Anda di halaman 1dari 9

LOKASI POLA RUANG

MAKALAH ANALISIS KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH YANG DI TERAPKAN DI


KOTA PALU DAN BANDINGKAN KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH YANG
DITERAPKAN DI TIGA KOTA YANG ADA DI INDONESIA

Disusun Oleh :

Fikri Haeqal Fahreza F23122126

Kelas A

PROGRAM STUDI S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA
PENGANTAR

Alhamdulliah, Puji Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan resensi ini untuk memenuhi tugas mata kuliah lokasi dan pola
ruang.

Dalam penyusunan resensi ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu dapat
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan resensi ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
diharapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua

Palu,4 OKTOBER 2023

Fikri Haeqal Fahreza


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 4
1.3 Tujuan................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................5
2.1 Resiko Bencana................................................................................................5
2.2 Mitigasi Bencana...............................................................................................6
2.3 Resiko Bencana Lingkungan Rumah dan Mtigasinya...................................6
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan............................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Saja konsep pengembangan wilayah yang di terapkan di kota palu?


2. Bagaimana Perbandingan konsep pengembangan wilayah yang diterapkan di
tiga kota yang ada di indonesia?
3. Bagaimana penerapan lokasi dan pola ruang yang di terapkan di kota Palu?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Saja konsep pengembangan wilayah yang di terapkan di


kota palu
2. Untuk mengetahui Perbandingan konsep pengembangan wilayah yang
diterapkan di tiga kota yang ada di indonesia
3. Untuk mengetahui Perbandingan konsep pengembangan wilayah yang
diterapkan di tiga kota yang ada di indonesia
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pengemabangan Lahan di Kota Palu

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana Alam, bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor tidak
alami, maupun faktor manusia, yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan
lingkungan hidup. , kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Asian Disaster
Preparedness Center (ADPC) menyatakan bahwa secara umum risiko adalah nilai
kerugian (korban, cedera, kerusakan bangunan, dan lain-lain) yang disebabkan oleh
suatu bahaya. Risiko bencana merupakan kombinasi dari bahaya, keterpaparan, dan
kerentanan.
• Bahaya adalah faktor hidrometeorologi, geofisika, atau buatan manusia yang
menimbulkan ancaman terhadap kehidupan, harta benda, atau lingkungan.
• Paparan mengacu pada siapa dan apa yang mempengaruhi suatu lokasi di mana
peristiwa berbahaya dapat terjadi.
• Kerentanan mengacu pada kerentanan faktor-faktor yang rentan, seperti hilangnya
nyawa, mata pencaharian dan harta benda.
Meningkatnya tingkat kerentanan dan terlambatnya upaya untuk mengurangi
kerentanan akan menyebabkan peningkatan bencana alam dan tingkat kerugian.
Tingkat keparahan dampak risiko sangat bergantung pada tingkat keterpaparan dan
kerentanan di wilayah yang terkena dampak. Terdapat bukti bahwa peningkatan risiko
di seluruh dunia sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya paparan terhadap
manusia dan properti. Bahaya dapat menjadi risiko ketika objek atau sistem yang
rentan bersentuhan dengannya. Semua faktor yang menentukan risiko dapat berubah.
Saat ini, masih sulit, bahkan mustahil, bagi kita untuk mempengaruhi bentuk atau
intensitas suatu fenomena alam, namun kita dapat mengendalikan paparan dengan
menghindari area yang berisiko terkena bahaya. Kerentanan dapat diminimalkan
dengan meningkatkan kekuatan struktural suatu benda atau mengukurnya terhadap
bahaya tertentu. Untuk mengurangi risiko bencana, penting untuk mengurangi
kerentanan dan menjauhkan diri dari bahaya, termasuk pergerakan manusia dan aset-
aset penting. Untuk memahami risiko bencana, tidak cukup hanya mempertimbangkan
tingkat bahaya, kerentanan dan kerentanan, namun juga kemampuan masyarakat
untuk melindungi diri dari bencana.
Tidak akan ada bencana alam tanpa manusia, itu hanyalah fenomena alam.
Risiko merupakan ciri hubungan antara manusia dan lingkungannya. Setiap hari, orang
menghadapi atau menerima risiko. Meskipun hal-hal tersebut tidak dapat dihilangkan,
dalam beberapa kasus bahaya alam dapat dikurangi bagi manusia. Untuk melakukan
hal ini, kita perlu memahami proses yang terjadi di alam dan energi yang dibutuhkan
untuk proses tersebut. Jadi, pada langkah selanjutnya, kita dapat mengembangkan
tindakan yang perlu diambil untuk meminimalkan atau memitigasi risiko.

2.2 Mitigasi Bencana

Mitigasi merupakan upaya untuk mengurangi risiko bencana. Hal-hal terkait


mitigasi juga diatur dalam UU No. 24 Tahun 2007. UU ini juga mempunyai pengertian
mitigasi.

Menurut UU 24 Tahun 2007, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk


mengurangi risiko bencana alam, melalui pembangunan fisik, penyadaran, dan
peningkatan kapasitas dalam menanggapi ancaman bencana alam.
Mitigasi merupakan upaya untuk mencapai beberapa tujuan yaitu pengenalan risiko,
kesadaran risiko bencana, perencanaan mitigasi, dan lain-lain. Dapat dikatakan bahwa
mitigasi bencana mencakup seluruh upaya mulai dari pencegahan prabencana hingga
penanganan pascabencana.

2.3 Resiko Bencana Lingkungan Rumah dan Mtigasinya

Lingkungan rumah berlokasi di jalan Untad 1, Perdos Blok B4 No 27 Kecamatan


Mantikolore, rumah bertepatan di pertigaan jalan Masjid Baitul Maqmur, agak jauh dari
pesisir Pantai, akan tetapi kecamatan mantikolore masuk dalam Kawasan rawan
bencana gempa,

Gambar Tampak Lingkungan Rumah


Gambar diatas merupakan tampak depan rumah, ketika terjadi bencana gempa,
upaya yang dapat dilakukan adalah keluar rumah dan menunggu di sebelah jalan
depan rumah. Rumah memiliki 3 akses jalur keluar / evakuasi yaitu melalui pintu depan,
pintu belakang.
a). Gambar tampak dalam pintu belakang b). Gambar tampak depan
pintu depan
Gambar Jalur Akses Lingkungan Rumah
Diatas merupakan tampak dari akses pintu depan dan belakang rumah. Ketika
terjadi gempa bumi hanya jalur inilah yang menjadi akses evakuasi, akan tetapi jalur
pintu belakang merupakan jalur prioritas, karna jalur pintu belakang merupakan jalur
singkat untuk ke luar halaman rumah, jika memilih jalur pintu depan maka ada
kemungkinan tertimpa material-material rumah karna jarak pintu depan rumah ke
halaman rumah jauh dan jalur pintu depan menuju teras rumah yang juga tertutup oleh
material rumah(seng, tembok, dan pagar besi.

Gambar tampak luar pintu belakang


Kemudian pintu depan, ketika terjadi gempa akses ini tidak disarankan untuk
dilalui karena area yang sempit dan adanya lemari tinggi tepat di depan pintu, sehingga
saat terjadi gempa apabila lemari tersebut jatuh maka dapat menghambat akses keluar
dan juga merupakan Lorong sempit dimana jika orang keluar berdesakan.
Gambar tampak dalam jalur pintu depan
Terakhir adalah jalur yang tidak disarankan untuk dilalui ketika terjadi gempa
karena ada kolam ikan dan harus memanjat ke atas untuk keluar dari rumah.

Gambar tampak dalam jalur kolam ikan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Risiko bencana adalah potensi terjadinya bencana atau kerugian yang dapat
diakibatkan oleh bencana. Risiko ini dapat berhubungan dengan bencana alam,
bencana manusia, atau kombinasi keduanya.
2. Risiko bencana dapat bervariasi tergantung pada lokasi geografis, faktor
lingkungan, aktivitas manusia, dan faktor-faktor lainnya. Daerah yang terletak di
zona rawan bencana cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi.
3. Pengurangan risiko bencana (disaster risk reduction) adalah upaya untuk
mengidentifikasi, mengurangi, dan mengelola risiko bencana melalui berbagai
tindakan seperti pemahaman terhadap ancaman bencana, perencanaan darurat,
pembangunan tahan bencana, dan pendidikan masyarakat.
4. Kesiapsiagaan (preparedness) dan respons cepat sangat penting dalam
menghadapi bencana. Ini termasuk perencanaan evakuasi, penyediaan
perlengkapan darurat, dan koordinasi antar lembaga untuk memberikan bantuan
kepada korban bencana.
5. Pendidikan publik tentang risiko bencana dan tindakan yang harus diambil dalam
situasi darurat dapat membantu mengurangi kerugian manusia dan harta benda.
Kesadaran masyarakat tentang risiko bencana penting untuk memicu tindakan
pencegahan.
6. Kerja sama antarnegara, organisasi internasional, pemerintah, dan masyarakat
sipil adalah kunci dalam mengurangi risiko bencana secara efektif. Bencana
seringkali tidak mengenal batas negara, sehingga kerja sama global sangat
penting.
7. Meskipun risiko bencana tidak selalu dapat dihilangkan sepenuhnya, upaya
mitigasi, perencanaan, dan kesiapsiagaan yang baik dapat membantu
mengurangi dampak bencana dan melindungi kehidupan dan harta benda
manusia.

Daftar Pustaka

Dalam Penanganan Bencana Alam Di Indonesia, Disertasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 2017,
hal. 1.

BMKG (6 Februari 2023) Risiko Bencana (Disaster Risk). Diakses pada 23 September 2023, dari
https://signature.bmkg.go.id/site/risiko-bencana-disaster-risk/

BPBD Kabupaten Sidoarjo (8 November 2022). SOSIALISASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI


KECAMATAN KREMBUNG. Diakses pada 23 September 2023, dari
https://bpbd.sidoarjokab.go.id/artikel-868.html

Anda mungkin juga menyukai