Anda di halaman 1dari 10

PPG PGSD

Nama : Fatim Firman Sari


No. UKG / NIM : 201503767416 / 22121298243
Kelas : 004 / D

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Kelas Rendah ( Kelas II )

Masalah yang
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
telah diidentifikasi
1 Pedagogik Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
Guru masih 1. Rahayu,Firmansyah (2018) Pengembangan
menggunakan pembelajaran inovatif berbasis pendampingan bagi guru 1 Pembelajaran yang dilakukan guru monoton
model pembelajaran sekolah dasar 2 Guru hanya berpedoman pada buku sehingga
konvensional Rahayu, G. D. S., & Firmansyah, D. (2019). pembelajaran menjadi kurang aktif dan menarik
Pengembangan pembelajaran inovatif berbasis peserta didik
pendampingan bagi guru sekolah dasar. Abdimas 3 Guru kurang melibatkan peserta didik untuk lebih aktif
Siliwangi, 1(1), 17-25. dalam belajar di kelas sehingga pembelajaran tidak
http://dx.doi.org/10.22460/as.v1i1p17-25.36 hanya berfokus pada guru saja
4 Kurang adanya pelatihan-pelatihan pembelajaran
2. Nasrun,dkk (2018) Pendampingan model pembelajaran inovatif yang dilakukan guru
inovatif di sekolah dasar,Medan
Nasrun, N., Faisal, F., & Feriyansyah, F. (2018).
Pendampingan Model Pembelajaran Inovatif di Sekolah
Dasar Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 24(2), 671-676.
https://doi.org/10.24114/jpkm.v24i2.10359

Wawancara dengan guru / teman sejawat :


Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )
1. Metode pembelajaran yang dilakukan kurang bervariasi
2. Usia memasuki pensiun sehingga guru enggan
mempelajari pembelajaran inovatif
Wawancara dengan kepala sekolah :
Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Kurangnya pembelajaran yang inovatif dari guru
2. Motivasi guru dalam menerapkan pembelajaran inovatif
rendah

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Kompetensi guru dalam menerapkan pembelajaran
inovatif rendah
2. Guru kurang mengikuti pelatihan-pelatihan
pembelajaran inovatif

Literasi Sumber Kajian Literatur Jurnal : Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
Peserta didik masih 1. Aritonang (2008) mengatakan bahwa faktor utama yang
memiliki semangat mempengaruhi minat dan motivasi belajar adalah cara 1 Peserta didik belum muncul minat baca
belajar yang rendah mengajar guru, karakter guru, suasana kelas tenang dan 2 Kurangnya pembiasaan sebelum memulai pembelajaran
nyaman, dan fasilitas belajar yang digunakan. 3 Sarana penunjang peserta didik untuk membaca kurang
Aritonang, K. T. (2008). Minat dan motivasi dalam seperti perpustakaan dan pojok baca di kelas
meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal pendidikan 4 Peserta didik merasa bosan di kelas
penabur, 7(10), 11-21. 5 Guru kurang menerapkan pembelajaran inovatif
https://www.academia.edu/download/35904799/Hal._11-
21_Minat_dan_motivasi_belajar.pdf

2. Werdayanti (2008) mengatakan bahwa ada pengaruh


antara kompetensi guru dalam proses belajar di kelas dan
fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa.
Werdayanti, A. (2008). Pengaruh Kompetensi Guru dalam
Proses Belajar Mengajar di Kelas dan Fasilitas Guru
Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Dinamika
Pendidikan, 3(1).
https://doi.org/10.15294/dp.v3i1.434
Wawancara dengan guru / teman sejawat :
Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )
1. Belum muncul minat membaca
2. Kurangnya pembiasaan literasi setiap sebelum
pembelajaran
3. Peserta didik tidak mendapat perhatian dari orang tua
oleh karena orang tua sibuk bekerja
4. Peserta didik merasa bosan di dalam kelas karena
pembelajaran kurang variatif.

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Ada dua faktor motivasi yang mempengaruhi siswa yaitu
internal
(kebiasaan dari siswa tersebut dan psikologi siswa) dan
eksternal (lingkungan serta orang tua)
2. Sumber-sumber bacaan kurang variatif baik dipojok
baca maupun perpustakaan

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang
inovatif
2. Kurangnya dukungan dan perhatian dari orang tua

Numerasi : Sumber Kajian Literatur Jurnal : Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
Kemampuan 1. Febiola (2020) mengatakan bahwa penggunaan media
berhitung pembelajaran pohon angka berdampak terhadap 1 Budaya kurang kerja keras dapat terlihat dengan
penjumlahan dan kemampuan berhitung permulaan anak pemakaian kalkulator sehingga peserta didik
pengurangan siswa Febiola, K. A. (2020). Peningkatan kemampuan mengabaikan proses kerja keras
kelas 2 masih berhitung permulaan anak usia dini melalui 2 Peserta didik dituntut untuk mempelajari begitu
rendah pengembangan media pembelajaran pohon banyak materi sesuai kurikulum dengan waktu
angka. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 3(2), 238- terbatas, sehingga membuat peserta didik merasa
248. terbebani
https://doi.org/10.23887/jippg.v3i2.28263 3 Guru menilai pekerjaan Matematika siswanya hanya
dari jawaban akhirnya saja sehingga membuat siswa
2. Afriani (2019) mengatakan bahwa metode jarimatika malas untuk berproses
dapat meningkatkan keterampilan aritamtika 4 Orang tua mengandalkan proses belajar telah selesai
dibandingkan metode drill. Afriani, D., Fardila, A., di sekolah sehingga perkembangan siswa tidak
Septian, G. D., Margakaya, S., Ciranggon, J., terpantau di rumah
Karawang, P. M., ... & Cimahi, K. (2019). Penggunaan 5 Guru kurang mengoptimalkan pembelajaran yang
metode jarimatika dalam meningkatkan kemampuan inovatif
berhitung perkalian pada siswa sekolah dasar. Journal 6 Peserta didik kurang mengulang pembelajaran
of Elementary Education, 2(05), 191- matematika di rumah
196.http://dx.doi.org/10.22460/collase.v2i5.3342

Wawancara dengan guru / teman sejawat :


Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )

1. Peserta didik kurang berlatih dalam mengulang


pelajaran penjumlahan dan pengurangan
2. Peran orang tua yang kurang membimbing anaknya
dalam belajar

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Tidak adanya pembiasaan numerasi di awal
pembelajaran
2. Disebabkan faktor internal, seperti sikap siswa,minat
belajar dan kemampuan penginderaan
3. Disebabkan faktor eksternal, seperti lingkungan
keluarga kurang memperhatikan

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Pembelajaran kurang menarik bagi peserta didik
2. Matematika mengesankan pelajaran yang sulit bagi
peserta didik
3. Guru tidak memberikan cara penyelesaian soal
matematika dengan cara yang mudah

2 Peserta didik sulit Sumber Kajian Literatur Jurnal : Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
memahami materi 1. Subali,dkk (2012) Pengembangan CD pembelajaran
pelajaran lagu anak untuk menumbuhkan pemahaman siswa. 1. Memberikan pembelajaran yang inovatif
Subali, B., & Handayani, L. (2012). Pengembangan CD 2. Pengulangan kembali pelajaran yang sudah diajarkan
pembelajaran lagu anak untuk menumbuhkan oleh guru di rumah
pemahaman sains siswa Sekolah Dasar. Jurnal 3. Melakukan pelatihan untuk guru
pendidikan fisika Indonesia, 8(1). 4. Melakukan pembiasaan di sekolah dengan
https://doi.org/10.15294/jpfi.v8i1.1991 mengadakan literasi

2. Khotimah,dkk (2021) mengatakan bahwa penerapan


media gambar dapat digunakan untuk meningkatkan
konsentrasi belajar pada anak.
Khotimah, S. H., Sunaryati, T., & Suhartini, S. (2020).
Penerapan media gambar sebagai upaya dalam
peningkatan konsentrasi belajar anak usia dini. Jurnal
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 676.
DOI:%2010.31004/obsesi.v5i1.683

Wawancara dengan guru / teman sejawat :


Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )

1. Pembelajaran dianggap menakutkan


2. Pemahaman literasi masih kurang
3. Guru kurang memberikan variasi yang menyenangkan
dalam pembelajaran

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Dipengaruhi oleh kemampuan siswa yang berbeda
2. Pola asuh dan kegiatan yang dilakukan di rumah
3. Metode guru kurang tepat

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Cara penyampaian guru kurang dimengerti oleh siswa
2. Motivasi siswa rendah

3 Kurangnya Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
kepedulian orang 1. Mahmudi,dkk (2020) Hubungan perhatian orang tua
tua siswa terhadap terhadap hasil belajar kognitif 1. Ada beberapa siswa yang broken home, orang tua
perkembangan Mahmudi, A., Sulianto, J., & Listyarini, I. (2020). sudah berpisah sehingga hubungan siswa dan orang
belajar siswa Hubungan perhatian orang tua terhadap hasil belajar tua menjadi kurang harmonis
kognitif siswa. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, 3(1), 2. Ketidakhadiran orang tua saat diundang oleh guru
122-129. untuk membahas perkembangan siswa
https://doi.org/10.23887/jp2.v3i1.24435 3. Orang tua sibuk bekerja sehingga kurang
memperhatikan perkembangan anaknya
2. Safitri,Nurhayati (2018) Pengaruh perhatian orang tua 4. Relasi antara guru dan orang tua kurang terjalin
terhadap prestasi belajar siswa di sekolah. dengan baik karena orang tua khawatir jika harus
Safitri, S., & Nurhayati, N. (2018). Studi Pustaka: berkontribusi dalam memperindah kelas
Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Di Sekolah. Journal of Educational
Review and Research, 1(2), 64-67.
https://dx.doi.org/10.26737/jerr.v1i2.1624
Wawancara dengan guru / teman sejawat :
Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )

1. Orang tua sibuk bekerja sehingga kurang perhatian ke


anaknya
2. Orang tua menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya
kepada sekolah
3. Orang tua lebih antusias akan undangan KJP (Kartu
Jakarta Pintar ) dari pada undangan guru soal
perkembangan siswa
Wawancara dengan kepala sekolah :
Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Orang tua jarang dilibatkan dalam rapat sekolah
2. Orang tua sibuk bekerja
3. Faktor keluarga yang broken home
Wawancara dengan pakar :
Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Karena faktor lingkungan sekitar yang kurang peka dengan
pendidikan
2. Faktor keluarga yang broken home
3. Kesibukan orang tua yang bekerja

4 Guru tidak berusaha Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
menggunakan 1. Rahayu,Firmansyah (2018) Pengembangan 1. Kurangnya pelatihan pembelajaran inovatif pada guru
model-model pembelajaran inovatif berbasis pendampingan bagi guru 2. Supervisi dan Pengawas kurang berjalan dengan baik
pembelajaran yang sekolah dasar sehingga guru merasa nyaman dengan pembelajaran
inovatif Rahayu, G. D. S., & Firmansyah, D. (2019). konvensional
Pengembangan pembelajaran inovatif berbasis 3. Pemahaman dan penguasaan guru tentang model-
pendampingan bagi guru sekolah dasar. Abdimas model pembelajaran inovatif masih kurang
Siliwangi, 1(1), 17-25. 4. Kurangnya motivasi guru untuk membuat model
http://dx.doi.org/10.22460/as.v1i1p17-25.36 pembelajaran yang inovatif
5. Guru membuat media yang menarik agar menarik
2. Nasrun,dkk (2018) Pendampingan model pembelajaran siswa
inovatif di sekolah dasar,Medan
Nasrun, N., Faisal, F., & Feriyansyah, F. (2018).
Pendampingan Model Pembelajaran Inovatif di Sekolah
Dasar Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 24(2), 671-676.
https://doi.org/10.24114/jpkm.v24i2.10359

Wawancara dengan guru / teman sejawat :


Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )
1. Guru kurang paham terhadap pembelajaran inovatif
2. Guru sudah nyaman dengan model konvensional
sehingga untuk berpikir kreatif dan inovatif kurang

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Guru kurang perencanaan
2. Guru tidak memiliki integritas

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Guru kurang memiliki wawasan tentang
pembelajaran inovatif
2. Guru perlu mengikuti pelatihan-pelatihan
pembelajaran yang inovatif

5 Pembelajaran di Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
kelas masih belum 1. Sofyan (2019) tentang Implementasi HOTS pada
berbasis HOTS kurikulum 2013 1 Guru enggan belajar tentang pembelajaran berbasis
Sofyan, F. A. (2019). Implementasi HOTS pada HOTS
kurikulum 2013. INVENTA: Jurnal Pendidikan Guru 2 Guru kurang mengikuti pelatihan mengenai
pembelajaran berbasis HOTS
Sekolah Dasar, 3(1), 1-9. 3 Diberikan kegiatan yang meningkatkan motivasi
https://doi.org/10.36456/inventa.3.1.a1803 4 Guru harus membiasakan pembelajaran dengan
soal HOTS
Wawancara dengan guru / teman sejawat :

Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )

1. Guru belum membiasakan pembelajaran dengan soal


HOTS
2. Siswa belum memahami materi dan siswa belum
mengerti perintah soal
Wawancara dengan kepala sekolah :
Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Keterbatasan pengetahuan guru dalam konsep hots


2. Guru belum membiasakan pembelajaran dengan soal
HOTS

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Guru belum membiasakan memberikan soal-soal
HOTS
2. Peserta didik belum mampu berpikir HOTS

6 Guru masih belum Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
mengoptimalkan 1. Aka (2017) mengatakan untuk meningkatkan Kurangnya pengetahuan dan pemahaman guru tentang TIK
pemanfaatan kemampuan dalam memanfaatkan TIK guru perlu terus 1 Guru memasuki usia pensiun sehingga enggan
teknologi informasi ( melatih pembelajaran berbasis TIK dan mengikuti mempelajari pembelajaran inovasi berbasis teknologi
TIK ) dalam pelatihan-pelatihan. 2 Minimnya pelatihan yang didapat oleh guru tentang
pembelajaran Aka, K. A. (2017). Pemanfaatan Teknologi Informasi TIK
Dan Komunikasi (TIK) Sebagai Wujud Inovasi Sumber 3 Kurangnya kemampuan guru dalam mengoperasikan
Belajar Di Sekolah Dasar. ELSE (Elementary School PC/Laptop
Education Journal): Jurnal Pendidikan Dan 4 Guru harus mengikuti pelatihan TIK
Pembelajaran Sekolah Dasar, 1(2a). 5 Harus ada motivasi dari diri sendiri untuk berinovasi
http://dx.doi.org/10.30651/else.v1i2a.1041

2. Cholik (2017) Pemanfaatan teknologi informasi dan


komunikasi untuk meningkatkan pendidikan di
Indonesia
Cholik, C. A. (2017). Pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi untuk meningkatkan pendidikan di
Indonesia. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 2(6), 21-30.
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-
literate/article/view/130

Wawancara dengan guru / teman sejawat :


Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )

1. Guru kurang menguasai pengoperasian TIK

2. Guru telah memasuki usia pensiun sehingga tidak mau


belajar TIK

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Internal guru tersebut tidak peka terhadap teknologi
2. Sumber daya yang ada tidak digunakan dengan baik

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Guru memasuki usia pensiun sehingga menganggap
percuma belajar TIK
2. Guru kurang mengikuti pelatihan-pelatihan teknologi
berbasis komputer

Anda mungkin juga menyukai