Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH EVALUASI KEBIJAKAN

KEBIJAKAN PUBLIK (MONITORING PUBLIC IMPACT)

Oleh:
1. Rahmat Toni Situmorang
2. Dewi
3. Puspita

STIKES NAULI HUSADA SIBOLGA


PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “EVALUASI
KEBIJAKAN – KEBIJAKAN PUBLIK (MONITORING PUBLIC IMPACT) ” ini
dengan tepat waktu.makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Dasar Administrasi
Kebijakan Kesehatan.
Adapun makalah ini disusun berdasarkan pengamatan dari internet dan buku yang
ada kaitannya dengan makalah yang dibuat. Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak
lepas dari adanya bantuan dari pihak tertentu, oleh karena itu tidak lupa mengucapkan banyak
terimakasih kepada orang tua, teman-teman dan dosen pembimbing yang telah membantu
hingga selesainya makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahannya.Oleh karena itu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.

Sibolga, 18 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN ...........................................................................................4

1.1. Latar Belakang …………………………………………………………. 4

1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 5

BAB 2 PEMBAHASAN ..............................................................................................6

2.1 Pengertian Kebijakan ..................................................................................6

2.2 Kebijakan Politik ........................................................................................6

2.3 Konsep Evaluasi Kebijakan ........................................................................7

BAB 3 PENUTUP .......................................................................................................11

Kesimpulan .......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut William N Dunn dalam Publik Policy Analisis: An Introduction


menjelaskan bahwa evaluasi merupakan salah satu dari proses ataupun siklus kebijakan
publik setelah perumusan masalah kebijakan, implementasi kebijakan, dan monitoring atau
pengawasan terhadap implementasi kebijakan. Pada dasarnya, evaluasi kebijakan bertujuan
untuk menilai apakah tujuan dari kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan tersebut telah
tercapai atau tidak. Tetapi evaluasi tidak hanya sekedar mengahasilkan sebuah kesimpulan
mengenai tercapai atau tidaknya sebuah kebijakan atau masalah telah terselesaikan, tetapi
evaluasi juga berfungsi sebagai klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari
kebijakan, membantu dalam penyesuaian dan perumusan masalah pada proses kebijakan
selanjutnya.
Evaluasi merupakan salah satu dari prosedur dalam analisis kebijakan publik.
Metodologi analisis kebijakan publik pada hakikatnya menggabungkan lima prosedur umum
yang lazim dipakai dalam pemecahan masalah manusia yaitu definisi (perumusan masalah),
prediksi (peramalan), preskripsi (rekomendasi), dan evaluasi yang mempunyai nama sama
dengan yang dipakai dalam bahasa sehari-hari yang berfungsi menyediakan informasi
mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi pemecahan masalah atau pengatasan masalah.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, dimana persoalan-persoalan yang dihadapi
pemerintah sedemikian kompleks akibat krisis multidimensional, maka bagaimanapun
keadaan ini sudah barang tentu membutuhkan perhatian yang besar dan penanganan
pemerintah yang cepat namun juga akurat agar persoalan-persoalan yang begitu kompleks
dan berat yang dihadapi oleh pemerintah segera dapat diatasi. Kondisi seperti ini pada
akhirnya menempatkan pemerintah dan lembaga tinggi Negara lainnya berada pada pilihan-
pilihan kebijakan yang sulit.
Kebijakan yang diambil tersebut terkadang membantu pemerintah dan rakyat
Indonesia keluar dari krisis, tetapi dapat juga terjadi sebaliknya, yakni malah mendelegitimasi
pemerintah itu sendiri. Dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul diperlukan
pengambilan kebijakan yang tepat, sehingga kebijakan tersebut tidak menimbulkan

4
permasalahan baru. Pengambilan suatu kebijakan tentunya memerlukan analisis yang cukup
jeli, dengan menggunakan berbagai model serta pendekatan yang sesuai dengan
permasalahan yang akan dipecahkan. Untuk bisa mengambil kebijakan yang sesuai dengan
permasalahan yang ada, dipandang sangat perlu bagi pengambil kebijakan untuk mengerti
serta memahami berbagai model dan pendekatan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan suatu kebijakan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep Evaluasi Kebijakan

1.3. Tujuan

1. Untuk Mengetahui bagaimana Konsep Evaluasi Kebijakan

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kebijakan


Pengertian Kebijakan Banyak definisi yang dibuat oleh para ahli untuk menjelaskan
arti kebijakan.) menyebutkan kebijakan sebagai “pilihan pemerintah untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu (whatever governments choose to do or not to do). Definisi ini
dibuat dengan menghubungkan beberapa definisi lain dari David Easton, Lasswell dan
Kaplan.kebijakan pemerintah sebagai “kekuasaan pengalokasian nilai-nilai untuk masyarakat
secara keseluruhan”. Hal ini mengandung konotasi tentang kewenangan pemerintah yang
meliputi keseluruhan kehidupan bermasyarakat. Tidak ada organisasi lain yang wewenangnya
dapat mencakup seluruh masyarakat kecuali pemerintah. Sementara itu, Lasswell dan Kaplan,
yang melihat kebijakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, menyebutkan kebijakan
sebagai “program yang diproyeksikan berkenaan dengan tujuan, nilai, dan praktik.

2.2. Kebijakan Publik


Pressman dan Widavsky sebagaimana dikutip Budi Winarno, mendefinisikan
kebijakan publik sebagai hipotesis yang mengandung kondisi-kondisi awal dan akibat-akibat
yang bias diramalkan. Kebijakan publik itu harus dibedakan dengan bentuk-bentuk kebijakan
yang lain misalnya kebijakan swasta. Hal ini dipengaruhi oleh keterlibatan faktor-faktor
bukan pemerintah. Robert Eyestone sebagaimana dikutip mendefinisikan kebijakan publik
sebagai “hubungan antara unit pemerintah dengan lingkungannya”. Banyak pihak
beranggapan bahwa definisi tersebut masih terlalu luas untuk dipahami, karena apa yang
dimaksud dengan kebijakan publik dapat mencakup banyak hal.
Thomas R Dyemen definisikan kebijakan publik sebagai “ is whatever government
choose to do or not to do” ( apapaun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau untuk
tidak dilakukan). Definisi ini menekankan bahwa kebijakan publik adalah mengenai
perwujudan “tindakan” dan bukan merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat
publik semata. Di samping itu pilihan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu juga
merupakan kebijakan publik karena mempunyai pengaruh (dampak yang sama dengan
pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu.

6
2.3. Konsep Evaluasi Kebijakan
1. Mengikuti William N. Dunn, istilah evaluasi dapat disamakan dengan
penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan penilaian (assessment).
Evaluasi berkenan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil
kebijakan. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai
kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan telah dapat
dicapai melalui tindakan publik; evaluasi member sumbangan pada aplikasi metode-
metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.
Jadi, meskipun berkenaan dengan keseluruhan proses kebijakan, evaluasi kebijakan
lebih berkenaan pada kinerja dari kebijakan, khususnya pada implementasi kebi jakan
publik. Evaluasi pada “perumusan” dilakukan pada sisi post-tindakan, yaitu lebih
pada “proses” perumusan daripada muatan kebijakan yang biasanya “hanya” menilai
apakah proesnya sudah sesuai dengan prosedur yang sudah disepakati.
2. Menurut pendapat sebagian ahli kebijakan, evaluasi dimasukkan dalam tahap akhir
siklus (proses) kebijakan. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa evaluasi bukan
merupakan tahap akhir namun masih ada tahap selanjutnya dari hasil evaluasi
tersebut. Sejatinya, kebijakan publik lahir mempunyai tujuan untuk menyelesaikan
permasalahan, namun seringkali terjadi kebijakan tidak berhasil mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian suatu
kebijakan dan sebab-sebab kegagalan suatu kebijakan dilakukan evaluasi. Dalam
bahasa yang lebih singkat evaluasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menilai
“manfaat” suatu kebijakan
3. Menurut Harris, yang evaluasi adalah penggunaan metode pengujian atau penelitian
sosial untuk mengetahui efektifitas suatu program. evaluasi adalah suatu proses untuk
mengetahui / menguji apakah suatu kegiatan,proses kegiatan, keluaran suatu program
telah sesuai dengan tujuan atau kegiatan yang telah ditentukan. Suatu program tidak
hanya sekedar dirancang dan dilaksanakan melainkan harus diukur pula sejauh mana
efektifitas dan efisiensinya.
4. Jamed Anderson membagi evaluasi kebijakan public menjadi 3. Tipe Pertama,
evaluasi kebijakan public yang dipahami sebagai kegiatan fungsional. Kedua,
Evaluasi yang memfokuskan pada bekerjanya kebijakan kebijakan sistematis yang
melihat secara objektif program-program kebijkan . Ketiga, evaluasi kebijakan
sistematis yang melihat secara objektif program-program kebijakan yang ditujukan

7
untuk mengukur dampaknya bagi masyarakat dan sejauh mana tujuan-tujuan yang ada
telah dinyatakan telah tercapai.
5. Sementara itu, Bingham dan Felbinger ,membagi evaluasi kebijakan menjadi empat
jenis, yaitu:
a. Evaluasi proses, yang fokus pada bagaimana proses implementasi suatu
kebijakan
b. Evaluasi impak, yang fokus pada hasil akhir suatu kebijakan
c. Evaluasi kebijakan, yang menilai hasil kebijakan dengan tujuan yang
direncanakan dalam kebijakan pada saat dirumuskan
d. Meta-evaluasi, yang merupakan evaluasi terhadap berbagai hasil atau temuan
evaluasi dari berbagai kebijakan yang terkait
6. Mengikuti Samodra Wibawa dkk evaluasi kebijakan publik memiliki empat fungsi,
yaitu:
a. Eksplanasi, melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan
dapat dibuat generalisasi tentang pola-pola hubungan antar berbagai dimensi
realitas yang diamati. Dari evaluasi, elevator dapat mengidentifikasi masalah,
kondisi dan aktor yang mendukung keberhasilan atau kegagalan kebijakan
b. Kepatuhan, melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan
para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya, sesuai dengan standar dan
prosedur yang ditetapkan kebijakan
c. Audit, melalui evaluasi dapat diketahui apakah output benar-benar sampai ke
tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran atau
peyimpangan
d. Akunting, evaluasi dapat diketahui apa akibat ekonomi kebijakan tersebut
7. Evaluasi kebijakan sistematis, Melihat secara obyektif program–program kebijakan
yang dijalankan untuk mengukur dampaknya bagi masyarakat dan melihat sejauh
mana tujuan-tujuan yang telah dinyatakan tersebut dicapai. Menjawab kontribusi
dampak dalam menjawab kebutuhan masyarakat.

8. Menurut Edi Suharto, model-model yang umumnya digunakan dalam analisis


kebijakan publik adalah:

8
a. Model Prospektif adalah bentuk kebijakan yang mengarahkan kajiannya pada
konsekuensi-konsekuensi kebijakan sebelum suatu kebijakan diterapkan.
Model ini dapat disebut juga model prediktif
b. Model Retrospektif adalah analisis kebijakan yang dilakukan terhadap akibat-
akibat kebijakan setelah kebijakan diimplementasikan. Model ini biasa disebut
model evaluatif, karena banyak melibatkan pendekatan evaluasi terhadap
dampakdampak kebijakan yang sedang atau telah diterapkan
c. Model Integratif adlah model perpaduan antara kedua model diatas. Model ini
kerap disebut sebagai model komprehensif atau model holistik, karena analisis
dilakukan terhadap konsekuensikonsekuensi kebijakan yang mungkin timbul,
baik sebelum maupun sesudah suatu kebijakan dioperasikan.
9. Menurut Edi Suharto, tujuan kebijakan publik sosial, dalam konteks pembangunan
sosial, kebijakan sosial merupakan suatu perangkat, mekanisme, dan sistem yang
dapat mengarahkan dan menterjemahkan tujuan-tujuan pembangunan. Kebijakan
sosial senantiasa berorientasi kepada pencapaian tujuan sosial. Tujuan sosial ini
mengandung dua pengertian yang saling terkait, yakni memecahkan masalah sosial
dan memenuhi kebutuhan social.
10. James Anderson dalam Winarno, membagi evaluasi kebijakan dalam tiga tipe,
masing-masing tipe evaluasi yang diperkenalkan ini didasarkan pada pemahaman para
evaluator terhadap evaluasi, sebagai berikut:
a. Tipe pertama Evaluasi kebijakan dipahami sebagai kegiatan fungsional. Bila
evaluasi kebijakan dipahami sebagai kegiatan fungsional, evaluasi kebijakan
dipandang sebagai kegiatan yang sama pentingnya dengan kebijakan itu
sendiri.
b. Tipe kedua Merupakan tipe evaluasi yang memfokuskan diri pada bekerjanya
kebijakan atau program-program tertentu. Tipe evaluasi ini lebih
membicarakan sesuatu mengenai kejujuran atau efisiensi dalam melaksanakan
program.
c. Tipe ketiga Tipe evaluasi kebijakan sistematis, tipe kebijakan ini melihat
secara obyektif program-program kebijakan yang dijalankan untuk mengukur
dampaknya bagi masyarakat dan melihat sejauhmana tujuan-tujuan yang telah
dinyatakan tersebut tercapai.

9
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebijakan pemerintah sebagai “kekuasaan pengalokasian nilai-nilai untuk masyarakat
secara keseluruhan”.Evaluasi berkenan dengan produksi informasi mengenai nilai atau
manfaat hasil kebijakan. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya
mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan telah dapat
dicapai melalui tindakan publik; evaluasi member sumbangan pada aplikasi metode-metode
analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Jadi, meskipun
berkenaan dengan keseluruhan proses kebijakan, evaluasi kebijakan lebih berkenaan pada
kinerja dari kebijakan, khususnya pada implementasi kebijakan publik. Evaluasi pada
“perumusan” dilakukan pada sisi post-tindakan, yaitu lebih pada “proses” perumusan azaz
dari pada muatan kebijakan yang biasanya “hanya” menilai apakah proesnya sudah sesuai
dengan prosedur yang sudah disepakati.

10
DAFTAR PUSTAKA

[1] B. Winarno, “Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus),” Caps, 2012.
[2] L. Agustino and B. A. Mohamed@Bakar, “The Paradox of Social Media: The De-
democratization of Malaysia,” Insign. J. Int. Relations, 2015.
[3] R. Nugroho, Public Policy: Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, dan Manajemen
Politik Kebijakan Publik. 2017.
[4] Dunn, William. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
[5] Dye, Thomas R. (1995). Understanding Public Policy. New Jersey: Prentice-Hall.
[6] Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta : Salemba Humanika.
[7] Islamy, Irfan. 2009. Prinsip- prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara:
Jakarta.
[8] Suharto, Edi. 2012. Analisis Kebijakan Publik. Alfabeta. Bandung.

11

Anda mungkin juga menyukai