelayanan penginapan serta akomodasinya.”
2. Mengubah dan menambah pengecualian pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) oleh Instansi Pemerintah
atas:
❑ huruf a (dihapus)
❑ huruf c, pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan atas transaksi yang dilakukan melalui
Pihak Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan, yang telah dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak Lain

Existing:
• huruf a, Pembayaran/pengakuan utang persewaan tanah dan/atau bangunan kepada penyedia jasa pelayanan
penginapan beserta akomodasinya (dipindah ke ayat (2))
• belum mengatur mengenai pengecualian pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi melalui sistem informasi
pengadaan pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2022
Perubahan Tarif PPh Usaha Jasa Konstruksi
Berlaku mulai 21 Februari 2022
PPh Pasal 15
PPh POKOK PERUBAHAN Pasal 10 PMK-231/PMK.03/2019

Menambah pengecualian pemotongan PPh Pasal 15 oleh Instansi Pemerintah atas:


❑ pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan sehubungan dengan imbalan jasa yang dilakukan
melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan, yang telah dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak Lain

Existing:
• belum mengatur mengenai pengecualian pemotongan PPh Pasal 15 atas transaksi melalui sistem informasi pengadaan
pemerintah
PPh Pasal 21
PPh POKOK PERUBAHAN Pasal 11 ayat (2) PMK-231/PMK.03/2019

Mengubah dan menambah pengecualian pemotongan PPh Pasal 21 oleh Instansi Pemerintah
atas:
❑ huruf a, pembayaran kepada WP yang memiliki dan menyerahkan fc Surat Keterangan
WP Peredaran Bruto Tertentu
❑ huruf b, pembayaran penghasilan kepada rekanan pemerintah yang dapat menyerahkan
fc SKB Pot/Put PPh
❑ huruf c, pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, atau kegiatan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan
kepada rekanan pemerintah yang dilakukan melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi
Pengadaan, yang telah dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak Lain

Existing:
• huruf a, perbaikan redaksional
• huruf b, perbaikan redaksional
• belum mengatur mengenai pengecualian pemotongan PPh Pasal 21 atas transaksi melalui sistem informasi pengadaan
pemerintah
PPh Pasal 22
PPh POKOK PERUBAHAN Pasal 12 ayat (2) PMK-231/PMK.03/2019

Mengubah dan menambah pengecualian pemungutan PPh Pasal 22 oleh Instansi Pemerintah atas :
❑ huruf b, pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit
pemerintah
❑ huruf d, pembayaran untuk pembelian barang dengan dana BOS, BOP PAUD, atau lainnya
❑ huruf f, pembayaran kepada rekanan pemerintah yang memiliki dan menyerahkan fc Surat
Keterangan WP Peredaran Bruto Tertentu
❑ huruf g, pembayaran penghasilan kepada rekanan pemerintah yang dapat menyerahkan fc SKB
Pot/Put PPh
❑ huruf h, pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan atas pembelian barang yang dilakukan
melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan, yang telah dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak
Lain

Existing:
• huruf b, hanya mengatur atas pembayaran dengan kartu kredit pemerintah atas belanja Instansi Pemerintah Pusat
• huruf d, hanya mengatur pembelian barang dengan dana BOS
• huruf f dan g, perbaikan redaksional
• belum mengatur mengenai pengecualian pemungutan PPh Pasal 22 atas transaksi melalui sistem informasi pengadaan pemerintah
PPh Pasal 23
PPh POKOK PERUBAHAN Pasal 13 ayat (2) PMK-231/PMK.03/2019

Mengubah dan menambah pengecualian pemotongan PPh Pasal 23 oleh Instansi Pemerintah atas:
❑ huruf f, (dihapus)
❑ hururf g, penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya kepada
rekanan pemerintah yang dapat menyerahkan fc SKB Pot/Put PPh
❑ huruf h, penghasilan yang dibayarkan kepada rekanan pemerintah dengan mekanisme Uang Persediaan atas:
o sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
o penggunaan jasa
yang dilakukan melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan, yang telah dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak Lain;
❑ huruf i, pembayaran kepada WP yang memiliki dan menyerahkan fotokopi Surat Keterangan WP Peredaran Bruto
Tertentu
Existing:
• huruf f, imbalan sehubungan dengan jasa yang telah dipotong PPh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang PPh
• huruf g, perubahan redaksional
• huruf h, belum mengatur mengenai pemotongan PPh Pasal 23 atas transaksi melalui sistem informasi pengadaan pemerintah
• Huruf i, menambah pengaturan pengecualian pemotongan PPh Pasal 23 bagi WP Peredaran Bruto Tertentu
POKOK PERUBAHAN Pasal 18 ayat (1) PMK-231/PMK.03/2019
PPN &
Menambah pengecualian pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM oleh Instansi Pemerintah
atas: PPnBM
❑ huruf b, pembayaran dengan kartu kredit pemerintah atas belanja Instansi Pemerintah
❑ huruf d, pembayaran atas penyerahan bahan bakar minyak dan bahan bakar bukan minyak
oleh PT Pertamina (Persero) dan/atau anak usaha PT Pertamina (Persero) yang meliputi PT
Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT Elnusa Pertrofin
❑ huruf h, pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan atas penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak oleh PKP Rekanan Pemerintah kepada Instansi Pemerintah
yang dilakukan melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan

dipungut, disetorkan, dan dilaporkan oleh pihak lain sesuai dengan PMK yang mengatur
mengenai penunjukan Pihak Lain sebagai pemungut pajak dan tata cara pemungutan,
penyetoran, dan/atau pelaporan pajak yang dipungut oleh Pihak Lain atas transaksi
pengadaan barang dan/atau jasa melalui Sistem Informasi Pengadaan
Existing:
• huruf b, hanya mengatur pembayaran dengan kartu kredit pemerintah atas belanja Instansi Pemerintah Pusat
• huruf d, hanya mengatur pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM oleh PT Pertamina, sedangkan saat ini pemungutan PPN telah dialihkan ke
anak perusahaan PT Pertamina
• huruf h, belum mengatur mengenai pengecualian pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM atas transaksi melalui sistem informasi pengadaan
STUDI KASUS
1 Instansi Pemerintah X membeli mesin cetak (printer) kepada Tuan Y sebesar
Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah). Pemesanan printer tersebut dilakukan melalui
marketplace Z yang tergabung dalam Sistem Informasi Pengadaan. Pembayaran
dilakukan oleh Instansi Pemerintah X dengan menggunakan Uang Persediaan.
Bagaimana pemotongan dan/atau pemungutan PPh atas transaksi tersebut?

JAWABAN:

Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 oleh Instansi Pemerintah X, dan

Dipungut PPh Pasal 22 oleh marketplace Z.

www.pajak.go.id
STUDI KASUS
2 Instansi Pemerintah U membeli Barang Kena Pajak berupa pendingin ruangan dari PT L
sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Transaksi tersebut dilakukan melalui
marketplace W yang tergabung dalam Sistem Informasi Pengadaan. Pembayaran
dilakukan oleh Instansi U dengan menggunakan Uang Persediaan. Bagaimana
pemungutan PPN atas transaksi tersebut?

JAWABAN:

Dikecualikan dari pemotongan PPN atau PPN dan PPnBM oleh Instansi
Pemerintah U, dan

Dipungut PPN atau PPN dan PPnBM oleh marketplace W.

www.pajak.go.id
UNDANG-UNDANG

HARMONISASI
PERATURAN
PERPAJAKAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DIREKTORAT P2HUMAS 2021


www.pajak.go.id
2
Sistematika UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan

ASAS, TUJUAN, DAN RUANG


BAB I BAB VI PAJAK KARBON (Pasal 13)
LINGKUP (Pasal 1)

KETENTUAN UMUM DAN


BAB II TATA CARA PERPAJAKAN BAB VII CUKAI (Pasal 14)
(Pasal 2)

BAB III PAJAK PENGHASILAN (Pasal 3) BAB VIII PERALIHAN (Pasal 15)

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


BAB IV (Pasal 4) BAB IX PENUTUP (Pasal 16-19)

PROGRAM PENGUNGKAPAN
BAB V SUKARELA WP (Pasal 5-12)

www.pajak.go.id
3

ASAS, TUJUAN, DAN


BAB I
RUANG LINGKUP

UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan

www.pajak.go.id
ASAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP 4

1. Asas 2. Tujuan
a. Keadilan a. Meningkatkan pertumbuhan dan mendukung percepatan pemulihan
b. Kesederhanaan perekonomian
c. Efisiensi b. Mengoptimalkan penerimaan negara
d. Kepastian hukum c. Mewujudkan sistem perpajakan yang berkeadilan dan berkepastian hukum
e. Kemanfaatan d. Melaksanakan reformasi administrasi, kebijakan perpajakan yang
f. Kepentingan konsolidatif, dan perluasan basis pajak
nasional e. meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak

3. Ruang Lingkup dan Pemberlakuan


a. Perubahan UU PPh → berlaku tahun pajak 2022
b. Perubahan UU PPN → berlaku mulai 1 April 2022
c. Perubahan UU KUP → berlaku mulai tanggal diundangkan
d. Program Pengungkapan Sukarela → berlaku 1 Januari s.d. 30 Juni 2022
e. Pajak Karbon → mulai berlaku 1 April 2022
f. Perubahan UU Cukai → berlaku mulai tanggal diundangkan
5

KETENTUAN UMUM DAN


BAB II
TATA CARA PERPAJAKAN

UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan

www.pajak.go.id
PENGGUNAAN NIK SEBAGAI NPWP ORANG 6

PRIBADI

Untuk mengintegrasikan basis data


kependudukan dengan sistem administrasi
perpajakan dan mempermudah WP orang
pribadi melaksanakan pemenuhan kewajiban
hak dan kewajiban perpajakan

www.pajak.go.id
7
BESARAN SANKSI
PADA SAAT PEMERIKSAAN DAN SANKSI DALAM UPAYA HUKUM

a. Sanksi pemeriksaan dan WP tidak b. Sanksi setelah upaya hukum namun


menyampaikan SPT/membuat keputusan keberatan/pengadilan
pembukuan menguatkan ketetapan DJP

Uraian KUP UU HPP Uraian KUP lama UU HPP


lama
PPh kurang dibayar 50% Sanksi bunga per bulan → Keberatan 50% 30%
suku bunga acuan + uplift
factor 20% (maks. 24 bulan)
PPh kurang dipotong 100% Sanksi bunga per bulan → Banding 100% 60%
suku bunga acuan + uplift
factor 20% (maks. 24 bulan)
PPh dipotong tetapi 100% 75% Peninjauan - 60%
tidak disetor Kembali
PPN & PPnBM 100% 75%
kurang dibayar

www.pajak.go.id
8
KUASA WAJIB PAJAK

Kuasa Wajib Pajak dapat dilakukan oleh siapapun,


sepanjang memenuhi persyaratan kompetensi
menguasai bidang perpajakan. Pengecualian
syarat diberikan jika kuasa yang ditunjuk
merupakan suami, istri, atau keluarga
sedarah/semenda 2 (dua) derajat

www.pajak.go.id
9
PENEGAKAN HUKUM PIDANA PAJAK
DENGAN MENGEDEPANKAN PEMULIHAN KERUGIAN PENDAPATAN NEGARA

a. Menambah wewenang Penyidik Pajak untuk melakukan


pemblokiran dan/atau penyitaan aset sebagai jaminan
pemulihan kerugian pada pendapatan negara.

b. Hingga tahap persidangan, WP diberikan kesempatan


untuk mengembalikan kerugian pada pendapatan
negara dengan membayar pokok pajak dan sanksi,
sebagai pertimbangan untuk dituntut tanpa penjatuhan
pidana penjara (ultimum remedium)

www.pajak.go.id
13

BAB III PAJAK PENGHASILAN

UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan

www.pajak.go.id
11
PAJAK ATAS NATURA DAN/ATAU KENIKAMATAN
Pemberian natura dan/atau kenikmatan kepada
pegawai dapat dibiayakan oleh pemberi kerja dan
merupakan penghasilan bagi pegawai.
Natura tertentu bukan merupakan penghasilan bagi penerima:

a. Penyediaan makan/minum, bahan makanan/minuman bagi seluruh


pegawai
b. Natura di daerah tertentu
c. Natura karena keharusan pekerjaaan, contoh: alat keselamatan kerja
atau seragam
d. Natura yang bersumber dari APBN/APBD/APBDes
e. Natura dengan jenis dan batasan tertentu.

www.pajak.go.id
12
TARIF PPh ORANG PRIBADI
Perubahan tarif dan bracket Pajak Penghasilan orang pribadi,
agar lebih mencerminkan keadilan.

UU PPh UU HPP
Lapisan
Lapisan Penghasilan Tarif Lapisan Penghasilan Kena Tarif
Tarif
Kena Pajak Pajak

I 0 - Rp50 juta 5% 0 - Rp60 juta 5%

II >Rp50 - 250 juta 15% >Rp60 - 250 juta 15%

III >Rp250 - 500 juta 25% >Rp250 - 500 juta 25%

IV >Rp500 juta 30% >Rp500 juta - 5 miliar 30%

V >Rp5 miliar 35%

www.pajak.go.id
13
TARIF PPh BADAN
Tarif PPh badan ditetapkan tetap menjadi 22%, yang berlaku
untuk tahun pajak 2022 dan seterusnya.

UU PPh (Perppu 1/2020 jo. UU 2/2020) UU HPP

Tahun Pajak Tarif Tahun Pajak Tarif

Tahun 2020 dan 2021 22%

Tahun 2022 20% Tahun 2022 dst. 22%

www.pajak.go.id
18

PAJAK PERTAMBAHAN
BAB IV
NILAI

UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan

www.pajak.go.id
PENGECUALIAN OBJEK PPN DAN FASILITAS 15

PPN
a. Pengurangan atas pengecualian dan fasilitas PPN
agar lebih mencerminkan keadilan dan tepat sasaran,
namun dengan tetap menjaga kepentingan masyarakat
dan dunia usaha.
b. Barang kebutuhan pokok, jasa kesehatan, jasa
pendidikan, jasa pelayanan sosial, dan beberapa jenis
jasa lainnya, diberikan fasilitas pembebasan PPN
sehingga masyarakat berpenghasilan menengah dan
kecil sama sekali tidak akan terbebani kenaikan harga
karena perubahan UU PPN.

www.pajak.go.id
TARIF PPN SERTA KEMUDAHAN DAN 16

KESEDERHANAAN PPN
Tarif Umum

UU PPN UU HPP

Tarif Berlaku Tarif Berlaku

10% s.d. Maret 2022 11% Mulai 1 April 2022


12% Paling lambat diberlakukan 1 Januari 2025

Tarif Khusus
Untuk kemudahan dalam pemungutan PPN, atas jenis barang/jasa tertentu
atau sektor usaha tertentu diterapkan tarif PPN ‘final’ misalnya 1%, 2% atau
3% dari peredaran usaha, yang diatur dengan PMK.

www.pajak.go.id
21

PROGRAM PENGUNGKAPAN
BAB V
SUKARELA WAJIB PAJAK

UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan

www.pajak.go.id
18
PPS

1. Pemberian kesempatan kepada Wajib Pajak untuk melaporkan atau


mengungkapkan kewajiban perpajakan yang belum dipenuhi secara
sukarela melalui:
1) Pembayaran Pajak Penghasilan berdasarkan pengungkapan harta yang
tidak atau belum sepenuhnya dilaporkan oleh peserta program
Pengampunan Pajak; dan
2) pembayaran Pajak Penghasilan berdasarkan pengungkapan harta yang
belum dilaporkan dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan orang pribadi
Tahun Pajak 2020.

2. Program dilaksanakan selama 6 bulan (1 Januari 2022 s.d. 30 Juni 2022)

www.pajak.go.id
19
PPS
3. Terdiri dari 2 kebijakan:

Keterangan Kebijakan I Kebijakan II

Subyek WP OP dan Badan peserta TA WP OP

Basis Aset Aset per 31 Desember 2015 Aset perolehan 2016-2020


yang belum diungkap saat TA yang belum dilaporkan dalam
SPT Tahunan 2020

Tarif PPh • 11% untuk deklarasi LN • 18% untuk deklarasi LN


Final • 8% untuk aset LN repatriasi dan aset DN • 14% untuk aset LN repatriasi dan aset DN
• 6% untuk aset LN repatriasi dan aset DN, • 12% untuk aset LN repatriasi dan aset DN,
yang diinvestasikan dalam yang diinvestasikan dalam
SBN/hilirisasi/renewable energy SBN/hilirisasi/renewable energy

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai