Cooperative Learning.
Cooperative Learning.
(COOPERATIVE LEARNING)
Dosen Pengampu : Muhammad Sadli, M. Pd.
OLEH
1
BAB 11
PEMBAHASAN
6
B. Unsur-unsur Pembelajaran Cooperative
1. Saling Ketergantungan Positif
Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif yang
memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil
belajar yang optimal. Tiap siswa tergantung pada anggota lainnya karena tiap siswa
mendapat materi yang berbeda atau tugas yang berbeda, oleh karena itu siswa satu
dengan lainnya saling membutuhkan karena jika ada siswa yang tidak dapat
mengerjakan tugas tersebut maka tugas kelompoknya tidak dapat diselesaikan.1
2. Tanggung Jawab Perseorangan
Pembelajaran kooperatif juga ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian individual tersebut
selanjutnya disampaikan guru kepada kelompok agar semua kelompok dapat
mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa anggota
kelompok yang dapat memberikan bantuan. Karena tiap siswa mendapat tugas yang
berbeda secara otomatis siswa tersebut harus mempunyai tanggung jawab untuk
mengerjakan tugas tersebut karena tugas setiap anggota kelompok mempunyai tugas
yang berbeda sesuai dengan kemampuannya yang dimiliki setiap individu.2
3. Interaksi Tatap Muka
Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap
muka sehingga mereka dapat melalukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga
dengan sesama siswa. Interaksi semacam ini memungkinkan siswa dapat saling
menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih bervanasi dan ini juga akan
lebih memudahkan siswa dalam belajar. Adanya tatap muka, maka siswa yang kurang
memiliki kemampuan harus dibantu oleh siswa yang lebih mampu me- ngerjakan
tugas individu dalam kelompok tersebut, agar tugas kelompoknya dapat terselesaikan.3
8
C. Karakteristik Cooperative Learning
Pada hakekatnya cooperative learmng sama dengan kerja kelompok, akan tetapi
tidak. ada lima unsur dasar yang dapat membedakan cooperative learmng dengan
kerja kelompok, antara lain:
1. Positive Independence (saling ketergantungan positif) yaitu hubungan timbal
balik yang didasari danya kepentingan yang sama.
2. Personal Responsibility (tanggung jawab perseorangan)yaitu mengenal materi
pelajaran dalam anggota kelompok. Sehingga siswa termotivasi untuk
membantu temannya membutuhkan keluwesan.
3. Face to Face Promotive Interaction (interaksi promotif) yaitu interaksi yang
langsung terjadi antara siswa tanpa adanya perantara.
4. Interpersonal Skill (komunikasi antar anggota) yaitu menciptakan hubungan
antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok dan memelihara
hubungan kerja yang efektif.
5. Group Processmg (pemrosesan kelompok) yaitu meningkatkan ketrampilan
bekerja sama dalam memecahkan masalah.4
4 Made, Wena, Strategi Pembelajaran InovatifKontemporer:Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta, Bumi Aksara,
2010, Hal. 79
Ibi(l, Hal. 63
9
E. Model-model Cooperative learning
Dalam cooperative learmng terdapat beberapa model yang di terapkan di antar lain
1) Jigsaw
Dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya, guru membagi siswa ke dalam
kelompok belajar kooperatif, yang terdin atas empat orang siswa sehingga
setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen atau
subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari tiap-tiap
kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk
kelompok lagi yang terdiri atas dua atau tiga orang. Siswa-siswa Ini bekerja
sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam
a) Belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya.
b) Merencanakan cara mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota
kelompoknya semula. Setelah itu, siswa tersebut kembali lagi kepada
kelompok masmg-masing sebagai "ahli" dalam subtopiknya dan
mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada
temannya. Ahli dalam subtipok lainnya juga bertindak serupa. Dengan
demikian, seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan
penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru.
Oleh karena itu, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik
secara keseluruhan. model ini mendorong siswa aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi
yang maksimal dan penyelenggarannya di bentuk secara bertahap.1 1
2) Group Invesgation
Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang
paling kompleks dan paling sulit diterapkan. Model ini dikembangkan pertama
kali oleh Thelen. Berbeda dengan STAD dan Jigsaw, pada model ini siswa
terlibat dalam perencanaan, baik yang dipelajari maupun hasil penyelidikan
mereka. Pendekatan Ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih
rumit dari pada pendekatan yang lebih terpusat dari guru
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5
atau 6 siswa yang heterogen. Dalam beberapa kasus, kelompok dapat
dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban, persahabatan, atau minat
yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya, siswa memilih topik untuk
diselidiki, melakukan
1 1 Benny, A Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta, PT. Dian Rakyat, 2009, Hal. 119
10
penyelidikan mendalam atas topik tang dipilih. Selanjutnya, mereka
3) Listening Team
Pada model ini di awali dengan pemaparan materi pelajaran Oleh guru,
kemudian guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dan
kelompok mempunyai peran masing-masing. 6
5) Role Playing
Metode role playing adalah cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai
tokoh hidup atau benda mati.15
5 Mulyono, Strategi Pembelajaran:Menuju Efektifitas Pembelajaran Di Abad Global, Malang, UIN-Maliki Press, 2011,
Hal. 156
6 Ibid, Hal. 157 14
Ibid., Hal. 160
Ibid, Hal. 161
Pennainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, bergantung
pada apa yang diperankan. Kelebihan metode ini adalah seluruh siswa dapat
berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuannya
dalam bekerja sama. Dalam metode ini ada beberapa keuntungan, yaitu:
a. Siswa bebas mengambil keputusan dan dan berekspresi secara utuh.
b. Pemłainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan
dalam situasi dan waktu yang berbeda.
11
c. Guru dapat mengevaluasi pemahaman setiap siswa mengalami
pengamatan pada saat melakukan permainan.
d. Permaian merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi
anak.7
2. Sebagai Mediator
Guru berperan untuk menjembati atau mengaitkan materi pelajaran yang
sedang di bahas melalui cooperative learning dengan permasalahan yang nyata
di temukan di lapangan.10
3. Sebagai Director-Motivator
Guru beperan dalam membimbing serta mengarahkan jalannya diskusi,
4. Sebagai Evaluator
Guru berperan dalam menilai kegiatan belajar mengajar yang sedang
berlangsung.11
9 H
amzah, B Uno, Model Pembelajaran:Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang KreatifDan Efektif, Jakarta, PT. Bumi
Aksara, 2007, Hal. 107
10 Ibid, Hal. 108
Ibid., Hal 109
11 Ibid., Hal. 110
13
BAB 111
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa
1. Cooperative learning adalah suatu metode pengajaran yang mana pra siswa
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama
lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran
2. Tujuan cooperative learning dalah untuk meningkatkan hasil belajar
akademik, menerima terhadap perbedaan individu, dan mengembangkan
ketrampilan social.
B. Saran
Sebagai seorang pelajar/mahasiswa/i kami menyadan banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini sehingga kami menyarankan untuk mempelajari materi ini
kepada yang lebih ahli atau referensi yang lebih lengkap agar pengetahuan pembaca
semakin meningkat dan dapat di amalkan ketika kelak telah menjadi seorang pengajar
maupun pembaca yang saat ini telah menjadi seorng pengajar agar bisa
mengaplikasikannya pada anak didik
14
DAFTAR PUSTAKA