Anda di halaman 1dari 74

DOKUMEN TEKNIS PT.

CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

COVER

1
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

KATA PENGANTAR
Penyusunan Dokumen teknis Terminal Untuk Kepentingan Sendiri PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE ini dilakukan dalam rangka
memenuhi persyaratan komitmen izin Pembangunan dan pengembangan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri PT. CEMERLANG
SEJAHTERA MARINE yang berlokasi di JL. JAWA RT.006 RW.011 KELURAHAN MINTARAGEN KECAMATAN TEGAL TIMUR KOTA TEGAL,
sebagaimana diamanatkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN
BERUSAHA BERBASIS RISIKO Serta Peraturan Mentri Perhubungan Nomor PM 89 Tahun 2018 tentang Norma, Standar, Prosedur dan
Kriteria Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Perhubungan di Bidang Laut.

Dokumen teknis ini menyajikan bahasan secara berurutan mengenai rencana Kebutuhan fasilitas Terminal Untuk Kepentingan
Sendiri ( TUKS ) yang meliputi fasilitas darat dan fasilitas perairan baik pokok maupun penunjang, rencana pembangunan fasilitas
sandar dan rencana kegiatan operasional serta rencana penanganan masalah lingkungan.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dokumen Ini diucapkan terima kasih. Harapan kami semoga
dokumen ini dapat memberi Manfaat pada perusahaan khususnya dan kepada khalayak pada umumnya serta Dapat diterima dan
menjadi bahan pertimbangan bagi instansi terkait.

Tegal, 02 Oktober 2023


PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

2
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................................................................ 3
Lampiran................................................................................................................................................................................................... 4
1. Layout Lokasi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ).............................................................................................................4
2. Layout Lokasi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) berdasarkan Peta Laut........................................................................4
3. Layout keselamatan pelayaran dan rencana penempatan SBNP (6°50'55"S 109°08'23"E )..............................................................4
4. Layout Menara Suar.......................................................................................................................................................................... 4
5. Layout Dermaga................................................................................................................................................................................ 5
6. Layout batas wilayah daratan dan wilayah perairan.........................................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................................................................................... 6
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................................................................................... 7
BAB I......................................................................................................................................................................................................... 8
PENDAHULUAN......................................................................................................................................................................................... 8
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................................................................................ 8
1.2. TUJUAN.............................................................................................................................................................................................. 9
1.3 LOKASI TERMINAL UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI.............................................................................................................................9
BAB 2...................................................................................................................................................................................................... 11
KAJIAN SOSIAL EKONOMI WILAYAN........................................................................................................................................................11

3
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Lampiran & Gambar


1. Layout Lokasi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )

Google earth Peta Administrasi

2. Layout Lokasi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) berdasarkan Peta Laut

3. Layout keselamatan pelayaran dan rencana penempatan SBNP (6°50'55"S 109°08'23"E )

6°50'55"S 109°08'23"E

4. Layout Menara Suar

4
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

5. Layout Dermaga

Titik Dermaga

6. Layout batas wilayah daratan dan wilayah perairan

Garis Kuning Tanda Pembatas wilayah daratan dan Wilayah Perairan

5
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

7. Layout Titik koordinasi geografis Office PT.Cemerlang Sejahtera Marine

8. Layout Titik Koordinat geografis Untuk Dermaga

9. Layout /Peta batas wilayah PT.Cemerlang Sejahtera Marine

6
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

TABEL
1. Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kota Tegal Tabel 1
Total Area by Subdistrict in Tegal Municipality Luas

Persentase Terhadap Luas


Kecamatan Luas Wilayah (km2)
Kabupaten
Subdistrict Total Area (sq.km)
Percentage to District’s Area

Tegal Selatan 6.43 16.2

Tegal Timur 6.36 16.03

Tegal Barat 15.13 38.13

Margadana 11.76 29.64

Kota Tegal
39.68 100
Tegal Municipality

Sumber/Source: Bagian Pemerintahan dan Kerjasama Daerah Sekretaris Daerah Kota Tegal/ Regional
Government and Cooperation Section - Secretary Office of Tegal Municipality
Wilayah Kota Tegal Berdasarkan Kecamatan

7
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

2. Tabel 2 Perkembangan PDRB Kota Tegal menurut Lapangan usaha tahun 2016 — 2020

8
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

3. Tabel 1. Nilai Komponen - Komponen Pasang Surut Perairan Tegal


Komponen Amplitudo (cm) Beda Fase (°)

S0 149

M2 10 291

S2 9 152

N2 5 310

K2 2 152

K1 17 74

9
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

O1 6 77

P1 6 74

M4 1 66

MS4 1 122

4. Tabel 2. Nilai Elevasi Hasil Pengolahan Menggunakan Metode Admiralty

Elevasi Pasut Nilai (cm)


HHWL 199

MHWL 158

MSL 149

LLWL 92

MLWL 120

5. Tabel Grafik Pasang Surut Perairan Tegal

10
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Tabel 4.1 Ukuran / Dimensi kapal


Tabel 4.2 Spesifikasi dermaga / Slipway
Tabel 4.3 Analisa perhitungan luas area labuh jangkar
Tabel 4.4 Titik koordinat geografis area labuh jangkar
Tabel 4.5 Analisa perhitungan luas area dan kedalaman kolam putar
Table 4.6 Titik koordinat Geografis area kolam putar
Table 4.7 Analisa perhitungn luas area sandar kapal
Table 4.8 Titik koordinat Geografis area sandar kapal
Table 4.9 Analisa perhitungan lebar alur pelayaran
Table 4.10 Titik koordinat geografis area cadangan
Table 4.11 Titik koordinat Geografis batas wilayah daratan
Table 4.12 Titik koordinat geografis batas wilayah perairan
Table 4.13 Titik korrdinat Geografis rencana penempatan SBNP
Table 5.1 Jenis bahan baku dan bahan penolong
Table 5.2 Spesifikasi dermaga / Slipway
Table 5.3 Fasilitas pokok dan penunjang Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )
Table 5.4 Titik koordinat Geografis batas wilayah Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )
Table 5.5 Fasilitas peralatan fabrikasi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )
Table 5.6 Prakiraan volume / kapasitas arus kunjungan kapal di Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) jangka pendek,
menengah dan panjang
Table 6.1 Parameter, perlatan dan metode analisa
Table 6.2 Nilai Baku mutu kualitas udara
Table 6.3 Baku mutu tingkat kebisingan ambie

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebagai Negara bahari dan kepulauan terbesar didunia yang wilaya lautannya termasuk ZEEI {5,8
juta Km) meliputi 75% total wilayahnya, terdiri dari 17.504 pulau {baru 13.466 yang telah diberi nama dan didaftarkan ke PBB), dan
dikelilingi 96.181 km garis pantai { terpanjang kedua setelah Kanada), pencapaian hasil bangunan masih jauh dari potensi kelautan
yang dimiliki atau masih
jauh dari optimal. Dalam hal ekonomi kelautan {marine economy) merupakan seluruh kegiatan ekonomi yang berlangsung di wilayah
pesisir dan lautan, dan kegiatan ekonomi didarat {lahan atas) yang menggunakan SDA dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk
menghasilkan barang dan jasa {goods and services) yang dibutuhkan umat manusia {Dahuri, 2003). Sementara, ekonomi maritime
{maritime economy) hanya mencakup transportasi laut {sea transportation), batubara, pembangunan dan pengoprasian pelabuhan
{port construktuction and operations) beserta industry dan jasa terkait {stopford, 2004).

11
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Perkembangan ekonomi Indonesia khususnya Provinsi Kota Tegal, mengalami


transformasi yang cukup signifikan selama sepuluh tahun terakhir.Transformasi sektor ekonomi Kota Tegal yakni dari ekonomi yang
mengandalkan sektor Minyak dan Gas Bumi sebagai pendorong pertumbuhan menjadi pertumbuhan yang berbasis pertanian {agro
industri) secara luas, yakni industri kelapa sawit secara khusus.

Sebagaimana Visi Kota Tegal yaitu “Mewujudkan Kota Tegal Sejahtera yang merata dan Berkeadilan berbasis Agroindustri dan Energi
Ramah Lingkungan”, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang {RPJP) tahun 2030 bahwa sektor Agroindustri menjadi fokus
pembangunan dan diharapkan sebagai pemicu atau pengungkit ekonomi daerah. Terbukti dari tahun ke tahun, luas perkebunan
kelapa sawit di KOTA TEGALmenunjukkan pertumbuhan yang sangat baik, terlihat dari pertumbuhan Produk Domestik Regional
Bruto{PDRB) KOTA TEGALdari sektor pertanian yang secara tidak langsung sebagai akibat pertumbuhan kebun
kelapa sawit {Gambar 1, Tabel 1 dan Tabel 2).

Prosentase PDRB Sektor terhadap PDRB


Kaltim
80.00
HX
M 60.00
^
p
k 40.00
m
k
o
r
gtg
20.00
%
-
2010 2011 2012 2013r 2014* 2015**

1. Pertanian, Kehutanan, & Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian


1-1
Dari Gambar 1 disimpulkan bahwa telah terjadi transformasi ekonomi di Kalimantan Timur, yang ditandai dengan semakin
meningkatnya prosentasi PDRB dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dibandingkan penurunan yang terjadi pada sektor
Pertambangan dan Penggalian.
Tabel 1 Luaƨ Area Perkebunan tahun 2015 di KOTA TEGAL(Ha)
disimpulkan, bahwa terjadi peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit dari tahun 2011 seluas 716.320 Hektar sampai
1.090.106 hektar dengan 2015. Hal ini menjelaskan pula bahwa target 1 juta hektar dapat dilampaui. Secara produksi, tandan buah
segar {TBS) dari luas lahan digambarkan pada tabel 2 dibawah. Dari tabel 2 dibawah dijelaskan bahwa seiring dengan peningkatan
jumlah peningkatan luas lahan, meningkat pula produksi tandan buah segar secara signifikan dari 4 juta ton pada tahun 2011
meningkat sampai 10 juta ton TBS pada tahun 2015.

Tabel 2 Produkƨi Perkebunan di KOTA TEGALtahun 2015 (Ton)

Sumber : Dinas Perkebunan Kota Tegal {2016)


Pertumbuhan yang sangat cepat dalam industri agro khususnya kelapa sawit tidak lepas dari kontribusi investor {swasta) yang turut
serta dalam menanamkan modalnya dalam perkebunan kelapa sawit. Tidak sampai pada perkebunan, banyak diantara perusahaan
perkebunan juga berlanjut pada industri pengolahan yakni mengolah tandan buah segar menjadi minyak sawit mentah bahkan
sampai pada pengolahan CPO yang disebut juga hilirisasi CPO yang dapat diolah menjadi ratusan produk turunan CPO. Salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang Perkebunan kelapa sawit adalah PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE
12
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

1.2. TUJUAN

Tujuan penyusunan dokumen rencana teknis ini adalah untuk memenuhi Kelengkapan persyaratan permohonan ijin Pembangunan
dan Pengembangan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE yang berlokasi JL. JAWA
RT.006 RW.011 KELURAHAN MINTARAGEN KECAMATAN TEGAL TIMUR KOTA TEGAL, Kota Tegal sebagaimana disebutkan dalam
ketentuan persyaratan izin Pengoperasian Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) yang dituangkan dalam lampiran Peraturan
Menteri perhubungan Nomor PM 89 Tahun 2018 tentang Nomor, Standar, Prosedur dan kristeria perizinan berusaha terintregrasi
secara elektronik sektor Perhubungan di bidang laut

1.3 LOKASI TERMINAL UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI

Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE yang berlokasi JL. JAWA RT.006 RW.011
KELURAHAN MINTARAGEN KECAMATAN TEGAL TIMUR KOTA TEGAL, Kota Tegal ini posisinya berada di luar Daerah Lingkungan Kerja
{DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan {DLKp) Pelabuhan Samarinda yang beranjak /radius sekitar 49 km atau 30 mil laut yang
Ditunjukkan sebagaimana gambar berikut :

Gambar-1.1 Peta Lokasi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE
Memenuhi ketentuan persyaratan izin Pengoperasian TUKS yang Dituangkan dalam lampiran peraturan mentri perhubungan Nomor
PM 89 Tahun 2018 tentang Norma, Standar, Perosedur dan Kriteria Perizinan Berusaha Terintregrasi secara Elektronik Sektor
perhhubungan di bidang laut, bahwa Rencana Pengoperasian Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) Industri Minyak Sawit
{CPO) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE telah dilakuakan peninjauan lapangan dan evaluasi oleh kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan {KSOP) Kelas II Samarinda. Berdasarkan beberapa legalitas tersebut diatas Lokasi Terminal Untuk Kepentingan
Sendiri ( TUKS ) Industri Minyak Sawit {CPO) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE terletak Pada titik- titik koordinat geografis
Sebagaimana table-tabel berikut :

Tabel 1.1. Titik koordinat geografis lokasi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) wilayah daratan

Koordinat Geografis
No Titik 1-4
Lintang Selatan Bujur Timur

1 00˚ 13‘ 11.75” 116˚ 48‘ 09.89”

2 00˚ 13‘ 15.84” 116˚ 48‘ 10.35”


3 00˚ 13‘ 16.12” 116˚ 48‘ 12.27”
4 00˚ 13‘ 10.89” 116˚ 48‘ 12.40”
5 00˚ 13‘ 10.29” 116˚ 48‘ 11.90”

Tabel 1.2. Titik Koordinat Geografis Muka Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )
13
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

No.Titik Koordinat Geografis

Lintang Selatan
Bujur Timur
1 00˚ 13‘ 11.75” 116˚ 48‘ 09.89”

2 00˚ 13‘ 15.84” 116˚ 48‘ 10.35”

3 00˚ 13‘ 16.12” 116˚ 48‘ 12.27”

BAB 2
KAJIAN SOSIAL EKONOMI WILAYAN
Kota Tegalterletak di wilayah Timur dari Kota Tegal dengan ibu kota Samarinda berdasarkan UU Nomor 27 tahun 1959 tanggal 4
Januari 1960. Secara astronomis Kota Tegalberada pada posisi 0˚07’56,61” LS dan

14
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

116˚36’34,30” BT. Kota Tegal berada pada hamparan wilayah yang datar dengan tingkat kemiringan 0% - 2% dengan ketinggian
elevasi berkisar antara 1-3 meter di atas permukaan laut.

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kota Tegal

KONDISI ALAM WILAYAN

Luas wilayah Kota Tegal adalah 27.263 Km2 atau 21% dari luas Propinsi Kalimantan Timur.

15
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Gambar 2.2 Luas Wilayah Kota Tegal Menurut Kecamatan

Bentuk morfologi Kota Tegal merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0,2 sampai dengan 3 meter dari permukaan laut. Karena
merupakan dataran rendah, maka hampir di semua kecamatan tumbuh hutan galam yang digunakan sebagai bahan bangunan dan
purun yang dimanfaatkan untuk anyaman tikar, bakul dsb. Wilayah Kota Tegal di pisahkan oleh sungai Mahakam yang membentang
dari selatan sebagai muara sungainya.

Sebagaimana diketahui bahwa wilayah Kota Tegal di lintasi oleh Sungai besar yaitu Sungai Mahakam, hal ini sangat mempengaruhi
tata air yang ada di wilayah kabupaten ini. Disamping itu terdapat pula 3 buah terusan {banjir) buatan yang menghubungkan sungai
Mahakam. Keadaan hidrologi ini sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan present land use, baik di daerah ini maupun daerah hulu.
Dalam musim hujan pada waktu pasang air Sungai Mahakam dapat membanjiri sebagian besar wilayah ini dan mengakibatkan
permukaan tanah tergenang terus menerus. Kapasitas pengairan alam melalui anak sungai kecil sehingga terbentuk tanah rawa.

Jenis tanah di Kota Tegal meliputi dua jenis tanah, yaitu :


Jenis tanah Organosol, seluas 101.900 Ha {34%)
Tanah Organosol berwarana coklat hitam dan disebut tanah gambut atau peat
{bahan yang mudah terbakar). Tanah ini terbentuk dari serat tumbuh-tumbuhan yang mengalami proses pembusukan, sifat
keasamannya sangat tinggi, sehingga apabila ingin mempergunakan tanah jenis ini harus menggunakan system Drainage.

Jenis tanah Alluvial, seluas 191.390 Ha {66%)


Tanah Alluvial berwarna coklat hijau, tanah ini terdiri dari endapan Alluvium yang bahan utamanya terdiri dari pasir dan lumpur yang
dibawa dan di endapkan oleh
Tanah Alluvial ini menutupi areal seluas 191.390 Ha, atau kurang lebih 64% dari luas wilayah Kota Tegal dan merupakan daerah
terbaik bagi pertanian pasang surut.

Kemampuan tanah di daerah ini diketahui bahwa wilayah ini tidak seluruhnya datar, yakni lereng 0,2 % sehingga merupakan daerah
endapan. Keadaan sekitar sekitar tanah untuk Alluvial lebih besar dari pada 90 cm tercatat hamper 60%-40% dari luas wilayah.
Sedangkan daerah yang ketebalan gambutnya lebih besar dari 75 cm terdapat seluas 6,74% tekstur tanah 95% liat {halus) sedangkan
drainage yang dominan yakni di daerah yang tergenang rawa, untuk erosi tidak ada.

Dari data di atas, kalau kita transparankan pada peta pengunaan tanah dengan peta kemampuan tanah dan jenis tanah, maka akan
kita lihat pada umumnya daerah yang

16
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

diusahakan penduduk adalah daerah Alluvial yang di gunakan pada umumnya persawahan, karena memang merupakan daerah yang
cukup subur. Pada daerah Organosol atau gambut juga telah diusahakan dengan membuat handil-handil atau saluran pembuangan
air sehingga untuk tempat yang ketebalan gambutnya cukup tinggi dengan adanya handil tersebut, maka ketebalannya bisa menipis.

Kota Tegal terletak di garis khatulistiwa yang banyak curah hujannya. Menurut FH. Schmit, Y.A Ferguson dan Varhandlelingan nomor
42 dari jawatan meteorolgi dan Geofisika, wilayah ini termasuk daerah hujan tipe B yaitu Iklim yang mempunyai 1-2 bulan kering
dalam satu tahun. Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh iklim, geografi dan pertemuan arus udara. Menurut data
dari BPS { Biro Pusat Statistik) Kota Tegal, tahun 2017 tercatat bahwa curah hujan tertinggi pada tahun 2016 terjadi pada bulan
februari yaitu sebesar 358,14 mm3. Sedangkan curah hujan terendah terjadi di bulan Agustus yaitu sebesar 49,14 mm3. Jumlah
curah hujan selama tahun 2106 sebesar 2.665, 18 mm3. Sedangkan jumlah hari hujan selama tahun 2016 sebanyak 150 hari dengan
hari hujan terbanyak adalah di bulan Desember sebesar 18 Hari. Hari hujan terjarang terjadi di bulan Agustus sebanyak 4 hari hujan.
Temperature rata-rata antara 20˚C - 27˚C, suhu maksimal adalah 27,50˚C terdapat pada bulan Oktober.
hari hujan untuk daerah Marabahan. Angin pada bulan Januari, Februari dan Maret berhembus dari arah Barat laut, bulan April dari
arah Tenggara dan pada bulan Nopember, arah angin dari Barat laut. Curah hujan di suatu tempat antara lain di pengaruhi oleh iklim,
geografi dan pertemuan arus udara.

KONDISI SOSIAL WILAYAN

Kependudukan

Penduduk Kota Tegalberdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016 speebnadnuydaukk 3p0e2re.3m0p4ujaiwn asebyaensagr
t1e0r1d.iri atas 151.689 jiwa penduduk laki- laki terhadap
Kepadatan penduduk di Kota Tegal tahun 2016 mencapai 100,87 jiwa/km2. Kepadatan penduduk di 17 Kecamatan cukup beragam
dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan Alalalk dengan kepadatan sebesar 533,88/ km2, di ikuti oleh kecamatan
Wanaraya yaitu sebesar 356,8 Jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Kuripan sebsar 16,79 jiwa/km2.

Ketenagakerjaan

Tingkat partisipasi angkatan kerja di Kota Tegal tahun 2015 sebesar

7m4e,8n0u sTeinbgeks 2p,e2n1g


%rundejinkgaandibtianngdkiantgkpaenngdaenngggaunratnahsuenbe2sa0r141,y9a4i%tu. art %a.ngDgaurriantotinali
penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja seminggu lalu, 55,78% orang bekerja

17
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

di sektor pertanian, 10,50% bekerja di sektor industri dan sisanya bekerja disektor jasa. Sedangkan jika dilihat dari statusnya,
mayoritas merupakan buruh / karyawan serta pekerja keluarga yaitu 25,79% dan paling sedikit adalah yang berusaha sendiri dengan
dibantu buruh tetap yaitu hanya 3,83%. Angka lebih rinci di sajikan dlm tabel berikut :

Kecamatan Laki - Laki Jenis Kelamin


Perempuan Total
A. Angkatan Kerja 92.909 66.428 159.337
Bekerja 91.404 64.732 156.172
Pengangguran Terbuka 1.469 1.696 3.165
B. Bukan Angkatan Kerja 13.342 40.339 53.681
Sekolah 9.321 7.562 16.833
Mengurus Rumah Tangga 601 30.672 31.273
Lainnya 3.420 2.105 5.525
Total 106.251 106.767 213.018 2-4
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 87,44 62,22 74,80
Tingkat Pengangguran 1,58 2,55 1,99

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk 15+ Tahun menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang lalu di Kota Tegal

Pencari kerja di dinas social dan tenaga kerja pad tahun 2016 terbanyak terjadi pada bulan Juli. Dari 1.057 pencari kerja terdaftar,
683 diantara nya adalah laki-laki dan 374 orang perempuan. Pencari kerja yang terdaftar terbanyak berasal dar tingkat SMA yaitu
sebanyak 55,87% {590 orang). Dari keseluruhan pencari kerja terdaftar, 372 orang sudah ditempatkan, dengan rincian 202 orang laki-
laki dan 170 orang perempuan. Kondisi angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan, kelompok umur dan jenis pekerjaan utama di
Kota Tegal di sajikan dalam tabel-tabel berikut.

Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Bukan Angkatan


Laki - Laki Perempuan Total Pekerja
A. Tidak/Belum Tamat SD 38.213 218 38.431 13.585
B. SD 45.671 987 46.658 13.714
C. SMP 33.458 578 34.036 17.822
D. SMA 22.814 937 23.751 8.214
E. DIII/Akademi 3.353 259 3.612 346
F. Universitas 12.663 186 12.849 -
Total 156.172 3.165 159.337 53.681

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berusia 15+ Tahun Menurut Tingkat pendidikan dan Jenis Kelamin Selama Seminggu yang Lalu di Kota
Tegal Tahun 2015

18
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

KONDISI EKONOMI WILAYAN

Potensi suatu daerah dapat dilihat dari struktur ekonomi yang menggambarkan sektor- sektor yang menggerakan kegiatan di suatu
wilayah. Struktur ekonomi yang dinyatakan dalam prosentase menunjukan besarnya peran atau kemampuan masing-masing sektor
ekonomi dalam menciptakan nilai tambah yang dihasilkan oleh masing-masing sektor

dkeatlaemrganptuernegkaonnomdaiaenrahtertseerbhuatd.apDeknegmanampk lparinodukkes amapsuianng-


uaatan mi msaeskintogralsekdtaonr
ekonominya. Apabila disajikan dari waktu ke waktu maka dapat dilihat pergeseran yang terjadi dalam struktur ekonominya.

Pertumbuhan Ekonomi

Kinerja perekonomian di Kutai Timur selama tahun 2016 menunjukan peningkatan yang berarti. Sektor-sektor dominan masih
berperan dalam menyumbang pertumbuhan Kutai Timur. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi Kota Tegal mengalami penurunan
menjadi 5,5% di tahun 2016 dibandingkan tahun 2015 sebesar 5,27%. Pertumbuhan ekonomi lokal yang positif paralel terhadap
realisasi PDRB tahun

2tr0il1iu6ns.eSbeekstaorrRpe. r4t,a9n5iatnrilibuenr,kmonetnriibnugskiat3d0%ibatnedrhinagdkaapn statrhuukntu2r0P1D5


RsBebBesaarirtoRpK. u4a,7la2. Adapun PDRB per kapita tercatat Rp. 20,7 juta pada tahun 2016. Angka itu meningkat dibandingkan
realisasi tahun 2015 sebesar Rp. 17,6 Juta. Aktifitas berbasis pertanian masih menjadi struktur utama penopang perekonomian di
tengah melemahnya harga komoditas batubara dan minyak sawit mentah pada 2016. Di Kalimantan Timur, Kutai Timur kebetulan
salah satu Kabupaten yang tidak menyimpan cadangan Batubara.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk domestic regional bruto {PDRB) merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan dan tingkat kesejahteraan
masyarakat suatu daerah. Produk nasional

krkeagbiuopnaltenbrudtaolaminimdeanpgaetlolma
esmumbebreikrandatsauaatluamgadmanbasruanmbmerendgaeynaaimkaenmusaiampyuaanng dimiliki dalam suatu jangka waktu
tertentu.

Nilai PDRB Kutai Timur atas dasar harga berlaku tahun 2016 mencapai 6,8 triliun rupiah, bertambah 0,6 triliun rupiah dibanding
tahun 2015 yang tercatat 6,2 triliun rupiah. Sedangkan berdasarkan harga konstan {2010 = 100) mencapai 4,9 triliun rupiah atau
bertambah sebesar 0,2 triliun rupiah dibanding tahun 2015 yang tercatat 4,7 triliun rupiah.

POTENSI WILAYAN

SKeacbaurpaatgeanriKs ubteasi aTrimpuortednaslai mdatearhauhnK2a0b1u7pmateelnipuKtuitbaei


bTeimrauprbbidearndgasdairbkaawnadhaitnai :BPS

19
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Bidang Pertanian

Tanaman Pangan
Lahan sawah non irigasi masih menjadi mayoritas lahan sawah di Kota Tegal. Dari 120.037 Hektar sawah yang ada, 93,57 % nya
merupakan sawah non irigasi. Produksi padi sawah tahun 2016 adalah 344.345 ton dengan rata-rata

pmpreorduupkaski a3n5,s3e2ntkrwa/phrao.dHuakmsi peardsi edmi PuraopkiencsaimKaaltimanadnitaknabTuimpautre. nPrKoudtuaki


sTiimtaunramjuagna bahan makanan lainnya pad tahun 2016 yaitu jagung 472 ton, kedelai 508 ton, kacang tanah 13,57 ton dan ubi
kayu 18.88 ton.

Peternakan
Populasi ternak di Kota Tegal tahun 2016 adalah sebagai berikut : populasi sapi potong sebanyak 8.464 ekor, kerbau 1.497 ekor,
kambing 1.646 ekor, babi 310 ekor. Sedangkan populasi unggas berjumlah 1.927.650.

Perikanan
Jumlah rumah tangga perikanan laut pada tahun 2016 adalah sebanyak 464

rumah tangga dengan produksi sebanyak 2.940 ton. Sedangkan jumlah rumah tangga perikanan tangkap di perairan umum adalah
sebanyak 4.871 dan dapat
menghasilkan ikan hingga 7.101,4 ton. Untuk jumlah rumah tangga budidaya perikanan sebanyak 1.569 rumah tangga dengan
produksinya selama tahun 2016 mencapai 7.900, 47 ton

Bidang Perdagangan
Salah satu aktifitas wilayah dalam hubungannya dengan wilayah lain atau bahkan suatu negara dengan negara lainnya adalah sektor
perdagangan. Suatu negara tidak dapat begitu saja mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh sebab itu mereka harus
berhubungan dengan wilayah atau negara lain, baik dalam sektor barang maupun jasa. Menurut data statistic Kabupaten Kutai

Kartanegara tahun 2017, jumlah perusahaan menurut benuk badan hukumnya tahun 2015 terdiri dari 46 PT, 161 CV /Firma, 14
koperasi dan 214 perorangan.
Jumlah perdagangan yang terdaftar sebanyak 381, yaitu : pedagang besar sebanyak 10, pedagang menengah 76 dan 295 pedagang
kecil. Jumlah pasar di tahun 2016 berkurang 1 dibandingkan tahun 2015 menhajdi 37 pasar. Sedangkan jumlah koperasi di tahun
2016 sebanyak 140 koperasi yang terdiri dari 33 KUD, 27 KPR, 6 KOPKAR, dan 74 Koperasi lainnya.

Bidang Industri, Listrik dan Air Bersih Bidang Industri


Jumlah perusahaan industri besar, sedang dan kecil serta rumah tangga berdasarkan jenis industri di Kota Tegalberjumlah 6836 unit.

Bidang Listrik
Jumlah pelanggan listrik pada tahun 2015 berjumlah 75.016 pelanggan yang
terdiri dari 1.977 pelanggan tarif social, 71.225 pelanggan tarif rumah tangga,

20
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

1.318 pelanggan tarif bisnis, 28 pelanggan tarif industri, 468 pelanggan tarif kantor. Total daya terpasang sebesar 70.518.483 Kw dan
total KWH terjual sebsar 145.265.923 KWH. Produksi listrik pada tahun 2015 sebesar 157.731.289 KWH dengan susut sebesar 7,57%.

Bidang Air Bersih

IPInesltaanngsgiapnePmDeArMintdaahpadtadnibNaigaigma.ePnejaladni g4ggaonlotnegrabna,nyyaaiktub:esroacsiaall,druarmi
akheltoamngpgoak, rumah tangga dengan jumlah 197.751 pelanggan, 3.306.361 m3 air yang disalurkan, dengan nilai mencapai Rp.
14.461.129.800 Milyar.

Bidang Transportasi dan Komunikasi

Transportasi Jalan
Prasarana Jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu lintas di darat. Lancarnya arus lalu lintas akan sangat menunjang perekonomian
suatu daerah. Guna menunjang kelancaran perhubungan darat Kota Tegal, sampai dengan akhir tahun 2016 tercatat panjang jalan
Kabupaten yang terdiri dari Jalan

aspal sepanjang 377,14 km, jalan kerikil sepanjang 134,89 km dan jalan permukaan tanah sepanjang 118,1 km. bila dilihat dari
kondisi jalan di Kabupaten
Kutai Timur yang kondisi baik sepanjang 250,52 km dan kondisi sedang 162,46 km, rusak 143,42 km dan rusak berat 71,73 km.

Komunikasi
Sepanjang tahun 2013-2016 tidak ada penambahan bangunan fisik kantor pos pembantu di Kota Tegal. Jumlahnya tetap yaitu
sebanyak 10 unit.

21
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

BAB 3
KAJIAN NIDROOCEANOGRAFI LOKASI TERMINAL KNUSUS

Kondisi hidrooceanografi di lokasi rencana Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) diketahui dengan pelaksanaan kegiatan
survey hidrooceanografi dimana dalam pelaksanaan pengukuran atau survey mengacu pada standard Bakosurtanal yang dijabarkan
dalam buku Norma Pedoman prosedur Standard dan Spesifikasi { NPPSS ). NPPSS ini disusun dengan sebagian besar mengacu pada
standar survey hidrografi yang berlaku secara internasional, yaitu IHO SP 44 agar sebagian atau semua data yang diperoleh dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu data dasar untuk peta navigasi laut atau peta Bathimetri yang sesuai untuk keperluan jenis
pekerjaan yang bersangkutan.

Beberapa acuan standard yang digunakan didalam pelaksanaan survey antara lain :

IHO standards for Hydrographic Survey 4th edition, Special Publication no.44, 1998
Standard for Hydrographic Surveys { HYSPEC ) ver.3 Th standard 31, LINZ { Land Information of New Zealand )
SNI No. 19-6724-2002, Standar jarring Kontrol Horisontal BAKOSURTANAL.

Pelaksanaan kegiatan survey hidrooceanografi dilakukan dengan dukungan data-data dari instansi terkait seperti Stasiun Metrologi /
Stasiun Klimatologi setempat. Data-data hasil pengukuran dan analisis data mengenai aspek-aspek hidrooceanografi sebagaimana di
uraiakan di bawah ini.

BATNIMETRI

Bathimetri menggambarkan profil kedalaman perairan. Kondisi kedalaman ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
pola pergerakan air laut. Dalam hal ini kedalaman akan mempengaruhi bentuk dan kecepatan rambat gelombang air laut {Suverdrup
et al, 1961). Semakin dalam perairan maka semakin besar cepat rambat gelombang {parameter gelombang), dimana meningkatnya
kecepatan gelombang manakala meningkatkan tinggi dan kecilnya periode gelombang. Sebaliknya semakin rendah atau dangkal,
maka semakin berkurang kecepatan rambat gelombang namun frekuensi gelombang mengalami peningkatan.

Survey Bathimetri atau sering disebut juga ƨounding/pemeruman dilakukan untuk mengukur dan mengamati kedalaman, sehingga
dapat diperoleh gambaran mengenai formasi dasar laut / sungai atau muara, posisi - posisi karang ataupun meningkat benda-benda
yang dapat mempengaruhi alur pelayaran. Daerah perairan yang di survey yaitu perairan rencana lokasi Terminal Untuk Kepentingan
Sendiri ( TUKS ) yang berlokasi di Desa Ngayu, Kabupaten Muara Bengkal, Kota Tegal Propinsi Kalimantan Timur.

22
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Dalam pelaksanaan survey, beberapa peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Satu {1) unit Echo Sounder / Sonar seri Garmin


Dua unit Handy talky
Satu kamera digital

5454. DSautaujuanckitektappeanlgmamotaonr
Dua unit papan duga { Peilschaal)
Satu set waterpass

Pemeruman dilakukan dengan interval berkisar 20 M sampai 25 M, pemeruman dilakukan dengan lebih rapat pada posisi dekat
dengan garis pantai / bibir sungai, hal ini dilakukan agar perencanaan bangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) dapat
mengetahui kondisi dasar dengan lebih detail. Sedangkan pada kedalaman lebih dari 10 meter, pemeruman yang dilakukan dengan
interval sampai 25 meter.

Haluan pemeruman yang dilaksanakan semaksimal mungkin tegak lurus garis pantai

/pebnibgiarmsuantagnaid, artiapuealanktasarnlianatnassaunrvseeyjayjarngsedsiulaki udkeanngadnikkeetatehnutiubaanhwbeard:


asarkan hasil

Kedalaman perairan di sekitar depan lokasi TUKS berkisar antara 5 LWS sampai dengan 7 LWS.
Kondisi Bathimetri sangat landai.

PASANG SURUT

Pasang surut ialah proses naik turunnya muka laut yang hampir teratur, terjadi karena gaya Tarik bulan dan matahari. Karena posisi
bulan dan matahari terhadap bumi selalu berubah secara hampir teratur, maka besarnya kisaran pasang surut juga
berubah mengikuti perubahan posisi-posisi tersebut { Hukum Kepler).
Dua benda langit yang sangat berpengaruh pada pasang surut bumi adalah matahari, yang memberikan pengaruh siginifikan karena
masa nya yang besar. Bulan memberikan pengaruh yang signifikan karena jaraknya yang dekat dengan bumi. Benda-benda langit
yang lain tidak diperhitungkan.

Untuk menggambarkan fenomena pasang surut, suatu teori keseimbangan di gagas oleh George H. Darwin {1898). Dalam teori ini di
asumsikan bahwa bumi benar-benar bulat dan semua permukaan bumi di asumsikan tertutup oleh lapisan air dengan kedalaman
yang sama. Karena adanya gaya Tarik menarik, masa air akan bergerak hingga mencapai suatu keseimbangan. Gaya pasang surut
ditentukan oleh besar
mpearsssaamdaan gjauygaaTajarriakkgranvittaarsai bmeraiksksuat :t1er=seGbmut1mse2p/er²ti yang diterangkan melalui

23
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Pada persamaan diatas, r adalah jarak antar pusat benda dengan massa m1 dan m2 , dan G adalah suatu konstanta gravitasi yaitu 6,6
x 10-6 m2N/kg². keadaan seimbang ini akan terjadi bila permukaan air tegak lurus terhadap resultan gaya gravitasi dan gaya
pembangkit pasang surut. Keseimbangan ini di asumsikan terjadi setiap saat. Matahari dan bulan yang posisi nya selalu berubah
terhadap bumi akan menyebabkan permukaan air akan selalu bergerak pada setiap titik di pemukaan

bumi.
Selain itu, pasang surut terdiri dari berbagai komponen yang dapat di kelompokan menurut siklusnya, seperti komponen harian
{diurnal), tengah harian {semi-diurnal) atau perempat harian {quarternal). Data pasang surut pada kajian ini di gunakan untuk
mengetahui karakteristik pasang surut, dan sebagai input data permodelan hidrodinamik. Data pasang surut yang digunakan adalah
pasang surut di sekitar perairan sungai Mahakam. Hasil analisis harmonic pasang surut dengan metode Least Square, diperoleh
Sembilan konstanta harmonic untuk amplitude {H) dan beda fase
{g) pada perairan sekitar lokasi pengambilan data.

Pengukuran gerak muka air pasang surut di perlukan untuk mengetahui elevasi muka

apierrmenincaimnauamn {eLlWevSa)s,irsauta-truabtaan{MguSnLa) ndapnelmabuukhaaani,r pmeankgsuimkuurman{HfluWkStSu)


ausni tmukukaepaeirrlluaaunt ini juga berfungsi sebagai variable koreksi kedalaman pada saat pengukuran bathimetri. Pengukuran
gerak muka air yang relative sangat lambat ini memerlukan metode atau alat yang dapat menyaring gerak muka air yang tidak
tergolong sebagai gerak pasang surut.

Pengukuran pasang surut di cari pada lokasi yang perairannya relative tenang. Jika pada lokasi terdapat gelombang besar, maka
pengukuran harus menggunakan peralatan tambahan seperti cashing untuk meredam gelombang atau dapat digunakan peralatan
digital yang kemudian periode gerak muka air di analisa dengan memisahkan gerak muka air pasang surut dengan gerakan lain yang
tidak termasuk
gerak pasang surut.
Berdasarkan pengamatan dari pelaksanaan survey di peroleh hasil bahwa kondisi pasang surut selama 15 hari memiliki range 2.0 m
dengn tipe pasang surut adalah semi diurnal, yang berarti dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut. Hasil
pengamatan pasang surut berupa analisa konstanta pasang surut serta penggambaran grafik pasang surut.

GELOMBANG
Untuk melakukan peramalan gelombang di suatu perairan diperlukan masukan berupa data angin dan peta bathimetri. Interaksi
antara angin dan permukaan air menyebabkan timbulnya gelombang {wind waves). Peta perairan lokasi dan
spseekmitbaernnytuakadnipgeelrolumkbaanngu. ntuk menentukan besarnya “fetch” atau kawasan

24
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Fetch adalah daerah pembentukan gelombang yang diasumsikan memiliki kecepatan dan arah angin yang relative konstan. Adanya
kenyataan bahwa angin bertiup dalam arah yang bervariasi, maka panjang fetch diukur dari titik pengamatan dengan interval 5˚.
Panjang fetch dihitung untuk delapan arah mata angin dan ditentukan berdasarkan rumus berikut :

Lfi = ΣLfi.COSa / Σcosai


Dimana :

Lfi = Panjang Fetch ke —i


ai = sudut pengukuran fetch ke-i
I = jumlah pengukuran fetch

Jumlah pengukuran “I” untuk tiap arah mata angin tersebut meliputi pengukuran - pengukuran dalam wilayah pengaruh fetch {22.5˚
searah jarum jam dan 22.5˚ berlawanan arah jarum jam). Panjang daerah pembentukan gelombang atau fetch ditentukan sebagai
berikut :

Pertama di Tarik garis-garis fetch setiap sudut lima derajat tiap penjuru angin
{arah utama) mempunyai daerah pengaruh selebar 22,5 derajat ke sebelah kiri dan kanannya.
Panjang garis fetch dihitung dari wilayah kajian ke daratan diujung lainnya, jika hingga 200 meter kearah yang diukur tidak terdapat
daratan yang membatasi maka panjang fetch untuk arah tersebut di tentukan sebesar 200 km.
Masing-masing garis fetch dalam daerah pengaruh suatu penjuru angin {arah utama) diproyeksikan kearah penjuru tersebut.
Panjang garis fetch di peroleh dengan membagi jumlah panjang proyeksi garis- garis fetch dengan jumlah cosinus sudutnya.

Pdeitmurbuennktaunkadnagrielommobdaenl gpdairepmereatirriakn bdearldamasadrikanalsispaecdterunmgangfeolor


mublaanegmJpOirNisSWyaAnPg
{Shore Protection Manual, 1984). Prosedur peramalan tersebut berlaku baik untuk kondisi fetch terbatas {fetch limited condition)
maupun kondisi durasi terbatas
{Duration limited condition) sebagai berikut :

gHɻo / U ²A = 0,0016 {gF / U ² A) 1/3 gTp/ U² A = 0.2857 { gF / U²A) 2/3 gtd / U A = 68.8 { gF / U ² A) 2/3

Dalam persamaan tersebut, UA = 0.71 U 10¹²³ adalah factor tekanan angin, dimana Ua dan U10 dalam m/detik. Hubungan antara Tp
dan Ts diberikan sebagai Ts = 0.095
Tp

25
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Persamaan tersebut diatas hanya berlaku hingga kondisi gelombang telah terbentuk penuh {fully developed sea condition), sehingga
tingga dan periode gelombang yang dihitung harus dibatasi dengan persaman empiris berikut :

gHɻo / U ²A = 0.243 gTp / U²A = 8.13

gtd / U A = 7.15 x 10 ²
Dimana :

gHɻo = tinggi gelombang signifikan menurut energy spectral gTp = Periode puncak gelombang

Gelombang rencana kemudian ditetapkan dengan cara sebagai berikut :

Dari hasil pasca-kiraan gelombang, diambil tinggi gelombang yang terbesar dengan periodanya untuk tiap arah yang mendatangkan
gelombang tiap tahun. Hasil inventarisasi gelombang terbesar ini disajikan dalam tabel.

aDaraarhi ntyaab.elMtaekrsaeibnufot rumnatusikmtieanpgteanhaui nardaihamgebliol


mgeblaonmgbsaundgahterhbileasnagr,dtaidlaamk paenradliusali selanjutnya.
Dilakukan analisa harga ekstrim berdasarkan data gelombang terbesar tahunan yang telah tersusun dari langkah sebelumnya.
Dengan cara analisa harga ekstrim yang didasarkan pada tinggi gelombang ini, maka informasi mmengenai periode gelombang hilang
pada langkah selanjutnya.
Metoda yang digunakan adalah metode Gumbel. Analisa frekuensi adalah kejadian yang diharapkan terjadi, rata-rata sekali setiap N
tahun atau dengan perkataan lain tahun berulangnya N tahun. Kejadian pada suatu kurun waktu tertentu tidak berarti akan terjadi
sekali setiap 10 tahun, akan tetapi terdapat suatu kemungkinan dalam 1000 tahun akan terjadi 100 kali kejadian 10 tahun.

Kejadian gelombang di sekitar perairan lokasi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE
realtif tenang. Tentunya keadaan ini akan membantu dalam proses pendalaman alur, karena dengan tenangnya perairan maka akan
kecil pula proses dinamika perairan daerah tersebut yang akhirnya sedimen yang dihasilkan dari proses pendalaman alur di daerah
tersebut akan relative tidak menyebar ke lokasi sekitar pendalaman alur.

ARUS

Kajian mengenai arus laut dilakukan untuk mengetahui pola pergerakan arus. Arus laut yang dikaji adalah arus laut yang
dibangkitkan oleh angina dan pasang surut

dimana jenis arus ini dominan mempengaruhi karakteristik perairan. Untuk mengetahui pola sirkulasi di arus perairan sungai
Mahakam khususnya di sekitar
wilayah kajian, maka materi yang digunakan pada kajian ini adalah data sekunder.

26
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Data sekunder digunakan untuk melengkapi data hasil permodelan yang dibangun di kajian ini. Kecepatan dan arah arus laut diukur
pada satu titik pengukuran yang sama dengan pasang surut dengan menggunakan current meter dan dilakukan secara continue
selama 72 jam dengan interval waktu jam pada periode pasang purnama
{sprint tide) dan pasang perbani {neap tide). Pengukuran di setiap lokasi dilakukan pada 3 {tiga) kedalaman, yaitu : kedalaman 0,2 d,
kedalaman 0,6 d dan 0,8 d dimana

dkedaadlaalmahankekdeamlaumdiaann dtoi traaltap- uHnatrugka


eraratairkaann. arus di kedalaman rata-rata. mkecnedpaaptaatnkadnanilaairakheceapruastadnadriankeatriga
ah

Model matematik yang digunakan adalah penerapan model 2 dimensi horizontal, dimana factor pembangkitnya adalah pasang surut
dan angin. Hal ini sesuai dengan permasalahan konfigurasi fisik dimana kedalaman aliran jauh lebih kecil daripada dimensi
horizontal. Persamaan matematik yang mendasari model 2 D disusun berdasarkan integrase persamaan kontinuitas dan momentum
yang dirata-ratakan terhadap kedalaman. Semua nilai variable hidrodinamika di integralkan searah kedalaman aliran, nilai hasil
integrase mewakili nilai rata-rata sepanjang kedalaman.

Taruujusaynanpgenagkuaknurbaenrgaurunsa addaalalamh puenntuekntmuaenndsaifpaattkdainnambeiksarapnerkaeircaenpaptaa


ntadi/amn uaarraah.
Metode pelaksanaan pengukuran arus dimuara ini dilaksanakan pada titik kedalaman
0.6 d, pada posisi ini arus memiliki kecepatan yang paling besar. Pada posisi ini pengambilan data atau sample minimal 10 data
dengan interval 1 detik yang kemudian diambil rata-ratanya.

27
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

BAB 4
KAJIAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PELAYARAN

Pengertian keselamatan dan keamanan pelayaran sebagaimana di uraikan dalam ketentuan umum Undang-undang No.17 tahun
2008 tentang pelayaran yaitu bahwa “ Keselamatan dan keamanan Pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan
keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan dan lingkungan maritim”. Pengertian ini lebih
dipertegas lagi dalam pasal 116 undang-undang mengenai lingkup keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi keselamatan dan
keamanan angkutan di perairan, kepelabuhanan serta perlindungan maritime.

Keselamatan pelayaran dimaksudkan dalam Undang-undang ini adalah untuk mewujudkan keselamatan terminal dan keselamatan
pelayaran, baik saat kapal berada di perairan menuju terminal, saat kapal melaksanakan aktifitas didalam terminal, saat kapal
berolah gerak di perairan terminal maupun saat kapal meninggalkan terminal yatiu menjamin suatu keadaan terpenuhinya
persyaratan keselamatan terminal dan keselamatan pelayaran baik secara teknis maupun secara operasional. Dengan demikian
sistem keselamatan dan keamanan menjadi factor penting yang harus diperhatikan dan sebagai dasar dan tolak ukur bagi pengambil
keputusan dalam menentukan kelayakan dalam pelayaran baik dilihat dari sisi sarana berupa kapal maupun prasarana seperti system
navigasi maupun sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya.

Beberapa istilah parameter kapal yang akan dilayani agar fasilitas terminal dapat berfungsi dengan baik adalah :

Length Between Perdicular ( LBP )


LBP adalah : Panjang kapal antara

Breath (b)
Lebar kapal diukur dari bagian luar badan kapal atau dapat juga diartikan sebagai lebar terbesar yang dimiliki kapal

Depth
Adalah tinggi kapal atau jarak titik rendah kapal sampai ke tinggi seluler

Draft (T)
Jarak ke titik terendah dari keel dibawah muka air atau lebih dikenal dengan istilah sarat kapal.

Berdasarkan parameter diatas dan berdasarkan kondisi dilapangan menunjukan bahwa perairan di sekitar lokasi memiliki kedalaman
yang cukup memadai yaitu berkisar 5 mLWS sampai dengan 7 mLWS dan ketinggian pasang surut berkisar 0,24 meter sampai dengan
2,8 meter dengan tipe pasang surut semi jurnal yang berarti dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut. Dalam kondisi
kedalaman serta pasang surut ini Terminal

28
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Khusus PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE masih bisa dimanfaatkan sebagai tambat / sandar dari berbagai jenis kapal.
Keselamatan pelayaran pada Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) termasuk Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT.
CEMERLANG SEJAHTERA MARINE merupakan aspek penting guna mewujudkan terpenuhinya keselamatan dan keamanan pelayaran
di Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) yang bersangkutan.

DERMAGA
Secara umum dermaga di dalam industri Minyak Sawit {CPO) dibangun dan difungsikan sebagai tempat sandar kapal untuk
melakukan aktifitas bongkar muat Kelapa Sawit, dalam hal ini adalah material industri pembangunan dan hasil produksi yang dimiliki
oleh perusahaan pemilik dermaga. Sesuai dengan rekomendasi yang dimiliki, PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE tidak
membangun dermaga secara konvensional {Konstruksi dermaga) namun hanya memanfaatkan garis pantai sebagai dermaga untuk
sarana tambat / sandar kapal yang akan dilayaninya.

AREA LABUN JANGKAR (ANCNORAGE AREA)

Area labuh jangkar {anchorage area) adalah tempat dimana kapal diam menunggu waktu merapat ke dermaga. Analisa perhitungan
luas area labuh jangkar dapat dihitung dengan
beberapa rumus pendekatan yaitu:

DASAR PERNITUNGAN 1 :
Dasar perhitungan areal labuh jangkar adalah :
Rumus pendekatan : R = L + 6D + 30 Meter

Dimana :
R : Diameter areal untuk Labuan per kapal L : Panjang Kapal
D : Kedalaman perairan

Analisa :
Ukuran panjang kapal {LOA) yang berlabuh adalah 92 meter dan kedalaman perairan
-2,7 meter, maka diameter area labuh adalah sebsar 138,2 meter. Dengan demikian diperoleh luas areal labuh sebesar 1,5 ha.

DASAR PERNITUNGAN 2 :
Dasar perhitungan area labuh jangkar adalah : Rumus pendekatan : R = L + 4,5 D + 30 Meter

Dimana :
R : Diameter areal untuk labuh per kapal
L : Panjang kapal
D : kedalaman perairan

29
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Analisa :
Ukuran panjang kapal {LOA) yang berlabuh adalah 92 meter dan kedalaman perairan
-2,7 meter, maka area labuh adalah sebesar 134,15 meter. Dengan demikian diperoleh luas area; labuh sebsar 1,41 ha.

DDaAsSaArRpePrEhRitNuInTgUaNnGaAreNa3la:buh jangkar adalah :


Rumus pendekatan : R = L + 25 Meter

Dimana :
R : Diameter areal untuk labuh per kapal L: Panjang kapal

Analisa :
Ukuran panjang kapal {LOA) yang berlabuh adalah 92 meter dan kedalaman perairan
-2,7 meter, maka diameter area labuh adalah sebesar 117 meter. Dengan demikian diperoleh luas areal labuh sebesar 1,08 ha.

DASAR PERNITUNGAN 4 :
Dasar perhitungan areal labuh jangkar adalah :
Rumus Pendekatan : R = L + 50 meter

Dimana :
R : Diameter areal untuk labuh per kapal L: Panjang Kapal

Analisa :
Ukuran panjang kapal {LOA) yang berlabuh adalah 92 meter dan kedalaman perairan
-2,7 meter, maka diameter area labuh adalah sebesar 142 meter. Dengan demikian diperoleh luas area labuh sebesar 1,58 ha.
Kesimpulan :
Perhitungan luas perairan sebagai area labuh jangkar yang dibutuhkan adalah luasan terkecil atau berdasarkan hasil perhitungan 3
yaitu, sebesar 1,07 ha. Rencana akan dioperasikan sebanyak satu {1 ) unit area labuh jangkar, maka luas area perairan yang
dibutuhkan sebesar 1,08 Ha.

KOLAM PUTAR (TURNING BASIN )

Kolam putar adalah kolam pelabuhan yang digunakan untuk kapal bermanuver. Kawasan kolam putar tempat kapal melakukan gerak
putar berganti haluan, harus di

rencanakan sedemikian rupa sehingga memberikan ruang cukup luas dan nyaman. Dasar pertimbangan kriteria kolam putar
sekurang-kurangnya adalah sebagai
berikut:
4-3

30
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Perairan harus cukup tenang


Lebar kedalaman perairan kolam disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan.
Kemudahan gerak {manuver) kapal.
Cukup lebar supaya kapal dapat melakukan manuver dengan bebas, sebaiknya merupakan lintasan memutar yang tidak terputus.

CtCeurkeunpdadha.lam supaya kapal terbesar masih dapat masuk pada saat air surut

Dasar perhitungan diameter kolam putar


Diameter kolam putar {turning basin) yang ideal adalah : D = 2 x LOA

Dimana :
D : Diameter kolam putar
LOA : Length Overall { panjang total kapal )

Analisa :
Kebutuhan diameter kolam putar untuk kapal bermanuver sangat bervariasi

tergantung pada jenis kapal bahkan pada setiap unit kapal dalam satu jenis. Dengan panjang kapal {LOA) sebesar 92 m, diperoleh
diameter kolam putar sebesar 184
meter dan luas area kolam putar adalah 2,66 ha.

Dasar perhitungan kedalaman kolam putar :


Kedalaman kolam putar dapat dihitung dengan rumus : D = 1.1 x T

Dimana :
D : Kedalaman kolam putar
T : Sarat kapal

Analisa :

Dengan memperhitungkan gerak osilasi kapal karena pengaruh alam, yaitu gelombang, angin dan arus pasang surut
kedalaman kolam putar adalah 1.1 kali draft
kapal pada muatan penuh. Berdasarkan ukuran kapal tongkang dengan ukuran sarat kapal adalah — 5,3 m maka kedalaman kolam
putar adalah — 5,83 m.

Kesimpulan :
Perhitungan kedalaman kolam putar adalah sebesar -5,83 m, sedangkan kedalaman perairan sesuai hasil survey bathimetri adalah -
2,7 m sampai dengan 13,2 m ditambah pasang surut 2,8 m, sehingga kedalaman kolam putar termasuk kategori cukup aman. Dengan
panjang kapal 9,2 m, maka berdasarkan perhitungan diperoleh diameter kolam putar {turning basin) sebesar 184 m sehingga luas
area kolam putar adalah sebesar 2,66 ha. Direncanakan akan dioperasikan sebanyak satu {1) unit kolam
putar, sehingga luas perairan untuk area kolam putar adalah sebesar 2,66 ha.

4-4

31
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

AREA SANDAR KAPAL


Area sandar kapal adalah lokasi perairan tempat kapal bersandar, mengisi perbekalan atau melakukan aktifitas bongkar muat.
Dasar Perhitungan area sandar kapal :
Rumus pendekatan : A = 1,8 L x 1,5 L

DAimana : Luas perairan untuk sandar kapal per 1 kapal


L : Panjang kapal

Analisa :
Ukuran panjang kapal yang sandar { LOA ) adalah 92 m, maka luas perairan sebagai tempat sandar kapal adalah sebsar 2,29 ha.

Kesimpulan :
Luas area perairan untuk sandar kapal adalah sebesar 2,29 ha. Direncanakan akan di operasikan sebanyak satu {1) unit area sandar.
Dengan demikian luas perairan yang dibutuhkan untuk area sandar kapal adalah seluas 2,29 ha.

ALUR PELAYARAN

Alur pelayaran adalah bagian dari perairan yang alami maupun buatan yang dari segi kedalaman, lebar dan hambatan pelayaran
lainnya dianggap aman untuk dilayari. Alur pelayaran ini ditandai dengan alat bantu pelayaran berupa lampu-lampu dan pelampung.
Alur pelayaran harus memiliki kedalaman yang cukup supaya kapal-kapal dapat keluar masuk dengan aman pada saat air surut
terendah {LLWL). Alur pelayaran adalah bagian perairan pelabuhan yang berfungsi sebagai jalan masuk atau jalan keluar bagi kapal
yang berlabuh. Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan masuk ke dermaga. Alur pelayaran masuk ke
pelabuhan biasanya sempit dan dangkal. Alur-alur tersebut merupakan tempat terjadinya arus, terutama yang
disebabkan pasang surut.
Dasar pertimbangan alur pelayaran adalah sebagai berikut :

Navigasi yang mudah, aman untuk memberikan kemudahan bagi kapal-kapal yang melakukan manuver
Karakteristik kapal yang akan dilayani {panjang, lebar, sarat).
Mode opersional alur pelayaran, satu arah atau dua arah.
Bathimetri alur pelayaran {kondisi dasar sungai / laut, jaringan pipa, kabel bawah laut, dan lain-lain).
Kondisi Hidrooceanografi : arus, gelombang, pasang surut.
Kondisi meteorology, terutama kecepatan dana arah angin.

Tingkat pelayanan yang di isyaratkan, kapal dapat melayari alur pelayaran setiap saat atau hanya pada saat laut pasang.
Kondisi geoteknik dasar alur pelayaran.

4-5

32
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Suatu alur masuk ke pelabuhan yang lebar dan dalam akan memberikan keuntungan- keuntungan diantara nya adalah :

Jumlah kapal yang bergerak tanpa tergantung pada pasang surut akan lebih besar.
Berkurangnya batasan gerak dari kapal-kapal yang mempunyai draft besar.

Dapat menerima kapal yang berukuran besar masuk ke pelabuhan.


Mengurangi waktu tunggu kapal yang hanya dapat masuk ke pelabuhan waktu air
pasang.
Mengurangi waktu transit barang-barang.

Dasar perhitungan lebar alur pelayaran I :


Dasar perhitungan lebar alur pelayaran untuk dua jalur dan alur melengkung dan kondisi alur jarang berpapasang
Lebar alur pelayaran (W) = 6B + 30 M

Dimana :
B : Lebar kapal {meter)

Analisa
Ukuran panjang kapal yang melintasi alur pelayaran {LOA) adalah 92 m dan lebar kapal {B) adalah 31,5 m maka lebar alur pelayaran
adalah 219 m.

Dasar perhitungan lebar alur pelayaran II :


Dasar perhitungan alur pelayaran untuk dua jalur dan alur melengkung dan kondisi alur kapal sering berpapasan :
Lebar alur pelayaran : (W) = 9 B + 30 m

Dimana :
B :lebar kapal {meter)

Analisa :
Ukuran panjang kapal yang melintasi alur pelayaran {LOA) adalah 92 m dan lebar kapal {B) adalah 31,5 m, maka lebar alur pelayaran
adalah 313,5 m.

Dasar perhitungan lebar alur pelayaran III :


Dasar perhitungan lebar alur pelayaran untuk dua jalur dan alur relative panjang dan kondisi alur kapal sering berpapasan.
Lebar alur pelayaran (W) = 7 B + 30 m

Dimana :
B : Lebar Kapal {meter)

4-6

33
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Analisa :
Ukuran panjang kapal yang melintasi alur pelayaran {LOA) adalah 92 m dan lebar kapal {B) adalah 31,5 m, maka lebar alur pelayaran
adalah 250,5 m.

Dasar perhitungan lebar alur pelayaran IV :


Dasar perhitungan lebar pelayaran untuk dua jalur dan alur relative panjang dan

kondisi alur kapal jarang berpapasan. Lebar alur pelayaran (W) = 4 B + 30 m

Dimana :
B : Lebar kapal {meter)

Analisa :
Ukuran panjang kapal yang melintasi alur pelayaran {LOA) adalah 92 m dan lebar kapal {B) adalah 31,5 m maka lebar alur pelayaran
adalah 156 m.

Dasar perhitungan lebar alur pelayaran V :


Dasar perhitungan lebar alur pelayaran untuk satu jalur dan kondisi alur kapal tidak

berpapasan. (W) = 5 B
Lebar alur pelayaran :

Dimana :
B : Lebar kapal {meter)

Analisa :
Ukuran panjang kapal yang melintasi alur pelayaran {LOA) adalah 92 m dan lebar kapal {B) adalah 31,5 m maka lebar alur pelayaran
adalah 157,5 m.

Kesimpulan :

Lokasi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE yang berada di tepi perairan sungai
Mahakam memiiki lebar yang cukup memadai untuk alur pelayaran dua {2) arah. Alur
pelayaran Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE bertipe lurus dengan dua jalur
pelayaran, namun demikian kondisi ini termasuk dalam kategori aman, walaupun alur pelayaran nya cukup padat karena alur
pelayaran tersebut dimanfaatkan secara bersama- sama dengan masyarakat serta beberapa Terminal Untuk Kepentingan Sendiri
( TUKS ) di sekitar wilayah tersebut.

Kedalaman alur pelayaran operasional ideal adalah kedalaman air di alur masuk harus cukup besar untuk memungkinkan pelayaran
pada muka air terendah dengan kapal bermuatan penuh. Kedalaman air diukur terhadap muka air referensi. Muka air referensi
ditentukan berdasarkan nilai rata-rata muka air surut terendah pada saat
spring tide dalam periode panjang yang disebut LLWS {Lower Low Water Pring Tide).

34
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Dasar perhitungan kedalaman alur pelayaran :


Dasar perhitungan kedalaman alur pelayaran adalah :
N=d+G+R+P+S+K

Dimana :
D : Draft Kapal

G : Gerak vertical kapal karena gelombang dan squast


R : Ruang kebebasan bersih minimum adalah 0,5 m untuk dasar
laut / perairan berpasir dan 1,0 untuk dasar karang.
P : Ketelitian Pengukuran.
S : Pengendapan sedimen antara dua pengerukan. K : Toleransi pengerukan.

Analisa :
Kedalaman air alur pelayaran yang akan digunakan menurut data survey bathimetri memiliki kedalaman mencai -2,7 mLWS s/d 13,2
mLWS dan ketinggian pasang mencapai sekitar 2,8 m.

Kesimpulan :
Ukuran kapal yang akan dilayani dan melintasi alur pelayaran Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT.
Nala Palma Cadudasa adalah kapal yang memiliki sara kapal < -5,3 m dalam kondisi kosong tanpa muatan, sehingga kapal dapat
melintas di alur pelayaran dengan aman pada berbagai kondisi. Namun melihat area perairan yang dimiliki oleh Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE merupakan alur pelayaran umum dan kurang memadai untuk
keseluruhan fasilitas perairan, maka alur pelayaran ini memanfaatkan alur pelayaran umum yang dimanfaatkan untuk alur pelayaran
bersama.

AREA CADANGAN

Area cadangan merupakan bagian dari area perairan yang berfungsi untuk keperluan cadangan. Area cadangan dihitung sebesar
antara 50% dari area labuh jangkar,
namun di lapangan luas area cadangan diasumsikan sama dengan luas area labuh jangkar, maka luas area cadangan ini adalah
sebesar 1,08 ha. Area cadangan ini dapat digunakan juga untuk keperluan keadaan darurat, misalnya kecelakaan kapal, kebakaran
kapal, ataupun kapal kandas.
Dalam pengelolaan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) termasuk seluruh fasilitas pokok maupun fasilitas penunjang JL.
JAWA RT.006 RW.011 KELURAHAN MINTARAGEN KECAMATAN TEGAL TIMUR KOTA TEGAL, Povinsi Kalimantan Timur, PT.
CEMERLANG SEJAHTERA MARINE telah mengalokasikan luas lahan daratan seluas ± 12,00 ha {120.000 m2), sedangkan untuk mluas
area perairan seluruh fasilitas perairan seluas ±9.345 ha {93.450 m2).

35
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN

Sarana bantu navigasi pelayaran merupakan sarana yang dibangun atau terbentuk secara alami yang berada di luar kapal yang
berfungsi membantu navigator dalam menentukan posisi dana atau rintangan pelayaran untuk kepentingan keselamatan berlayar.
Dalam perjalanan masuk ke terminal melalui alur pelayaran yang ditandai

dengan alat bantu pelayaran yang berupa pelampung dan lampu-lampu, kapal mengurangi kecepatannya sampai kemudian berhenti
di dermaga. Alat pemandu
pelayaran yag diperlukan untuk keselamatan, efisiensi dan kenyamanan pelayaran kapal. Alat ini dipasang di terminal dan
disepanjang alur pelayaran atau tempat lain yang dianggap perlu, sehingga pelayaran kapal menuju dermaga tidak menyimpang dari
jalurnya.

Di dalam peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 tahun 2011 tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran, Bab 1. Mengenai
ketentuan umum pasal 1 menyebutkan bahwa “sarana Bantu Navigasi Pelayaran adalah Peralatan atau system yang berada di luar
kapal yang didesain dan dioperasikan untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi bernavigasi kapal dan atau lalu lintas kapal.
Lebih lanjut dijelaskan dalam Bab
II bahjwa jenis Sarana Bantu Navigasi Pelayaran {SBNP) antara lain terdiri dari :
Sarana Bantu navigasi pelayaran visual
Sarana bantu navigasi pelayaran elektronik
Sarana bantu navigasi pelayaran audible

Sedangkan fungsi dari Sarana bantu navigasi pelayaran adalah untuk :

Menentukan posisi dan atau haluan kapal


Memberitahukan adanya bahaya, rintangan pelayaran
Menunjukan batas-batas alur pelayaran yang aman
Menandai garis pemisah lalu lintas kapal
Menunjukan kawasan atau kegiatan khusus di perairan
Menunjukan batas wilayah suata negara.

Sesuai peraturan pemerintah nomor 5 tahun 2010 tentang kenavigasian, penyelenggara saran bantu navigasi pelayaran secara
umum dilakukan oleh pemerintah penyelenggara sarana bantu navigasi pelayaran sebagaimana disebutkan dalam pasal 28 tersebut
meluputi kegiatan perencanaan, pengadaan pengoperasian dan pemeliharaan serta pengawasan. Pada kegiatan perencanaan ini
meliputi rencana :

Kebutuhan sarana dan prasarana penunjang sarana bantu navigasi pelayaran


Kegiatan pengoperasian sarana bantu navigasi pelayaran.

Pemanduan merupakan kegiatan pandu pelayaran dalam membantu nahkoda kapal agar navigasi dapat dilaksanakan dengan
selamat, tertib dan lancar dengan

36
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

memberikan informasi tentang keadaan perairan setempat yang penting demi keselamatan kapal dan lingkungan. Kelengkapan
sarana pemanduan untuk memandu aktifitas pelayaran dilengkapi pula dengan pelayanan telekomunikasi pelayaran, hal ini
dilakukan melalui jaringan telekomunikasi pelayaran yang meliputi stasiun radio pantai yang dapat berkomunikasi antara kapal dan
pusat komando pengendalian pemanduan di terminal.

Selain sebagai pemandu pelayaran, alat ini juga berfungsi sebagai peringatan pada kapal akan adanya bahaya, seperti karang,
tempat-tempat dangkal agar kapal dapat berlayar dengan aman hingga masuk ke terminal. Alat pemandu pelayaran ini bias berupa
konstruksi tetap atau konstruksi terapung yang dilengkapi dengan menara api, bel, bunyi peringatan lain dan radar. Alat pemandu
pelayaran tersebut telah distandarisasi. Berdasarkan pertimbangan teknis kenavigasian, lokasi atau bangunan tertentu didarat
maupun di perairan dapat dibebaskan dan atau dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan sarana bantu navigasi pelayaran
dan telekomunikasi pelayaran.

Penyelenggaraan sarana bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi pelayaran

dilakukan oleh pemerintah dana tau pengelola Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyelengaraan sarana bantu navigasi pelayaran dan
telekomuniksasi pelayaran tersebut meliputi kegiatan pengadaan penfoperasian dan pemeliharaan.

Dalam penyelenggaraan sarana bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi pelayaran, pemerintah membentuk satuan pelayanan
sarana bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi pelayaran yang berfungsi untuk melaksanakan pengoperasian, pemeliharaan
dan pengawasan sarana bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi pelayaran, juga untuk melakukan pengawasan
penyelenggaraan sarana bantu navigasi pelayaran yang dilaksanakan oleh pengelola Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ).

Dalam rencana pembangunan dan pengoperasian Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ), khususnya dalam hal keselamatan
pelayaran terkait dengan masalah sarana bantu navigasi pelayaran
{SBNP), PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait setempat yaitu kantor distrik
navigasi kelas I Samarinda dan telah mendapatkan legalisasi berupa surat pertimbangan teknis dan surat rekomendasi teknis.

Pengoperasian dan pemeliharaan sarana bantu navigasi pelayaran dilakukan oleh petugas satuan pelayanan sarana bantu navigasi
pelayaran dan telekomunikasi pelayaran yang memenuhi persyaratan kesehatan, pendidikan dan kecakapan untuk menjamin
keamanan dan keselamatan sarana bantu navigasi pelayaran ditetapkan zona-zona keamanan dan keselamatan di sekitar instalasi
dan bangunan tersebut. Zona tersebut diperuntukan hanya bagi petugas kenavigasian dan sebagai batas
pengaman bagi konstruksi dan gangguan fungsi sarana.

37
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

A. Alat pemandu pelayaran Konstruksi tetap


Alat pemandu pelayaran konstruksi tetap dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

Rambu pelayaran pada pier, Wharf, Dolphin dan sebagainya. Untuk mengetahui batas-batas dari pier, wharf, dolphin penambat dan
bangunan fasilitas tersebut. Untuk dolphin atau bangunan kecil ditempatkan satu buah rambu. Biasanya

rambu yang mengeluarkan cahaya {lampu) tersebut berwarna putih yang dipasang pada bangunan. Cahaya tersebut biasanya
menggunakan tenaga listrik.

Rambu suar pada pemecah gelombang, pantai dan sebagainya


Rambu ini ditempatkan di ujung pemecah gelombang pada ulut terminal dan di tempat-tempat yang berbahaya bagi kapal.
Bangunan ini dibuat dari konstruksi rangka baja berbentuk menara dengan sumber cahaya berada di puncak bangunan. Sumber
cahaya bisa berasal dari tenaga listrik dari pantai, baterai atau gas acetylene. Bila diperlukan dipuncak menara dipasang radar
reflector.

Mercu suar
Adalah konstruksi menara yang tinggi dengan lampu suar ditempatkan

dipuncaknya. Bangunan ini biasanya didirikan di suatu titik di pantai guna memandu kapal yag akan menuju terminal atau juga di
tempatkan di karang,
gosong atau ditempat berbahaya untuk pelayaran. Mercu suar bisa dibuat dari batu, konstruksi baja dan harus kuat untuk bisa
menahan serangan gelombang. Menara harus cukup tinggi sehingga lampu suar bisa dilihat oleh kapal yang sedang mendekat,
minimal dari jarak 32 km. dengan memperlihatkan bentuk bumi yang bulat. Tinggi mercu suar agar dapat dilihat kapal yang berada
pada suatu jarak tertentu dapat dihitung dengan rumus :

D =3.86 [ VH + VH‫]ו‬

Dimana :
D : Jarak horizontal antara kapal dan mercu suar
H : Tinggi mercu suar
O₋ : tinggi mata yang memandang diatas permukaan laut

Cahaya lampu suar bisa putih atau berwarna dan berkelap-kelip, serta sumber tenaga nya bisa dari arus listrik, batrey atau gas
acetylene.

B Alat pemandu pelayaran konstruksi terapung

Alat pemandu tipe ini berupa pelampung {buoy) yang diletakan di suatu tempat tertentu. Pelampung diberi alat pemberi tanda
peringatan yang bisa berupa lampu, radar reflector, bel atau bunyi peringatan lainnya, yang tergantung pada

penggunaannya. Sumber cahaya berasal dari batrey listrik atau gas acetylene. Gas ini dimasukan dalam ruangan gas yang ada dalam
pelampung dan cukup untuk
menyalakan lampu siang dan malam sampai beberap bulan. Pada tipe ini alat

38
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

pemandu pelayaran dapat berupa kapal rambu suar atau pelampung dengan bentuk yang telah di standarisasi.

Kapal rambu suar

Di suatu tempat yang sulit untuk membangun mercu suar, maka kapal kecil

dengan bobot 500 ton dapat digunakan untuk menggantikannya. Kapal ini bisa di awaki atau tidak dan dilengkapi dengan lampu
otomatis dan sinyal kabut.
Peralatan cahaya terdiri empat pasang cermin pemantul yang ditempatkan disekeliling lampu dan dapat berputar pada kecepatan
tertentu untuk memancarkan kilatan cahaya. Lambung kapal rambu suar biasanya di cat merah dan nama stasiun di cat putih pada
kedua sisinya Kapal ini bertambat pada satu jangkar.

Pelampung

Pelampung juga digunakan sebagai alat bantu pelayaran yang di anchor / ditambatkan pada suatu tempat yang dianggap tepat.
Pelampung ini bisa

diberi lampu atau tidak dan bisa diberi radar pemantul, bel atau bunyi peringatan yang disesuaikan dengan fungsi penggunaan nya.
Lampu mercu
suar diletakan di bagian atas pelampung dan di beri lampu berwarna yang disesuaikan dengan penggunaannya. Sumber cahaya
berasal dari baterai listrik atau gas acetylene. Pelampung di cat menurut lokasi dan kegunaanya. Cahaya pada pelampung adalah
cahaya lampu. Pelampung dengan peringatan suara juga bercahaya, yang dilengkapi dengan bel, pluit atau terompet. Pemberian
warna dan penomoran pelampung adalah seragam diseluruh kawasan yang disesuaikan dengan posisinya, yaitu disebelah kanan
atau kiri kapal yang akan masuk dari arah laut mengikuti alur. Jenis pelampung rambu suar yang ada antara lain :

Pelampung Suar Buoy


Pelampung ini tidak bercahaya, berbentuk tiang panjang dan tipis terbuat
dari kayu atau logam. Panjangnya berkisar antara 6 meter dan 15 meter, di cat serta tampak di permukaan dan diikat dengan rantai
yang dihubungkan dengan jangkar yang diletakkan di dasar laut. Biasanya digunakan pada kanal dengan arus cepat atau pasang surut
besar dan juga bersifat sementara.

Pelampung Can buoy


Pelampung ini tidak bercahaya, bagian atas rata dan diletakan di sebelah kiri terminal atau disebelah kiri alur bilamana kapal masuk
dari arah laut. Can Buoy dibuat dari logam, di cat hitam dan diberi nomor ganjil.

Pelampung Nun Buoy


Pelampung ini tidak bercahaya, bagian yang diatas air berbentuk

39
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

kerucut dan diletakkan di sebelah kanan terminal atau disebelah kanan alur bilamana kapal masuk dari arah laut. Nun Buoy dibuat
dari logam, di cat merah dan diberi nomor ganjil.

Pelampung Spherical Buoy


Spherical Buoy berbentuk seperti bola dan biasanya diletakkan di tempat

khusus dikanal pada tempat yang dangkal. Pelampung jenis ini kadangkala diberi lampu. Dibuat dari logam dan di cat menurut
posisinya dan
digunakan pada kanal.

Pelampung Lighted Buoy


Pelampung ini bercahaya dan mempunyai kerangka {menara baja) yang tinggi atau konstruksi menara diletakkan pada konstruksi
dasar yang terapung dan dilengkapi dengan pelampung yang stabil serta mampu menahan angin. Dasar yang terapung tersebut juga
direncanakan untuk menampung cadangan bahan bakar yaitu baterai atau gas acetylene. Cahaya lampu diletakkan pada bagian atas
konstruksi. Pelampung ini digunakan pada kedua sisi alur atau pada tempat khusus sesuai dengan

kebutuhan pelayaran. Pelampung di cat menurut posisinya sepanjang kanal atau tempat lain.

Pelampung Sound Warning Buoy


Pelampung jenis ini kadang-kadang diberi cahaya ataupun tidak, mempunyai kerangka logam yang tinggi dan diletakkan pada
konstruksi dasar yang terapung dan dilengkapi dengan pelampung yang stabil serta mampu menahan angin. Pelampung ini serupa
dengan pelampung yang bercahaya. Konstruksi dasar juga direncanakan untuk menampung cadangan bahan bakar bila pelampung
dilengkapi cahaya. Cahaya lampu di letakkan pada puncak konstruksi, sedangkan sumber suara diletakkan dibawahnya. Tanda suara
yang bisa berupa gong, peluit, atau bel dan

dioperasikan secara otomatis. Pelampung ini digunakan pada tempat khusus atau tersembunyi untuk memberi peringatan pada
kapal yang kena
kabut pasca siang atau malam hari. Pelampung di cat dan diberi nomor menurut lokasi nya. Bila perlu bisa dilengkapi dengan radar
reflector.

C. Stasiun Radio Operasi Pantai / Alat Komunikasi

Pelayanan telekomunikasi pelayaran dilakukan melalui jaringan telekomunikasi pelayaran yang meliputi stasiun radio pantai atau
stasiun bumi pantai yang dapat tersambung dengan jaringan telekomunikasi umum di darat. Penyelenggaraan telekomunikasi
pelayaran dilakukan oleh pemerintah dan atau pengelola Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) dengan persyaratan yang
ditetapkan. Penyelenggara telekomunikasi

pelayaran tersebut meliputi kegiatan pengadaan, pengoperasian dan pemeliharaan


Dalam penyelenggaraan telekomunikasi pelayaran, pemerintah membentuk satuan pelayanan telekomunikasi pelayaran yang
berfungsi melaksanakan pengoperasian, pemeliharaan dan pengawasan telekomunikasi pelayaran. Para petugas pelayanan
telekomunikasi pelayaran harus memenuhi persyaratan dalam hal kesehatan, pendidikan dan kecakapan guna untuk menjamin
keamanan dan keselamatan telekomunikasi pelayaran ditetapkan zona-zona keamanan dan

keselamatan di sekitar instalasi dan bangunan tersebut. Zona tersebut di peruntukan hanya bagi petugas ke navigasian dan sebagai
batas pengamanan bagi
konstruksi dan gangguan fungsi sarana.

40
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

BAB 5
KAJIAN OPERASIONAL TERMINAL KNUSUS

PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE merupakan perusahaan Industri Minyak Sawit {CPO) yang mana memperoleh izin Perkebunan
Kelapa Sawit di wilayah Kota Tegal yang berada di daratan Pulau Kalimantan. Adapun rangkaian kegiatan produksi Kelapa Sawit
terdiri dari kegiatan penambangan sampai dengan pengapalan.
Lokasi rencana Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE terletak diluar DLKp Pelabuhan
Samarinda. Adapun terkait kegiatan pengapalan, maka pelabuhan umum terdekat adalah Pelabuhan Samarinda yang berjarak 30
mile dari lokasi rencana Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) yang mana Pelabuhan Samarinda tersebut tidak melayani jenis
barang curah kering termasuk Kelapa Sawit sehingga dapat dikatakan bahwa sampai studi ini disusun belum terdapat pelabuhan
umum terdekat yang dapat melayani pengapalan kelapa sawit PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE .
Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk menunjang kegiatan pokoknya PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE berencana akan
mendirikan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) di tepi Sungai Mahakam, Desa Ngayu, Kecamatan Muara Bengkal, Kota
Tegal, Propinsi KOTA TEGALdengan koordinat lokasi 0¾ 29’50.24”S / 117¾ 17’24.07” E.

INDUSTRI KELAPA SAWIT

SEGMEN PASAR MINYAK SAWIT

Industri perkebunan dan pengolahan kelapa sawit adalah industri yang dapat dikatakan industri padat modal dan padat karya,
artinya membutuhkan tenaga kerja yang besar sekaligus juga modal yang tinggi. Proses dimulai dari penyiapan lahan, penyiapan
bibit, penanaman pohon kelapa sawit, perawatan, panen TBS, penggilingan TBS, dan sampai transportasi produk yaitu minyak sawit
mentah {Crude Palm Oil/CPO).

41
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Gambar 2 Proƨeƨ dalam induƨtri kelapa ƨawit dari mulai perkebunan ƨampai pada tranƨportaƨi haƨil produkƨi yaitu Crude Palm Oil
(CPO).

Dari seluruh proses/operasional PT. NPC diatas, pada bagian akhir adalah penyimpanan CPO dalam tanki dan menunggu proses
transportasi/ pengangkutan ke pabrik pengolahan
lpaennjuyitmanp.anSaenbabgearui pparotadnugkksii-
tadnakliamsebbeleunmtudkiacliarkiran{lkiqeupidenpgraondgukuctt),baCikPObermupeamtbruutkuhtaknakni atau kapal tanker.
Khususnya transportasi menggunakan tanker atau tongkang {barge), maka sangat membutuhkan fasilitas Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri ( TUKS ) yaitu fasilitas sandar kapal untuk bongkar/muat material/orang.Uraian ringkas pada rencana kegiatan
pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) {TERSUS) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE adalah fasilitas bongkar
muat produksi yakni CPO dari tanki timbun ke kapal/tongkang pengangkut.

Kebun Sawit

Tandan Buah
Segar {TBS)
Terminal CPO: Storage Tank
CPO {tangki timbun) Sistem Pipa
Pabrik Kelapa Sawit Kapal/
tongkang

Batas Sistem Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) CPO


Gambar 3 Siƨtem Terminal Khuƨuƨ dalam tranƨportaƨi CPO

Dalam sistem transportasi CPO, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) adalah sebagai fasilitas penyimpanan/ penimbunan
{bulking station) CPO sampai dengan 3.000 ton sebelum dipompa ke tongkang
melalui sistem perpipaan. Disamping fasilitas diatas, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) juga harus dilengkapi dengan
fasilitas pendukung seperti :

Fasilitas Utama :

Dermaga sebagai fasilitas sandar tongkang dan kapal;


Tanki timbun sebagai peyimpan sementara CPO; Fasilitas Pendukung :
Gudang Kernel
Rumah Boiler
Jembatan timbang
Kantor

42
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Rumah Staff
Mess karyawan
Sistem perpipaan {CPO, BBM, Uap/steam)

Perencanaan Dermaga

Perairan merupakan media dimana kegiatan transportasi air dilaksanakan, sehingga untuk kepentingan analisis keamanan dan
keselamatan pelayaran maka parameter
teknis yang serupa data harus dapat diketahui dengan tepat. Beberapa data teknis perairan yang sesamauntuk diketahui adalah
meliputi pasang surut, arus, gelombang dan kondisi sedimentasi.
Guna memenuhi standart oprasional dalam lingkup keselamatan pelayaran dan Pemenuhan kebutuhan jasa kepelabuhan maka
fasilitas yang terdapat dari suatu Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) Harus memenuhi kriteria kelayakan teknis. Adapun
jenis fasilitas dari Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) itu sendiri terdiri Dari sebagai berikut :

Fasilitas di Daratan.

Dermaga.
Akses Penghubung dermaga dengan daratan { causeway atau trestle).
Stacking Area { baik gudang atau lapangan penumpukan ).
Kantor Administrasi.
Area Pengolahan Limbah.

Fasilitas di perairan.

Alur Pelayaran.
Kolam Tambat / Kolam Dermaga.
Kolom Putar.

Pada perencanaan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ), dalam tahap perencanaan semua fasilitas di atas, harus mengacu
pada elevasi 0 LWS.

Kriteria Dermaga

Semua fasilitas sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, memiliki kriteria tertentu untuk masing ’ masing jenis sesuai dengan
fungsinya sebagaimana tersaji pada Tabel 5.1

No Jenis Fasilitas Kriteria Code


1 Fasilitas Darat
5-7

aDermaga. Lantai Dermaga Aman Dari OCDI & CSIRO


Muka Air Tertinggi

43
DOKUMEN TEKNIS PT.CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

b Akses Penghubung ke Minimal Sama Dengan Elevasi


Dermaga Stacking Area Lantai Dermaga Harus Ada Harus Ada Optional
c d e fKantor Administrasi. Bengkel & Genset.
Harus Ada
2 Area Pengolahan Limban.
a Fasilitas Perairan
Alur Pelayaran

Kedalam & Lebar Alur Sesuai OCDI


Code
b Kolam Tambat / Kolam Kedalaman Sesuai Code OCDI
Dermaga.
c Kolam Putar Kedalaman Cukup & Diamer Port Designer’s
Kolam Sesuai Code Handbook

Tabel 4.1 Kriteria Kelayakan Teknis Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) 5-3
Sumber : OCDI, Port Designer’s Handbook

Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, maka selajutnya akan diulas lebih lanjut kajian teori untuk masing-masing kriteria sebagaimana
dengan code. Adapun code yang dipakai adalah aturan yang berlaku untuk standart pelabuhan di jepang {OCDI), Port Designer’s
Handbook untuk standart desain pelabuhan di Eropa.

Rencana Alur Keluar Masuk Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE
Mengikuti lebar Sungai Mahakam di depan lokasi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE
cukup luas, maka alur pelayaran didesain untuk dua jalur kapal atau two way chanel sehingga masing-masing kapal dapat
berpapasan. Berdasarkan OCDI, maka lebar alur pelayaran tersebut adalah sebagai berikut:

Lebar Alur Pelayaran = 1,9 Lebar Kapal

Kedalaman Kolam Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Mengingat lokasi alur pelayaran dan kolam dermaga berada dalam sungai sehingga tidak ada pengaruh gelombang, maka kedalaman
minimum kolam dermaga dan alur pelayaran untuk berdasarkan “ Part Designer’s Handbook “ adalah sebagai berikut :

Sailing Depth = 1.15 dari maksimum daftar + Toleransi Sounding + Toleransi Deposit Sedimen + Toleransi Pengerukan

Rencana Volume Bongkar Muat di Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE Berdasarkan
data resmi yang dikeluarkan oleh PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE , maka trafik barang pokok yaitu Kelapa Sawit adalah sekitar
30.000 — 40.000 ton/tahun di awal tahun

44
5-4

KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

selanjutnya meningkat sampai 100.000 — 120.000 ton/ per tahun di tengah periode operasi dan menurun lagi sampai 500.000 ton/
tahun di akhir periode operasi .
Jenis angkutan laut yang digunakan adalah tongkang {barge) dengan kapasitas adalah 2000 ton. Berdasarkan hal tersebut dapat
dikatakan bahwa trafik kapal maksimum yang dapat terjadi adalah 500 call/tahun atau » 42 call per bulan sebagimana proyeksinya
tersaji pada gambar 5.7

Gambar 5.7 Rencana Kunjungan Barge/Tonogkang di Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )

Rencana Kebutuhan Fasilitas & Peralatan di Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE
Guna menunjang kegiatan pokoknya tersebut, maka pada Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) ini akan dibangun fasilitas
daratan dan perairan sebagai berikut:
Dermaga
Tipe Standar : Jetty
Tipe Tambat : Mooring
Kapasitas : 1 Tambatan
Ukuran : 150 m x 50 m
Kedalaman : -5 m LWS
Lapangan Penumpukan Kelapa Sawit : » 0,7 Ha
Peralatan Pemuatan : Movable Loading Conveyor 750 Tph
Peralatan Penunjang
Alat Berat : 8 unit
Dumpt Truck : 12 unit
Alat Penimbang : 1 unit @ 50 ton
Cruching Plant : 2 set @ 500 Tph, 4 set @ 250 Tph

45
KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Genset : 20 KVA, 75 KVA dan 80 KVA

Fasilitas Pendukung lainnya 5-5


Radio Komunikasi
Kantor {Eksisting 8 m x 10 m)
Workshop
Setting Pond
Pemadam Kebakaran
Mushola & Mess Karyawan

A. Struktur Organisasi dan SDM

Struktur Organisasi

Pekerjaan Perkebunan Kelapa Sawit di organisasi kedalam departemen atau seksi yang bertanggung jawab pada beberapa aspek
pengoperasian perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai variasi sendiri organisasinya, biasanya terdiri dari 6 {enam) divisi, yaitu:
administrasi, produksi, perencanaan, pengadaan, jaminan mutu dan
pengelola proyek, dengan uraian sebagai berikut:
Divisi Administrasi, mencakup kepala dan staf kantor eksekutif, berdasarkan, akuntan, personil, buruh, tenaga K3, dan tenaga kerja.
Divisi Produksi, merupakan departemen yang bertanggung jawab terhadap pertambangan di lapangan. Konsekuensinya, departemen
ini mempunyai banyak pekerja dengan berbagai macam keahlian. Secara umum, 75% s/d 85% tenaga pertambangan ada di
departemen ini. Tugas dan fungsi perencanaan, penjawaban dan pengendalian produksi merupakan pekerjaan departemen ini.
Divisi Perencanaan, merupakan departemen yang bertanggung jawab untuk menyiapkan informasi mengenai proyek konstruksi yang
akan digunakan dalam memproduksi Kelapa Sawit. Tugas dan fungsi departemen ini adalah mencakup

prapertambangan, desain detail dan perencanaan produksi kadang-kadang juga melakukan penawaran pekerjaan baru. Banyak
pertambangan
menggunakan jasa subkontraktor untuk pekerjaan tambang. Perencanaan produksi sangat berperan penting dalam peningkatan
pertambangan Kelapa Sawit, dalam banyak kasus departemen produksi juga berperan dalam perencanaan. Distribusi dan tanggung
jawab antara perencanaan dan desain produksi secara luas dapat diberikan ke departemen ini tergantung organisasi pertambangan.
Divisi Pengadaan atau logistik, bertanggung jawab terhadap ketersediaan material atau bahan yang akan dipakai untuk menambang
Kelapa Sawit. Mencakup kebutuhan bahan baku, pekerjaan yang dikerjakan subkontraktor, komponen dan juga peralatan,
transportasi bahan, pembuatan barang jadi atau
setengah jadi dan ketersediaan peralatan keselamatan.
Divisi Jaminan Kualitas, mempunyai fungsi yang berbeda disbanding dengan
divisi lain di pertambangan. Divisi ini, umumnya bertanggung jawab terhadap

46
5-6

KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

dokumentasi pekerjaan, agen regulasi atau klasifikasi yang bertugas untuk menerapkan aturan, regulasi, dan kontrak.
Divisi Pengelola Proyek, mempunyai tugas utama yaitu menentukan dan menganalisa setiap perubahan pekerjaan atau kemajuan
proyek pertambangan Kelapa Sawit. Dalam divisi ini, dilengkapi dengan surveyor yang bertanggung jawab penuh pada proyek
pengkonstruksian. Tim ini juga mempunyai tim gugus
mutu yang secara umum mengimplementasikan konsep pengadilan statistic
{accuracy control) dalam setiap kegiatan pertambangan.

Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia {SDM) dalam konteks bisnis, adalah orang yang bekerja dalam suatu organisasi yang sering pula disebut
karyawan atau tenaga kerja. Sumber Daya Manusia merupakan asset yang paling berharga dalam perusahaan, tanpa manusia maka
sumber daya perusahaan tidak akan dapat menghasilkan laba atau menambah nilainya sendiri.
Didalam industri Minyak Sawit {CPO), terutama pada divisi produksi yang mengerjakan / menambang Kelapa Sawit di lapangan,
memerlukan berbagai macam
SDM berupa tenaga kerja yang masing-masing memiliki keahlian.
5.2 OPERASIONAL TERMINAL KNUSUS

A. INDUSTRI MINYAK SAWIT (CPO) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE


PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE merupakan perusahaan swasta nasional, {Penanaman Modal Dalam Negeri/ PMDN) yang
bergerak di bidang industri Minyak Sawit {CPO). PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE ini berdiri dan beroperasi di Samarinda,
berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan Nomor 16/L/DDP/2016 Tanggal 16 Maret 2016 melalui Notaris Debora Dinar Palestina, S.H.,
M.KN.

Sesuai dengan core bisnis yang dijalankan PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE merupakan

perusahaan industry Minyak Sawit {CPO) yang melakukan proses kegiatan usaha pokok sesuai izin yang dikeluarkan oleh instansi
terkait berupa Nomor Induk Berusaha
{NIB) Nomor : 8120106890466 Tanggal 06 Agustus 2018 yaitu berupa Perkebunan Buah Kelapa Sawit.

Sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berfokus pada kegiatan pertambangan kelapa sawit, PT. CEMERLANG SEJAHTERA
MARINE melakukan kegiatan-kegiatan pada umumnya yang secara ringkas disajikan dalam uraian berikut :

Kondisi eksisting lokasi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) Industri Minyak Sawit {CPO) PT. CEMERLANG SEJAHTERA
MARINE adalah berupa lahan milik sendiri dan telah dibangun beberapa fasilitas daratan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS
) yang meliputi:

Kantor
Stockpile

47
KAJIAN TEKNIS PT. NALA PALMA CADUDASA

Houling Road Internal

5-7

Gambar 4.1 Peta Lokasi Rencana Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Gambar 4.2 Foto Internal Hauling Road & Stockpile di Rencana Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )

48
KAJIAN TEKNIS PT. NALA PALMA CADUDASA

Gambar 4.3 Foto Kantor & Gudang di Rencana Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )
Adapun untuk situasi dermaga dan perairan sekitar dari rencana lokasi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) I5n-d8ustri
Minyak Sawit {CPO) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE adalah berupa lahan terbuka di sekitar bantaran
Sungai Mahakam yang mana sudah memiliki jalan akses berupa hauling road.

Gambar 2.4 Kondisi Area Dermaga dan Bantaran Sungai Mahakam di Sekitar Rencana Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )
PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

No. Jenis Bahan Baku dan Bahan Kapasitas Per bulan Asal Bahan
Penolong
1 Bahan Baku {Jenis Baja)
Pelat Besi 420 lembar Lokal
Hbeam 180 btg Lokal
Pipa Baja 170 btg Lokal
Roundbar 90 btg Lokal
Siku 870 btg Lokal
2 Bahan Penolong
Gate Valve 45 pcs Lokal
Globe Valve 15 pcs Lokal
Cat 29.700 ltr Lokal
Kawat Las 25.600 kg Lokal
Pasir Blasting 2700 ton Lokal
Oxygen 6400 tbg Lokal
LPG 50 kg 250 btg Lokal
Solar 303.000 ltr Lokal
Zinc Anole 800 pcs Lokal
Sumber: PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Tabel-5.2. jenis Bahan Baku dan bahan penolong industri perlengkapan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG
SEJAHTERA MARINE

49
KAJIAN TEKNIS PT. NALA PALMA CADUDASA

50
KAJIAN TEKNIS PT. NALA PALMA CADUDASA

A. TERMINAL KNUSUS PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE 5-9


Sebagaimana umumnya, dermaga dalam industry Minyak Sawit {CPO) berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil produksi baik
bongkar maupun muat serta sebagai tempat untuk melakukan bongkar muatan material bahan baku maupun

penunjang industri kelapa sawit. Namun dalam operasional nantinya, PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE berfokus kepada
kegiatan perkebunan kelapa sawit sesuai
dengan izin yang dimiliki.

Fasilitas Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )


Dalam upaya mendukung operasional perusahaan, PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE berencana akan membangun dan
mengoperasikan sendiri Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) dengan seluruh fasilitas pendukung baik pokok maupun
penunjang yang belokasi di tepian perairan sungai Mahakam di desa Nganu, Kecamatan Muara Bengkal, Kota Tegal, Kota Tegal
sebagai sarana penunjang industri Minyak Sawit {CPO) khususnya perkebunan kelapa sawit yang dimilikinya.

Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE berdasarkan izin yang dimiliki dipergunakan
sebagai fasilitas sandar kapal dalam aktivitas bongkar / unloading berupa bahan baku, hasil produksi dan peralatan penunjang
produksi industri Minyak Sawit {CPO). Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE akan
memanfaatkan fasilitas pokok berupa dermaga sebanyak 1 {satu) unit bertype Jetty dengan kedalaman perairan sekitr 5 m LWS s.d 7
m LWS sebagai sandar kapal tongkang kapasitas maksimal 330 feet atau setara dengan 12.000 DWT disamping itu juga
mengoperasikan 1 {satu) unit Jetty berukuran 150 m x 50 m dengan kontruksi baja.

Rencana dermaga yang akan dibangun dan dioperasikan oleh PT. Nala Palma

Cadudasa sebagai fasilitas pokok Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Tabel 5.3. Spesifikasi Dermaga

Karakteristik Dermaga/ Fasilitas Data/ Spesifikasi 5-16


TipeJetty
KontruksiBaja
Ukuran150 m × 50 m
Kedalaman5 m s/d 7 m LWS
Posisi Koordinat00˚ 13‘ 11.75” LS / 116˚ 48‘ 09,89” BT

Selain fasilitas dermaga tersebut diatas, PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE dalam operasional Terminal Untuk Kepentingan
Sendiri ( TUKS ) juga berencana akan membangun dan mengoperasikan fasilitas — fasilitas pokok maupun penunjang lainnya
sebagaimana table berikut:

51
KAJIAN TEKNIS PT. NALA PALMA CADUDASA

Tabel 4.3. Fasilitas Pokok dan Penunjang Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE 5-
10

No. Fasilitas Kapasitas (m²) Kondisi


1 Dermaga/ Slipway 4.000 Terbuka
2 Working Platform Area 6.500 Terbuka
3 Workshop 220 Tertutup
4 Genset Room 50 Tertutup
5 Kantor 90 Tertutup
6 RCN Gudang 770 Tertutup
7 Tangki BBM 80 Terbuka
8 Gudang 220 Tertutup
9 Pos Keamanan 18 Tertutup
Sumber : PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Arus Muatan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )

Analisa perkiraan arus muatan diperlukan untuk membantu kelancaran bongkar muat bahan baku dan hasil produksi serta peralatan
penunjang di Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE , karena kapasitas peralatan dan
fasilitas pelayanan lainnya yang tersedia harus sebanding dengan jumlah arus barang yang akan lewat Terminal Untuk Kepentingan
Sendiri ( TUKS ). Makin meningkatnya jumlah bahan baku dan hasil produksi serta peralatan penunjang yang masuk ke Terminal
Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) secara otomatis jumlah arus muatan dan lalu lintas / ship call yang melewati terminal akan
meningkat pula, sehingga peralatan dan fasilitas lainya yang dibutuhkan untuk muat akan menyesuaikan sampai mencapai batas
kapasitasnya atau perlu dilakukan pengembangan atau penambahan.
Muatan utama Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) dalam Industri Minyak Sawit {CPO) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE
adalah berupa bahan baku dan hasil produksi kelapa sawit. Jumlah barang termuat serata dengan kebutuhan. Beberapa metode
yang dapat digunakan untuk menghitung proyeksi arus, antara lain :

Metode laju pertumbuhan


Metode laju pertumbuhan dapat digunakan untuk memperkirakan nilai yang akan datang bila pertumbuhan yang terjadi konstan
untuk beberapa tahun. Dalam metode ini volume
/ kapasitas bahan baku dan hasil produksi serta peralatan penunjang tahun t diperkirakan sebagai volume / kapasitas bahan baku
dan hasil produksi serta peralatan penunjang tahun t-1 ditambah volume / kapasitas tahun t-1 dikalikan tingkat pertumbuhan atau
dapat dirumuskan sebagai :
Yt=Yt-1 + gYt-1 atau Yt={1+g) Yt-1 Dimana :
Yt : volume / kapasitas barang / arus muatan tahun t
Yt-1 : volume / kapasitas barang / arus muatan tahun t-1

52
KAJIAN TEKNIS PT. NALA PALMA CADUDASA

g : tingkat pertumbuhan
Metode Trend Linear
Menurut anto dayan {1975) metode trend linear menggunakan kwadrat minimum5-1y1ang
secara teoritis menggambarkan probalitas suatu kejadian yang dimaksimalkan guna memperoleh penyebaran normal disekitar nilai
trend yang telah diminimalakan. Karena peristiwa ekonomi atau perdagangan yang sebagian besar datanya berfluktuasi secara
deret berkala disekitar yang akan datang dapat digunakan. Metode trend linear digunakan dengan melihat kecendrungan data
historis volume / kapasitas yang sudah
ada. Volume / kapasitas barang Y Dalam metode ini diperkirakan sebagai fungsi dari waktu, dengan menggunakan rumus :

Y=a + b x Dimana :
A= ΣY, dan b= Σ XY N Σ X²

Y : Volume / kapasitas barang / arus muatan untuk periode tertentu X : waktu {tahun)
: konstanta
: Kemiringan garis ternd
N : Jumlah obsevasi {jumlah tahun data historis).

Metode wawancara
Metode wawancara digunakan untuk melihat pandangan pimpinan / manajemen perusahaan dalam menentukan prakiraan masa
mendatang berdasarkan intuisi bisnis dan pengalaman.
Metodologi prakiraan laju pertumbuhan yang digunakan untuk menghitung proyeksi arus muatan di Terminal Khusus PT. Nala
Palma Cadudasa adalah dilakukan melalui
wawancara dengan pihak manajemen perusahaan untuk mengetahui perencanaan dan ekspektasi produktivitas Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri ( TUKS ) berdasarkan intusi bisnis dan pengalaman. Dari
hasil wawancara diperoleh gambaran data volume barang {bahan pokok dan penunjang) dan arus kunjungan kapal berupa hasil
produksi kelapa sawit di Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE sebagaimana disajikan
pada tabel berikut :

Tabel-5.1. Prakiraan Volume / Kapasitas Produksi Kapal di Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) Jangka Pendek, Menegah dan
Panjang

No. Tahun Volume Bahan Baku dan Penolong Arus kunjungan


(ton) kapal (Produksi)
1. Tahun -1 1.000 30
2. Tahun -2 1.000 30
3. Tahun -3 1.100 35

53

5-12
KAJIAN TEKNIS PT. NALA PALMA CADUDASA

4. Tahun -4 1.100 35
5. Tahun -5 1.100 35
6. Tahun -6 1.200 40
7. Tahun -7 1.200 40
8. Tahun -8 1.200 40
9. Tahun -9 1.200 40
10. Tahun -10 1.200 40
11. Tahun -11 2.000 60
12. Tahun -12 2.000 60
13. Tahun -13 2.000 60
14. Tahun -14 2.000 60
15. Tahun -15 2.000 60
Sumber : Hasil Analisa PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Kelembagaan Pengelolaan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 20 Tahun 2017 tentang Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) dan Terminal
Untuk Kepentingan Sendiri, dikatakan bahwa Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) dan Terminal Untuk Kepentingan sendiri
guna kegiatan tertentu. TUKS hanya dapat dioperasikan untuk kegiatan lalu lintas kapal atau turun naik penumpang atau bongkar
muat barang berupa bahan baku, hasil produksi sesuai dengan jenis usaha pokoknya dan peralatan penunjang produksi untuk
kepentingan sendiri, dan kegiatan pemerintahan, penelitian, pendidikan dan pelatihan serta sosial. Kegiatan selain yang disebutkan
diatas tidak boleh dilakukan oleh pengelola Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ).
Pengelola Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) adalah Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten / Kota atau
Badan Hukum Indonesia yang memiliki izin untuk mengoperasikan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG
SEJAHTERA MARINE sebagai Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) milik sendiri dalam pengelolaannya harus melibatkan
unsur dari pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten / kota. Unsur Pemerintah dalam pengelolaan diwakilkan oleh
KSOP / KUPP / Kanpel setempat, Dinas Perhubungan {Dishubkominfo), dan Kementerian Perhubungan.

KUPP/ Kanpel/ KSOP


Tugas dari instansi ini menurut Keputusan Bersama Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan
Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, dan Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dn Usaha Kecil dan Menengah Nomor :
AL.59/I/12- 02, Nomor : 300/BW/2002, dan No : 113/ SKB/DEP.I/VIII/2002 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Tenaga
Kerja Bongkar Muat {TKBM) di Pelabuhan adalah :

Mengendalikan tugas pelayanan di dalam daerah lingkungan kerja pelabuhan dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan.
Melaksanakan pengamanan dan penerbitan di daerah lingkungan kerja pelabuhan dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan.
Mengatur dan memberikan petunjuk secara teknis pelaksanaan kerja bongkar muat agar produktifitas kerja tetap optimal.

54

5-13
KAJIAN TEKNIS PT. NALA PALMA CADUDASA

Mengadakan pengawasan kegiatan administrasi operasional koperasi TKBM


{Tenaga Kerja Bongkar Muat).
Bertindak sebagai Mediator dalam negosiasi penetapan tariff OPP / OPT dan biaya penggunaan TKBM di pelabuhan setempat

Dinas Perhubungan (Dishubkominfo)

Tugas dari instansi ini baik tingkat provinsi maupun kabupaten / kota untuk masing- masing daerah pada dasarnya tidak sama persis.
Namun, secara umum tugas dari Dinas
Perhubungan adalah mengkoordinasikan dan mengendalikan serta melaksanakan kebijaksanaan di bidang perhubungan dan tugas
perbantuan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi atau Kabupaten / Kota. Adapun untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud, Dinas Perhubungan mempunyai fungsi yaitu :

Perumusan kebijakan umum dan teknis di bidang perhubungan;


Pembinaan umum dan teknis di bidang perhubungan;
Pelaksanaan pemberian perijinan dan pelayanan umum di bidang perhubungan; dan
Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh gubernur atau bupati / walikota.

Kementerian Perhubungan
Tugas dari instansi ini adalah membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan di bidang perhubungan.
Sedangkan fungsinya adalah :

Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang perhubungan ;
Pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perhubungan ;
Pengelolaan barang milik/ kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan ;
Pengawasan dan pelaksanaan tugas di bidang perhubungan ;
Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsi bidang perhubungan kepada Presiden .
Pengelola Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )
Tugas dari pengelola terminal adalah mengoperasikan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) untuk kegiatan lalu lintas kapal
atau bongkar muat barang berupa bahan baku, hasil produksi dan peralatan penunjang produksi untuk kepentingan sendiri. Dalam
mengoperasikan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ), pihak PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE memliki kewajiban
sebagai berikut :

Menaati peraturan perundang-undangan dan ketentuan di bidang kepelabuhan, lalu lintas angkutan di perairan, keselamatan
berlayar, pengerukan dan reklamasi serta pengelolaan lingkungan;
Menaati peraturan perundang — undangan dari instansi pemerintah lainnya yang
berkaitan dengan usaha pokoknya;
Beranggung jawab terhadap dampak yang timbul selama pelaksanaan
pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) yang bersangkutan;

55
KAJIAN TEKNIS PT. NALA PALMA CADUDASA

Melaksanakan pekerjaan pembangunan selambat-lambatnya 1 {satu) tahun sejak izin pembangunan diterbitkan;
Melaksanakan pekerjaan pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) sesuai dengan jadwal yang ditetapkan;
Menyediakan sarana bantu navigasi pelayaran, alur pelayaran, kolam pelayaran serta kelancaran arus lalu lintas
kapal dan barang sesuai dengan izin
pembangunan yang diberikan;
Melaporkan kegiatan pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) secara berkala kepada
Direktur Jenderal, Gubernur dan Bupati / Walikota sesuai dengan izin pembangunan.

Dari uraian tugas masing-masing instansi yang terlibat dalam pengoperasian Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ), dapat
dibuat keterkaitan diantara masing-masing instansi. Keterkaitan kelembagaan dapat dilihat pada gambar berikut :

PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit merasa perlu untuk memiliki Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri ( TUKS ) sebagai tempat bongkar material / bahan baku dan bahan penolong atau sebagai sandar kapal hasil
produksi. Karena kebutuhannya tersebut, maka dibuatlah
Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) dilakukan oleh kordinator Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG
SEJAHTERA MARINE di bawah koordinasi manajer operasional. Pengelolaan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) dilakukan
oleh koordinator
Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) yang dibantu oleh kepala Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ), staf administrasi
dan pengawas lapangan. Koordinator Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) melaporkan perkembangan Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri ( TUKS ) kepada manager operasional. Operasional pengelolaan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )
dilakukan oleh pengelola Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) bersama - sama dengan Kantor Pelabuhan / KUPP / KSOP.
Untuk pengelolaan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ), Kementerian Perhubungan membuat peraturan Menteri
Perhubungan. Peraturan Menteri Perhubungan untuk mengelola TUKS yang ada saat ini adalah PM 20 tahun 2017 tentang Terminal
Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri. Kementerian Perhubungan bersama-sama dengan
Dinas Perhubungan melakukan pengawasan terhadap pengoperasian Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG
SEJAHTERA MARINE sehingga pengoprasian Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) sesuai dengan aturan perundang-
undangan yang berlaku.

Manfaat Sosial Ekonomis Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )


Pembangunan suatu fasilitas Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) mempunyai manfaat yang tidak dapat dihitung dalam
bentuk dalam bentuk seperti, kenaikan tingkat kesejahteraan masyarakat, pencemaran lingkungan dan sosial budaya. Kelayakan
secara finansial dari implementasi pelaksanaan pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG
SEJAHTERA MARINE terkait erat dengan analisis biaya kegiatan secara keseluruhan dari pada industri pembangunan dan
pengembangan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE secara menyeluruh. Sebagaimana
telah diuraikan diatas, pengoperasian Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi
menunjang operasional industrinya baik dalam rangka penyediaan bahan baku / material produksi maupun peralatan penunjang,
dikarenakan pelabuhan umum yang ada tidak dapat melayani bongkar muat material / bahan baku industri tersebut.
Tidak dapat diabaikan adanya kenyataan bahwa disamping manfaat finansial, setiap peroyek juga diharapkan untuk dapat
memberikan manfaat sosial maupun ekonomi lainnya. Seperti

56
KAJIAN TEKNIS PT. NALA PALMA CADUDASA

halnya industri pokoknya, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) yang merupakan partial dari sebuah kegiatan industri yang
terintregrasi diharapkan mampu memberikan manfaat
sosial maupun ekonomis terhadap perusahaan, masyarakat sekitar maupun pemerintah daerah setempat dimana lokasi Terminal
Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) ini berada dan beroperasi. Diantaranya manfaat-manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :

Bagi Perusahaan
Manfaat ekonomis yang langsung dapat disarankan antara lain yaitu : Dari segi teknis
operasional, dengan dengan dibangun dan beroperasinya Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA
MARINE , diharapkan mampu mendukung seluruh aktivitas terutama loading material maupun bongkar muat peralatan operasional
Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) maupun operasional industrinya. Sedangkan dari sisi finansial, dengan beroperasinya
Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) nantinya diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap efisiensi / penghematan
biaya operasional terutama dalam hal distribusi / Pengangkutan material / bahan baku industri. Efisiensi ekonomis ini dapat
diketahui dan dirasakan dengan melakukan komparasi jika apabila menggunakan fasilitas memiliki perusahaan lain atau milik
pemerintah maka akan dikenakan tarif yang secara langsung akan meningkatkan biaya operasional.

Bagi Masyarakat
Manfaat ini dapat terjadi dan nyata dirasakan pada saat tahap konstruksi maupun operasional Terminal Untuk Kepentingan Sendiri
( TUKS ) antara lain :

 Kesempatan kerja
Kegiatan pemerimaan tenaga kerja terutama saat konstruksi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ), dimana seluruh jenis
pekerjaan yang akan dilakukan seperti pembangunan jalan dan saluran drainase, pembangunan dermaga dan jalan dermaga, loading
station dan fasilitas lain serta operasional Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) akan membutuhkan jumlah tenaga keja yang
relatif banyak. Kondisi ini akan sangat memungkinkan memberikan peluang bagi tenaga kerja lokal untuk mengisi kesempatan kerja
tersebut.

 Kesempatan berusaha
Jenis pekerjaan yang terutama saat konstruksi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) berlangsung antara lain pembangunan
jalan, pembangunan dermaga, jalan dermaga, pembangunan trestle, loading station dan fasilitas lain serta operasional Terminal
Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) dimana pada akan dipekerjakan tenaga kerja yang relative besar, dan secara langsung tenaga
kerja tersebut membutuhkan berbagai jenis kebutuhan sehari-hari. Hal ini akan membuka peluang berusaha sperti tempat
menginap, warung makan dan minum sekitar lokasi pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ).

 Pendapatan Masyarakat
Manfaat yang disarankan terhadap tenaga kerja lokal yang direkrut akan memperoleh pendapatan minimal sama dengan Upah
Minimum Provinsi {UMP).
Peningkatan pendapatan juga diprakirakan akan terjadi pada penduduk disekitar

57
5-16

KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ), yang berusaha di sektor informal, misalnya pedagang kaki lima, warung makanan dan
minuman untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tenaga kerja konstruksi.

Bagi pemerintah
Manfaat sosial ekonomi dapat dilihat dari beberapa sisi antara lain :

 Sosial ketenagakerjaan
Dengan beroperasinya Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE akan menambah peluang
dan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar, sehingga angka pengangguran secara signifikan akan dapat berkurang. Masyarakat
sekitar yang memperoleh kesempatan berusaha dan bekerja sebagai tenaga kerja akan berpeluang meningkatkan pendapatan
sekaligus status sosial. Dari kondisi ini beban pemerintah daerah setempat terhadap masalah ketenagakerjaan terutama tingkat
angka pengangguran akan dapat sedikit teratasi.

 Perekonomian Lokal
Pengoperasian Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE akan meningkatkan
perekonomian lokal yaitu Kecamatan Nuara Bengkal khususnya dan Kota Tegal pada umumnya, yaitu berupa pemasukan royalty
maupun pajak {pph,
ppn dan pajak lainnya) yang dapat meningkatkan PAD Kota Tegal.

Potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS )

Penerimaan Negara bukan pajak {PNBP) menurut UU No. 20 Tahun 1997 adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak
berasal dari penerimaan pajak. PNBP dapat setiap saat digunakan untuk membiayai pelaksanaan tujuan Negara sebagaimana di
Undang — Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang berlaku dibidang
PNBP. Walaupun semua PNBP wajib disetor langsung secepatnya ke kas Negara, tetapi menurut pasal
8 ayat {1) UU PNBP, sebagian dana dari suatu jenis PNBP dapat digunakan untuk kegiatan tertentu yang berkaitan dengan jenis PNBP
tersebut dan instansi yang
berhak menggunakan adalah instansi atau unit kerja yang menggunakan PNBP. Disebutkan di dalam Bab II Pasal 2 {UU No 20 Tahun
1997) bahwa pengelompokkan penerimaan negara bukan pajak {PNBP) antara lain meliputi :

Penerimaan Negara yang bersumber dari pengelolahan dana pemerintah.


Penerimaan atau pemasukan negara yang berasal dari pemanfaatan Sumber Daya Alam yang mereka miliki.
Penerimaan atau pemasukan negara yang berasal dari hasil — hasil pengelolahan kekayaan negara yang telah dipisahkan.
Penerimaan atau pemasukan yang berasal dari aktifitas pemerintah yang berupa
pelayanan kepada masyarakat.
Penerimaan atau pemasukan yang berasal dari pengenaan denda administrasi
dan berdasarkan keputusan pengadilan.

58
5-17

KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE

Penerimaan atau pemasukan lainnya yang berdasarkan pada peraturan perundang — perundangan tentang
penerimaan negara bukan pajak.

Pengelolaan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ), mengacu kepada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun
2017 tentang Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri. Dalam hal operasional,
pengelolaan TUKS dilakukan oleh pengelola Terminal
Khusus dimana dalam hal ini adalah PT. CEMERLANG SEJAHTERA MARINE sebagai pemilik bersama — sama dengan KSOP / Kanpel
{Kantor Administrasi Pelabuhan) dibawah
pengawasan Dinas Perhubungan dan Kementerian Perhubungan dengan harapan operasional TUKS dapat berjalan efektif dan efisien
sesuai dengan peraturan perundang — undangan yang berlaku.

Terkait dengan Pemerintah Negara Bukan Pajak {PNBP), Kementerian Perhubungan telah menerbitkan dan memberlakukan aturan
berupa Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 69 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang mengacu kepada Peraturan
Pemerintah Nomor : 11 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang
berlaku Pada Kementerian Perhubungan.

Di Dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal I angka 2 {PM 69 Tahun 2015) menyebutkan bahwa “ Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak Yang Berlaku adalah tarif pelayanan jasa kepelabuhanan, jasa kenavigasian, penerimaan uang perkapalan dan jasa
angkutan laut yang berlaku pada Direktorat Jenderal. Lebih Lanjut dalam angka 3 disebutkan bahwa “Tarif Jasa Kepelabuhanan
adalah penerimaan yang diperoleh atas pelayanan jasa kapal, jasa barang, jasa pelayanan alat dan jasa kepelabuhanan lainnya di
pelabuhan yang tidak dikomersilkan, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri
{TUKS) dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ).

Potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak {PNBP) yang akan diperoleh pemerintah
terkait dengan penyelenggaraan atau operasional Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) sebagaimana diatur dalam ketentuan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 69 Tahun 2015
yang secara rinci menyebutkan bahwa Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak jasa kepelabuhanan pada pelabuhan yang belum
diusahakan secara komersial sebagaimana terdiri atas :

Jasa Pelayanan, meliputi :

Jasa Labuh
Jasa pemanduan di pelabuhan umum, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) yang
diselenggarakan oleh Penyelenggara Pelabuhan
{Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan)
Jasa penundaan di pelabuhan umum, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) yang
diselenggarakan oleh Penyelenggara Pelabuhan
{Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan)

5-18

59
KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA
MARINE

Kontribusi jasa pemanduan dan penundaan yang dilimpahkan kepada Badan Usaha Pelabuhanan atau pengelola Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri ( TUKS )
Jasa tambat.

Jasa Pelayanan Barang, meliputi :

Jasa dermaga.
Jasa penumpukan di pelabuhan
Jasa kegiatan alih muatan antar kapal.

Jasa Pelayanan Sarana dan Prasarana, meliputi:

Penggunaan sarana alat bongkar muat yang dimiliki oleh Penyelenggara Pelabuhan.
Penggunaan sarana alat bongkar muat yang bukan dimiliki oleh Penyelenggara Pelabuhan.

Pelabuhan Jasa Kepelabuhanan Lainnya, meliputi :

Penggunaan perairan dan pelayanan air bersih.


Pelabuhan terminal penumpang kapal laut
Pas orang
Pas kendaraan {termasuk uang parkir).

Mengenai Jenis dan Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak {PNBP) di sektor perhubungan termasuk di dalam pengelolaan
Terminal Untuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) secara rinci diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Jenis
dan Tarif Atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang berlaku Pada Kementerian Perhubungan. Jenis dan Tarif atas jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak {PNBP) pada dasarnya ditetapkan dengan memperhatikan dampak pengenaan terhadap masyarakat
dan kegiatan usahanya, biaya penyelenggaraan kegiatan Pemerintah sehubungan dengan jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
{PNBP) yang bersangkutan, dan aspek keadilan dalam pengenaan beban kepada masyarakat. Tarif atas jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak {PNBP) ditetapkan dalam Undang — Undang atau Peraturan Pemerintah yang menetapkan jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak {PNBP) yang bersangkutan. Keseluruhan dana dari hasil Penerimaan Negara Bukan Pajak {PNBP) bisa digunakan untuk
membiayai berbagai kegiatan diantaranya :

Kegiatan penelitan dan pengembangan teknologi.


Kegiatan seputar pelayanan kesehatan.
Kegiatan atau aktifitas yang beraktifitas dengan pendidikan dan pelatihan masyarakat.
Kegiatan seputar penegakkan hukum dan keadilan.


Kegiatan yang bersangkutan dengan pelayanan yang melibatkan kemampuan intlektual tertentu.
Kegiatan yang behubungan dengan pelestarian dan pengelolahan sumber daya alam.

5-19

60
KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA
MARINE

Penerimaan Negara Bukan Pajak {PNBP) harus melalui sebuah proses penting yakni pelaporan, karena hal ini juga menyangkut hidup
atau hajat orang banyak. Meskipun bukan dari perpanjakan, dana yang diperoleh dari Penerimaan Negara Bukan Pajak {PNBP)
dengan tujuan untuk keterbukaan, menghindari penyelewengan dan lainnya. Pelaporan penerimaan negara bukan pajak {PNBP) ada
dua yakni :

Pimpinan dari masing-masing instansi pemerintah yang memiliki sangkut paut atau hubungan dengan penerimaan negara bukan
pajak {PNBP) wajib melaporkan laporan
triwulan mengenai seluruh penerimaan dan penggunaan dana dari penerimaan Negara bukan pajak {PNBP) pada Menteri Keuangan.
Laporan mengenai realisasi penerimaan negara bukan pajak {PNBP) triwulan disampaikan secara tertulis oleh pejabat atau pemimpin
instansi pemerintahan kepada Menteri Keuangan paling lambat 1 bulan setelah triwulan yang bersangkutan berakhir.

61
KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA
MARINE
5-20

62
KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA
MARINE

BAB 6
KAJIAN MASALAN LINGKUNGAN

ZONA LINGKUNGAN

Lingkungan Geofisik
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip - prinsip fisika. Di dalamnya
termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah
permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter- parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di
dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara
vertikal maupun horisontal.

Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu untuk menentukan struktur bumi, secara lokal
yaitu untuk eksplorasi mineral dan

pgeorttaemknbiakn{gpaennentetrumanaspuokndmaisni ddlal) dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi


ybaakngbuunmani n.

Di Indonesia, ilmu ini dipelajari hampir di semua perguruan tinggi negeri yang ada. Biasaya geofisika masuk ke dalam fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
{MIPA), karena memerlukan dasar-dasar ilmu fisika yang kuat, atau ada juga yang memasukkannya ke dalam bagian dari Geologi.
Saat ini, baik geofisika maupun geologi hampir menjadi suatu kesatuan yang tak terpisahkan Ilmu bumi. Bidang kajian ilmu geofisika
meliputi meteorologi {udara), geofisika bumi padat dan oseanografi{laut).

Beberapa contoh kajian dari geofisika bumi padat misalnya seismologi yang mempelajari gempa bumi, ilmu tentang
gunungapi { Gunung Berapi )
aletmaupevonlgcadni obluomgyi,, dgaenodeiknsapmloikrasyi asenigsmimkyeamnpgedliagjuanriakadnindaamlaikma
pepnecragreiarnakhaindrokleamrbpoenn.g- Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya
alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga
dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air,
iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,
hewan, manusia dan mikro-organisme {virus dan bakteri).

63
KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA
MARINE

Geografi Wilayah
6-1
Rencana Iokasi pembangunan dan pengembangan TerminaI Khusus PT. NaIa PaIma Cadudasa secara administratif berada daIam
wiIayah Desa Ngagyu, Kecamatan Muara BengkaI, Kota Tegal, KaIimantan Timur.

Iklim

IkIim {IcIimate) adaIah kumpuIan statistika cuaca seIama kurun waktu tertentu. Stastistika yang dimaksud adaIah niIai ’ niIai kuaIitatif
dan watak kejadiannya dari anasir meteoroIogis yang merupakan niIai ’ niIai kuaIitatif atau watak penciri yang dimiIiki atmosfer yang
Iazim diukur.
Kota TegalterIetak di garis KhatuIistiwa yang banyak curah hujannya, menurut FH. Schmit dan Y.A. Ferguson dan VarhandeIingan
nomor 42 dari Jawatan MeteoroIogi dan Geofisika, wiIayah ini termasuk daerah hujan tipe B yaitu ikIim yang mempunyai 1-2 buIan
kering daIam setahun. Temperatur rata-rata antara 26˚C - 27˚C, suhu maksimaI adaIah 27,50˚C terdapat pada buIan Oktober,
sedangkan suhu minimum terdapat
pada buIan JuIi dengan suhu mencapai 26,50˚C.
Menurut peneIitian angka rata-rata hujan setiap tahunnya adaIah 2665 mm dengan 107 hari
hujan untuk Daerah Marabahan. Angin pada buIan Januari, Februari dan Maret berhembus dari arah Barat Laut, buIan ApriI dari arah
Tenggara dan pada buIan Nopember, arah angin dari Barat Laut. Curah hujan di suatu tempat antara Iain dipengaruhi oIeh ikIim,
geografi dan pertemuan arus udara. Berdasarkan data {BPS,2017) tercatat curah hujan tertinggi pada tahun 2016 terjadi pada buIan
Februari yaitu sebesar 358,14 mm³. Sedangkan curah hujan terendah terjadi di buIan Agustus yaitu sebesar 49,59 mm³. JumIah
curah hujan seIama tahun 2016 sebesar 2.665,18 mm³. Sedangkan jumIah hari hujan seIama Tahun 2016 sebanyak 150 hari dengan
hari hujan terbanyak adaIah di buIan Desember sebesar 18 hari. Hari hujan terjarang terjadi di buIan Agustus sebanyak 4 hari hujan.

Topografi dan Jenis Tanah

Kota Tegal merupakan hamparan wiIayah dengan topografi ketinggian 0,2 ’ 0,3 m dari permukaan Iaut. Kemampuan dan kesuburan
tanahnya dipengaruhi oIeh pasang surut air dan sebagian tergenang sepanjang tahun. Kondisi hamparannya didominasi oIeh rawa
beserta vegetasi khas di rawa-rawa. Dengan keIandaian 0-2 %, maka secara keseIuruhan wiIayah Kota Tegal merupakan daerah
dataran rendah yang reIatif datar. Jenis tanah di Kota Tegal terdiri dari organosoI seIuas = 101.900 Ha {34%) dan aIIuviaI seIuas =
191.390 Ha {66%).
Tekstur tanah di Kota Tegal sebanyak 284.706 Ha {95%) bertekstur haIus dan untuk jenis tekstur ini umumnya mempunyai
kandungan hara yang cukup tinggi. Tekstur jenis haIus hampir menyebar di seIuruh kecamatan. Tanah bertekstur sedang sekitar
14.330 Ha {4,78%)
dan 610 Ha {0,22%) dari Iuas Kota Tegal bertekstur kasar. Untuk kedaIaman efektif tanah di seIuruh wiIayah Kota Tegal mempunyai
kedaIaman Iebih dari 90 Cm yang
umumnya mengandung gambut.

64
KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA
MARINE

Geologi dan Morfologi 6-2


Secara GeoIogi kondisi dominan tekstur tanahnya rawa Iebak gambut {peat) dengan tingkat keasaman yang cukup tinggi {Ph rendah
2 - 4), karena sebagian wiIayahnya menjadi bagian dari apa yang disebut puIau petak yakni benukan deIta yang berasaI dari endapan
aIIuviaI {Iumpur
tanah) yang terdiri dari Liat KaoIinit dan Debu bersisipan Pasir, Gambut, KerakaI dan Bongkahan Lepas endapan sungai di daratan
muara yang berada di posisi pinggiran sungai. LitoIoginya
mempunyai struktur berupa peIapisan horizontaI dan tersusun oIeh endapan AIIuvium Muda pada periode Kuarter dan KaIa
HoIosen. Keberadaan tangguI ’tangguI sungai dengan deposisi berangsur-angsur yang tidak seragam menyebabkan terbentuknya
Cekungan / Depresi, dan pada kondisi ini sering terbentuk endapan gambut dengan ketebaIan yang bervariasi sesuai dengan
kedaIaman cekungan, apabiIa daerah ini diIewati oIeh sebuah sungai, yaitu Sungai Mahakam yang merupakan saIah satu sungai
terIuas dan terpanjang di Indonesia. Bentuk morfoIogi Kota Tegal merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0,2 sampai dengan
3 m dari permukaan Iaut. Karena merupakan dataran rendah maka hampir di semua kecamatan tumbuh hutan gaIam yang
digunakan sebagai bahan bangunan dan purun yang dimanfaatkan untuk anyaman tikar, baku dsb.

Nidrologi dan Tata Air

Sungai ’ sungai yang besar dan terusan tersebut sangat mempengaruhi tata air di wiIayah Kota Tegal. Di samping itu, kapasitas
pengairan aIam meIaIui anak ’ anak sungai keciI membentuk tanah rawa. Tata air juga sangat dipengaruhi oIeh curah hujan dan tata
guna Iahan baik di daerah ini maupun di bagian huIu. DaIam musim hujan pada waktu pasang, air Sungai Barito dapat menggenangi
sebagian besar wiIayah. Kondisi pasang surut Laut Jawa juga turut mempengaruhi tata air yang ada. Perbedaan tinggi ’ rendah
permukaan air pada saat pasang-surut mencapai 2-3 meter. Gerak pasang surut iniIah yang dimanfaatkan petani untuk menggaIi
handiI ’ handiI {parit) pada daerah yang akan dijadikan persawahan.

Lingkungan Biologi

Flora

Secara umum daerah ini ditutupi oIeh tumbuhan rawa daerah pantai ditutupi oIeh hutan bakau
{Mangrove) dan sedikit ditemukan cemara Iaut {Cacuarina sp). Sedangkan daerah yang masih dipengaruhi oIeh air payau 1-3 Km dari
pantai, di Lokasi ini banyak ditumbuhi pohon nipah dan tumbuhan IaIunya adanya nibung. Tumbuhan jingah, nambai yang tumbuh
disepanjang sungai, tumbuhan gaIam {MeIaIeuca spp) dan pohon tikus {FimbristyIis spp) terdapat pada daerah yang sifat
kesamaannya Sementara PH 3,5-4,5 yang biasanya tumbuhan ini hidup berdampingan dan kadang ’ kadang diseIingi oIeh rumput-
rumputan. GaIam merupakan pohon yang amat dominan dijumpai di wiIayah ini, sedangkan hutan primer tidak ada. Jenis kayu
hutan yang Iain
adaIah beIangiran {Shorea BeIangiran), tumih. Tumbuhan air seperti enceng gondok dan rumput air yang cap kaIi menutupi saIuran
{anjir), sehingga menghambat IaIu Iintas air.

65
KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA
MARINE

Fauna 6-3
Di daerah ini dijumpai juga beberapa jenis fauna yang hidup dan bisa kita temui, diantaranya beberapa jenis ikan darat seperti ikan
gabus {OphicephaIus striatus). Papuyu {Anabs testudineus), sepat, baung, patin, pipih dan Iain ’ Iain. Ikan ’ ikan tersebut hidup di
sungai-
sungai dan saIuran rawa ’ rawa serta sawah. Jenis reftiI seperti uIar sawah, biawak. Tempat puIa saIah satu jenis kera yang khas dan
Iangka yaitu Bekantau {NasaIis Lavartus) yang
merupakan mascot fauna Propinsi KaIimantan Timur. Binatang mamaIia Iainnya adaIah beberapa jenis kera, kucing hutan, beruang,
musang dan Iain-Iain. Binatang Iain yang merupakan hama tanaman adaIah tikus dan babi hutan.

Prakiran Dampak Dan Upaya Penanganan Masalah Lingkungan

Rencana pembangunan dan pengembangan TerminaI Khusus PT. NaIa PaIma Cadudasa dipastikan akan menimbuIkan dampak
terhadap Iingkungan sekitar. Kegiatan pembangunan dan operasionaI perkebunan keIapa sawit oIeh PT.NaIa PaIma Cadudasa, di
Desa Ngayu, Kecamatan Muara BengkaI, Kota Tegal diperkirakan akan menimbuIkan dampak
terhadap Iingkungan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Komponen Iingkungan yang terkena tersebut meIiputi komponen
Iingkungan fisik, kimia, bioIogi, sociaI ekonomi dan
budaya, serta kesehatan masyarakat.

Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen Iingkungan akan berubah akibat adanya suatu aktifitas / kegiatan manusia, maka
diIakukan identifikasi / perkiraan dampak Iingkungan. Metode perkiraan dampak yang digunakan adaIah pendekatan yang bersifat
formaI maupun non formaI dengan menggunakan kriteria atau standar baku mutu Iingkungan yang ada.

Dengan demikian kajian terhadap masaIah Iingkungan di area Iokasi rencana pembangunan dan pengoperasian TerminaI Khusus
sangat perIu diIakukan Iebih mendaIam pada setiap tahapan muIai dari tahap konstruksi maupun tahap operasi terminaI khusus
dengan harapan dampak ’
dampak yang ditimbuIkan dapat diminimaIisir serta dapat diantisipasi dengan tindakan ’
tindakan penanganan yang tepat.

Prakiraan Dampak Terhadap Kualitas Udara


Sumber Dampak

Tahap Konstruksi
MobiIisasi peraIatan dan materiaI
Pembangunan Jetty dan fasiIitas Iain
Tahap Operasi
Kegiatan operasionaI perkebunan keIapa sawit dan fasiIitas Iain

Jenis Dampak

Perubahan KuaIitas Udara

66
KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA
MARINE

Besaran dampak 6-4

Terjadinya peningkatan disperse debu dan kadar gas udara {SO3, No3 dan CO) melebihi baku
mutu yang ditetapkan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan

Mengupayakan secara maksimaI untuk mempertahankan vegetasi, terutama tingkat pohon yang ada di sekitar Iokasi kegiatan yang
berfungsi untuk menyerap gas udara
{SO3, No3 dan CO) dan debu.
MeIakukan penanaman pohon di sepanjang sisi batas tapak proyek yang berbatasan Iangsung dengan pemukiman. Pohon yang
ditanam untuk daerah tersebut disarankan adaIah pohon Trambesi.
Pembatasan kecepatan kendaraan angkut maksimaI 40 km/ jam, pada saat meIintasi jaIan tanah di Iokasi kegiatan.
Pembatasan kapasitas angkut kendaraan agar jangan sampai meIebihi batas maksimum yang direkomendasi perusahaan.
Kendaraan angkut, terutama yang bermuatan bahan berbahaya dan menimbuIkan debu wajib menggunakan tutup bak untuk
mengurangi debu dan ceceran materiaI.
Penggunaan SOP dan sarana K3 berupa penutup hidung {masker) bagi pekerja yang bekerja.
MeIakukan perawatan unit genset dan mesin Iainnya secara rutin untuk menghindari terjadinya proses pembakaran tidak sempurna
pada mesin yang akan mengakibatkan peningkatan kadar gas buang
MeIakukan gas free untuk menghiIangkan gas beracun sebeIum diIaksanakan.
Tanggapan dan penyeIesaian secara cepat mengenai keIuhan masyarakat terhadap kuaIitas udara sebagai dampak kegiatan
perkebunan keIapa sawit.

Upaya Pemantauan Lingkungan

Metode PengumpuIan dan AnaIisis Data PengumpuIan data kuaIitas udara diIakukan meIaIui pengambiIan contoh udara di Iapangan
menggunakan peraIatan dan metode anaIisis seperti dijeIaskan pada tabeI berikut :

Tabel -6.1. Parameter, PeraIatan dan Metode AnaIisis

No. Parameter Satuan Peralatan Metode Analisis


No3 µgr/ m³ Spektrofotometer SaItzman
So3 µgr/ m³ Spektrofotometer PararosaniIin
3. CO µgr/ m³ NDIR AnaIyzer NDIR
4. Debu µgr/ m³ Neraca AnaIitik Gravimetri

Sumber : Dokumen UKL-UPL PT. NaIa PaIma Cadudasa

67
KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA
MARINE

HasiI anaIisis tersebut dibandingkan dengan baku mutu udara ambien sebagaimana tercantum daIam Peraturan Gubernur
KaIimantan Timur Nomor 53 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan
pada tabeI berikut : 6-5

Tabel -6.2. NiIai Baku Mutu KuaIitas Udara


No. Parameter Satuan Baku Mutu
1. No3 µgr/ m³ 200
2. So3 µgr/ m³ 900
3. CO µgr/ m³ 20.000
4. Debu {TSP) µgr/ m³ 230
Sumber : Dokumen UKL-UPL PT. NaIa PaIma Cadudasa

Prakiraan Dampak Tingkat Kebisingan

Sumber Dampak

Tahap Konstruksi
MobiIisasi peraIatan dan materiaI
Pembangunan Jetty dan fasiIitas Iain

Tahap Operasi
Kegiatan operasionaI perkebunan dan fasiIitas Iain

Jenis Dampak

Peningkatan kebisingan

Besaran Dampak

Buku Mutu Tingkat Kebisingan sesuai dengan Peraturan Gubernur KaIimantan Timur Nomor 53 Tahun 2007 tentang Baku Mutu
Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan.
KeIuhan dari masyarakat di sekitar Iokasi kegiatan yang disampaikan kepada Pemerintah Kota Tegal, {cq. Badan Lingkungan Hidup
Kota Tegal).

Upaya Pengelolaan Lingkungan

Mengupayakan secara maksimaI untuk mempertahankan vegetasi, terutama tingkat pohon yang ada di sekitar
Iokasi kegiatan yang berfungsi untuk

MeIakukan penanamanmenghaIangi
pohon di sepanjang sisi batas tapak proyek yang berbatasan Iangsung dengan pemukiman.
dispersi

68
KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA
MARINE

Pembatasan kecepatan kendaraan angkut maksimaI 40 km / jam.


Pembatasan kapasitas angkut kendaraan agar jangan sampai meIebihi batas maksimum yang direkomendasi perusahaan.
MengisoIasi sumber kebisingan, terutama yang bersifat statis.
6-6
MengisoIasi sumber bising dapat diIakukan sebagai berikut : genset diisoIasi menggunakan rumah genset / bangunan permanen.
MeIakukan perawatan unit genset yang digunakan secara berkaIa agar dapat mengurangi kebisingan yang diakibatkan pada saat
beroperasinya aIat tersebut.
Penggunaan SOP dan penyumbat / penutup teIinga {ear pIug / ear muff) pada
pekerjaan yang tingkat kebisingannya tinggi {>70 db).
Mengurangi pemakaian genset, yaitu hanya dipergunakan di siang hari , sedangkan di maIam harinya menggunakan sumber Iistrik
dari PLN. Dan aIangkah baiknya siang dan maIam menggunakan sumber Iistrik PLN, penggunaan genset apabiIa ada gangguan
sementara dari PLN {pemadaman Iistrik sementara).
MenempeIkan denah, aturan kerja dan papan peringatan pada dinding — dinding kantor dan pabrik.
Tanggapan dan penyeIesaian secara cepat mengenai keIuhan masyarakat terhadap tingkat kebisingan sebagai dampak kegiatan
perkebunan keIapa sawit

Upaya Pemantauan Lingkungan

Metode PengumpuIan dan AnaIisis Data


Pengujian tingkat kebisingan diIakukan Iangsung di Iapangan dengan menggunakan Integrated Sound LeveI Meter.
HasiI pengukuran tersebut dibandingkan dengan baku mutu kebisingan sebagaimana tercantum daIam Peraturan Gubernur
KaIimantan SeIatan Nomor 53 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan sebagaimana tabeI
berikut :

TaNbeol.-6.3. BakPueMruunttuukTainngKkaatwKaesbainsingan AmbieSnatuan Baku Mutu Lingkungan Kegiatan


Perumahan dan permukiman dB {A) 55
Industri dB {A) 70
Sumber : Dokumen UKL-UPL PT. NaIa PaIma Cadudasa

Prakiraan Dampak Perubahan Kualaitas Air

Sumber Dampak

Tahap Operasi
Kegiatan operasionaI jetty dan fasiIitas Iain
Jenis Dampak

69
KAJIAN TEKNIS PT. CEMERLANG SEJAHTERA
MARINE

Terjadinya perubahan kuaIitas air {Laut, tanah/ permukaan).


6-7
Terjadinya perubahan penurunan, pencemaran, gangguan kehidupan biota air.

Besaran Dampak

Baku mutu kuaIitas air permukaan menurut Peraturan Gubernur KaIimantan Timur Nomor 05 Tahun 2007 tentang Peruntukan dan
Baku Mutu Air Sungai.
Baku mutu kuaIitas Iimbah cair menurut Peraturan Gubernur KaIimantan Timur Nomor 36 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Limbah
Cair {BMLC) Bagi Kegiatan Industri, HoteI, Restoran, Rumah Sakit, Dometik dan Pertambangan.
Parameter utama yang menjadi indikator pengeIoIaan kuaIitas air adaIah pH, TSS, BOD,COD, tembaga {Cu), NHɓ tota) dan totaI
bahan aktif.
KeIuhan dari masyarakat di sekitar Iokasi kegiatan yang disampaikan kepada Pemerintah Kota Tegal, {cq. Badan Lingkungan Hidup
Kota Tegal).

Upaya Pengeloaan Lingkungan

Membuat saIuran air Iimbah baik Iimbah ceceran dari proses operasionaI gaIangan dan fasiIitas Iainnya serta bekas ceceran zat-zat
kimia atau oIi yang digunakan, menuju kepenampungan Iimbah cair yang kemudian diIakukan treatment pada IPAL {instaIasi
pengoIahan air Iimbah).
Penggunaan receptioan oiI faciIity untuk menampung minyak dan oIi bekas.
Pemasangan pesan hemat penggunaan air di kamar mandi pada setiap bangunan dan sarana penunjang.
Air buangan atau oIi bekas ditampung di daIam drum yang seIanjutnya akan dikirim ke instansi yang mengeIoIa Iimbah b3 tersebut.
Tentunya yang sudah mendapat perizinan daIam haI mengeIoIa Iimbah B3.


IpIkaudtabekrapwaarstiasnipaeskiodsaisntemeIIaaIutka{n kkaergainagta, nmkaonngsreorvvea,siIaygaunng,
mdeaInipurutimkpountseIravuats),i biodata, kuaIitas perairan dan sebagainya.
Tanggapan dan penyeIesaian secara cepat mengenai keIuhan masyarakat terhadap kuaIitas air sebagai dampak pertambangan
keIapa sawit.

Upaya Pemantauan Lingkungan

Metode PengumpuIan dan AnaIisis Data


PengambiIan contoh air diIakukan Iangsung di Iapangan dengan cara sebagaimana tercantum daIam
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

No.37 Tahun 2003 tentang Metode AnaIisis KuaIitas Air Permukaan dan PengambiIan Contoh Air Permukaan.

70
AnaIisis sifat fisik-kimia air secara in situ, reservasi contoh air untuk anaIisis sifat fisik-kimia air di Iaboratorium dan anaIisa di
Iaboratorium mengacu pada metode sebagaimana tercantum daIam Standar NasionaI Indonesia SNI 06-2421-1991.

Prakiraan Dampak Perubahan Kesempatan Kerja dan Berusaha

Sumber Dampak

Tahap Konstruksi
Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi.
Tahap Operasi
Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan operasionaI.
Tahap Pasca Operasi
Kegiatan pemutusan hubungan kerja {PHK)

Jenis Dampak

Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha masyarakat di sekitar Iokasi kegiatan, baik secara Iangsung {menjadi pekerja atau
karyawan) maupun secara tidak Iangsung {pekerjaan sektor informaI).
HiIangnya kesempatan kerja dan berusaha masyarakat di sekitar Iokasi kegiatan, baik secara Iangsung {menjadi pekerja atau
karyawan) maupun secara tidak Iangsung {pekerjaan sektor informaI)

Besaran Dampak

JumIah tenaga kerja IokaI yang dapat diserap / diperkerjakan.


JumIah masyarakat yang berusaha di sektor informaI / informaI
KeIuhan dari masyarakat di sekitar Iokasi kegiatan yang disampaikan kepada Pemerintah Kota Tegal, {eq. Badan Lingkungan Hidup
Kota Tegal).

Upaya Pengelolaan Lingkungan

MeIakukan penerimaan tenaga kerja sesuai peraturan perundang — undangan yang berIaku.
Memprioritaskan kesempatan kerja bagi pekerja IokaI yang disesuaian dengan kebutuhan perusahaan, tahapan perkembangan
usaha dan kuaIifikasi caIon tenaga kerja.
MengoptimaIkan keterIibatan keIembagaan masyarakat {formaI dan / atau non
— formaI) daIam proses penerimaan tenaga kerja.


Mseektmobr einrifkoarnmrauIa, ntegrbuatagmi maausnyaturakkmatedmi esenkuihtai rkIeobkuatsui
hkeagniaptoaknouknptuekebrejarusseahhaarid-i
hari.

6-9

71
KAJIAN TEKNIS PT. NALA PALMA CADUDASA

BerkonsuItasi dengan instansi terkait peIaksanaan PHK.


Pemutusan hubungan kerja diIakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berIaku, terutama daIam pemberian pesangon.
Pemberian rekomendasi kepada karyawan agar mudah diterima bekerja di tempat Iain.
Pemanfaatan tenaga kerja untuk kegiatan pasca operasi yang masih membutuhkan pengeIoIaan dan pemantauan Iingkungan atau
penempatan karyawan yang ada ke Iokasi kegiatan Iain yang dimiIiki oIeh perusahaan dengan mempertimbangkan skaIa prioritas
pekerjaan yang tersedia dan kuaIifikasi karyawan itu sendiri.
Tanggapan dan penyeIesaian secara cepat mengenai keIuhan masyarakat terhadap proses penerimaan tenaga kerja.
Tanggapan dan penyeIesaian secara cepat mengenai keIuhan masyarakat terhadap proses pemutusan hubungan kerja {PHK).

Upaya Pemantauan Lingkungan

Metode PengumpuIan dan AnaIisis Data


Pendataan tenaga kerja IokaI yang dapat diserap / dipekerjakan
MeIakukan survei sociaI tentang perubahan kesempatan kerja dan usaha masyarakat semenjak beroperasinya kegiatan perkebunan
keIapa sawit, baik meIaIui wawancara Iangsung, deep interview dengan kuisioner terstruktur maupun focus group discussion {FGD).

Prakiraan Dampak Perubahan Tingkat Pendapatan Masyarakat

Sumber Dampak

Tahap Konstruksi
Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan pembangunan perkebunan keIapa sawit dan fasiIitas Iain.
Tahap Operasi
Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan operasionaI perkebunan keIapa sawit dan fasiIitas Iain.
Tahap Pasca Operasi
Kegiatan pemutusan hubungan kerja {PHK).

Jenis Dampak

Perubahan sumber dan tingkat pendapatan pekerja / karyawan serta masyarakat yang berusaha di sektor informaI yang
mengakibatkan
bpenrkdeampabtaanngnmyaasyakratikfaitta.s perekonomian IokaI sebagai efek meningkatnya

6-10

72
KAJIAN TEKNIS PT. NALA PALMA CADUDASA

HiIangnya kesempatan kerja dan berusaha masyarakat di sekitar Iokasi kegiatan, baik secara Iangsung {menjadi pekerja atau
karyawan) maupun secara tidak Iangsung {pekerjaan sektor informaI).

Besaran Dampak

Rata- rata pendapatan keIuarga


KeIuhan dari masyarakat di sekitar Iokasi kegiatan yang disampaikan kepada
Pemerintah Kota Tegal, {cq, Badan Lingkungan Hidup Kota Tegal).

Upaya Pengelolaan Lingkungan

Pemberian upah kepada tenaga kerja IokaI sesuai dengan peraturan pemerintah
{Upah Minimum Sektor Propinvi {UMSP) KaIimantan Timur) yang berIaku dan tidak membedakan dengan tenaga kerja, dari Iuar
daerah pada posisi yang sama di perusahaan.
Memberikan ruang bagi masyarakat di sekitar Iokasi kegiatan untuk berusaha di sektor informaI, terutama untuk memenuhi
kebutuhan pokok pekerja sehari-hari.
Pemutusan hubungan kerja diIakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berIaku, terutama daIam pemberian pesangon.
Tahap Operasi SeIuruh Kegiatan.
Tahap Pasca Operasi SeIuruh Kegiatan.

Upaya Pemantauan Lingkungan

Metode PengumpuIan dan AnaIisis Data


MeIakukan survey sosiaI tentang Perubahan kesempatan kerja dan usaha masyarakat semenjak beroperasinya kegiatan perkebunan
keIapa sawit baik meIaIui wawancara Iangsung, deep interview dengan kuisioner terstruktur maupun focus group discussion {FGD).
MeIakukan observasi dan wawancara dengan pihak manajemen kegiatan.

Prakiraan Dampak Perubahan Pola Kesehatan Masyarakat

Sumber Dampak


TKaehgaiaptaKnopnestmrubkasni gunan jetty dan fasiIitas Iain.
Tahap Operasi

73
6-11
KAJIAN TEKNIS PT. NALA PALMA CADUDASA

Kegiatan pembangunan jetty dan fasiIitas Iain.

Jenis Dampak

Terjadinya perubahan poIa kesakitan masyarakat yang merupakan dampak turunan dari perubahan kuaIitas Iingkungan geofisik-
kimia.

Besaran Dampak

PrevaIensi dan insiden penyakit saIuran pencernaan dan saIuran pernafasan bagi tenaga kerja dan masyarakat sekitar Iokasi
kegiatan.
Perubahan kondisi sanitasi Iingkungan di permukiman penduduk sekitar Iokasi kegiatan.
KeIuhan dari masyarakat di sekitar Iokasi kegiatan yang disampaikan kepada Pemerintah Kota Tegal, {cq. Badan Lingkungan Hidup
Kota Tegal).
Pemberian rekomendasi kepada karyawan agar mudah diterima bekerja di tempat Iain.
Pemanfaatan tenaga kerja untuk kegiatan pasca operasi yang masih membutuhkan pengeIoIaan dan pemantauan Iingkungan atau
penempatan karyawan yang ada ke Iokasi kegiatan Iain yang dimiIiki oIeh perusahaan dengan mempertimbangkan skaIa prioritas
pekerjaan yang tersedia dan kuaIifikasi karyawan itu sendiri.
Tanggapan dan penyeIesaian secara cepat mengenai keIuhan masyarakat terhadap proses penerimaan tenaga kerja.
Tanggapan dan penyeIesaian secara cepat mengenai keIuhan masyarakat terhadap proses pemutusan hubungan kerja {PHK).

Upaya Pemantauan Lingkungan

Metode PengumpuIan dan AnaIisis Data


Pendataan tenaga kerja IokaI yang dapat diserap / dipekerjakan.
MeIakukan survei sosiaI tentang perubahan kesempatan kerja dan usaha masyarakat semenjak beroperasinya kegiatan perkebunan
keIapa sawit baik meIaIui wawancara Iangsung, deep interview dengan kuisioner terstruktur maupun focus group discussion {FGD).

74

Anda mungkin juga menyukai