Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 6

DESA KETE KESU

Kete Kesu berada di Kampung Bonoran Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan


Sanggalangi, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Desa Kete Kesu tidak jauh dari pusat kota Makale,
butuh sekitar 30 menit menggunakan sepeda motor untuk tiba di desa ini. Terletak 4 km di
bagian tenggara Rantepao, Kete Kesu terdiri dari padang rumput dan padi yang mengelilingi
rumah adat Tana Toraja, yaitu Tongkonan. Kete Kesu adalah suatu desa wisata di kawasan Tana
Toraja yang dikenal karena adat dan kehidupan tradisional masyarakat dapat ditemukan di
kawasan ini.

Ke’te Kesu merupakan desa tradisional dengan pola linear, karena desa Ke’te Kesu terletak
dan berkembang di pinggir Jl. Kete Kesu. Desa Kete Kesu sendiri lebih dikenal dengan museum
hidup, karena wisatawan dapat mengetahui tradisi kuno masyarakat Tana Toraja. Saat memasuki
pintu masuk Kete Kesu wisatawan akan melihat danau, setelah itu wisatawan akan menyaksikan
pemandangan barisan rapi rumah adat tongkonan. Usia rumah adat yang ada di Kete Kesu
sendiri sudah ada sejak zaman leluhur di Tana Toraja, bangunan itu dibangun berjejer dengan
rapi menghadap ke lumbung padi yang ada di sisi timur. Rumah adat itu disebut rumah
tongkonan yang dihiasi dengan ukiran indah, serta tanduk kerbau yang melambangkan status
sang pemilik rumah.

Kete Kesu merupakan desa wisata. disini lah pusat awal kehidupan masyarakat Toraja,
kawasan ini adalah salah satu cagar budaya yang dilindungi oleh dunia (UNESCO). Adanya
peninggalan sejarah, menjadikannya masuk dalam daftar cagar budaya yang perlu dilestarikan.
Selain memikat wisatawan dengan temuan peninggalannya, desa ini dikenal sebagai penghasil
kerajinan pahat hingga lukis yang telah diakui dunia. Hasil karyanya yang begitu menawan,
berhasil memikat hati para wisata asing untuk membelinya.. Di dalam Kete Kesu terdapat
peninggalan purbakala berupa manusia purba yang biasa disebut oky kete kesu yang berasal dari
salodong dan mempunyai adik kembar nunang tongkonan. Dilain itu juga terdapat berupa
kuburan batu yang diperkirakan berusia 500 tahun lebih.Di dalam kubur batu yang menyerupai
sampan atau perahu tersebut, tersimpan sisa-sisa tengkorak dan tulang manusia. Hampir semua
kubur batu diletakkan menggantung di tebing atau gua. Selain itu, di beberapa tempat juga
terlihat kuburan megah milik bangsawan yang telah meninggal dunia.

Desa Kete Kesu sudah termasuk desa swakarya. Karena masyarakat desa Kete Kesu sudah
mampu menjual kelebihan hasil produksi ke daerah lain hingga ke wisatawan asing. Dan bahkan
berinteraksi dengan desa lain.

Anda mungkin juga menyukai