Anda di halaman 1dari 2

1.

Silakan baca teks berikut dengan saksama dan kemudian terjemahkan ke dalam bahasa
inggris.

Perhatikan baik-baik pedoman berikut.


a. Pesan dari teks sumber harus diterjemahkan secara akurat ke dalam teks target.
b. Periksa kembali untuk memastikan bahwa tidak ada makna yang hilang atau terjadi distorsimakna.
c. Pastikan terjemahan Anda mengikuti tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
d. Terjemahan Anda harus mudah dipahami dan tidak terbaca seperti terjemahan

Petani Bakumpai mengenal musim yang secara garis besar dibagi dua macam, yakni wayah
pandang (musim kemarau) dan wayah danum (musim air). Wayah pandang berlangsung antara bulan
November hingga April, masa pancaroba pada bulan Mei, sedangkan Wayah danum berlangsung antara
bulan Juni hingga Oktober. Perbedaan musim ini akan mempengaruhi aktivitas pertanian yang dilakukan.
Aktivitas pertanian petani Bakumpai seperti pengolahan lahan, pemilihan varietas padi, persemaian,
proses penanaman padi, pemeliharaan tanaman, pemanenan dan pasca panen dibagi ke dalam beberapa
musim, yaitu : wayah manunggal, wayah malacak, wayah maimbul, dan wayah getem.
Sebelum masyarakat bertani terlebih dahulu membuka lahan pertanian. Pertama kali dilakukan
adalah mandirik, yakni memotong rumput, menebang pohon hingga lahan menjadi bersih. Masa kerja ini
tergantung luasnya lahan yang akan digarap. Setelah itu, pekerjaan selanjutnya dinamakan marangai,
yakni mengangkat pohon-pohon yang ditebang ke pinggir lahan atau dikumpulkan di tengah lahan untuk
dibakar. Lahan yang akan ditanami berada di sekitar desa dan berada di tepi sungai Barito. Sebelum
paung dimasukan ke dalam lobang persemaian, terlebih dahulu rumput-rumput kumpai (Scirpus grossus
L) dibersihkan menggunakan pisau lantik atau tajak. Dua jenis alat pembersih ini dapat memotong
rumput dengan cepat dan rata.
Setelah lahan dibersihkan, manugal dilakukan oleh dua orang dengan pembagian kerja
memasukan paung dan membuat lobang. Satu orang bekerja membuat lobang tanah, tempat paung
dimasukan dengan tuntu (tongkat) yang ujungnya dibuat agak lancip, sedangkan yang satu orangnya
bertugas memasukan paung. Benih padi yang disebut dengan tugal dalam bentuk rumpun padi akan
tumbuh sekitar satu bulan. Ukuran tinggi tugal sekitar 40cm, lingkarannya 10cm.
Fase kedua, adalah wayah malacak yang dilakukan sekitar bulan Desember. Setelah benih padi
menjadi tugal, kemudian digali dengan parang dengan cara diiris-iris ukuran persegi empat yang disebut
lacak. Irisan lacak tersebut dikumpulkan dalam satuan yang disebut babasung, supaya memudahkan
membawa ke sawah. Satu basung terdiri dari 30 hingga 40 irisan lacak. Setelah lacak diambil, petani
Bakumpai pun berangkat ke lahan pertanian. 12 Basung lacak diperkirakan dapat ditanami untuk lahan
seluas 20 burungan (1 hektar = 35 burungan).
Mengingat lahan pertanian terletak jauh dari desa dan perlu tinggal selama dua hingga tiga hari
untuk mengerjakan lahan sawah seluas satu hektar, terlebih dahulu petani Bakumpai mempersiapkan
keperluan untuk konsumsi dan transportasi. Beberapa hari sebelum lacak diambil, petani Bakumpai
mempersiapkan keperluan berangkat seperti mencari kayu api untuk memasak, beras, serta bahan
sembilan pokok (sembako) lainnya hingga uang untuk berbagai keperluan. Oleh karena itu, sebelum
petani berangkat malacak akan bekerja untuk mengumpulkan uang untuk kesiapan keberangkatan dan
selama kegiatan malacak, karena kalau sudah berada di sawah pekerjaan lain hanya sampingan dan
sedikit kemungkinan untuk mendapatkan uang.

Sumber: SOSIETAS Jurnal Pendidikan Sosiologi, 2011


Bakumpai farmers mainly name seasons into two types, particularly wayah danum as dry season and
wayah danum as wet season. Wayah danum lasts from November to April, the transition period in May,
while wayah danum lasts from June to October. This seasonal difference will affect the agricultural
activities distributed. The agricultural activities of Bakumpai farmers such as cleaning of land, rice
cultivation, nurseries, seedling, plant maintenance, harvesting, and post-harvest are divided into several
seasons, namely: wayah manunggal, wayah malacak, wayah maimbul, and wayah getem.
Before the community started farming, they first opened agricultural land. The primary time was
done independent, namely cutting grass, cutting down trees until the land became clean. The working
period depends on the size of the land to be worked on. After that, the next job is called marangai, which
is lifting the felled trees to the edge of the land or collected in the middle of the land to be burned. The
land to be planted is around the village and is on the banks of the Barito river. Before putting the paung
into the nursery hole, first the kumpai grass (Scirpus grossus L) is cleaned using a lantik or tajak knife.
These two types of cleaning tools can cut quickly and evenly.
After the land is cleared, manugal is distributed by two people with the division of labor entering
the umbrella and making holes. A person works creating a hole in the ground, where the paung is inserted
with a tuntu (stick) with a slightly pointed end, while the other person is in charge of inserting the paung.
Rice seeds called tugal in the form of clumps of rice will grow for about one month. The height of the
tugal is concerning 40 cms, the circle is 10 cms.
The second phase, is wayah malacak which is conducted around December. Once the seeds have
become tugal, then they are dug up with a machete by cutting them into rectangular pieces called track.
The trace slices are collected in units called babasung, to make it easier to carry them to the fields. One
basung consists of 30 to 40 slices of trace. Once the traces were taken, the Bakumpai farmers went to
farmland. 12 Basung Lacak is calculable to be planted for an area of 20 kanals (1 hectare = 35 kanals).
Considering that agricultural land is located far from the village and it is necessary to remain for
two to three days to work on one hectare of paddy field, Bakumpai farmers prepare their needs for
consumption and transportation. A few days before the traces were taken, the Bakumpai farmers prepared
for their departure, such as looking for firewood for cooking, rice, and other nine essentials ( sembako) to
money for numerous functions. Therefore, before leaving the malacak farmers will work gaining money
for readiness for departure and during the malacak activitiy, because when they are in the fields other
work is only a side hustle and there is little chance of earning money.

Source: SOSIETAS Jurnal Pendidikan Sosiologi, 2011

Anda mungkin juga menyukai