Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi
tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota
keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh
sehat sampai dewasa sebagai generasimuda. Oleh sebab itu wanita, seyogyanya diberi perhatian
sebab : (1) Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan dengan
fungsi reproduksinya, (2) Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak
yangdikandung dan dilahirkan, (3) Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek
dengan mengatasnamakan pembangunan seperti program KB, dan pengendalian jumlah penduduk,
(4) Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Intemasional diantaranya Indonesia
menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai kesehatanreproduksi dan kependudukan (Beijing dan
Kairo) (Dewi, 2018).
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan
hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem
reproduksi dan fungsi-fungsinya serta proses-prosesnya. Oleh karena itu, kesehatan reproduksi
berarti orang dapat mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan bahwa mereka
memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk menentukan apakah mereka ingin
melakukannya, bilamana dan seberapa seringkah.
Termasuk terakhir ini adalah hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan
mempunyai akses terhadap cara-cara keluarga berencana yang aman, efektif dan terjangkau,
pengaturan fertilitas yang tidak melawan hukum, hak memperoleh pelayanan pemeliharaan kesehatan
kesehatan yang memungkinkan para wanita dengan selamat menjalani kehamilan dan melahirkan
anak, dan memberikan kesempatan untuk memiliki bayi yang sehat. Sejalan dengan itu pemeliharaan
kesehatan reproduksi merupakan suatu kumpulan metode, teknik dan pelayanan yang mendukung
kesehatan dan kesejahteraan reproduksi melalui pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan
reproduksi. Ini juga mencakup kesehatan seksual, yang bertujuan meningkatkan status kehidupan dan
hubungan-hubungan perorangan, dan bukan semata-mata konseling dan perawatan yang bertalian
dengan reproduksi dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks (Dewi, 2018).

Jenis – jenis penyakit dalam kesehatan reproduksi adalah infertilitas, Seksual Trasmiled
Desease (STD)/ Infeksi menular Seksual (IMS), Gangguan haid pre, Gangguan Haid, Gangguan
Menopose, Pelvic inflkamatry Deseases (PID), Unwanted pregnancy dan aborsi dan Hormon
Rekancement Therapy (HRT) (Maryam, 2020).
Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah
lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit merupakan
hal yang tidak bisa ditolak, meskipun kadang bisa dicegah atau dihindari.
Penyakit degeneratif merupakan salah satu penyakit yang sekarang menjadi masalah utama
baik itu di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan
oleh perubahan pola dan gaya hidup manusia seperti mengkonsumsi makanan siap saji, gaya hidup
yang santai dan kurang aktivitas olahraga.
Secara umum dikatakan bahwa penyakit ini yaitu suatu proses penurunan fungsi organ tubuh
yang umumnya terjadi pada usia tua. Namun ada kalanya juga bisa terjadi pada usia muda, akibat
yang ditimbulkan adalah penurunan derajat kesehatan yang biasanya diikuti dengan penyakit. Akibat
yang paling bahaya dari penyakit ini adalah rasa sakit dan juga sangat menyita biaya terutama saat
masa tua, dan bisa juga akan berakhir dengan kematian.

B. Rumusan Masalah
1. Apasaja Jenis Penyakit kesehtaan reproduksi
2. Apa saja jenis-jenis penyakit Degeneratif?
3. Bagaimana cara mencegah penyakit Degeneratif?

C. Tujuan
1. Apasaja Jenis Penyakit kesehtaan reproduksi
2. Apa saja jenis-jenis penyakit Degeneratif?
3. Bagaimana cara mencegah penyakit Degeneratif?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Jenis Penyakit Kesehatan Reproduksi


A. Infertilitas
1. Pengertian
Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri untuk mengalami
kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu
tahun (Sarwono,497). Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau
penurunan kemampuan menghasilkan keturunan (Elizbeth, 639).
Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum
mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 –3
kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat
kontrasepsi jenis apapun
Jenis Infertilitas

a. Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak
setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa
menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b. Infertile sekunder
Berrti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat
ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual
sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi
jenis apapun.

2. Faktor-Faktor Infertilitas Yang Sering Ditemukan


Factor-faktor yang mempengaruhi infertilitas pasangan sangat tergantung
pada keadaan local, populasi dan diinvestigasi dan prosedur rujukan.

a. Faktor koitus pria


Riwayat dari pasangan pria harus mencakup setiap kehamilan yang
sebenarnya, setiap riwayat infeksi saluran genital, misalnya prostates,
pembedahan atau cidera pada genital pria atau daerah inguinal, dan setiap
paparan terhadap timbel, cadmium,radiasi atau obat kematerapeutik. Kelebihan
konsumsi alcohol atau rokok atau paparan yang luar biasa terhadap panas
lingkungan harus dicari.
b. Faktor ovulasi
Sebagian besar wanita dengan haid teratur (setiap 22 – 35hari) mengalami
ovulasi, terutama kalau mereka mengalami miolimina prahaid (misalnya
perubahan payudara, kembung, dan perubahan suasana hati).
c. Faktor serviks
Selama beberapa hari sebelum ovulasi, serviks menghasilkan lender encer
yang banyak yang bereksudasi keluar dari serviks untuk berkontak dengan
ejakulat semen. Untuk menilai kualitasnya, pasien harus diperiksa selama fase
menjelang pra ovulasi (hari ke-12 sampai 14 dari siklus 28 hari).
d. Faktor tuba-rahim
Penyumbatan tuba dapat terjadi pada tiga lokasi: akhir fimbriae, pertengahan
segmen, atau pada istmus kornu. Penyumbatan fimbriae sajauh ini adalah yang
banyak ditemukan. Salpingitis yang sebelumnya dan penggunaan spiral adalah
penyebab yang lazim, meskipun sekitar separohnya tidak berkaitan dengan
riwayat semacam itu. Penyumbatan pertengahan segmen hamper selalu
diakibatkan oleh sterilisasi tuba. Penyumbatan semacam itu, bila tak ada
riwayat ini, menunjukan tuberculosis. Penyumbatan istmus kornu dapat
bersifat bawaan atau akibat endometriosis, adenomiosis tuba atau infeksi
sebelumnya. Pada 90% kasus, penyumbatan terletak pada istmus dekat tanduk
(kornu) atau dapat melibatkan bagian dangkal dari lumen tuba didalam dinding
organ.
e. Faktor peritoneum
Laparoskopi dapat menengali patologi yang tak disangka-sangka sebelumnya
pada 30 sampai 50% wanita dengan infertilitas yang tak dapat diterangkan.

Endometriosis adalah penemuan yang paling lazim. Perlekatan perianeksa


dapat ditemukan, yang dapat menjauhkan fimbriae dari permukaan ovarium
atau menjebak oosit yang dilepaskan.
B. Seksual Trasmiled Deseases (STD)/ Infeksi menular Seksual (IMS)
1. Patogen Penyebab dan Jenis IMS yang Disebabkan
No. PATOGEN MANIFESTASI KLINIS DAN PENYAKIT YANG
DITIMBULKAN
Infeksi Bakteri
a. Neisseria gonorrhoeae GONORE
Laki-laki: uretritis, epididimitis, orkitis, kemandulan
Perempuan: servisitis, endometritis, salpingitis,
bartolinitis, penyakitradang panggul, kemandulan,
ketuban pecah dini, perihepatitis
Laki-laki & perempuan: proktitis, faringitis, infeksi
gonokokus diseminata
Neonatus: konjungtivitis, kebutaan
b. Chlamydia trachomatis KLAMIDIOSIS (INFEKSI KLAMIDIA)
Laki-laki: uretritis, epididimitis, orkitis, kemandulan
Perempuan: servisitis, endometritis, salpingitis,
penyakit radang panggul,
kemandulan, ketuban pecah dini, perihepatitis,
umumnya asimtomatik
Laki-laki & perempuan: proktitis, faringitis, sindrom
Reiter
Neonatus: konjungtivitis, pneumonia
c. Chlamydia trachomatis LIMFOGRANULOMA VENEREUM
(galur L1-L3) Laki-laki & perempuan: ulkus, bubo inguinalis,
proktitis
d. Treponema pallidum SIFILIS
Laki-laki & perempuan: ulkus durum dengan
pembesaran kelenjar getah bening lokal, erupsi kulit,
kondiloma lata, kerusakan tulang, kardiovaskular dan
neurologis
Perempuan: abortus, bayi lahir mati, kelahiran
prematur
Neonatus: lahir mati, sifilis kongenital
e. Haemophilus ducreyi CHANCROID (ULKUS MOLE)
Laki-laki & perempuan: ulkus genitalis yang nyeri,
dapat disertai dengan Bubo
f. Klebsiella GRANULOMA INGUINALE (DONOVANOSIS)
(Calymmatobacterium) Laki-laki & perempuan: pembengkakan kelenjar
granulomatis getah bening dan lesi ulseratif didaerah inguinal,
genitalia dan anus.
g. Mycoplasma genitalium Laki-laki: duh tubuh uretra (uretritis non-gonore)
Perempuan: servisitis dan uretritis non-gonore,
mungkin penyakit radang Panggul
h. Ureaplasma Laki-laki: duh tubuh uretra (uretritis non-gonokokus)
urealyticum Perempuan: servisitis dan uretritis non-gonokokus,
mungkin penyakit
radang panggul
INFEKSI VIRUS
i. Human INFEKSI HIV / ACQUIRED
Immunedeficiency IMMUNEDEFICIENCY SYNDROME (AIDS)
Virus (HIV) Laki-laki & perempuan: penyakit yang
berkaitan dengan infeksi HIV, AIDS
j. Herpes simplex virus HERPES GENITALIS
(HSV) Laki-laki & perempuan: lesi vesikular dan/atau
tipe2 dan tipe 1 ulseratif didaerah genitalia
dan anus
Neonatus: herpes neonates
k. Human papillomavirus KUTIL KELAMIN
(HPV) Laki-laki: kutil di daerah penis dan anus, kanker
penis dan anus
Perempuan: kutil di daerah vulva, vagina, anus, dan
serviks; kanker serviks,
vulva, dan anus
Neonatus: papiloma larings
l. Virus hepatitis B HEPATITIS VIRUS
Laki-laki & perempuan: hepatitis akut, sirosis hati,
kanker hati
m. Virus moluskum MOLUSKUM KONTAGIOSUM
kontagiosum Laki-laki & perempuan: papul multipel, diskret,
berumbilikasi di daerah
genitalia atau generalisata
INFEKSI PROTOZOA
n. Trichomonas vaginalis TRIKOMONIASIS
Laki-laki: uretritis non-gonokokus, seringkali
asimtomatik
Perempuan: vaginitis dengan duh tubuh yang banyak
dan berbusa,
kelahiran prematur
Neonatus: bayi dengan berat badan lahir rendah
INFEKSI JAMUR
o. Candida albicans KANDIDIASIS
Laki-laki: infeksi di daerah glans penis
Perempuan: vulvo-vaginitis dengan duh tubuh vagina
bergumpal, disertai
rasa gatal & terbakar di daerah vulva
p. INFESTASI PARASIT
q. Phthirus pubis PEDIKULOSIS PUBIS
Laki-laki & perempuan: papul eritematosa,gatal,
terdapat kutu dan telur di
rambut pubis
r. Sarcoptes scabiei SKABIES
Papul gatal, di tempat predileksi, terutama malamhari

B. Gangguan Haid
1. Kelainan Dalam Banyaknya Darah Dan Lamanya perdarahan Haid
a. Hipermenorea (Menoragia)
Perdarahan Haid Yang Lebih Banyak Dari Normal Atau Lebih Lama
(lebih dari 8 Hari).

Penyebab : Mioma Uteri, Polip endometrium, irregular endrometrial


shedding.
b. Hipomenorea
Perdarahan Haid yang lebih pendek dan/atau kurang dari biasanya
Penyebab : Pasca Miomektomi, gangguan endokrin
2. Kelainan Dalam siklus Haid
a. Polimenorea
Siklus Haid lebih pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari)
Penyebab : Gangguan Hormonal yang mengakibatkan gangguan
ovulasi, peradangan, endometriosis
b. Oligomenorea
Siklus Haid lebih panjang dari biasanya (lebih dari 35 hari)
Penyebab : Gangguan Hormonal yang mengakibatkan gangguan
ovulasi, peradangan
c. Amenorea
Keadaan tidak datang haid untuk sedikitnya 3 bulan
berturut-turut Klasifikasi :
• Amenore Primer : Usia 18th/ lebih belum haid
Penyebab : Adanya kelainan congenital contoh : Hymen imperforate,
septum vagina, kelainan genetik
• Amenore Sekunder : Penderita pernah Haid, kemudian tidak haid
Penyebab : Gangguan gizi, tumor, infeksi, hamil, masa laktasi,
menopause

C. Pelvic inflkamatry Deseases (PID)


1. Definisi
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas.
Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam
rahim), saluran tuba, indung telur, miometrium (otot rahim), parametrium
dan rongga panggul. Penyakit radang panggul merupakan komplikasi
umum dari penyakit Menular Seksual (PMS). Saat ini hampir 1 juta wanita
mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada
wanita berusia antara 16- 25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang
menderita penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri
perut kronik, infertilitas (gangguan kesuburan), atau kehamilan abnormal.
Terdapat peningkatan jumlah penyakit ini dalam 2-3 dekade terakhir
berkaitan dengan beberapa faktor, termasuk diantaranya adalah
peningkatan jumlah PMS dan penggunaan kontrasepsi seperti spiral. 15%
kasus penyakit ini terjadi setelah tindakan operasi seperti biopsi
endometrium, kuret, histeroskopi, dan pemasangan IUD (spiral). 85%
kasus terjadi secara spontan pada wanita usia reproduktif yang seksual
aktif.
2. Penyebab
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran
genital bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim.
Butuh waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita
menderita penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering adalah
N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan
peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai
bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut.
Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi
dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan
endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim,
serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri
(darah menstruasi).

D. Unwanted pregnancy dan aborsi


Setiap orang tua merindukan memiliki anak yang sehat dan cerdas. Untuk
itu calon bayi perlu dirawat sejak dalam kandungan bahkan sebelum
terjandinya pembuahan itu sendiri. Kondisi kesehatan (fisik dan mental)
calon ibu jauh sebelum hamil hamil bahkan semasa remaja merupakan
prsayarat bayi yang sehat dan cerdas.
Kesiapan seorang perempuan untuk hamil atau mempunyai
anak ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal yaitu :
1. Kesiapan Fisik
Secara umum, seorang perempuan yang disebut siap secara fisik
jika telah menyelesaikan pertumbuhan, yaitu sekitar usia 20 tahun,
ketika tubuhnya berhenti tumbuh. Sehingga usia 20 tahun bisa
dijadikan pedoman kesiapan fisik.
2. Kesiapan Mental/ emosi/ psikologis
Saat dimana seorang perempuan dan pasangannya merasa telah
ingin mempunyai anak dan merasa telah siap menjadi orang tua
termasuk mengasuh dan mendidik anaknya.
3. Kesiapan social/ ekonomi
Secara ideal jika seorang bayi dilahirkan maka ia akan
membutuhkan tidak hanya kasih saying orang tuanya, tetapi juga
sarana yang membuatnya bisa tumbuh dan berkembang. Bayi
membutuhkan tempat tinggal yang tetap. Karena itu remaja
dikatakan siap jika bisa memenuhi kebutuhan dasar seperti
pakaian, makan-minum, tempat tinggal dan kebutuhan pendidikan
bagi anaknya. Dalam hal ini meskipun seorang remaja perempuan
telah melampaui usia 20 tahun tetapi ia dan pasangannya belum
mampu memenuhi kebutuhan sandang pangan dan tempat tinggal
bagi keluarganya maka ia belum dapat dikatakan siap untuk hamil
dan melahirkan.

2. Jenis-jenis Penyakit Degeneratif


1. Diabetes Mellitus
a. Pengertian
Diabetes mellitus diperoleh dari bahasa latin yang berasal dari kata
Yunani, diabetes, yang berarti pancuran, dan mellitus yang berarti
madu, karena gambaran yang tidak terawat adalah bahwa orang
tersebut mengeluarkan sejumlah besar urine yang mengandung kadar
gula yang tinggi. Urine dari seorang penderita diabetes mengandung
gula, terutama glukosa, karena terjadi kesalahan pada sistem kimiawi
tubuh bagian dalam. terdapat beberapa kemungkinan penyebab
diabetes mellitus, tetapi yang paling umum ditemukan adalah bahwa
gula dalam hal ini glukosa, terkumpul dalam aliran darah dan akan
dibuang dalam urine.1
Menurut American Diabetes Association (ADA) dalam Mayfield
(1998), Diabetes mellitus merupakan kelompok gangguan metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Hiperglikemi kronik
tersebut berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi
beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf dan pembuluh
darah. Jadi pada dasarnya diabetes mellitus adalah sekumpulan gejala
yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah sebagai akibat
difidiensi insulin baik relatif maupun absolut (Perkeni, 2006). 2
Diabetes mellitus bisa juga diartikan sebagai sekelompok penyakit
metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah/
hiperglikema akibat jumlah dan atau fungsi insulin terganggu.
1
2
b. Tipe tipe diabetes mellitus
1) Tipe 1 (Insulin dependent diabetes)
Insulin dependent diabetes paling banyak menyerang orang muda,
walaupun ini dapat juga timbul pada usia beberapa saja, diabetes
tipe 1 menyerang kira-kira 0,25% dari populasi. Kondisi diatas
disebabkan oleh faktor lingkungan, mungkin berupa virus yang
menyerang seseorang yang mudah terkena karena mereka
mempunyai pola gen tertentu.
2) Tipe 2 (Noninsulin dependent diabetes)
Noninsulin dependent diabetes paling banyak menyerang orang
dewasa, walaupun ini dapat timbul pada usia beberapa saja, kira-
kira 4% dari populasi menderita penyakit ini. diabetes tipe 2
biasanya merupakan kondisi yang diturunkan. Biasanya mereka
yang menderita diabetes tipe ini sering mempunyai anggota
keluarga yang juga terkena, sifat dari gen yang menyebabkan
diabetes tipe ini belum diketahui.3
3) Diabetes mellitus gestational (DMG)
Wanita hamil yang belum pernah mengidap diabetes mellitus,
tetapi memiliki angka gula darah cukup tinggi selama kehamilan
dapat dikatakan telah menderita diabetes gestasional, kadar gula
darah biasanya kembali normal setelah melahirkan.
4) Diabetes tipe lain
Penyakit Diabetes mellitus tipe lainnya dapat berupa diabetes
mellitus yang spesifik yang disebabkan oleh berbagai kondisi
seperti kelainan genetik yang dpesifik (ketusakan genetik sel beta
pankreas dan kerja insulin), penyakit pada pankreas, gangguan
endokrin lain, infeksi, obat-obatan dan beberapa bentuk lain yang
jarang terjadi (Karyadi, 2002).4
c. Gejala

3
4
Gejala penyakit diabetes mellitus dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu gejala akut dan kronis :
1) Gejala akut dan tanda dini, meliputi :
a) Penurunan berat badan, rasa lemas dan cepat lelah
b) Sering kencing (poliuri) pada malam hari dengan jumlah air
seni banyak.
c) Banyak minum (polidipsi)
d) Banyak makan (polifagi)
2) Gejala kronis meliputi :
a) Gangguan pengelihatan, berupa pandangan yang kabur dan
menyebabkan sering ganti kacamata.
b) Gangguan saraf tepi berupa rasa kesemutan, terutama pada
malam hari sering terasa sakit dan kesemutan di kaki.
c) Gatal-gatal dan bisul. Gatal umumnya dirasakan pada daerah
lipatan kulit di ketiak, payudara dan alat kelamin. Bisul dan
luka lecet terkena sepatu atau jarum yang lama sembuh.
d) Rasa tebal pada kulit, yang menyebabkan penderita lupa
memakai sandal dan sepatunya.
e) Gangguan fungsi seksual. Dapat berupa gangguan ereksi,
impten yang disebabkan gangguan pada saraf bukan karena
kekurangan hormon seks (testosteron).
f) Keputihan. Pada penderita wanita, keputihan dan gatal sering
dirasakan, hal ini disebabkan daya tahan tubuh penderita
menurun.

d. Faktor risiko diabetees mellitus ada 2:


1) Faktor risiko yang tidak dapat diubah : umur, keturunan.
2) Faktor risiko yang dapat dimodifikasi/ diubah : pola makan yang
salah, aktivitas fisik kurang gerak, obesitas, stres, pemakaian obat-
obatan.
e. Pencegahan
Secara terperinci upaya pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
1) Pencegahan primer
Hal yang perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya diabetes
mellitus adalah melakukan modifikasi gaya hidup, diantaranya
menurunkan berat badan, latihan fisik dan mengurangi konsumsi
lemak dan kalori.
a) Membiasakan makan dengan pola makan gizi seimbang
b) Mempertahankan berat badan dalam batas normal
c) Menghindari zat atau obat yang dapat mencetus timbulnya
diabetes
2) Pencegahan sekunder
Bertujuan mendeteksi diabetes secara dini, mencegah penyakit
tidak menjadi lebih parah dan mencegah timbulnya komplikasi.
Hal yang perlu dilakukan :
a) Tetap melakukan pencegahan primer
b) Pengendalian gula darah agar tidak terjadi komplikasi diabetes
c) Mengatasi gula darah dengan obat-obatan baik oral maupun
suntikan
3) Pencegahan tersier
Bertujuan mencegah kecacatan lebih lanjut dari komplikasi yang
sudah terjadi, seperti pemeriksaan pembuluh darah pada mata
(pemeriksaan funduskopi tiap 6-12 bulan), pemeriksaan otak,
ginjal serta tungkai.5

2. Hipertensi / Tekanan Darah Tinggi


a. Pengertian

5
.
Jika sistem kompleks yang mengatur tekanan darah tidak berjalan
dengan semestinya, maka tekanan dalam arteri akan meningkat.
Peningkatan tekanan dalam arteri yang berlanjut dan menetap disebut
tekanan darah tinggi. dalam istilah kedokteran disebut hipertensi yang
artinya tekanan tinggi dalam arteri (Mayo Clinic, 2002). Tekanan
darah dinyatakan tinggi bila tekanan sistolik adalah 140 mmHg atau
lebih secara terus menerus, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih
secara terus menerus atau keduanya.
Tekanan sistole dan diastole bervariasi untuk tiap individu. Namun
secara umum ditetapkan tekanan darah normal untuk orang dewasa
(>_ 18 tahun) adalah 120/80 mmHg. Menurut WHO, batasan-batasan
nilai sistole dan diastole yaitu :
1. Nilai sistole < 140 mmHg dan diastole < 90 mmHg disebut
normotensi.
2. Sistole berkisar 140-159 mmHg dan diastole antara 91-94 mmHg
disebut perbatasan (border line)
3. Nilai sistole > 95 mmHg disebut hipertensi.
Untuk mengukur tekanan darah secara umum digunakan tensi meter.6
b. Gejala-gejala Hipertensi
Julukan “the silent disease” diberikan kepada penyakit hipertensi
ini. Hal ini sesuai dengan kedatangannya yang tiba-tiba dan tanpa
menunjukkan adanya gejala tertentu. Seringkali para penderita
hipertensi baru menyadari atau mengetahui setelah penyakit hipertensi
yang dideritanya menyebabkan berbagai penyakit komplikasi.
Pada beberapa hipertensi, tekanan darah meningkat dengan cepat
sehingga tekanan diastole menjadi lebih besar dari 140 mmHg
(hipertensi malignant). Gejala yang sering muncul adalah pusing, sakit
kepala, serasa akan pingsan, tinnitus (terdengar suara mendengung
dalam telinga) dan penglihatan menjadi kabur.7
c. Komplikasi
6
7
Tempat-tempat utama yang paling dipengaruhi hipertensi adalah:
pembuluh arteri, jantung, otak, ginjal dan mata.
d. Faktor-faktor resiko hipertensi
1) Faktor yang dikontrol berkaitan dengan gaya hidup
a) Kegemukan (obesitas)
b) Kurang olahraga
c) Konsumsi garam berlebihan
d) Merokok dan mengkonsumsi alkohol
e) Stres
2) Faktor yang tidak dapat dikontrol
a) Keturunan (genetika)
b) Jenis kelamin
c) Umur
e. Pencegahan
Cara terbaik untuk menghindari darah tinggi adalah dengan
mengadopsi pola hidup sehat seperti aktif berolahraga, mengatur diet
(rendah garam, rendah kolestrol dan lemak jenuh) serta
mengupayakan perubahan kondisi (menghindari stress dan mengobati
penyakit).8
3. Aterosklerosis
a. Pengertian
Aterosklerosis adalah suatu kondisi dimana dinding arteri menebal
sebagai dari akumulasi bahan lemak seperti kolestrol. Proses
pengapuran dan penimbunan elemen-elemen kolestrol tidak jarang
sudah mulai terjadi pada usia masih sangat muda. Proses mengerasnya
pembuluh darah merupakan suatu proses yang berjalan diam-diam,
perlahan namun pasti.
b. Faktor resiko
1) Hipertensi
2) Kolestrol dan trigliseride tinggi

8
3) Diabetes
4) Merokok
5) Umur
c. Pencegahan
1) Menjaga pola makan gizi seimbang
2) Makan makanan yang dapat menurunkan kadar kolestrol
3) Menjaga tetap melakukan aktivitas fisik/ berolahraga
4) Mengelola stres
5) Berhenti merokok
6) Menjaga tekanan darah, gula darah dan berat badan tetap normal9
4. Penyakit jantung
a. Pengertian
Penyakit kardiovaskular menyadi penyebab terbesar kematian di
seluruh dunia, penyakit ini menurun di banyak negara berpendapatan
tinggi dan meningkat pada tingkat yang menakjubkan cepat di negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Biasanya penyakit ini
mempengaruhi orang dewasa yang lebih tua.
b. Gejala
Berikut adalah gejala-gejala penyakit jantung (Sutanto, 2010) :
1) Rasa nyeri
2) Sesak nafas
3) Mudah lelah
4) Mudah terkejut dan jantung berdebar
5) Pusing dan pingsan

c. Faktor resiko
Hampir semua penyakit kardiovaskular pada populasi dapat
dijelaskan dalam hal sejumlah faktor resiko: umur, jenis kelamin,
tekanan darah tinggi, kadar kolestrol serum, merokok tembakau,
konsumsi alkohol yang berlebihan, riwayat keluarga, obesitas,

9
kurangnya aktivitas fisik, faktor psikososial, diabetes mellitus, polusi
udara. Sementara kontribusi individu masing-masing faktor resiko
bervariasi antara komunitas yang berbeda atau kelompok etnis
konsistensi kontribusi keseluruhan dari faktor-faktor resiko adalah
sangat kuat. Beberapa faktor-faktor resiko, seperti sejarah usia, jenis
kelamin atau keluarga yang berubah, namun banyak penting faktor
resiko kardiovaskular yang dimodifikasi dengan perubahan gaya
hidup, pengobatan atau perubahan.10
5. Kanker
a. Pengertian
Penyakit kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker
akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali dan akan terus
membelah diri selanjutnya menyusup ke jaringan iket, darah dan
menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan sel normal dapat berubah
menjadi sel kanker antara lain :
1) Kesalahan pertumbuhan atau replikasi yang terjadi pada saat sel-
sel yang mati/ rusak digantikan oleh sel baru.
2) Mutasi/ kesalahan pada gen sel yang merupakan kesalahan
genetika yang diturunkan dari gen orang tua.
3) Adanya faktor luar yang dapat merusak gen sel (bisa berupa virus,
infeksi berkelanjutan, polusi udara dan makanan, radiasi, bahan-
bahan kimia asing yang tidak diperlukan oleh tubuh).
Karsenogenik atau bahan penyebab kanker ini dapat berasal dari
makanan, lingkungan, diturunkan (genetic) atau dari dalam reaksi
tubuh sendiri.
b. Jenis-jenis kanker
1) Karsinoma

10
Jenis kanker yang berasal dari sel yang melapisi permukaan tubuh
atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan seperti sel kulit,
testis, ovarium, kelenjar mucus, sel melamin, payudara, leher
rahim, kolon, rectum, lambung, pancreas, dan esofagus.
2) Limfoma
Kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk darah,
misalnya jaringan limfe, lacteal, limfa, berbagai kelenjar limfe,
timus, dan sumsum tulang. Limfoma spesifik antara lain adalah
penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limfa).
3) Leukemia
Kanken jenis ini tidak membentuk massa tumor, tetapi memenuhi
pembuluh pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel darah
normal.
4) Sarkoma
Jaringan penunjang yang berada dipermukaan tubuh seperti
jaringan ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan diotot dan tulang.
5) Glioma
Kanker susunan syaraf, misalnya sel-sel gila (jaringan penunjang)
di susunan syaraf pusat.
6) Karsinoma in situ
Istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnnormal
yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap
lesi prainvasif (kelainan/ luka yang belum menyebar).
c. Tahap perkembangan
1) Tahap awal (inisiasi)
2) Tahap kedua (progresi)
3) Tahap kerja (metastasi)
d. Gejala
Tanda-tanda/ gejala kanker merupakan awal proses pendeteksian
kanker baik yang berlaku pada penderita kanker awal maupun
penderita kanker yang sudah lama. Tanda-tanda tersebut antara lain
(Budiyanto, 2002) :
1) Pengeluaran darah atau nanah yang tidak normal.
2) Adanya benjolan baru, baik dipayudara atau bagian tubuh lain.
3) Luka yang tidak sembuh-sembuh.
4) Perubahan yang menetap pada pola buang air besar.
5) Suara serak atau batuk menetap.
6) Gangguan menetap pada pencernaan atau adanya kerusakan
menelan.
7) Perubahan pada kulit atau tahi lalat.
8) Rasa nyeri yang sangat sulit untuk diceritakan karena disebabkan
oleh tekanan otot-otot yang ditangkap oleh sensor-sensor syaraf.
e. Faktor resiko
1) Usia
2) Obesitas
3) Merokok
4) Gemetik
f. Pencegahan
Upaya pencegahan penyakit kanker dapat dilakukan dengan
memulai hidup sehat serta menghindari faktor resikonya. Beberapa
upaya pencegahan upaya dapat dilakukan antara lain :
1) Menghindari polusi udara, air dan makanan baik di rumah,
lingkungan sekitar, kantor dan sebagainya.
2) Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan tempat hidup untuk
mencegah infeksi.
3) Memperbaiki konsumsi makanan sehari-hari.
4) Menambah porsi sayuran dan buah-buahan sampai 400-800 gr per
hari (vitamin, mineral, antioksidan dan komponen bioaktif inti
kanker).
5) Mengurangi konsumsi sumber karbohidrat.
6) Menghindari pencemaran dan penggunaan bahan kimia pada
makanan.
7) Menjaga berat badan ideal.
Dari segi pengaturan makanan, beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian adalah :
1) Tingkatkan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang
banyak mengandung serat.
2) Sertakan biji-bijian (whole grains) pada menu makanan setiap
harinya.
3) Batasi konsumsi lemak (3% dari masukan kalori dalam makanan
anda).
4) Tidak mengkonsumsi alkohol.
5) Konsumsi kacang-kacangan 1x sehari.
6) Campurkan rempah-rempah (dari tumbuhan) untuk penyedap
makanan
6. Penyakit stroke
a. Pengertian
Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak berupa kematian
sel – sel saraf neurologic akibat gangguan aliran darah pada salah satu
bagian otak, secara spesifik itu terjadi karena terhentinya aliran darah
ke otak karena sumbatan atau pendarahan. Gangguan saraf /
kelumpuhan yang terjadi bergantung pada bagian otak maka yang
terkena.

b. Jenis – jenis
1) Stroke hemoragik
Pada stroke ini pembuluh darah pecah sehingga aliran darah
menjadi tidak normal, darah yang keluar akan merembes masuk ke
dalam suatu daerah diotak dan merusaknya. Sebagian besar kasus
stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan
kerusakan otak dalam beberapa menit.
2) Stroke non hemoragik
Pada stroke ini aliran darah ke otak terhenti karena
penumpukan kolestrol pada dinding pembuluh darah atau bekuan
darah yang telah menyumbatsuatu pembuluh darah ke otak.
c. Akibat stroke
Stroke dapat menyebabkan edema atau pembengkakan otak.
Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak otak dan memperburuk
kelainan neurologis, meskipun stroke nya sendiri tidak bertambah
luas, kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke lebih
berat atau lebih luas. Berhubungan dengan koma atau stupor dan
sifatnya menetap. Selain itu stroke bisa menyebabkan depresi atau
ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.
d. Gejala dan tanda stroke
Faktor resiko stroke yang tidak dapat diubah adalah usia, jenis
kelamin, ras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke sebelumnya.
Semakin tua usia seseorang akan semakin mudah terkena stroke.
Stroke dapat terjadi pada semua usia, lebih dari 70% kasus stroke
tejadi pada usia diatas 65 tahun. 11
1) Adanya serangan deficit neurologis/ kelumpuhan fokal, seperti
hemiparesis, lumbuh sebelah badan yang kanan atau yang kiri
saja.
2) Baal atau mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa
seperti terken cabai, rasa terbakar.
3) Mulut, lidah mencong bil diluruskan
4) Gangguan menelan, seperti sulit menelan bila minum suka
tersedak
5) Sulit berbahas, gangguan bicara seperti pelo.

11
6) Tidak memahami pembicaraan orang lain.
Gejala stroke dibedakan menjadi ( tiga) macam. Gejala – gejala
stroke muncul akibat dari bagian otak tertentu yang tidak berfungsi
karena aliran darah ke bagian otak terganggu.gejala – gejala yang
muncul bervariasi, tergantung bagian otak yang terganggu.
e. Pencegahan
Upaya pencegahan penyakit stroke ini adalah untuk menurunkan
kejadian penyakit, kecacatan dini dan kematian, sehingga dapat
memperpanjang hidup dengan kualitas yang memadai. Pencegahan
dibagi atas dua kategori yaitu pencegahan primer dan pencegahan
sekunder. Pencegahan primer dilakukan pada mereka yang masih
sehat dan belum pernah mengalami penyakit stroke. Sedangkan
pencegahan sekunder, dilakukan terhadap mereka yang sudah pernah
mengalami penyakit stroke.
7. Osteoporosis
a. Pengertian
Tulang adalah organ tubuh yang sangat penting, fungsi utama nya
adalah penyokong jaringan – jaringan yang lunak, melindungi organ –
organ tubuh yang vital, jaringan yang sangat lunak, misalnya otot,
membantu pergerakan terutama persendian serta membantu
metabolism kalsium dengan adanya pengendapan mineral terutama zat
kapur.
Osteoporosis merupakan kelainan metabolic tulang, ini paling
sering ditemukan pada masyarakat berkembang terutama pada wanita
tua pasca menopause.
Menurut definisi WHO osteoporosis adalah gangguan tulang
dengan ciri penipisan tulang dan gangguan arsitektur tulang yang
berdampak tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
b. Gejala
Perapuhan tulang tidak memberi gejala yang khas sehingga banyak
orang tidak menyadari adanya kemunduran ini.
1) Nyeri pada tulang saat melakukan gerakan atau membungkuk
atau jongkok yang biasanya tidak pernah terjadi
2) Nyeri pada tulang belakang sebagai akibat tulang rawan diantara
ruas tulang belakang semakin tipis dan mengeras.
c. Faktor Resiko
1) Penggunaan obat – obatan
Osteoporosis bisa terjadi karena pengobatan penyakit tertentu
seperti obat kortison yaitu obat untuk penyakit rematik dan asma.
Heparin untuk penyakit jantung dan tekanan darah tinggi ataupun
pengobatan dengan sinar radiasi dan kemoterapi.
2) Usia
Usia lanjut sangat berpotensi untuk terkena osteoporosis
3) Jenis kelamin
Penderita osteoporosis adalah kebanyakan perempuan daripada
laki – laki, hal ini terkait dengan mekanisme penuruna hormone
estrogen pada masa menopause terkait dengan penurunan cepat
mineral kepadatan tulang.
d. Pencegahan
Mencegah osteoporosis harus dimulai sejak usia muda karena
kepadatan tulang terbentuk secara maksimal pada usia 20-35 tahun
dan kemudian stabil sampai menopause.
Pada masa pembentukan tulang tersebut tubuh harus memperoleh
zat – zat gizi yang cukup, melakukan olahraga secara teratur dan
menghindari factor yang menyebabkan osteoporosis.
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup selama masa
pertumbuhan merupakan hal yang baik dilakukan, sehingga tulang
mempunyai simpanan kalsium yang tinggi. Namun bila dikonsumsi
kalsium berkurang maka tubuh akan mengambil kalsium dari tulang.
8. Gout dan hiperurisemia
a. Pengertian
Gout yang berasal dari kata ‘’ Gutta ‘’ yang berarti tetesan. Gout
merupakan salah satu penyakit arthristis (radang sendi). Gout adalah
penyakit kelainan metabolism purin dimana terjadi produksi asam urat
berlebihan atau penumpukan asam urat dalam tubuh secra berlebihan.
Peningkatan produksi asam urat menyebabkan peradangan sendi
dengan pembengkakan sendi.
Penyakit Gout dimasyarakat lebih dikenal dengan istilah penyakit
‘’ asam urat ‘’ hal ini disebabkan karena adanya peningkatan produksi
asam urat.
Asam urat adalah asam yang terbentuk Kristal – Kristal yang
merupakan hasil akhir dari metabolisme yaitu salah satu komponen
asam nukleat yang terdapat pada inti sel – sel tubuh. Secara alamiah,
purin terdapat dalam tubuh dan dijumpai pada semua makanan dari sel
hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah dan kacang –
kacangan) ataupun hewan, jadi asam urat merupakan hasil metabolism
didalam tubuh yang jumlahnya tidak boleh berlebih.
Asam urat merupakan sampah hasil metabolism normal pencernan
protein atau hasil akhir metabolism purin, baik purin berasal dari
bahan makanan maupun purin yang berasal dari pemecahan asam
nukleat tubuh.
b. Gejala asam urat
1) Kesemutan dan linu
2) Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur,
3) Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas,
dan nyeri luar biasa.
c. Pencegahan
Usaha pencegahan terbaik adalah dengan makan tidak berlebihan,
jika sudah terlanjur menderita gangguan asam urat maka sebaiknya
membatasi diri terhadap hal – hal yang dapat memperburuk keadaan.
9. Rheumatoid Arthritis
a. Pengertian
Rheumatoid arthritis ( RA) adalah gangguan kronis, inflamasi
sistematik yang dapat mempengaruhi banyak jaringan dan organ.
Tetapi terutama menyerang fleksibel sendi. Proses ini melibatkan
suatu respon inflamasi dari kapsul sekitar sendi sekunder
pembengkakan sel synovial, cairan synovial berlebih, dan
pengembangan jaringan fibrosa disinovium.
Penyakit ini juga dapat menghasilkan peradangan difus diparu –
paru, membrane disekitar jantung, selaput paru – paru, dan putih mata.
b. Gejala
Gejala awal Rheumatoid arthritis ( RA) meliputi kelelahan, nyeri
sendi dan kekakuan. Gejala lainnya yang mungkin dirasakan seperti
flu, dengan perasaan sakit, nyeri otot dan kehilangan nafsu makan.
c. Pencegahan
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan
mengurangi factor resiko seperti mengatasi obesitas, melakukan
aktivitas fisik, mengontrol factor metabolic seperti asam urat, lemak
dan gula darah.

3. Cara Mencegah Penyakit Degeneratif


Faktor-faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola
makan yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, serta konsumsi rokok. Pada
pola makan yang tidak sehat misalnya mengkonsumsi makanan berlemak
jenuh seperti junk food serta makanan berkolestrol lainnya. Modernisasi
pekerjaan yang serba elektronik mendorong banyaknya jenis pekerjaan yang
tidak banyak mengeluarkan tenaga sehingga berkurang aktifitas fisik. Ada
tiga cara upaya-upaya pencegahan penyakit degeneratif, yakni melakukan
pola makan yang baik, olah raga yang teratur, dan tidak mengkonsumsi
rokok.
Cara orang-orang Jepang mencegah Penyakit Degeneratif adalah banyak
mengkonsumsi ikan. Penduduk Jepang setiap hari mengonsumsi ikan dan
rumput laut. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu protein
ikan setingkat dengan mutu protein daging, sedikit di bawah mutu protein
telur dan di atas mutu protein serelia dan kacang-kacangan. Ikan adalah
sumber protein dan memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang
mempunyai peran dalam pencegahan penyakit generatif, seperti jantung
koroner, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, kanker. Mengkonsumsi ikan
sejak usia muda juga dapat menunjang perkembangan kesehatan dan
kecerdasan otak.
Sebagian masyarakat di Indonesia rajin mengkonsumsi kedelai bubuk
sebagai therapy nutrisi untuk Penyakit Degeneratif, seperti hipertensi,
strooke, diabetes dan kegemukan. Bubuk kedelai ditengarai mengandung
banyak vitamin dan mineral serta unsur-unsur lainnya yang terkandung
didalamnya. Kedelai bubuk banyak digunakan orang untuk meningkatkan
vitalitas kebugaran dan imunitas daya tahan tubuh, serta mencegah gangguan
pencernaan.
Berikut ini, ada beberapa tips cara hidup yang dapat kita lakukan agar
terhindar dari berbagai macam penyakit degeneratif : 12
1. Batasi asupan gula (baik camilan, soft drink, coklat, dll)
2. Kurangi asupan purin (dari bahan makanan, misalnya jerohan, alkohol,
sarden burung dara, ungags, kaldu daging, emping, tape)
3. Diet rendah lemak. (lemak tinggi pada kuning telur, keju, kepiting,
udang, kerang, cumi, susu dan santan)
4. Cegah kegemukan (untuk orang asia BMI ideal = 8,5-22,9 kgm2)
5. Hindari asupan garam yang berlebihan
6. Berhenti merokok
7. Latihan/olahraga harian 300 kkl perhari atau jalan 3 km.
8. Tidur 6 jam/hari
9. Berhenti minum alkohol
10. Medical check up teratur, terutama yang berusia > 40 tahun, lakukan tiap
tiga, enam dan dua belas bulanan.
Upaya preventif penyakit degenerative

12
1. Merubah gaya hidup
Perubahan gaya hidup merupakan kunci utama keberhasilan
pencegahan penyakit degenerative. Istilah perubahan gaya hidup atau
perubahan kebiasaan (behavior) mencakup tiga hal penting yaitu : diet,
aktivitas fisik, dan perubahan kebiasaan.
2. Atasi obesitas
Untuk mengatasi obesitas secara tepat, diperlukan usaha – usaha
yang dapat membantu diri sendiri sehingga memberikan hasil yang baik,
beberapa upaya yang mendukung keberhasilan penurunan berat badan
dalam mengatasi obesitas, yaitu :
a. Membuat komitmen
Kita harus benar – benar termotivasi menurunkan berat badan karena
itu keinginan kita sendiri, bukan keinginan orang lain.
b. Berfikirlah positif
Hal yang memberatkan dalam melakukan sesuatu adalah melepaskan
kebiasaan yang umumnya terasa lebih baik daripada yang dilakukan
sekarang. Untuk dapat berfikir positif sebaiknya jangan memikirkan
kenikmatan yang terlepas selama menurunkan berat badan. Tapi
berkonsentrasilah pada kemajuan yang dicapai.
3. Kendalikan stress
Kebanyakan orang mengalami tingkat kecemasan yang diakibatkan
oleh tekanan – tekanan dalam masyarakat yang semakin rumit,
kompetitif dan tidak selalu mendukung.
Stress mempunyai pengaruh yang besar terhadap metabolism tubuh
karena akan menguras vitamin dan mineral, stress merangsang
pengeluaran hormone adrenalin secara berlebihan, sementara untuk
memproduksi hormone tersebut dibutuhkan vitamin b, mineral, zinc,
kalium dan kalsium. Stress dapat menguras zat – zat yang dibutuhkan
untuk memproduksi hormone tersebut.
Ada tiga macam stress yaitu stress biologis ( infeksi disebabkan
oleh bakteri, jamur maupun virus), stress psikis (mental, kejiwaan dan
emosional) dan stress fisik. Ketiga jenis stress ini dapat mengakibatkan
hati memproduksi radikal bebas secara berlebihan dan juga dapat
melemahkan system imunitas tubuh sehingga terjadi gangguan
keseimbangan hormone yang mengakibatkan terganggunya fungsi tubuh.
Stress psikis yang tidak terkontrol menimbulkan kesan pada tubuh
adanya keadaan bahaya dan gawat darurat, sehingga memicu
dilepaskanya hormone – hormone kewaspadaan secara berlebihan yang
berdampak buruk pada tubuh.
Stress dapat dihindari dengan cara menghindari gaya hidup dan
berupaya untuk melakukan kegiatan relaksasi serta tidur yang cukup.
4. Melakukan Aktifitas fisik dan olahraga secara teratur
Aktivitas fisik mencakup semua olahraga, semua gerakan tubuh,
semua pekerjaan, rekreasi kegiatan sehari – hari.13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

13
Jenis – jenis penyakit dalam kesehatan reproduksi adalah infertilitas,
Seksual Trasmiled Desease (STD)/ Infeksi menular Seksual (IMS), Gangguan
haid pre, Gangguan Haid, Gangguan Menopose, Pelvic inflkamatry Deseases
(PID), Unwanted pregnancy dan aborsi dan Hormon Rekancement Therapy
(HRT) (Maryam, 2020).
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan
pada seiring bertambahnya usia maupun gaya hidup yang tidak sehat. Namun ada
kalanya juga bisa terjadi pada usia muda, akibat yang ditimbulkan adalah
penurunan derajat kesehatan yang biasanya diikuti dengan penyakit.
Adapun faktor penyakit degeneratif adalah gaya hidup tidak sehat, pola
makan yang tidak sehat, makanan teroksidasi, genetik, obesitas, paparan Zat
kimia, polusi udara, radikal bebas.
Jenis-jenis penyakit degeneratif diantaranya: Diabetes Mellitus,
Hipertensi/ Tekanan Darah Tinggi, Aterosklerosis, Penyakit jantung, Kanker,
Penyakit stroke, Osteoporosis, Gout dan Hiperurisemia, Reumatoid Arthitis.
Upaya prefentif untuk mencegah terjadinya penyakit degeneratif adalah
merubah gaya hidup, atasi obesitas, kendalikan stress, melakukan aktifitas fisik
dan olahraga secara teratur.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Ruswana. Diagnostik klinik dan penilaian Infertilitas. Subbagian


fertilitas dan endokrinologi reproduksi bagian obstetri dan
ginekologi fakultas kedokteran unpad. 2020. Bandung

Kebijakan dan Strategi NasionalKesehatan Reproduksi di indonesia.2018.


Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanganan Penyakit Menular


Seksual. 2018.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai