Anda di halaman 1dari 60

BAB III

LABORATORIUM PUSKESMAS GAMPING 1

A. Sejarah Laboratorium Puskesmas Gamping 1

Laboratorium kesehatan merupakan sarana kesehatan yang

melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang

berasal dari manusia atau bahan bukan manusia untuk menentukan jenis

penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh terhadap

kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat. Laboratorium Puskesmas

Gamping 1 mempunyai dua pegawai, dimana kedua pegawai tersebut

merupakan lulusan dari D3 Analis Kesehatan dengan status kerja Pegawai

Negeri Sipil (PNS), penanggung jawab dari Laboratorium Puskesmas

Gamping 1 adalah Sudartini, Amd.,AK.

B. SOP Laboratorium Puskesmas Gamping 1

1. Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium

Bagan alur pelayanan laboratorium Puskesmas Gamping 1 dapat dilihat

pada gambar 2.

9
10

Mulai

Persiapan pemeriksaan dan adminitrasi

Menerima permintaan pemeriksaan & pasien diberi nomor urut


laboratorium, Form permintaan laboratorium diberi nomor urut

Memanggil pasien sesuai dengan nomor urut, khusus lansia


didahulukan dan mencocokan

Apakah bisa dikerjakan

Mengambil sampel dan meminta tanda tangan

Tidak Ya
Memberi no urut laboratorium pada wadah sampel Nama dan Tanggal Lahir

Merujuk ke Apakah sampel bisa segera dikerjakan


laboratorium
Tidak Ya
Pasien membayar (bila perlu)

Melakukan analisis sampel

Mencatat hasil analisa, mendatangani Form hasil


laboratorium dan diberi no urut laboratorium

Menyerahkan hasil analisa yang sudah ditandatangani

Dokumentasi & pasien kembali ke poli

Selesai

Gambar 2. Alur Pelayanan Puskesmas Gamping 1


11

2. Pemiliharaan Alat Laboratorium

Ruang lingkup : Meliputi serangkaian kegiatan mulai dari

membersihkan alat hingga menyimpan alat.

Tujuan : Agar alat laboaratorium terjaga

kebersihannya dan fungsinya.

Kebijakan : Serangkaian kegiatan mulai dari

membersihkan alat hingga menyimpan alat.

Petugas : Analis Kesehatan.

Bahan Penunjang : Detergent, larutan Klorin 0,5%, dan air

bersih.

Prosedur :

a. Mikroskop

a) Jika ingin memindahkan mikroskop maka mikroskop dibawa

dalam posisi tegak dengan memegang tangkainya dengan satu

tangan dan menyangga dasar mikroskop dengan tangan lainnya.

b) Setiap selesai melakukan pelayanan laboratorium mikroskop

ditutup kembali dengan tudung plastik atau dimasukkan ke dalam

almari mikroskop (agar mikroskop terhindar dari debu).

c) Lemari tempat menyimpan mikroskop diberi lampu bohlam 5 watt

yang tidak dimatikan.

d) Meja preparat dibersihkan dari sisa-sisa Xylol atau imersi.

e) Lensa obyektif tidak boleh dilepas dari mikroskop.


12

f) Lensa obyektif dan kondensor dibersihkan dengan kertas lensa

kering, dapat menggunakan eter alkohol tetapi harus hati-hati.

g) Pada saat bekerja dengan menggunakan minyak imersi meja

pentas mikroskop tidak dimiringkan.

h) Tidak boleh melakukan penyetelan secara paksa pada iris

kondensor dan tombol-tombol penyetelan kasar dan halus.

i) Tidak boleh menukar obyektif dan okuler dengan mikroskop lain.

j) Bersihkan okuler segera setelah pemakaian.

k) Pada saat tidak digunakan maka obyektif diatur pada perbesaran

paling kecil.

l) Hindari mikroskop dari benturan secara tiba-tiba.

b. Kamar hitung

a) Setiap selesai digunakan kamar hitung dicuci dengan air atau

sesekali dengan larutan detergen kemudian bilas dengan air.

b) Kemudian kamar hitung dikeringkan dengan hati-hati

menggunakan kain lap yang halus dan bersih.

c. Centrifuge

a) Bersihkan shiled secara teratur dengan desinfektan kemudian

dikeringkan.

b) Rotator/head dibersihkan dengan lap kering.

c) Periksa karet peyangga agar selalu terletak dengan baik didasar

shield.
13

d) Setiap selesai pemeriksaan, putuskan aliran listrik dan jaga agar

centrifuge tetap bersih.

3. Pemakaian Alat Laboratorium

Ruang Lingkup : Meliputi serangkaian kegiatan mulai dari

menghubungkan kabel alat pada sumber listrik

hingga alat tersebut selesai dioperasionalkan.

Tujuan : Agar pemakaian alat laboratorium sesuai dengan

petunjuk operasional masing-masing.

Kebijakan : Protap ini hanya terbatas pada pemakaian alat

mikroskop, centrifuge, darah rutin, mikropipet,

Multicare dan Terumo.

Petugas : Analis Kesehatan.

Peralatan : Mikroskop, centrifuge, mikropipet, multicare

cholesterol, trigliseride, asam urat dan terumo.

Prosedur :

a. Pemakaian Mikroskop

a) Mikroskop diletakkan di atas meja dalam jarak sedemikian dari

tepi meja sehingga memudahkan untuk melakukan pengamatan

secara mikroskopis.

b) Tempatkan obyektif dengan perbesaran terkecil (10x).

c) Atur lensa atau cermin pengumpul cahaya sehingga didapat

cahaya yang terang untuk melakukan pengamatan mikroskopis

sambil diamati dari okuler.


14

d) Preparat yang hendak diamati diletakkan pada meja benda

mikroskop.

e) Untuk pengamatan dengan menggunakan obyektif perbesaran 10x

maka diafragma iris ditutup penuh. Untuk perbesaran 40x ditutup

sedikit dan untuk perbesaran 100x dibuka penuh.

f) Kemudian kondensor diturunkan hingga batas bawah.

g) Tombol pengatur kasar diputar sehingga lensa obyektif berada

sedemikian dekat dengan preparat.

h) Sambil diambil melalui okuler pengamatan preparat difokuskan

dengan memutar pengatur kasar dan halus sehingga pengamatan

menjadi jelas.

b. Pemakaian centrifuge

a) Kabel alat dipasang pada sumber listrik.

b) Tutup dibuka dan tabung centrifuge dipasang pada posisi simetris,

tutup kembali.

c) Tombol power ditekan pada posisi ON.

d) Waktu kecepatan diatur sesuai kebutuhan.

e) Setelah motor berhenti tabung dikeluarkan dari centrifuge.

f) Alat dimatikan kembali dengan menekan tombol power ke posisi

OFF.

c. Pemakaian Mikropipet

a) Atur volume (tampak pada display cover) dengan cara memutar

cap atas.
15

b) Bersihkan tip cone dengan alkohol.

c) Pasang tip untuk volume ≥ 1000 µl / yellow tip untuk volume

≤1000µl / blue tip. Pastikan terpasang sempurna.

d) Pipet cairan dengan memastikan ujung tip tercelup 2-3 mm di

bawah permukaan. Posisi mikropipet harus vertikal.

e) Cara Pemipetan: Tekan cap sampai terasa ada hambatan (First

Stop). Lepas cap dengan pelan-pelan hingga cairan masuk tip.

f) Cara Mengeluarkan: Tekan cap ke posisi Second Stop untuk

mengeluarkan semua cairan dalam tip.

d. Pemakaian Glucometer dan Bene check

a) Cek dahulu nomor kode yang hendak dimasukkan ke dalam alat

Glucometer atau Bene check dengan nomor kode yang berada di

reagen.

b) Kemudian masukkan strip reagen ke dalam alat dan tunggu

sampai muncul tanda bahwa alat telah siap untuk digunakan.

c) Kemudian dilakukan sampling pada pasien. Darah yang pertama

keluar dihapus dengan kapas kering baru tetes darah berikutnya

yang digunakan untuk pemeriksaan.

d) Teteskan darah pada bilik strip sampai penuh dan alat akan

berbunyi “BIP” yang menandakan tes dimulai.

e) Setelah tes berhasil dilakukan maka tarik strip raegen dari alat

dan dibuang ketempat sampah limbah medis. Hasil tes akan

terekam pada alat secara otomatis.


16

e. Pemakain Alat Multicare

a) Cek dahulu kode yang hendak dimasukkan kedalam Multicare

dengan nomor kode yang tertara direagen.

b) Kemudian tekan tombol ON pada alat, setelah alat siap maka strip

reagen dimasukkan kedalam alat.

c) Kemudian dilakukan sampling pada pasien. Darah yang pertama

keluar dihapus dengan kapas kering baru tetes darah berikutnya

digunakan untuk pemeriksaan.

d) Teteskan darah pada bilik strip sampai penuh dan alat akan

berbunyi “BIP” yang menandakan tes dimulai.

e) Setelah tes berhasil dilakukan maka tarik strip raegen dari alat

dan dibuang ke tempat sampah limbah medis. Hasil tes akan

terekam pada alat secara otomatis.

C. Pemeriksaan Laboratorium

1) Hematologi :

Hemoglobin (HB), Hitung Leukosit (AL), Hitung Jenis Leukosit (HJL),

KED, Golongan Darah A/B/O, Golongan Rhesus, Pemeriksaan Darah

Dengan Hematology Analyzer.

2) Kimia Darah :

Glukosa Puasa (GDP), Glukosa 2 jam PP, Glukosa Sewaktu, Asam Urat,

Cholesterol, dan Trigliserid.


17

3) Serologi :

Widal Tes ( Typhi-O, Typhi -H, Paratyphi -AH, Paratyphi -BH), HIV,

dan HbsAg.

4) Bakteriologi :

BTA (Bakteri Tahan Asam) dan Sekret Vagina atau Uretra (NGO).

5) Urin :

a. Makroskopis

Warna, Urobilinogen, Eritrosit, Glukosa, Bilirubin, Keton, Berat

Jenis, Blood, PH, Protein dan Nitrit.

b. Mikroskopis

Eritrosit, Leukosit, Epitel, Kristal, Jamur, Silinder dan Bakteri.

c. PP test

d. Combistik

6) Feses

Langkah kerja pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium

Puskesmas Gamping 1 sebagai berikut:

1) Pemeriksaan Hematologi

a. Pemeriksaan Hemoglobin

1) Tujuan: Mengetahui kadar Hemoglobin dalam darah pasien.

2) Prinsip: Darah kapiler dimasukkan ke dalam strip, kemudian

dimasukkan ke dalam alat Mission Hb, maka secara otomatis

akan terbaca kadar Hb pasien.


18

3) Alat:

Kapas alkohol, tisu, autoklik, kapas kering, Mission Hb, strip

Mission Hb.

4) Bahan:

Darah kapiler atau vena.

5) Metode:

Automatik.

6) Cara kerja:

a) Alat Mission Hb dihidupkan dengan menekan tombol ON.

b) Strip dimasukkan ke dalam alat.

c) Darah diteteskan pada strip Mission Hb dengan

menggunakan pipet yang tersedia sampai batas yang

ditentukan.

d) Hasil kemudian ditunggu ± 3 detik, hasil dicatat dan

dilaporkan.

7) Nilai Normal:

a) Laki-laki : 13-18 gr%

b) Perempuan : 12-16 gr%

c) Ibu hamil : >11 gr%

d) Bayi baru lahir : 17-23 gr%

e) Anak-anak : 11,2-16,5 gr%


19

Gambar 3. Mission Hb

b. Pemeriksaan Angka Leukosit

1) Tujuan: Mengetahui jumlah leukosit per milimeter kubik

darah.

2) Prinsip: Darah diencerkan dengan larutan turk maka sel darah

merah selain leukosit akan lisis, kemudian dihitung jumlah

leukosit di bawah mikroskop.

3) Alat:

Kapas alkohol, tisu, mikropipet, autoklik, tabung reaksi, bilik

hitung, mikroskop, dan deck glass.

4) Bahan:

Darah kapiler atau vena.

5) Metode:

Manual dengan bilik hitung.

6) Reagen:

Larutan Turk.
20

7) Cara kerja:

a) Disiapkan bilik hitung yang bersih, diberi deck glass, agar

deck glass dapat lengket, kedua tanggul diberi air sedikit.

b) Larutan turk dipipet sebanyak 190 µl dengan mikropipet,

masukkan dalam tabung reaksi.

c) Darah dipipet dengan menggunakan mikropipet 10 µl,

bagian luar dibersihkan dengan tisu.

d) Pipet dimasukkan ke dalam larutan turk, pipet dibilas

sampai bersih dengan larutan turk.

e) Larutan dicampur, kemudian dengan menggunakan

mikropipet larutan dimasukkan ke dalam bilik hitung.

f) Larutan diperiksa dengan mikroskop dengan perbesaran

10x. Dicari garis-garis bilik hitung, dihitung jumlah

leukosit sebanyak 4 kotak besar.

g) Jumlah leukosit dihitung dengan menggunakan rumus:

Volume Kotak Leukosit = (1 x 1 x 0,1) mm3 x 4 kotak =

0,4 mm3

= Jumlah Sel Leukosit/ mm3 X Pengenceran


Volume Kotak
= 50 x jumlah sel leukosit/mm3
h) Nilai normal

Bayi <2 minggu = 10.000-26.000 mm3

2 minggu-2 bulan = 6.000-21.000 mm3

2 bulan-6 tahun = 6.000-10.000 mm3

6 tahun-12 tahun = 6.000-14.500 mm3


21

Dewasa Laki-laki = 3.800-10.600 mm3

Perempuan = 3.600-11.000 mm3

Gambar 4. Kamar Hitung Leukosit

c. Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit (HJL)

1) Tujuan: Mengetahui mulai dari masing-masing jenis leukosit

dalam setiap 100 sel leukosit.

2) Prinsip: Sediaan apusan darah yang telah diwarnai dihitung

prosentase jenis-jenis leukosit yang ada di dalam sediaan apus

darah.

3) Alat:

Objek glass, pipet tetes, jembatan pengecatan, mikroskop.

4) Bahan:

Darah kapiler atau vena.

5) Metode:

Manual dengan menggunakan hapusan darah.

6) Reagen:

Reagen wright, aquades, metanol/alkohol 96% atau minyak

imersi.
22

7) Cara kerja:

a) Letakkan satu tetes darah di ujung kanan preparat (obyek

glass) dan preparat yang lain dibuat apusan darah.

b) Darah ditunggu sampai kering, kemudian difiksasi dengan

metanol absolut/alkohol 96% dan dikeringkan.

c) Sediaan hapusan dicat dengan larutan wright, diamkan

selama 5-10 menit.

d) Sediaan hapusan dicuci dengan air mengalir atau aquades

dan dikeringkan.

e) Sediaan hapusan dibaca dengan mikroskop dengan

perbesaran 100x memakai minyak imersi di daerah ideal,

dihitung 100 sel leukosit dan dinyatakan dalam persen

(%).

f) Nilai Normal:

a. Basofil : 0-1%

b. Eosinofil : 2-4%

c. Neutrofil segmen : 40-75%

d. Neutrofil batang : 2-6%

e. Limfosit : 25-40%

f. Monosit : 2-8%
23

Gambar 5. Jenis-Jenis Leukosit

d. Pemeriksaan Kecepatan Endap Darah/Laju Endap Darah

(KED/LED)

1) Tujuan : Mengetahui nilai laju endap darah dalam milimeter 1

jam pemeriksaan.

2) Prinsip : darah diencerkan dengan antikoagulan dengan

perbandingan tertentu dan dimasukkan ke dalam tabung

westergreen sampai skala 0, darah dibiarkan 1 jam maka

eritrosit akan mengendap. Tinggi kolom plasma merupakan

kecepatan endap darah dan dinyatakan dalam mm/jam.

3) Alat:

Pipet westergreen, tabung vaccutainer, spuit, rak westergreen.

4) Bahan:

Darah Vena

5) Reagen:

Na sitrat 3,8%.

6) Cara kerja:

a. Darah vena diambil sebanyak 1,6 µl.


24

b. Darah dimasukkan ke dalam tabung Westergreen yang

berisi Na sitrat 3,8% sebanyak 0,4 ml dan dihomogenkan.

c. Campuran tersebut dipipet ke dalam tabung westergreen

sampai pada garis bertanda 0.

d. Tempatkan tabung westergreen pada rak westergreen

dengan posisi tegak lurus.

e. Pasang pengatur waktu tepat 60 menit.

f. KED/LED dibaca dengan cara membaca tinggi plasma dari

tanda 0 hingga batas plasma dengan endapan darah.

7) Nilai normal:

a. Laki-laki : 0-10mm/jam

b. Perempuan : 0-20 mm/jam


25

(a)

(a)

(b)

Gambar 6. Tabung Vaccutainer berisi NaCl (a)


Pipet Westergreen (b)

e. Pemeriksaan Darah Dengan Hematology Analyzer

1) Tujuan : Mengetahui jumlah sel-sel dengan alat automatic.

2) Prinsip : Darah diberi antikoagulan EDTA kemudian sel-sel

akan dihitung secara otomatis berdasarkan variasi berkas

cahaya terhadap sel sel yang dilewati dan secara

flowcytometri.

3) Alat:

Tabung EDTA, spuit, kapas alkohol, plester, tourniquet.

4) Bahan:

Darah Vena atau Kapiler.

5) Metode:

Control alat setiap hari.

6) Cara kerja:

a) Alat dalam status Ready. Mode default alat adalah Whole

Blood. Jika sistem tidak pada mode Whole Blood, tekan

tombol [WB] pada layar.


26

b) Tombol [Sample No] pada layar untuk memasukan

identitas sampel dengan cara input identitas sampel secara

manual [Numb] untuk angka [ALPH] untuk huruf,

kemudian tekan [Ent].

c) Darah yang akan diperiksa dihomogenisasi dengan baik.

Tutup tabung dibuka dan letakan dibawah Aspiration

Probe. Pastikan ujung Probe menyentuh dasar tabung

sampel darah agar tidak menghisap udara.

d) Tekan Start Switch untuk memulai proses.

e) Setelah terdengar bunyi Beeb dua kali, (Running) mucul di

layar, dan tabung sampel dapat diambil dengan

menurunkan tabung.

f) Hasil analisis akan tampil pada layar dan secara otomatis

tercetak pada kertas printer.

Gambar 7. Alat Hematologi Analyzer

f. Pemeriksaan Golongan Darah


27

1) Tujuan : Mengetahui jenis golongan darah sistem ABO dan

Rhesus.

2) Prinsip : Aglutinogen pada permukaan sel eritrosit akan

bereaksi dengan aglutinin pada serum yang sesuai maka akan

terbentuk aglutinasi.

3) Alat:

Obyek glass, pengaduk.

4) Bahan:

Darah Kapiler/Vena.

5) Metode:

Slide test

6) Reagen:

Antisera A, Antisera B, Antisera AB, Anti D (Rhesus).

7) Cara kerja:

a) Darah vena atau darah kapiler diambil.

b) Teteskan darah pada obyek glass sebanyak 4 tetes secara

terpisah.

c) Masing-masing diberi 1 tetes anti sera A, B, AB dan D

kemudian diaduk.

d) Aglutinasi dilihat setelah 2 menit sambil digoyang-

goyangkan.

e) Cara penentuan Golongan Darah dan Rhesus:


28

Keterangan :

(+) : aglutinasi

(-) : tidak aglutinasi

Gambar 8. Interpretasi Hasil Golongan Darah

Anti D Aglutinasi : Rhesus Positif

Anti D Homogen : Rhesus Negatif

2) Pemeriksaan Kimia Darah :

a. Pemeriksaan Gula Darah

1) Tujuan: Mengetahui kadar glukosa darah pasien.

2) Prinsip: Stick glukosa dalam alat Terumo ditetesi darah akan

terbaca kadar gula darah dalam darah.

3) Alat:

Terumo, lancet, autoklik, tisu, kapas alkohol.

4) Bahan:

Darah Kapiler.

5) Metode:

Automatik.
29

6) Reagen:

Terumo Srtip.

7) Cara kerja:

a) Menyiapkan alat Terumo dan reagen.

b) Memasang lancet pada autoklik.

c) Desinfeksi ujung jari manis hingga merah lalu tusuk

dengan autoklik.

d) Serap darah pertama keluar dilap dengan tisu kemudian

darah yang keluar selanjutnya dimasukkan pada stik

Terumo sampai batas yang ditentukan.

e) Hasil akan muncul pada layar setelah ± 30 detik.

8) Nilai Normal:

a. Gula Darah Puasa (GDN) : <100 mg/dl

b. Gula Darah 2 Jam PP : <140 mg/dl

c. Gula Darah Sewaktu (GDS) :74-140 mg/dl

Gambar 9. Alat Terumo


30

b. Pemeriksaan Asam Urat

1) Tujuan: mengetahui kadar asam urat dalam darah pasien.

2) Prinsip: Stick uric acid dalam alat Bene Check ditetesi darah

akan terbaca kadar asam urat dalam darah.

3) Alat:

Bene Check, auto klik, tisu, kapas alkohol.

4) Bahan:

Darah kapiler.

5) Metode:

Automatik.

6) Reagen:

Stik Bene Check.

7) Cara Kerja:

a) Alat dan Stik Bene Check disiapkan.

b) Lanset dipasang pada auto klik.

c) Ujung jari didesinfektan dengan menggunakan kapas

alkohol.

d) Tekan jari tengah hingga merah kemudian ditusuk dengan

menggunakan auto klik.

e) Darah yang pertama keluar dilap dengan tisu kemudian

darah yang keluar selanjutnya dimasukkan pada Stik Bene

Check sampai batas yang ditentukan.

f) Hasil akan muncul pada layar setelah ± 30 detik.


31

8) Nilai Normal:

a. Laki-Laki :4,4-7,6 mg/dl

b. Perempuan : 2,3-6,6 mg/dl

Gambar 10. Bene Check

c. Pemeriksaan Kolesterol

1) Tujuan: mengetahui kadar kolesterol pasien.

2) Prinsip: Stick kolesterol dalam alat Multicare ditetesi darah

akan terbaca kadar kolesterol dalam darah.

3) Alat:

Kolesterol Multicare, lancet, Autoklik, tisu, kapas alkohol.

4) Bahan:

Darah kapiler.

5) Metode:

Automatik.

6) Reagen:

Stik Cholestrol Multicare.

7) Cara Kerja :
32

a) Cek kode alat Stik Cholestrol Multicare.

b) Lanset dipasang pada Auto Klik.

c) Ujung jari didesinfektan dengan menggunakan kapas

alkohol.

d) Tekan jari tengah hingga merah kemudian ditusuk dengan

menggunakan Auto Klik.

e) Darah yang pertama keluar dilap dengan tisu kemudian

darah yang keluar selanjutnya dimasukkan pada Stik

Multicarein sampai batas yang ditentukan.

f) Hasil akan muncul pada layar setelah ± 30 detik.

8) Nilai Normal

< 200 mg/dl

.
Gambar 11. Cholesterol Multicare

d. Pemeriksaan Trigliserid

1) Tujuan: mengetahui kadar Trigliserid pasien.

2) Prinsip: Stick Trigliserid dalam alat Multicareditetesi darah

akan terbaca kadar Trigliserid dalam darah.


33

3) Alat :

Trigliserid Multicare, Auto Klik, tisu, kapas alkohol.

4) Bahan :

Darah kapiler.

5) Metode :

Automatik.

6) Reagen :

Stik Triglycerides Multicarein.

7) Cara Kerja :

a) Cek kode alat stik Triglycerides Multicare.

b) Lanset dipasang pada Auto Klik.

c) Ujung jari didesinfektan dengan menggunakan kapas

alkohol.

d) Tekan jari tengah hingga merah kemudian ditusuk dengan

menggunakan Auto Klik.

e) Darah yang pertama keluar dilap dengan tisu kemudian

darah yang keluar selanjutnya dimasukkan pada Stik

Triglycerides Multicarein sampai batas yang ditentukan.

f) Hasil akan muncul pada layar setelah ± 30 detik.

8) Nilai Normal :

<150 mg/dl.
34

Gambar 12.Triglycerides Multicare

3) Pemeriksaan Serologi :

a. Pemeriksaan Widal

1) Alat :

Spuit, tabung Centrifuge, kapas alkohol 70%, Centrifuge

listrik, mikropipet, objek glass.

2) Bahan :

Darah vena atau kapiler.

3) Metode :

Mengukur Titer Aglutinasi.

4) Reagen :

a) Salmonella Typhi – H

b) Salmonella Typhi - O

c) Salmonella Typhi - A

d) Salmonella Typhi – B

5) Cara Kerja :
35

a) Masukkan sampel darah 1-2 ml dalam tabung Centrifuge.

b) Tabung Centrifuge diputar pada alat Centrifuge dengan

kecepatan putar 3000 rpm sampai berbentuk serum.

c) Ambil serum dengan pipet 0,02 ml dan letakkan pada

objek glass sesuai jumlah reagen yang ada.

d) Tambahkan reagen yang berada pada masing-masing

serum dengan volume serum.

e) Dengan pengaduk campur serum dengan reagen.

f) Objek glass digoyang-goyangkan selama 1 menit untuk

masing-masing reagen.

g) Amati adanya aglutinasi.

h) Widal dinyatakan positif bila terjadi aglutinasi.

i) Widal dinyatakan negatif bila tidak terjadi aglutinasi.

Bila widal positif dilanjutkan pemeriksaan Kuantitatif

Metode Slide yaitu:

a) Dengan pipet 0,1 ml teteskan serum pada slide kaca

sebanyak 0,01 ml dan 0,05 ml.

b) Lakukan tindakan seperti pada abjad d sampai g.

c) Interpretasi:

(1) 0,01 Sebanding Dengan Kadar1/160

(2) 0,05 Sebanding Dengan Kadar 1/320

1) Nilai Normal :

a) Salmonella Typhi H : Negatif /-


36

b) Salmonella Typhi O : Negatif /-

c) Salmonella Typhi A : Negatif /-

d) Salmonella Typhi B : Negatif /-

Gambar 13. Reagen Pemeriksaan Widal

b. Pemeriksaan HBsAg

1) Tujuan : mendeteksi antigen permukaan Virus Hepatitis B

dalam serum pasien.

2) Prinsip: HBsAg dalam sampel akan berikatan dengan anti

HBs Colloidal Gold Konjugat membentuk komplek yang

akan bergerak melalui membran area test yang telah dilapisi

oleh anti HBs, kemudian terjadi reaksi membentuk garis

berwarna merah muda keunguan yang menunjukkan hasil

positif.

3) Alat :

Kapas alkohol, Reagen Strip HBsAg.

4) Bahan:

Darah Vena.

5) Cara Kerja :

a) Alat dan bahan disiapkan.


37

b) Dilakukan pengambilan darah vena.

c) Darah dimasukkan dalam tabung EDTA dihomogenkan

beberapa menit.

d) centrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm

e) Plasma yang sudah terpisah dicelupkan reagen strip

HbsAg selama 10-15 menit tidak boleh melewati batas

maksimal.

f) Hasil dibaca tidak boleh lebih dari 20 menit.

6) Cara Pembacaan Hasil :

a) Positif : bila muncul dua garis pada daerah kontrol (C) dan

pada daerah Test (T).

b) Negatif : bila hanya muncul satu garis pada daerah

Kontrol (C).

c) Invalid : bila garis Kontrol (C) tidak muncul saat

dilakukan pemeriksaan.

Gambar 14. Strip HbsAg

c. Pemeriksaan HIV
38

1) Prinsip : Mendeteksi antibodi pada serum atau plasma atau

Whole Blood yang berikatan pada antigen pada strip.

2) Alat :

Spuit, kapas alkohol, Rapid Test HIV.

3) Bahan :

Darah vena.

4) Metode :

Rapid Test.

5) Reagen :

Buffer Assay.

6) Cara Kerja :

a) Alat dan bahan disiapkan.

b) Sampel darah diteteskan ke dalam lubang sampel

kemudian lanjutkan meneteskan 4 tetes Reagen Buffer

Assay.

c) Hasil dibaca antara 10-15 menit setelah meneteskan

sampel.

d) Pembacaan dilakukan tidak boleh lebih dari 15 menit.

7) Interpretasi Hasil :

a) Negatif : bila hanya terdapat 1 garis merah pada daerah

control.

b) Positif : bila terdapat 2 garis merah daerah control dan

test.
39

c) Invalid : tidak terdapat garis merah pada daerah control

dan test.

Gambar 15. Rapid Test HIV

4) Pemeriksaan Bakteriologi :

a. Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam

1) Tujuan : Menentukan bakteri Mycobacterium tuberculosis

pada sampel sputum pasien.

2) Alat :

Lampu spritus, lidi, botol desinfektan (larutan klorin),

antiseptik objek glass, etiket dan lem, desinfektan (larutan

klorin), dan masker.

3) Bahan :

Sputum/Dahak.

4) Cara Kerja :

a) Pembuatan Sediaan BTA :

(1) Bersihkan obyek glass, beri etiket (no identitas dengan

menggunakan pensil pada bagian trosted) dan bebaskan

lemak dengan cara lewati di atas api lampu spritus.


40

(2) Buat pola ukuran 3 x 2 cm.

(3) Ambil sputum dengan lidi yang ujungnya telah pipih

sebanyak 1 ose (± sebanyak biji kacang hijau) dan oleskan

pada obyek glass dengan gerakan spiral sampai penuh satu

pola.

(4) Bila kurang tebal bisa ditambahkan lagi sampai ketebalan

sedang.

(5) Keringkan di udara terbuka sampai benar-benar kering.

(6) Masukkan lidi ke botol berisi desinfektan.

(7) Setelah sediaan kering difiksasi dengan cara lewatkan di

atas api lampu spritus 3 kali.

b) Pewarnaan Sediaan BTA dengan Pewarnaan Ziehl

Neelsens :

(1) Sediaan diletakkan di atas rak pewarnaan dengan

apusan menghadap atas.

(2) Preparat dituang pewarna ZNA sampai menutup kaca

sediaan.

(3) Sediaan dipanaskan dengan melewatkan nyala api di

bawah sediaan hingga keluar uap tetapi jangan sampai

mendidih diamkan selama 10 menit.

(4) Sediaan dicuci dengan air mengalir.


41

(5) Pewarna ZNB dituang diatas sediaan sehingga warna

merah dari ZNA hilang, bila masih merah ulangi

sebanyak 1 kali.

(6) Setelah dicuci dengan air mengalir.

(7) Pewarna ZNC dituang di atas sediaan, biarkan kurang

lebih 1 menit.

(8) Sediaan dicuci dengan air mengalir.

(9) Sediaan dikeringkan pada suhu kamar.

c) Pemeriksaa Sediaan

(1) Sediaan yang telah diwarnai dan dikeringkan

diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran

obyektif 100x.

(2) BTA dicari yang berbentuk batang dan berwarna

merah paling sedikit 100 lapang pandang dengan

cara menggeser sediaan ke kiri ke kanan kemudian

ke bawah.

(3) Sediaan yang sudah diperiksa dilap dengan kapas

xylol kemudian disimpan dalam kotak sediaan.

5) Pembacaan:

Pembacaan hasil pemeriksaan BTA dilakukan dengan

menggunakan skala IUATLD sebagai berikut:

a) Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang :

Negatif.
42

b) Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang ditulis

jumlah kuman yang ditemukan.

c) Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang :

Positif 1.

d) Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang (minimal

50 LP) : Positif 2.

e) Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandang (minimal

50 LP) : Positif 3.

b. Pemeriksaan Neisseria Gonorhea (NGO)

1) Tujuan : Mengetahui adanya Neisseria Gonorhea (NGO)

dalam sediaan sekret vagina atau Uretra.

2) Alat :

Ose, obyek glass, jembatan pengecatan, dan mikroskop.

3) Bahan :

Sekret vagina atau Uretra.

4) Reagen :

a) Larutan Carbol Gentian Violet.

b) Larutan Lugol.

c) Larutan Carbol Fuchsin.

5) Cara Kerja :

a) Pengambial Sekret:

(1) Laki-laki: Bersihkan lubang kemaluan dengan kapas

lidi yang dibasahi dengan larutan saline. Dengan tekan


43

yang ringan pada alat kemaluan diurut dari bagian

pangkal ke arah ujung (belakang ke depan). Sekret

yang didapat dioleskan pada kaca obyek. Kemudian

dilebarkan dengan memakai loop tersebut sehingga

didapatkan sediaan yang cukup tipis.

(2) Perempuan : Pasien berbaring terlentang dengan kedua

lutut ditekuk pada kursi Obstetrik. Masukkan

spekulum steril dengan hati-hati dan spekulum dibuka.

Masukkan ujung kapas lidi dan oleskan pada daerah

endocervix. Gerakkan kapas lidi melingkar ke kanan

dan diamkan beberapa saat untuk penyerapan. Sekret

yang didapat dioleskan pada kaca objek yang telah

diberi nomor untuk dibuat sediaan.

b) Setelah spesimen dioleskan di objek gelas, biarkan

beberapa saat di udara agar menjadi kering. Setelah

kering, fiksasi dengan melewati di atas nyala api lampu

spritus.

c) Tuangkan larutan Carbol Gentian Violet selama 2-3

menit.

d) Cuci dengan air mengalir.

e) Tuangkan dengan larutan Lugol/lodine selama 1-2 menit.

f) Cuci dengan air mengalir.


44

g) Tuangkan dengan alkohol 95% selama 20-40 detik, lalu

cuci kembali dengan air mengalir.

h) Tuangkan dengan larutan Carbol Fuchsin selam 1-2

menit.

i) Cuci kembali dengan air mengalir.

j) Keringkan.

k) Sediaan yang sudah diwarnai dan sudah kering diperiksa

di bawah mikroskop.

l) Teteskan 1 minyak imersi di atas sediaan dan periksalah

dengan perbesaran objektif 100x dan okuler 10x.

m) Carilah kuman Neisseria Gonorhea (NGO) yang oleh

pengecatan berwarna merah, berbentuk menyerupai

ginjal/biji kopi yang saling berhadapan pada sisi yang

berlekuk dan tersusun dua-dua sehingga disebut

Diplococcus. Kuman dapat terletak di dalam (intraseluler)

maupun luar sel (ekstraseluler) lekosit polimorfonuklear

(PMN).

6) Cara Pelaporan:

a) Bila pemeriksaan ditemukan adanya kuman onococus

maka dilaporkan sebagai: Gram-diplococus intra selluler

+/-. Ektra selluler +/-.


45

b) Bila pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya kuman

gonococcus maka dilaporkan: tidak ditemukan kuman

diplococcus.

Gambar 16. Kuman Neisseria gonorhea (NGO)

5) Pemeriksaan Urin :

a. Pemeriksaan Urin combistik

1) Tujuan: Mendeteksi pH, Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen,

Keton, Nitrit, Darah, Leukosit dan BJ pada urin.

2) Prinsip: Jika terdapat zat kimia yang tinggi dalam urin akan

membentuk perubahan warna pada reagen stip.

3) Alat :

Tabung Reaksi, Centrifuge, Combistik Urin.

4) Bahan:

Urin sewaktu.

5) Metode :

Combistik.

6) Cara Kerja:

a) Masukkan urin dalam tabung reaksi.


46

b) Lalu masukkan stik ke dalam urin.

c) Stik diangkat dan ditekan dengan tisu dengan posisi

miring.

d) Dilihat perubahan warna pada stik ke dalam urin.

e) Perubahan pada stik dicocokkan dengan warna standar.

7) Nilai Normal:

a) PH : 4,6-8,5

b) Protein : Negatif

c) Glukosa urobilin : Negatif

d) Bilirubin : Negatif

e) Keton : Negatif

f) Blood : Negatif

g) Leukosit : Negatif

h) BJ : 1,010-1,025
47

Gambar 17. Interpretasi Hasil Combostik Urin

b. Pemeriksaan Sedimen Urin

1) Tujuan : Mendeteksi unsur-unsur sedimen urin tanpa

pewarnaan di bawah mikroskop dengan perbesaran lensa

obyektif 10x dan 40x.

2) Alat :
48

Centrifuge, tabung reaksi, pipet pasteur, obyek glass, deck

glass, mikroskop.

3) Bahan :

Urin sewaktu.

4) Metode :

Mikrokopis.

5) Cara Kerja :

a) Masukkan urin ke dalam tabung centrifuge dan diputar

selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm.

b) Tuang cairan atas sehingga volume cairan dan sedimen

tinggal kira-kira 1 ml.

c) Sedimen sebanyak 1 tetes diletakkan pada obyek glass dan

ditutup dengan deck glass.

d) Periksa dengan mikroskop dengan perbesaran 40x dan

diambil 1-10 lapang pandang dicatat elemen-elemen yang

ada.

6) Nilai Normal :

 Strip

a) Leukosit : 0-5 /LPB

b) Eritrosit : 0-1 /LPB

c) Silinder : Negatif
49

d) Kristal : Negatif

e) Epitel :

a. Perempuan : Positif

b. Laki-Laki : Negatif

 Sedimen

a) Eritrosit : 0-2

b) Leukosit : 0-4

c) Epitel : 10 sel per lapang pandang

d) Kristal : tidak ditemukan

e) Bakteri : tidak ditemukan

f) Spermatozoa : tidak ditemukan

g) Silinder : tidak ditemukan

Sedimen urin :

Eritrosit Leukosit

Cystine Yeast
50

Silinder Lilin Silinder Hialin

Silinder Granular Silinder Leukosit

Kristal Triple Phosphate Trichomonas vaginalis

Ca Oxalat Epitel Squamosa


51

Silinder Eritrosit Epitel Tubulus

Eritrosit Dismorfik Oval Fat Bodies

Kristal Triple phosfat Kristal Asam Urat

c. PP Tes (Gravindex)

1) Tujuan : Mengetahui ada tidaknya Hormon Chorionic

Gonadotropin (HCG) dalam urin secara kualitatif.

2) Prinsip : HCG dalam urin akan berikatan dengan anti HCG

(antibodi) yang diletakkan pada kertas membran strip dan

membentuk komplek antigen-antibodi yang menghasilkan

warna.

3) Alat :
52

Test Pack, Botol Penampung Urin, Tisu.

4) Bahan :

Urin sewaktu.

5) Metode :

Imunokromatography Assay.

6) Cara Kerja:

a) Urin dimasukkan ke dalam botol penampung.

b) Celupkan strip tes kehamilan ke dalam sampel urin,

jangan melewati batas garis.

c) Ditunggu beberapa saat sampai timbul garis merah pada

strip.

Gambar 18. Hasil Pemeriksaan Kehamilan

7) Interpretasi Hasil :

a) Hasil Positif: apabila pada strip tes kehamilan terdapat dua

garis merah.

b) Hasil Negatif: apabila pada strip tes kehamilan hanya

terdapat satu garis merah.

6) Pemeriksaan Feses
53

1) Tujuan: Mengidentifikasi keberadaan telur cacing dalam

faeses.

2) Prinsip: Adanya telur cacing atau larva cacing dalam feses

dapat diketahui dengan pemeriksaan secara mikroskopis

dengan eosin menggunakan perbesaran lensa obyektif 100x.

3) Alat:

Obyek glass, deck glass, lidi, mikroskop.

4) Bahan :

Feses atau Tinja.

5) Metode :

Mikroskopis dan Makroskopis.

6) Reagen :

Eosin 1% atau Lugol.

7) Cara Kerja :

a) Teteskan 1 tetes Eosin 1% pada obyek glass.

b) Ambil satu pucuk lidi feses, oleskan rata pada tetesan

eosin 1% beri deck glass.

c) Sediaan diperiksa dengan mikroskop dengan perbesaran

10x.

d) Sediaan diamati adanya telur cacing, protozoa dan

elemen-elemen lain yang ada.

8) Nilai Normal :

a) Amoeba = Negatif
54

b) Telur Cacing = Negatif

BAB IV

PEMBAHASAN

Praktek Pembangunan Kesehatan Masyarakat (PPKM) merupakan

salah satu kegiatan yang diwajibkan bagi mahasiswa semester 6 Prodi D3

Analis Kesehatan STIKES Guna Bangsa Yogyakarta. Tujuan utama dari

PPKM ini adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk

mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti praktek

dan teori dalam 5 semester. Kegiatan PPKM dapat memberikan ilmu baru

di lapangan yang belum didapatkan selama perkuliahan.

Kegiatan PPKM dilaksanakan mulai tanggal 2 April sampai dengan

tanggal 28 April 2018 di laboratorium Puskesmas Gamping 1.

Laboratorium ini merupakan salah satu fasilitas pelayanan masyarakat

yang ada di Puskesmas Gamping 1. Laboratorium Puskesmas Gamping 1

memiliki 2 orang laborat yang bertugas setiap hari untuk melayani pasien

yang akan melakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan yang dapat

dilakukan di laboratorium ini yaitu:

1. Hematologi (Pemeriksaan Darah Lengkap, Hitung Leukosit, Hitung

Jenis Leukosit (HJL), KED, Golongan Darah dan Rhesus).


55

2. Kimia Darah (Gula Darah Sewaktu, Gula Darah Puasa, Gula Darah 2

Jam PP, Asam Urat, Kolesterol Total, dan Trigliserid).

3. Imunoserogi (HIV, HbsAg, Widal).

4. Bakteriologi (Bakteri Tahan Asam (BTA) dan Neisseria Gonohea atau

NGO),

5. Urin (Combistik, Sedimen Urin dan PP Test), dan

6. Feses.

Pasien yang datang ke Puskesmas langsung menuju ke bagian

pendaftaran untuk mendapatkan nomor antrian di poli yang tersedia di

Puskesmas. Pasien yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan

menerima blanko pemeriksaan dari dokter, kemudian pasien tersebut

menuju laboratorium untuk mendapatkan nomor antrian dari laboratorium

dan melakukan pemeriksaan. Pasien umum yang datang di Puskesmas

harus melakukan adminitrasi terlebih dahulu, barulah diberi hasil

pemeriksaan. Administrasi merupakan hal yang sangat penting, hal ini

berguna untuk kelancaran analisa sampel. Identitas sampel yang ada pada

blanko permintaan harus memuat beberapa aspek yaitu nomor rekam

medis, nama pasien, nama dokter, alamat poliklinik, jenis pemeriksaan

yang dilakukan, tanggal lahir, jenis kelamin, umur pasien dan alamat

lengkap pasien. Nomor RM digunakan untuk membedakan sampel apabila

terdapat kesamaan nama pasien.

Pasien yang telah menyerahkan blangko permintaan pemeriksaan

dipanggil namanya sesuai dengan nomor urut, dan kemudian diambil


56

darahnya sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan. Pasien yang akan

melakukan pemeriksaan BTA diberikan 2 wadah steril terbuat dari plastik

berwarna bening dengan tutup putih yang digunakan untuk menampung

sputum sewaktu, bangun tidur dan sputum jam 8 pagi. Pasien yang akan

melakukan Pemeriksaan Urin Rutin, Sedimen Urin, Urin Lengkap ( Urin

Rutin dan sedimen) dan PP Test diberikan wadah penampung urin.

Pengambilan sampel urin dilakukan di toilet yang disedikan oleh

Puskemas Gamping 1 yang terletak di belakang Puskesmas Gamping 1.

Sedangkan pasien yang melakukan pemeriksaan feses, diberikan wadah

khusus yang terbuat dari plastik disertai lidi yang digunakan untuk

mengambil sampel feses. Pengambilan dapat dilakukan pagi-pagi di rumah

pasien dan diantar ke Laboratorium Puskesmas Gamping 1 maskimal

dalam waktu1 jam.

Pasien yang sudah menerima hasil pemeriksaan harus

menandatangai blangko permintaan yang berwarna kuning sebagai bukti

bahwa pasien telah menyerahkan sampel serta telah menerima blanko hasil

pemeriksaan. Pasien yang menggunakan kartu BPJS identitasnya

diarsipkan pada buku kuning sedangkan pasien yang tidak mempunyai

kartu jaminan kesehatan diberikan nota pembayaran dan diminta untuk

membayar terlebih dahulu di kasir. Nota pembayaran digunakan sebagai

syarat pengambilan hasil pemeriksaan. Penyerahan hasil pemeriksaan

Laboratorium dilipat untuk menjaga kerahasiaan hasil dari pasien lainnya.

Jenis pemeriksaan yang terdapat di Laboratorium Puskemas Gamping 1


57

terdiri dari Hematologi, Kimia Darah, Serologi, Bakteriologi, Urin, dan

Feses.

Pemeriksaan darah rutin dilakukan secara otomatis dengan

menggunakan alat Hematology Analyzer merk Sysmex, parameter

pemeriksaan yang dapat dikerjakan secara otomatis adalah kadar

hemoglobin, angka leukosit, angka eritrosit, angka trombosit, hematokrit,

MCV, MCH, dan MCHC. Kelebihan menggunakan alat ini adalah

pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat, sampel yang dibutuhkan

sedikit, hasil yang dikeluarkan alat Hematology Analyzer sudah

melalui quality control yang dilakukan oleh laborat. Sedangkan

kekurangannya adalah tidak dapat menghitung sel yang abnormal. Pada

pemeriksaan Hematologi dengan menggunakan alat Hematology Analyzer

apabila hasil yang keluar jauh dari range nilai normal maka dilakukan

pemeriksaan ulang (Duplo) dan apabila hasil kedua masih sangat jauh

dengan range maka dilakukan pemeriksaan dengan metode manual.

Di puskesmas Gamping 1 apabila pasien hanya melakukan hitung

jumlah leukosit maka metode yang digunakan adalah metode manual

dengan menggunakan bilik hitung. Reagen yang digunakan yaitu reagen

Turk dengan perbandingan 1:9 (1 bagian darah vena + 9 bagian reagen

Turk). Pembacaan dilakukan menggunakan mikroskop dengan perbesaran

10x pada 4 kotak kemudian jumlah sel leukosit pada keempat kotak

dijumlahkan dan dikalikan 50.


58

Pemeriksaan KED dilakukan secara manual dengan menggunakan

tabung westergreen dengan perbandingan 4:1 (4 bagian darah vena + 1

bagian natrium sitrat 3,2 %) dan dibaca setelah 1 jam. Pemeriksaan HJL

menggunakan apusan darah dan diwarnai menggunakan cat Wright

kemudian dihitung di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x dalam

100 sel leukosit. Hitung jenis leukosit menggunakan alat Diff counter.

Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus menggunakan metode manual

(slide test), reagen yang digunakan adalah antisera A (biru), antisera B

(kuning), antisera AB (merah muda) dan antisera D (tidak berwarna).

Pembacaan hasil berdasarkan aglutinasi yang terjadi pada masing-masing

antisera yang bercampur dengan spesimen darah.

Pemeriksaan kimia darah terdiri dari pemeriksaan Gula Darah,

Asam Urat, Kolestrol Dan Trigliserid. Semua pemeriksaan kimia darah

dilakukan menggunakan alat POCT dengan sampel darah kapiler. Alat ini

memiliki kelebihan yaitu hasil pemeriksaan segera diketahui, sampel yang

dibutuhkan sedikit, tidak membutuhkan reagen khusus, praktis, dan mudah

digunakan. Kekurangannya adalah akurasinya belum diketahui dan

memiliki keterbatasan yang dipengaruhi oleh kadar hematokrit, intervensi

zat lain (Vitamin C dan Hemoglobin), suhu, volume sampel yang kurang

dan bukan untuk menegakkan diagnosa klinis melainkan hanya untuk

pemantauan kadar.

Pemeriksaan Serologi terdiri dari pemeriksaaan widal, HIV dan

HbsAG. Pemeriksaan widal dilakukan dengan menggunakan metode


59

kualitatif yaitu berdasarkan adanya aglutinasi yang dilihat dibawah

mikroskop. Penentuan titer berdasarkan halus kasarnya aglutinasi yang

terjadi. Semakin kasar aglutinasi semakin tinggi titernya dan begitu juga

sebaliknya. Pemeriksaan HbsAg dan HIV menggunakan metode

Imunokromatografi. Keuntungan dari metode imunokromatografi yaitu

cepat dan mudah dikerjakan. Sedangkan kekurangnya hanya untuk

pemeriksaan Scrining saja, tidak untuk menegakkan diagnosa.

Pemeriksaan HIV menggunakan sampel darah sebanyak 20μLyang

ditambah dengan buffer sebanyak 4 tetes. Sedangkan pemeriksaan HbsAg

menggunakan sampel serum dengan cara mencelupkan strip HbsAg ke

dalam serum. Apabila hasil positif maka dilakukan pemeriksaan ulang

(konfirmasi) menggunakan reagen HbsAg dengan merk lain.

Pemeriksaan Bakteriologi terdiri dari pemeriksaan Bakteri Tahan

Asam (BTA) secara manual menggunakan mikroskop metode langsung.

Perbesaran yang digunakan yaitu 100x dengan minyak imersi.

Pemeriksaan BTA digunakan untuk megetahui keberadaan bakteri BTA

yang berwarna merah dan berbentuk batang. Pemeriksaan BTA sangat

sering dilakukan di Puskesmas Gamping. Pemeriksaan Urin yaitu

pemeriksaan sampel urin secara manual. Pemeriksaan mencakup

paramaeter Urinalisa Rutin (Warna, BJ, PH, Protein, Glukosa, Leokosit,

Keton, Urobilinogen, Nitrit). Pemeriksaan ini menggunakan reagen strip

dan hasil dibaca secara langsung dengan mencocokan dengan diagram

warna pada label botol reagen, kemudian dilakukan pemeriksaan sedimen


60

urin. Pemeriksaan sedimen digunakan untuk melihat adanya kristal-kristal

dan sedimen di dalam urin, dilakukan secara manual dengan mikroskop.

Pemeriksaan Feses dilakukan secara manual menggunakan mikroskop

metode langsung dengan pewarna eosin 1%. Pemeriksaan feses rutin

digunakan untuk mengetahui keberadaan telur cacing, sel-sel darah, parasit

dan amoeba. Di Puskesmas Gamping ada program khusus untuk ibu hamil,

sehingga pasien yang positif hamil tidak dikenakan biaya pemeriksaan

laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan untuk ibu

hamil antara lain HIV, HbsAg, dan Hb, Golongan darah dan rhesus.

Kendala yang dihadapi mahasiswa pada saat praktek di Puskesmas

Gamping 1 yang pertama adalah pengambilan darah vena pada pasien anak

kecil, dikarenakan vena kecil dan sering tidak terlihat. Kedua sulit

berkomunikasi dengan pasien dikarenakan beberapa pasien ada yang

menggunakan bahasa Jawa. Perbedaan pemeriksaan antara di kampus dan

di Puskesmas Gamping 1 yaitu, kebanyakan di kampus masih

menggunakan alat yang manual sedangkan untuk Puskesmas Gamping 1

sudah menggunakan alat otomatis seperti contoh alat Hematology Analyzer

dan alat Kimia Darah (Kolestrol, Gula Darah, Trigliserid dan Asam Urat).

Pemeriksaan yang belum pernah dilakukan di kampus adalah Nisseria

Gonorhea (NGO). Manfaat dari kegiatan PPKM ini adalah dapat

menambah pengetahuan dan wawasan yang luas bagi praktikan karena

banyak hal baru yang sebelumnya belum didapatkan oleh praktikan selama

di kampus. PPKM ini juga melatih praktikan dalam melakukan tugas


61

sebagai tenaga kerja analis kesehatan baik dalam hal bersosialisasi,

beradaptasi, maupun dalam pemeriksaan laboratorium.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan PPKM yang dilaksanakan di Puskesmas

Gamping 1 selama 4 minggu yaitu dari tanggal 2 April sampai dengan

tanggal 28 April 2018 dapat berjalan dengan baik. Mahasiswa dapat

melakukan pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat dan menerapkan

ilmu pengetahuan serta keterampilan kepada masyarakat.

Pemeriksaan laboratorium sangat penting sehingga dalam

melaksanakan kerja harus benar-benar menguasai materi dan mempunyai

skill dan keahlian praktek yang baik dalam bidangnya. Sehingga seorang

analis dituntut untuk bekerja secara baik. Dengan adanya kegiatan PPKM

ini bisa melatih kemampuan praktek kerja dengan baik dan menghindari

setiap kesalahan yang mungkin terjadi.

B. Saran
62

Puskesmas Gamping 1 dapat menjadi lebih baik lagi dengan

kualitas yang lebih baik, berjalan sesuai Visi dan Misi. Terutama petugas

laboratorium diharapkan tetap mempertahankan kualitas kerja dengan

cepat, akurat, inovatif, dan terpercaya. Meningkatkan kualitas kesehatan di

masyarakat dan selalu mempertahankan kekompakan antar tim di

laboratorium Puskesmas Gamping 1.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Profil Puskesmas Gamping 1. Yogyakarta


63

LAMPIRAN

Blanko Hasil Pemeriksaan Blanko Hasil Pemeriksaan


64

Alat Autoklik Alkohol Swab

Tabung Vakum
Strip Pemeriksaan Trigliserida,
Cholestrol, Hemoglobin
65

Safety Box Tempat Sampah Non Medis

Tempat Sampah Medis Kursi Sampling


66

Spuit Turniquet
67
68

Plaster

Anda mungkin juga menyukai