Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN”

Mata Kuliah : Konsep - Konsep MIPA


Nama Dosen : Prof. Dr. Mamik Suendarti

Nama :
- Ali Domiri (20237270009)
- Anggi Meidina Setyowaty (20237270035)
- Nurhazizah (20237270012)
- Vivi Susanti (20237270046)

FAKULTAS PASCASARJANA PENDIDIKAN MIPA


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

i
JAKARTA 2023

ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
2.1 Pengertian Filsafat.....................................................................................................4
2.2 Pengertian Ilmu.........................................................................................................4
2.3 Pengertian Pengetahuan...........................................................................................5
2.4 Metode Penelitian Ilmu Alam...................................................................................7
2.5 Persamaan dan Perbedaan Filsafat, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan.........7
2.6 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam............................................................................9
BAB III KESIMPULAN.........................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

i
1BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Salah satu nya manusia tidak pernah puas dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu mencari d
an mencari kebenaran yang sesungguhnya dengan bertanya-tanya untuk mendapatkan jawaba
n. Namun setiap jawaban-jawaban tersebut juga selalu memuaskan manusia. Ia harus menguj
inya dengan metode tertentu untuk mengukur apakah yang dimaksud disini bukanlah kebenar
an yang bersifat semu, tetapi kebenaran yang bersifat ilmiah yaitu kebenaran yang bisa diuku
r dengan cara-cara ilmiah.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat sekarang ini, tidaklah menjadikan
manusia berhenti untuk mencari kebenaran. Justru sebaliknya, semakin membuat manusia unt
uk termotivasi mencari kebenaran yang berlandaskan teori-teori yang sudah ada sebelumnya
untuk menguji sesuatu teori baru atau menggugurkan teori sebelumnya. Sehingga manusia se
karang lebih giat lagi melakukan penelitian-penelitian yang bersifat ilmiah untuk mencari sol
usi dari setiap permasalahan yang dihadapinya. Karena itu bersifat statis, tidak kaku, artinya
ia tidak akan berhenti pada satu titik, tapi akan terus berlangsung seiring dengan waktu manu
sia dalam memenuhi rasa keingintahuannya terhadap dunia.
Untuk itulah setiap manusia harus dapat berfikir filosofis dalam menghadapi segala real
itas kehidupan ini yang menjadkan filsafat harus dipelajari. Filsafat merupakan sebuah disipli
n ilmu yang terkait dengan perihal kebijaksanaan. Kebijaksanaan merupakan titik ideal dalam
kehidupan manusia, karena ia dapat menjadikan manusia untuk bersikap dan bertindak atas d
asar pertimbangan kemanusiaan yang tinggi (actus humanus), bukan asal bertindak sabagaim
ana yang biasa dilakukan manusia (actus homoni). Kebijaksanaan tidaklah dapat dicapai den
gan jalan biasa, ia memerlukan langkah-langkah tertentu, khusus, istimewa. Beberapa langka
h menuju kearah kebijaksanaan itu antara lain: 1) membiasakan diri untuk bersikap kritis ter
hadap kepercayaan dan sikap yang selama ini sangat kita junjung tinggi, 2) Berusaha untu
k memadukan (sintesis) hasil bermacam-macam sains dan pengalaman kemanusian, sehingg
a menjadi pandangan yang konsisten tentang alam semesta beserta isinya, 3) mempelajari dan
mencermati jalan pemikiran para filsuf dan meletakkannya sebagai pisau analisis untuk mem
ecahkan masalah kehidupan yang berkembang dalam kehidupan konkrit, sejauh pemikiran itu
memang relevan dengan situasi yang kita hadapi, 4) menelusuri hikmah yang terkandung dal
am ajaran agama, sebab agama merupakan sumber kebijaksanaan hidup manusia

1
Perguruan Tinggi idealnya merupakan lembaga pendidikan tinggi yang berp
eran membangun kampus sebagai lingkungan masyarakat ilmiah. Sebagai lemba
ga ilmiah, selain terlibat dalam berbagai kajian bidang pengetahuan ilmiah, Pergu
ruan Tinggi tentu saja perlu memiliki sikap ilmiah dalam menyelenggarakan kegi
atan-kegiatannya. Sehingga dalam rangka pendidikan, perkuliahan yang merupak
an kegiatan pembelajaran pada mahasiswa juga perlu diselenggarakan dan dipert
anggungjawabkan secara ilmiah, perlu diusahakan secara rasional (kritis, logis, d
an sistematis), perlu memiliki kejelasan obyeknya sebagai yang dibahasnya, arah-
tujuannya serta perlu memiliki cara-cara dan sarana-sarana yang dapat dipertang
gungjawabkan
Namun dalam kenyataannya, kegiatan perkuliahan sering berlangsung bagit
u saja sebagai rutinitas, secara kritis tanpa dipersoalkan dan dipedulikan arah-tuju
an yang sebenarnya, tanpa dilihat konsistensi antara langkah-lang- kah yang dite
mpuh dengan arah tujuan yang mau dicapai- nya. Secara tradisional kegiatan per
kuliahan disadari sebagai kegiatan menimba ilmu; mahasiswa menimba ilmu den
gan menempuh berbagai macam mata-kuliah. Dalam perkuliahan mahasiswa sek
edar mendengar, mencatat, dan kalau perlu mengingat-ingat ilmu yang disampaik
an oleh dosen, baik secara tertulis maupun lisan.
Perkuliahan hanya sekedar dipahami sebagai proses transfer / penyam paian
ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), bukan sebagai proses pembelajaran pa
da mahasiswa, agar mereka mampu melakukan kegiatan ilmiah, yaitu kegiatan m
enga-mati, menanya, mencari dan mencoba meneliti persoalan atau permasalahan
yang ada untuk selanjutnya dapat menemukan langkah-langkah serta cara-cara m
engusahakan jawaban dan pemecahannya, agar mereka mampu menangkap kebe
naran ilmiah dan selanjutnya menerapkan untuk memperoleh manfaat dalam kehi
dupan nyata (transfer of learning).
Agar dosen dan mahasiswa tidak hanya sekedar melakukan rutinitas kegiata
n perkuliahan yang sebenarnya tidak memiliki makna tersebut, mereka perlu bera
ni merefleksikan orientasi perkuliahan yang sebenarnya, serta langkah-langkah y
ang tepat untuk mendukung bagi terwujudnya tujuan perkuliahan. Kiranya tidak
ada suatu mata kuliah bidang studi yang secara khusus bertugas untuk secara kriti
s merefleksikan dan menguji kebenaran orientasi dan langkah-langkah kegiatan p
erkuliahan yang berlangsung; untuk menemukan kebenaran tersebut perlu suatu p
emikiran rasional (kritis, logis, dan sistematis) serta bersifat obyektif, mendalam

2
dan menyeluruh. Nam paknya pemikiran filsafatlah, yang hakekatnya memang m
empersoalkan segala sesuatu secara kritis, memiliki tugas yang tepat untuk dapat
mengkritisi orientasi kegiatan perkuliahan sebagai usaha menggeluti ilmu penget
ahuan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan makalah ini, maka dirumuskan masalah seba
gai berikut :
1. Apa yang dimaksud Filsafat, ilmu, dan pengetahuan ?
2. Apa saja metode penelitian ilmu alam ?
3. Apa yang dimaksud filsafat ilmu pengetahuan ?
4. Apa saja persamaan dan perbedaan filsafat, pengetahuan dan ilmu
pengetahuan?
5. Apa saja hakikat ilmu pengetahuan alam?

3
2BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat


Filsafat adalah pemikiran dan kajian menyeluruh terhadap suatu pemikiran,
kepercayaan dan sikap yang sudah dijunjung tinggi kebenarannya melalui pencarian ulang
dan analisis konsep dasar untuk menciptakan kebenaran, pertimbangan dan kebijaksanaan
yang lebih baik.
Filsafat berasal dari kata Yunani yaitu Philosophia. Philos artinya ‘suka kepada’ dan
sophia artinya ‘kebijaksanaan’. Jadi secara harfiah Philosophia berarti “Suka kepada
kebijaksanaan”. Itu artinya, filsafat juga memiliki arti mencintai mencari menuju penemuan
kebijaksanaan atau kearifan dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi,
memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Pengertian filsafat menurut Harun Nasution adalah berfikir menurut tata tertib (logika)
dengan bebas (tidak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam-dalamnya
sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.
Tokoh filsuf muslim terbesar yaitu Al Farabi menyatakan Filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang alam yang berwujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang
sebenarnya.

2.2 Pengertian Ilmu


Kata ilmu berasal dari bahasa Arab, yaitu alima yang berarti pengetahuan. Pemakaian
kata ilmu dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata science dalam bahasa inggris. Science
sendiri berasal dari bahasa Latin: Scio, Scire yang artinya juga pengetahuan.
Ilmu adalah pengetahuan, namun ada berbagai macam pengetahuan, seperti:
pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmu. Pengetahuan biasa adalah pengetahuan keseharian
yang kita dapatkan dari berbagai sumber bebas dan belum tentu benar atau berdasarkan
kenyataan. Sementara pengetahuan ilmu adalah pengetahuan yang pasti, eksak, berdasarkan
kenyataan dan terorganisir.
Ilmu harus disusun secara sistematis dan berdasarkan metodologi untuk berusaha
mencapai suatu kesimpulan atau generalisasi. Ilmu terbagi menjadi tiga kategori
pembentuknya, yaitu: hipotesis, teori, dalil hukum. Dalam kajian ilmiah untuk membangun

4
ilmu, jika data faktual yang terkumpul masih belum banyak atau belum cukup, maka peneliti
baru membentuk hipotesis.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, hipotesis adalah dugaan pemikiran berdasarkan
sejumlah data tebatas yang belum cukup kuat. Hipotesis akan memberikan arah pada
penelitian untuk menghimpun data yang dibutuhkan. Data yang telah dihimpun dan dinilai
cukup sebagai hasil penelitian dihadapkan pada hipotesis.
Apabila data yang telah dikumpulkan mampu memvalidasi hipotesis, maka hipotesis
tersebut berubah menjadi tesis atau teori. Jika teori mencapai generalisasi atau kesimpulan
umum, maka teori tersebut berubah menjadi dalil atau teori, namun teori mapan yang telah
banyak digunakan oleh para peneliti lain sebagai tinjauan pustaka. Tahapan terakhir adalah
jika teori dapat memastikan hubungan sebab-akibat yang serba tetap dimana saja, maka ia
akan menjadi hukum (e.g: hukum newton, dsb).

Gambar 2.1 Alur sistem pembentukan ilmu (kategori): hipotesis, tesis, dalil, hukum.

2.3 Pengertian Pengetahuan


Mnurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pengetahuan adalah segala sesuatu
yang diketahui; kepandaian atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata
pelajatan).
Pengetahuan dalam kamus bahasa Inggris adalah: knowledge. Dalam encyclopedia of
philosophy, definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar. Sementara secara
terminologi akan dikemukakan salah satu pendapat ahli mengenai definisi tentang
pengetahuan dibawah ini:

5
Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu
tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah
semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian, pengetahuan merupakan hasil proses dari
usaha manusia untuk tahu (Gazalba, 1973).
Menurut Pudjawidjana (1983) pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas rangsangan
nya oleh alam sekitar melalui persentuhan objek dengan indra dan pengetahuan merupakan h
asil penginderaan sebuah objek tersebut.
Menurut ngatimin (1990) pengetahuan adalah sebagian ingatan atas bahan-bahan yang t
elah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan ya
ng luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan menggunakan ingata
n akan keterangan yang sesuai.
Menurut Notoatmojo (2007) Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca Indera manusia, Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga.
Dari beberapa pengertian pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan me
rupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca Indera terhadap
obyek tertentu. Proses ingin tahu yang diketahui secara langsung dengan kesadarannya sendir
i terhadap rangsangan alam melalui persentuhan indera terhadap objek tertentu serta ingatan y
ang telah dipelajarinya.

2.4 Metode Penelitian Ilmu Alam


Kerangka berfikir ilmu-ilmu alam lebih menitik beratkan kepada yang realitas saja atau
lebih dikenal dengan aliran positifisme. Positifisme bertujuan dalam menjadikan ilmu
pengetahuan dengan fondasi yang kuat dan terpercaya.
Positivisme sebagai paham filsafat membatasi pengetahuan yang benar pada hal-hal
yang dapat diperoleh dengan memakai metode ilmu-ilmu alam (induksi). Positivisme
menerima dan membenarkan gejala empiris sebagai kenyataan (naturalisme) dan berfikir,
berfikir yang benar adalah berfikir obyektif yang tidak terikat pada individu akan tetapi
berlaku pada semua orang.
Metode ilmiah didasarkan pada sejumlah asumsi-asumsi yang biasanya ditrima begitu
saja, tidak dipertanyakan lagi secara kritis

6
2.5 Filsafat Bagian dari Ilmu Pengetahuan
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mempelajari dan mempertanyakan secara
sistematis mengenai hakikat pengetahuan ilmu yang berhubungan dalam masalah-masalah
filosofis dan fundamental yang terdapat pada ilmu untuk mencapai pengetahuan yang ilmiah.

Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai maca
m hal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Sebagai filsafat, Filsafat Ilmu Pengetahua
n berusaha membahas ilmu pengetahuan sebagai obyeknya secara rasional (kritis, logis, da
n sistematis), menyeluruh dan mendasar. Filsafat Ilmu Pengetahuan berusaha memperoleh
pemahaman tentang ilmu pengetahuan secara jelas, benar dan lengkap, serta mendasar untu
k dapat menemukan kerangka pokok serta unsur-unsur hakiki yang kiranya menjadi ciri kha
s dari ilmu pengetahuan yang sebenarnya. Sehinga kita dapat menentukan identitas ilmu pe
ngetahuan dengan benar, dapat menentukan mana yang termasuk ilmu pengetahuan, dan m
ana yang tidak termasuk dalam lingkup ilmu pengetahuan.
Pengetahuan manusia dapat digolongkan menjadi dua bagian menurut sumbernya,
yatu pengetahuan yang diperoleh melalui usaha atau pengalamannya sendiri dan
pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan (wahyu Illahi).
Pengetahuan yang diperoleh dari usaha sendiri dapat dibagi menjadi tiga golongan,
yaitu :
a. Pengetahuan Ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui
metode ilmiah.
b. Pengetahuan Filsafat, yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui pikiran, tidak
terbatas pada pengamatan panca indera.
c. Pengetahuan yang tidak termasuk golongan satu dan dua.

2.6 Persamaan dan Perbedaan Filsafat, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan


Filsafat merupakan pengetahuan, karena segala sesuatu yang kita ketahui baik melalui
pengamatan panca indera, pemikiran dan dari manapun asal usulnya, semua itu merupakan
pengetahuan.
Pembahasan ilmu pengetahuan secara menyeluruh berarti membahas segala macam il
mu pengetahuan, dari yang bersifat mendasar dan teoritis hingga yang bersifat terapan dan
praktis, dari yang membahas hal-hal yang fisis chemis hingga yang membahas hal-hal yang
bersifat psikis serta bersifat mental spiritual. Berdasar dua kecenderungan kegiatan ilmu pe
ngetahuan yang bersifat teoritis dan praktis, serta berdasar adanya berbagai lingkup bidang

7
kajian, maka dapatlah kita kelompokkan adanya berbagai macam jenis ilmu pengetahuan, m
isalnya: ilmu-ilmu yang lebih bersifat teoritis mencakup fisika, kimia, botani, zoologi, psiko
logi, sedang- kan ilmu-ilmu yang lebih bersifat praktis mencakup pertambangan, farmasi, p
ertanian, peternakan, psikiatri.

Persamaan :
a. Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya, menyelidiki obyek selengkap-
lengkapnya.
b. Ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan yang ada antara kejadian-
kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab.
c. Ketiganya hendak memberikan sintesis, yaitu pandangan yang bergandengan.
d. Ketiganya mempunyai metode dan system.
e. Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul
dari Hasrat manusia (objektivitas) akan pengetahuan yang lebih.

Perbedaan :
Filsafat Pengetahuan Ilmu Pengetahuan
Mencoba merumuskan Yang dipelajari terbatas Cenderung kepada hal
pertanyaan atas jawaban. karena hanya sekedar yang dipelajari dari sebuah
Mencari prinsip-prinsip kemampuan yang ada buku panduan.
umum dan keseluruhan, dalam diri kita untuk
tidak membatasi segi mengetahui sesuatu hal.
pandangannya.
Keseluruhan yang ada Objek penelitian yang Merupakan kajian tentang
terbatas dunia material
Menilai objek renungan Tidak menilai onjek dari Merupakan definisi
dengan suatu makna. suatu system nilai tertentu eksperimental
Misalkan: religi,
kesusilaan, keadilan, dsb
Bertugas mengintegrasikan Bertugas memberikan Ilmu pengetahuan dapat
ilmu-ilmu jawaban sampai pada kebenaran
melalui kesimpulan logis
dari pengamatan empiris.

8
2.7 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Ilmu Pengetahuan mem
bimbing kita untuk memikirkan dan merefleksikan kegiatan ilmu pengetahuan yang kita lak
ukan. Kita diharapkan tidak hanya melakukan kegiatan ilmu pengetahuan atas dasar kebiasa
an-kebiasaan yang sering tidak kita sadari orientasinya. Dengan pemikiran yang rasional (kr
itis, logis, dan sistematis) diharapkan kita dapat menemukan kejelasan pemahaman tentang i
lmu pengetahuan dengan segala unsur-unsurnya serta arah tujuan kegiatan ilmu pengetahua
n yang kita lakukan.
Menurut pendapat Nash, L.K. dalam bukunya ‘The Nature of Natural Science’,
bahwa IPA dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati sesuatu,
dalam hgal ini adalah dunia. Cara memandang IPA bersifat analitis, melihat sesuatu secara
lengkap dan cermat serta dihubungkannya dengan objek yang diamati.
Menurut J.D. Bernal dalam bukunya ‘Science in History’, untuk dapat memahami
sains atau IPA haruslah memahami dari berbagai segi atau aspek dari IPA, yaitu lima aspek
IPA dapat dipandang:
a. Sebagai suatu institusi
b. Sebagai suatu metode
c. Sebagai suatu Kumpulan pengetahuan
d. Sebagai suatu factor utama dalam memelihara dan mengembangkan produksi
e. Sebagai salah satu factor utama yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap
manusia terhadap alam semesta.

Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam


Dari berbagai Pustaka dapat dirangkum fungsi IPA, yaitu:
a. Membangun pola berfikir
IPA terbangun dari pola berfikir manusia yang berkembang dari zaman ke
zaman, di sisi lain IPA itu sendiri juga dapat membangun pola fikir manusia
dengan ciri-ciri khusus.
b. Menjelaskan adanya hubungan antara berbagai gejala alam
Dalam menjelaskan sesuatu, IPA mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu:
 Analitis, artinya lengkap mendeskripsikan semua bagiandari objek
penelitiannya, serta menghubungkan antara satu bagian dengan bagian
lainnya.

9
 Logis, artinya dapat diterima oleh akal
 Sistematis, artinya disusun secara logis dan sistematis sehingga tampak
jelas tata urutan serta hubungannya.
 Kausatif, artinya IPA menjelaskan mengapa segala gejala alam itu
terjadi
 Kuantitatif, artinya kesimpulan yang diuji kebenarannya melalui
statistika, penjelasannya disertai dengan angka-angka.

c. Meramalkan, artinya peramalan yang didasarkan atas adanya konsistensi


atau keteraturan dari gejala-gejala alam.
d. Menguasai atau mengontrol alam guna kesejahteraan manusia.
e. Melestarikan berbagai gejala alam, artinya merekam suatu gejala alam yang
mungkin hanya sekali kejadiannya.

Nilai-nilai Ilmu Pengetahuan Alam


 Nilai-nilai Sosial dari IPA
Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai nilai-nilai etik dan estetika yang tinggi. Nilai-
nilai itu terletak pada system yang menetapkan ‘kebenaran yang objektif’ pada
tempat yang paling utama. Adapun prosesnya dianggap sebagai Latihan mencari,
meresapkan dan menghayati nilai-nilai luhur.
 Nilai moral atau humaniora dari IPA
Nilai moral memiliki dua muka, yaitu cita-cita kemanusiaan yang luhur dan
Tindakan yang menuju immoral. Dengan kata lain IPA itu sendiri ‘suci’ , yang tidak
suci adalah manusianya.
 Nilai Ekonomi dari IPA
Jika hasil penelitiannya/penemuannya dapat digunakan untuk memproduksi sesuatu
yang bermanfaat bagi Masyarakat maka secara tidak langsung dapat meningkatkan
harga diri atau kepercayaan Masyarakat terhadap dirinya dan dapat memberi nilai
‘tambah’ di Masyarakat.
 Nilai-nilai Psikologis/ Paedagogis IPA
 Sikap mencintai kebenaran
IPA selalu mendambakan kebenaran, yaitu kesesuaian pikiran dan
kenyataan.

10
 Sikap tidak purbasangka
Dugaan sementara (hipotesis), harus diuji dahulu kebenarannya sesuai
dengan kenyataannya atau tidak untuk menetapkan sebuah kesimpulan
sehingga tidak menimbulkan bencana dan pertengkaran.
 Sadar bahwa kebenaran ilmu yang diciptakan manusia itu tidak pernah
mutlak, sehingga akan tercipta sikap pribadi yang rendah hati dan tidak
sombong.
 Yakin akan adanya tatanan alami yang teratur dalam alam semesta. Hal ini
dapat memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan ketaqwaan kita
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Bersikap Toleran dengan menghargai pendapat orang lain untuk
memperbaiki, melengkapi dan meningkatkan pengetahuannya.
 Bersikap tidak putus asa.
Dalam menggali dan mencari kebenaran yang diyakini tidak boleh berputus
asa, walaupun seringkali tidak mendapatkan apa-apa.
 Sikap teliti dan hati-hati
Seorang ilmuwan IPA selalu berhati-hati dan teliti dalam mengambil
kesimpulan ataupun mengeluarkan pendapatnya.
 Sikap ‘curious’ atau ingin tahu
Ilmu pengetahuan itu merupakan sistem yang utuh, sehingga pengetahuan
yang satu akan menunjang untuk mudah memahami yang lain. Hal ini yang
mendorong ilmuwan IPA untuk mencari tahu lebih banyak.
 Sikap optimis
Ilmuan IPA harus bersikap optimis, karena mereka sudah terbiasa dengan
eksperimenasi sehingga berpendirian bahwa segala sesuatu itu tidak ada
yang tidak mungkin terjadi.

11
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang membahas tentang ilmu. Hubungan
filsafat dengan ilmu pengetahuan lain yaitu bahwa filsafat mempunyai objek yang lebih luas,
sifatnya universal, sedangkan ilmu-ilmu pengetahuan objek nya terbatas. Tujuan filsafat ilmu
adalah mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana ilmu
pengetahuan itu diperoleh. Maka, filsafat ilmu pengetahuan membimbing para
mahasiswa dengan pemikiran yang rasional (kritis, logis, dan sistematis),
obyektif, radikal (mendalam), dan komprehensif (menyeluruh), dalam rangka
mempersoalkan serta usaha untuk menemukan pemahaman yang dapat
dipertanggungjawabkan tentang ilmu pengetahuan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Gazalba, Sidi. 1973. Sistematika filsafat; pengantar kepada dunia filsafat, teori pengetahuan,
metafisika, teori nilai. Jakarta: Bintang Bulan.

Kebung, K. 2021. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.

Marzuki, I., dkk. 2021. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Makassar: Fakultas Teknik UNIFA.

Rahman, Panji Syahid, dkk. (2018, Agustus 5). Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu. Diakses pa
da 19 September 2021 melalui https://repositori.uin-alauddin.ac.id/11781/1/ KUMPUL
AN%20MAKALAH%20FILSAFAT.pdf

Rizal Mustansyir dan Misnal Munir. 2001. Filsafat Ilmu, Cet. 1. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Suendarti, Mamik. Dr. 2019. Konsep-konsep MIPA. Tangerang: Pustaka Mandiri.

Team Teaching. 2017. Konsep-Konsep MIPA. Jakarta : Program Studi Magister Pendidikan
MIPA Fakultas Paskasarjana Universitas Indraprasta PGRI

3Thabroni, Gamal. (2020, Januari 17). Filsafat Ilmu: Pengertian, Ruang Lingkup, Pengetahu
an & Ilmu. Diakses pada 19 September 2021 melalui https://serupa.id/filsafat-ilmu/

Wahana, P. 2016. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Diamond.

13

Anda mungkin juga menyukai