Anda di halaman 1dari 5

DINAS KESEHATAN KOTA KENDARI

PUSKESMAS MEKAR
Jl. Laremba Komp. RCTI Kadia Telp (0401) 3081469
Email : puskesmasmekar@yahoo.com

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Pokok Bahasan : Protokol Kesehatan 5M dan Perilaku Bersih dan Sehat


B. Sub Pokok Bahasan : 1. Menjelaskan perlunya penerapan protokol kesehatan
2. Menjelaskan pentingnya perlindungan kesehatan individu
3. Menjelaskan pentingnya perlindungan kesehatan
masyarakat
4. Menjelaskan apa itu PHBS
5. Menjelaskan masing-masing indikator PHBS
C. Waktu : ….……………………………
D. Tempat : ….……………………………
E. Penyuluh : ….……………………………
F. Tujuan : Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan kelompok yang
menjadi sasaran penyuluhan tercerahkan dengan informasi
yang benar serta mau untuk divaksin
G. Metode Penyuluhan : ….……………………………
H. Media : ….……………………………
I. Alat dan Bahan : ….……………………………

J. Pelaksanaan :
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam  Mendengarkan
 Memperkenalkan diri
 Menyebutkan tujuan
penyuluhan
2. Inti 30 menit  Menjelaskan perlunya  Mendengarkan
penerapan protokol kesehatan Materi
 Menjelaskan pentingnya
perlindungan kesehatan
individu
 Menjelaskan pentingnya
perlindungan kesehatan
masyarakat
 Menjelaskan apa itu PHBS
 Menjelaskan masing-masing
indikator PHBS  Mengajukan
 Memberikan kesempatan pertanyaan
bertanya
 Menjawab pertanyaan

3. Penutup 5 menit  Menarik kesimpulan  Mendengarkan


 Salam Penutup  Menjawab salam

K. Materi Penyuluhan :
 Mengapa Perlu Penerapan Protokol Kesehatan ?

Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 agar
tidak menimbulkan sumber penularan baru/cluster pada tempat-tempat dimana terjadinya
pergerakan orang, interaksi antar manusia dan berkumpulnya banyak orang. Masyarakat
harus dapat beraktivitas kembali dalam situasi pandemi COVID-19 dengan beradaptasi pada
kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih taat, yang dilaksanakan oleh seluruh
komponen yang ada di masyarakat serta memberdayakan semua sumber daya yang ada.
Peran masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan COVID-19(risiko tertular dan
menularkan) harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan melalui perlindungan
kesehatan individu dan perlindungan kesehatan masyarakat.

a. Perlindungan Kesehatan Individu


Hal pertama yang harus dilakukan adalah setiap individu melindungi kesehatannya dari
penularan covid-19. Penularan COVID-19 terjadi melalui droplet yang dapat menginfeksi
manusia dengan masuknya droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh
melalui hidung, mulut, dan mata. Prinsip pencegahan penularan COVID-19 pada individu
dilakukan dengan menghindari masuknya virus melalui ketiga pintu masuk tersebut
dengan beberapa tindakan:

1. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut
hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang
tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19).
Apabila menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.
2. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer.
Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak
bersih (yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus).
3. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena
droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan,
keramaian, dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka
dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa
administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan
sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis antara lain dapat berupa pembuatan partisi,
pengaturan jalur masuk dan keluar, dan lain sebagainya.

4. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30
menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor
risiko penyakit. Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi
rentan seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung, gangguan
ginjal, kondisi immunocompromised/penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia,
anak-anak, dan lain lain, harus lebih berhati-hati dalam beraktifitas di tempat dan
fasilitas umum.
b. Perlindungan Kesehatan Masyarakat
Perlindungan kesehatan masyarakat merupakan upaya yang harus dilakukan oleh semua
komponen yang ada di masyarakat guna mencegah dan mengendalikan
penularan COVID-19. Potensi penularan COVID-19 di tempat dan fasilitas umum
disebabkan adanya pergerakan, kerumunan, atau interaksi orang yang dapat menimbulkan
kontak fisik. Dalam perlindungan kesehatan masyarakat peran pengelola, penyelenggara,
atau penanggung jawab tempat dan fasilitas umum sangat penting untuk menerapkan
sebagai berikut:

1. Unsur pencegahan (prevent). Kegiatan promosi kesehatan (promote) dilakukan


melalui sosialisasi, edukasi, dan penggunaan berbagai media informasi untuk
memberikan pengertian dan pemahaman bagi semua orang, serta keteladanan dari
pimpinan, tokoh masyarakat, dan melalui media mainstream.
2. Kegiatan perlindungan (protect) antara lain dilakukan melalui penyediaan sarana
cuci tangan pakai sabun yang mudah diakses dan memenuhi standar atau
penyediaan handsanitizer, upaya penapisan kesehatan orang yang akan masuk ke
tempat dan fasilitas umum, pengaturan jaga jarak, disinfeksi terhadap permukaan,
ruangan, dan peralatan secara berkala, serta penegakkan kedisplinan pada perilaku
masyarakat yang berisiko dalam penularan dan tertularnya COVID-19 seperti
berkerumun, tidak menggunakan masker, merokok di tempat dan fasilitas umum
dan lain sebagainya.

Ada empat pesan protokol kesehatan secara umum untuk mencegah covid-19
meliputi 5 M :

a. Memakai masker dengan benar


b. Mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir atau hand saniter
c. Menjaga jarak minimal 1 meter
d. Menghindari kerumunan
e. Mengurangi Mobilitas

 Perilaku Hidup Sehat Dan Bersih (PHBS)


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau
dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi,
Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.
Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina
suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri,
terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Indikator PHBS ada 10 yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan Air Bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

Keterangan Indikator PHBS :


1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dalam rumah tangga dilakukan oleh
tenaga kesehatan (dokter, bidan)
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
Bayi termuda umur 0 – 6 bulan diberi ASI saja sejak lahir sampai dengan 24 jam terakhir.
3. Menimbang balita setiap bulan
Balita (0 – 59 bl) ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan dan dicatat dalam KMS.
Penimbangan ke posyandu, puskesmas, pustu, RS, bidan dan sarana kesehatan lainnya
minimal 8 kali setahun
4. Menggunakan Air Bersih
Rumah tangga menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Syarat fisik air bersih
adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Jarak sumber air bersih dengan tempat
penampungan limbah minimal 10 m.

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun


Kebiasaan anggota rumah tangga untuk mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum
dan sesudah makan, sesudah buang air besar (BAB)
6. Menggunakan jamban sehat
Rumah tangga memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan septik tank/lubang
penampung kotoran sebagai tempat pembuangan akhir.
Jamban/kakus adalah bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran
manusia.tinja bagi keluarga. Manfaat jamban adalah untuk mencegah penularan penyakit dan
pencemaran dari kotoran manusia. Syarat jamban sehat adalah :
 Tidak mencemari sumber air minum (jarak sumber air minum dengan lubang
penampungan minimum 10 m, bila tidak memungkinkan perlu konstruksi kedap air).
 Tidak berbau dan tinja tidak dijamak oleh serangga dan tikus
 Tidak mencemari tanah di sekitarnya
 Mudah dibersihkan
 Aman digunakan
 Dilengkapi dinding dan atap pelindung
 Cukup penerangan
 Lantai kedap air
 Luas ruangan cukup
 Ventilasi cukup baik
 Tersedia air dan alat pembersih
7. Memberantas jentik di rumah
Tidak ditemukan jentik di semua tempat yang dapat menampung air baik di dalam atau di
lingkungan rumah, yakni dengan cara 3M ,menguras menutup menimbun.
8. Makan sayur dan buah setiap hari
Anggota rumah tangga umur hendaknya mengonsumsi sayur dan buah setiap hari.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Anggota keluarga umur > 10 th melakukan aktifitas fisik setiap hari minimal 30 menit dalam 1
minggu terakhir. Aktifitas fisik yang dimaksud adalah kegiatan olah tubuh yang membuat
tubuh menjadi lebih sehat : lari, jalan, bersepeda kayuh, menimba air, dls.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Anggota keluarga tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama anggota keluarga
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai