Makalah Bu Sonata
Makalah Bu Sonata
Oleh:
1. Rahmat Toni Situmorang
2. Dewi
3. Puspita
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “EVALUASI
KEBIJAKAN – KEBIJAKAN PUBLIK (MONITORING PUBLIC IMPACT) ” ini
dengan tepat waktu.makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Dasar Administrasi
Kebijakan Kesehatan.
Adapun makalah ini disusun berdasarkan pengamatan dari internet dan buku yang
ada kaitannya dengan makalah yang dibuat. Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak
lepas dari adanya bantuan dari pihak tertentu, oleh karena itu tidak lupa mengucapkan banyak
terimakasih kepada orang tua, teman-teman dan dosen pembimbing yang telah membantu
hingga selesainya makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahannya.Oleh karena itu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
Kesimpulan .......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................12
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
permasalahan baru. Pengambilan suatu kebijakan tentunya memerlukan analisis yang cukup
jeli, dengan menggunakan berbagai model serta pendekatan yang sesuai dengan
permasalahan yang akan dipecahkan. Untuk bisa mengambil kebijakan yang sesuai dengan
permasalahan yang ada, dipandang sangat perlu bagi pengambil kebijakan untuk mengerti
serta memahami berbagai model dan pendekatan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan suatu kebijakan.
1.3. Tujuan
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
2.3. Konsep Evaluasi Kebijakan
1. Mengikuti William N. Dunn, istilah evaluasi dapat disamakan dengan
penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan penilaian (assessment).
Evaluasi berkenan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil
kebijakan. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai
kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan telah dapat
dicapai melalui tindakan publik; evaluasi member sumbangan pada aplikasi metode-
metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.
Jadi, meskipun berkenaan dengan keseluruhan proses kebijakan, evaluasi kebijakan
lebih berkenaan pada kinerja dari kebijakan, khususnya pada implementasi kebi jakan
publik. Evaluasi pada “perumusan” dilakukan pada sisi post-tindakan, yaitu lebih
pada “proses” perumusan daripada muatan kebijakan yang biasanya “hanya” menilai
apakah proesnya sudah sesuai dengan prosedur yang sudah disepakati.
2. Menurut pendapat sebagian ahli kebijakan, evaluasi dimasukkan dalam tahap akhir
siklus (proses) kebijakan. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa evaluasi bukan
merupakan tahap akhir namun masih ada tahap selanjutnya dari hasil evaluasi
tersebut. Sejatinya, kebijakan publik lahir mempunyai tujuan untuk menyelesaikan
permasalahan, namun seringkali terjadi kebijakan tidak berhasil mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian suatu
kebijakan dan sebab-sebab kegagalan suatu kebijakan dilakukan evaluasi. Dalam
bahasa yang lebih singkat evaluasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menilai
“manfaat” suatu kebijakan
3. Menurut Harris, yang evaluasi adalah penggunaan metode pengujian atau penelitian
sosial untuk mengetahui efektifitas suatu program. evaluasi adalah suatu proses untuk
mengetahui / menguji apakah suatu kegiatan,proses kegiatan, keluaran suatu program
telah sesuai dengan tujuan atau kegiatan yang telah ditentukan. Suatu program tidak
hanya sekedar dirancang dan dilaksanakan melainkan harus diukur pula sejauh mana
efektifitas dan efisiensinya.
4. Jamed Anderson membagi evaluasi kebijakan public menjadi 3. Tipe Pertama,
evaluasi kebijakan public yang dipahami sebagai kegiatan fungsional. Kedua,
Evaluasi yang memfokuskan pada bekerjanya kebijakan kebijakan sistematis yang
melihat secara objektif program-program kebijkan . Ketiga, evaluasi kebijakan
sistematis yang melihat secara objektif program-program kebijakan yang ditujukan
7
untuk mengukur dampaknya bagi masyarakat dan sejauh mana tujuan-tujuan yang ada
telah dinyatakan telah tercapai.
5. Sementara itu, Bingham dan Felbinger ,membagi evaluasi kebijakan menjadi empat
jenis, yaitu:
a. Evaluasi proses, yang fokus pada bagaimana proses implementasi suatu
kebijakan
b. Evaluasi impak, yang fokus pada hasil akhir suatu kebijakan
c. Evaluasi kebijakan, yang menilai hasil kebijakan dengan tujuan yang
direncanakan dalam kebijakan pada saat dirumuskan
d. Meta-evaluasi, yang merupakan evaluasi terhadap berbagai hasil atau temuan
evaluasi dari berbagai kebijakan yang terkait
6. Mengikuti Samodra Wibawa dkk evaluasi kebijakan publik memiliki empat fungsi,
yaitu:
a. Eksplanasi, melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan
dapat dibuat generalisasi tentang pola-pola hubungan antar berbagai dimensi
realitas yang diamati. Dari evaluasi, elevator dapat mengidentifikasi masalah,
kondisi dan aktor yang mendukung keberhasilan atau kegagalan kebijakan
b. Kepatuhan, melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan
para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya, sesuai dengan standar dan
prosedur yang ditetapkan kebijakan
c. Audit, melalui evaluasi dapat diketahui apakah output benar-benar sampai ke
tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran atau
peyimpangan
d. Akunting, evaluasi dapat diketahui apa akibat ekonomi kebijakan tersebut
7. Evaluasi kebijakan sistematis, Melihat secara obyektif program–program kebijakan
yang dijalankan untuk mengukur dampaknya bagi masyarakat dan melihat sejauh
mana tujuan-tujuan yang telah dinyatakan tersebut dicapai. Menjawab kontribusi
dampak dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
8
a. Model Prospektif adalah bentuk kebijakan yang mengarahkan kajiannya pada
konsekuensi-konsekuensi kebijakan sebelum suatu kebijakan diterapkan.
Model ini dapat disebut juga model prediktif
b. Model Retrospektif adalah analisis kebijakan yang dilakukan terhadap akibat-
akibat kebijakan setelah kebijakan diimplementasikan. Model ini biasa disebut
model evaluatif, karena banyak melibatkan pendekatan evaluasi terhadap
dampakdampak kebijakan yang sedang atau telah diterapkan
c. Model Integratif adlah model perpaduan antara kedua model diatas. Model ini
kerap disebut sebagai model komprehensif atau model holistik, karena analisis
dilakukan terhadap konsekuensikonsekuensi kebijakan yang mungkin timbul,
baik sebelum maupun sesudah suatu kebijakan dioperasikan.
9. Menurut Edi Suharto, tujuan kebijakan publik sosial, dalam konteks pembangunan
sosial, kebijakan sosial merupakan suatu perangkat, mekanisme, dan sistem yang
dapat mengarahkan dan menterjemahkan tujuan-tujuan pembangunan. Kebijakan
sosial senantiasa berorientasi kepada pencapaian tujuan sosial. Tujuan sosial ini
mengandung dua pengertian yang saling terkait, yakni memecahkan masalah sosial
dan memenuhi kebutuhan social.
10. James Anderson dalam Winarno, membagi evaluasi kebijakan dalam tiga tipe,
masing-masing tipe evaluasi yang diperkenalkan ini didasarkan pada pemahaman para
evaluator terhadap evaluasi, sebagai berikut:
a. Tipe pertama Evaluasi kebijakan dipahami sebagai kegiatan fungsional. Bila
evaluasi kebijakan dipahami sebagai kegiatan fungsional, evaluasi kebijakan
dipandang sebagai kegiatan yang sama pentingnya dengan kebijakan itu
sendiri.
b. Tipe kedua Merupakan tipe evaluasi yang memfokuskan diri pada bekerjanya
kebijakan atau program-program tertentu. Tipe evaluasi ini lebih
membicarakan sesuatu mengenai kejujuran atau efisiensi dalam melaksanakan
program.
c. Tipe ketiga Tipe evaluasi kebijakan sistematis, tipe kebijakan ini melihat
secara obyektif program-program kebijakan yang dijalankan untuk mengukur
dampaknya bagi masyarakat dan melihat sejauhmana tujuan-tujuan yang telah
dinyatakan tersebut tercapai.
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebijakan pemerintah sebagai “kekuasaan pengalokasian nilai-nilai untuk masyarakat
secara keseluruhan”.Evaluasi berkenan dengan produksi informasi mengenai nilai atau
manfaat hasil kebijakan. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya
mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan telah dapat
dicapai melalui tindakan publik; evaluasi member sumbangan pada aplikasi metode-metode
analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Jadi, meskipun
berkenaan dengan keseluruhan proses kebijakan, evaluasi kebijakan lebih berkenaan pada
kinerja dari kebijakan, khususnya pada implementasi kebijakan publik. Evaluasi pada
“perumusan” dilakukan pada sisi post-tindakan, yaitu lebih pada “proses” perumusan azaz
dari pada muatan kebijakan yang biasanya “hanya” menilai apakah proesnya sudah sesuai
dengan prosedur yang sudah disepakati.
10
DAFTAR PUSTAKA
[1] B. Winarno, “Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus),” Caps, 2012.
[2] L. Agustino and B. A. Mohamed@Bakar, “The Paradox of Social Media: The De-
democratization of Malaysia,” Insign. J. Int. Relations, 2015.
[3] R. Nugroho, Public Policy: Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, dan Manajemen
Politik Kebijakan Publik. 2017.
[4] Dunn, William. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
[5] Dye, Thomas R. (1995). Understanding Public Policy. New Jersey: Prentice-Hall.
[6] Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta : Salemba Humanika.
[7] Islamy, Irfan. 2009. Prinsip- prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara:
Jakarta.
[8] Suharto, Edi. 2012. Analisis Kebijakan Publik. Alfabeta. Bandung.
11