Bab 1 - 3 Silvi Yana
Bab 1 - 3 Silvi Yana
BAB I
PENDAHULUAN
pada umumnya masih tergolong sebagai remaja. Monks (dalam Yulianti, 2019)
juga mengemukakan bahwa masa remaja global terjadi antara usia 12-21 tahun,
dengan tahapan usia 12-15 tahun sebagai masa remaja awal, 15-18 tahun sebagai
masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun sebagai masa remaja akhir. Pernyataan
ini sejalan dengan pandangan Rice (dalam Dariyo, 2004) bahwa sebagian besar
dari orang tua, mencapai kemandirian dan kebebasan, mempersiapkan diri untuk
membentuk konsep moral. Menurut Arneet (dalam Rohyati & Purwandari, 2015),
masa transisi atau peralihan remaja yang dijalani oleh mahasiswa adalah waktu di
mana mereka mencari identitas melalui berbagai sumber seperti keluarga, teman
diharapkan mampu menyelesaikan studinya sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan. Orang tua juga berharap agar anak-anak mereka segera mendapatkan
gelar yang prestisius. Tuntutan dan dorongan baik dari diri sendiri, orang tua,
dalam perjalanan mereka untuk lulus dari Perguruan Tinggi. Salah satu kesulitan
yang sering dihadapi oleh mahasiswa adalah menyelesaikan tugas akhir atau
skripsi menjadi salah satu prasyarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Dalam
proses bimbingan skripsi, banyak mahasiswa yang harus berjuang keras untuk
pembimbing, dan sering kali diminta untuk melakukan perbaikan. Hal ini terjadi
yang telah ditetapkan. Skripsi dapat menjadi sumber stres bagi sebagian
mahasiswa, namun bagi yang lain, dapat dianggap sebagai tantangan positif yang
Stres yang dialami oleh mahasiswa disebabkan oleh berbagai kesulitan yang
terjadi adalah kurangnya orientasi terhadap masa depan, yang dapat memicu rasa
4
malas, hambatan keuangan, dan kesulitan dalam mencari sumber pustaka (Utomo,
2009). Selain itu, mahasiswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan tema
dan judul skripsi, mengungkapkan ide-ide secara tertulis, serta menemukan subjek
mahasiswa perlu memiliki keyakinan dalam diri mereka sendiri. Keyakinan atau
mengatasi kesulitan.
dan mencapai hasil yang diinginkan. Efikasi diri mempengaruhi aktivitas yang
1997). Efikasi diri individu dapat bervariasi berdasarkan tiga dimensi, yaitu
perilaku tertentu atau mencapai tujuan yang ditetapkan (Ormrod, 2008). Selain
itu, gender merupakan perbedaan dan peran sosial yang dibentuk oleh masyarakat,
termasuk tanggung jawab yang terkait dengan laki-laki dan perempuan. Teori
efikasi diri yang dikemukakan oleh Bandura (1997) juga mendukung pandangan
ini, bahwa semakin tinggi efikasi diri seseorang, semakin percaya diri individu
semakin rendah efikasi diri, individu akan kurang percaya diri terhadap
penting, yang diharapkan individu memiliki. Oleh karena itu, individu diharapkan
5
untuk memiliki kepercayaan diri yang tinggi agar dapat mencapai hasil yang
Penelitian yang dilakukan oleh Santrock (2008) juga mendukung hal ini,
dengan menunjukkan bahwa efikasi diri memiliki peran penting sebagai faktor
pilihan aktivitas. Individu dengan efikasi diri tinggi cenderung memiliki sikap
yang tekun dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi kegagalan atau
melalui metode wawancara dengan mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang
Cuplikan wawancara 1.
“…. Hm udah di semester akhir ini kaya berat aja sih kak, apa lagi dalam
menyusun skripsi ini. Entah bisa aku selesaikan ini kak mana sekarang udah
semester 9, udah melewati target aku pertama kali untuk lulus cumlaude.
Sekarang udah kaya enggak percaya diri aja sih, ribet kali lah skripsi ni mana
sama syarat daftar sidang di UIN ni kak, apalagi asrama tu.…” (AS
(perempuan), Wawancara Personal, 11 Desember 2022).
Cuplikan wawancara 2.
“.... semoga semester ini lulus sih ya, udah ngak enak juga telat kali, asik
kena marah aja sama orang tua. Hmm kalau dibilang percaya selesai apa enggak
ya harus percaya aja sih, Cuma ya itu ada sekali keraguan dalam diri bisa selesai
apa enggak, kaya ada ketakutan dalam diri juga karena enggak enak ya masih
ditanggung sama orang tua. Terus ya taulah sendiri kan dikampus kita ni masuk
mudah keluar susah haha....…” (FZ(laki-laki), Wawancara Personal, 11
Desember 2022).
Cuplikan wawancara 3.
“....saya belom paham kali cara buat skripsi ini, setiap kali saya bimbingan
selalu banyak kali coretan-coretan yang diberikan oleh dosen pembimbing saya.
Jadi saya malas dan ragu setiap kali mau bimbingan, akhirnya enggak percaya
diri sih untuk menyelesaikan skripsi di semester ini.. hmm udah jenuh juga sih
sama ni tugas akhir…” (MA(Laki-laki), Wawancara Personal, 11 Desenber
2022).
6
Cuplikan wawancara 4.
“....kendala saya dalam skripsi ini, ya pada penelitian. Kebetulan penelitian
saya eksperimen, jadi sering gagal dalam percobaan penelitiannya, saya sudah
lama terkendala, sebenarnya saya enggak yakin sih bisa menyelesaikan skripsi
meotde ini hehe, Cuma ya ikut aja kemauan dosen saya. Karena menurut saya
susah kali lah skripsi ni, ribett kali, ya enggak ada kemampuan aja saya dalam
menulis penelitian gini sebenanrya. Entahlah selesai apa enggak semester ni
…”(RP(Perempuan), Wawancara Personal, 12 Desember 2022).
Aceh, baik laki-laki maupun perempuan, cenderung memiliki tingkat efikasi diri
yang rendah dalam menyelesaikan skripsi. Mereka tidak memiliki keyakinan dan
merasa tidak yakin terhadap kemampuan yang dimiliki. Persuasi verbal, yang
merupakan penguatan yang diberikan oleh orang lain, memiliki peran penting
Namun, terdapat perbedaan dalam hal persuasi verbal antara laki-laki dan
mereka. Hal ini disebabkan oleh pandangan negatif terhadap laki-laki dan
topik pembicaraan tidak sering kali berkaitan dengan skripsi. Di sisi lain,
memberikan penguatan dan contoh bagi satu sama lain. Situasi ini memberikan
perempuan, cenderung malas dalam mengerjakan skripsi dan lebih memilih untuk
terlibat dalam kegiatan lain seperti bermain game atau bersosialisasi dengan
dan eksternal. Faktor internal meliputi efikasi diri, motivasi, dan tujuan,
Rostrieningsih, 2010).
Efikasi diri, sebagai salah satu faktor internal, memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa. Menurut Bandura (1997), efikasi diri
hambatan. Selain itu, efikasi diri juga berhubungan dengan rasa kontrol individu
diambil ketika menghadapi hambatan dan kesulitan dalam mencapai tujuan yang
(Bandura, 1997), salah satunya adalah jenis kelamin (gender). Orang tua sering
perempuan.
8
laki dan perempuan. Faktor gender diidentifikasi sebagai salah satu faktor psikis
lebih tinggi dan kerja keras dalam mengerjakan tugas sekolah. Penelitian juga
memiliki kecenderungan prestasi yang lebih rendah karena kurangnya usaha dan
perbedaan dalam efikasi diri berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa yang
B. Rumusan Masalah
penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan efikasi diri ditinjau dari jenis
C. Tujuan Penelitian
untuk mengetahui perbedaan efikasi diri ditinjau dari jenis kelamin pada
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini juga dapat menjadi suatu panduan bagi mahasiswa dengan
mendalam kebenarannya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
skrips, sehingga mahasiswa dapat lebih percaya diri dan yakin terhadap
mahasiswa dalam menyelesaiakan tugas akhir. Selain itu agar UIN Ar-
lebih baik.
E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini dapat diketahui melalui sub-kajian yang sudah ada
penelitian ini, diantara hasil penelitian dahulu yang menurut peneliti terdapat
Efikasi diri Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Skripsi Ditinjau Dari Jenis
Kelamin”. Subjek dalam penelitian ini adalah 80 orang yang terdiri dari 40
dalam penelitian ini diambil dari berbagai universitas di Yogyakarta mulai dari
menggunakan skala likert. Kemudian reabilitas skala efikasi diri tersebut diuji
11
terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu lokasi
Penelitian yang dilakukan oleh Sasmita dan Rustika (2015) yang berjudul
“Peran Efikasi diri dan Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap Penyesuaian
Kedokteran Universitas Udayana”. Subjek dalam penelitian ini adalah 137 orang
Universitas Udayana. Instrumen penelitian ini adalah skala efikasi diri, skala
dukungan sosial teman sebaya, dan skala penyesuaian diri. Populasi dalam
orang. Sampel diambil dari populasi dengan menggunakan teknik simple random
sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu penelitian ini mengguankan variabel
efikasi diri dan variabel dukungan sosial sedangkan peneliti hanya penggunakan
variabel efikasi diri saja, lokasi, dan teknik analisis data penelitian ini
Semester Akhir Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh”. Penelitian ini
skala efikasi diri dan skala pengambilan keputusan karir. Subjek dalam penelitian
ini berjumlah 300 mahasiswa yang diambil dengan teknik quota dan teknik
akan dilakukan oleh peneliti, yaitu pada metode penelitian dan variabel terikat
Penelitian lain juga dilakukan oleh Ulfah (2010) dengan judul “Efikasi diri
Mahasiswa yang Bekerja pada saat Penyusunan Skripsi”. Penelitian ini memiliki
tujuan yaitu mengetahui efikasi diri mahasiswa yang bekerja pada saat
penyusunan skripsi dan hal yang melatarbelakangi efikasi diri mahasiswa yang
bekerja pada saat penyusunan skripsi. Untuk memperoleh data yang diperlukan
dalam penelitian ini digunakan metode wawancara dan observasi. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan masuk 2000 sampai
dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu lokasi, subjek, dan
sampel.
Selain itu, penelitian serupa juga dilakukan oleh Widya (2021) dengan judul
Covid-19”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
self-efficacy dengan flow akademik pada mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh
penelitian ini, seluruh mahasiswa aktif dari angkatan 2017-2020 pada mahasiswa
sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui alat ukur berupa skala likert. Pada
penelitian ini uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi (content validity).
oleh peneliti, yaitu metode dalam penelitian ini menggunakan skala dan likert.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Efikasi diri
diantisipasi dari tindakan yang dilakukan. Dalam hal ini, siswa mungkin meyakini
bahwa tindakan tertentu akan menghasilkan hasil positif, namun juga merasa
individu terhadap sejauh mana mereka dapat berfungsi dengan baik dalam situasi
untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Nurihsan dan Yusuf (2008) juga
menyatakan bahwa efikasi diri melibatkan sikap percaya diri individu terhadap
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, penelitian ini akan lebih fokus
pada definisi efikasi diri menurut Bandura (1997), di mana efikasi diri dipahami
Definisi ini dipilih sebagai acuan dalam penelitian ini karena penjelasannya yang
Dimensi ini terkait dengan tingkat kesulitan tugas yang individu percaya
dalam menghadapi tingkat kesulitan tugas. Jika individu diberi tugas yang diatur
tugas yang dianggap mudah, sedang, dan bahkan yang paling sulit, sesuai dengan
batas kemampuan yang mereka rasakan untuk memenuhi tuntutan perilaku pada
setiap tingkat tersebut. Semakin tinggi tingkat kesulitan tugas, semakin lemah
pada pilihan perilaku berdasarkan hambatan atau tingkat kesulitan tugas atau
tingkat hambatan atau kesulitan dalam suatu tugas atau aktivitas tertentu.
dengan tingkat kesulitan tugas. Semakin tinggi tingkat kesulitan tugas, semakin
individu untuk yakin terhadap kemampuan mereka dalam banyak atau hanya
akan kemampuannya dalam mata kuliah statistik, tetapi tidak yakin akan
kemampuannya dalam mata kuliah bahasa Inggris. Atau, seseorang yang ingin
secara rutin, tetapi tidak yakin akan kemampuannya dalam mengurangi nafsu
makan.
positif.
yang disajikan oleh Bandura (1997), termasuk dimensi tingkat (level), dimensi
pada kejelasan pemahaman dan kesesuaian dengan kondisi subjek yang diteliti.
Ada beberapa faktor yang berpengaruhi efikasi diri menurut Bandura (1997)
antara lain:
individu.
peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir cenderung
c. Sifat dari tugas yang dihadapi: semakin kompleks tugas yang dihadapi
semakin tinggi.
status yang lebih tinggi akan memiliki tingkat kontrol yang lebih
lain, individu dengan status yang lebih rendah akan memiliki tingkat
B. Jenis Kelamin
perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan dalam hal fungsi organ dalam
dan organ luar. Perbedaan jenis kelamin terlihat melalui ciri-ciri fisik dan genetik
yang dapat dilihat dan diidentifikasi (Sears, 2009). Di sisi lain, istilah gender
memiliki dimensi yang berbeda dari segi konsep. Gender mengacu pada dimensi
sosial dan budaya yang mencakup peran dan norma yang dihubungkan dengan
laki-laki dan perempuan. Seks (jenis kelamin) terkait dengan dimensi biologis,
sementara gender terkait dengan dimensi sosial dan budaya (Santrock, 2002).
Istilah jenis kelamin merujuk pada perbedaan anatomi dan fisik yang ada antara
Jenis kelamin mengacu pada pembagian dua kategori biologis yang melekat
pada manusia berdasarkan perbedaan fisik yang ditentukan secara biologis. Di sisi
lain, konsep gender mencakup atribut dan sifat-sifat yang secara sosial dan budaya
dianggap kuat dan rasional (Fakih, 2008). Wade dan Tavris (2007) menjelaskan
bahwa istilah "jenis kelamin" merujuk pada atribut-atribut fisik dan anatomi yang
pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan yang ditentukan oleh norma, adat
dari jenis kelamin biologis, karena jenis kelamin biologis ditentukan pada saat
berbicara. Perempuan memiliki tingkat serotonin yang lebih tinggi dalam otaknya,
yang dapat menghasilkan perasaan tenang. Selain itu, otak perempuan juga
mengandung oksitosin, yaitu zat kimia yang mempengaruhi interaksi sosial dan
koneksi antara individu (Masykur & Fatani, 2008). Gurian (dalam Masykur &
Fatani, 2008) juga menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara otak laki-laki dan
perempuan dalam hal ukuran dan hubungan antar bagian otak serta bagaimana
mereka bekerja. Terdapat empat perbedaan mendasar antara kedua jenis kelamin
tersebut. Salah satunya adalah bahwa pada laki-laki, otak cenderung mengalami
perkembangan yang lebih besar dan memiliki kemampuan spasial yang lebih
untuk menggunakan teori yang diajukan oleh Fakih (2008) yang menyatakan
bahwa jenis kelamin merupakan suatu atribut atau pembagian dua jenis kelamin
manusia yang ditentukan secara biologis dan melekat pada jenis kelamin tertentu.
Penggunaan teori ini dipilih karena definisinya yang memiliki penjelasan yang
perempuan yang tidak banyak terjadi saat mereka masih kanak-kanak. Menurut
b. Orang tua membuat standar tertentu bagi anak laki-laki yang berbeda
dengan standar anak perempuan. Orang tua tidak suka bila melakukan
c. Orang tua lebih suka bila kakak perempuan mengalah pada adik laki-
lebih berat.
1. Mulai menstruasi.
Efikasi diri adalah salah satu elemen penting dalam pengetahuan tentang
diri atau self knowledge yang memiliki dampak besar dalam kehidupan sehari-
hari manusia. Dampak ini disebabkan oleh pengaruh efikasi diri terhadap
mungkin terjadi (Ghupron & Rini, 2014). Pengetahuan tentang diri sendiri
memiliki nilai yang sangat penting, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
antara jenis kelamin. Perempuan memiliki tingkat prestasi yang lebih tinggi
laki-laki. Perempuan lebih menyukai membaca dan memiliki keyakinan diri yang
lebih kuat, sedangkan laki-laki cenderung memiliki tingkat usaha yang lebih
terdapat hambatan yang dihadapi oleh mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam
diri yang kuat menjadi faktor penting yang diperlukan oleh mahasiswa untuk
Perbedaan efikasi diri antara laki-laki dan perempuan telah menjadi fokus
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara efikasi diri laki-laki dan
keinginan mencapai tujuan yang diharapkan antara kedua jenis kelamin. Temuan
kelamin. Hasil kategorisasi dan skala efikasi diri menunjukkan bahwa perempuan
memiliki tingkat efikasi diri yang lebih tinggi daripada laki-laki. Data
Menurut Bandura (1997), efikasi diri dapat bervariasi antara individu laki-
laki dan perempuan ketika mereka sedang menyusun skripsi, dan perbedaan
faktor dan sumber-sumber ini mencakup status atau peran individu dalam
orang lain, dan persuasi verbal. Terlepas dari perbedaan jenis kelamin, pandangan
2012).
Efikasi diri melibatkan empat bagian proses, yaitu proses kognitif, proses
motivasi, proses afektif, dan proses seleksi (Bandura, 1997). Safitri (2019) juga
keberhasilan seseorang dalam mencapai hasil yang baik, dan faktor gender
termasuk dalam faktor psikologis yang berperan dalam hasil belajar. Oleh karena
itu, gender menjadi faktor yang memengaruhi perbedaan dalam efikasi diri,
karena gender mencakup dimensi sosial budaya dan psikologis laki-laki dan
perempuan.
industri memberikan peluang yang luas di sektor publik. Perempuan yang bekerja
Hal ini berbeda dengan masa sebelum perkembangan industri yang pesat, di
yang sama dengan laki-laki untuk mengembangkan diri di sektor publik, mereka
berusaha mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Perubahan ini dapat
26
dikaitkan dengan faktor efikasi diri, di mana status atau peran individu dalam
yang lebih besar untuk mengembangkan diri dalam masyarakat, yang mendorong
dalam kepercayaan diri. Kepercayaan diri perempuan lebih baik daripada laki-laki
memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam hal keberhasilan karena minat
mereka terhadap membaca. Aktivitas membaca ini sangat penting dalam proses
penyusunan skripsi. Jika minat untuk membaca besar, maka kemungkinan untuk
PR Tinggi
JENIS Efikasi
KELAMIN diri
LK Rendah
D. Hipotesis
mengajukan hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan efikasi diri
kelamin antara mahasiswa laki-laki dan perempuan UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
BAB III
METODE PENELITIAN
secara kuantitatif dan statistik guna menguji hipotesis yang telah ditetapkan
prosedur kerja, gagasan, kritik terhadap individu atau kelompok, ide, atau
atau nilai dari individu, objek, atau kegiatan yang memiliki variasi yang
ditentukan oleh peneliti untuk diteliti dan dievaluasi kesimpulannya. Terdapat dua
jenis variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah
variabel terikat. Di sisi lain, variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas atau menjadi hasil dari adanya variabel bebas tersebut. Adapun
a. Jalur 1: Laki-laki
28
b. Jalur 2 : Perempuan
29
30
variabel :
1. Efikasi diri
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki
D. Subjek Penelitian
1. Populasi Penelitian
31
Banda Aceh dengan jumlah 2.452 mahasiswa. Untuk lebih lanjut dapat
Tabel 3.1
Jumlah Populasi Keseluruh Mahasiswa S1 UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Jumlah Jumlah
Jumlah
No. Fakultas Mahasiswa Mahasiswa
Total
Laki-Laki Perempuan
1 Fakultas Syari'ah dan Hukum 205 233 438
2 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 278 541 819
3 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat 79 103 182
4 Fakultas Dakwah dan Komunikasi 92 177 269
5 Fakultas Adab dan Humaniora 69 103 172
6 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 90 131 221
7 Fakultas Sains dan Teknologi 77 61 138
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
8 43 72 115
Pemerintahan
9 Fakultas Psikologi 24 74 98
Total 933 1.495 2.452
(Data ICT Center UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2022).
2. Sampel Penelitian
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
(Sugiyono, 2017).
Isaac dan Michael pada tingkat kesalahan 5%. Jumlah populasi dalam
Banda Aceh, sehingga jika dilihat pada tabel Isaac dan Michael maka
menentukan sampel.
Tiap Strata
S= x Jumlah Sampel
Jumlah Populasi
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
Jumlah
Perhitungan Sampel
No Fakultas Populasi Pembulatan
Per Tingkatan Fakultas
Mahasiswa
Fakultas Syari'ah 438
1 438 ×304=54 ,3 54
dan Hukum 2.452
Fakultas Tarbiyah 819
2 819 ×304=101 , 5 102
dan Keguruan 2.452
Fakultas 182
3 Ushuluddin dan 182 ×304=22 , 5 23
2.452
Filsafat
Fakultas Dakwah 269
4 269 ×304=33 , 5 34
dan Komunikasi 2.452
Fakultas Adab dan 172
5 172 ×304=21 , 3 21
Humaniora 2.452
Fakultas Ekonomi 221
6 221 ×304=27 , 3 27
dan Bisnis Islam 2.452
Fakultas Sains dan 138
7 138 ×304=17 , 1 17
Teknologi 2.452
33