AK Sektor Bab 7
AK Sektor Bab 7
PENDAHULUAN
Pada bagan akun standar disajikan nomor dan nama setiap jenis akun belanja dan beban.
Akun belanja dan beban tersebut dipilih sesuai dengan transaksi yang terjadi. Karena itu,
kumampuan mengenal akun belanja dan beban mempengaruhi kemampuan membuat jurnal
transaksi belanja dan beban. Pada bagian awal bab ini dijelaskan pengertian dan kia. sifikasi
belanja dan beban. Pada bagian berikutnya disajikan pengakuan dan pengukuran belanja dan
beban. Contoh transaksi dan penjurnalan belanja dan beban, baik pada SKPD maupun PPKD,
disajikan secara rinci pada bagian akhir
(Hal 205)
(Hal 206)
Klasifikasi Belanja dan Beban Pegawai
Belanja dan beban pegawai diklasifikasi seperti tampak di Peraga 7.2. Pada peraga tersebut
tampak bahwa klasifikasi belanja sama persis dengan klasifikasi beban. Ada tujuh kategori
belanja atau beban pegawai, yaitu gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan PNS, peneri-
maan lainnya pimpinan DPRD dan kepala daerah, pemungutan PBB, insentif pemungutan
pajak daerah, insentif pemungutan retribusi daerah, dan uang lembur
Gaji dan tunjangan meliputi gaji pokok, uang representasi, dan berbagai tunjangan.
Tunjangan tunjangan tersebut meliputi tunjangan keluarga, jabatan, fungsional, beras, pajak,
badan musyawarah komisi, badan anggaran, badan kehormatan, alat kelengkapan lainnya,
perubahan, dan kesehatan. Uang paket, uang duka, dan uang jasa pengabdian juga bagian dari
gaji dan tunjangan. Tambahan penghasilan PNS merupakan tambahan penghasilan yang
diberikan berdasarkan alasan tertentu. Alasan pemberian tambahan penghasilan meliputi
beban kerja, tempat bertugas, kondisi kerja, dan kelangkaan profesi Penerimaan lainnya
pimpinan dan anggota DPRD serta kepala daerah meliputi tunjangan komunikasi dan belanja
penunjang operasional.
Ada pengeluaran untuk melakukan pemungutan pajak dan retribusi daerah. Selain itu,
pemerintah juga mengeluarkan insentif setelah proses pemungutan selesai. Pengeluaran untuk
pemungutan PBB dikategorikan sesuai dengan jenisnya, yaitu PBB pertambangan,
perkebunan, dan kehutanan. Kategori insentif pemungutan pajak daerah sesuai dengan jenis
pajak daerah. Kategori insentif pemungutan retribusi daerah juga sesuai dengan jenis retribusi
daerah. Sedangkan uang lembur merupakan uang yang diberikan baik kepada PNS maupun
non PNS yang bekerja di luar jam kerja.
(Hal 208)
Klasifikasi Belanja dan Beban Barang dan Jasa
Seperti tampak pada Peraga 7.3, klasifikasi belanja barang dan jasa sama dengan
klasifi- kasi beban barang dan jasa. Pada peraga tersebut tampak bahwa ada sebanyak
27 kategori belanja atau beban barang dan jasa. Pada bagian berikut ini diuraikan
belanja atau beban tertentu yang rinciannya dianggap relatif banyak.
Belanja atau beban bahan pakai habis meliputi pengeluaran untuk pengadaan alat tulis kantor,
dokumen administrasi, perlengkapan listrik, benda-benda pos, perlengkapan kebersihan, serta
bahan bakar minyak dan gas. Belanja atau beban bahan/material merupakan pengeluaran
untuk pengadaan bahan baku bangunan, bibit tanaman, bibit ternak, obat-obatan, bahan
kimia, dan makanan pokok. Belanja atau beban jasa kantor meliputi pengeluaran untuk
pembayaran telepon, air, listrik, surat kabar, majalah, internet, pengiriman, jasa transaksi
keuangan, administrasi pemungutan pajak penerangan jalan, dan ad- ministrasi pemungutan
pajak bahan bakar.
Belanja atau beban perawatan kendaraan bermotor meliputi jasa service, penggantian suku
cadang, bahan bakar minyak dan gas, jasa KIR, pajak kendaraan, dan bea balik nama
kendaraan. Belanja atau beban sewa bangunan dan gedung meliputi sewa rumah, gedung,
gudang, dan parkir. Belanja atau beban sewa sarana mobilitas meliputi sewa sarana mobili-
tas darat, air, dan udara. Belanja atau beban sewa perlengkapan dan peralatan kantor meli-
puti sewa meja, kursi, komputer, printer, proyektor, generator, tenda, dan pakaian. Belanja
atau beban makanan dan minuman meliputi pengeluaran untuk konsumsi harian pegawai,
rapat, tamu, dan pelatihan.
Belanja atau beban pakaian dinas dan atributnya meliputi pengeluaran untuk peng- adaan
pakaian dinas kepala dan wakil kepala daerah, sipil harian, sipil lengkap, dinas harian, dan
dinas upacara. Belanja atau beban pakaian kerja diklasifikasikan tersendiri berbeda dari
pakaian dinas dan pakaian khusus. Belanja pakaian khusus meliputi pengadaan pakaian
KORPRI, adat daerah, batik tradisional, dan pakaian olah raga. Belanja atau beban pemeli-
haraan berbeda dari belanja atau beban perawatan kendaraan bermotor. Belanja atau be- ban
pemeliharaan merupakan pengeluaran untuk memelihara tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, serta aset tetap lainnya.
Belanja atau beban honorarium meliputi honorarium non pegawai, PNS, dan non PNS.
Ilonorarium non pegawai meliputi honorarium tenaga ahli, narasumber, instruktur, dan
moderator. Honorarium PNS meliputi honorarium kepanitiaan kegiatan, tim pengadaan
barang dan jasa, tenaga ahli, narasumber, dan instruktur. Honorarium non PNS meliputi
honorarium tenaga ahli, narasumber, instruktur, dan honorer
(Hal 209)
Klasifikasi Belanja dan Beban Bunga, Subsidi, Hibah, dan Bantuan Sosial
Pada Peraga 7.4 disajikan klasifikasi bunga, subsidi, hibah, dan bantuan sosial. Belanja atau
beban bunga dikategorikan sesuai dengan jenis utang, yaitu utang pinjaman dan utang
obligasi. Bunga utang pinjaman meliputi bunga utang pinjaman kepada pemerintah,
pemerintah daerah lainnya, bank, dan lembaga keuangan non bank. Belanja atau beban
subsidi meliputi pengeluaran subsidi yang diberikan kepada BUMN, BUMD, dan pihak ke-
tiga lainnya. Belanja atau beban hibah meliputi pengeluaran hibah yang diberikan kepada
pemerintah, provinsi, kabupaten, kota, BUMD, kelompok masyarakat, organisasi masyara-
kat, dan dana BOS (bantuan operasional sekolah).
Peraga 7.4
Klasifikasi Belanja dan Beban Bunga, Subsidi, Hibah, dan Bantuan Sosial
(Hal 210)
klasifikasi Belanja Modal
Belanja modal merupakan pengeluaran untuk pengadaan aset tetap. Dalam akuntansi berbasis
akrual, pengeluaran untuk memperoleh aset tetap dikategorikan sebagai aset tetap. Karena itu
tidak ada istilah "beban modal" sebagai padanan dari belanja modal. Klasifikasi belanja
modal disajikan pada Peraga 7.5. Seperti tampak pada peraga tersebut, kategori belanja
modal sesuai dengan kategori aset tetap, yaitu:
1. Belanja modal tanah
2. Belanja modal peralatan dan mesin
3. Belanja modal gedung dan bangunan
4. Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan 5. Belanja modal aset tetap lainnya
Aset tetap memiliki banyak unsur. Pembaca dituntut mengenal aset tetap yang diperolch
agar tepat dalam memilih akun belanja modal yang sesuai. Nama-nama belanja modal pada
Peraga 7.5 masih memiliki rincian lebih lanjut. Berikut ini disajikan uraian tentang rincian
beberapa jenis belanja modal yang dianggap oleh penulis perlu dijelaskan lebih lanjut karena
berkaitan dengan contoh-contoh penjurnalan transaksi-transaksi pada bab ini dan bab lain.
Belanja modal tanah terdiri atas belanja modal pengadaan tanah perkampungan, ta- nah
perkebunan, tanah kebun campuran, tanah hutan, tanah kolam ikan, dtanah danau, tanah
rawa, tanah tandus, tanah padang rumput, tanah untuk bangunan gedung, tanah
pertambangan, dan tanah untuk bangunan bukan gedung, Belanja modal pengadaan tanah
untuk bangunan gedung meliputi pengeluaran untuk pengadaan tanah untuk bangunan
perumahan, bangunan perdagangan/perusahaan, bangunan industri, bangunan tempat kerja,
tanah kosong, bangunan peternakan, bangunan pengairan, serta bangunan jalan dan jembatan.
Sedangkan belanja modal pengadaan tanah untuk bangunan bukan gedung merupakan
pengeluaran untuk pengadaan tanah untuk lapangan olah raga, parkir, penim- bungan barang,
pemancar, pengujian/pengolahan, lapangan terbang, bangunan jalan. bangunan air, bangunan
insalasi, bangunan jaringan, bangunan olah raga, dan bangunan tempat ibadah.