Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Kepemimpinan Dalam Tim

Makalah ini di susun untuk memenuhi Tugas Besar 1 mata kuliah

“Pendidikan Karakter (Character Building)”

Nama Dosen : Muhamad Ekhsan, S.kom, MM

DSUSUN OLEH :

Endang Sukaci (411192053)

FAKULTAS PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hdayah-Nya lah saya
dapat menyelesaikan makalah berjudul ‘Kepemimpinan Dalam Tim’ tepat waktu.
Makalah Kepemimpinan Dalam Tim ini disusun guna memenuhi tugas bapak
Muhamad Ekhsan, S.kom, MM pada mata kuliah Pendidikan Karakter di Universitas
Dian Nusantara. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang Kepemimpinan Dalam Tim.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Muhamad Ekhsan, S.kom, MM selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Karakter. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan untuk saya dalam hal kepemimpinan. Saya juga
mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, keritik
dan saran yang membangun akan saya terima untuk kesempurnaan makalah ini.

15 November 2020

Endang Sukaci

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii

ABSTRAK……………………………………………………………………..iii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………...1

A. Latar Belakang…………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….2
C. Tujuan……………………………………………………………….......2

BAB 11 PEMBAHASAN……………………………………………………...3

A. Pengertian Kepemimpinan……………………………………………....3
B. Pengertian Kepemimpinan Dalam Tim………………………………....4
C. Tahap-Tahap Dalam Membangun Tim…………………………………5
D. Jenis-Jenis Kepemimpinan……………………………………………...7

BAB 111 PENUTUP…………………………………………………………..12

A. Kesimpulan…………………………………………………………….12
B. Saran…………………………………………………………………...12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………13

ii
ABSTRAK

Kepemimpinan merupakan bagian penting dalam proses manajemen dan


dibutuhkan pada semua tipe organisasi. Pemimpin merencanakan dan
mengorganisasikan sumber daya yang ada dengan mempengaruhi dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai kinerja karyawan yang optimal. Selain kepemimpinan,
kepuasan bawahan terhadap atasan adalah hal yang harus dicapai untuk meningkatkan
kinerja karyawan. Keberhasilan kepemimpinan dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan
yang diterapkan dan kepuasan bawahannya.

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan memberi nilai pada kehidupan kerja orang lain (Paul Birch,
2001). Kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi
kelompok untuk mencapai sebuah tujuan. Tim yang hebat adalah memiliki tujuan
yang sama, terdapat kerjasama, komunikasi yang baik serta memiliki komitmen
(Maxwell, 1997).

Peran kepemimpinan tidak kalah penting dalam sebuah organisasi. Menurut


Schein (1992), Nahavandi & Malekzadeh (1993) serta Kouzes & 3 Posner (1987),
pimpinan mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan organisasi.
Greenberg dan Baron (2001) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu
unsur kunci dalam keefektifan organisasi. Setiap pemimpin pada dasarnya
memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para karyawannya, perbedaan
perilaku para pemimpin disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya
Kepemimpinan merupakan cara yang dimiliki oleh seseorang dalam
mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama. Mutu
kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi berperan dominan atas
keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya,
terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian, 1999). Gaya
kepemimpinan sangat penting karena pembinaan tim membutuhkan interaksi
antara atasan dan bawahan untuk mendukung hubungan positif antara pemimpin
dan anggota tim serta hubungan antar anggota tim (Mathieu et al., 2008). Dalam
hal ini seorang pemimpin mengambil peran sebagai pelatih, sehingga gaya
kepemimpinan sangat mempengaruhi efektivitas tim.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kepemimpinan?


2. Apa pengertian dari kepemimpinan dalam tim?
3. Bagaimana tahap dalam membangun tim?
4. Apa saja jenis-jenis kepemimpinan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari kepemimpinan


2. Untuk mengetahui pengertian dari kepemimpinan dalam tim
3. Untuk mengetahui bagaimana tahap dalam membangun tim
4. Untuk mengetahui jenis-jenis kepemimpinan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu


keterampilan praktis yang mencakup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi
untuk “memimpin” atau membimbing orang lain, tim, atau seluruh organisasi.
Literatur para spesialis saling beradu pandangan, membandingkan antara
pendekatan Timur dan Barat dalam kepemimpinan, dan juga (di Barat sendiri)
antara pendekatan Amerika Serikat dengan Eropa. Civitas akademika di A.S.
mengartikan kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang di
dalamnya seseorang dapat melibatkan bantuan dan dukungan selainnya dalam
usaha mencapai suatu tugas bersama.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku
seseorang atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi
tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi
interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk
mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengafuhi, membujuk,
memotivasi dan mengkoordinasi.
Kepemimpinan menurut para ahli yaitu, Kepemimpinan adalah seni dalam
mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai
suatu tujuan yang dikehendaki (John Piffner). Kepemimpinan adalah pengaruh
antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik
1961, 24). Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti
Kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin
dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281). Kepemimpinan merupakan
suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-

3
orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu (Slamet, 2002:
29). Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas
untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar
supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).
Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk
mencapai tujuan (Robbins 2002:163). Kepemimpinan adalah sekumpulan dari
serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya
kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang
dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta
merasa tidak terpaksa (Ngalim Purwanto 1991:26).

B. Pengertian Kepemimpinan Dalam Tim

Tim adalah kelompok di dalam organisasi yang anggota-anggotanya saling


bergantung satu sama lain, saling berbagi tujuan bersama. Dan dicirikan oleh
adanya satu orang yang mengkoordinasikan kegiatan bersama mereka. Koordinasi
tersebut dilakukan demi mencapai tujuan bersama. Contoh dari sebuah tim adalah
tim manajemen proyek, gugus tugas, unit-unit kerja, atau tim pegembang
organisasi.
Di dalam tim, fungsi utama kepemimpinan adalah berupaya mencapai
tujuan organisasi (tim) secara kolektif, bukan individual. Tim umumnya memiliki
seorang pemimpin yang telah ditentukan. Pemimpin tersebut dapat berasal dari
dalam tim itu sendiri maupun dari luar.
Peran kepemimpinan di dalam tim dapat saja di rotasi sehingga mungkin saja diisi
oleh para anggota lain antarwaktu. Peran kepemimpinan di dalam tim juga bisa
disebar diantara sejumlah anggota tim tanpa harus ditentukan seorang pemimpin
secara formal. Kepemimpinan yang tersebar tersebut umum ditentukan dalam
kepemimpinan tim. Posisi kepemimpinan dalam tim tidak lagi bercorak satu

4
pemimpin formal selaku pemegang tanggung jawab utama melainkan jatuh ke
tangan beberapa orang yang berpengalaman di dalam tim.
Kepemimpinan di dalam tim umumnya digariskan ke daftar serangkaian keputusan
utama yaitu sejumlah kondisi yang menentukan kapan dan bagaimana seorang
pemimpin baru ikut campur guna meningkatkan fungsi tim. Pertimbangan pertama
apakah lebih baik meneruskan pengamatan dan memonitoring tim ataukah
mengintervensi kegiatan tim dengan mengambil tindakan. Pertimbangan kedua,
apakah intervesi yang dilakukan lebih kepada tugas yang tengah dilaksanakan
ataukah dlam konteks hubungan yang dengan anggota tim lain. Pertimbangan
ketiga apakah intervensi sebaiknya dilakukan pada tingkat internal (di dalam tim
itu sendiri) atau eksternal (di lingkungan sekeliling tim).

C. Tahap-Tahap Dalam Membangun Tim

Semua tahap perkembangan manusia tersebut mempunyai karakteristik


masing-masing. Sebuah tim yang di dalamnya terdiri dari orang-orang yang
bekerja sama, tak lepas dari tahap-tahap perkembangan yang akan dilalui. Tahap-
tahap perkembangan tim adalah sebagai berikut:
 Pembentukan Tim (Forming)
Pada tahap awal ini individu-individu yang tergabung dalam tim masih
membawa nilai-nilai, pendapat, dan cara kerja yang diperoleh dari
pengalaman sebelumnya. Anggota tim masih mencari bentuk, mulai
beradaptasi dengan lingkungan, berusaha berhubungan dan melakukan
kerja sama dengan rekan kerja, sehingga saling mengetahui karakter dari
setiap individu. Pada tahap ini jarang sekali timbul konflik atau keributan,
karena semua dipenuhi rasa optimis yang tinggi. Anggota tim cenderung
meraba-raba perilaku apa yang dapat diterima, posisi mereka di dalam tim,
prosedur, dan aturan kelompok. Tahap ini terselesaikan jika anggota tim
mulai menempatkan diri mereka sebagai bagian dari tim.
 Konflik/Keributan (Storming)
Tahap ini merupakan periode konflik dan kompetisi antaranggota tim.
Anggota tim menerima eksistensi tim, tetapi menolak keterbatasan yang

5
mengganggu individualitas. Karena perasaan tidak nyaman, beberapa
anggota tim dapat bertindak pasif sedangkan anggota lainnya berusaha
mendominasi. Tahap ini terselesaikan jika terdapat hierarki yang jelas
mengenai kepemimpinan dalam tim dan anggota tim berorientasi pada
pemecahan masalah.

 Penormaan (Norming)
Norming ditandai dengan terbentuknya hubungan yang dekat
antaranggota tim, menunjukkan kohesivitas (hubungan yang erat) dan
merasakan identitas kelompok yang kuat. Anggota tim saling berbagi
perasaan, ide, umpan balik, dan menggali tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk melakukan suatu tugas. Tahap ini terselesaikan jika
terdapat struktur peran dan norma yang merupakan konsensus bersama.
Pada tahap norming, individu yang ada di dalam sudah mulai merasakan
manfaat dari bekerja dalam satu tim dan berusaha untuk menyelesaikan
konflik yang muncul dengan hati terbuka dan menghindari tim dari
kehancuran. Karena semangat kebersamaan sudah terjalin, saling percaya
dan menghormati, anggota tim merasa bebas mengungkapkan perasaan dan
pendapat dengan nyaman tanpa harus merasa tertekan. Mekanisme dan
aturan-aturan kerja disepakati dan ditetapkan serta ditaati oleh setiap
anggota tim.
 Pelaksanaan (Performing)
Performing merupakan periode yang belum tentu dapat dicapai oleh semua
tim. Performing dicapai jika struktur telah berfungsi dan diterima secara
penuh. Anggota tim berorientasi pada tugas tetapi sekaligus berorientasi
pada manusia. Anggota tim menjadi semakin cakap dalam bekerja dan
memiliki interdependensi untuk mencapai tujuan kelompok. Tim berhasil
membangun sistem yang memungkinkan untuk bekerja secara produktif
dan efisien. Hal ini dapat ditunjukkan dari pencapaian prestasi tim yang
diberikan. Setiap anggota tim menyadari dan benar-benar sadar bahwa
setiap individu dalam kelompok memiliki perannya masing-masing untuk

6
berkontribusi mencapai tujuan tim. Untuk tim permanen, performing
adalah tahap terakhir. Untuk tim yang bersifat sementara adjourning adalah
tahap terakhir.
 Penundaan (Adjourning)
Adjourning adalah tahap persiapan untuk membubarkan diri. Berprestasi
sudah bukan menjadi prioritas utama. Anggota tim lebih memfokuskan
perhatian pada penyelesaian aktivitas seperti seremonial sebagai
penutupan. Dapat disimpulkan bahwa model tahapan di atas
mengimplikasikan bahwa tim yang produktif adalah tim yang telah
mencapai tahap performing. Tahap forming, storming, dan norming
merupakan tahap kritis sebelum tim berjalan dengan produktif.

D. Jenis-Jenis Kepemimpinan

Banyak teori yang mengungkapkan tentang kepemimpinan, sehingga muncul


banyak jenis-jenis kepemimpinan yang dipahami dan juga diterapkan pada saat
ini.Semua jenis kepemimpinan juga memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga
dalam penerapannya perlu memperhatikan banyak hal. Pada bab ini akan
membahas 6 jenis atau model kepemimpinan yang ada. Yaitu: Koersif, otoritatif,
afiliatif, demokratis,pecesetting, dan coaching yang tentunya memiliki kekurangan
dan kelebihan masing masing.
 Koersif, Jenis kepemimpinan ini bisa juga disebut dengan kepemimpinan
otoriter. Pada jenis ini seorang pemimpin akan memerintah sesuai dengan
kehendaknya sendiri tanpa ada orang yang boleh membantah semua
perintahnya. Menurut pendapatnya seorang bawahan hanya akan bekerja
jika diperintah. Selain itu pemimpin sudah menetukan ketentuan dari awal
sehingga pada saat pelaksanaan tidak ada rencana atau usulan dari
bawahannya. Pemimpin menjalankan semuannya sesuai dengan kehendak
hati sang pemimpin sehingga bawahan hanya tinggal menjalankan apa saja
tugasnya. Kelebihan dari tipe ini adalah ketika sebuah organisasi atau
kelompok membutuhkan pengambilan keputusan secara mendadak dengan

7
cepat dan tepat. Pengambilan keputusan akan difikirkan secara matang
tanpa dipengaruri oleh orang lain. Selain itu saat pengambilan keputusan
tidak perlu dengan adanya diskusi atau rapat dan terjadi perdebatan dari
berbagai pihak yang hanya akan membuat keputusan tidak segera diambil.
Sehingga pengambilan keputusan akan lebih cepat dan tepat jika diambil
oleh seorang pemimpin saja. Selain itu pemimpin dengan jenis ini akan
menumbuhkan sikap disiplin dari anggota atau bawahannya. Selain
kelebihan jenis kepemimpinan ini juga memiliki kekurangan. Yaitu ketika
pelaksanaan tugas atau pelaksanaan program-program yang direncanakan
bawahan atau anggota kelompok tidak bisa berfikir kreatif dan akan mudah
bosan. Hal ini dikarenakan apa yang dikerjakan sudah ditentukan oleh
pemimpinnya dan bawahannya tidak boleh melakukan hal lain yang tidak
sesuai dengan ketentuan. Selain itu tidak akan ada perubahan pada
organisasi atau kelompok tersebut karena pemimpinnya sulit untuk
menerima perubahan dan usulan dari bawahan atau anggotanya.
 Otoritatif, Jenis pemimpin ini bukan jenis pemimpin yang oteriter, akan
tetapi pemimpin yang mendapatkan kekuasaan dengan persetujuan dan
kejelasan visi yang ia paparkan. Seorang pemimpinakan menjadikan orang
lain bergerak menuju sebuah visi yang sudah ditentukan dengan
bersemangat karena ia akan memberikan penghargaan yang pantas dan
tujuan yang jelas tidak hanya untuk jangka pendek tetapi juga untuk jangka
panjang. Pemimpin akan melakuakn perubahan-perubahan untuk mencapai
visi dari organisasi tersebut. Pemimpin jenis ini memiliki rasa percaya diri
yang tinggi dan mudah mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama.
Otoratif juga memiliki kekurangan yaitu saat organisasi yang dipimpinnya
memerlukan keputusan yang cepat dan tepat dalam keadaan yang
mendesak. Pemimpin jenis ini akan terlalu lama menentukan keputusan apa
yang harus diambil. Selain itu pemimpin akan mengalami kesulitan saat
anggota atau bawahannya tidak setingkat dengannya. Maksudnya para
anggota atau bawahannya tidak mampu berfikir kreatif untuk sebuah
perubahan. Selain itu pemimpin akan mengalami kesulitan saat bersama
dengan tim ahli. Pemimpin ini akan dianggap terlalu angkuh atau sombong

8
karena selalu berfikir kedepan dan menganggap orang lain tidak memiliki
kemampuan atau pengetahuan seperti dirinya. Kepemimpinan yang
otoritatif juga memiliki kelebihan yaitu ketika seorang pemimpin bertemu
dengan anggota yang sepadan. Maksudnya, anggota yang mampu diajak
bekerjasama dan mampu membuat perubahan-perubahan sesuai dengan
kemajuan jaman.
 Afiliatif, Kepemimpinan yang afiliatif adalah seorang pemimpin yang
memberikan jalan bagi anggotanya untuk bertindak.Seorang pemimpin
mengedepankan kebahagiaan dari anggotnya. Setiap anggotanya memiliki
kesempatan yang sama dalam memberikan ide-ide untuk kemajuan dari
organisasi. Pemimpin akan sangat disenangi oleh semua bawahan atau
anggotanya karena dalam organisasi semua memiliki sifat terbuka.
Kelemahan dari teori ini adalah anggotanya akan merasa ketergantungan
kepada pemimpinnya, karena pemimpin selalu membantu dan
mengedepankan anggota atau bawahannya, pemimpin ibarat sebatang lilin
yang rela terbakar untuk menerangi sekelilinganya. Selain itu apabila
seseorang yang belum mengenal pemimpin tersebut akan menganggap
remeh pemimpinnya, karena seorang pemimpin selalu terbuka dengan
masalah yang dihadapi dan meminta pendapat dari bawahannya sehingga
orang akan menanggap bahwa pemimpinnya tidak memilii kemampuan
yangn memadai. Selain itu teori ini memiliki kelebihan yaitu terjadi
harmonisasi antara pemimpin dan bawahannya karena adanya keterbukaan.
Sehingga dalam mencapai tujuan organisasinya dapat saling bekerja sama
dengan baik.Kelebihan yang paling utama adalah para anggotanya merasa
senang karena pemimpin memprioritaskan semua kegiatan dan tujuannya
pada anggotanya.
 Demokatis, Kepemimpinan jenis ini mengedepankan pendapat dari anggota
untuk mengambil keputusan sehingga setiap masalah diselesaikan dengan
cara musyawarah dan mufakat. Kepemimpinan ini hampir sama dengan
kepemimpinan afiliatif akan tetapi perbedaannya adalah seorang pemimpin
tidak mengedepankan kebahagiaan dari anggotannya akan tetapi tujuan
keterbukaan adalah untuk saling faham satu sama lain sehingga bisa

9
tercapai kerjasama. Pemimpin akan mengambil keputusan sesuai dengan
suara terbanyak dari anggota. Kelemahan dari kepemimpinan jenis ini
adalah jika seorang pemimpin tidak dapat mengambil keputusan dengan
tepat dan terjadi kontra anatar anggota, selain itu apabila anggota tidak
sefaham atau memiliki carapandang yang berbeda dengan pemimpin
sehingga pada saat pengambilan keputusan tidak terjadi titik temu hanya
saling berdebat satu sama lain. Pengambilan keputusan juga tidak selalu
sesuai karena suara terbanyak belum tentu keputusan yang
terbaik.Adakalanya suara terbanyak justru menjerumuskan kehal-hal yang
tidak baik. Akan tetapi jenis kepemimpin ini juga memiliki kelebihan yaitu
terjadinya ketrebukaan antara anggota dan pemimpin jadi semua masalah
yang terjadi dalam organisasi diketahui oleh semua anggota dan dapat turut
menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga pemimpin juga tidak terlalu
terbebani akan masalah yang dihadapi karena ditanggung bersama.
 Pacesetting, Jenis kepemimpinan ini menyatakan bahwa seorang pemimpin
membutuhkan atau menuntut kesempurnaan dari anggotanya. Pemimpin
membuat standar-standar yang harus dipenuhi oleh setiap anggotanya agar
tercapai apa yang diinginkan pemimpinnya. Seorang pemimpin akan
mengambil alih tugas dari anggotanya apabila apa yang dikerjakan tidak
sesuai dengan standar yang ia tetapkan. Pemimpin tidak segan-segan untuk
mengganti anggota dengan orang lain jika ia merasa tidak cocok atau tidak
memenuhi standar. Kelemahan dari jenis kepemimpinan ini adalah jika
angotanya adalah orang yang tidak suka berkembang atau sulit memotivasi
diri maka anggota merasa tidak dianggap oleh pemimpin dan menjadi
malas untuk mengerjakan tugasnya dan pada akhirnya hanya akan diganti
dengan yang lain.Pemimpin memiliki banyak pekerjaan karena mengontrol
setiap kegiatan dari anggotanya bahkan mengambil alih setiap pekerjaan
yang tidak sesuai dengan standarnya. Kelebihan dari jenis ini adalah apa
yang dilakukan oleh anggota dari organisasi selalu sempurna. Karena
sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemimpin. Selain itu pemimpin
jenis ini juga akan sangat maju jika bertemu dengan anggota yang senang
bekerja dan mampu membangun motivasi dirinya. Sehingga anggotanya

10
akan memenuhi standar yang sudah ditetapkan oleh pemimpin jadi semua
dapat selesai sesuai target.
 Coaching, Jenis kepemimpinan ini hampir sama dengan kepemimpinan
pacesetting karena pemimpin ini juga menuntut kesempurnaan dari
anggotanya. Akan tetapi jenis ini menetukan ketentuan yang berbeda-beda
untuk setiap orang.Pemimpin ini menuntut anggotanya untuk berkembang
sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimiliki masing-masing
anggota. Karena pemimpin berpendapat bahwa dengan berkembangnya
anggota maka akan berkembang pula organisasi yang dipimpinnya.
Kelemalan dari kepemimpinan jenis ini adalah seorang pemimpin
memerlukan waktu yang lama untuk mengembangkan anggotannya satu-
persatu karena setiap individu berbeda-beda sehingga perlu diadakan
pembicaraan secara langsung dengan anggota satu persatu. Selain itu
anggota yang malas akan merasa tertekan karena selalu dituntut untuk
melakukan hal-hal tertentu. Selain kelemahan tentunya jenis kepemimpinan
ini juga memiliki kelebihan yaitu pemimpin akan mengenali semua
anggota yang ada dalam organisasinya. Hal ini juga dapat untuk menggali
kemampuan terpendam dari anggotanya dan juga memperbaiki kelemahan-
kelemahan dari anggotanya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang,


baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu.
Seseorang dikatakan sebagai pemimpin apabila dia mempunyai pengikut
atau bawahan. Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki
keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk jadi pemimpin bukan
hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin
yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada
sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu
kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya
yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori
maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Semakin tinggi
kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut
daripadanya kemampuan berfikir secara konsepsional dan makro. Semakin
tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan semakin
generalist, sedangkan semakin rendah kedudukan seseorang dalam
organisasi maka ia menjadi spesialist. Pemimpin bukan sekedar gelar atau
jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan
berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses
internal (leadership from the inside out).

B. Saran

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi


manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan.
Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ekhsan, M., & Mariyono, R. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Islami,


Budaya Organisasi Islami dan Insentif terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT
Yanmar Indonesia. Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah), 3(2), 265-275.

Ekhsan, M., & Nurlita, D. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Pelatihan dan
Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Pengembangan
Wiraswasta, 22(02), 113-120.

https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-kepemimpinan/

https://sekretarisprofesional.wordpress.com/2016/06/06/pendekatan-
kepemimpinan-tim/

https://tugassekolah.co.id/2020/06/proses-dan-tahapan-perkembangan-ti.html

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/07/jenis-jenis-kepemimpinan/

https://yunit4m4l1aa.wordpress.com/2012/04/17/makalah-kepemimpinan-2/

13

Anda mungkin juga menyukai