Anda di halaman 1dari 92

PENGARUH EFEKTIFITAS RADIATOR BERDASARKAN

JENIS COOLANT TERHADAP UNJUK KERJA MESIN


DIESEL 2775cc

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persayaratan


Memperoleh Derajat Sarjana S-1
Teknik Mesin

Oleh :

MUHAMMAD TAYEP
153310587

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2020/2021

0
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian yang saya lakukan untuk

tugas akhir dengan judul “Pengaruh Efektifitas Radiator Berdasarkan Jenis Coolant

Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel 2775cc” yang diajukan guna melengkapi

persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana teknik mesin pada Fakultas Teknik

Universitas Islam Riau, adalah merupakan hasil penelitian dan karya ilmiah saya

sendiri dengan bantuan dosen pembimbing dan bukan merupakan tiruan dan duplikasi

dari tugas akhir yang telah dipublikasikan dan atau pernah digunakan untuk

mendapatkan gelar sarjana di Universitas Islam Riau (UIR), kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari terdapat penyimpanan dan tidak kebenaran dalam pernyataan ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik dengan pencabutan gelar yang sudah

diperoleh, serta sanksi lainnya sesuai dengannorma yang berlaku diperguruan tinggi.

Pekanbaru, 30 November 2021

Muhammad Tayep
NPM :15.331.0587
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PERSONAL

Nama Lengkap : Muhammad Tayep


NPM : 15.331.0587
Tempat/tanggal lahir : Binjai,
20 Maret 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : PT Infomas Tunggal, RT/RW : 02/01,
Kec. Kandis, Kab. Siak, Provinsi Riau
Kebangsaan/suka : Indonesia/Jawa
Telp/Hp : 0852-6534-9262
E-mail : tayepmuhammad@student.uir.ac.id
Nama Orang Tua
a. Ayah : Rahmat
b. Ibu : Herni

PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD Negeri 006 Kandis


Sekolah Menengah Pertama : SMP Swasta Al-Hidayah
Sekolah Menengah Atas : SMK Baiturrahman
Perguruan Tinggi : Universitas Islam Riau

TUGAS AKHIR

Judul : Pengaruh Efektifitas Radiator Berdasarkan Jenis


Coolant Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel 2775cc
Tempat Penelitian : Workshop Program Studi Teknik Mesin, Fakultas
Teknik Universitas Islam Riau dan Stasiun
Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim IIPekanbaru
Tanggal Sidang Tugas
Akhir : Kamis, 25 November 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita saat ini masih diberi kesehatan,
kesempatan untuk menikmati nikmat iman dan islam sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir Sarjana ini sesuai dengan penulis harapkan. Tidak
lupa pula kita ucapkan shalawat beriringan salam kita hadiahkan kenapa nabi
besar Muhammad SAW berkat perjuangannya kita dapat menikmati ilmu
pengetahuan hingga saat ini.
Adapun judul tugas akhir ini adalah “Pengaruh Efektifitas Radiator
Berdasarkan Jenis Coolant Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel 2775cc”
tugas akhir ini merupakan tugas terakhir bagi mahasiswa Teknik Mesin sebagai
syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Islam Riau.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan,bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak
langsung. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan rasa hormat dan
terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa memberi kemudahan dalam setiap
permasalahan yang dialami dalam pengerjaan penelitian tugas akhir.
2. Ayah Rahmat dan Ibu Herni yang selalu memberikan cinta dan kasih
sayangnya, senantiasa memberikan doa yang tulus ikhlas serta dukungan
moril dan materi kepada ananda selama menyelesaikan skripsi ini. Hanya
ucapan terimakasih yang tak terhingga dan doa yang tulus yang dapat
penulis haturkan, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan
pengorbanan yang ayah dan ibu berikan selama ini.

i
3. Bapak Dr. Eng. Muslim, ST., MT Selaku Dekan I Fakultas Teknik,
Universitas Islam Riau.
4. Bapak Jhonni Rahman,B.Eng.,M.Eng.,Ph.D sebagai Ketua Prodi Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau.
5. Bapak Rafil Arizona, ST., M.Eng sebagai Sekretaris Prodi Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau.
6. Bapak Eddy Elfiano, ST., M.Eng selaku dosen pembimbing.
7. Seluruh anggota dosen pengajar yang telah menginspirasi dan memotivasi
penulis dari awal hingga akhir penyelesaian tugas akhir.
8. Rekan – rekan di Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas islam
Riau, yang telah memberikan dukungan, doa dan saran pada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Atas segala usaha yang telah penulis lakukan dalam menyelesaikan tugas
akhir, namun penulis tetap menyadari sepenuhnya bahwa isi tugas akhir ini ada
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun kepada pihak demi kesempurnaan isi dan penulisan untuk masa yang
akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga tugas
akhir ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Wassalamu’alaikum Wr Wb

Pekanbaru ,25 November 2020

Muhammad Tayep

ii
Pengaruh Efektivitas Radiator Berdasarkan Jenis Coolant Terhadap Unjuk
Kerja Mesin Diesel 2775cc

Muhammad Tayep1 , Eddy Elfiano2


a
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Riau
b
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta ,Universiti Teknologi Malaysia

Jl. Kaharudin Nasution Km 11 NO, 113 Perhentian Marpoyan, Pekanbaru


E-mail : Tayepmuhammad@student.uir,ac.id
ABSTRAK

Overheating merupakan suatu kondisi dimana temperatur mesin melebihi


batas normal . Overheating dapat menyebabkan terjadi kerusakan fatal pada
komponen - komponen mesin dan berakibat turunnya performa mesin
kendaraan. Dengan memaksimalkan kerja dari sistem pendingin maka akan
mengurangi resiko terjadinya overheating sehingga kerja mesin akan lebih
maksimal. Salah satu faktor yang mempengaruhi sistem pendingin mesin
adalah jenis coolant yang digunakan. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan mesin Isuzu Panter. Penelitian bertujuan mencari nilai
efektivitas radiator dan juga pengaruh efektivitas radiator terhadap unjuk
kerja berdasarkan jenis coolant yang digunakan. sehingga dapat dipilih
coolant terbaik dari tiap coolant yang digunakan. Adapun coolant yang
digunakan yaitu air biasa, coolant A, coolant B, coolant C. Pengujian
dilakukan pada putaran konstan 1500 rpm dan dalam waktu 15 menit.
Pengunaan data dilakukan dua kali untuk setiap penggunaan coolant. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa coolant C menghasilkan nilai efektivitas
radiator tertinggi yaitu 69,3% yang berpengaruh pada nilai parameter unjuk
kerja yang terbaik, diikuti coolant B nilai efektivitas radiator 67,4% coolant
A nilai efektivitas radiator 65,6%, dan air biasa nilai efektivitas radiator
62,3% berpengaruh pada nilai parameter unjuk kerja yang paling rendah.

Kata kunci : Temperatur , Coolant, Efektivitas Radiator, Unjuk Kerja.

Ket : 1. Penulis
2. Dosen Pembimbing

iii
Effect of Radiator Effectiveness by Type of Coolant on the Performance of a
2775cc Diesel Engine

Muhammad Tayep1, Eddy Elfiano2


a
Mechanical Engineering Study Program, Faculty of Engineering, Riau Islamic
University
b
Yogyakarta National College of Technology, Universiti Teknologi Malaysia

Jl. Kaharudin Nasution Km 11 NO, 113 Perhentian Marpoyan, Pekanbaru


E-mail: Tayepmuhammad @ student.uir, ac.id

ABSTRACT

Overheating is a condition where the engine temperature exceeds normal


limits. Overheating can cause fatal damage to engine components and result in
lower engine performance. By maximizing the work of the cooling system, it will
reduce the risk of overheating so that the conducted using an Isuzu Panter engine.
The research aims to find the value of the effectiveness of the radiator and also the
effect of the effectiveness of the radiator on performance based on the type of
coolant used. So that the best coolant can be selected from each coolant used. The
coolant used is ordinary water, coolant A, coolant B, coolant C. The test is carried
out. At a constant rotation of 1500 rpm and within 15 minutes. Data was used
twice for each use of coolant. The results showed that coolant C produced the
highest radiator effectiveness value, namely 69.3% which had an effect on the
best performance parameter value, followed by coolant B, the radiator
effectiveness value of 67.4%, coolant A, the radiator effectiveness value of
65.6%, and ordinary water the value effectiveness of the radiator 62.3% has an
effect on the lowest performance parameter values.

Keywords: Temperature, Coolant, Radiator Effectiveness, Performance.

Note: 1. Author
2. Supervisor

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

ABSTRAK..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR NOTASI ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 3
1.4 Manfaat .............................................................................................. 3
1.5 Batasan Masalah ................................................................................. 3
1.6 Sistematika Penulisan ......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pendingin ................................................................................ 5

2.2 Jenis-jenis Sistem Pendingin ................................................................ 6

2.3 Cara Kerja Sistem Pendingin ............................................................. 11

2.4 Komponen-Komponen Sistem Pendingin ............................................ 12

2.5 Perpindahan Panas Pada Radiator ....................................................... 20

2.6 Metode perhitungan Nilai Efektifitas Radiator(Ꜫ) Dan Laju Perpindahan


Panas .................................................................................................. 22

2.7 Unjuk Kerja Motor Bakar Solar ........................................................... 23

v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian ..................................................................... 32

3.2 Waktu DanTempat Penelitian ............................................................. 33

3.3 Alat Dan Bahan .................................................................................. 33

3.4 Jenis Coolant ....................................................................................... 40

3.5 Prosedur pengujian ............................................................................. 43

3.6 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................. 46

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Penulisan ......................................................................... 48

4.2 Perhitungan Untuk Pengujian Air Mineral ......................................... 51

4.3 Perhitungan Untuk Pengujian coolantA .............................................. 62

4.4 Perhitungan Untuk Pengujian coolantB .............................................. 63

4.5 Perhitungan Untuk Pengujian coolantC .............................................. 63

4.6 Hasil Rata-Rata Seluruh Perhitungan .................................................. 64

4.7 Hubungan Efektivitas Radiator (ɛ) terhadap Efisiensi Thermal (ηth) .... 66

4.8 Hubungan Efektivitas Radiator (ɛ) terhadap Pemakaian BB (mf) ........ 68

4.9 Hubungan Efektivitas Radiator (ɛ) terhadapPemakaian BB spesific .... 69

4.10 Hubungan Efektivitas Radiator (ɛ) terhadap Torsi (T) ........................ 71

4.11Hubungan Efektivitas Radiator (ɛ) terhadap Daya (Ne) ...................... 72

BAB V KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 74

5.2 Saran ................................................................................................... 74

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi Additive Coolant (Pertamina,2011) ................................ 19

Tabel 2.2 Konduktivitas Termal beberapa bahan ............................................. 22

Tabel 3.3 Tabel Yang Digunakan Pada Setiap Putaran .................................... 46

Tabel 3.4Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................. 47

Tabel 4.1 Data Pengujian Air Mineral Dengan Waktu Konstan 15 Menit ...... 49

Tabel 4.2 Data Pengujian Coolant A Dengan Waktu Konstan 15 Menit ........ 49

Tabel 4.3 Data pengujian Coolant B Dengan Waktu Konstan 15 Menit ......... 50

Tabel 4.4 Data pengujian Coolant C Dengan Waktu Konstan 15 Menit ......... 50

Tabel 4.5 Data pengujian air galon dengan ditambah Din. pipa dan radiator .. 51

Tabel 4.6 Hasil semua perhitungan air mineral dari setiap putaran ................. 62

Tabel 4.7 Hasil semua perhitungan Colant A dari setiap putaran .................... 62

Tabel 4.8 Hasil semua perhitungan Colant B dari setiap putaran .................... 63

Tabel 4.9 Hasil semua perhitungan Colant C dari setiap putaran ................... 63

Tabel 4.10 Hasil semua rata-rata perhitungan efektivitas radiator dari semua fluida
....................................................................................................................... 64

Tabel 4.11 Hasil semua rata-rata perhitungan efesiensi thermal dari semua fluida
....................................................................................................................... 64

Tabel 4.12 Hasil semua rata-rata perhitungan pemakaian bahan bakar .......... 65
Tabel 4.13 Hasil semua rata-rata perhitungan Pemakaian BB(Sfc) ................ 65

Tabel 4.14 Hasil semua rata-rata perhitunganterhadapTorsi (T) .................... 65

Tabel 4.15 Hasil semua rata-rata perhitunganterhadap Daya (Ne) ................. 66

Tabel 4.16 Efektivitas dan Efisiensi Thermal ............................................... 66

Tabel 4.17 Efektivitas dan Pemakaian Bahan Bakar ..................................... 66

vii
Tabel 4.18 Efektivitas dan Sf. ....................................................................... 69

Tabel 4.19 Efektivitas dan Torsi ..................................................................... 71

Tabel 4.20 Efektivitas dan Daya ..................................................................... 72

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Pendingin Mesin .............................................................. 6

Gambar 2.2 Pendinginan udara........................................................................ 7

Gambar 2.3 Prinsip Sirkulasi Alamiah............................................................. 8

Gambar 2.4 Sirkulasi Alamiah Pada Mesin ..................................................... 8

Gambar 2.5 Sirkulasi Dengan Tekanan............................................................ 9

Gambar 2.6 Radiator ....................................................................................... 10

Gambar 2.7 Kerja Sistem Pendingin Keadaan Mesin Dingin ........................... 11

Gambar 2.8 Kerja Sistem Pendingin Keadaan Mesin Panas ............................. 12

Gambar 2.9 Gambar Radiator .......................................................................... 13

Gambar 2.10 Water Coolant ............................................................................ 13

Gambar 2.11 Tutup Radiator ........................................................................... 14

Gambar 2.12 Tangki Cadangan ...................................................................... 15

Gambar 2.13 Pompa Air ................................................................................. 15

Gambar 2.14 Kipas Pendingin ......................................................................... 16

Gambar 2.15 Water Jacket .............................................................................. 16

Gambar 2.16 Thermostat ................................................................................. 18

Gambar 2.17 Water Coolantt........................................................................... 19

Gambar 2.18 Selang Radiator ......................................................................... 20

Gambar 2.19 Skema Perpindahan Panas Konduksi ......................................... 21

Gambar 3.20 Diagram Alir Penelitian ............................................................ 32

Gambar 3.21 Thermocouple ............................................................................ 33

Gambar 3.22Stopwatch ................................................................................... 34

Gambar 3.23 Gelas Ukur ................................................................................ 34

Gambar 3.24Thermometer Air Raksa ............................................................. 35


ix
Gambar 3.25Anemometer ............................................................................... 35

Gambar 3.26Tschometer .............................................................................. 36

Gambar 3.27 Jangka Sorong ........................................................................ 36

Gambar 3.28 Meteran .................................................................................. 37

Gambar 3.29Tool Set ...................................................................................... 37

Gambar 3.30 Radiator ................................................................................... 38

Gambar 3.31 Flowmeter Type Tube ............................................................. 38

Gambar 3.32 Air Mineral ............................................................................ 40

Gambar 3.33 Prestone .................................................................................. 41

Gambar 3.34 Topone ................................................................................... 42


Gambar 3.35 Air Mineral ............................................................................. 42

Gambar 4.1 Grafik pengaruh efektivitas radiator terhadap pemakaian ηth .......... 67

Gambar 4.2 Grafik pengaruh efektivitas radiator terhadap pemakaianBB .... 68

Gambar 4.3 Grafik pengaruh efektivitas radiator terhadap pemakaian sfc ... 70

Gambar 4.4 Grafik pengaruh efektivitas radiator terhadap torsi ................... 71

Gambar 4.5 Grafik pengaruh efektivitas radiator terhadap daya .................... 73

x
DAFTAR NOTASI

Simbol Keterangan Satuan

Qair Debit aliran fluida radiator (m3/s)

V Volume aliran fluida radiator (m3)

T Waktu (s)

Va Kecepatan aliran fluida radiator (m/s)

Apipa Luas penampang pipa radiator (m2)

Aradiator Luas penampang radiator (m2)

Din.pipa Diameter pipa dalam (m)

L Lengthy (panjang) (m)

W Width (lebar) (m)

a Massa jenis fluida radiator (kg/m3)

U Koefisien perpindahan menyeluruh (W/m2 )

hi Koefisien perpindahan panas pada fluida radiator (W/m2 )

ho Koefisien perpindahan panas pada udara (W/m2 )

a Laju perpindahan panas fluida radiator (W)

lm Log mean temperature difference ( )

a Laju aliran massa fluida radiator (kg/s)

u Laju aliran massa udara (kg/s)

Kalor spesifik fluida radiator (J/kg. )

Kalor spesifik udara (J/kg. )

∆Th Selisih temperatur fluida radiator ( )

t1 = Th.out Temperatur aliran fluida keluar radiator

xi
t2 = Th.in Temperatur aliran fluida yang masuk radiator

T1 = Tc. in Temperatur udara masuk yang di depan radiator

T2 = Tc. out Temperatur udara keluar yang di belakang radiator

ԑ Efektivitas radiator -

aktual Laju perpindahan panas actual (W)

max Laju perpindahan panas maksimum (W)

= Laju kapasitas udara (W/

Laju kapasitas fluida radiator (W/

Laju kapasitas udara (W/

= Ch Laju kapasitas minimum dari udara (W/

Laju kapasitas maksimum fluida radiator (W/

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Mobil adalah kendaraan bermotor yang menggunakan mesin diesel 2775cc

yang banyak digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Salah satu cara untuk

memperpanjang umur kendaraan dalam menggunakan kendaraan adalah dengan

menjaga temperatur pada temperatur mesin. Temperatur pada mesin pada suatu

kendaraan sangat berpengaruh terhadap performa mesin kendaraan tersebut yang

secara tidak langsung mempengaruhi kelancaran aktivitas sehari-hari.

Overheating adalah kondisi dimana temperatur mesin melebihi batas normal.

Overheating normal juga dapat mengakibatkan kerusakan fatal pada komponen

mesin dan menurunkan performa mesin pada kendaraan (Adika Nur Sandrayanto,

2017).

Sistem pendingin pada kendaraan bermotor memiliki keunggulan yang

sangat penting. Sistem pendingin digunakan untuk menjaga dan menstabilkan

suhu di dalam kendaraan. Menjaga suhu mesin juga dapat mencegah terjadinya

panas berlebih, dan pengerjaan mesin dilakukan pada kendaraan bermotor.

Apalagi dengan kendaraan roda empat (Ade Irfan S, 2007).

Radiator menggunakan water coolant sebagai fluida kinerja yang menyerap

panas dari mesin. Panas yang dihasilkan di ruang bakar dan silinder saat gas

dibakar sebagian diserap oleh selubung air, yang dapat melakukan ini. Hal

tersebut dapat terjadi karena adanya lapisan air pendingin (water jacket) yang

1
2

bersirkulasi melalui media dinding silinder dan ruang bakar. Kalor yang diserap

water jacket dari water jacket memiliki nilai titik didih yang berbeda. Pendingin

air dengan nilai titik didih yang lebih rendah, namun cenderung mendidih dan

lebih cepat menguap, berdampak lebih besar terhadap efektivitas pendingin (Dr.

Hasan Maksum, MT, 2017).

Menurut penelitian sebelumnya (Gatot Soebiyakno, 2012) yang meneliti

tentang pengaruhnya penggunaan terhadap water coolant dengan performance

mesin diesel. Penelitian ini dilakukanMenurut penelitian sebelumnya (Gatot

Soebiyakno, 2012) yang meneliti pengaruh penggunaan pendingin air terhadap

kinerja mesin diesel. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan mesin diesel

berkapasitas 2.775 cc. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan

berbagai variasi jenis water coolant akan mempengaruhi nilai parameter tersebut

dari performa mesin.

Dengan latar belakang diatas maka judul Tugas Akhir ini diberi judul

“Pengaruh Efektifitas Cooler Jenis Coolant Terhadap Performa Mesin Diesel

2.775 cc”.Menggunakan mesin diesel dengan kapasitas 2775cc. Hasil penelitian

menyimpulkan dalam penggunaan beberapa variasi jenis water coolant yang akan

mempengaruhi nilai parameter tersebut dari unjuk kerja pada mesin tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengangkat judul

penelitian tugas akhir “Pengaruh Efektivitas Radiator Berdasarkan Jenis Coolant

Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel 2775cc”

1.2. RumusanMasalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian tugas akhir iniadalah

1. Apa pengaruh dari variasi jenis water coolant yang terhadap


3

efektifitas radiator pada mesin Diesel dengan variasi putaran mesin

(1000,1500,2000,dan 2300)rpm.

2. Apa pengaruh dari variasi jenis watercoolant yang berbeda terhadap

koefisien perpindahan panasmenyeluruh.

1.3. TujuanPenelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh dari variasi jenis water coolant yang

berbeda terhadap efektivitas radiator pada mesin Diesel dengan variasi

putaran mesin (1000, 1500, 2000,dan 2300)rpm.

2. Untuk mengetahui pengaruh variasi water coolant terhadap koefisien

perpindahan panas menyeluruh.

3. Untuk mengetahui jenis water coolant yang baik padaradiator.

1.4. ManfaatPenelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil dari

performa mesin yang lebih baik dari penggunaan terhadap jenis water coolant

yang tersedia dipasaran.

1.5. BatasanMasalah

Pada penelitian ini akan banyak terjadinya permasalahan-permasalahan yang

akan muncul. Oleh karna itu penulis membatasi penelitian ini, agar tidak

menyimpang dari materi pembahasan. Dimana pembahasan meliputi:

1. Pengujian dalam waktu 15 menit pada setiap variasi putaran dari masing-

masing water coolant yang digunakan termasuk air mineral.

2. Pengujian meliputi uji koefisien perpindahan panas menyeluruh dan

mencari efektivitas pada setiap jenis dari water coolant yang digunakan,
4

termasuk air mineral dengan melihat temperatur dari masing-masing

fluida.

1.6. SistematikaPenulisan

Agar penyusunan laporan ini dapat dipahami maka penulis menyusun bagian-

bagian tersebut antara lain sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini akan menjelaskan tentang teori dasar yang berhubungan

tentang sistem pendingin.

Bab III Metodologi Penelitian

Bab ini akan membahas diagram alir, alat dan bahan, waktu

tempat penelitian.

Bab IV Hasil Pengujian dan Analisa

Bab ini akan menjelaskan tentang data hasil penelitian, hasil

perhitungan prestasi mesin diesel.

Bab V penutup

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. SistemPendingin

Sistem pendingin merupakan salah satu jenis rangkaian yang juga dapat

digunakan untuk mengatasi overheating (panas berlebih yang dihasilkan mesin)

agar mesin dapat bekerja dengan baik. Mesin kendaraan yang menggunakan

sistem pembakaran untuk melakukan proses pembakaran untuk menghasilkan

energi, dan mekanisme mesin tersebut mengubah panas yang dihasilkan menjadi

gerakan. Panas berlebih yang ditimbulkan oleh mekanisme mesin berdampak

buruk pada kondisi mesin. Ini menyebabkan panas berlebih. Jika mesin tidak

didinginkan, dikhawatirkan akan mengakibatkan performa mesin menurun,

efisiensi bahan bakar menurun bahkan kerusakan pada komponen mesin. Untuk

mencegahnya, digunakan sistem pendingin pada mesin kendaraan.

Berdasarkan penelitian Ade Irfan S, 2007 yang menyatakan bahwa analisis

pada sistem mesin panther ISUZU yang akan datang menyimpulkan bahwa salah

satu faktor yang dapat menopang umur mesin yang lama adalah kondisi sistem

pendingin atau sistem pendinginnya di mesin yang bekerja sebaik mungkin.

Dengan sistem pendingin yang berfungsi dengan baik, risiko mesin dapat

dikurangi. Saat panas yang dihasilkan oleh pembakaran meningkat temperatur

yang sangat tinggi yang cenderung mengubah sifat dan bentuk komponen mesin.

5
6

Gambar 2.1. Sistem Pendingin Mesin


(Sumber: Susilo, 2019)

2.2. Jenis-jenis SistemPendingin

Berdasarkan cara kerja sistem pendingin kendaraan dibedakan

menjadi dua bidang yaitu sistem pendingin dengan pendingin udara (air cooling

motor) dan sistem pendingin air (water cooling). Sistem pendingin yang

digunakan untuk mobil menggunakan sistem pendingin air. Setiap jenis sistem

pendingin memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, disesuaikan

dengan tujuan penggunaan mesin kendaraan (Soekardi, 2005).

2.2.1 Sistem pendinginan udara (air cooling engine)

Berdasarkan cara kerja sistem pendingin kendaraan dibedakan

menjadi dua bidang yaitu sistem pendingin dengan pendingin udara (air

cooling motor) dan sistem pendingin air (water cooling). Sistem pendingin

yang digunakan untuk mobil menggunakan sistem pendingin air. Setiap

jenis sistem pendingin memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing,

disesuaikan dengan tujuan penggunaan mesin kendaraan (Soekardi, 2005).


7

Gambar 2.2 Pendinginan udara


(Sumber : Susilo, 2019)

2.2.1.1 Sirkulasi SecaraAlamiah ( Natural Circulation)

Sistem pendinginan jenis ini terjadi diakibatkan oleh perbedaan

massa jenis air yang telah panas dan air yang masih dingin, maka air yang

telah panas akan menepati bagian atas dari tangki dan mendesak air yang

berada diatasnya segerah mengalir ke pipa, air yang mengalir memasuki

bagian bawah dari tangki setelah dipanaskan air akan mengalir ke atas.

(Maleev, 1992: 387).

Air yang berada didalam tangki pada mesin disamakan dengan air

yang berada pada mantel- mantel air. Panas diambil dari panas hasil

pembakaran, sedangkan radiator dipakai untuk mengubah air yang panas

menjadi dingin. Air panas yang berada didalam mantel-mantel air

dipanaskan oleh panas pembakaran diruang bakar dan diselinder sehingga

air tadi akan menyerap panas dan temperatur akan naik mengakibatkan

turunnya berat jenis. Air panas akan didesak keatas oleh air yang masih

dingin dari radiator sehingga akan mengalir kebagian atas radiator yang

selanjutnya akan turun panasnya karena telah dibuang sebagian pada

radiator. Pada saat yang bersamaan dengan turunnya air pada radiator
8

terjadi pembuangan panas yang besar sehingga mempercepat turunya air

pada radiator, panas dan air yang masih dingin seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.3. Prinsip Sirkulasi Alamiah


(Sumber : Ahmed, Elhosseini, & Ali, 2018)

Itu tidak bisa lagi diproduksi dalam siklus alami karena peredarannya

membutuhkan waktu lebih dari waktu lama. Kemudian sirkulasi paksa

(forced sirkulasi) dengan bantuan pompa digunakan untuk mengedarkan

cairan darah. Artinya sistem pendingin pada radiator secara alami juga

bersirkulasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini :

Gambar 2.4 Sirkulasi Alamiah Pada Mesin


(Sumber: Saragih, 2017)

2.2.1.2 Sirkulasi DenganTekanan

Sirkulasi alami di radiator dapat terjadi karena cairan di

waterjacketmeningkatkan suhunya seiring waktu karena dipanaskan oleh

hasil pembakaran di bagian silinder. Sehingga densitasnya turun dan


9

mendorong air panas ke atas karena disebabkan oleh cairan dingin dari

cooler. Pada cairan panas, temperatur di dalam radiator menurun karena

kipas sistem pendingin menarik udara di depan radiator, agar panas mudah

diserap radiator, sehingga panas dalam cairan turun.

Jenis sirkulasi ini hampir sama dengan jenis sirkulasi, hanya saja

ditambahkan pompa air untuk mempercepat sirkulasi air pendingin. Pompa

air ini mengalir ke mesin, yang didorong oleh pompa. Beberapa terletak di

saluran antara mesin dan sirkulasi pendingin. Sirkulasi semacam ini

disebabkan karena dapat berlangsung sempurna, dan air di dalam mantel

lapisan air tetap penuh tanpa gelembung udara. Jenis sirkulasi ini memiliki

kecenderungan yang sangat kecil untuk mendidihkan air, karena tekanannya

melebihi tekanan atmosfir, yang berarti titik didihnya jauh diatas 100 °.

(Maleev, 1982: 388).

Sirkulasi dibawah tekanan yang sama disebut juga dengan prinsip

sirkulasi alami. Pada rangkaian dengan tekanan disebut rangkaian, yang

dipercepat oleh putaran kipas dan pompa, sehingga air bersirkulasi di dalam

sistem pendingin radiator. Karena kipas selalu membuang panas dari

radiator, suhu cairan turun ke suhu kerja normal di mesin. Bentuk sirkulasi

pada tekanan normal ditunjukkan pada Gambar di bawah.

Gambar 2.5.Sirkulasi Dengan Tekanan


(Sumber : Prasetyadi Juan, 2017)
10

2.2.1. Sistem Pendinginan air (water coolingengine)

Sistem pending in mesin dengan air yang digunakan pada radiator sebagai

alat penukar kalor. Energi panas yang dihasilkan oleh ruang bakar ditransfer ke

udara pendingin disekitar ruang bakar dan silinder. Air yang kondisinya panas

mengalir mengalir ke bagian radiator. Udara yang diteruskan melalui pipa-pipa

pada radiator namun panasnya dipindahkan ke radiator sirip dimana panas

dilepaskan ke udara. Kemudian air pun kembali ke mesin.

Namun sistem pendinginan udara mempunyai keuntungan antara lain:

1. Pendinginannya cukup merata.

2. Lebih nyaman karena getaran yang dihasilkan lebih kecil.

3. Pengontrolan pada suhu pending dalam sistem ini akan lebih mudah

karena sistem udara disebabkan pada sistem pending terdapat thermosta terdapat

beberapa kerugian pada sistem pendinginan air antara lain:

1. Konstruksi yang lebihrumit.

2. Memakan tempat yang lebihbanyak.

3. Dengan harga yang relatif lebihmahal.

4. Dibutuhkan perawatan yang lebihkhusus.

Gambar 2.6. Radiator


(Sumber: Zinomeza, 2019)
11

2.3. Cara Kerja SistemRadiator

Operasi yang tertunda pada mesin menjadi dua kondisi saat mesin dingin

dan juga saat mesin panas.

2.3.1. Pada Saat MesinDingin.

Saat mesin dalam keadaan dingin, cairan hanya bisa muncul di mesin

tanpa terkena radiator. Namun, udara bersirkulasi di mesin cuci dengan

bantuan pompa air dengan mengarahkan selang melalui radiator (seperti

yang ditunjukkan panah pada gambar) saat bagian motor masih dalam

keadaan termostat. Air Pae dan Dinga Proses ini bertujuan untuk mencapai

kecepatan.Mesin dengan mencapai suhu kerja normal sekitar 75-90 ° C

(Arizal Rizqi K, 2015)

Gambar 2.7. Kerja Sistem Pendingin Keadaan Mesin Dingin


Sumber : (Isuzu panter motor, 1991)

2.3.2. Pada Saat MesinPanas.

Setelah mesin menjadi panas dan melebihi suhu operasi normal

mesin(kira-kira 80 - 90 ºC), termostat terbuka dan katup bypass ditutup.


12

Sehingga air pada radiator yang menyerap panas pada water jacket

didukung dengan bantuan water pump, air dipompa ke dalam keadaan di

area radiator, untuk didinginkan dengan bantuan putaran baling-baling yaitu

kipas angin.Selain itu cairan yang didinginkan oleh radiator menjadi dingin.

Tetapi tekanan kembali dari pompa air ke water jacket untuk mendinginkan

mesin dan seterusnya sampai temperatur turun kembali sehingga thermostat

menutup kembali.

Gambar 2.8. Kerja Sistem Pendingin Keadaan Mesin panas


Sumber : (Isuzu panter 1991 )

2.4. Komponen-komponen Sistem Pendingin

Sistem pendingin mesin Isuzu Panther 2775cc terdiri dari beberapa

komponen media. Komponen yang digunakan untuk mengoptimalkan sistem

pendingin mesin Isuzu Panther 2775cc antara lain:

2.4.1. Radiator

Radiator yang memiliki fungsi untuk membuang yang ada pada air

yang bersirkulasi didalam mesin melalui bagian sirip- sirip yang ada pada

radiator.
13

Gambar 2.9. Gambar Radiator

2.4.2. Air Radiator (water coolant)

Air pendingin merupakan fluida kerja yang digunakan dalam sistem

pendingin untuk menyerap panas berlebih yang dihasilkan oleh mesin

kendaraan. Kandungan air yang lebih dingin sangat mempengaruhi keefektifan

dari pendingin tersebut.

Gambar 2.10.water coolant

2.4.3. Water TemperatureSwitch

Sakelar suhu air dipasang di Intel di depan termostat. Fungsi alat ini

adalah untuk mengukur temperatur mesin. Alat ini akan membantu

menurunkan kerja thermostat pada dashboard dan membuka thermostat.


14

2.4.4. TutupRadiator

Tutup radiator merupakan komposisi yang memiliki fungsi sangat

penting. Tutup radiator mencegah kebocoran pada bagian radiator. Tutup

radiator juga mengurangi tegangan pada radiator agar tidak menimbulkan

kerusakan akibat tekanan yang berlebihan.

Gambar 2.11. Tutup Radiator

2.4.5. Tangki Cadagan (ReservoirTank)

Cairan panas masuk ke radiator, meningkatkan suhu dan tekanan di

radiator, dan menyebabkan air mengembang. Ketika tekanan dan suhu

melebihi

batas kapasitas yang dapat ditampung tutup radiator, maka kelebihan cairan

akan mengalir ke tangki cadangan radiator.Ketika tekanan dan suhu turun,

cairan kembali ke pendingin. Hal ini diperlukan guna mengantisipasi

pemborosan cairan secara gratis.


15

Gambar 2.12. Tangki Cadangan


(Sumber : Zinomeza,2019)

2.4.6. Pompa Air (waterpump)

Fungsi pompa air adalah memompa air ke radiator agar bisa mengalir ke

saluran pengangkat air sehingga air dapat menyerap panas dari mesin. Pompa

air sangatpenting karena kelancaran sirkulasi air pada sistem pendingin.

Gambar 2.13. Pompa Air (Water Pum


Sumber: (Isuzu Panter 1991)

2.4.7. Kipaspendingin

Kipas angin yang bekerja sangat membantu dalam mendinginkan air

yang masuk ke radiator. Kipas menghembuskan udara dari bagian belakang

pendingin. Angin juga menghembuskan bagian-bagian sirip pada radiator


16

untuk menurunkan suhu air radiator.

Gambar 2.14. Kipas Pendingin


(Sumber : Irfan S, Ade. 2007)

2.4.8. Mantel Pendingin (waterjacket)

Lapisan pendingin mesin Isuzu Panter mengelilingi silinder dan

kepala silinder, secara efektif mendinginkan bagian pendingin silinder dan

bagian dari ruang bakar. Lapisan pendingin pada kepala silinder dan blok

silinder terhubung langsung ke bagian atas tangki pendingin. Air mengalir

dan dapat menyerap panas kerja mesin dari water jacket. Air yang terus

mengalir dan menyerap panas, sehingga suhu kerja mesin menjadi lebih

normal.

Gambar 2.15. Water Jacket


(Sumber : http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika)

2.4.9 Thermostat

Thermostat digunakan untuk menutup dan membuka sirkulasi cairan


17

di dalamcooler. Termostat berupa sejenis katup otomatis yang bekerja

berdasarkan pengaruh suhucairan pendingin pada selubung air, dan

termostat biasanya dipasang padasaluran cairan panas yang keluar dari

kepala silinder. Thermostat sangat sensitifterhadap kotoran, thermostat bisa

langsung berhenti bekerja karena terjebak di debu, kotoran atau pasir. Saat

mesin dalam keadaan dingin, thermostat menutup untukmempercepat proses

pemanasan cairan di water jacket. Setelah mencapai suhu kerja mesin atau

thermostat antara 80 dan 90ºC (derajat Celcius), thermostat bekerja seperti

katup otomatis berdasarkan suhu cairan (Wiguna RC, 2018). Proses kerja

termostat:

Saat mesin baru hidup, suhu radiator masih dingin, thermostat masih

tertutup, dan air di radiator yang dipompa oleh pompa air masuk ke bagian

samping silinder atau water jacket di sekitar silinder dan masuk ke kepala

silinder Sebuah. Air pendingin kembali dari kepala silinder, karena dipompa

oleh pompa air, melalui saluran bypass menuju pompa air, dimana lubang

bypass dengan pompa air masih terbuka karena katup bypass pada

thermostat belum menutup saluran bypass. Pertama, perbedaan antara

saluran bypass dan katup bypass harus dipahami. Saluran bypass diblokir

oleh motor, sedangkan katup bypass adalah termostatis. Ketika saluran

bypass ditutup oleh termostat katup bypass, katup utama termostat segera

terbuka dan air mengalir keluar dari radiator, yang telah didinginkan oleh

kipas di radiator untuk mendinginkan mesin.


18

Gambar 2.16 Thermostat


(Sumber : Bintoro, 2014)

2.4.10. Coolant (CairanPendingin)

Coolant adalah cairan pendingin yang menjaga seluruh sistem

pendingin radiator, cairan pendingin memiliki titik beku rendah dan titik

didih tinggi, yang mencegah mesin dari panas berlebih. Hal ini dapat

dibuktikan dalam penelitian (Saragih, 2017) semakin tinggi nilainya.

Coolant juga melindungi logam sistem pendingin seperti kuningan,

tembaga, baja, besi, dan aluminium dari korosi. Coolant adalah pendingin

premium,campuran 30% pekat dengan 70% air murni tanpa ion mineral

dan terdiri dari etilen glikol dan zat adiktif yang seimbang. Pendingin

memiliki kandungan silikat rendah yang bebas dari nitrit, amina, dan zat.

Teknologi pendinginan ini menekankan pada efisiensi, performa, dan umur

mesin. Pendingin memiliki nilai internasional ASTM D 3306 dan JIS K

223 seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.Tabel Spesifikasi Edditive

Coolant (pertamina, 2011)


19

Tabel 2.1 Spesifikasi Additive Coolant (Pertamina, 2011)

Adapun keungulan dari coolant yaitu (pertamina, 2011):

a. Sifat perpindahan panas yang lebih baik.

b. Siap digunakan dan tidak perlu dijual eceran untuk pengisian dan
penambahan

pertama.

c. Titik didih tinggi untuk mencegah mesin kendaraan dari panas berlebih.

d. Menjaga suhu mesin kendaraan tetap stabil untuk performa mesin yang

optimal.

e. Memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap korosi.

Gambar 2.17. Water Coolant


(Sumber: Soebiyakto Gatot, 2012)
20

2.4.11. SelangRadiator

Selang radiator yang sering digunakan terbuat dari karet tahan panas.

Bagian selang yang dapat menahan panas memungkinkan air dengan suhu

yang sangat tinggi bersirkulasi dengan baik. Selang tersebut tidak hanya

tahan suhu, tetapi juga harus tahan terhadap getaran mesin.

Gambar 2.18.Selang Radiator

2.5 Mekanisme Perpindahan Energi panas

Secara umum energi adalah kemampuan untuk berbisnis atau bekerja.

Energi adalah besaran yang tidak berubah, artinya energi tidak dapat

diciptakan untuk dimusnahkan, tetapi energi tersebut dapat berubah dari satu

bentuk ke bentuk lainnya. Energi biasanya berpindah dari zat bersuhu tinggi

ke zat bersuhu rendah. Secara umum mekanisme perpindahan panas

dibedakan menjadi tiga jenis yaitu konduksi, konveksi dan radiasi

(Dermawan RM, 2013).

2.5.1 Perpindahan Panas Konduksi

Konduksi termal adalah perpindahan panas yang terjadi pada

benda padat sebagai akibat dari benda bersuhu atau perpindahan panas

yang terjadi melalui kontak langsung dengan benda yang relatif diam

tanpa ukuran molekul yang cukup besar. Untuk konduksi kalor


21

menurut hukum Fourier adalah nama seorang matematikawan,

fisikawan Perancis bernama Joseph Fourrier, yang menemukan

persamaan konduksi kalor. Dalam konduksi termal, perpindahan

panas dipengaruhi oleh nilai k (konduktivitas termal suatu benda).

Semakin tinggi nilai k, semakin cepat perpindahan panas terjadi. K

diartikan sebagai kemampuan suatu bahan atau benda untuk

menghantarkan panas.

=-k A .

..............................................................................Pers.21

Dimana:

= perpindahan panas konduksi (W)

K = Konduksi termal suatu benda (W/m. °C)

A = Luas penampang (m2)

= Tempat gradien (W/m)

(-) = Perpindahan temperatur tinggi ke temperatur rendah

Gambar 2.19 Skema Perpindahan Panas Konduksi

(Sumber : Yunus A. Cengel, 2004)


22

Berapa bahan mempunyai nilai konduktivitas yang berbeda-beda dari

masing- masing jenis bahan seperti yang ditunjukan pada tabel 2.2 di bawah

ini.

Tabel 2.2Konduktivitas Termal beberapa bahan( Yunus A.Cengel, 2004)

2.6. Perpindahan Panas PadaRadiator

Secara umum mekanisme perpindahan panas dibedakan menjadi tiga

jenis, yaitu selama konduksi alami dan konveksi paksa. Jika konveksi alaminya

cembung, hal itu mungkin disebabkan oleh gaya apung karena ada perbedaan

massa jenis yang disebabkan oleh fluktuasi suhu dalam zat cair. Sedangkan
23

forced connection biasanya terjadi pada saat aliran disebabkan oleh gaya luar

seperti kipas angin, pompa atau angin atmosfer (Dermawan RM, 2013).

Karena perpindahan panas yang terjadi pada bagian yang lebih dingin

merupakan konveksi paksa, maka perpindahan panas yang terjadi pada bagian

yang lebih dingin dipengaruhi oleh gaya dari luar. Panas dari air yang lebih

dingin dihamburkan oleh semburan udara yang dapat dihasilkan oleh

pergerakan kipas.

2.7. MetodePerhitunganNilaiEektifitasRadiator(Ԑ)danLajuPerpindahan

Panas

Keefektifan radiator adalah kemampuan radiator dalam menyerap panas dari

air yang bocor dari dalam mesin atau kemampuan radiator untuk mendinginkan

mesin sehingga temperatur mesin juga dapat terjaga dalam keadaan sangat stabil.

Efektivitas radiator berdampak besar pada sistem pendingin, dimana suhu air yang

keluar dari radiator tidak lebih tinggi atau sama dengan suhu air yang masuk ke

mesin. Persamaan nilai efektifitas pada cooler adalah:

2.7.1. Perhitungan Untuk Mencari EfektivitasRadiator

ԑ= =

Dimana:

ԑ = Efektivitasradiator

aktual = Laju perpindahan panas actual(W)


max= Laju perpindahan panas maksimum(W)

Untuk aktual dan max bisa ditentukan dengan persamaan di bawah ini:
24

aktual = Cc(Tc.out- Tc.in) = Ch (Th.in – Th.out)

ԑ = Efektivitas radiator

TC = Suhu udaradidepanradiato

Tc2 =Suhu udara dibelakang radiator

Th1 = Temperatur air yang masukkeradiator

2.7.2 Panas Radiator Yang Diserap OlehUdara

Besarnya kalor dari cooler merupakan nilai yang menunjukkan

besarnya kalor pada air cooler yang diisap oleh kipas. Persamaan yang

digunakan untuk menghitung adalah:

q = ṁ . Cp . (Tc2 – TC1)

Dimana:

q = Laju perpindahan panas pada radiator (W)

ṁ = Laju aliran massa

udara(kg/s)

Cp= Kalor spesifikudara(Kj/kg.°C)

Tc2 = Temperatur udaradibelakangradiator(°C)

TC1 = Temperatur udara didepan radiator

Untuk mendapatkan dari nilai laju aliran dengan massa udara( )

menggunakan persamaan sebagai berikut:


25

ṁ=ρ.A.v

Dimana:

Ρ = Massa jenis udara(kg/m3)

A = Luas permukaan inti radiator(m2)

V = Kecepatan aliran udara(m/s)

Untukmencarimetode LMTD (log mean temperaturedifference)

∆Tlm=

Dimana:

Untuk perhitungan counter flow

1 = Th.in – Tc.out

2= Th.out – Tc.In

Untuk perhitungan parallel flow

1= Th.in – Tc. in

2= Th.out – Tc. out

Dimana :

Th.out= Temperatur

airpanaskeluar(°C)Th.in = Temperatur

air panas masuk

Tc.in = Temperatur udaramasuk (°C)

Tc.out = Temperatur udara keluar

Laju aliran panas

= .CP.∆T
26

Dan

= U .AS . ∆Tlm

Maka untuk mencari As dan U bisa menggunakan persamaan (Sumber:

Wiranto,1998)

Dibawah ini:

A s=

U=

Dimana:

=Laju perpindahan panas(W)

= Laju aliran massa (kg/s)

Cp = Kalorspesifik (Kj/kg.°C)

∆T = Selisihtemperatur (°C)

U = Koefisien perpindahan panasmenyeluruh( W / m2)

= Luas penampang(m2)

lm= Log mean temperature difference(°C)

Unjuk Kerja Motor BakarSolar

Prestasi motor menunjukan kinerja pada motor. Dalam analisa

motor bakar solar ada beberapa parameter prestasi yang harus dihitung,

diantaranya daya poros efektif (Ne), tekanan efektif rata-rata (pe), laju

aliran massa udara (mu), perbandingan bahan bakar udara (F/A), efisiensi

volumetric (ηv), dan efisiensi termal (ηth).


27

2.7.3. Torsi(T)

Torsi yaitu kemampuan mesin untuk melakukan kerja dari kondisi

diam sampai bergerak, sehingga torsi disebut suatu energi. Torsi biasanya

digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari benda yang

berbeda putaran yang dihasilkan pada porosnya. Torsi atau momen

putaran pada motor adalah gaya dikalikan dengan panjang lengan (Arends

& Berenschot 1980).

Rumus

torsi :

T= F

xr

Dima

na :

T= Torsi (Nm)

F= Gaya (N)

r = pajang lengan / jarak benda ke pusat torsi (m)

2.7.4Daya Poros atau Daya efektif (Ne)

Daya mesin adalah daya efektif poros yang dipakai untuk

mengatasi beban pada mesin. Daya motor merupakan salah satu

parameter dalam menentukan performa pada motor. Pengertian dari

sumber daya itu adalah besarnya kerja motor selama kurun waktu tertentu.

Sebagai satuan daya dipilih watt (Arends & Berenschot, 1980), maka

daya efektifnya adalah:

Ne = (kW)
28

Dimana:

Ne : Daya Efektif (Watt)

T : Torsi (Nm)

n : Putaran (rpm)

2.7.5. Tekanan Efektif Rata- Rata ( pe)

Tekanan yang efektif rata- rata diidentifikasikan sebagai tekanan

efektif dari fluida kerja terhadap torak sepanjang langkahnya untuk bisa

menghasilkan kerja persiklus.

Pe=

Dimana :

Pe= Tekanan efektif rata-rata

(kPa)

Ne= Daya poros efektif(kW)

Z= Jumlahselinder

n= Putaran poros(rpm)

a= Jumlah siklus per putaran

= 1 untuk motor 2 langkah

= ½ untuk motor 4 langkah

V1=Volume langka torak (cm3)


=luas permukaan torak x panjang langkah torak
= 0,785. D2. S

D= Diameter torak (mm)


S= Panjang langkah torak (mm)

(Sumber: Wiranto,1998)
29

2.7.6. Pemakaian Bahan Bakar(mf)

Konsumsi pada bahan bakar dihitung untuk menentukan waktu yang

akan dibutuhkan oleh motor bakar untuk pemakaian bahan bakar dalam

satuan volume yang akan dipengaruhi oleh massa jenis bahan bakar

tersebut. Untuk menghitung pemakaian bahan bakar digunakan saat

persamaan di bawah ini. (Sumber :Modul .2015. Praktikum Fenomena dan

Prestasi Mesin. Pekanbaru : Laboratorium Konversi Energi Teknik

MesinUIR).

Dimana:

: laju aliran bahan bakar kg/jam)


Vbb : Volum bahan bakar(cc)

t : Waktu(second)

pbb : Massa jenis bahan bakar (kg/m3)

2.7.7. Pemakaian Bahan Bakar Specific(Sfc)

Pemakaian terhadap bahan bakar specific adalah unjuk kerja yang

berhubungan dengan nilai ekonomis pada mesin. Pemakaian pada bahan

bakar spesific namun juga didefinisikan untuk sebagai banyaknya pada

bahan bakal yang terpakai per jam untuk menghasilkan setiap nya kW

daya pada motor. Namun dengan hal ini dapat juga diperhitungkan jumlah

dari bahan bakar yang Digunakan untuk mesin untuk mendapatkan daya
30

dalam jarak waktu tertentu. Maka pemakain terhadap bahan bakar

spesificnya:

Sfc =

Sfc = Pemakaian bahan bakar spesifik(kg/Kw.h)

● = Jumlah pemakaian dari pembakaran(kg/s)

Ne= Daya efektif (Watt)

Dimana: ṁf = laju aliran massa bahanbakar(kg/s)

ṁu = Jumlah aliran massa udara yang digunakan(kg/s)

2.7.8. Efisiens Thermal(ηth)

Efisiensi terhadap termal menyatakan perbandingan antara daya

yang dihasilkan oleh terhadap jumlah energi bahan bakar yang diperlukan

untuk jangka waktu tertentu.

Sebelum mencari efesiensi terhadap Thermal, terlebih dahulu

kita akan cari nilai daya bahan bakar dengan persamaan dibawah ini:

Dimana :

= pemakaian terhadap bahan bakar (kg/jam)

NBb = Nilai kalor bahan bakar(kkal/kg)

Efisiensi terhadap termal dihitung dengan menggunakan persamaan:

ηth = . 100%

Dimana:
31

ηth = Efesiensi keseluruhan(%)

Ne = Daya efektif (kW)


N
B.bakar = Nilai kalor bahan bakar (kkal/kg)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Diagram AlirPenelitian

Pada penelitian ini tahapan-tahapan yang akan dilakukan, yang dapat dilihat

pada bagian gambar 3.1. (Diageram alir penelitian).

Mulai

Studi literatur
tidak

Persiapan Alat dan Bahan

Lengkap

Pengambilan Data ya

 Mencari nilai efektivitas radiator dengan 4jenis


coolant berbeda.
 Menghitung unjuk kerja motordiesel.

Sesuai

tidak Analisa Data

Kesimpulan
ya

Selesai

Gambar 3.20Diagram alir penelitian

32
33

3.2. Waktu dan tempatpenelitian

Tempat pelaksanaan penelitian dan tempat alat pengujian ini adalah di

laboraturium Teknik Mesin Universitas Islam Riau dan waktu pelaksanaannya

dilakukan pada Juli 2020 sampai dengan selesai.

3.3. Alat danbahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat penelitian antara lain:

3.3.1. Alat

1. Thermocouple

Thermocouple digunakan untuk mengukur suhu udara didepan dan

dibelakang pada radiator. Thermocouple ini memiliki rage pada suhu -50-

1300 oC.

Gambar 3.21. Thermocouple

2. Stopwatch
Alat ini bisa digunakan bagi menghitung waktu yang diperlukan

oleh mesin untuk menghabiskan bahan bakar untuk jumlah tertentu.

Dimana saat waktu yang perlu digunakan ini diukur dalam satuan detik

seperti dapat kita lihat pada gambar sebagai berikut:


34

Gambar 3.22. Stopwatch

3. Gelas ukur bahanbakar

Untuk mengukur kuantitas pemakaian dari bahan bakar pada saat

waktu pengujian digunakan yaitu gelas ukur. Gelas ukur yang digunakan

yaitu gelas ukur dengan kapasitas isi sebanyak 1liter, yang dapat dilihat

pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.23. Gelas ukur

4. Thermometer airraksa

Thermometer mampunya sewaktu-waktu digunakan sebagai alat

ukur suhu air yang masuk dan yang keluar pada aliran fluida radiator.

Kebanyakan dipasang pada selang atas dan bawah radiator.


35

Gambar 3.24.Thermometer air raksa

5. Anemometer

Anemometer adalah alat yang digunakan saat untuk mengukur

kecepatan udara didepan dan dibelakang pada bagian radiator. Dengan

spesifikasi unit m/s,0-5860ft/min, 0-55 knots,0-90 km/hr ,0-65mph.

Gambar 3.25. Anemometer

6. Tachometer

Tachometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan berapa

kecepatan pada putaran pada bagian mesin. Spesifikasi : Measurement

photo Tachometer & Range 5to 99.999 RPM. Contact tachometer 0,5 to

19,999.
36

Gambar 3.26. Tachometer

7. Jangka sorong

Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam

pada pipa radiator. Jangka sorong ini mempermudah pengukuran dengan

skala 0-150 mm dengan tingkat akuransi hingga 0,05 mm.

Gambar 3.27. Jangka sorong


8. Meteran

Alat yang diberi nama meteran berguna untuk mengukur luas

penampang pada areal radiator. Meteran ini memiliki solusi pengukuran

dengan bidang yang panjang pengukuran dengan skala 0,3m.


37

Gambar 3.28. Meteran

9. ToolSet

Tool set digunakan untuk berbagai macam yang

perludiperbaikinengine stand saat sebelum diadakannya pengujian dan

harus memastikan bahwa engine stand yang akan digunakan dalam

kondisi yang stabil ketika pengambilan data.

Gambar 3.29. Tool set

10. Radiator

Radiator adalah alat penukar kalor yang berfungsi mendinginkan air

yang akan keluar darimesin.


38

Gambar 3.30. Radiator

11. Flowmeter TypeTube

Flowmeter type tube adalah alat yang digunakan untuk mengukur

debit aliran fluida. Pada saat penelitian flowmeter dengan type tube yang

sangat diperlukan karena dapat menghitung aliran debit dari air tersebut

namun aliran fluida, untuk bisa nantinya menghitung kecepatan aliran

pada fluida. Flowmeter ini terbagi dua satuan disisi kanan GPN (Galon

permenit) dan di sisi kiri LPM (Liter per menit) untuk emper mudah

dalam memilih dalam satuan yaitu:apakah GPN atau LPM yang dapat

dipilih dalam satuan debit tersebut. Lalu kemudian akan dikonversikan

kesatuan (Meter Kubik Per Detik).

Gambar 3.31. Flowmeter Type Tube


39

3.3.2. Bahan

1. Coolant

Coolant adalah cairan pendingin yang bisa digunakan pada radiator

untuk menstabilkan pendinginan pada mesin. Pada penelitian ini penulis

mengunakan tiga coolant yang berbeda merek dan juga berbeda harga.

Masing-masing coolant memiliki titik didih berbeda , coolant A memiliki

titik didih + 100 oC, cooling B memiliki titik didih 118 oC dan coolant C

memilikititik didih+ 126 oC.

2. AirMineral

Cairan pendingin yang biasa digunakan sebagai masyarakat untuk

kendaraan adalah air mineral, dimana air mineral memiliki titik didih 100
o
C pada tekanan 1 atmosphere. Oleh karena itu penulis berpikiran bahwa

air mineral bisa digunakan dalam penelitian ini,untuk mengetahui berapa

efektivitas dari air mineral.

3. BahanBakar

Variasi nilai oktan dari bahan bakar yang digunakan sebagai

perbandingan untuk mencari nilai efektivitas radiator adalah bahan bakar

solar pertamina ini memiliki cetane number minimal 1.200 part per milion

(ppm). Secara kualitas, dexlite lebih bagus dari bio solar yang menjadi

varian terendah solar pertamina yang punya cetane number 48 dengan

kandungan sulfur 3.500 ppm. Kendati demikian, Dexlite kualitasnya

masih dibawah pertamina Dex yang punya cetane number 53 dengan

kandungan sulfur dibawah 300ppm.


40

3.4JenisCoolant

1. Air

Radiator mobil, biasanya mengunakan cairan khusus atau coolant,

bahkan ada juga yang pakai air biasa. Secara fungsi sebenarnya sama-

sama untuk pendingin suhu didalam mesin.

Gambar 3.32. Air mineral

2. Preston

Berikut merupakan keungulan dari coolant yaitu (pertamina,2011):

a. Sifat perpindahan panasnya lebihbaik.

b. Siap digunakan dan tidak membutukan pengeceran untuk pengisian

pertama danpenambahan.

c. Dengantitik didih yang tinggi untuk mencegah mesin kendaraan dari

pemanasan yangberlebih.

d. Mempertahankan suhu mesin pada kendaraan agar bisa stabil untuk

menghasilkan kinerja mesin yangoptimum.


41

e. Bisa memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap korosi.

Gambar. 3.33.Prestone

3. Topone

“Zat yang berkerja untuk menaikkan titik didih cairan coolant, dari

100 derajat celcius menjadi 114 derajat celcius. Top 1 ultimate coolant

mengandung 50 persen EG cocok untuk mobil diatas 2.000cc, sedangkan

variasi power coolant 20 persen, cocok untuk mobil dibawah 2000cc.

Seluruh produk cairan pendinginan pada radiator TOP 1 menggunakan air

yang sudah mengalami proses demineralisasi” PaparArief.


42

Gambar: 3.34. Topone

4. Megacoolant

Ini dirancang khusus untuk menjaga suhu mesin stabil, seperti

pendingin udara Isuzu Panter yang juga dilengkapi dengan teknologi anti

karat agar pendingin tidak rusak untuk pemakaian jangka panjang.

Gambar. 3.35.Mega Coolant


43

3.5 ProsedurPengujian

Adanya prosedur pengujian bisa dilakukan untuk mempersiapkan alat-

alat dan langkah pengujian yang akan dilakukan, berikut persiapan dan langkah-

langkah dari pada pengujian.

3.5.1. PersiapanPengujian

1. Pemeriksaan EngineStand

a. Sistem pelumas(oil)

Dengan cara membuka bagian stik oli pada mesin

kemudian lihat seberapa tinggi oli dan cek juga

kekentalannya dengan mengunakan tangan secara manual

apakah layak digunakan atau diganti.

b. SistemKelistrikan

Bisa kita lihat pada sambungan bagian-bagian pada kabel

yang sensitif seperti dari kabel aki apakah terpasang dengan

baik atau tidak. Apa bila terjadi longgar dari kepala aki

harus dikunci terlebihdahulu.

c. Bahanbakar

Terlebih dahulu lihat keadaan bahan bakar yang akan

digunakan, apakah cukup atau tidak, mampu menentukan

saat pengujian berlangsung.

2 Pemeriksaan Sistem Pendingin(radiator)

a. Periksa air coolant pada tabungradiator

Pemeriksaan air coolant pada radiator dengan cara

melihat pada bagian air yang ada pada tangki


44

cadangan.

b. periksa kebocoran pada radiator

Periksa kebocoran pada radiator dengan cara melihat

pada bagian-bagian radiator apakah bagian fluida ada

yang keluar atau tidak. Namun jika tidak ada kebocoran

berarti radiator bisa digunakan pada saat penelitian

berlangsung.

c. periksa pada bagian tutup radiator

Dengan memastikan apakah tutup radiator terkunci

dengan baik atau tidak pastikan terkunci dengan rapat

(supaya fluida didalamtidak tumpah).

d. memastikan selang pada radiator

Bisa kita pastikan selang radiator apakah terhubung

dengan baik atau tidak kita harus memastikan kekutan

pada bagian yang mungkin klem belum kuat untuk

mengaitkan antara selang dengan radiator.

3 Persiapan AlatUkur

a. Thermocouple (alat ukur temperaturudara)

b. Thermometer air raksa (alat ukur temperatur


fluidaradiator)

c. Anemometer (alat ukur kecepatanudara)

d. Tachometer (alat ukur putaranmesin)

e. Stopwatch (alat ukur menentukan waktu dalam


pengambilandata)
45

3.5.2 Langka-langkaPengujian

1. Pengambilan dataawal

a) Menghidupkanmesin

Mengambil data berdasarkan putaran rpm

2. Pengambilan data danpengujian

a) Menghidupkanmesin

b) Naikan putaran mesin yang telahditentukan

c) Pengambilan data dengan dilakukan pada saat thermostat

terbuka dengan cara melihat pada bagian flowmeter yang

sudah mendapatkan dari nilai debit padaaliran

d) Ukur temperatur pada suhu air yang masuk dan keluarnya

pada radiator

e) Ukur temperatur yang ada pada suhu dibagian depan atau

dibelakang pada radiatortersebut

f) Ukur kecepatan dari udara didepan maupun dibelakang

pada radiator

g) Alat ukur temperatur pada mesin yang masuk maupun


yangkeluar

h) Bagia-bagian data didapatkan dan dimasukan dibagian

tabel data untuk mempermudahkan dalam melihat data

yangdidapatkan

i) Dalam keadaan mesin mati

j) Tujuan langkah-langkah yang ada diatas yaitu setiap

pengambil data pada masing-masing putaran yang

dihasilkan darimesin.
46

3.5.3 Tabel data yang digunakan dalampenelitian

Tabel 3.3.tabel yang digunakan pada setiapputaran

N Th in Th out Tc in Tc out Vu in Vu out Q t


No
(RPM) (m/s) (m/s) (GPM) (s)

Dimana:

Th.out = Temperatur pada air panas yang keluar( )

Th.in = Temperatur pada air panas yang masuk( )

Tc.in = Temperatur udara yangakan masuk

Tc.out = Temperatur udara yang akan keluar

N = Putaran pada mesin(RPM)

Vu.in = Kecepatan udara yang masuk didepan pada radiator (m/s)

Vu.out = Kecepatan udara yang keluar dari belakang pada radiator (m/s)

Q = Debit aliran fluida (GPM)

T = Waktu(S)

3.6 Jadwal KegiatanPenelitian

Agar penelitian dapat berjalan dengan lancer, optimal serta sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan maka perlu dibuat jadwal penelitian

seperti tabel dibawahini:


47

Tabel 3.4.Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan ke
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Studi Literatur
2 Persiapan Alat dan Bahan
3 Pengujian dan Pengumpulan Data
4 Analisa Data
5 Seminar Hasil
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data HasilPenelitian

Data hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Konversi

Energi Tenik Mesin Universitas Islam Riau, dalam mendapatkan data

hasil penelitian yang maksimal, maka dilakukan empat kali pengujian

secara berulang dan diambil hasil rata-rata dari pengujian tersebut. Proses

pengambilan data dilakukan dengan empat variasi putaran dari masing–

masing jenis water coolant yang digunakan dengan putaran 1000, 1500,

2000 dan 2300 rpm. Temperatur mulai untuk pengambilan data 70 pada

Th.in (temperatur aliran fluida yang masuk radiator) dan juga dilihat pada

flowmeter-nya apakah sudah ada debit aliran atau belum, ketika sudah ada

debit aliran pengambilan data baru bisa dilakukan. Pengambilan data

penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur temperatur air, temperatur

udara, kecepatan aliran udara di depan serta di belakang radiator dan

debit aliran fluida radiator. Alat ukur temperatur fluida radiator Th.in dan

Th.out menggunakan thermometer air raksa dan untuk mengukur

temperatur udara Tc in dan Tc out menggunakan thermocouple kemudian

untuk mengukur kecepatan udara di depan serta di belakang radiator

menggunakan anemometer dan debit aliran menggunakan flowmeter tipe

tube. Dari semua alat ukur yang digunakan sangat berguna dalam

menentukan nilai parameter dari masing-masing fluida dalam pengolahan

data.

48
49

Ada pun semua data hasil pengujian yang didapatkan saat pengambilan data

air mineral dan jenis coolant antara lain ialah :

Tabel 4.1 Data Pengujian Air Mineral Dengan Waktu Konstan 15 Menit

n t Thin Th out Tcin Tc Vuin Vu Q air Bahan


out out Vudara Massa
(rpm) (m) °C °C °C (m/s) 3
(m /s) bakar
(m/s) (kg)
°C (m/s) (ml)
9,7 780 35
1000 15 70 62 20,1 27 0,1 2,8 0,000333
9,9 740 35
1500 15 79 69 21 30 1,4 3,3 0,000444
10,8 710 35
2000 15 88 75 21,2 33 2,4 4,5 0.0005
11,5 680 35
2300 15 99 83 21,2 35 2,8 5,3 0,000556

Tabel 4.2 Data Pengujian Coolant A Dengan Waktu Konstan 15 Menit

n t Thin Th out Tcin Tc out Vuin Vu out Q air Bahan


Vudara Massa
(rpm) (m) °C °C °C °C (m/s) (m/s) (m3/s) bakar
(m/s) (kg)
(ml)

1000 15 70 61 20,1 27 0,1 2,8 0,000333 10 760 35

1500 15 80 68 21 30,3 1,4 3,3 0,000444 10,3 720 35

2000 15 89 74 21,3 35 2,4 4,5 0.0005 10,6 700 35

2300 15 99 80 22 38 2,8 5,3 0,000556 11,2 690 35


50

Tabel 4.3 Data pengujian Coolant B Dengan Waktu Konstan 15Menit

n t Thin Th out Tcin Tc out Vuin Vu out Q air Bahan


3
Vudara Massa
(rpm) (m) °C °C °C °C (m/s) (m/s) (m /s) bakar
(m/s) (kg)
(ml)

1000 15 70 61 20,1 28 0,1 2,8 0,000333 9,9 730 35

1500 15 80 67 21,1 31 1,4 3,3 0,000444 10,2 700 35

2000 15 89 74 21,3 36 2,4 4,5 0.0005 10,5 680 35

2300 15 100 80 22 39 2,8 5,3 0,000556 11,2 660 35

Tabel 4.4 Data pengujian Coolant C Dengan Waktu Konstan 15Menit

n t Thin Th out Tcin Tc out Vuin Vu out Q air Bahan


Vudara Massa
(rpm) (m) °C °C °C °C (m/s) (m/s) (m3/s) bakar
(m/s) (kg)
(ml)

1000 15 70 61 20,1 28 0,1 2,8 0,000333 9,9 700 35

1500 15 80 67 21,1 31 1,4 3,3 0,000444 10,2 650 35

2000 15 89 74 21,3 36 2,4 4,5 0.0005 10,5 630 35

2300 15 100 80 22 39 2,8 5,3 0,000556 11,2 610 35

Berdasarkan semua tabel dapat dijelaskan bahwa setiap variasi putaran

crankshaft akan membuat perbedaan pada kecepatan udara. Semakin tinggi

putaran mesin maka semakin tinggi pula kecepatan udaranya. Waktu juga

mempengaruhi untuk nilai temperatur dari fluida radiator serta temperatur udara

didepandandibelakangradiator,semakinlamawaktuyangdiberikan
51

maka semakin tinggi nilai temperaturnya. Untuk nilai debit aliran air pada tabel

sudah dikonversi dari (Lpm) ke (m3/s) dengan 1 Lpm = 1,6667x10-5 m3/s.

Untuk nilai diameter pipa sudah didapatkan saat sebelum pengambilan data

dengan cara mengukur diameter dalam pipa dengan menggunakan jangka sorong

dengan nilai diameter yang didapatkan yaitu (Din. radiator = 0,0375 m) dan untuk

luas penampang radiator juga sudah didapatkan dengan panjang kali lebar pada

sirip radiator menggunakan meteran (Aradiator = 0,2397m2).

4.2 Perhitungan Untuk Pengujian AirMineral

1. Efektifitas Radiator

Untuk mempermudah perhitungan maka nilai dari diameter pipa dan luas

penampang radiator dimasukan ke dalam tabel 4.5 seperti di bawah ini:

Tabel 4.5 Data pengujian air galon dengan ditambah Din. pipa dan Aradiator

n t Th Th Tc Tc Vu in Vu Q air Din. pipa Aradiator


(rpm) in out in out (m/s) out (m3/s) Bahan (m) (m2)
Vudara Massa
(m/s) bakar
(m/s) (kg)
(ml)

1000 15 70 62 20,1 27 0,1 2,8 0,000333 9,7 780 35 0,0375 0,2397

1500 15 79 69 21 20 1,4 3,3 0,000444 9,9 650 35 0,0375 0,2397

88 75 21,2 23 2,4 4,5 0.0005 0,2397


2000 15 10,8 630 35 0,0375

2300 15 99 83 21,2 25 2,8 5,3 0,000556 11,5 610 35 0,0375 0,2397


52

Ada pun parameter yang digunakan untuk perhitungan dapat dicari dengan

cara menentukan temperatur rata-rata dari fluida radiator dan udara seperti di

bawah ini:

o Fluida Radiator

Trata-rata fluida radiator = Th rata-rata =

o Udara

Trata-rata udara = Tc rata-rata =

1. Perhitungan putaran 1000Rpm

Th rata-rata = = =66

Ada pun nilai yang dicari setelah hasil yang didapat dari temperatur rata-rata 66

adalah sifat fluida seperti:

o h = Density(kg/m3)

o = Specific heat(J/kg. )

Untuk semua nilai parameter diatas dapat dicari di tabel A-9 properties of

saturated water dengan cara interpolasi dari nilai temperatur rata-rata fluida

(66 dengan parameter equivalen (sama dengan) K, ada pun nilai dari tabel A-9

properties of saturated water seperti di bawah ini:


53

o Massa jenis air(Density)

h =980,4 +( )x(977,5 – 980,4 )

= 979,8

o Panas spesifik (Specificheat)

=4187 +( ) x(4190 –4187 )

= 4187,6 J/kg .

Perhitungan kecepatan fluida radiator

Untuk luas penampang pada pipa radiator bisa menggunakan persamaan

luas lingkaran untuk bisa mendapatkan perhitungan kecepatan fluida seperti di

bawahini:

2
Apipa = . in. pipa

= . 3,14 .(0,0375)2

= 0,0011039 m2

Sehingga untuk kecepatan bisa dicari seperti di bawah ini dengan nilai luas

penampang sudah didapatkan.

Vh =

= 0,301 m/s
54

Perhitungan laju aliran massa fluida radiator

= × 0,0011039m2

Perhitungan laju perpindahan panas fluida radiator( =

= × ×

= ×4187,2 ×( )

= ×4187,2 ×( )

= 10913,518 W

PerhitunganmencariMetode LMTD (Log mean temperaturedifference)

Untuk mencari bisa menggunakan persamaan di bawah ini

dengan aliran cross flow yaitu sama dengan persamaan counterflow

1 = Th in – Tc out

= –27

= 43

2= Th out – Tc in

= –20,1

= 41
55

Sehingga untuk mencari ∆T lm bisa dilakukan setelah dapat nilaidari 1dan 2

seperti di bawah ini:

∆Tlm =

= 42,447

Perhitungan koefisien perpindahan menyeluruh

= Uh × Aradiator × ∆Tlm

Dari persamaan di atas maka dapat mencari koefisien perpindahan panas

menyeluruh seperti di bawah ini:

Uh =

= 1072,629 W/m2 .

2. Perhitungan untuk udara pada radiator putaran 1000 Rpm

Tc rata-rata = = =23,55

Ada pun nilai yang dicari setelah hasil yang didapat dari temperatur rata-rata

23,55 adalah sifat fluida udara seperti


56

o c = Density(kg/m3)

o = Specific heat(J/kg. )

Untuk semua nilai parameter diatas dapat dicari di tabel A-15 properties of

air at 1 atm pressure dengan menggunakan interpolasi dari nilai temperatur rata-

rataudara(23,55 sepertidi bawah ini:

o Massa jenis udara(Density)

c =1,204 +( )x(1,184 –1,204 )

= 1,1889

o Panas spesifik (Specificheat)

= 1007 +( )x(1007 –1007 )

= 1007 J/kg.

Perhitungan kecepatan rata-rata udara

Kecepatan udara telah didapatkan pada saat pengambilan data tetapi

kecepatannya ada dua, karena itu harus dirata-ratakan seperti di bawah ini:

Vurata-rataudara =

=
57

Perhitungan laju aliran massa udara pada radiator

= 0,2397m2

= 0,4132

3. Perhitungan untuk efektivitas radiator pada putaran 1000Rpm

Untuk mencari efektifitas radiator terlebih dalu mencari parameter yang

digunakan dalam perhitungan efektivitas radiator. Ada pun parameter yang dicari

antara lain yaitu:

Perhitungan laju kapasitas fluida panas

= 0,3255 4187,6 J/kg.

= 1363,0638

Perhitungan laju kapasitas dari udara

= 416,0924

Disini karena nilai dari perhitungan lebih sedikit nilainya dari pada

maka dianggap sama dengan (laju kapasitas minimum dariudara). Dan


58

untuk perhitungan fluida radiator dianggap sama dengan (laju kapasitas

minimum dari fluidaradiator)

Perhitunganlajuperpindahanpanasactualfluidaradiator( =

= 1363,0638

= 1363,0638 (70 )

= 10904,510 W

Perhitungan laju perpindahan panas maximum fluidaradiator

= 1363,0638

= 1363,0638 (70 )

= 68016,883 W

Setelah semua nilai didapatkan selanjutnya masuk ke persamaan untuk

mencari nilai efektifitas radiator seperti di bawah ini:

Efektifitas fluida radiator

ԑ=

= 0,1603= 16,03 %
59

2. Unjuk Kerja

 Torsi

Torsi atau momen putar motor adalah gaya dikalikan dengan panjang lengan (Arends &

Berenschot 1980), Jadi rumus torsi adalah:

T=F

Dimana :

= ⁄

= 343 N

Sehingga nilai torsi bisa didapatkan dengan persamaan dibawah :

T=F

T = 343 N

T = 147,49 Nm

Jadi torsi yang dihasilkan motor dengan menggunakan air biasa sebagai fluida

pendingin adalah 147,49 Nm.

 Daya poros atau daya efektif

Pengertian dari daya itu adalah besarnya kerja motor selama kurun waktu

tertentu. Sebagai satuan daya dipilih watt, maka daya efektifnya:

Ne = (kW)

Ne =

Ne = 15.437,28 W

Ne = 15,43 kW
60

Dari hasil persamaan di atas maka didapatkan nilai daya efektif adalah 15,43 kW.

 Tekanan Efektif Rata-Rata ( Pe )

Tekanan efektif rata-rata didefinisikan sebagai tekanan efektif dari fluida

kerja terhadap torak sepanjang langkahnya untuk menghasilkan kerja persiklus.

Pe =

Pe =

Pe = 5,934 kg/cm2

Dari hasil persamaan di atas maka didapat nilai tekanan efektif (Pe) adalah 5,934

kg/cm2.

 Pemakaian bahan bakar (mf)


Untuk menghitung Pemakaian bahan bakar digunakan persamaan di bawah

ini:

ρbb : Massa jenis bahan bakar (0,832 kg/liter)

= 2,595 kg/jam

Dari hasil persamaan diatas maka didapat pemakaian bahan bakar sebanyak 2,595 kg

bahan bakar tiap jamnya.

 Pemakaian Bahan bakar spesific (Sfc )

Dengan hal ini dapat dihitung jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk
61

mendapatkan daya dalam jarak waktu tertentu. Maka pemakaian bahan bakar

spesificnya:

( ⁄ )

Dari hasil persamaan di atas maka didapat pemakaian bahan bakar spesifik sebanyak 0,150

kg/kW.jam bahan bakar tiap jamnya.

 Efisiensi Thermal (ηth)

Sebelum mencari efesiensi Thermal, terlebih dahulu kita cari nilai

daya bahan bakar dengan persamaan di bawah ini :

( )

( )

Efisiensi termal dihitung dengan menggunakan persamaan :

ηth= 100%

ηth= 100%

ηth= 0,4966 100%

ηth= 49,66%

Maka didapat nilai dari efisiensi thermal dari penggunaan air biasa adalah 49,66%.
62

Tabel 4.6 Hasil semua perhitungan air mineral dari setiap putaran

SFC
n Waktu ɛ Daya 2 ηth
(kg/cm ) ṁf (kg/jam) (kg/kW.ja
(rpm) (s) (%) Torsi ( ) (%)
m)
(Nm)

1000 900 16,03 147,49 15,43 5,934 2,595 0,157 49,66

1500 900 17,24 147,49 23,15 5,936 2,462 0,106 68,35

2000 900 19,46 147,49 30,87 5,937 2,362 0,076 81,20

2300 900 20,56 147,49 35,505 5,937 2,196 0,061 89,48

4.7 Perhitungan Untuk Pengujian coolantA


Tabel 4.7 Hasil semua perhitungan Colant A dari setiap putaran

SFC
N Waktu ɛ Daya ηth
(kg/cm2) ṁf (kg/jam) (kg/kW.ja
(rpm) (s) (%) Torsi ( ) (%)
m)
(Nm)

1000 900 18,03 147,49 15,43 5,934 2,529 0,163 51,01

1500 900 20,33 147,49 23,15 5,936 2,396 0,103 77,34

2000 900 22,15 147,49 30,87 5,937 2,329 0,075 80,78

2300 900 24,67 147,49 35,505 5,937 2,296 0,064 90,23


63

4.8 Perhitungan Untuk Pengujian coolantB


Tabel 4.8 Hasil semua perhitungan Colant B dari setiap putaran

SFC
n Waktu ɛ Daya
(kg/cm2) ṁf (kg/jam) (kg/kW.ja ηth
(rpm) (s) (%) Torsi ( ) (%)
m)
(Nm)

1000 900 18,03 147,49 15,43 5,934 2,429 0,157 49,66

1500 900 22,07 147,49 23,15 5,936 2,329 0,100 78,61

2000 900 22,48 147,49 30,87 5,937 2,263 0,073 82,31

2300 900 25,64 147,49 35,505 5,937 2,196 0,061 91,51

4.9 Perhitungan Untuk Pengujian coolantC


Tabel 4.9 Hasil semua perhitungan Colant C dari setiap putaran

SFC
n Waktu ɛ Daya 2 ηth
(kg/cm ) ṁf (kg/jam) (kg/kW.ja
(rpm) (s) (%) Torsi ( ) (%)
m)
(Nm)

1000 900 20,04 147,49 15,43 5,934 2,329 0,150 51,05

1500 900 26,35 147,49 23,15 5,936 2,163 0,093 80,78

2000 900 27,69 147,49 30,87 5,937 2,096 0,067 87,34


64

2300 900 31,36 147,49 35,505 5,937 2,030 0,057 90,23

4.6 Hasil Rata-Rata Seluruh Perhitungan


Tabel 4.10 Hasil semua rata-rata perhitungan efektivitas radiator dari semua fluida

Efektivitas radiator (%)


Putaran Waktu
(rpm) (m) Air
Coolant A Coolant B Coolant C
Mineral
1000 15 16,03 18,03 18,03 20,04
1500 15 17,24 20,33 22,07 26,35
2000 15 19,46 22,15 22,48 27,69
2300 15 20,56 24,67 25.64 31,36
Rata-rata 18,32 21,29 22,05 26,36

Tabel 4.11 Hasil semua rata-rata perhitungan efesiensi thermal dari semua fluida
Efisiensi Thermal (%)
Putaran Waktu
(rpm) (m) Air
Mineral Coolant A Coolant B Coolant C

1000 15 55,40 51,01 49,66 51,01


1500 15 68,35 77,34 78,61 80,78
2000 15 81,20 80,78 82,31 87,34
2300 15 89,48 90,23 91,51 90,23
Rata-rata 73,60 74,84 75,52 77,34
65

Tabel 4.12 Hasil semua rata-rata perhitungan pemakaian bahan bakar


ṁf (kg/jam)
Putaran Waktu
(rpm) (m) Air
Mineral Coolant A Coolant B Coolant C

1000 15 2,595 2,529 2,429 2,329


1500 15 2,462 2,396 2,329 2,163
2000 15 2,362 2,329 2,263 2,096
2300 15 2,196 2,296 2,196 2,030
Rata-rata 2,403 2,387 2,304 2,154

Tabel 4.13 Hasil semua rata-rata perhitunganterhadap Pemakaian Bahan bakar


spesific (Sfc )
SFC (kg/kW.jam)
Putaran Waktu
(rpm) (m) Air
Coolant A Coolant B Coolant C
Mineral

1000 15 0,157 0,163 0,157 0,150

1500 15 0,106 0,103 0,100 0,093

2000 15 0,076 0,075 0,073 0,067

2300 15 0,061 0,064 0,061 0,057

Rata-rata 0,1 0,099 0,097 0,091

Tabel 4.14 Hasil semua rata-rata perhitunganterhadapTorsi (T)


Torsi (Nm)
Putaran Waktu
(rpm) (m) Air
Mineral Coolant A Coolant B Coolant C

1000 15 147,49 147,49 147,49 147,49

1500 15 147,49 147,49 147,49 147,49

2000 15 147,49 147,49 147,49 147,49


66

2300 15 147,49 147,49 147,49 147,49

Rata-rata 147,49 147,49 147,49 147,49

Tabel 4.15 Hasil semua rata-rata perhitunganterhadap Daya (Ne)


Daya (kW)
Putaran Waktu
(rpm) (m) Air
Mineral Coolant A Coolant B Coolant C

1000 15 15,43 15,43 15,43 15,43

1500 15 23,15 23,15 23,15 23,15

2000 15 30,87 30,87 30,87 30,87

2300 15 35,505 35,505 35,505 35,505

Rata-rata 26,238 26,238 26,238 26,238

4.7Hubungan Efektivitas Radiator (ɛ) terhadap Efisiensi Thermal (ηth)


Dari penelitian pengaruh nilai efektivitas radiator (ɛ) dari variasi jenis coolant
terhadap Efisiensi Thermal (ηth) dapat dilihat pada tabel 4.16 dibawah ini :

Tabel 4.16 Efektivitas dan Efisiensi Thermal

Efektivitas Efisiensi Thermal


NO Jenis Coolant
(%) (%)
1 Air Biasa 18,32 73,60
2 Coolant A 21,29 74,84
3 Coolant B 22,05 75,52
4 Coolant C 26,36 77,34

Dari tabel 4.16 diatas dapat ditampilkan grafik perbandingan yang akan

menjelaskan pengaruh nilai efektivitas radiator berdasarkan jenis coolant terhadap

Efisiensi Thermal (ηth) pada gamabar 4.1 dibawah ini:


67

Pengaruh Efektivitas Terhadap ηth


30 78
77.34

Efisiensi Thermal (%)


25 26.36 77

(%) 21.29 22.05 76


20 75.52
Efektivitas 18.32 75
74.84
15
74
10 73.6
73
5 72
0 71
Air Biasa Coolant A Coolant B Coolant C

Efektivitas (%) Efisiensi Thermal (%)

Gambar 4.1 Grafik pengaruh efektivitas radiator terhadap pemakaian ηth

Dari gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa adanya perbedaanEfisiensi Thermal (ηth)

dari setiap jenis coolant yang digunakan. Coolant dengan nilaiEfisiensi Thermal (ηth) yang

paling rendah adalah jenis coolant air biasa dengan nilai Efisiensi Thermal (ηth) 73,6 %,

lalucoolant A dengan nilai Efisiensi Thermal (ηth) 74,8 %, coolant B dengan nilai Efisiensi

Thermal (ηth) 75,52 %, dan coolant C denagan nilai Efisiensi Thermal (ηth) tertinggi yaitu

77,34 %. Hal ini dapat terjadi dikarenakan coolant C dengan nilai efektivitas radiator 26,36%

memungkinkan temperatur mesin lebih stabil. Sehingga pembakaran dalam ruang bakar yang

lebih stabil yang berakibat pada nilai Efisiensi Thermal (ηth). sehingga jenis coolant dengan

nilai efektivitas yang lebih tinggi mampu menghasilkan nilai Efisiensi Thermal (ηth) yang

lebih tinggi sedangkan jenis coolant dengan nilai efisiensi yang lebih rendah cenderung

menghasilkan Efisiensi Thermal (ηth) yang lebih rendah.


68

4.8 Hubungan Efektivitas Radiator (ɛ) terhadap Pemakaian Bahan Bakar (mf).

Dari penelitian pengaruh antara nilai efektivitas radiator (ɛ) dari variasi jenis coolant
terhadap pemakaian bahan bakar dapat dilihat pada tabel 4.17 di bawah ini :
Tabel 4.17 Efektivitas dan Pemakaian Bahan Bakar.

NO Coolant Efektivitas (%) ṁf (kg/jam)

1 Air Biasa 18,32 2,403


2 Coolant A 21,29 2,387
3 Coolant B 22,05 2,304
4 Coolant C 26,36 2,154

Dari tabel 4.17 di atas tentang pengaruh nilai efektivitas radiator terhadap pemakaian

bahan bakar dapat ditampilkan grafik perbandingan yang akan menjelaskan pengaruh nilai

efektivitas radiator berdasarkan jenis coolant terhadap pemakaian bahan bakar pada gambar

4.2 di bawah ini.

Pengaruh Efektivitas Terhadap pemakaian


Bahan Bakar
30 2.45

Pemakaian BB (kg/jam)
2.403 2.387 26.36 2.4
25
22.05 2.35
Efektivitas (%)

20 21.29 2.3
18.32 2.304
2.25
15
2.2
10 2.154 2.15
2.1
5
2.05
0 2
Air Biasa Coolant A Coolant B Coolant C

Efektivitas (%) ṁf (kg/jam)

Gambar 4.2 Grafik pengaruh efektivitas radiator terhadap pemakaian BB.


69

Dari gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa adanya perbedaan pemakaian bahan bakar dari

setiap jenis coolant yang digunakan. Coolant dengankonsumsi bahan bakar paling tinggi

adalah Coolant air biasa dengan pemakaian bahan bakar 2,403 kg/jam, lalucoolant A dengan

pemakaian bahan bakar 2,387 kg/jam, coolant B dengan pemakaian bahan bakar 2,304

kg/jam, dan coolant C dengan pemakain bahan bakar terendah yaitu 2,154 kg/jam. Hal ini

dapat terjadi dikarenakan coolant C dengan nilai efektivitas radiator 26,36% mempunyai nilai

efisiensi thermal yang lebih tinggi sehingga memungkinkan pembakaran bahan bakar yang

lebih maksimal.dan lebih sedikit (hemat). Oleh karena itu Coolant yang memiliki nilai

efektivitas radiator lebih rendah menghasilkan nilai efisiensi thermal yang lebih rendah

cenderung mengkonsumsi bahan bakar lebih banyak (boros).

4.9Hubungan Efektivitas Radiator (ɛ) terhadapPemakaian Bahan bakar spesific


(Sfc )
Dari penelitian pengaruh antara nilai efektivitas radiator (ɛ) dari variasi jenis coolant

terhadap pemakaian Bahan bakar spesifikdapat dilihat pada tabel 4.18 di bawah ini:

Tabel 4.18 Efektivitas dan Sfc

Efektivitas SFC
NO Coolant
(%) (kg/kW.jam)

1 Air Biasa 18,32 0,1


2 Coolant A 21,29 0,099
3 Coolant B 22,05 0,097
4 Coolant C 26,36 0,091

Dari tabel 4.18 di atas dapat ditampilkan grafik perbandingan yang akan menjelaskan

pengaruh nilai efektivitas radiator berdasarkan jenis coolant terhadap pemakaian bahan

bakar spesifik pada gamabar 4.3 di bawah ini:


70

Pengaruh Efektivitas Terhadap sfc


30 0.102
0.1 26.36 0.1
25

SFC (kg/kW.jam)
0.099 22.05

Efektivitas (%)
0.098
20 21.29
18.32 0.097 0.096
15 0.094
10 0.092
0.091 0.09
5 0.088
0 0.086
Air Biasa Coolant A Coolant B Coolant C

Efektivitas (%) SFC (kg/kW.jam)

Gambar 4.3 Grafik pengaruh efektivitas radiator terhadap pemakaian sfc.

Dari gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa adanya perbedaan pemakaian bahan bakar

spesifik dari setiap jenis coolant yang digunakan. Coolant dengannilai bahan bakar spesifik

paling tinggi adalah air biasa dengan pemakaian bahan bakar 0,1 kg/kW.jam, lalucoolant A

dengan pemakaian bahan bakar 0,099 kg/kW.jam, coolant B dengan pemakaian bahan bakar

0,097 kg/kW.jam, dan coolant C dengan pemakaian bahan bakar terendah yaitu 0,091

kg/kW.jam. Hal ini dikarenakan nilai dari sfc dipengaruhi dari konsumsi bahan bakar

perjamnya. Jenis coolant dengan nilai efektivitas lebih tinggi cenderung mengkonsumsi

bahan bakar lebih tinggi. Hal ini mengakibatkan coolant dengan nilai efektivitas yang lebih

tinggi mempunyai nilai pemakaian bahan bakar spesifik yang lebih rendah, sedangkan jenis

coolant dengan nilai efektivitas yang lebih rendah berakibat pada pemakaian spesifik bahan

bakar yang lebih tinggi.


71

4.10 Hubungan Efektivitas Radiator (ɛ) terhadap Torsi (T)

Dari penelitian pengaruh antara nilai efektivitas radiator (ɛ) dari variasi jenis coolant

dengan torsi yang dihasilkan mesin dapat dilihat pada tabel 4.19 di bawah ini:

Tabel 4.19 Efektivitas dan Torsi

NO Coolant Efektivitas (%) Torsi (Nm)

1 Air Biasa 18,32 147,49


2 Coolant A 21,29 147,49
3 Coolant B 22,05 147,49
4 Coolant C 26,36 147,49

Dari tabel 4.19 dapat ditampilkan dalam bentuk grafik perbandingan yang akan

menjelaskan pengaruh nilai efektivitas radiator berdasarkan variasi jenis air pendingin yang

digunakan terhadap torsi pada gambar 4.4 di bawah ini.

Pengaruh Evektivitas terhadapTorsi


30 160
147.49 147.49 147.49 147.49
26.36 140
25
22.05 120
Efektivitas (%)

21.29
20
Torsi (Nm)
18.32 100
15 80
60
10
40
5
20
0 0
Air Biasa Coolant A Coolant B Coolant C

Efektivitas (%) Torsi (Nm)

Gambar 4.4 Grafik pengaruh efektivitas radiator terhadap torsi.


72

Dari gambar 4.4 di atas dapat dilihat bahwa nilainya sama 147,49 Nm. Hal ini

dikarenakan coolant dengan nilai efektivitas radiatoryang lebih tinggi menghasilkan nilai

efisiensi thermal yang lebih tinggi, sehingga pembakaran di ruang bakar lebih maksimal

meskipun bahan bakar yang digunakan lebih sedikit tetapi menghasilkan torsi yang sama

dengan coolant yang mengkonsumsi bahan bakar yang lebih banyak.

4.11Hubungan Efektivitas Radiator (ɛ) terhadap Daya (Ne)


Dari penelitian pengaruh antara nilai efektivitas radiator (ɛ) dari variasi jenis coolant

yang digunakan terhadap daya yang dihasilkan mesin dapat dilihat pada tabel 4.20 di bawah

ini :

Tabel 4.20 Efektivitas dan Daya

NO Coolant Efektivitas (%) Daya (kW)

1 Air Biasa 18,32 26,238

2 Coolant A 21,29 26,238

3 Coolant B 22,05 26,238

4 Coolant C 26,36 26,238

Dari tabel 4.20 di atas dapat ditampilkan grafik perbandingan yang akan menjelaskan

pengaruh nilai efektivitas radiator berdasarkan jenis coolant yang digunakan terhadap daya

pada gambar 4.5 di bawah ini:


73

Pengaruh Efektivitas Terhadap Daya


30 30
26.238
25 26.238 26.238 26.238 25
26.36
22.05
Efektivitas (%) 20
21.29
20

Daya (kW)
18.32
15 15

10 10

5 5

0 0
Air Biasa Coolant A Coolant B Coolant C

Efektivitas (%) Daya (kW)

Gambar 4.5 Grafik pengaruh efektivitas radiator terhadap daya.


Dari gambar 4.5 menunjukkan bahwa nilai dari daya yang dihasilkan berdasarkan

pengaruh efektivitas radiator adalah sama 26,238 kW. Hal ini terjadi karena torsi yang

dihasilkan pada mesin sama yakni 147,49 Nm. Besarnya torsi mempengaruhi besarnya daya

yang dihasilkan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian pengaruh efektivitas radiator berdasarkan jenis coolant

terhadap unjuk kerja mesin panther ISUZU, didapat kesimpulan :

1. Nilai titik didih dari jenis coolant berpengaruh terhadap nilai efektivitas

radiator.

2. Nilai efektivitas radiator berdasarkan jenis coolant tidak mempengaruhi nilai

torsi dan daya yang dihasilkan pada mesin.

3. Nilai efektivitas radiator yang semakin tinggi akan berpengaruh pada pemakai

bahan bakar yang lebih sedikit atau lebih hemat.

4. Nilai efektivitas radiator berpengaruh terhadap Efisiensi thermal.

5. Jenis coolant yang menghasilkan kinerja terbaik yaitu coolant jenis prestone

5.2 Saran

Penelitian Pengaruh pengaruh efektivitas radiator berdasarkan jenis coolant

terhadap unjuk kerja mesin mesin ini masih perlu dikembangkan, seperti

memvariasikan jenis bahan bakar yang digunakan dan pengaruh terhadap emisi gas

buang.

74
75

DAFTAR PUSTAKA

Ade Irfan S, 2007. Analisa Sistem Pendingin Pada Mesin Isuzu Panther. Semarang.

Adika Nur Sandrayanto, 2017. Sistem Pakar Diagnosa Overheating Pada Kendaraan
Bersistem Pendingin Air (Liquid Cooling System). Universitas Islam
Lamongan

Agung, Wahdani. 2020. Pengaruh Water Coolant Terhadap Efektifitas Radiator


Mesin Diesel Pada Jenis Isuzu Panther. Universitas Islam Riau.

Amin Suhadi, 2017. Analisa Kerusakan Radiator Sepeda Motor 150cc. Peneliti Pada
Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur, Bppt Kawasan Puspiptek, Serpong,
Tangerang.

Arends Dan Berenschot, 1980. Motor Bensin. Erlangga, Jakarta.

Arizal Rizqi K, 2015. Identifikasi Dan Service Sistem Pendingin Toyota Kijang
Innova 1 Tr-Fe. Universitas Negri Semarang.

Cengel, Y.A. (2004). Heat Transfer In Mcgraw-Hill (2nd Ed). New York.

Dermawan Rm, Dkk (2013). Perancangan Ulang Radiator Berdasarkan Spesifikasi


Mesin Toyota Avanza. Prodi Teknik Mesin Universitas Pasundan Bandung.

Drs. Bintoro, St, M. (2014). Sistem Pendinginan Air Pada Mesin Mobil. Malang
Bintoro

Drs. Hasan Maksum, Mt, Dkk 2017. Pengaruh Variasi Campuran Cairan Pendingin
(Coolant) Terhadap Efektifitas Radiator Pada Engine Diesel. Universitas
Negeri Padang

Fahmi, L. Dan S. (2014). Sistem Pendinginan Air Pada Mesin Mobil. Malang Bintaro

Gatot Soebiyakto, 2012. Pengaruh Penggunaan Water Coolant Terhadap Performance


Mesin Diesel. Universitas Widyagama Malang.

Soekardi, Y. (2005). Merawat Dan Memperbaiki Mobil Bensin. Bandung: Cv


Angkasa Bandung.
76

Susilo, Rahmad. 2019. Pengaruh Efektifitas Radiator Berdasarkan Jenis Coolant


Terhadap Unjuk Kerja Mesin Toyota Kijang Seri 4 K. Universitas Islam Riau.

Zinomeza, Eho. 2019. Pengaruh Water Coolant Terhadap Efektifitas Radiator Pada
Mesin Toyota Kijang Seri 4 K. Universitas Islam Riau.

Anda mungkin juga menyukai