Anda di halaman 1dari 6

PT. ABC memiliki 600 orang karyawan, dengan luas bangunan lebih dari 500 meter PT.

ABC sudah
memiliki Ahli K3 Umum yang juga telah mejadi sekretaris di struktur P2K3.
PT. ABC hanya memiliki 1 orang Petugas P3K di lokasi kerja dan jumlah kotak P3K hanya terdapat 2
Kotak saja yang terletak di gedung office.
PT. ABC juga terdapat alat berat, alat pengebor yang menghasilkan getaran tetapi tidak ada APD yang
memadai.

Pertanyaan
Jumlah Petugas P3K di Tempat Kerja sesuai potensi bahaya, Jumlah Kotak P3K, dan Lingkungan
Kerja terkait Getaran

Jawab:

Jumlah petugas P3K di PT. ABC masih kurang karena terdapat 1 orang saja, karena jumlah
karyawannya 600 orang. Karena tempat kerja dengan potensi bahaya tinggi seharusnya
memiliki 6 orang Petugas P3K.

Berikut Rasio Jumlah Petugas P3K di Tempat Kerja:

Rasio Jumlah Petugas P3K di Tempat Kerja

Potensi Bahaya Jumlah pekerja Jumlah petugas P3K

Tempat kerja dengan potensi bahaya Kurang dari 150 1 untuk setiap 150 orang (2 untuk 300
rendah >150 orang dst)

Tempat kerja dengan potensi bahaya Kurang dari 100 1 untuk setiap 100 orang (2 untuk 200
tinggi >100 orang, dst)
Kotak P3K Sesuai Permenaker
Untuk Jumlah Kotak P3K masih kurang di lokasi PT. ABC karena hanya terdapat 2 kotak
P3K saja, karena melihat dari jumlah karyawan yang 600 orang, seharusnya memiliki 12
kotak P3K (dengan isinya seusai dengan kotak B) yang ditempatkan disetiap masing-
masing gedung atau workshop.

Berikut penjelasannya:

Kotak P3K sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor: PER.15/MEN/VIII/2008 memenuhi persyaratan sebagai berikut :

 terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan lambang
P3K berwarna hijau;
 isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan Menteri ini dan tidak
boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di tempat kerja;

Isi Kotak P3K sesuai Permenaker


Isi Kotak P3K sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor: PER.15/MEN/VIII/2008

– Kasa steril terbungkus


– Perban ( lebar 5 cm )
– Perban ( lebar 10 cm )
– Perban ( lebar 1,25 cm )
– Plester cepat
– Kapas ( 25 gram )
– Kain segitiga/ mittela
– Gunting
– Peniti
– Sarung tangan sekali pakai
– Masker
– Pinset
– Lampu Senter
– Gelas cuci mata
– Kantong plastik bersih
– Aquades ( 100 ml lar. Saline )
– Povidon Iodine ( 60 ml )
– Alkohol 70%
– Buku Panduan P3K
– Buku catatan
– Daftar isi kotak

Penempatan Kotak P3K


Penempatan Kotak P3K sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor: PER.15/MEN/VIII/2008

 pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup
cahaya serta mudah diangkat apabila akan digunakan;
 disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah kotak P3K sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini;
 dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-masing
unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
 dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat, maka masing-
masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh.

Jenis Kotak P3K


Jenis Kotak P3K sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor: PER.15/MEN/VIII/2008

ISI KOTAK A B C

Kasa steril terbungkus 20 40 40

Perban (lebar 5 cm) 2 4 6

Perban (lebar 10 cm) 2 4 6

Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6

Plester cepat 10 15 20

Kapas (25 gram) 1 2 3

Kain segitiga/mittela 2 4 6
Gunting 1 1 1

Peniti 12 12 12

Sarung tangan sekali pakai 2 3 4

Masker 2 4 6

Pinset 1 1 1

Lampu senter 1 1 1

Gelas untuk cuci mata 1 1 1

Kantong plastik bersih 1 2 3

Aquades (100 ml larutan Saline) 1 1 1

Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1

Alkohol 70% 1 1 1

Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1

Buku catatan 1 1 1

Daftar isi kotak 1 1 1

Jumlah Kotak P3K sesuai Permenakertrans


Jumlah kotak P3K disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh sesuai dengan lampiran 3 Permenaker
nomor 15 Tahun 2008 ini. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih,
masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh. Dalam hal tempat
kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus menyediakan
kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh.

 1 kotak B setara dengan 2 kotak A


 1 kotak atau 2 kotak B, atau 4 kotak A atau 1 kotak B dan 2 kotak A
 1 kotak C setara dengan 2 kotak B
 Apabila tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-masing unit
kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah tenaga kerja.
 Apabila tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat, maka masing-
masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah tenaga kerja.
 Apabila tempat kerja dengan jadwal kerja shift maka masing-masing unit kerja tiap shift
harus terdapat Petugas P3K di tempat kerja sesuai jumlah pekerja dan tingkat faktor risiko
di tempat kerja.

Dasar Hukum P3K di Tempat Kerja


 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja jo. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja.
 Permen RI No.Per-15/Men/VIII/2008, tentan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
tempat kerja.
Lingkungan Kerja Terkait Getaran
Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 5 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 Tentang Baku
Tingkat Getaran.
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.51/MEN/1999 tetnang Nilai Ambang Batas
Faktor-Faktor Fisik yang menjelaskan Getaran.

Getaran yang memajan tangan/lengan pekerja hingga melebihi batas setiap hari kerja dapat
mengakibatkan gangguan terhadap tulang sendi serta gangguan syaraf dan pembuluh
darah. Ini berdampak negatif bagi kesehatan pekerja. Oleh karena itu ditentukan waktu
operasi dan batas ukuran getaran yang diperbolehkan bagi pekerja sebagaimana tertera
pada lampiran I Permenakertrans No. Per. 13/MEN/X/2011.

Untuk mengurangi potensi getaran yang tidak diinginkan, beberapa langkah yang dapat
diambil adalah:
• Untuk mengukur getaran tersebut kita dapat menggunakan “Vibration Meter”. Hasil
pengukuran yang lebih besar dari standar, maka perlu dilakukan pengendalian
dengan metode rekayasa teknik (engineering control). Misalnya dengan penggantian
bantalan mesin yang telah terlalu keras, penggantian komponen-komponen yang
sudah terlalu longgar dengan mengencangkan baut-baut yang telah longgar dan
sebagainya. Namun seandainya ternyata hanya sedikit berhasil menurunkan getaran
namun getaran yang memajan lengan/tangan pekerja masih melebihi batas maka
metode yang disarankan dilakukan yaitu dengan mengurangi waktu jam pemajanan
dengan cara rotasi
• Pastikan mesin bor dalam kondisi baik dan teratur melakukan pemeliharaan rutin.
• Gunakan mata bor yang tajam dan sesuai dengan jenis bahan yang akan dibor.
• Perhatikan dan sesuaikan kecepatan operasi mesin dengan tepat.
• Pastikan pemegang alat terpasang dengan benar dan tidak mengalami kerusakan.
• Gunakan alat perlindungan diri (APD) seperti sarung tangan anti-getaran atau alat
pelindung telinga jika diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai