Storyboard Multimedia Interaktif
Storyboard Multimedia Interaktif
Storyboard visualisasi ide dari aplikasi yang akan dibangun, sehingga dapat memberikan
gambaran dari aplikasi yang akan dihasilkan. Storyboard dapat dikatakan juga visual script
yang akan dijadikan outline dari sebuah proyek, ditampilkan shot by shot yang biasa disebut
dengan istilah scene.
Seorang pembuat Storyboard harus mampu menceritakan sebuah cerita yang bagus. Untuk
mencapainya, mereka harus mengetahui berbagai film, dengan pengertian tampilan yang
bagus, komposisi, gambaran berurut dan editing. Mereka harus mampu untuk bekerja secara
sendiri atau dalam sebuah bagian tiam. Mereka harus mampu menerima arahan dan juga
bersiap membuat perubahan terhadap hasil kerja mereka.
Storyboard untuk video memiliki perbedaan pada beberapa bagian, seperti komponen yang
ada pada template, teknik pengambilan gambar, teknik editing, lokasi pengambilan gambar,
sudut pengambilan gambar dll.
Pada dasarnya storyboard untuk video menggambarkan rangkaian tampilan yang akan
dijadikan video, mulai dari awal atau judul hingga credit title. Masing-masing bagian atau
yang biasa disebut scene berisi komponen detil mengenai aktor (ekspresi, gerakan, pakaian,
properti), teknik pengambilan gambar, lokasi pengambilan gambar, suasana, narasi yang akan
disampaikan, backsound (apabila ada).
Contoh storyboard sederhana untuk produksi video
Apabila Anda berencana untuk membuat video hanya di satu lokasi, dan menggunakan satu
aktor, komponen storyboard juga tidak akan serumit yang disebutkan sebelumnya. Hanya
saja pastikan narasi yang akan disampaikan sudah disiapkan dan dilatih terus, karena
berbicara di depan kamera pasti berbeda dengan berbicara langsung di depan kelas.
Apabila Anda selama ini menggunakan powerpoint dalam menyampaikan materi di kelas,
Anda dapat menggunakan file tersebut sebagai landasan dalam pembuatan storyboard untuk
konten eLearning format multimedia interaktif.
1. Gambar-gambar yang akan digunakan sebaiknya konsisten dan jelas sesuai dengan
desain antarmuka sebelum proses pembuatan desain storyboard dimulai.
2. Kombinasi dari berbagai metode desain instruksional dapat digunakan untuk
memberikan informasi, seperti audio, ilustrasi gambar dan studi kasus.
3. Pembuatan konten eLearning yang menyertakan interaktivitas, sebaiknya disetujui
terlebih dahulu, untuk menghindari ketidaksesuaian dengan pengguna.
4. Jangan lupa sertakan quiz atau evaluasi jenis lainnya
5. Hal-hal yang menyulitkan pengguna seperti melebih-lebihkan informasi harus
diperhatikan agar tidak dilakukan oleh SME.
6. Sebelum mengembangkan storyboard, buatlah rencana awal untuk menyusun format,
urutan, dan penyajian konten tertentu. Rencana tersebut dapat meliputi tujuan
pembelajaran dan membagi mata kuliah menjadi beberapa modul, serta menyiapkan
alur untuk memvisualisasikan interaksi atau skenario yang kompleks.
Setelah Anda telah mempersiapkan hal-hal tersebut, berikut ini 8 langkah mudah dalam
menyusun storyboard untuk eLearning:
1. Menetapkan tujuan mata kuliah. Anda dapat berdiskusi bersama dengan klien untuk
merumuskan hasil akhir yang akan dicapai oleh pengguna.
2. Mengumpulkan materi. Anda dapat bekerjasama dengan SME untuk melakukan
analisis kebutuhan, identifikasi pengetahuan yang harus dimiliki oleh pengguna, dan
identifikasi kesulitan-kesulitan yang mungkin akan dihadapi.
3. Menetapkan learning objective yang akan menjadi panduan selama proses
pengembangan multimedia untuk konten eLearning.
4. Membuat kriteria asesmen. Setiap learning objective harus sejalan dengan level dari
Taksonomi Bloom. Dengan demikian, akan membantu Anda dalam memeriksa
pengetahuan yang akan dicapai atau skenario untuk menilai pebelajar.
5. Gunakan template storyboard yang sudah ada, lebih baik jika template tersebut gratis.
6. Pilih model atau metode desain tertentu yang dapat menyampaikan konten eLearning
Anda secara efektif dan mudah dipahami oleh pebelajar. Ada beberapa model yang
dapat Anda gunakan: ADDIE, Knirk and Gustafson, SAM, The Action Mapping
Process, Gagne’s 9 Principles, CCAF, dan lain-lain.
7. Pilih element desain yang akan digunakan seperti gambar-gambar, video, interaktif,
dan kuis-kuis.
8. Pilih authoring tools yang sesuai dengan kemampuan Anda. Authoring tools
merupakan alat yang digunakan untuk mengembangkan multimedia khususnya konten
eLearning. Alat yang dapat Anda gunakan seperti: Articulate storyline, Articulate
Studio ‘13, Lectora, Adobe Captivate, Moodle, Claro, Udutu, dan lain-lain.
Dengan demikian, storyboard tidak hanya dapat digunakan pada industri video, melainkan
juga sangat berperan penting dalam pembuatan multimedia interaktif pada konten eLearning.